Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI ALKALOID PADATANAMAN ALANG-ALANG

(Imperatacylindrica L.)

Algy Rama Bintara


(17020200003)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA
2019
ABSTRAK

Berbagai jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai obat yang kita kenal sebagai obat
tradisional. Penggunaan obat tradisional oleh masyarakat sampai sekarang terus
meningkat. Indonesia sangat kaya dengan tanaman yang digunakan sebagai obat. Salah satu
tanaman yang biasa digunakan sebagai obat oleh masyarakat Indonesia untuk berbagai
macam keluhan dan penyakit adalah tanaman alang-alang (Imperata Cylindrica L. Beauv).
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memberikan informasi tentang manfaat
senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid yang terdapat pada tanaman alang-alang.
BAB I
PENDAHULUAN

Alang-alang (Imperatacylindrica) adalah jenis tanaman pionir yang menyukai sinar


matahari dengan bagian yang mudah terbakar di atas tanah dan akar rimpang yang
menyebarluas di bawah permukaan tanah. Alang-alang memiliki ketahanan yang tinggi,
sehingga tanaman lain harus bersaing dalam memperoleh air, unsure hara, dan cahaya
matahari Jenis tanaman tersebut memberikan pengaruh negative terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman lain di sekitarnya, hal ini dikarenakan alang-alang merupakan
tumbuhan pengganggu yang mampu melepaskan senyawa alelopati.

Alang-alang tumbuh berumpun, tunas batang (yang membawa bunga) tidak akan
tumbuh memanjang hingga menjelang berbunga. Bagian pangkal tuna batang alang-alang
terdiri atas beberapa ruas pendek, sedangkan tunas yang membawa bunga beruas panjang
terdiri atas satu sampai tiga ruas, tumbuh vertical dan terbungkus di dalam daun. Batang
alang-alang yang membawa bunga memiliki tinggi 20-30cm. Bagian batan galang-alang di
atas tanah berwarna keunguan (Moenadir, 1988).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Taksonomi Tanaman

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), ilalang dapat diklasifikasikan sebagai


berikut (Nicodemus, 1993):

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Anakkelas : Commelinidae

Bangsa : Cyperales

Suku : Poaceae (Gramineae)

Marga : Imperata

Jenis : Imperatacylindrica(L.) Commented [mj1]: Kenapa semuanya ditulis miring?

2.2 Morfologi dan Budidaya Tanaman Commented [mj2]: spasi

2.2.1 Morfologi Tanaman Commented [mj3]: idem

Perawakan: herba, rumput, merayap, tinggi 30-180 cm. Batang: rimpang


merayap di bawah tanah, batang tegak membentuk satu perbungaan, padat, pada
bukunya berambut jarang. Daun: tunggal, pangkal saling menutup, helaian berbentuk
pita, ujung runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukuran 12-80cm x 35-18
cm. Bunga: susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup,panjang 6-28 cm,
setiap cabang memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5 cm, tangkai bung1-3 mm, gluma 1;
ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur melebar,silia pendek 1,5-2,5
mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing 0,5-2,5 mm Palea (sekam); 0,75-2 mm.
Benang sari: kepala sari 2,5-3,5 mm, putih kekuningan atau ungu. Putik: kepala putik
berbentuk bulu ayam. Buah: tipe padi. Biji berbentuk jorong, panjang 1 mm lebih
(Sudarsonodkk., 2002).

Gambar 1. Tanaman Alang-Alang (Imperatacylindrical L.) terlihat daunnya

Gambar 2.Tanaman Alang-Alang (Imperatacylindrical L.)


terlihat bunga dan batangnya
2.2.2 Budidaya Tanaman

Alang-alang tidak perlu pembudidayaan karena alang-alang dapat tumbuh di berbagai


tempat maupun iklim. Alang-alang dapat diambil ketika sudah tinggi sekitar ±50 cm.
Alang-alang yang bagus ialah alang-alang yang memiliki batang tinggi, karena semakin
tinggi atau besar tanaman alang-alang khasiatnya akan semakin tinggi.
2.3 Kandungan Kimia Tanaman Secara Umum

Akar dan batang alang-alang mengandung manitol, glukosa, sakarosa, asam malat,
asam sitrat, koisol, arundoin, silindrien, silindol A, graminon B,imperanin, stigmasterol,
kampesterol, ß-sitosterol, fernenol, arborinon, isoarborinol, simiarenol, anemonin, dan
7mmoni. Hasil peneliti lain terhadap akar dan daun ditemukan 3 macam turunan
flavonoid yaitu turunan3’,4’,7-trihidroksi flavon, 2’,3’-dihidroksi kalkondan 6-hidroksi
flavonol. Suatu turunan flavonoid yang kemungkinan termasuk golongan flavon, flavono
tersubstitusi pada 3-OH, flavanon atau isoflavon terdapat pada fraksi ekstrak yang larut
dalam etil asetat akar alang-alang (Sudarsono dkk., 2002). Selain itu kandungan daun
ilalang diantaranya terdapat alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, terpenoid, danfenol
(Nicodemus dkk.,1993).

2.4 Khasiat Tanaman Secara Umum


Rimpang digunakan untuk pelembut kulit, peluruh air seni, pembersih darah,
penambah nafsu makan, penghenti perdarahan, di samping itu dapat digunakan pula
dalam upaya pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja singa),
penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi, dan penyakit syaraf. Daun ilalang
digunakan untuk mengobati berbagai penyakit atau sebagai suplemen herbal, selain itu
dapat juga digunakan sebagai diuretic dan obat anti inflamasi (Ismail, 2011).
2.5 Kandungan Alkaloid Tanaman

2.5.1 Struktur Kimia

Gambar 3. Struktur jenis-jenis alkaloid

2.5.2 Metode Ekstraksi atau Isolasi


Penentuan Alkaloid
Alang-alang sebanyak 5 gram ditimbang dalam beaker 250 ml, lalu
ditambahkan dengan 200 ml asam asetat10% dalam etanol. Kemudian beaker ditutup
dan dibiarkan selama 4 jam. Setelah itu campuran disaring dan ekstraknya dipekatkan
pada penangas air hingga volume semula menjadi ¼-nya. Setelah itu ditambahkan
ammonium hidroksida pekat tetes demi tetes kedalam ekstrak sampai endapannya
sempurna. Seluruh larutan dibiarkan tenang, kemudian endapannya dikumpulkan dan
dicuci dengan ammonium hidroksida lalu disaring. Setelah itu residu yang merupakan
alkaloid dikeringkan dan ditimbang. Penentuan alkaloid ini menggunakan metode
Harborne (1996).

2.5.3 Identifikasi Kimia

Gambar 4. Uji Fito kimia Alkaloid dengan metode mayer Wagner dan Dragendorff yang
dibandingkan dengan Tanaman Lidah Ular

Identifikasi alkaloid ini menggunakan metode penyaringan. Dengan cara ini


komponen dari zatuji disaring dengan pelarut yang spesifik. Cairan penyaringakan
masuk kedalam sel-sel dari sampel dan zat yang terlarut dapat larut dalam larutan
penyaring. Larutan yang mengandung zat tersaring dari bahan yang telah disaring.
Penambahan kloroform pada sampel yang telah dihaluskan menghasilkan larutan
yang mempunyai perbedaan warna larutan. Penambahan ammonia yang disertai
pemanasan pengocokkan dan penyaringan menyebabkan perubahan warna larutan
dari warna asalnya. Fungsi penambahan ammonia ini yaitu sebagai senyawa aktif
yang berada pada sampel yang terekstraksi dalam kloroform dalam suasana basa
(daun yang diujikan menjadi basa bebas). Penambahan ammoniak ini juga membantu
dalam melarutkan sampel (Seni waty dkk, 2009).

