Anda di halaman 1dari 67

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar


1. Pelayanan kesehatan ibu hamil dan persalinan
a. K1
Ibu hamil K1 adalah ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan pada masa kehamilan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Rumus:
Cakupan kunjungan Jumlah ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal K1 sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
ibu hamil K1 = Jumlah seluruh ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Jumlah sasaran ibu hamil dapat dihitung dengan formula: 1,1 x jumlah lahir hidup. Jika tidak ada jumlah lahir hidup maka dapat dihitung dengan Crude
Birth Rate x jumlah penduduk. Jumlah sasaran dan data K1 ibu hamil tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Jumlah sasaran ibu hamil tahun 2016-2018 Jumlah K1 ibu hamil tahun 2016-2018
500 472 450 404 391
450 407 400
390 352
400 349 350 319 305 318
342
350 308 300
300
250
250
200
200
150 127
150 99 108 116 113 103 92 98 84
88 96 100 82
100
50 50
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

15
Berdasarkan data cakupan K1 tahun 2018, jumlah ibu hamil K1 di semua wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar adalah 925 ibu dari jumlah sasaran 1.108 ibu hamil dengan persentase 83,48%.

b. K4
Ibu hamil K4 adalah ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang
dianjurkan adalah minimal 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga umur kehamilan.
Rumus:
Cakupan kunjungan Jumlah ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal K4 sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
ibu hamil K4 = Jumlah seluruh ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Jumlah sasaran dan data K4 ibu hamil tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Jumlah sasaran ibu hamil tahun 2016-2018 Jumlah K4 ibu hamil tahun 2016-2018
450 400 375
390 391 352
400 350
349 342 352 312 304
350 289 281
308 300
300
250
250
200
200
150
150
88 96 99 108 98 84 84 86 96
81
100 100 71
54
50 50
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Berdasarkan data cakupan K4 tahun 2018, jumlah ibu hamil K4 yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar adalah 791 ibu dari jumlah
sasaran 1.108 ibu hamil dengan persentase 71,39%.

16
c. Persalinan
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Rumus:
Cakupan pertolongan persalinan Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
oleh tenaga kesehatan = Jumlah ibu bersalin di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Jumlah sasaran ibu bersalin/nifas dapat dihitung dengan formula: 1,05 x jumlah lahir hidup. Jika tidak ada jumlah lahir hidup maka dapat dihitung
dengan Crude Birth Rate (CBR) x jumlah penduduk. Angka CBR dan jumlah penduduk kab/kota didapat dari data BPS masing-masing kab/kota/provinsi.
1,05 adalah konstanta untuk menghitung ibu bersalin/nifas. Jumlah sasaran dan data persalinan tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Jumlah sasaran ibu bersalin tahun 2016-2018 Jumlah linakes tahun 2016-2018
500 450 350
450 295 302
388 300 278
400 375 259
246 254
350 333 331 250
294
300 200
250
200 150
92 104
150 111 108 100 81 86
84 91 94 103 68 69
100
50
50
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Berdasarkan data cakupan linakes tahun 2018, jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sesuai standar adalah 770 ibu dari 1.057 ibu
bersalin dengan persentase 72,85%.

17
2. Pelayanan nifas
Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar sedikitnya 3 kali, kunjungan nifas ke-1 pada 6 jam setelah persalinan s.d 3
hari; kunjungan nifas ke-2 hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke 29 s/d hari ke 42 setelah persalinan.
Rumus:
Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar oleh tenaga kesehatan di satu
Cakupan pelayanan ibu nifas = wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
Jumlah seluruh ibu nifas di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

Jumlah sasaran dan data pelayanan ibu nifas tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Jumlah sasaran ibu nifas tahun 2016-2018 Jumlah pelayanan ibu nifas tahun 2016-2018
500 450 300 271
264 258
450
375 388 250 233
400 222
333 331 206
350 200
294
300
250 150
200 95
100 81 83 74
150 111 108
84 91 94 103 52 57
100 50
50
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Berdasarkan data cakupan ibu nifas tahun 2018, jumlah pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai standar adalah 681 ibu dari 1.057 ibu nifas dengan persentase
64,43%.

18
3. Kunjungan bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali
pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, polio 1-4,
campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan,
penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI).
Tabel 4.1 Pelayanan kesehatan bayi
No Jenis Pelayanan Waktu pelaksanaan Keterangan
29 hari-2 bulan 3-5 bulan 6-8 bulan 9-11 bulan
1. Pemberian imunisasi dasar √ √ √
a. BCG umur 1 bulan
b. DPT/HB 1-3 umur 2, 3, dan 4 bulan
c. Polio 1-4 umur 1, 2, 3, dan 4 bulan
d. Campak umur 9 bulan
2. Pemantauan pertumbuhan √ √ √ √ tiap kunjungan
3. Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang √ √ √ √ tiap kunjungan
(SDIDTK)
4. Pemberian vitamin A √ √ diberikan 1 kali umur 6-11 bulan
5. Penyuluhan
a. ASI eksklusif √ √
b. MP ASI √ √ √ √

Rumus:
Cakupan pelayanan kesehatan Jumlah bayi (29 hari-11 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar minimal 4 kali di satu
bayi = wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
Jumlah seluruh bayi di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

19
Jumlah sasaran dan data pelayanan kesehatan bayi tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Jumlah sasaran bayi tahun 2016-2018 Jumlah pelayanan bayi tahun 2016-2018
450 422 400 366
400 350 327
340 347 312
350 317 300
300
300 280 247
250
250 196
200 176
200
150
150 107
101 91 89 83 73
80 87 86 93 84 100 64
100
50 50
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Berdasarkan data cakupan kunjungan bayi tahun 2018, jumlah pelayanan kesehatan bayi sesuai standar adalah 849 dari 954 bayi dengan persentase 89%.

4. Pelayanan anak balita


Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan bagi anak umur 12-59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan
pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun, pemberian vitamin A 2x setahun.
Rumus:
Jumlah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar
Cakupan pelayanan anak balita = di satu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100%
Seluruh sasaran anak balita di wilayah kerja dan pada kurun waktu yang sama

20
Jumlah sasaran dan data pelayanan kesehatan balita tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Jumlah sasaran anak balita tahun 2016-2018 Jumlah pelayanan anak balita tahun 2016-2018
2000 1900 800
697
1800 1605 700 636
1600
13801343 600 546
1400 495
11791199 500
1200 409 406
1000 400
300
800 300 254
211 216 202
600 455 422 174
328 346 200
400 261 285
200 100
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Berdasarkan data cakupan pelayanan anak balita tahun 2018, jumlah pelayanan anak balita sesuai standar adalah 1.751 dari jumlah sasaran sebanyak 4.382
anak balita dengan persentase 40%.

5. Pelayanan keluarga berencana


Peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi dan/atau pasangan usia subur yang
menggunakan kembali salah cara/alat kontrasepsi, termasuk pasca keguguran, sesudah melahirkan, atau pasca istirahat.
Rumus:
Cakupan peserta KB baru = Jumlah peserta KB baru di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100%
Jumlah Pasangan Usia Subur

21
Jumlah sasaran dan data peserta KB baru tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Jumlah sasaran PUS tahun 2016-2018 Jumlah peserta KB baru tahun 2016-2018
4000 3606 450 407
3500 400 356
3061 3109
3000 2704 350
2667
2355 300 272
2500
250 222 230 240
2000
200
1500 148
150
771 841 890 866 85
1000 672 733 100 74 84
53 50
500 50
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Berdasarkan data cakupan peserta KB baru tahun 2018, jumlah peserta KB baru adalah 897 dari 8.471 PUS dengan persentase 10,6%.

Peserta aktif KB adalah akseptor yang sedang memakai kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan, dan masih terlindungi
oleh efek kontrasepsinya.
Rumus:
Cakupan peserta aktif KB = Jumlah peserta KB baru di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100%
Jumlah Pasangan Usia Subur

22
Jumlah sasaran dan data peserta KB aktif tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Jumlah sasaran PUS tahun 2016-2018 Jumlah peserta KB aktif tahun 2016-2018
4000 3606 1600
1418
3500 3109 1400
3061
3000 2667 2704 1200 1104 1106
2500 2355 1000 889
746 704
2000 800
614 600 562
1500 600 450
771 841 890 866
1000 672 733 400 244 262
500 200
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Berdasarkan data cakupan peserta KB aktif tahun 2018, jumlah peserta KB aktif adalah 2.707 dari 8.471 PUS dengan persentase 32%.

23
Jumlah peserta KB baru dan peserta KB aktif menurut alat kontrasepsi tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Jumlah peserta KB baru menurut alkon Jumlah peserta KB aktif menurut alkon
tahun 2016-2018 tahun 2016-2018
500 463 2500
450 2123
400 345 2000
350 320 1515 1498
300 243 1500
250
200 160 169 1000
150 112 513 533 476
100 68 79 500 392
50 33 37 208 221
50 45 5 30
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
IUD MOW Suntik Pil IUD MOW Suntik Pil

Jumlah penggunaan kontrasepsi selama tahun 2016-2018 untuk peserta KB baru dan KB aktif didominasi oleh KB suntik, sedangkan jumlah penggunaan
implan dan kondom mulai mengalami peningkatan signifikan di tahun 2018. Jumlah pengguna jenis kontrasepsi suntik untuk peserta KB aktif tahun 2018
sebesar 1.498 dengan persentase cakupan 55,3% sedangkan pil 392 dengan persentase cakupan 14,5%. Jumlah kegagalan, komplikasi drop out, dan peserta KB
pasca persalinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

24
Tabel 4.2 Jumlah kegagalan, komplikasi drop out (DO) dan peserta KB pasca persalinan
No Kelurahan 2017 2018
Kegagalan Komplikasi Drop out Peserta KB Kegagalan Komplikasi Drop out Peserta KB
pasca persalinan pasca persalinan
1. Timbau 1 0 3 86 0 0 1 63
2. Melayu 0 0 9 76 0 0 3 50
3. Bukit Biru 0 0 0 20 0 1 0 5
4. Jahab 0 0 2 19 0 0 0 20
Jumlah 1 0 14 201 0 1 4 138

6. Pelayanan imunisasi
a. Imunisasi dasar
Imunisasi dasar bayi terdiri dari:
1) Imunisasi hepatitis B diberikan pada bayi usia 0-7 hari.
2) Imunisasi BCG diberikan pada bayi usia 0-11 bulan.
3) Imunisasi polio diberikan pada bayi usia 0-11 bulan dengan interval minimal 1 bulan.
4) Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib diberikan pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal 1 bulan.
5) Imunisasi campak diberikan pada bayi usia 9-11 bulan.

