Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

Analisis Resiko Keuangan, Operasional dan Bisnis “ JIWASRAYA”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Resiko

OLEH :

ADZALIA FITRI ANNISA 1910536019

WIDYARSONO SAMOSIR 1910536040

ABEL TIGOR

PROGRAM STUDI D3 INTAKE AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
1. Resiko Keuangan

Manajemen resiko finansial yaitu upaya pengawasan resiko dan perlindungan hak
milik, keuntungan, harta dan aset sebuah badan usaha. Pada prakteknya, proses
pengelolaan resiko ini meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian
resiko bila ditemukan hal yang mengancam keberlangsungan organisasi.

Manajemen ini sangat penting karena ini merupakan salah satu sumber daya
perusahaan. Karena itu seorang akuntan harus benar-benar mempertimbangkan
berbagai resiko lainnya yang berhubungan dengan keuangan, seperti:

a. Resiko likuiditas
b. Diskpntinuitas pasar
c. Resiko kredit
d. Resiko regulasi
e. Resiko pajak
f. resiko akuntansi
Manajemen ini juga tidak lepas dari perubahan kurs mata uang yang erat
kaitannya dengan perubahan inflasi, neraca perdagangan, kapasitas utang, suku bunga
dsb.

2. Resiko Operasional

Manajemen ini berkaitan dengan resiko yang timbul akibat gagal fungsi proses
internal, misalnya karena human error, kegagagalan sistem, faktor luar seperti
bencana dsb. Dalam manajemen resiko operasional, ada empat faktor penyebab resiko
antara lain :

a. Manusia

b. Proses

c. sistem dan

d. kejadian eksternal.
Dengan memahami manajemen resiko ini, perusahaan bisa mengambil langkah
preventif atau bahkan sanksi supaya kapasitas produksi dan layanan terjaga semisal
ada hal yang tidak diinginkan terjadi

Resiko ini akan menimbulkan kerugian yang bisa berdampak akan hilangnya
potensi keuntungan.

3. Resiko bisnis

Dalam hal resiko bisnis, proyeksi laba per saham (EPS) untuk tahun berikutnya
dapat menjadi proksi yang baik untuk kinerja yang diharapkan. Resiko yang terlibat
dalam mencapai tujuan itu mungkin termasuk :

a. pangsa pasar

b. pelanggan baru,

c. margin harga dan

d. manajemen biaya

Resiko-resiko ini dapat mendorong volatilitas pendapatan.

Kata kunci pada kasus Jiwasraya :

1. Polis Asuransi

Polis Asuransi adalah kontrak tertulis antara perusahaan asuransi (penanggung)


dan nasabah (tertanggung) yang berisi pengalihan risiko dan syarat-syarat berlaku
(jumlah uang pertanggungan, jenis risiko yang ditanggung, jangka waktu dan lain
sebagainya).

Polis asuransi jiwa disebut juga dengan istilah kontrak, kontrak polis, sertifikat
asuransi. Polis asuransi sangat penting untuk nasabah dan perusahaan asuransi,
sebagai:

a. Bukti tertulis bagi kedua belah pihak yang sudah sepakat.


b. Jaminan untuk nasabah, untuk mengganti kerugian dari pihak perusahaan asuransi.
Termasuk pada saat nasabah melakukan klaim atau tuntutan hukum jika terjadi kesa
lahpahaman.

Perusahaan asuransi menganggap polis adalah tanda terima dari nasabah dan nasabah
tunduk pada aturan yang berlaku.

2. JS Saving Plan

JS Saving plan merupakan produk asuransi jiwa sekaligus investasi yang


ditawarkan melalui perbankan atau bancassurance.

3. Jiwasyara

PT Asuransi Jiwasraya adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang


bergerak di sektor asuransi.

