OLEH:
KELAS: A
Penelitian di bidang teknologi nano yang berkembang pesat dalam dekade terakhir
merupakan tantangan dan peluang bagi Indonesia untuk ikut berperan dalam pasar dunia.
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji prospek penerapan teknologi nano, khususnya pada
bidang pertanian dan pengolahan pangan. Kajian dilakukan melalui studi pustaka yang
relevan dengan penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi nano, khususnya
pada bidang pertanian dan pengolahan pangan di Indonesia.
Hasil pengkajian menunjukkan teknologi nano mempunyai prospek yang cerah
untuk diterapkan di Indonesia, namun penelitian, pengembangan, dan penerapannya di
Indonesia berkembang lambat dan lebih terfokus pada bidang selain pertanian dan
pengolahan pangan, seperti elektronik, energi, kedokteran, dan farmasi. Hambatan
perkembangan teknologi nano di Indonesia antara lain (1) fasilitas (sarana dan prasarana)
teknologi nano yang kurang memadai dan tersebar di sejumlah institusi; (2) kurangnya
sinergisme antarlembaga riset teknologi nano; (3) sumber daya manusia (SDM) yang
kurang mendukung; dan (4) anggaran yang kurang memadai. Sejumlah studi
mengungkapkan penerapan teknologi nano pada bidang pertanian dan pengolahan pangan
di Indonesia, seperti pupuk, antioksidan, pengawet makanan, fortifikasi, pangan
fungsional, nutrasetikal, dan kemasan pintar.
Dalam rangka mendorong penerapan teknologi nano pada agroindustri nasional
maka peningkatan penguasaan teknologi nano di bidang pertanian perlu terus diupayakan
dan dapat ditempuh melalui (a) membangun jaringan riset teknologi nano pada lingkup
nasional, (b) sosialisasi teknologi nano dan potensi pemanfaatannya di bidang pertanian,
(c) memperkuat SDM teknologi nano, (d) mengembangkan sinergi penelitian teknologi
nano, (e) mengembangkan tata kelola penelitian teknologi nano pada lingkup Badan
Litbang Pertanian, (f) menetapkan prioritas penelitian teknologi nano, dan (g)
mengembangkan kerja sama dengan pihak swasta.
Komentar:
Judul yang diangkat dalam artikel ini tergelong menarik, Tulisan ini mengkaji perkembangan
penelitian dan pengembangan, serta penerapan teknologi nano, khususnya dalam bidang
pertanian dan pengolahan pangan. Secara khusus tulisan ini membahas bagaimana peran
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, dalam penelitian dan
pengembangan, serta penerapan teknologi nano pada bidang pertanian dan pengolahan
pangan di Indonesia. Kajian dilakukan melalui studi literatur yang relevan dengan penelitian
dan pengembangan, serta penerapan teknologi nano, khususnya dalam bidang pertanian dan
pengolahan pangan. Kajian data dalam artikel ini tergolong lengkap ditunjang dengan fakta-
fakta empiris dan data dalam bentuk tabel dan juga grafik. Dengan adanya tulisan ini mampu
memberikan pengetahuan tentang teknologi nano dalam bidang pertanian dan pangan.
Tulisan mengenai analisa resiko pengeruh partikel nano terhadap kesehatan manusia
mengulas tentang resiko potensial pengguaan nano material pada mahkluk hidup. Metode
yang digunakan dalam penulisan ini yaitu metode study pustaka, dalam tulisan ini memuat
karakteristik nanoteknologi dan analisa resiko dari penggunaan nanoteknologi. Perlu
ditambahkan fakta-fakta atau data mengenai resiko nanoteknologi, sebab dalam tulisan ini
data yang disampaikan masih kurang untuk menggambarkan isi dari tulisan ini, serta daftar
pustaka yang dimuat juga masih sedikit.
Salah satu trend baru abad ini dalam bidang kosmetologi adalah pembuatan
kosmetik yang berisi partikel berukuran nano, yang kerap disebut sebagai nano-
technology particles. Kosmetik dengan ukuran nano disebut sebagai nano cosmetics.
Teknologi pembuatan yang canggih dan rumit mengakibatkan harganya mahal.