Imunisasi dasar lengkap adalah bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap meliputi 1 dosis imunisasi hepatitis B, 1 dosis imunisasi BCG, 3 dosis
imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, 4 dosis imunisasi polio, dan 1 dosis imunisasi campak.
Rumus:
Cakupan imunisasi dasar lengkap = Jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap di satu wilayah tertentu selama 1 periode x 100%
Jumlah bayi yang ada di wilayah dan pada periode yang sama

25
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Bayi yang mendapat imunisasi dasar Bayi yang mendapat imunisasi dasar
tahun 2016-2018 tahun 2016-2018
900 825 800 739 718 718 740 740 750 750
776 758 765 704
800 721 699 700
692 603
700 597 600
569
600
500
500
400
400
300
300
200 200
100 100
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Hb BCG DPT-HB3 Polio 4 Campak Imunisasi dasar lengkap

Berdasarkan grafik di atas, jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap tahun 2018 adalah 750 dari 954 bayi dengan persentase cakupan 78,62%.
Puskesmas Rapak Mahang berhasil mempertahankan status desa/kelurahan UCI di semua wilayah kerja selama 4 tahun (2016-2018). Desa/kelurahan UCI
(Universal Child Immunization) adalah desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam
waktu 1 tahun.

b. Imunisasi Measles Rubella (MR)


Imunisasi MR adalah kegiatan imunisasi secara masal sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella pada anak usia 9
bulan sampai dengan < 15 tahun, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Imunisasi ini sifatnya wajib dan tidak memerlukan individual informed
consent. Pemberian imunisasi campak dan rubella dapat melindungi anak dari kecacatan dan kematian akibat pneumonia, diare, kerusakan otak, ketulian,
kebutaan dan penyakit jantung bawaan.

26
Tabel 4.3 Imunisasi MR di posyandu tahun 2018
No Posyandu Jumlah sasaran Pemberian imunisasi MR
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Anggrek 1 8 8 16 7 87,50 8 100 15 93,75
2 Anggrek 2 22 23 45 22 100 23 100 45 100
3 Anggrek 3 20 18 38 20 100 18 100 38 100
4 Anggrek 4 3 1 4 3 100 1 100 4 100
5 Anggrek 5 22 8 30 22 100 8 100 30 100
6 Anggrek 6 5 9 14 4 80 9 100 13 92,86
7 Anggrek 7 19 10 29 18 94,74 10 100 28 96,55
8 Anggrek 8 7 12 19 7 100 11 91,67 18 94,74
9 Anggrek 9 10 7 17 9 90 7 100 16 94,12
10 Anggrek 10 10 12 22 9 90 12 100 21 95,45
11 Anggrek 11 12 8 20 12 100 8 100 20 100
12 Anggrek 12 13 9 22 12 92,31 9 100 21 95,45
13 Mawar 1 4 6 10 4 100 6 100 10 100
14 Mawar 2 13 13 26 13 100 12 92,31 25 96,15
15 Mawar 3 27 31 58 27 100 31 100 58 100
16 Mawar 4 8 12 20 7 87,50 12 100 19 95
17 Mawar 5 12 13 25 12 100 12 92,31 24 96
18 Mawar 6 8 18 26 8 100 18 100 26 100
19 Mawar 7 9 7 16 8 88,89 7 100 15 93,75
20 Mawar 8 21 19 40 21 100 19 100 40 100
21 Mawar 9 9 8 17 9 100 8 100 17 100
22 Mawar 10 12 13 25 11 91,67 13 100 24 96
23 Mawar 11 10 14 24 9 90 14 100 23 95,83
24 Mawar 12 5 4 9 5 100 4 100 9 100

27
25 Bougenville 1 24 24 48 24 100 24 100 48 100
26 Bougenville 2 16 20 36 15 93,75 20 100 35 97,22
27 Bougenville 3 9 7 16 9 100 7 100 16 100
28 Bougenville 4 13 11 24 12 92,31 11 100 23 95,83
29 Bougenville 5 12 10 22 12 100 10 100 22 100
30 Bougenville 6 16 19 35 15 93,75 19 100 34 97,14
31 Bougenville 7 11 12 23 10 90,91 12 100 22 95,65
32 Teratai 1 11 18 29 10 90,91 18 100 28 96,55
33 Teratai 2 5 8 13 5 100 8 100 13 100
34 Teratai 3 17 25 42 17 100 25 100 42 100
35 Teratai 4 22 23 45 22 100 23 100 45 100
36 Pinang Manis 14 24 38 14 100 24 100 38 100
Jumlah 459 484 943 444 96,73 481 99,38 925 98,09

Tabel 4.4 Imunisasi MR pada pada siswa/siswi TK/KB tahun 2018


No TK/KB Jumlah sasaran Pemberian imunisasi MR
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 TK Tiang Ayu 9 4 13 7 77,78 1 25 8 61,54
2 KB Tiang Ayu 9 5 14 6 66,67 4 80 10 71,43
3 TK Pembina 75 58 133 71 94,67 48 82,76 119 89,47
4 TK ABA 2 13 19 32 5 38,46 13 68,42 18 56,25
5 KB Kartika Puri 40 21 61 29 72,50 14 66,67 43 70,49
6 KB Mentari 3 6 9 2 66,67 6 100 8 88,89
7 KB Serumpun Wangi 10 5 15 9 90 5 100 14 93,33
8 TK IT Al-Hidayah 0 1 1 0 0 1 100 1 100
9 TK IT Imam Syafi’i 6 5 11 5 83,33 5 100 10 90,91
10 KB IT Imam Syafi’i 3 5 8 3 100 5 100 8 100

28
11 RA Asy-Syauqi 70 58 128 34 48,57 34 58,62 68 53,13
12 TK ABA 1 71 83 154 57 80,28 72 86,75 129 83,77
13 KB Aisyiyah 5 5 10 3 60 5 100 8 80
14 TPA Aisyiyah 6 5 11 3 50 5 100 8 72,73
15 TK Teratai 14 13 27 12 85,71 12 92,31 24 88,89
16 KB MCLC 8 8 16 8 100 6 75 14 87,50
17 TK Baitur Rahman 15 11 26 8 53,33 9 81,82 17 65,38
18 KB Baitur Rahman 9 11 20 4 44,44 7 63,64 11 55
19 TPA Baitur Rahman 10 9 19 7 70 7 77,78 14 73,68
20 TK Harapan Jaya 5 8 13 3 60 5 62,50 8 61,54
21 TK Negeri 003 53 49 102 20 37,74 32 65,31 52 50,98
22 TK Negeri 002 37 36 73 25 67,57 28 77,78 53 72,60
23 KB Puspa Wijaya 2 1 1 2 1 100 1 100 2 100
24 TPA Puspa Wijaya 2 1 1 2 1 100 1 100 2 100
25 TK St Arnoldus J 5 13 18 4 80 9 69,23 13 72,22
26 KB Bina Harapan 5 6 11 5 100 6 100 11 100
27 TK Al-Munawwaroh 22 26 48 9 40,91 19 73,08 28 58,33
28 KB Rumah Cerdas 9 10 19 8 88,89 9 90 17 89,47
29 KB Melati 9 21 30 8 88,89 20 95,24 28 93,33
30 KB Al-Ikhlas 8 12 20 2 25 6 50 8 40
31 TK Dahlia 10 5 15 10 100 5 100 15 100
32 TK Padamu Negeri 10 7 17 10 100 7 100 17 100
Jumlah 551 527 1078 379 68,78 407 77,23 786 72,91

29
Tabel 4.5 Imunisasi MR pada siswa/siswi SD/MI tahun 2018
No Sekolah Jumlah sasaran Pemberian imunisasi MR
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 SDN 009 262 234 496 198 75,57 174 74,36 372 75
2 SDN 028 252 272 524 191 75,79 196 72,06 387 73,85
3 SDN 017 169 139 308 164 97,04 122 87,77 286 92,86
4 SDN 012 188 149 337 140 74,47 107 71,81 247 73,29
5 SD Muhammadiyah 520 490 1.010 334 64,23 315 64,29 649 64,26
6 MI Asy-Syauqi 279 225 504 178 63,80 145 64,44 323 64,09
7 SD LB Bina Mandiri 7 5 12 7 100 5 100 12 100
8 SDN 022 109 111 220 79 72,48 79 71,17 158 71,82
9 SDN 035 298 280 578 211 70,81 204 72,86 415 71,80
10 SDN 007 226 208 434 161 71,24 160 76,92 321 73,96
11 SDN 027 41 28 69 32 78,05 19 67,86 51 73,91
12 SD IT Al-Hidayah 5 3 8 5 100 3 100 8 100
13 SDN 013 116 93 209 112 96,55 89 95,70 201 96,17
14 SDN 015 113 97 210 102 90,27 90 92,78 192 91,43
15 SD Al Munawwaroh 43 24 67 38 88,37 24 100 62 92,54
16 MI Darul Ulum 31 29 60 32 103,23 24 82,76 56 93,33
17 SDN 034 78 73 151 76 97,44 72 98,63 148 98,01
18 SDN 024 114 121 235 101 88,60 107 88,43 208 88,51
19 SD Sifra 17 12 29 17 100 12 100 29 100
Jumlah 2.868 2.593 5.461 2.178 75,94 1.947 75,09 4.125 75,54

30
Tabel 4.6 Imunisasi MR pada pada siswa/siswi SLTP/MTs tahun 2018
No Sekolah Jumlah sasaran Pemberian imunisasi MR
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 MTs PPKP Ribathul Khail 280 209 489 245 87,50 200 95,69 445 91
2 SMP IT Al Hidayah 88 59 147 55 62,50 57 96,61 112 76,19
3 SMPN 3 474 543 1017 382 80,59 460 84,71 842 82,79
4 SMP Islam Misbhaa Hun Munir 59 62 121 49 83,05 52 83,87 101 83,47
5 SMP Muhammadiyah 80 85 165 55 68,75 66 77,65 121 73,33
6 MTs Negeri 289 343 632 255 88,24 306 89,21 561 88,77
7 MTs Al-Kautsar 232 228 460 169 72,84 183 80,26 352 76,52
8 SMP IT Asy-Syauqi 16 16 32 11 68,75 13 81,25 24 75
9 SMP LB Bina Insan Mandiri 2 2 4 1 50 1 50 2 50
10 SMP Kosgoro 14 17 31 13 92,86 16 94,12 29 93,55
11 SMP Al-Munawwaroh 62 38 100 54 87,10 37 97,37 91 91
12 SMPN 5 112 122 234 112 100 122 100 234 100
Jumlah 1708 1724 3432 1401 82,03 1513 87,76 2914 84,91

c. BIAS DT dan Td
Tabel 4.7 Imunisasi DT pada siswa/siswi SD/MI tahun 2018
No Sekolah Jumlah sasaran Pemberian imunisasi DT kelas 1
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 SDN 009 44 32 76 44 100 32 100 76 100
2 SDN 028 43 38 81 43 100 38 100 81 100
3 SDN 017 25 23 48 25 100 23 100 48 100
4 SDN 012 24 27 51 24 100 27 100 51 100
5 SD Muhammadiyah 82 90 172 80 97,56 86 95,56 166 96,51