Adanya alkaloid pada ekstrak nisbi kasar diuji dengan menggunakan pereaksi
Meyer, pereaksi Wagner dan pereaksi Dragendorf. Pereaksi Meyer mengandung
kalium iodide dan merkuri klorida. Sementara pereaksi Wagner mengandung kalium
iodide dan iod. Metabolisme reaksi wagner ini terjadi jika ada asam, reaksi dapat
terjadi karena adisi ion hydrogen pada ikatan rangkap dua lalu membentuk
karbokation. Dimana electron dari bagian lain molekul tertarik ke atom karbon yang
bermuatan positif, dan terbentuk ikatan kimia baru dengan penyingkiran ion hydrogen
atau adisi ion negatif. Sedangkan pereaksi Dragendorf mengandung bismuth nitrat
dan merkuri klorida dalam asam nitrit berair. Pereaksi-pereaksi ini digunakan
berdasarkan kesanggupan alkaloid untuk bergabung dengan logam yang memiliki
berat atom tinggi seperti merkuri, bismut, tungsten, atau iod. Dari hasil penelitian
menunjukkan hasil positif dengan Wagner dan Dagendorf dan menunjukkan hasil
negative menggunakan pereaksi Meyer. Jadi padatan aman alang-alang mengandung
alkaloid, dimana seperti kita ketahui alkaloid merupakan senyawa metabolit yang
terdapat dalam sejumlah besar tumbuhan dan mempunyai peranan penting dalam
dunia kesehatan (Seniwaty dkk, 2009).

2.5.4 Uji Aktivitas Farmakologi

Akar alang-alang mengandun flavonoid, kalium, cylindrene, dan graminone


B (LIPI, 2009). Flavonoid mempunyai efek menghambat Angiotensin Converting
Enzym. Penghambatan produksi angiotensin menyebabkan penurunan sekresi
aldosteron sehingga terjadi natriuresis, volume caira intravaskuler menurun dan
tekanan dara turun (Cohn, Kowey, Whelton, & Prisant, 2000). Kalium adalah anti
renin, yaitu enzim yang berperan dalam produksi angiotensin. Kalium juga
merupakan penghambat aldosteron. Kalium dapat menurunkan potensial membran
sehingga menyebabkan relaksasi otot polos pembuluh darah. Relaksasi otot polos
menyebabkan diameter pembuluh darah melebar sehingga tekanan darah turun
(Blood Pressure Association, 2009). Cylindrene memiliki aktivitas inhibis terhadap
kontraksi otot polos pembulu darah (Matsunaga, Shibuya, & Ohi, 1994). Graminone
B merupakan vasodilator agen (European Molecular Biology Laboratory, 2013).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa alang-alang
merupakan tanaman mengandung alkaloid dan tanaman yang memiliki khasiat antara lain
pelembut kulit, peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan, penghenti
perdarahan, penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi, dan penyakit syaraf,
diuretic dan obat anti inflamasi.
DAFTAR PUSTAKA

Harborne, J B. 1996. Metode Fitokimia. Bandung: ITB Press.


Ismail, A, F, H., Samah, O, A., &Sule, A., 2011, A Preliminary Study on Antimicrobial
Activity Of Imperatacy lindrica, Borneo J. Resour. Sci. Tech, 1, 63-66.
Moenadir, Jody. 1988. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Jakarta: Rajawali.
Nicodemus, T.W., Padmawinata K., Soetarno S. 1993. Phenolic Acid from Imperata
Cylindrica (L). Jurnal Medicament Et Aliments. Bandung: PadjadjaranUnivercity.
Seniwaty.,Raihannah., Nugraheni, IkaKusuma., Umaningrum, Dewi. 2009. SKRINING
FITOKIMIA DARI ALANG-ALANG (Imperata Cylindrica L.) DAN LIDAH
ULAR (Hedyotis Corymbosa L. Lamk). Banjar Baru: Universitas Lampung
Mangkurat.

Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Dolantus, I.A., dan Purnomo. 2002. Tumbuhan
Obat II, Hasil Penelitian, Sifat-Sifat dan Penggunaan, Pusat Studi Obat Tradisional.
Yogyakarta: UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai