Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA DASAR

PENCEMARAN UDARA

Disusun Oleh :
Bintang Fitra Fahren (1806200803)
Fadilla Ayu Fauzia (1806200715)
La Ode Bachrul Hayat (1806200684)

Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Depok
2019

0
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................. 2
BAB I ..................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 3
1.2 Peran Bidang Kimia ..................................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.4 Tujuan......................................................................................................................... 4
TINJAUAN TEORI ................................................................................................................. 5
2.1.Senyawa ...................................................................................................................... 5
2.2 Termokimia .................................................................................................................. 6
2.3 Hidrokarbon ................................................................................................................. 8
BAB III ................................................................................................................................. 11
APLIKASI TEORI ................................................................................................................... 11
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 15
REFERENSI ........................................................................................................................ 16

1
ABSTRAK
Pencemaran udara adalah suatu ondisi dimana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Meningkatkan polusi udara memiliki dampak negatif
bagi kesehatan dan menyebabkan berbagai penyakit. Pencemaran udara sangat erat
kaitannya dengan peran kimia. Bidang kimia dapat menyebabkan pencemaran udara dan
juga dapat mengatasi pencemaraan udara. Senyawa-senyawa yang menyebkan
pencemaran udara antara lain sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), nitrogen
oksida (NOx), Hidrocarbon (HC), timbal (Pb). Dari beberapa jenis senyawa atau molekul
yang menjadi pencemar udara, umumnya disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil,
batu bara, dan diesel. Bidang kimia juga dapat mengurangi pencemaran udara dengan cara
penyerapan SO2, pembakaran kembali NOx, pembersihan gas buang dengan mesin berkas
elektron, penyerapan senyawa dengan arang aktif.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Udara adalah kumpulan dari berbagai macam zat kimia gas. Zat gas terbanyak yang
ada di dalam udara adalah nitrogen dan oksigen. Oksigen sangat penting bagi
keberlangsungan makhluk hidup, begitu pula nitrogen. Komposisi udara bersih sangat
bervariasi di berbagai tempat di seluruh dunia. Rata-rata persentase (per volume) gas dalam
udara bersih dan kerig yaitu nitrogen 78%, oksigen 20,8%, argon 0,9%, karbondioksida
0,03%, dan gas lainnya 0,27%.

Pencemaran udara adalah suatu kondisi dimana khualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota
besar yang padat penduduk dan padat industri yang menghasilkan gas-gas yang
mengandung zat di atas batas kewajaran.

Menurut UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran


udara adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zar, energi, atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh aktivitas manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan
turun sampai tingkat tertentu yang menyebapkan lingkungan menjadi kurang atau tidak lagi
sesuai dengan peruntukkannya.

Pencemaran udara dibedakan menjadi pencemaran primer dan pencemaran sekunder.


Pencemaran primer adalah substansi pencemaran yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer
karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah subtansi pencemar
yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar prime di atmosfer. Pembentukan ozon dalam
smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.

Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini
pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam deplesi ozon di stratosfer
semakin meningkat. Meningkatny polusi udara memiliki dampak negatif bagi kesehatan dan
menyebabkan berbagai penyakit, diantaranya peradangan kulit, psikosis yang disebabkan
oleh peradanga pada otak akibat paparan polusi udara, asma dan masalah pernapasan
lainnya.

3
1.2 Peran Bidang Kimia
1. Senyawa
Pencemaran udara merupakan penurunan kualitas udara akibat masuknya zat
polutan. Mayoritas zat polutan di udara merupakan senyawa anorganik. Di dalam
makalah ini akan dijelaskan mengenai apa saja senyawa anorganik penyebab
pencemaran udara beserta reaksi kimianya.
2. Termokimia
Salah satu penyebab pencemaran udara adalah kebakaran hutan dan pembakaran
sampah sembarangan. Di dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai reaksi
pembakaran dan perubahan energy dari reaksi pembakaran hingga menjadi polutan
(asap).
3. Hidrokarbon
Hidrokarbon ini dapat berasal dari proses industri yang diemisikan ke udara.
Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran dalam bentuk HC adalah
industri plastik, resin,pigmen, zat warna, pestisida dan pemrosesan karet.