1. Analisis Resiko Keuangan Jiwasraya

a. Resiko likuiditas
Dirut Jiwasraya minta maaf kepada nasabah
Dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI pada Senin (16/12) kemarin, Hexana
mengungkapkan alasan mengapa Jiwasraya tak dapat membayar klaim polis asuransi
nasabah. Pada kesempatan itu, dia juga meminta maaf kepada nasabah.
“Jiwasraya tak bisa membayar (polis) karena sumbernya dari corporate action. Saya
minta maaf ke nasabah (pemegang polis)," ujar Hexana dalam rapat komisi VI DPR RI,
Senin (16/12/).
Jiwasraya tak bisa memastikan bisa membayar kewajiban para pemegang polis yang jatu
h tempo ke nasabah asuransi yang sahamnya dimiliki negara ini. Harapan Jiwasraya, kat
a Hexana menunggu closing investor yang akan masuk Jiwasraya para awal tahun 2020.
" Diharapkan closing pertama investor (masuk Jiwasraya) di awal tahun ini. Ini bisa me
ngurai masalah Jiwaraya tapi pembayarannya dicicil, tidak bisa full," kata Hexana memb
eri harapan.
b. Diskpntinuitas pasar -
c. Resiko kredit -
d. Resiko regulasi
1) Kemenkeu menolak sediakan bailout
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan tidak menyediakan dana
talangan (bailout) untuk pembayaran klaim jatuh tempo nasabah PT Asuransi
Jiwasraya pada tahun depan.
“Pada 2020 tidak ada anggaran untuk ini [bailout] Jiwasraya,” kata Direktur
Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Isa Rachmatawarta di gedung DPR,
Jakarta, Senin (16/12).
Namun ia tidak mau berkomentar terkait potensi pemberian bailout
Jiwasraya pada tahun 2021. “Saya, no commect,” ujarnya.
2) Pada November 2018 OJK merevisi pengesahan cadangan premi
Jiwasraya tahun 2017
e. Resiko pajak -
f. resiko akuntansi
1) “Ekuitas Jiwasraya Negatif Mencapai Rp23,92 triliun

Seperti diketahui, data perseroan mencatat ekuitas Jiwasraya negatif sebesar


Rp23,92 triliun per September 2019. Lantaran liabilitas perseroan mencapai
Rp49,6 triliun sedangkan asetnya hanya Rp25,68 triliun.

Sementara itu, untuk memenuhi rasio solvabilitas atau Risk Based Capital
(RBC) 120%, maka Jiwasraya membutuhkan dana sebesar Rp32,89 triliun.
Jiwasraya juga tercatat mengantongi rugi sebesar Rp15,89 triliun per
September 2019.

Adapun RBC adalah indikator pengukuran kesehatan finansial perusahaan


asuransi. Perusahaan asuransi dipercaya dapat memenuhi seluruh
kewajibannya kepada nasabah, aset dan modal melebihi dari total kewajiban
yang dimiliki perseroan.“

2) “Kisruh PT Asuransi Jiwasraya pun terungkap ke publik karena laporan


keuangan perusahaan ‘unaudited’ tahun 2017 yang awalnya mencatat laba
bersih Rp. 2,4 triliun harus direvisi. Dalam hal ini, kantor akuntan publik
PricewaterhouseCoopers (PwC) merevisi auditnya sehingga laba bersih
perusahaan menciut menjadi Rp. 360 miliar saja.”

3) “Masih punya aset, meski menyusut

Menurut Hexana, Jiwasraya sejatinya masih memiliki aset. Hanya saja, asset
Jiwasraya menyusut menjadi Rp 2 triliun, dari sebelumnya Rp 25 triliun.
Alhasil, aset Jiwasraya itu tak mungkin dipaksakan untuk melunasi
pembayaran. "Saat ini, aset jiwasraya yang tersedia tidak bisa diandalkan
untuk itu. Ada beberapa inisiatif dan saya enggak bisa detailkan sekarang,"
jelasnya

2. Analisis Resiko Operasional Jiwasraya

a. Manusia

1) “Kejaksaan Agung (Kejagung) memastikan bakal melakukan pencekalan


terhadap jajaran Direksi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) periode 2013-2019
jika telah ditetapkan sebagai tersangka. Hal ini berkaitan dengan
permasalahan Jiwasraya yang menunggak pembayaran klaim polis kepada
nasabah.

Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus Adi Toegarisman menyatakan,


pihaknya saat ini baru memulai penyidikan pada kasus pengelolaan dana
investasi dari produk asuransi JS Saving Plan yang menyebabkan kerugian
negara tersebut. Sehingga Kejagung belum bisa menetapkan tersangka dalam
kasus ini.

"Pencekalan nanti. Ini kan baru awal, baru berapa hari. (Nanti kalau sudah
tersangka) pasti itu (dicekal)," ujarnya.“

2) “Menurut Hexana, perubahan laba itu terjadi karena portofolio keuangan


manajemen lama dikelola dengan risiko tinggi untuk mendapatkan imbal
hasil yang tinggi. Sedangkan aset perusahaan yang besar belum tentu
menjanjikan profitabilitas tinggi.”

3) “Hasil audit PwC keluar setelah tiga anggota direksi sebelumnya, yakni
Direktur Utama Hendrisman Rahim, Direktur Keuangan Hary Prasetyo, serta
Direktur Investasi dan Teknologi De Yong Adrian, lengser per akhir Januari
2018. Trio ini menjabat dua periode sejak 2008.”
b. Proses

1) “Perusahaan yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda dan memiliki


sekitar 7 juta nasabah ini harus menunda pembayaran klaim asuransi dari
nasabah JS Saving Plan mereka senilai Rp 802 miliar.”

2) “Prahara yang menghantam PT Asuransi Jiwasraya murni akibat risiko


investasi, beberapa pandangan lain meyakini bahwa ada kemungkinan
praktik curang atau tata kelola buruk di balik investasi saham berisiko tinggi
yang kemudian mencekit perusahaan itu. Di samping itu, ada juga yang
meyakini bahwa PT Asuransi Jiwasraya sudah memiliki masalah strategis
sebelumnya sehingga risiko investasi yang terjadi sekarang adalah imbas
dari risiko strategis dan permasalahan lama mereka tersebut.”

c. sistem -

d. kejadian eksternal.-

3. Analisis Resiko Bisnis Jiwasraya

a. pangsa pasar

1) Nasabah mulai mencairkan JS Saving Plan pada Januari 2018 karena


mencium kebobrokan direksi lama

2) persoalan Jiwasraya bisa memicu penarikan dana besar-besaran dari


perusahaan asuransi dengan pengajuan klaim para pemegang polis. Selain
itu, pembelian polis asuransi jiwa juga otomatis akan berkurang jika ada
kekhawatiran di pasar.

"Pertumbuhan asuransi jiwa akan melambat, tidak bisa dua digit. Mungkin
bisa turun ke 10 persen karena pengaruh sistemik dari Jiwasraya," tutur
Hotbonar.

Bila demikian, industri jasa keuangan di Indonesia pun akan terkena


getahnya. Pertumbuhannya akan merosot. Hal ini akan menjadi sentimen
negatif bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
"Ekonomi makro nasional juga terpengaruh karena tingkat kepercayaan
investor luar negeri terhadap Indonesia akan menurun," kata Hotbonar

Penurunan kepercayaan investor asing jelas akan mempengaruhi jumlah


aliran modal dan nilai investasi ke dalam negeri. Dampaknya akan buruk
bagi ekonomi Indonesia lantaran investasi menjadi komponen kedua
terbesar dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB) Indonesia..

b. pelanggan baru,

Penundaan pembayaran klaim jatuh tempo, kata Hotbonar, akan mengurangi


tingkat kepercayaan masyarakat dengan industri asuransi. Terlebih, jika
pemegang polis hanya diberikan 'janji manis' tanpa kepastian terkait
pembayaran klaim tersebut.