Pembuatan kosmetik dengan partikel nano bertujuan awal menjadikan kosmetik lebih
baik dari yang ada sekarang. Kosmetik dalam ukuran nano menyebabkan penampilan
lebih baik, lembut, sangat halus, transparan dan translusent. Partikel kosmetik dapat
masuk ke lapisan lebih dalam dari lapisan epidermis sehingga efektifitas meningkat.
Kapasitas kosmetik dengan partikel nano juga bertambah karena ukuran yang sangat kecil
sehingga dapat diisi oleh komponen yang lebih banyak. Namun karena berukuran sangat
kecil, partikel mampu menembus lebih dalam ke dermis dan subkutis, bahkan ke
pembuluh darah, menembus dinding sel darah, menembus dinding sel organ dalam, sel
alveoli paru-paru, sel susunan saraf pusat dan sampai ke DNA. Dengan demikian risiko
jangka panjang berupa kerusakan sel-sel traktus respiratorius, toksisitas semua sel di
jaringan tubuh, kerusakan DNA, karsinogenitas dan gangguan janin dalam kehamilan,
harus dipertimbangkan. Di samping itu, dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup
akibat kematian berbagai mikroba. Kerusakan organ tubuh yang diperkirakan akan terjadi
tersebut sekarang masih sedang diamati. Uni Eropa telah memberlakukan peraturan yang
memerlukan tes keamanan baru dan labeling bagi kosmetik yang mengandung partikel
nano. Otoritas negara Amerika Serikat, Kanada, Jepang serta asosiasi industri kosmetik
setuju untuk membuat daftar inventaris dalam teknologi nano yang masuk dalam produk
kosmetik. Di Indonesia sepanjang pengetahuan penulis pihak otoritas kosmetik yaitu
BPOM RI masih belum menentukan sikapnya.
Komentar
Artikel ini relevan dengan kondisi saat ini, dimana produk kosmetik merupakan barang
yang sudah tidak asing di masyarakat khususnya untuk perempuan. Penggunaan
kosmetik dengan nanomaterial di klaim dapat memberikan efek makeup yang lebih indah
dan lebih halus, namun dampak penggunaannya masih menjadi polemik, sebab partikel
nano sifatnya takdapat diprediksi. Dari tulisan ini dapat memilih jenis kosmetik yang
cocok dan mengetahui dampak positif maupun negatif dari teknologi nano dalam
kosmetik. Data yang sampaikan juga telah menggambarkan fenomena yang ada.
Penulisan runtut, dan mudah dipahami.
Penggunaan obat herbal dalam beberapa waktu terakhir mulai meningkat di dunia
khususnya di berbagai negara seperti Indonesia, China dan India. Penggunaan obat herbal
mengalami peningkatan karena memiliki efek farmakologi hampir pada semua penyakit
dengan efek samping yang ringan. Permasalahan umum dalam obat herbal yaitu
bioavailabilitas, kelarutan, absorbsi zat aktif dan stabilitas yang rendah . Untuk
mengatasi permasalahan ini maka dilakukan pengembangan terhadap teknologi yang
digunakan untuk formulasi obat herbal. Salah satu contoh yaitu teknologi nano.
Teknologi nano adalah suatu teknologi dimana partikel obat dibuat dalam skala nano (10
nm – 1000nm). Penggunaan teknologi nano diharapkan dapat mengatasi masalah dalam
obat herbal serta meningkatkan efek terapi dan mengurangi toksisitas. Contoh teknologi
nano yang dapat digunakan yaitu polimer nanopartikel, solid lipid nanopartikel, magnetik
nanopartikel dan lain-lain. Teknologi nano dibuat dengan meggunakan metode preparasi
yang cocok untuk setiap jenis obat herbal.
Komentar :
Tulisan ini memuat penggunaan nanoteknologi pada obat herbal. Dimana pada saat ini
penggunaan obat herbal di dunia telaah meningkat. Pemanfaatan teknologi nano dalam obat
herbal akan meningkatkan performa dari obat tersebut. Dalam tulisan ini juga disampaikan
metode preparasi yang cocok untuk tiap jenis obat herbal. Secara umum penulisan artikel ini
sudah jelas menggambarkan isinya dan pemaparannya sangat bermanfaat bagi pembaca
dimana akan menambah wawasan pembaca akan nanoteknologi dalam obat herbal.