1.3 Rumusan Masalah


a. Bagaimana peran bidang kimia dalam memnyebabkan polusi udara

b. Bagaiman peran bidang kimia dalam mengatasi polusi udara

1.4 Tujuan
Pencemaran udara sangat erat kaitannya dengan peran kimia. Bidang kimia dapat
menyebabkan pencemaran udara dan juga dapat mengatasi pencemaraan udara.
Pemanfaatkan ilmu kimia dengan tepat dapat mengatasi pencemaran udara yang terjadi
saat ini. Jika polusi udara teratasi maka kualitas hidup manusia di muka bumi ini dapat
meningkat. Maka dari itu, tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui peran
bidang kimia dalam pencemaran udara, sehingga dapat mengurangi aktivitas kimia yang
menghasilkan zat-zat kimia pencemar udara dan juga dapat melakukan tindakan yang
memanfaatkan bidang kimia untuk mengatasi pencemaran udara.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1.Senyawa
Senyawa adalah zat yang terbentuk dari penggabungan unsur-unsur dengan
pembagian tertentu. Senyawa dihasilkan dari reaksi kimia antara dua unsur atau lebih
melalui reaksi pembentukan. Senyawa memiliki sifat yang berbeda dengan unsur-
unsur penyusunnya.
2.1.1 Sifat-Sifat Senyawa
Tiap senyawa memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan unsur-unsur
pembentuknya. Senyawa hanya bisa diuraikan menjadi unsur-unsur
pembentuknya melalui suatu reaksi kimia. Pada kondisi yang sama, senyawa
bisa mempunyai wujud yang berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya.
Sifat fisika dan kimia senyawa berbeda dengan unsur-unsur
pembentuknya. Misalnya reaksi antara dua atom hidrogen (2H) dan satu atom
Oksigen (O) dapat membentuk molekul air (H2O).
Sifat senyawa yang lain diantaranya:
a. Senyawa bisa terbentuk melalui proses reaksi kimia.
b. Komponen penyusun yang ada pada senyawa memiliki suatu
perbandingan tertentu yang sifatnya tetap.
c. Senyawa tidak dapat dipisahkan dengan komponen penyusunnya kembali
dengan melalui reaksi fisika.
d. Senyawa dapat dikategorikan sebagai senyawa zat tunggal.
e. Senyawa memiliki sifat-sifat tertentu yang berbeda dengan unsur-unsur
pembentuknya.
2.1.2 Macam-Macam Senyawa

2.1.2.1 Senyawa Organik

Senyawa organik merupakan senyawa yang dibangun oleh suatu unsur karbon
sebagai kerangka utamanya. Senyawa-senyawa ini umumnya berasal dari
makhluk hidup.

2.1.2.2 Senyawa Anorganik

5
Senyawa anorganik merupakan senyawa yang tidak mengandung
karbon, misalnya air dan garam mineral. Pengecualian bagi karbondioksida
(CO2). CO2 adalah gas yang merupakan bagian dari atmosfer dan
dilepaskan selama respirasi seluler. Meskipun CO2 mengandung karbon, ia
diklasifikasikan sebagai senyawa anorganik.

2.2 Termokimia
Termokimia adalah ilmu tentang perubahan kalor (panas) suatu zat yang
melibatkan proses kimia dan fisika. Termokimia yang merupakan bagian dari
termodinamika membahas tentang perubahan energi yang menyertai suatu reaksi
kimia yang dimanifestasikan sebagai kalor reaksi. Partikel-partikel penyusun zat selalu
bergerak konstan, sehingga zat memiliki energi kinetik. Energi kinetik rata-rata suatu
objek berbanding lurus dengan temperature absolutnya.
Jika suatu objek dalam keadaan panas, atom-atom molekulnya-molekul
penyusun objek tersebut bergerak cepat, sehingga energy kinetic objek tersebut besar.
Energi potensial suatu zat muncul dari gaya tarik menarik dan tolak-menolak antara
partikel-partikel penyusun zat. Salah satu bentuk energi yang umum dijumpai adalah
energi kalor.
2.2.1 Perubahan Energi Dalam Reaksi Kimia
Dalam setiap reaksi kimia akan selalu terjadi penyerapan dan pelepasan energi.
Apabila perubahan kimia terjadi pada wadah sekat, sehingga tidak ada kalor yang
masuk maupun keluar dari sistem. Dengan demikian energi total yang dimiliki sistem
adalah tetap. Perubahan energi dalam reaksi kimia ada dua; perubahan endoterm dan
perubahan eksoterm. Perubahan endorterm adalah perubahan yang mampu
mengalirkan kalor dari sistem ke lingkungan atau melepaskan kalor ke lingkungan.
Sedangkan perubahan eksoterm adalah kalor yang akan mengalir ke dalam sistem.

Gambar 1. Perubahan Endoterm dan Eksoterm


Sumber: zenius.net
2.2.2 Entalpi

6
Entalpi (H) adalah jumlah total dari semua bentuk energi. Entalpi suatu zat
ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang
jumlahnya tidak dapat diukur dan akan tetap konstan selama tidak ada energi
yang masuk atau keluar dari zat. Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada
energi yang masuk atau keluar dari zat. Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis
HH2O(l) dan untuk es ditulis HH2O(s).
Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau
pelepasan kalor dinyatakan dengan perubahan entalpi (ΔH). Harga entalpi zat
sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat ditentukan
dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem.

2.2.2.1 Entalpi Pembentukan

Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah


kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol
senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP).
Entalpi pembentukan standar diberi simbol (ΔH◦f), simbol f berasal dari kata
formation yang berarti pembentukan. Contoh unsur-unsur yang stabil pada
keadaan standar, yaitu : H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca, dan Hg.

2.2.2.2 Entalpi Pembakaran

Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor


yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa
dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi
pembakaran standar diberi simbol (ΔH◦c) simbol c berasal dari kata
combustion yang berarti pembakaran. Pembakaran selalu membebaskan
kalor sehingga nilai entalpi pembakaran selalu negatif (eksoterm).

2.2.2.3 Entalpi Penguraian

Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor


yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi
simbol (ΔH◦d) simbol d berasal dari kata decomposition yang berarti penguraian.
Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada
pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang
diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi, entalpi
penguraian merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan senyawa yang sama.

7
Dengan demikian jumlah kalornya sama tetapi tandanya berlawanan karena reaksinya
berlawanan arah.

2.3 Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa dalam arti kimia organik yang tersusun atas
atom hidrogen dan juga atom karbon yang saling berikatan. Molekul hidrokarbon
secara alami terjadi dan ditemukan dalam minyak mentah, gas alam, batu bara,
dan sumber energi penting lainnya.
Hidrokarbon dapat terbakar dengan adanya oksigen untuk menghasilkan
karbon dioksida dan air dengan melepaskan panas tertentu, oleh karena itu
hidrokarbon sering digunakan sebagai bahan bakar. Salah satu contohnya yaitu
metana yang merupakan komponen utama penyusun gas alam dan menjadi
hidrokarbon yang paling sederhana. Cara interaksi atom hidrogen dan atom
karbon telah diatur pada pengertian ikatan kimia yang menghubungkan kedua
atom tersebut dan menentukan produk yang dihasilkan.
Dalam senyawa hidrokarbon sangat banyak macam variasi struktur yang
dapat terbentuk oleh atom hidrogen dan oksigen. Hal itu juga ditentukan oleh
bagaimana cara karbon mengikat hidrogen dan karbon dalam mengikat
sesamanya.
2.3.1 Jenis Hidrokarbon
2.3.1.1 Alifatik

2.3.1.1.1 Alkana

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang termasuk dalam


golongan senyawa alifatik. Dikatakan hidrokarbon jenuh karena pada alkana tidak
terdapat ikatan rangkap antar atom karbon sehingga jumlah atom hidrogen
banyak atau dikatakan jenuh.
Senyawa alkana yang paling sederhana yaitu metana (CH 4), senyawa
ini merupakan sebuah atom karbon yang mengikat empat buah hidrogen secara
ikatan kovalen. Pada hidrokarbon alkana ini ikatan yang digunakan semuanya
yaitu merupakan ikatan dengan hibridisasi molekul sp 3 sehingga setiap atom
karbon pasti mengikat 4 atom lain di sekitarnya. Rumus struktur dari senyawa
alkana sendiri yaitu C nH2(n+1). Senyawa alkana banyak digunakan sebagai bahan
bakar serta bahan baku industri seperti petrokimia.

8
2.3.1.1.2 Alkena

Senyawa hidrokarbon alkena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh


yang memiliki ikatan rangkap dua. Disebut hidrokarbon tak jenuh karena adanya
ikatan rangkap dua berarti bahwa alkena mengandung lebih sedikit hidrogen
dibandingkan alkana. Ikatan rangkap dua tersebut dapat terjadi antara atom
karbon dengan atom karbon yang lain.
Dalam alkena ini menggunakan ikatan dengan arti hibridisasi orbital
2
sp yang berarti atom karbon dapat mengikat atom lain secara ikatan rangkap,
akibatnya atom karbon hanya dapat mengikat 3 jenis atom lain yang berada di
sekitarnya. Rumus struktur dari senyawa alkena mengikuti rumus yaitu C nH2n.
Senyawa alkena biasanya digunakan sebagai bahan polimer seperti bahan
mentah dalam pembuatan plastik dan peralatan lainnya.

2.3.1.1.2 Alkuna

Selain alkena, alkuna juga merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Hal
itu karena dalam senyawa alkuna ini memiliki ikatan dengan rangkap tiga yang
berarti mengandung lebih sedikit atom hidrogen dalam jumlah atom karbon yang
sama dengan alkena maupun alkana.
Ikatan yang terjadi dalam alkuna ini akibat macam hibridisasi orbital secara
sp sehingga mampu membentuk ikatan rangkap tiga antar atom karbon. Ketika
sebuah atom karbon membentuk ikatan rangkap tiga, maka dia hanya memiliki
satu orbital kosong untuk berikatan dengan atom lain di sekitarnya. Senyawa
alkuna banyak dimanfaatkan sebagai gas karbit yang bermanfaat dalam banyak
hal.
2.3.1.2 Aromatik
Selain ketiga senyawa diatas yang merupakan hidrokarbon alifatik atau
rantai lurus, terdapat pula senyawa hidrokarbon aromatik. Senyawa aromatik
merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki bentuk melingkar atau siklis.
Benzena (C 6H6) merupakan contoh paling sederhana dari senyawa aromatik
yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Struktur Benzena

9
Sumber: pakarkimia.com

Benzene sebagai senyawa aromatik memiliki ikatan rangkap dua yang


berselang seling untuk setiap atom karbon yang melingkar.
Namun pada kenyataannya, ikatan rangkap tersebut tidak terkhusus untuk
satu karbon saja namun ikatan tersebut bergerak atau bergantian yang
disebabkan karena pada benzene mengalami suatu resonansi atau pergerakan
elektron sehingga ikatannya juga ikut bergerak.
2.3.2 Manfaat Hidrokarbon
2.3.2.1 Bahan Bakar
Bensin yang kita gunakan untuk kendaraan selama ini merupakan
suatu senyawa hidrokarbon rantai panjang. Struktur dari bensin juga bervariasi
yaitu bermula dari C7 hingga C11 sesuai dengan angka oktannya. Bensin
diperoleh melalui pertambangan minyak bumi yang dihasilkan oleh alam.
2.3.2.2 Plastik
Plastik juga merupakan salah satu contoh dari senyawa hidrokarbon. Seperti
yang sudah disinggung sebelumnya bahwa hidrokarbon mampu membentuk
polimer, salah satu aplikasinya yaitu pada plastik.
Pada umumnya plastik memiliki struktur utama yaitu polipropilena atau
polietilena yang merupakan polimer atau rantai panjang dari propilena dan
etilena. Kedua senyawa tersebut merupakan senyawa hidrokarbon rantai panjang
yang berpolimerisasi.
2.3.2.3.Obat Bius
Senyawa hidrokarbon juga dapat mencakup bidang medis, salah satu contoh
senyawa hidrokarbon yang berfungsi dalam bidang medis yaitu etena. Senyawa
etena yang merupakan hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap dua atau
turunan dari alkena memiliki fungsi sebagai obat bius dalam bidang kesehatan.

