Anda di halaman 1dari 14

A.

Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri


1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor,
bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah satu
masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering
mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan
menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat.
Jenis–Jenis Defisit Perawatan Diri :
a. Defisit perawatan diri : Mandi / kebersihan
Defisit perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
mandi/kebersihan diri.
b. Defisit perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Defisit perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai
pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Defisit perawatan diri : Makan
Defisit perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas
makan.
d. Defisit perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri
2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut : Kelelahan fisik dan Penurunan kesadaran. Menurut DepKes (2000), penyebab kurang
perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
3) Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.

1
4) Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo,
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.

3. Tanda dan Gejala

2
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut fitria (2009) adalah sebagai berikut :
a. Mandi/hygine
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan suber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan
mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil potongan pakaian,
menenggalkan pakaian serta memperoleh atau menukar pakaian. Len juga memiliki
ketidakmampuan dalam mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,
mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakain dan
mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan,
menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan
makanan, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah dan
memasukannya ke dalam mulut, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup
makanan dengan aman.
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat dan menyiram toilet atau kamar kecil.
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi diri
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

3
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4) Cara makan tidak teratur
5) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
4. Mekanisme Koping.
a. Regresi
Kemunduran akibat sters terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf
perkembangan yang lebih dini
b. Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut.
Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.
c. Isolasi sosial,
menarik diriSikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya baikatau
semuanya buruk, kegagalan unutk memadukan nilai-nilai positif dan negatif didalam diri
sendiri
d. Intelektualisasi
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang
mengganggu perasaannya.
Format/data fokus pengkajian pada klien dengan defisit perawatan diri (Keliat dan
Akemat,2009)
a. Status mental : Penampilan
( ) Tidak rapi
( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasannya
b. Kebutuhan sehari-hari
1. Kebersihan diri
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
2. Makan
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
3. BAB/BAK
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total

4
4. Berpakain/ Berhias
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total

5. Rentang Respon Kognitif


Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yng tidak dapat merawat diri sendiri :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri :
1) Bina hubungan saling percaya
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri :
1) Bantu klien merawat diri
2) Ajarkan keterampilan secara bertahap
3) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung :
1) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi
2) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien
3) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien
6. Batasan karakteristik
Menurut Nanda-1 (2012) batasan karakteristik klien dengan defisit perawatan diri adalah :
a. Defisit perawatan diri : mandi
1) Ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi
2) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
3) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
4) Ketidakmampuan menjangkau sumber air
5) Ketidakmampuan mengatur air mandi
6) Ketidakmampuan membasuh tubuh
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
1) Ketidakmampuan mengancing pakaian
2) Ketidakmampuan mendapatkan pakaian
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
5) Ketidakmampuan mengenakan kaus kaki
6) Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian
7) Ketidakmampuan melepas sepatu

5
8) Ketidakmampuan melepas kaus kaki
9) Hambatan memilih pakaian
10) Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan
11) Hambatan mengambil pakaian
12) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh bawah
13) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh atas
14) Hambatan memasang sepatu
15) Hambatan memasang kaus kaki
16) Hambatan melapas pakaian
17) Hambatan melepas sepatu
18) Hambatan melepas kaus kaki
19) Hambatan menggunakan alat bantu
c. Defisit perawatan diri : makan
1) Ketidakmampuan mengambil makanan
2) Ketidakmampuan mengunyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menempatkan makanan ke perlengkapan makan
5) Ketidakmampuan menggunakan perlengkapan makan
6) Ketidakmampuan memakan makanan yang aman
7) Ketidakmampuan memakan makanan dalam jumlah memadai
8) Ketidakmampuan memanipulasi makanan dalam mulut
9) Ketidakmampuan mengambil gelas dan cangkir
10) Ketidakmampuan menelan makanan
d. Defisit perawatan diri : toileting
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
2) Ketidakmampuan menyiram toilet atau kursi buang air (commode)
3) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
4) Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
5) Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commode
6) Ketidakmampuan untuk duduk ditoilet atau commode
7. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan

6
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.

A. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengakajian
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga.
Tanda dan gejala defisist perawatan diri yang dapat ditemukan dengan wawancara, melalui
pertanyaan sebagai berikut :
a. Coba ceritakan kebiasaan/cara pasien dalam membersihkan diri?
b. Apa yang menyebabkan pasien malas mandi, mencuci rambut, menggosok gigi dan
menggunting kuku?
c. Bagaimana pendapat pasien tentang penanmpilan dirinya? Apakah pus dengan
penampilan sehari-hari pasien.
d. Berapa kali sehari pasien menyisir rambut, berdandan, bercukur (untuk laki-laki ) secara
teratur?
e. Menurut pasien apakah pakaian yang digunakan sesuai dengan kegiatan yang akan
dilakukan?
f. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan pasien mandi sehari-hari? Peralatan mandi apa saja
yang digunakan pasien?
g. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan makan dan minum pasien?
h. Menurut pasien apakah alat makan yang digunakan sesuai dengan fungsinya?
i. Coba ceritakan apa yang pasien lakukan ketika selesai BAB/BAK?
j. Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB/BAK setelah BAB/BAK?
k. Tanyakan mengenai pengetahuan pasien mengenai cara perawatan diri yang benar?
Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan melalui observasi adalah
sebagai berikut :
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit kotor,
berdaki/bau, kuku panjang dan kotor

7
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, oakaian kotor
dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien
wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makanan dan minum secara mandiri, makan berceceran, dan makan tidak
pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.
Data hasil observasi dan wawancara didokumentasikan pada kartu status pasien di contoh
pendokumentasian hasil pengkajian sebagai berikut :
Data : Pasien mengatakan belum mandi, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan bau, kuku
panjang dan kotor. Rambut acak-acakan, tidak disisir, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian
tidask susuai, makan dan minum diambilkan oleh keluarga, makan berceceran, dan tidak
makan pada tempatnya, tidak menyiram dan membersihkan diri setelah BAB/BAK.

Pohon masalah defisit perawatan diri


Isolasi sosial

Effect

Defisit perawatan diri

Core problem

Koping individu tidak efktif

Causa

2. Diagnosa keperawatan defisit perawatan diri


Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala defisit perawatan diri yang
ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukan tanda dan gejala defisit perawatan diri, maka
diagnosa keperawatan yang ditegakkan adalah
Defisit perawatan diri : kebersihan diri, berdandan, makan dan minum, BAB dan BAK.

3. Rencana keperawatan Defisit perawatan diri dalam bentuk strategi pelaksanaan


8
Klien Keluarga
SPIP SPIK
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan 1. Mendiskusikan masalah yang di rasakan keluarga
diri dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan cara menjaga 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, defisit
kebersihan diri perawatan diri yang di alami pasien beserta
3. Membantu pasien mempraktikkan prosesterjadinya.
cara menjaga kebersihan diri 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit
4. Menganjurkan pasien memasukkan perawatan diri.
dalam jadwal kegiatan harian.
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
pasien. pasien dengan defisit perawatan diri.
2. Menjelaskan cara makan yang baik 2. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
3. Membantu pasien mempraktikkan langsung kepada pasien defisit perawatan diri.
cara makan yang baik.
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di
harian pasien. rumah termasuk minum obat (discharge planning).
2. Menjelaskan cara eliminasi yang 2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
baik.
3. Membantu pasien mempraktikkan
cara eliminasi yang baik
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP4K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien.
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien mempraktikkan
cara berdandan.

9
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

Tindakan keperawatan untuk pasien defisist perawatan diri


1) Membina hubungan saling percaya dengan cara
a. Mengucapka salam setiap berinteraksi dengan pasien
b. Berkenalan dengan pasien : perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat
sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan
c. Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d. Buat kontrak asuhan : apa yang akan dilakukan bersama pasien, berapa lama akan
dikerjakan dan tempatnya diman
e. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yangdiperoleh untuk
kepentingan terapi
f. Setiap saat tunjukan rasa empati pada pasien
g. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
2) Melatih pasien cara-cara kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, perawat dapat melakukan tahapan
tindakan yang meliputi :
a. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
3) Melatih pasien makan dan minum secara mandiri
Untuk melatih makan dan minum pasien, perawat dapat melakukan tahapan sebagai
berikut :
a. Menjelaskan kebutuhan kebutuhan makan perhari dewasa 2000-2200 kalori untuk
perempuan dan untuk laki-laki antara 2400-2800 kalori setiap hari makan dan minum 8
gelas 2500 ml dan cara makan dan minum
b. Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib
c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan dan minum setelahmakan dan minum
d. Mempraktikkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK cecara mandiri
Perawat dapat melatih pasien untuk BAB/BAK mandiri sesuai tahapan berikut :
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

10
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
d. Mempraktikan BAB/BAK dengan baik
5) Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi : berpakaian, menyisir rambut, dan bercukur
Untuk pasien perempuan, latihannya meluputi : berpakaian, menyisir rambut dan berhias

4. Dokumentasi
Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan
keluarga (pelaku rawat), berikut ini contoh pendokumentasian asuhan keperawatan defisit
perawatan diri pada kunjungan keempat
Implementasi Evaluasi
Tanggal : jam : S : Pasien
Data : - Pasien mengatakan sudah melakukan
Data pasien dan kemampuan mandi sehari 2 kali, sikat gigi (2 kali per
Pasien tampak bersih, badan dan rambut hari), cuci rambut (2 kali per minngu),
bersih dan tidak bau, rambut sudah disisir potong kuku (1 kali perminggu),
rapi, wajah menggunakan bedak, kuku berdandan dan mengganti pakaian dua
pendek dan bersih, gigi bersih dan tidak bau, klai sehari sehabis mandi pagi dan sore,
pakaian bersih dan sesuai, dapat mengambil makan 3 kali sehari, dan minum 6-8 gelas
makan sendiri, makan pada tempatnya, sehari. BAB/BAK dikamar mandi
kemampuan pasien mandi 2 kali sehari, S : keluarga
menggosok giig 2 kali sehari , keramas 1. Keluarga mengatakan anaknya dapat
sudah 1 kali, gunting kuku 1xseminngu, melakukan kegiatan sesuai jadwal
berdandan dan berpakaian, makan dan 2. Keluarga mengatakan senang dapat
minum ( semua kegiatan dilakukan secara membimbing anaknya untuk melakukan
mandiri), pasien mengatakan kadang masih kebersihan diri
suka BAK sembarangan 3. Keluarga mengatakan akan terus
memotivasi anaknya unutk melakukan
Data keluarga dan kemampuan sesuai jadwal
Keluarga mengatakan sudah mengetahui 4. Keluarga mengatakan akan berobat rutin

11
apa itu kebersihan diri , kurang perawatan ke puskesmas dan mencegah agar
diri, tanda dan gejala serta proses terjadinya anaknya tidak kambuh lagi
masalah. Keluarga mampu melatih dan
membimbing pasien cara melakukan O : Pasien
perawatn diri, berdandan/berpakaian, 1. Pasien tampak bersih, badan rambut
makan/minum. bersih dan tidak bau, rambut sudah disisir
rapi, wajah menggunakan bedak, kuku
DK : pendek dan bersih, gigi bersih dan tidak
Defisit perawatan diri bau.
2. Pasien mandi 2x sehari, dilakukan
Intervensi : sendiri, sikat gigi (2 kali per hari), cuci
Tindakan ke pasien rambut (2 kali per minngu), potong kuku
Evaluasi kegiatan kebersihan diri, (1 kali perminggu), berdandan dan
berdandan, makan dan minum. Beri mengganti pakaian dua klai sehari
pujianjelaskan cara BAB/BAK yang baik, sehabis mandi pagi dan sore, makan 3
melatih BAB/BAK yang baik, maemasukan kali sehari, dan minum 6-8 gelas sehari.
pada jadwal kegiatan untuk melatih BAB/BAK dikamar mandi
kebersihan diri, berdandan, makan dan
minum dan BAB/BAK. O : Keluarga
1. Keluarga tampak melatih dan
Tindakan ke keluarga membimbing cara merawat diri dan
Evaluasi kegiatan kelaurga dalam berdandan dan makan dan minum,
merawat/melatih pasien kebersihan diri, BAB/BAK pada anaknnya
berdandan,makan dan minum. Beri pujian, 2. Keluarga kooperatif
membimbing keluarga BAB/BAK, pasien. 3. Keluarga mengerti tanda-tanda
Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, kekambuhan dan control teratur ke
anjurkan membantu pasien sesuai jadwal puskesmas
dan memberikan pujian.
RTL : A:
Pasien Pasien mampu melakukan kebersihan diri,
Melakukan kebersihan diri sesuai jadwal berdandan, makan munum dan BAB/BAK
Keluarga
Memotivasi dan membimbing untuk P:

12
melakukan kebersihan diri sesuai jadwal. P Untuk Pasien
Follow up ke puskesmas dan pencegahan Pasien mandi 2x sehari, dilakukan sendiri,
kekambuhan sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2 kali
per minngu), potong kuku (1 kali perminggu),
berdandan dan mengganti pakaian dua klai
sehari sehabis mandi pagi dan sore, makan 3
kali sehari, dan minum 6-8 gelas sehari.
BAB/BAK dikamar mandi

P untuk Keluarga
Memotivasi dan membimbing pasien sesuai
jadwal : mandi 2x sehari, dilakukan sendiri,
sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2 kali
per minngu), potong kuku (1 kali perminggu),
berdandan dan mengganti pakaian dua klai
sehari sehabis mandi pagi dan sore, makan 3
kali sehari, dan minum 6-8 gelas sehari.
BAB/BAK dikamar mandi

13
DAFTAR PUSTAKA
Atum Sri. 2017. Modul Praktik Keperawatan Jiwa. Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan
Indonesia (AIPVIKI). Jakarta Pusat

Damaiyanti Mukhripah, dan Iskandar. Asuhan Keperawatan Jiwa. PT Refika Aditama. Bandung

14

Anda mungkin juga menyukai