"Ini kan mengikis kepercayaan masyarakat, makanya harus ada tindakan


konkret," ujar Hotbonar.

Menurutnya, masyarakat bisa saja semakin was-was dengan produk asuransi.


Jadi, mereka yang sebelumnya sudah memiliki polis asuransi akan
mengajukan klaim karena khawatir haknya tidak terpenuhi.

c. margin harga dan

Berupaya jual saham anak usaha


Di tengah krisis keuangan Asuransi Jiwasraya, perusahaan pelat merah ini
tengah melego saham anak usaha, Jiwasraya Putra ke investor agar dapat
membiayai klaim ke nasabah. Sejumlah investor dalam dan luar negeri
tertarik masuk ke bisnis ini.
Hexana menjelaskan bahwa investor asing tertarik masuk ke Jiwasraya Putra
karena melihat potensi pasar asuransi jiwa di Indonesia. Bayangkan saja,
jumlah penduduk Indonesia mencapai 258 juta jiwa dan masih banyak belum
terakses asuransi.
Alasan lainnya, Jiwasraya juga memiliki potensi untuk memanfaatkan
captive market dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurut Hexana,
saat ini BUMN mempunyai 120 perusahaan, 311 anak usaha serta 5.000-an
korporasi yang telah menjadi nasabah Jiwasraya.
“Jiwasraya punya captive market yang selama ini belum dikerjakan dan
digarap. Dari segi profitabilitas masih kecil di neraca, tapi potensinya
memang keliatan besar,” kata Hexana di gedung DPR, Senayan, Senin
(16/12).
d. manajemen biaya

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat kerugian sementara PT


Asuransi Jiwasraya (Persero) karena penurunan saham diperkirakan Rp6,4
triliun. Ketua BPK Agung Firman Sampurna mengungkap ada lebih dari 5
ribu transaksi yang beragam dari saham dan reksa dana.Agung memaparkan
ada transaksi saham berkualitas rendah dan tidak likuid sampai Rp4 triliun,
di antaranya adalah pembelian saham BJBR, SMBR dan PPROSelain itu,
ada risiko dari pembelian surat utang jangka menengah (medium terms
notes/MTN) PT Hanson Internasional Tbk.Ada risiko gagal bayar atas
pembelian MTN Hanson. Jadi ini sudah dideteksi dari 2016," tambah Agung.

Dia menegaskan saat ini sedang memeriksa kembali terkait penempatan


investasi yang salah. Salah satu yang sedang ditindaklanjuti adalah manajer
investasi saham yang kurang baik.

Agung menekankan, sebenarnya Jiwasraya sudah menindaklanjuti investasi


yang salah tersebut pada 2016. Jiwasraya sudah rebalancing melalui Reksa
Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) sebesar Rp9,7 triliun.

"Tapi mereka (Jiwasraya) melakukan transaksi (salah investasi) itu lagi.


Masalahnya kami temukan, you perbaiki tapi dilakukan kembali. Lagi-lagi
engkau melakukannya. Tapi ini skalanya besar. Kurang lebih seperti itu,"
tegas Agung.
Referensi:

https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen-risiko.html

Diakses tanggal 2 Februari 2020

https://economy.okezone.com/read/2019/12/22/320/2144884/17-fakta-soal-kasus-
jiwasraya-dinilai-sembrono-hingga-gagal-bayar-polis

Diakses tanggal 2 Februari 2020

https://irmapa.org/pt-asuransi-jiwasraya-kegagalan-pengelolaan-risiko-investasi/

Diakses tanggal 2 Februari 2020


https://keuangan.kontan.co.id/news/enam-fakta-penting-di-balik-kegagalan-bayar-
klaim-polis-jiwasraya-senilai-rp-124-t?page=all

Diakses tanggal 2 Februari 2020

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200109071455-78-463694/ancaman-
risiko-sistemik-di-balik-skandal-jiwasraya

Diakses tanggal 2 Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai