Makalah Proyek Kesling SMT 5
Makalah Proyek Kesling SMT 5
Makalah Proyek
Oleh :
Offering K
Nadilah Nur Anggraeni 170342615521
Abstrak. Kejadian diare di Indonesia sebagai negara berkembang sampai saat ini masih menjadi
salah satu penyebab kasus kematian apabila tidak ditangani dan diobati secara cepat dan tepat. Diare
menjangkit manusia pada berbagai rentang usia, mulai dari bayi hingga lanjut usia. Diare terjadi di
masyarakat pada umumnya menjangkit anak usia sekolah dasar, karena mereka berada pada usia aktif
bermain dan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara faktor lingkungan
dan faktor sosiodemografi terkait kasus pernah diare pada anak sekolah dasardi Kabupaten Malang.
Penelitian ini dilakukan Agustus sampai Oktober. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi cross
sectional menggunakan 73 sampel, data diambil secara accidental sampling dengan memberikan
kuesioner untuk faktor lingkungan dan kejadian diare dan check list untuk faktor sosiodemografi.
Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara sumber air minum, jenis tempat pembuangan
tinja, tingkat pendidikan ibu, umur ibu terhadap kasus pernah diare yang terjadi pada anak sekolah
dasar di Kabupaten Malang.
Abstract. The incidence of diarrhea in Indonesia as a developing country is still one of the causes of
death cases if it is not treated and treated quickly and appropriately. Diarrhea infects humans in
various age ranges, from infants to the elderly. Diarrhea occurs in the community at large outbreaks
of primary school age children, because they are at an active age of playing and learning. This study
aims to explain the relationship between environmental factors and sociodemographic factors related
to cases of diarrhea in elementary school children in Malang Regency. This research was conducted
from August to October. This study use a cross sectional study approach using 73 samples, data taken
by accidental sampling by giving questionnaires to environmental factors and the incidence of
diarrhea and a check list for sociodemographic factors. The results of the analysis showed that there
was no relationship between the source of drinking water, the type of fecal disposal site, the level of
mother's education, the age of the mother towards cases of diarrhea that had occurred in elementary
school children in Malang Regency.
Kejadian diare di Indonesia sebagai negara berkembang sampai saat ini masih menjadi
salah satu penyebab kasus kematian apabila tidak ditangani dan diobati secara cepat dan
tepat. Diare dapat menjangkit manusia pada berbagai rentang usia, mulai dari bayi hingga
lanjut usia. Diare terjadi di masyarakat pada umumnya menjangkit anak usia sekolah dasar,
karena mereka berada pada usia aktif bermain dan belajar. Sebagaian besar kematian akibat
diare terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah atau disebut dengan Low and
Middle Income Countries (LMIC), walaupun di negara berpenghasilan tinggi atau disebut
dengan High Income Countries (HIC) kejadian diare jarang berakibat fatal [1]. Banyak kasus
diare yang tidak tertangani dengan tepat sehingga menyebabkan kematian pada anak usia
sekolah dasar. Sebanyak 51 % (0-676 juta) kematian akibat diare terjadi di India, Nigeria,
Afghanistan, Pakistan, dan Ethiopia [2]. Upaya kesehatan masyarakat yang ketat
menghasilkan penurunan angka kematian yang signifikan pada penyakit diare selama 20
tahun terakhir, namun penyakit ini terus menyebabkan beban penyakit global utama,
terutama pada anak di bawah usia 5 tahun [3].
Diare akan berdampak pada munculnya permasalahan baru misalnya malnutrisi yang
menunjukkan tanda berkurangnya nafsu makan, asupan energi, kehilangan nutrisi hingga
mal-penyerapan. Permasalahan diare ini pada umumnya berhubungan dengan air, sanitasi,
dan kebersihan lingkungan [4]. Kebersihan dalam konsumsi air di masyarakat pada
umumnya kurang mendapat perhatian, mengingat di masyarakat sekitar fasilitas sungai dan
sumber air lainnya sangat penting dalam berbagai sektor kehidupan. Pembuatan sanitasi
menjadi permasalahan utama dalam masyarakat yang memiliki lahan atau pekarangan rumah
yang tidak cukup luas, sehingga akan berdampak pada kontaminasi bakteri pada sumber air
yang ada. Kondisi yang kurang sehat terkait sumber air, metode penjernihan air, dan sanitasi
ditemukan secara signifikan terkait dengan adanya diare di lingkungan rumah tangga dan
hampir setengah dari kasus diare tidak meminum obat apapun [5].