31
6 MI Asy-Syauqi 60 62 122 57 95 56 90,32 113 92,62
7 SD LB Bina Mandiri 5 0 5 5 100 0 - 5 100
8 SDN 022 13 32 45 13 100 32 100 45 100
9 SDN 035 50 47 97 50 100 46 97,87 96 98,97
10 SDN 007 55 32 87 55 100 32 100 87 100
11 SDN 027 5 5 10 5 100 5 100 10 100
12 SD IT Al-Hidayah 2 2 4 2 100 2 100 4 100
13 SDN 013 13 8 21 13 100 8 100 21 100
14 SDN 015 27 22 49 27 100 22 100 49 100
15 SD Al Munawwaroh 10 3 13 10 100 3 100 13 100
16 MI Darul Ulum 5 7 12 5 100 7 100 12 100
17 SDN 034 9 17 26 9 100 17 100 26 100
18 SDN 024 16 23 39 16 100 23 100 39 100
19 SD Sifra 3 2 5 3 100 2 100 5 100
Jumlah 491 472 963 486 98,98 461 97,67 947 98,34

Tabel 4.8 Imunisasi Td pada siswa/siswi SD/MI tahun 2018


No Sekolah Jumlah sasaran Pemberian imunisasi Td kelas 2
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 SDN 009 45 31 76 45 100 31 100 76 100
2 SDN 028 48 44 92 48 100 44 100 92 100
3 SDN 017 30 24 54 30 100 24 100 54 100
4 SDN 012 18 24 42 18 100 24 100 42 100
5 SD Muhammadiyah 80 62 142 79 98,75 61 98,39 140 98,59
6 MI Asy-Syauqi 72 55 127 65 90,28 50 90,91 115 90,55
7 SD LB Bina Mandiri 1 1 2 1 100 1 100 2 100
8 SDN 022 19 20 39 19 100 20 100 39 100

32
9 SDN 035 52 36 88 51 98,08 35 97,22 86 97,73
10 SDN 007 30 19 49 30 100 19 100 49 100
11 SDN 027 7 8 15 7 100 8 100 15 100
12 SD IT Al-Hidayah 4 2 6 4 100 2 100 6 100
13 SDN 013 15 22 37 15 100 22 100 37 100
14 SDN 015 14 16 30 14 100 16 100 30 100
15 SD Al Munawwaroh 3 1 4 3 100 1 100 4 100
16 MI Darul Ulum 8 3 11 8 100 3 100 11 100
17 SDN 034 11 14 25 11 100 14 100 25 100
18 SDN 024 19 21 40 19 100 21 100 40 100
19 SD Sifra 4 3 7 4 100 3 100 7 100
Jumlah 480 406 886 471 98,13 399 98,28 870 98,19

d. Imunisasi TT pada ibu hamil


Imunisasi TT pada ibu hamil adalah pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan/atau sebelum
kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Pemberian TT2 adalah interval minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun.
Pemberian TT3 adalah interval minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun. Pemberian TT4 adalah interval minimal 1 tahun setelah TT3
dengan masa perlindungan 10 tahun. Pemberian TT5 adalah interval minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun. Pemberian TT2+ adalah
ibu hamil yang telah mempunyai status T2 s/d T5.
Setiap ibu hamil yang akan diimunisasi TT harus dilakukan skrining terlebih dahulu dengan melihat interval minimal setiap orang tercatat 1 kali setiap
kategori TT. Contoh: seorang ibu yang memiliki status T4 artinya ibu tadi sudah melalui 4 kali TT.
Rumus:
Cakupan ibu hamil mendapat imunisasi Jumlah ibu hamil mendapat imunisasi (TT1/TT2/TT3/TT4/TT5) pada wilayah dan kurun waktu tertentu x 100%
(TT1/TT2/TT3/TT4/TT5) = Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Rumus:
Cakupan ibu hamil mendapat imunisasi Jumlah ibu hamil mendapat imunisasi (TT2 s/d TT5) pada wilayah dan kurun waktu tertentu x 100%
TT2+ = Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama

33
Jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi TT tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Bumil yang mendapat imunisasi TT Bumil yang mendapat imunisasi TT


tahun 2016-2018 tahun 2016-2018
160 450 408
137 134
140 400 348
339
120 110 350
93 300
100
250
80 66 60 200
60 48
150 114
40 92 95 93
27 100 74
18 45
20 50
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
TT1 TT2 TT3 TT4 TT5 TT2+

e. Imunisasi WUS
Imunisasi TT WUS adalah pemberian imunisasi TT pada wanita usia subur (hamil dan tidak hamil usia 15-39 tahun) sebanyak 5 dosis dengan interval
tertentu (yang dimulai saat dan/atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Pemberian TT2 adalah nterval minimal 4 minggu setelah
TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun. Pemberian TT3 adalah nterval minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun. Pemberian TT4 adalah
nterval minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun. Pemberian TT5 adalah interval minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa
perlindungan 25 tahun.
Setiap WUS yang akan diimunisasi TT harus dilakukan skrining terlebih dahulu dengan melihat interval minimal setiap orang tercatat 1 kali setiap kategori
TT. Contoh: seorang ibu yang memiliki status T4 artinya ibu tadi sudah melalui 4 kali TT.
Rumus:
Cakupan WUS mendapat imunisasi Jumlah WUS mendapat imunisasi (TT1/TT2/TT3/TT4/TT5) pada wilayah dan kurun waktu tertentu x 100%
(TT1/TT2/TT3/TT4/TT5) = Jumlah WUS usia 15-39 tahun pada wilayah dan kurun waktu yang sama

34
Jumlah WUS yang mendapat imunisasi TT tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

WUS yang mendapat imunisasi TT WUS yang mendapat imunisasi TT


tahun 2016-2018 tahun 2016-2018
1200 1080 1102 700 634
583
1000 600
494
500 450
800
400
600 275
300 231
400
229 200
200 148 131
89 66 59 81 100
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
TT1 TT2 TT3 TT4 TT5

B. Pelayanan Kesehatan Rujukan


Tabel 4.9 Rekapitulasi Poli Rujukan Tahun 2018
No Poli rujukan L P L+P
1 Poli bedah
2 Poli anak
3 Poli mata
4 Poli THT
5 Poli kandungan
6 Poli syaraf
7 Poli gigi
8 Poli kulit dan kelamin

35
9 Poli jiwa
10 Poli rehabilitasi medik
11 Poli jantung
12 Poli paru
13 Poli ortopedi
14 Poli HD
15 Poli urologi
16 Poli penyakit dalam
17 IGD
18 Bedah plastik
19 Poli DOTS
Jumlah

Tabel 4.10 Rekapitulasi RS/Klinik Rujukan Tahun 2018


No Nama RS/Klinik L P L+P
1 RSUD Aji Muhammad Parikesit
2 RSUD Abdul Wahab Sjahranie
3 RSJD Atma Husada Mahakam
4 RS Samarinda Medika Citra
5 Klinik mata SMEC
Jumlah

C. Pemberantasan Penyakit Menular


1. Pemberantasan Penyakit Malaria (P2 Malaria)
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang dapat ditandai dengan demam, hepatosplenomegali dan anemia.
Plasmodium hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Jenis
Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.

36
Suspek adalah kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah. Malaria positif adalah kasus
dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil) dengan pemeriksaan sediaan darah di laboratorium.
Rumus:
% sediaan darah diperiksa = Jumlah sediaan darah diperiksa di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
Jumlah suspek pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Rumus:
Annual Paracite Incidence (API) = Jumlah penderita positif malaria dengan pemeriksaan sediaan darah di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu x 1000
Jumlah penduduk berisiko pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Rumus:
Case Fatality Rate (CFR) = Jumlah kasus meninggal karena malaria di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
Jumlah kasus positif malaria pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Berdasarkan pemeriksaan sediaan darah suspek malaria dari 387 orang, tidak ada ditemukan kasus positif malaria tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas
Rapak Mahang.

2. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (P2DBD)


Penderita DBD adalah penderita demam tinggi mendadak berlangsung 2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan (antara lain uji tourniqet positif, petekie,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan/atau melena, dsb) ditambah trombositopenia (trombosit ≤ 100.000/mm³) dan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit ≥ 20%).
Rumus:
Angka kesakitan DBD (Incidence rate) = Jumlah penderita DBD x 100.000
Jumlah penduduk pada tempat dan waktu yang sama

Rumus:
Case fatality rate DBD = Jumlah kematian yang disebabkan DBD di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
Jumlah penderita penyakit DBD yang ditemukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

37
Jumlah kasus DBD tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Kasus DBD tahun 2016-2018


60 57
54

50

40
34
32
30 26
23
20
11 10 9
10 5 6
3
0
2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

3. Pemberantasan Penyakit Filariasis (P2 Filariasis) dan Cacingan


Filariasis/penyakit kaki gajah adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening.
Penderita filariasis adalah seseorang yang dalam pemeriksaan darahnya mengandung mikrofilaria dan/atau dengan hasil pemeriksaan deteksi antigen positif
dan/atau memiliki gejala klinis filariasis. Kasus baru filariasis adalah kasus baru filariasis yang baru ditemukan. Jumlah seluruh kasus adalah kasus filariasis
baik kasus baru maupun kasus lama.
Rumus:
Angka kesakitan filariasis = Jumlah kasus filariasis (baru dan lama) di wilayah dan pada periode tertentu x 100.000
Jumlah penduduk pada periode waktu yang sama

Tidak ada temuan kasus filariasis selama tahun 2016-2018 di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang.

38
Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing dalam tubuh manusia yang ditularkan melalui tanah. Penderita cacingan adalah seseorang
yang dalam pemeriksaan tinjanya mengandung telur cacing dan/atau cacing. Pemberian Obat Pencegahan secara Massal Cacingan (POPM cacingan) adalah
pemberian obat yang dilakukan untuk mematikan cacing secara serentak kepada semua penduduk sasaran di wilayah berisiko cacingan sebagai bagian dari
upaya pencegahan penularan cacingan (Permenkes nomor 15 tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan).
Tabel 4.11 POPM cacingan di posyandu tahun 2018
No Posyandu Jumlah sasaran POPM cacingan
L P L+P
L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Anggrek 1 28 32 60 14 50,00 28 87,50 42 70,00
2 Anggrek 2 49 43 92 20 40,82 16 37,21 36 39,13
3 Anggrek 3 27 40 67 15 55,56 3 7,50 18 26,87
4 Anggrek 4 22 13 35 10 45,45 7 53,85 17 48,57
5 Anggrek 5 51 23 74 18 35,29 10 43,48 28 37,84
6 Anggrek 6 27 38 65 10 37,04 20 52,63 30 46,15
7 Anggrek 7 53 44 97 25 47,17 20 45,45 45 46,39
8 Anggrek 8 20 29 49 10 50,00 20 68,97 30 61,22
9 Anggrek 9 20 22 42 15 75,00 18 81,82 33 78,57
10 Anggrek 10 37 25 62 25 67,57 20 80,00 45 72,58
11 Anggrek 11 20 15 35 12 60,00 8 53,33 20 57,14
12 Anggrek 12 21 20 41 15 71,43 18 90,00 33 80,49
13 Mawar 1 28 37 65 18 64,29 30 81,08 48 73,85
14 Mawar 2 11 12 23 11 100,00 12 100,00 23 100,00
15 Mawar 3 76 79 155 13 17,11 18 22,78 31 20,00
16 Mawar 4 16 22 38 16 100,00 20 90,91 36 94,74
17 Mawar 5 46 47 93 20 43,48 12 25,53 32 34,41
18 Mawar 6 12 21 33 10 83,33 15 71,43 25 75,76
19 Mawar 7 30 29 59 20 66,67 15 51,72 35 59,32
20 Mawar 8 34 30 64 13 38,24 15 50,00 28 43,75

39
,21 Mawar 9 19 20 39 9 47,37 11 55,00 20 51,28
22 Mawar 10 32 28 60 12 37,50 10 35,71 22 36,67
23 Mawar 11 34 31 65 15 44,12 20 64,52 35 53,85
24 Mawar 12 37 24 61 7 18,92 6 25,00 13 21,31
25 Bougenville 1 44 44 88 10 22,73 18 40,91 28 31,82
26 Bougenville 2 38 46 84 15 39,47 10 21,74 25 29,76
27 Bougenville 3 36 32 68 17 47,22 10 31,25 27 39,71
28 Bougenville 4 34 22 56 10 29,41 12 54,55 22 39,29
29 Bougenville 5 17 18 35 12 70,59 9 50,00 21 60,00
30 Bougenville 6 46 36 82 15 32,61 15 41,67 30 36,59
31 Bougenville 7 35 30 65 20 57,14 15 50,00 35 53,85
32 Teratai 1 44 48 92 9 20,45 16 33,33 25 27,17
33 Teratai 2 25 19 44 16 64,00 7 36,84 23 52,27
34 Teratai 3 35 37 72 12 34,29 9 24,32 21 29,17
35 Teratai 4 44 33 77 19 43,18 21 63,64 40 51,95
36 Pinang Manis 46 66 112 10 21,74 20 30,30 30 26,79
Jumlah 1194 1155 2349 518 43,38 534 46,23 1052 44,79

Tabel 4.12 POPM cacingan pada pada siswa/siswi TK/KB tahun 2018
No TK/KB Jumlah sasaran POPM cacingan
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 TK MLLC 8 8 16 8 100 8 100 16 100
2 TK Baiturrahman 24 18 42 24 100 18 100 42 100
3 TK Negeri 03 55 53 108 55 100 53 100 108 100
4 TK Teratai 12 11 23 12 100 11 100 23 100
5 Bina Harapan Bangsa 11 8 19 11 100 8 100 19 100
6 TK Negeri 02 44 35 78 44 100 35 100 78 100

40
7 TK Pembina 71 60 131 71 100 60 100 131 100
8 Tiang Ayu 11 11 22 11 100 11 100 22 100
9 TK ABA II 12 20 32 12 100 20 100 32 100
10 TK Asyauqi 66 55 121 66 100 55 100 121 100
11 Kartika Putri 37 26 63 37 100 26 100 63 100
12 Serumpun Wangi 10 13 23 10 100 13 100 23 100
13 Harapan Jaya 6 8 14 6 100 8 100 14 100
14 KB Melati 9 23 32 9 100 23 100 32 100
15 Al Ikhlas 9 12 21 9 100 12 100 21 100
Jumlah 385 361 746 385 100 361 100 746 100

Tabel 4.13 POPM cacingan pada siswa/siswi SD/MI tahun 2018


No Sekolah Jumlah sasaran POPM cacingan
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 SDN 035 319 322 641 319 100 322 100 641 100
2 SDN 007 279 247 526 279 100 247 100 526 100
3 SDN 027 44 36 80 44 100 36 100 80 100
4 SDN 022 116 111 227 116 100 111 100 227 100
5 SDN 012 213 183 396 213 100 183 100 396 100
6 SDN 009 320 274 594 320 100 274 100 594 100
7 SDN 028 299 322 621 299 100 322 100 621 100
8 SDN 017 200 169 369 200 100 169 100 369 100
9 SD Muhammadiyah 616 582 1198 616 100 582 100 1198 100
10 Sekolah Khusus B,I,M 111 9 120 111 100 9 100 120 100
11 MI Asy-Syauqi 315 233 548 315 100 233 100 548 100
12 SDTK SIFRA 19 14 33 19 100 14 100 33 100
13 SDN 015 136 113 249 136 100 113 100 249 100

41
14 SDN 013 135 119 254 135 100 119 100 254 100
15 SD Al Munawwarah 50 31 81 50 100 31 100 81 100
16 MI Darul Ulum 39 39 78 39 100 39 100 78 100
17 SDN 024 102 89 191 102 100 89 100 191 100
18 SDN 034 156 152 308 156 100 152 100 308 100
Jumlah 3469 3045 6514 3469 100 3045 100 6514 100

4. Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis (P2 TB)


Suspek TB adalah orang yang memiliki gejala utama yaitu batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih, Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk berdarah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan
fisik, demam meriang lebih dari 1 bulan, TB Paru BTA+ adalah penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) yang hasil
pemeriksaan mikroskopis:
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif,
b. Terdapat 1 spesimen dahak SPS dengan hasil BTA positif dan foto toraks dada menunjukan gambaran tuberkulosis,
c. Terdapat 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya dengan hasil BTA negatif dan tidak ada
perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT,
Rumus:
Persentase BTA+ terhadap Jumlah TB paru BTA+ yang ditemukan dan diobati di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100%
suspek = Jumlah suspek TB di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

42
Jumlah suspek TB dan TB paru BTA+ tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Suspek TB tahun 2016-2018 TB paru BTA+ tahun 2016-2018


160 25
139
140 20
20
120
100 84 15 14
78
80 69 11 11
60 9
60 53 10 8
40 29 27 5
24 24 22 5 4 4
20 14 2 2 2

0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Berdasarkan pemeriksaan dahak SPS dari 195 suspek TB, jumlah penemuan kasus TB paru BTA+ tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang
adalah 28 kasus, persentase BTA+ terhadap suspek 14,36%, Jumlah kasus TB terus menunjukkan penurunan kasus selama 3 tahun terakhir,
Kasus baru BTA+ adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT < 1 bulan (4 minggu), TB BTA+ yaitu
penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) dengan hasil pemeriksaan mikroskopis:
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif,
b. Terdapat 1 spesimen dahak SPS dengan hasil BTA positif dan foto toraks dada menunjukan gambaran tuberkulosis,
c. Terdapat 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya dengan hasil BTA negatif dan tidak ada
perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT,
Seluruh kasus TB adalah kasus TB (semua tipe) yang ditemukan dan diobati, Kasus TB anak adalah kasus TB pada anak usia 0-14 tahun, Angka
notifikasi kasus TB/Case Notification Rate (CFR) adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien TB yang ditemukan dan tercatat diantara 100,000 penduduk
pada 1 periode di suatu wilayah tertentu,

43
Rumus:
CNR kasus baru BTA+ = Jumlah kasus TB paru BTA+ x 100,000
Jumlah penduduk yang ada dalam wilayah dan kurun waktu yang sama

Rumus:
CNR seluruh kasus TB = Jumlah pasien TB (semua tipe) yang ditemukan dan diobati (TB07) x 100,000
Jumlah penduduk yang ada dalam wilayah dan kurun waktu yang sama

Rumus:
Proporsi TB anak = Jumlah kasus TB pada anak x 100%
Jumlah pasien TB (semua tipe) yang ditemukan dan diobati

Jumlah seluruh kasus TB tahun 2017 adalah 64 kasus, kasus terbanyak di wilayah Timbau sebanyak 25 kasus, CNR kasus baru TB BTA+ per 100,000
penduduk adalah 68,32 dan CNR seluruh kasus TB per 100,000 penduduk adalah 156,15, Kasus TB pada anak usia 0-14 tahun 1 kasus di wilayah Timbau,
BTA+ diobati adalah pasien baru tuberkulosis BTA positif yang mendapatkan pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis, BTA (+) diobati merupakan
kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap, Angka kesembuhan adalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatan secara
lengkap dan hasil pemeriksaan apusan dahak ulang (follow-up) dengan hasil negatif pada akhir pengobatan dan pada satu pemeriksaan sebelumnya,
Pengobatan lengkap adalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap tetapi tidak ada hasil pemeriksaan apusan dahak ulang pada akhir
pengobatan dan pada satu pemeriksaan sebelumnya, Keberhasilan pengobatan (complete rate) adalah jumlah pasien yang sembuh dan pengobatan lengkap,
Pasien TB meninggal adalah banyaknya kematian pasien TB selama masa pengobatan oleh sebab apapun,
Rumus:
Angka kesembuhan TB paru Jumlah pasien TB paru BTA+ yang sembuh di suatu wilayah selama periode tertentu x 100%
BTA+ (cure rate) = Jumlah pasien TB paru BTA+ yang diobati di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Rumus:
Angka pengobatan lengkap Jumlah pasien TB paru BTA+ mendapat pengobatan lengkap di suatu wilayah selama 1 tahun x 100%
(complete rate) = Jumlah pasien TB paru BTA+ yang diobati di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

44
Rumus:
Angka keberhasilan Jumlah pasien TB paru BTA+ (sembuh + pengobatan lengkap) x 100%
pengobatan (success rate) = Jumlah pasien TB paru BTA+ yang diobati

Rumus:
Kematian TB = Jumlah kematian pasien TB selama masa pengobatan oleh sebab apapun di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100,000
Jumlah penduduk yang ada dalam wilayah dan kurun waktu yang sama

Angka kesembuhan (cure rate) dan keberhasilan pengobatan tahun 2017 adalah 26 orang (92,86%) dari 28 kasus TB BTA+ yang diobati sedangkan jumlah
kematian selama pengobatan TB adalah 2 orang di Melayu dan Bukit Biru,

5. Pemberantasan Penyakit Kusta (P2 Kusta)


Penderita kusta adalah seseorang yang mempunyai 1 dari tanda utama kusta, yaitu:
a. Kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak putih atau kemerahan yang mati rasa,
b. Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf, Gangguan fungsi saraf bisa berupa gangguan fungsi sensoris, gangguan fungsi motoris,
gangguan fungsi otonom,
c. Adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear),
Penderita tipe Pausi Basiler (PB) adalah penderita kusta yang mempunyai tanda utama seperti berikut:
a. Jumlah bercak kusta 1-5,
b. Jumlah penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi hanya 1 saraf,
c. Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit negatif,
Penderita tipe Multi Basiler (MB) adalah penderita kusta yang mempunyai tanda utama seperti berikut:
a. Jumlah bercak kusta > 5,
b. Jumlah penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi > 1 saraf,
c. Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit negatif,
Tidak ada penemuan kasus kusta tipe PB untuk tahun 2016 dan 2017 sedangkan kusta tipe MB pada tahun 2016 sebanyak 2 kasus di Timbau dan Melayu 1
kasus, Tidak ada penemuan kasus kusta tipe MB tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang,