Faktor penting untuk pengurangan angka kematian akibat diare adalah pengenalan
tentang terapi rehidrasi oral atau disebut dengan Oral Rehydration Therapy (ORT) [6]. Air,
sanitasi, dan kebersihan lingkungan menjadi tiga dimensi dasar dari kesehatan masyarakat
dan di dalamnya memiliki konsekuensi pada kesehatan [7]. Perbaikan mengenai hal tersebut
memiliki dampak dalam mengurangi kejadian diare terutama pada anak. Pengelolaan sampah
dan pembuangan limbah rumah tangga yang tidak tepat di lingkungan masyarakat dapat
menyebabkan faktor timbulnya diare, hal ini karena vektor lalat yang hinggap di sampah dan
limbah kemudian hinggap pada makanan dan minuman yang dikonsumsi [8]. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetehui hubungan faktor lingkungan dan faktor sosiodemografi terkait
kasus pernah diare pada anak sekolah dasar di Desa Penarukan, Kecamatan Kepanjen,
Kabupaten Malang.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ada hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare pada anak sekolah
dasar di Kabupaten Malang?
2. Apakah ada hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja dengan kejadian diare pada
anak sekolah dasar di Kabupaten Malang?
3. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare pada anak
sekolah dasar di Kabupaten Malang?
4. Apakah ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian diare pada anak sekolah dasar di
Kabupaten Malang?
TUJUAN
1. Untuk mengetahui hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare pada anak
sekolah dasar di Kabupaten Malang.
2. Untuk mengetahui hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja dengan kejadian diare
pada anak sekolah dasar di Kabupaten Malang.
3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare pada
anak sekolah dasar di Kabupaten Malang.
4. Untuk mengetahui hubungan antara umur ibu dengan kejadian diare pada anak sekolah
dasar di Kabupaten Malang.
HIPOTESIS
1. H0 : Tidak ada hubungan antara sumber air minum dan kejadian diare pada anak sekolah
dasar di Kabupaten Malang.
H1 : Ada hubungan antara sumber air minum dan kejadian diare pada anak sekolah dasar
di Kabupaten Malang.
2. H0 : Tidak ada hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja dengan kejadian diare
pada anak sekolah dasar di Kabupaten Malang.
H1 : Ada hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja dengan kejadian diare pada
anak sekolah dasar di Kabupaten Malang.
3. H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan kejadian diare pada anak
sekolah dasar di Kabupaten Malang.
H1 : Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan kejadian diare pada anak sekolah
dasar di Kabupaten Malang.
4. H0 : Tidak ada hubungan antara umur ibu dan kejadian diare pada anak sekolah dasar di
Kabupaten Malang.
H1 : Ada hubungan antara umur ibu dan kejadian diare pada anak sekolah dasar di
Kabupaten Malang.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Populasi dari penelitian ini yaitu ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Penarukan RT
3/RW 2 yang memiliki anak sekolah dasar usia 7 sampai 10 tahun. Besar sampelnya yaitu
sebanyak 73 ibu rumah tangga yang memiliki anak sekolah dasar yang pernah mengalami
diare lebih dari dua kali dalam sehari serta dalam kurun waktu tiga bulan terakhir di Desa
Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang yang diambil secara accidental
sampling atau kebetulan. Rumus besar sampel yang digunakan yaitu:
N
n = 1+N(e)2
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = Jumlah populasi
1. Pengumpulan data melalui pengisian kuesioner yang meliputi kejadian diare, sumber air
minum, jenis tempat pembuangan tinja [9]. Pengisian check list yang meliputi tingkat
pendidikan ibu [10] dan umur ibu [11].
2. Berkunjung ke kantor Kelurahan untuk meminta data demografi desa tersebut.
3. Pengambilan data dengan mencari ibu rumah tangga yang masuk dalam kriteria
penelitian untuk mengisi kuesioner.
4. Mendokumentasikan kegiatan selama penelitian.
5. Menganalisis data yang telah didapatkan.
Analisis Data
Data yang telah didapatkan dianalisis menggunakan program SPSS analisis bivariat
dengan menggunakan uji chi square. Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat
signifikansi sebesar 95%, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Analisis Hubungan antara Sumber Air Minum dengan Kejadian Diare
pada Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Malang
Sumber Air Kejadian Diare Jumlah p-value
Minum Diare Tidak Diare
n % n % n %
Sumber air terbuka 6 21,4 22 78,6 28 100 0,883
Sumber air tertutup 9 20 36 80 45 100
Berdasarkan (Tabel 1) di atas, ibu yang menggunakan sumber air terbuka dan
anaknya mengalami diare sebanyak 6 anak (21,4%), sedangkan ibu yang menggunakan
sumber air tertutup dan anaknya mengalami diare sebanyak 9 anak (20%). Hasil analisis
menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,883 yang artinya lebih besar dari 0,05,
sehingga tidak ada hubungan antara sumber air minum dan kejadian diare pada anak
sekolah dasar di Kabupaten Malang.
Tabel 2. Analisis Hubungan antara Jenis Tempat Pembuangan Tinja dengan
Kejadian Diare pada Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Malang
Jenis Tempat Kejadian Diare Jumlah p-value
Pembuangan Tinja Diare Tidak Diare
n % n % n %
Jamban tidak sehat 1 14,3 6 85,7 7 100 0,666
Berdasarkan (Tabel 4) di atas, ibu yang memiliki umur 20-35 dan anaknya
mengalami diare sebanyak 13 anak (27%), sedangkan ibu yang memiliki umur lebih dari
35 tahun anaknya mengalami diare sebanyak 2 anak (8%). Hasil analisis menunjukkan
bahwa nilai p-value sebesar 0,056 yang artinya lebih besar dari 0,05, sehingga tidak ada
hubungan antara umur ibu dengan kejadian diare pada anak sekolah dasar di Kabupaten
Malang.
PEMBAHASAN
Sumber air yang digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan memasak dan minum
harus memenuhi persyaratan. Diare dikaitkan dengan sumber air yang digunakan dalam
rumah tangga serta cara pengolahan air yang tidak mendidih. Gangguan yang terjadi pada
sumber air mempengaruhi kualitas air karena kemungkinan masuknya kontaminan ke dalam
jaringan distribusi pada saat tekanan rendah, dan terjadi kebocoran pada saluran distribusi
[12]. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara sumber air dan kejadian
diare, hal ini sesuai dengan pendapat dari [13] yang mengatakan bahwa meskipun sumber air
dalam kondisi tertutup risiko diare tetap dapat terjadi. Ada 2 kemungkinan yang menjelaskan
hal ini dapat terjadi karena yang pertama pasokan air bersih yang tidak lancar karena tekanan
air yang rendah, kedua karena pasokan air yang tidak lancar sehingga mengharuskan
masyarakat untuk menampung dan menyimpan air, sehingga risiko kontaminasi
mikroorganisme patogen tetap akan terjadi [14]. Peran pengolahan air minum hingga
mendidih menjadi faktor yang mengurangi risiko terjadinya diare karena transmisi
mikroorgansime patogen ke dalam sumber air minum [15].
Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja
dengan kejadian diare, hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh [16]
mengungkapkan bahwa septic tank dan saluran pembuangan yang dekat dengan sumber air
terutama sumur adalah penyebab utama kontaminasi mikrorganisme patogen, selain itu
konstruksi sumur dan curah hujan juga dapat memfasilitasi kontaminasi mikroorganisme
patogen, kurangnya kebersihan jamban juga berkontribusi terhadap infeksi mikroorganisme
patogen.
Hasil analisis menujukkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan
kejadian diare, hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh [17] yang
mengatakan bahwa anak dari ibu yang berpendidikan tingkat menengah atau lebih tinggi
menderita diare lebih sedikit dibandingkan dengan anak-anak dari ibu dengan pendidikan
kurang. Ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki pengetahuan tentang
pencegahan diare [18].
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur ibu dengan
kejadian diare pada anak hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh [19] yang
mengatakan bahwa risiko diare pada anak terus menurun dengan usia ibu, anak yang
memiliki ibu dengan usia yang masih muda akan berisiko tinggi diare sedangkan anak dari
ibu yang berusia 35 tahun atau lebih akan memiliki risiko kemungkinan diare rendah. Hal ini
dapat dikatakan bahwa ibu yang berusia lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak
dalam mengasuh anak dan lebih hati-hati terhadap risiko diare sehingga kejadian diare lebih
rendah. Penelitian yang dilakukan oleh [20] juga menunjukkan hasil bahwa anak dari ibu
yang berusia lebih muda dilaporkan mengalami kejadian diae lebih sering daripada anak dari
ibu yang berusia lebih tua, menurut [21] hal itu dapat dijelaskan karena ibu yang lebih muda
masih kurang dalam hal pengalaman dalam mengasuh anak.
SIMPULAN
1. Tidak ada hubungan antara sumber air dan kejadian diare pada anak sekolah dasar di
Kabupaten Malang.
2. Tidak ada hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja dengan kejadian diare pada
anak sekolah dasar di Kabupaten Malang.
3. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare pada anak
sekolah dasar di Kabupaten Malang.
4. Tidak ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian diare pada anak sekolah dasar di
Kabupaten Malang.
ACKNOWLEDGEMENT
[3] GBD 2015 Eastern Mediterranean Region Diarrhea Collaborators 2018 Burden
Of Diarrhea in The Eastern Mediterranean Region, 1990–2015: Findings from the
Global Burden of Disease 2015 study International Journal of Public Health 63
109–21
[6] Munos M K, Walker C L F and Black R E 2010 The effect of oral rehydration
solution and recommended home fluids on diarrhoea mortality International
Journal of Epidemiology 39 i75–87
[8] Hartati S and Nurazila N 2018 Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru Jurnal Endurance 3 400
[10] Yu J-X, Zhu W-P, Ye C-C, Xue C-Y, Lai S-J, Zhang H-L, Zhang Z-K, Geng
Q-B, Yang W-Z, Sun Q and Li Z-J 2017 A Cross-Sectional Study Of Acute
Diarrhea in Pudong, Shanghai, China: Prevalence, Risk Factors, and Healthcare-
Seeking Practices Epidemiology and Infection 145 2735–44
[21] Finlay J E, Ozaltin E and Canning D 2011 The association of maternal age
with infant mortality, child anthropometric failure, diarrhoea and anaemia for first
births: evidence from 55 low- and middle-income countries BMJ Open 1
e000226–e000226
No Variabel Subvariabel Definisi Indikator Skala Variabel dan Cara atau
. (Dimensi) Opersional Pilihan Jawaban Instrumen
Pengambilan
Data
Tanggal observasi :
Identitas Responden :
1. Nama responden :
2. Umur anak :
3. Alamat rumah :
A. Petunjuk Umum Pengisian Check list Pendidikan Terakhir dan Umur:
1. Bacalah dengan seksama lembar Check list dan beri tanda (√) untuk
jawaban yang anda anggap sesuai
2. Opsi jawaban dalam Check list pendidikan terakhir ini yaitu:
(1) SD
(2) SMP dan SMA
(3) Perguruan Tinggi
3. Opsi jawaban dalam Check list umur ini yaitu:
(1) <20 tahun
(2) 20-35 tahun
(3) >35 tahun
4. Lembar Check list yang telah diisi harap dikembalikan kepada observer
B. Tabel Check list Pendidikan Terakhir dan Umur Ibu (Yu, dkk.,2015;
Beyene & Melku, 2018)
Pendidikan Terakhir (1)
(2)
(3)
Umur (1)
(2)
(3)
KUESIONER FAKTOR LINGKUNGAN
No. kuesioner :
Tanggal observasi :
Identitas Responden :
1. Nama responden :
2. Alamat rumah :
A. Petunjuk Umum Pengisian kuesioner sumber air minum dan jenis tempat
pembuangan tinja:
1. Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan dalam lembar kuesioner
berikut dan beri tanda (X) untuk jawaban yang anda anggap sesuai
B. Kuesioner sumber air minum (Ayele, dkk.,2014)
1. Berasal dari manakah sumber air yang Ibu beserta seluruh anggota keluarga
gunakan setiap hari ?
a. PDAM
b. Sungai
c. Sumur
2. Sumber air minum yang Ibu gunakan untuk memasak setiap hari berasal dari
mana ?
a. Sumur
b. Sungai
c. PDAM
3. Apabila Ibu menggunakan sumber air sumur, berapa jarak anatara sumber air
dengan tempat pembuangan tinja?
a. < 10 meter
b. ≥ 10 meter
4. Apakah ibu memasak sumber air untuk dikonsumsi hingga mendidih ?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah wadah penampung sumber air yang digunakan untuk konsumsi dalam
keadaan tertutup ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah wadah penampung sumber air yang digunakan untuk konsumsi
dikuras secara berkala?
a. Ya
b. Tidak
No. kuesioner :
Tanggal observasi :
Identitas Responden :
1. Nama responden :
3. Alamat rumah :
Count
Kejadian Diare
Total 15 58 73
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 73
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,75.
Count
Kejadian Diare
Total 15 58 73
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 73
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,44.
Count
Kejadian Diare
Sedang 11 47 58
Tinggi 2 2 4
Total 15 58 73
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 73
4. Hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan kejadian diare pada anak
sekolah dasar di kabupaten malang
Count
Kejadian Diare
>35 Tahun 2 23 25
Total 15 58 73
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 73
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,14.