45
6. Pemberantasan Penyakit HIV dan AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah seseorang yang hasil pemeriksaannya HIV positif dengan pemeriksaan 3 tes, AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome) adalah jika terdapat 2 gejala mayor dan 1 gejala minor dan tidak ada sebab-sebab immunosupresi yang diketahui seperti kanker,
malnutrisi berat atau etiologi lainnya, Kasus pada anak jika terdapat paling sedikit 2 gejala mayor dan minor dan tidak ada sebab-sebab immunosupresi yang
diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi lainnya, Sifilis adalah kasus IMS (Infeksi Menular Seksual) yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya
VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) dan TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination) positif,
Rumus:
Proporsi (HIV/AIDS/Sifilis) Jumlah kasus (HIV/AIDS/Sifilis) per kelompok umur x 100%
per kelompok umur = Jumlah kasus (HIV/AIDS/Sifilis) seluruh kelompok umur

Tidak ada penemuan kasus HIV, AIDS dan sifilis di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang tahun 2017,

7. Pemberantasan Penyakit Diare (P2 Diare)


Penderita diare yang ditangani adalah Jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu 1
tahun, Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader adalah 10% dari angka kesakitan x jumlah penduduk disatu wilayah kerja
dalam waktu satu tahun, Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2012 yaitu sebesar 214/1,000 penduduk, Jika terdapat angka kesakitan
kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat digunakan,
Rumus:
Penderita diare Jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu 1 tahun
ditangani = Jumlah target penemuan penderita diare pada 1 wilayah tertentu dalam waktu yang sama x 100%
(10% dari angka kesakitan diare x jumlah penduduk)

46
Jumlah penderita diare tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Target penemuan penderita diare Kasus diare tahun 2016-2018


tahun 2016-2018 250
213
500
429 192
450 200
400 364 370 165
321 150
350 317 150 132 136
300 280
104 102
250 86
100 84 83
200
150 57
92 100 106 103
100 80 87 50
50
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Kasus diare terus mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir, dari 354 kasus (38,02%) di 2015 naik menjadi 410 kasus (53,66%) di 2016 dan
meningkat menjadi 581 kasus diare (66,24%) pada tahun 2017, Jumlah kasus diare terus meningkat di semua wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang, dengan
penderita diare terbanyak di wilayah Timbau sebanyak 213 kasus (58,53%) pada tahun 2017,

8. Pemberantasan Penyakit Pneumonia (P2 Pneumonia)


Penemuan penderita pneumonia balita adalah balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di 1
wilayah dalam waktu 1 tahun, Pneumonia pada balita ditangani adalah penemuan dan tata laksana penderita pneumonia yang mendapat antibiotik sesuai
standar atau pneumonia berat dirujuk ke RS di satu wilayah pada kurun waktu tertentu, Perkiraan pneumonia pada balita adalah jumlah perkiraan penderita
pneumonia balita di 1 wilayah kerja pada kurun waktu yang sama, Jumlah perkiraan penderita pneumonia balita yaitu 10% dari jumlah balita pada wilayah dan
kurun waktu yang sama,

47
Rumus:
Penemuan penderita pneumonia = Jumlah penderita pneumonia yang ditangani dalam kurun waktu tertentu x 100%
Jumlah perkiraan penderita pneumonia di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu

Jumlah penderita pneumonia tahun 2015-2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Target penemuan penderita pneumonia Kasus pneumonia tahun 2016-2018


tahun 2016-2018 140
124
200 190
120
180 161
160 139 135 100
140 118 120 80 68
120 65 61
100 60
44 46
80 35
60 46 42 40 29 29
26 29 33 35 17 20
40 20 11
20
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Kasus pneumonia terus mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir, dari 32 kasus (8,78%) di 2015 naik menjadi 122 kasus (41,72%) di 2016 dan
meningkat menjadi 258 kasus pneumonia (75,44%) pada tahun 2017, Jumlah kasus pneumonia terus meningkat di semua wilayah kerja Puskesmas Rapak
Mahang, dengan penderita pneumonia terbanyak di wilayah Timbau sebanyak 124 kasus (89,21%) pada tahun 2017,

48
D. Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
1. Rumah Sehat
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga, Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi
kriteria minimal: akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan yang dihitung kumulatif dari tahun sebelumnya, Rumah yang dibina
adalah rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan, yang dibina untuk menjadi rumah sehat melalui pemantauan dan evaluasi,
Rumus:
Persentase rumah dibina yang Jumlah rumah dibina yang memenuhi syarat kesehatan di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu x 100%
sehat = Jumlah rumah yang dibina di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Rumus:
Persentase rumah sehat = Jumlah rumah sehat di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu x 100%
Jumlah seluruh rumah di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Jumlah rumah sehat tahun 2016-2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah rumah dibina tahun 2017-2018 Rumah sehat tahun 2017-2018


1000 950 3500 3279
900
3000
800
2500 2371
700
600 2000
500
400 1500 1141
984 1100
268 917 861 900
300 200 200 1000
200 100 100 128
500
100 25
0 0
2017 2018 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

49
2. Pengawasan/Pemeriksaan Sanitasi Tempat-tempat Umum
Tempat-tempat umum (TTU) adalah tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi
masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA), dan hotel (bintang dan non bintang),
TTU sehat adalah TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku,
Rumus:
Persentase tempat-tempat Jumlah tempat-tempat umum sehat di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100%
umum sehat = Jumlah seluruh TTU yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Hasil pengawasan/pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum tahun 2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah TTU tahun 2018 TTU yang memenuhi syarat tahun 2018
16 15 16 15
14 13 14 13
12 12
10 10
8 8
8 7 7 8 7 7
6 6
4 3 4 3
2 1 1 2 1 1
0 0 0 0
0 0
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab
Sarana pendidikan Sarana kesehatan Hotel Sarana pendidikan Sarana kesehatan Hotel

Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang dilakukan pengawasan/pemeriksaaan sanitasi tahun 2017 adalah 56 TTU, terdiri dari 18 SD/MI, 11 SLTP/MTs, 9
SMA/MA, 1 puskesmas, 2 hotel bintang, dan 15 hotel non bintang, Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah 55 TTU,

50
3. Jamban Sehat
Jamban komunal adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu/bersama,
sehingga kotoran tersebut dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman, Jamban leher angsa adalah
jamban leher lubang closet berbentuk lengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya
binatang-binatang kecil, Jamban plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran rata yang dimiringkan ke pembuangan
kotoran, Jamban cemplung adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada saluran, sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/penampungan
akhir, Fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki
septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama,
Rumus:
Persentase penduduk dengan Jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) x 100%
akses terhadap fasilitas sanitasi di suatu wilayah pada periode tertentu
yang layak (jamban sehat) = Jumlah penduduk di wilayah dan pada periode waktu yang sama

Hasil pengawasan/pemeriksaan sanitasi jamban tahun 2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah penduduk dengan akses sanitasi sehat tahun 2018


14000
12188 12400
12000

10000

8000

6000 4512
3680 3872
4000 3168
2000 972 1000 1244
0 0 0 0 80 80 92
0
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab
Komunal Leher angsa Plengsengan Cemplung Jamban sehat

51
Berdasarkan hasil pengawasan/pemeriksaan sanitasi jamban, jumlah penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) adalah 13,616 (33,2%), dengan
capaian terendah di wilayah kelurahan Timbau 2,788 jiwa (16,4%) dan capaian tertinggi di kelurahan Bukit Biru sebanyak 4,308 jiwa (100,6%),

E. Perbaikan Gizi Masyarakat


1. Status Gizi Balita
a. Baduta
Baduta yang ada (S) adalah anak usia 0-23 bulan yang berasal dari seluruh posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu,
Baduta ditimbang (D) adalah baduta yang ditimbang berat badannya di sarana pelayanan kesehatan termasuk di posyandu dan tempat penimbangan
lainnya, Bawah Garis Merah (BGM) adalah baduta yang hasil penimbangan berat badannya berada di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat
(KMS),
Rumus:
Persentase baduta ditimbang Jumlah baduta ditimbang di seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
(D/S) = Jumlah baduta yang ada di seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Rumus:
Persentase baduta bawah Jumlah baduta dengan hasil penimbangan berat badan BGM di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
garis merah (BGM) = Jumlah baduta yang ada di seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

52
Jumlah anak 0-23 bulan (baduta) tahun 2016-2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah baduta yang ada (S) tahun 2017-2018 Baduta ditimbang (D) tahun 2017-2018
600 350 316
485 469 300 286
500 255
240
387 384 250
400
200
300 141 150
150 136
199 120
200 170 152
143 100
100 50

0 0
2017 2018 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Jumlah baduta yang ditimbang (D/S) tahun 2017 adalah 787 baduta (62,1%), meningkat dari tahun 2016 sebanyak 473 baduta (53,1%), Jumlah baduta
BGM tahun 2016 adalah 24 (5,1%) dan tahun 2017 27 (3,4%),

b. Balita
Balita yang ada (S) adalah jumlah anak usia 0-59 bulan yang berasal dari seluruh posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu, Balita ditimbang (D) adalah balita yang ditimbang berat badannya di sarana pelayanan kesehatan termasuk di posyandu dan tempat penimbangan
lainnya, Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang hasil penimbangan berat badannya berada di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat
(KMS),

Rumus:
Persentase balita ditimbang Jumlah balita ditimbang di seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
(D/S) = Jumlah balita yang ada di seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

53
Rumus:
Persentase balita bawah garis Jumlah balita dengan hasil penimbangan berat badan BGM di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
merah (BGM) = Jumlah balita yang ada di seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Jumlah anak 0-59 bulan (balita) tahun 2017-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah balita yang ada (S) tahun 2017-2018 Balita ditimbang (D) tahun 2017-2018
1400 600 564
1174 1140 491 499
1200 1110 1091 500
410
1000
400
326 325 315
800
300 248
600 455
450 414 419 200
400

200 100

0 0
2017 2018 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Jumlah balita yang ditimbang (D/S) tahun 2017 adalah 1,475 balita (48,1%), meningkat dari tahun 2016 sebanyak 1,402 balita (52,5%), Jumlah balita
BGM mengalami peningkatan dari 42 (3%) di tahun 2016 menjadi 88 (6%) pada tahun 2017,

c. Balita gizi buruk


Kasus balita gizi buruk adalah balita dengan status gizi berdasarkan indeks berat badan (BB) menurut panjang badan (BB/PB) atau berat badan (BB)
menurut tinggi badan (BB/TB) dengan Z-score < -3 SD (sangat kurus) dan/atau terdapat tanda-tanda klinis gizi buruk lainnya (marasmus, kwashiorkor, dan

54
marasmus-kwasiorkor), Kasus balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk (sangat kurus) yang dirawat inap maupun rawat jalan
(sesuai tata laksana gizi buruk) di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat,
Rumus:
Balita gizi buruk mendapat Jumlah kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan di satu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100%
perawatan = Jumlah kasus balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Jumlah kasus balita gizi buruk tahun 2015-2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Kasus balita gizi buruk tahun 2015-2017


2.5

2 2
2

1.5

1 1 1
1

0.5

0
2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

d. Pemberian vitamin A
Cakupan bayi mendapat vitamin A adalah cakupan bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis 100 μA 1 kali per tahun di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu, Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali/tahun adalah cakupan anak balita umur 12-59 bulan mendapat
kapsul vitamin A dosis tinggi 200 μA 2 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, Pemberian vitamin A dilaksanakan pada bulan

55
pebruari dan agustus, Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada pebruari dan agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A
dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan pebruari dan yang mendapat vitamin A di bulan agustus,
Rumus:
Cakupan bayi mendapat Jumlah bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis 100 μA di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
vitamin A = Jumlah seluruh bayi pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Rumus:
Cakupan anak balita Jumlah anak balita 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 200 μA 2 kali per tahun di satu wilayah
mendapat kapsul vitamin kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
A 2 kali/tahun = Jumlah anak balita 12-59 bulan yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Jumlah sasaran dan data pemberian vitamin A tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah sasaran bayi 6-11 bulan tahun 2016-2018 Jumlah pemberian vit A pada bayi 6-11 bulan
250 tahun 2016-2018
204 180 171 165
190 185 157 152 155
200 180 160 145
168 172
140
150 120
100
100 80 71 77
61 54
60 51 50
48 52 52 56 54 56
50 40
20
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Berdasarkan data cakupan pemberian vitamin A pada bayi tahun 2015-2017, persentase pemberian vitamin A pada bayi 6-11 bulan terus mengalami
peningkatan selama 3 tahun terakhir, yaitu 407 (85,50%) tahun 2015, 417 (91,05%) tahun 2016, dan 470 (95,53%) tahun 2017,

56
Jumlah sasaran dan data pemberian vitamin A pada balita tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah sasaran anak balita tahun 2016-2018 Jumlah pemberian vitamin A pada balita
1600 1478 tahun 2016-2018
13801343
1400 1258 1600 1466
11791199 1385
1200 1400
1135
1000
1200 10441079 1027
1000
800
800
600
600
328 346 354 338 364 393
400 261 285 400 297 314 327 312
200 200
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Berdasarkan data cakupan pemberian vitamin A pada balita 12-59 bulan tahun 2016-2018, persentase pemberian vitamin A pada balita mengalami naik
dan turun selama 3 tahun terakhir, yaitu 3,608 (123,39%) tahun 2016, 2,734 (80,48%) tahun 2017, dan 3,428 (81,71%) , Cakupan pemberian vitamin A
pada tahun 2016 jauh melebihi 100% karena adanya perubahan data sasaran anak balita menjadi 2,924,

2. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif


Bayi umur 0-6 bulan adalah jumlah seluruh bayi umur 0 hari sampai 5 bulan 29 hari yang tercatat pada register pencatatan pemberian ASI di suatu wilayah,
Bayi mendapat ASI eksklusif adalah bayi umur 0-6 bulan yang diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral berdasarkan
recall 24 jam, Pelaporan pemberian ASI dilakukan pada pebruari dan agustus, maka perhitungan persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
dihitung dengan mengakumulasi pembilang (bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI ekslusif) dan penyebut (jumlah bayi 0-6 bulan yang tercatat dalam register
pencatatan pemberian ASI) berdasarkan laporan bulan pebruari dan agustus,

57
Jumlah sasaran dan data ASI eksklusif tahun 2016-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah bayi 0-6 bulan tahun 2016-2018 Jumlah ASI eksklusif tahun 2016-2018
160 120
136 131 101
140 127
120 100
120 112
79
80
100
59
80 68 60 51
44 40 42
60
40 28
40 32 35 34 37 27 25
28 21
10 20
20 4
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

F. Promosi Kesehatan
1. PHBS
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat, Ada 5 tatanan dalam pelaksanaan survey PHBS yaitu:
a. Tatanan rumah tangga
b. Tatanan sekolah
c. Tatanan tempat-tempat umum
d. Tatanan fasilitas kesehatan
e. Tatanan institusi kerja

58
a. PHBS tatanan rumah tangga
Rumah tangga ber PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang
meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah, Jika dalam rumah tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan
tidak ada balita, maka pengertian rumah tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator,
Tabel 4.14 Indikator PHBS tatanan rumah tangga
No Indikator PHBS Definisi
1, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum, dan bidan)
2, Memberi bayi ASI eksklusif Bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan
3, Menimbang balita setiap bulan Balita ditimbang setiap bulan dan tercatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA
4, Menggunakan air bersih Rumah tangga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air
dalam kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air
hujan dan memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna, Sumber
air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari sumber pencemar seperti
tempat penampung kotoran atau limbah
5, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Penduduk 5 tahun keatas mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun sebelum
makan dan sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan menggunakan sabun
6, Menggunakan jamban sehat Rumah tangga yang memiliki dan menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau
lubang penampung kotoran sebagai pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya, Untuk daerah
yang sulit air dapat menggunakan jamban cemplung atau jamban plengsengan
7, Memberantas jentik di rumah seminggu sekali Rumah tangga melakukan pemberantasan sarang nyamuk di dalam rumah atau di luar rumah
seminggu sekali dengan cara 3M plus/larvanisasi/ikanisasi atau cara lain yang dianjurkandalam
seminggu agar bebas dari jentik
8, Makan sayur dan buah setiap hari Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas yang mengonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi
buah atau sebaliknya setiap hari
9, Melakukan aktivitas fisik setiap hari Penduduk/anggota keluarga umur 10 tahun ke atas yang melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit

59
setiap hari
10, Tidak merokok di dalam rumah Penduduk/anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak merokok di dalam rumah ketika
bersama anggota keluarga lainnya

Indikator 1-10 ditanyakan pada rumah tangga yang mempunyai bayi dan/atau balita, Indikator 4-10 ditanyakan pada rumah tangga yang tidak mempunyai
bayi dan balita,
Rumus:
Persentase rumah tangga ber-PHBS = Jumlah rumah tangga ber-PHBS di suatu wilayah pada periode waktu tertentu x 100%
Jumlah rumah tangga yang dipantau/disurvei di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Jumlah rumah tangga ber-PHBS adalah hasil penjumlahan pada rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS + rumah tangga yang memenuhi 9
indikator PHBS + rumah tangga yang memenuhi 10 Indikator PHBS, dengan catatan:
1) Nilai maksimal 7 bagi rumah tangga yang tidak mempunyai bayi dan/atau balita, dan memenuhi 7 indikator PHBS,
2) Nilai maksimal 9 bagi rumah tangga yang mempunyai balita dan memenuhi 9 indikator PHBS (tanpa ASI eksklusif),
3) Nilai maksimal 10 bagi rumah tangga yang mempunyai bayi dan memenuhi 10 indikator PHBS,
Perhitungan jumlah rumah tangga ber-PHBS adalah jumlah rumah tangga PHBS dengan skor 7, 9 dan 10,

60
Jumlah hasil survei rumah tangga ber-PHBS tahun 2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Hasil survei PHBS tahun 2018 Hasil survei PHBS tahun 2018
45 40 40 45 40 40 40 40 40 40
40 38 39 38 36 40 38 38 39 37 37 36
34 32 33 33
35 35
30 25 30 27
25 25 23
20 20 20 19
20 20
14
15 10 15
9 9
10
4 2 4 6 5 10
5 2 3 5
0 0
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan:
Indikator 1: Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Indikator 2: Memberi bayi ASI eksklusif
Indikator 3: Menimbang balita setiap bulan
Indikator 4: Menggunakan air bersih
Indikator 5: Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Indikator 6: Menggunakan jamban sehat
Indikator 7: Memberantas jentik di rumah seminggu sekali
Indikator 8: Makan sayur dan buah setiap hari
Indikator 9: Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Indikator 10: Tidak merokok di dalam rumah
Jumlah sampel rumah tangga yang disurvei PHBS tahun 2018 adalah 160, dengan jumlah responden 629 orang (315 laki-laki, 314 perempuan), Jumlah
rumah tangga disurvei yang mempunyai bayi 6-11 bulan adalah 21, jumlah rumah tangga disurvei yang mempunyai balita 0-5 tahun adalah 32, Berdasarkan
hasil survei PHBS tahun 2018, indikator 10 (tidak merokok di dalam rumah) menempati peringkat terendah dari 10 indikator PHBS, Jumlah responden yang

61
tidak merokok di dalam rumah adalah 82 orang (51,3%), disusul indikator 2 (memberi bayi ASI eksklusif) sebanyak 12 orang (57%) dan indikator 3
(menimbang balita setiap bulan) sebanyak 28 orang (53%),
Berdasarkan hasil survei PHBS tahun 2017, indikator 8 (makan sayur dan buah setiap hari) menempati peringkat tertinggi dari 10 indikator PHBS, Jumlah
responden yang makan sayur dan buah adalah 155 orang (96,9%), disusul indikator 4 (menggunakan air bersih) sebanyak 152 orang (95%) dan indikator 6
(menggunakan jamban sehat) sebanyak 151 orang (94,4%), Jumlah rumah tangga ber-PHBS adalah 82 (51,3%),

b. PHBS tatanan sekolah


PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS
dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat, Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik,
guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat,
Tabel 4.15 Indikator PHBS tatanan sekolah
No Indikator PHBS
1, Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2, Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3, Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4, Olahraga yang teratur dan terukur
5, Memberantas jentik nyamuk
6, Tidak merokok di sekolah
7, Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8, Membuang sampah pada tempatnya

Survei sekolah ber-PHBS tahun 2017 dilaksanakan di 17 SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang, Berdasarkan hasil survei PHBS, hanya 2
SD/MI yang memenuhi indikator PHBS tatanan sekolah dari total 17 SD/MI, Indikator 2 mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah merupakan indikator
PHBS yang paling sulit dipenuhi karena banyaknya pedagang yang berjualan di depan sekolah,

62
c. PHBS tatanan lain (tempat umum, sarana ibadah, institusi kerja)
Tidak ada pelaksanaan kegiatan PHBS tatanan tempat umum, fasilitas kesehatan dan institusi kerja di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang pada tahun
2017,

2. Desa siaga
Desa siaga di wilayah kerja Puskesmas Rapak Mahang ada 2, di Bukit Biru dan Jahab,

G. Kesehatan Lansia
Pelayanan kesehatan usia lanjut adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman usia lanjut (60 tahun ke atas) di fasilitas pelayanan kesehatan
pada 1 wilayah kerja dan kurun waktu tertentu,
Rumus:
Cakupan pelayanan kesehatan usia Jumlah usila memperoleh yankes di fasyankes pada wilayah dan kurun waktu tertentu x 100%
lanjut = Jumlah seluruh usila di wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah pelayanan kesehatan lansia (60 tahun ke atas) tahun 2017-2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah sasaran lansia tahun 2017-2018 Lansia mendapat yankes tahun 2017-2018
1400 900 828 845
1236
1200 1122 800
698
991 700 612 620
1000 915
600
800 480
500 412
566 400
600 316
300
400 283 309
258 200
200 100
0 0
2017 2018 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

63
Berdasarkan data cakupan pelayanan kesehatan lansia tahun 2018, jumlah pelayanan kesehatan lansia sesuai standar adalah 2,643 dari 2,975 lansia > 60 tahun
dengan persentase 88,84%, meningkat dari tahun 2017 (2,168 dari 2,705 lansia dengan persentase 80,15%),

Tabel 4,16 Jumlah kunjungan pra usila dan usila menurut posyandu tahun 2018
No Kelurahan Nama Posyandu Jumlah Kunjungan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Total
Kamboja 16 17 15 20 19 18 16 17 21 20 18 19 216
1, Timbau Setia Kawan 18 15 20 16 19 18 17 20 18 17 15 16 209
Melati 1 10 20 17 18 19 17 21 22 18 19 18 20 219
2, Melayu Melati 2 12 10 8 9 11 13 14 12 10 12 14 15 140
Melati 3 15 14 14 10 12 11 12 14 11 13 18 10 154
Seger Waras Barokah 24 26 22 29 24 23 20 26 26 20 22 25 287
3, Bukit Biru Rahayu 16 12 14 16 18 19 20 18 16 19 16 20 204
Anyelir 21 29 30 31 34 36 37 34 20 24 29 31 356
Langgeng Waluyo 26 29 30 31 34 31 34 40 40 42 41 40 418
Cempaka 42 40 44 34 30 34 40 44 48 41 42 42 481
Aster 1 31 32 33 39 36 33 36 40 41 40 36 40 437
4, Jahab Aster 2 36 37 40 44 51 42 40 42 36 31 39 40 478
Aster 3 24 29 30 34 40 41 29 41 36 37 40 42 423
Aster 4 46 40 34 28 30 34 36 35 40 41 40 48 452
Jumlah 337 350 351 359 377 370 372 405 381 376 388 408 4,474

H. Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga
negara secara minimal, Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak
dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, Jenis dan mutu pelayanan yang termasuk dalam SPM adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17 Indikator SPM menurut Permenkes Nomor 43 Tahun 2016
No Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Target
1, Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar 100%
2, Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar 100%

64
3, Setiap bayi baru lahir usia 0-28 hari mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 100%
4, Setiap balita usia 0-59 bulan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 100%
5, Setiap anak pada usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7 mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar 100%
6, Setiap warga negara Indonesia usia 15-59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar 100%
7, Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali 100%
8, Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 100%
9, Setiap penderita diabetes mellitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 100%
10, Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 100%
11, Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar 100%
12, Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan 100%
lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar

1. Pelayanan kesehatan ibu hamil


Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan 10T yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal 1 kali pada
trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga,
Tabel 4.18 Pelayanan kesehatan ibu hamil tahun 2018

Jumlah ibu hamil Mendapat pelayanan antenatal sesuai


No Kelurahan standar Target SPM
Jml %
1 Timbau 407 352 86,49 100%
2 Melayu 472 304 64,41 100%
3 Bukit Biru 116 81 69,83 100%
4 Jahab 113 54 47,79 100%
Jumlah 1108 791 71,39 100%

2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin


Pelayanan persalinan sesuai standar adalah persalinan yang dilakukan oleh bidan dan/atau dokter/dokter spesialis kebidanan yang bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat Tanda Register (STR) baik persalinan normal dan/atau persalinan dengan komplikasi,

65
Tabel 4.19 Pelayanan kesehatan ibu bersalin tahun 2018

Jumlah ibu nifas Mendapat pelayanan persalinan


No Kelurahan sesuai standar Target SPM
Jml %
1 Timbau 388 258 66,49 100%
2 Melayu 450 271 60,22 100%
3 Bukit Biru 111 95 85,59 100%
4 Jahab 108 57 52,78 100%
Jumlah 1,057 681 64,43 100%

3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir


Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan pada bayi usia 0-28 hari dan mengacu kepada Pelayanan Neonatal
Esensial sesuai yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak, dilakukan oleh bidan dan/atau
perawat dan/atau dokter dan/atau dokter spesialis anak yang memiliki Surat Tanda Register (STR),
Tabel 4.20 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir tahun 2018
Jumlah bayi 0-28 Mendapat pelayanan kesehatan
No Kelurahan hari sesuai standar Target SPM
Jml %
1 Timbau 347 267 76,95 100%
2 Melayu 422 278 65,88 100%
3 Bukit Biru 101 95 94,06 100%
4 Jahab 84 62 71,43 100%
Jumlah 954 700 73,38 100%

66
4. Pelayanan kesehatan balita
Pelayanan kesehatan balita sesuai standar adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anak berusia 0-59 bulan meliputi:
a. Penimbangan minimal 8 kali setahun, pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali setahun,
b. Pemberian kapsul vitamin A 2 kali setahun,
c. Pemberian imunisasi dasar lengkap,
Tabel 4.21 Pelayanan kesehatan balita tahun 2018
Jumlah balita 0-59 Mendapat pelayanan kesehatan
No Kelurahan bulan sesuai standar Target SPM
Jml %
1 Timbau 1605 963 60 100%
2 Melayu 1.900 1.063 55,95 100%
3 Bukit Biru 455 299 65,71 100%
4 Jahab 422 275 65,17 100%
Jumlah 4.382 2.600 59,33 100%

5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar


Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar adalah penjaringan kesehatan yang diberikan kepada anak usia pendidikan dasar, minimal 1 kali pada kelas 1
dan kelas 7 yang meliputi:
a. Penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda klinis anemia),
b. Penilaian tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan napas),
c. Penilaian kesehatan gigi dan mulut,
d. Penilaian ketajaman indera penglihatan dengan poster snellen,
e. Penilaian ketajaman indera pendengaran dengan garpu tala,

67
Tabel 4.22 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar tahun 2018
Jumlah siswa kelas 1 Mendapat pelayanan kesehatan
No Kelurahan dan 7 sesuai standar Target SPM
Jml %
1 Timbau 504 504 100 100%
2 Melayu 1419 1419 100 100%
3 Bukit Biru 140 140 100 100%
4 Jahab 141 141 100 100%
Jumlah 2204 2204 100 100%

6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif


Pelayanan skrining kesehatan usia 15-59 tahun sesuai standar minimal dilakukan 1 tahun sekali, meliputi:
a. Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa tinggi badan dan berat badan serta lingkar perut,
b. Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan primer,
c. Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes cepat gula darah,
d. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku,
e. Pemeriksaan ketajaman penglihatan,
f. Pemeriksaan ketajaman pendengaran,
g. Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis dan pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30-59 tahun,
Tabel 4.23 Pelayanan kesehatan usia produktif tahun 2018
Jumlah penduduk 15- Mendapat pelayanan kesehatan
No Kelurahan 59 tahun sesuai standar Target SPM
Jml %
1 Timbau 11.677 1.518 13 100%
2 Melayu 13.649 968 7,09 100%
3 Bukit Biru 3.135 452 14,42 100%
4 Jahab 3.267 408 12,49 100%
Jumlah 31,728 3.346 10,55 100%

68
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
Pelayanan skrining kesehatan warga negara usia 60 tahun ke atas sesuai standar minimal dilakukan 1 tahun sekali, meliputi:
a. Deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah,
b. Deteksi diabetes melitus dengan pemeriksaan kadar gula darah,
c. Deteksi kadar kolesterol dalam darah,
d. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku, termasuk kepikunan menggunakan Mini Cog atau Mini Mental Status Examination (MMSE)/Test Mental
Mini atau Abreviated Mental Test (AMT) dan Geriatric Depression Scale (GDS),
Tabel 4.24 Pelayanan kesehatan usia lanjut tahun 2018
Jumlah penduduk Mendapat pelayanan kesehatan
No Kelurahan > 60 tahun sesuai standar Target SPM
Jml %
1 Timbau 915 845 92,35 100%
2 Melayu 1.236 698 56,47 100%
3 Bukit Biru 566 620 109,54 100%
4 Jahab 258 480 186,05 100%
Jumlah 2.975 2.643 88,84 100%

8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi


Sasaran adalah penduduk usia 15 tahun ke atas, Pelayanan kesehatan hipertensi sesuai standar meliputi:
a. Pemeriksaan dan monitoring tekanan darah
b. Edukasi
c. Pengaturan diet seimbang
d. Aktivitas fisik
e. Pengelolaan farmakologis

69
Tabel 4.25 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi tahun 2018
Jumlah penduduk Mendapat pelayanan kesehatan
No Kelurahan > 15 tahun sesuai standar Target SPM
Jml %
1 Timbau 11.677 2.021 17,31 100%
2 Melayu 13.649 1.308 9.58 100%
3 Bukit Biru 3.135 1.024 32.66 100%
4 Jahab 3.267 1.169 35.78 100%
Jumlah 31.728 5.522 17.40 100%

9. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus


Pelayanan kesehatan diberikan kepada penyandang DM di FKTP sesuai standar meliputi 4 pilar penatalaksanaan sebagai berikut:
a. Edukasi
b. Aktifitas fisik
c. Terapi nutrisi medis
d. Intervensi farmakologis
Bagi penyandang DM yang belum menjadi peserta JKN diwajibkan menjadi peserta JKN,
Tabel 4.26 Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus tahun 2018
Jumlah penyandang Mendapat pelayanan kesehatan
No Kelurahan DM sesuai standar Target SPM
Jml %
1 Timbau 1.602 1.602 100 100%
2 Melayu 962 962 100 100%
3 Bukit Biru 739 739 100 100%
4 Jahab 780 780 100 100%
Jumlah 4.083 4.083 100 100%

70
10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ berat adalah pelayanan promotif preventif yang bertujuan meningkatkan kesehatan jiwa ODGJ berat (psikotik) dan
mencegah terjadinya kekambuhan dan pemasungan,
Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ berat meliputi:
a. Edukasi dan evaluasi tentang: tanda dan gejala gangguan jiwa, kepatuhan minum obat dan informasi lain terkait obat, mencegah tindakan pemasungan,
kebersihan diri, sosialisasi, kegiatan rumah tangga dan aktivitas bekerja sederhana,
b. Tindakan kebersihan diri ODGJ berat,
Tabel 4.27 Pelayanan kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat

Jumlah ODGJ berat Mendapat pelayanan kesehatan


No Kelurahan sesuai standar Target SPM
Jml %
1 Timbau 12 12 100 100%
2 Melayu 5 5 100 100%
3 Bukit Biru 1 1 100 100%
4 Jahab 3 3 100 100%
Jumlah 21 21 100 100%

11. Pelayanan kesehatan orang dengan tuberkulosis (TB)


Pelayanan Tuberkulosis Sesuai Standar adalah pelayanan kesehatan diberikan kepada seluruh orang dengan TB yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
sesuai kewenangannya di FKTP (puskesmas dan jaringannya) dan di FKTL baik pemerintah maupun swasta,
Pelayanan yang diberikan sesuai Pedoman Penanggulangan TB yang berlaku antara lain:
a. Penegakan diagnosis TB dilakukan secara bakteriologis dan klinis serta dapat didukung dengan pemeriksaan penunjang lainnya,
b. Dilakukan pemeriksaan pemantauan kemajuan pengobatan pada akhir pengobatan intensif, bulan ke 5 dan akhir pengobatan,
c. Pengobatan dengan menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan panduan OAT standar,

71
Tabel 4.28 Pelayanan kesehatan orang dengan Tuberkulosis (TB) tahun 2018
No Kelurahan Sasaran Mendapat pelayanan Target
kesehatan sesuai standar SPM
Jumlah %
1, Timbau 22 22 100 100%
2, Melayu 23 23 100 100%
3, Bukit Biru 6 6 100 100%
4, Jahab 7 7 100 100%
Jumlah 58 58 100 100%

12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV


Pelayanan Kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV sesuai standar adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil, pasien TB, pasien
infeksi menular seksual (IMS), waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan,
Pelayanan kesehatan meliputi:
a. Upaya pencegahan pada orang yang memiliki risiko terinfeksi HIV
b. Pemeriksaan HIV ditawarkan secara aktif oleh petugas kesehatan bagi orang yang berisiko dimulai dengan:
1) pemberian informasi terkait HIV-AIDS
2) pemeriksaan HIV menggunakan tes cepat HIV dengan menggunakan alat tes sesuai standar nasional yang telah ditetapkan
3) orang dengan hasil pemeriksaan HIV positif harus dirujuk ke fasilitas yang mampu menangani untuk mendapatkan pengobatan ARV dan konseling
tentang HIV dan AIDS bagi orang dengan HIV (ODHA) dan pasangannya
4) orang dengan infeksi menular seksual (IMS), waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan dengan hasil
pemeriksaan HIV negatif harus dilakukan pemeriksaan ulang minimal setelah 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan dari pemeriksaan yang pertama,

72
Tabel 4.29 Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV tahun 2018
No Kelurahan Sasaran Mendapat pelayanan Target
kesehatan sesuai standar SPM
Jumlah %
1, Timbau 407 367 90,17 100%
2, Melayu 472 256 54,24 100%
3, Bukit Biru 116 111 95,69 100%
4, Jahab 113 86 76,11 100%
Jumlah 1.108 820 74,01 100%

I. Upaya Kesehatan Pengembangan


1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat
melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan madrasah ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih
(guru dan dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, Tenaga kesehatan adalah tenaga medis, tenaga keperawatan atau petugas Puskesmas
lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS, Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di
sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS, Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat
yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil,
Rumus:
Cakupan pemeriksaan Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga
kesehatan siswa SD dan kesehatan atau tenaga terlatih di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
setingkat = Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Rumus:
Cakupan penjaringan siswa Jumlah SD dan setingkat yang muridnya (kelas 1) diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan oleh
SD dan setingkat = tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
Jumlah SD dan setingkat di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

73
Tabel 4.30 Cakupan penjaringan kesehatan pada siswa/siswi SD/MI kelas 1 tahun 2018
No Sekolah Jumlah sasaran Penjaringan kesehatan pada murid kelas 1
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 SDN 035 50 46 96 50 100 46 100 96 100
2 SDN 007 53 35 88 53 100 35 100 88 100
3 SDN 027 4 3 7 4 100 3 100 7 100
4 SDN 022 14 31 45 14 100 31 100 45 100
5 SDIT Al Hidayah 3 1 4 3 100 1 100 4 100
6 SDN 012 24 28 52 24 100 28 100 52 100
7 SDN 009 50 34 84 50 100 34 100 84 100
8 SDN 028 46 37 83 46 100 37 100 83 100
9 SDN 017 25 22 47 25 100 22 100 47 100
10 SD Muhammadiyah 83 91 174 83 100 91 100 174 100
11 Sekolah Khusus Bina Insan Mandiri 8 2 10 8 100 2 100 10 100
12 MI Asy-Syauqi 64 64 128 64 100 64 100 128 100
13 SDTK SIFRA 3 2 5 3 100 2 100 5 100
14 SDN 015 27 22 49 27 100 22 100 49 100
15 SDN 013 14 7 21 14 100 7 100 21 100
16 SD Al Munawwarah 11 3 14 11 100 3 100 14 100
17 MI Darul Ulum 5 7 12 5 100 7 100 12 100
18 SDN 024 19 22 41 19 100 22 100 41 100
19 SDN 034 9 14 23 9 100 14 100 23 100
Jumlah 512 471 983 512 100 471 100 983 100

74
Jumlah penjaringan kesehatan siswa SD/MI kelas 1 tahun 2015-2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah murid SD/MI kelas 1 tahun 2016-2018 Penjaringan siswa SD dan setingkat
700 tahun 2016-2018
567 582 700
600 527
567 582
600 527
500
500
400
400
300 265
234 240 300 265
234 240
200 200
82 74 82 65 96 82 74 82 65 96
100 64 100 64

0 0
2016 2017 2017 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

Tabel 4.31 Cakupan penjaringan kesehatan pada siswa/siswi SLTP/MTs tahun 2018
No Sekolah Jumlah sasaran Penjaringan kesehatan pada murid kelas 7
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 MTs PPKP Ribathul Khail 110 84 194 110 100 84 100 194 100
2 SMP IT Al Hidayah 49 21 70 49 100 21 100 70 100
3 SMPN 3 149 173 322 149 100 173 100 322 100
4 SMP Muhammadiyah 35 33 68 35 100 33 100 68 100
5 MTs Negeri 96 125 221 96 100 125 100 221 100
6 MTs Al Kautsar 83 88 171 83 100 88 100 171 100
7 SMP Islam Misbhaa Hun Mun 26 14 40 26 100 14 100 40 100
8 SMP Tahfizul Qur’an Asy Syauqi 6 8 14 6 100 8 100 14 100

75
9 SMP Kosgoro 6 4 10 6 100 4 100 10 100
10 SMP Al Munawwaroh 19 15 34 19 100 15 100 34 100
11 SMPN 5 38 39 77 38 100 39 100 77 100
Jumlah 617 604 1221 617 100 604 100 1221 100

Jumlah penjaringan kesehatan siswa SLTP/MTs kelas 7 tahun 2015-2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah murid SLTP/MTs tahun 2016-2018 Penjaringan siswa SLTP/MTs tahun 2016-2018
900 827 855 836 900 824 854 836
800 800
700 700
600 600
500 500
400 400
300 264 300 264
211 192 208 192
200 200
85 57 78 77 85 57 76 77
100 34 44 100 28 44
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

76
Tabel 4.32 Cakupan penjaringan kesehatan pada siswa/siswi SMA/SMK/MA tahun 2018
No Sekolah Jumlah sasaran Penjaringan kesehatan pada murid kelas 10
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 SMA Negeri 2 137 184 321 137 100 184 100 321 100
2 MAN 2 148 179 327 148 100 179 100 327 100
3 MA PPKP Ribathul Khail 34 32 66 34 100 32 100 66 100
4 SMK Farmasi 30 65 95 30 100 65 100 95 100
5 SMK Ketopong 26 28 54 26 100 28 100 54 100
6 SMA IT Al Hidayah 14 12 26 14 100 12 100 26 100
7 SMA Muhammadiyah 5 3 8 5 100 3 100 8 100
8 SMA Al Munawwaroh 2 5 7 2 100 5 100 7 100
Jumlah 396 508 904 396 100 508 100 904 100

77
Jumlah penjaringan kesehatan siswa SMA/SMK/MA kelas 10 tahun 2015-2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Jumlah murid SMA/SMK/MA tahun 2016-2018 Penjaringan siswa SMA/SMK/MA


1000 905
tahun 2016-2018
897
900 822 1000 902 897
800 900 813
700 800
600 700
500 600
500
400
400
300 300
200 200
100 0 18 0 14 8 0 0 7 0 100 0 18 0 14 8 0 0 7 0
0 0
2016 2017 2018 2016 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

2. Gigi dan Mulut


a. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Gigi tetap adalah gigi yang tumbuh sebagai akibat menggantikan gigi susu yang telah tanggal, Tumpatan adalah bentuk perawatan terhadap gigi
berlubang berupa penambalan/aplikasi bahan tambal setelah jaringan gigi yang rusak dibersihkan, Pencabutan adalah pengangkatan gigi tetap dari jaringan
mulut sebagai bentuk perawatan gigi berlubang yang sudah tidak dapat ditumpat/ditambal,
Rumus:
Rasio tumpatan/pencabutan gigi tetap = Jumlah gigi tetap yang ditambal/ditumpat di suatu wilayah pada periode waktu tertentu x 100%
Jumlah gigi tetap yang dicabut pada wilayah dan kurun waktu yang sama

78
Tabel 4.33 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut tahun 2018
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
No Kelurahan Tumpatan Pencabutan Rasio tumpatan/ Tumpatan gigi Pencabutan
Scaling Pengobatan
gigi tetap gigi tetap pencabutan sementara gigi decidui
1, Timbau 1 11 0 11 5 600
2, Melayu 2 6 0 17 4 335
3, Bukit Biru 0 1 0 10 0 215
4, Jahab 0 1 0 7 2 122
Jumlah 3 19 0 45 11 1272

b. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)


Pemeriksaan gigi dan mulut adalah Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti
pencabutan gigi sulung, pengobatan, dan penambalan sementara gigi sulung dan/atau gigi tetap, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke
puskesmas minimal 2 kali dalam setahun, Tidak ada pelaksanaan UKGS tahun 2018,
Rumus:
% murid SD diperiksa (UKGS) = Jumlah murid SD yang diperiksa (UKGS) di suatu wilayah dan kurun waktu tertentu x 100%
Jumlah seluruh murid SD di wilayah dan kurun waktu yang sama

Rumus:
% murid SD mendapat perawatan = Jumlah murid SD yang mendapat perawatan dari hasil pemeriksaan UKGS x 100%
Jumlah murid SD yang memerlukan perawatan

3. Lansia
Pelayanan kesehatan usia lanjut adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman usia lanjut (60 tahun ke atas) di fasilitas pelayanan
kesehatan pada satu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu,

79
Rumus:
Cakupan pelayanan kesehatan usia Jumlah usila memperoleh yankes di fasyankes pada wilayah dan kurun waktu tertentu x 100%
lanjut = Jumlah seluruh usila di wilayah dan kurun waktu yang sama

Sasaran usila dan pelayanan kesehatan usila tahun 2016-2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini,

Sasaran usila tahun 2017-2018 Yankes usila > 60 th tahun 2017-2018


1400 900 828 845
1236
1200 1122 800
698
991 700 612 620
1000 915
600
800 480
500 412
566 400
600 316
309 300
400 283 258
200
200 100
0 0
2017 2018 2017 2018
Timbau Melayu Bukit Biru Jahab Timbau Melayu Bukit Biru Jahab

J. Kefarmasian dan Alat Kesehatan


Puskesmas Rapak Mahang sebagian besar mendapat distribusi obat dan alat kesehatan dari Dinkes Kukar dan sisanya dianggarkan di dana BLUD untuk
mencukupi kebutuhan puskesmas, data pemakaian obat terbanyak dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.34 Pemakaian obat terbanyak tahun 2018
No Nama obat Kemasan Jumlah penggunaan Keterangan
1 Metformin HCL 500 mg 99.810
2 Tablet Tambah Darah 80.230
3 Vitamin B Kompleks 78.270
4 Ranitidine 150 mg 75.331

80
5 Amlodipine 5 mg 62.465
6 Kombinasi Tripolidin dan Pseudoefedrin 56.000
7 Parasetamol 500 mg 48.776
8 Glimepiride 2 mg 48.247
9 Amlodipine 10 mg 41.925
10 Kalsium Laktat (Kalk) 500 mg 40.675

81

Anda mungkin juga menyukai