10
BAB III

APLIKASI TEORI

Pencemaran udara merupakan Bertambahnya bahan atau substrat fisik/kimia ke dalam


lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh
manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia,
binatang, vegetasi, dan material. Pencemaran udara sendiri memiliki banyak dampak seperti
terganggunya kesehatan makhluk hidup, rusaknya ekosistem alam, terganggunya kegiatan
manusia (contohnya penundaan penerbangan pesawat apabila asap kebakaran hutan) dan
masih banyak lagi. Terdapat beberapa senyawa atau molekul yang umumnya menyebabkan
pencemaran udara, antara lain:

1. Sulfur Dioksida (SO2), Di daerah perkotaan, yang menjadi sumber sulfur utama
adalah kegiatan pemangkit tenaga listrik, terutama yang menggunakan batu bara
ataupun minyak diesel sebagai bahan bakarnya, juga gas buang dari kendaraan
yang menggunakan diesel dan industri-industri yang menggunakan bahan bakar batu
bara dan minyak mentah.
2. Karbon Monoksida (CO), Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon
monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran
udara di Jakarta disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang
berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini.
3. Nitrogen Oksida (NOx), Secara umum, sumber NOx di alam berasal dari bakteri dan
akitivitas vulkanik, proses pembentukan petir, dan emisi akibat aktivitas manusia
(antropogenik). Emisi antropogenik NOx terutama berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil seperti pembangkit tenaga listrik dan kendaraan bermotor.
4. Hidrocarbon (HC), Sumber dari pencemar HC ini dapat berasal dari proses industri
yang diemisikan ke udara. Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran
dalam bentuk HC adalah industri plastik, resin,pigmen, zat warna, pestisida dan
pemrosesan karet.
5. Timbal (Pb), Sumber pencemaran timbal (Pb) terbesar berasal dari pembakaran
bensin, dimana dihasilkan berbagai komponen timbal (Pb), terutama PbBrCl dan
PbBrCl2.

11
Dari beberapa jenis senyawa atau molekul yang menjadi pencemar udara, umumnya
disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil, batu bara, dan diesel. Berikut cara
mengurangi dampak pencemaran senyawa-senyawa diatas

 Sulfur Dioksida (SO2)

Penyerapan gas SO2 merupakan proses penghilangan setelah pembakaran. Gas


dikontakkan dengan cairan penyerap yang mengandung bahan penyerap kalsium
hidroksida. Reaksi akan terjadi antara gas SO2 dengan kasium hidroksida dan oksigen dari
udara tekan yang dimasukkan dalam tangki sulfit. Endapan yang terbentuk adalah kalsium
sulfat atau gibsun yangdigunakan untuk keperluan bangunan. Berikut reaksinya

CaO + SO 2 → CaSO 3

 NOx

Pembakaran ulang NOx adalah modifikasi proses pembakaran, sehingga pembentukan NOx
diminimumkan .Pembakaran ulang NOx untuk mengurangi NOx dalam hasil pembakaran
dilakukan melalui 3 tahapan. Tahap pertama gas pembentukan gas NO dengan interaksi
bahan bakar dengan udara, tahap kedua adalah penambahan bahan bakar dibawah kondisi
reduksi (kekurangan oksigen) untuk memproduksi radikal hidrokarbon yang berreaksi
dengan NOx yang terbentuk,menghasilkan N2 dan tahapan ketiga adalah penambahan
udara pada suhu rendah untuk menyempurnakan pembakaran .Karena biaya proses
penyerapan initinggi, dan hasil samping yang diperolehyaitu gibsun tidak banyak digunakan.

 Nox dan Sox

Proses pembersihan gas buang menggunakan mesin berkas elektron,melibatkan proses


reaksi antara gas NO x danSO x dengan bantuan elektron beam yang dapat dijelaskan
mekanismenya sbb:

Gas SOx dioksidasi oleh radikal OH menjadiHSO 3 yang cepat berreaksi menjadi hasil
antara HSO5 . Senyawa antara tsb, dengan adanya uap air dalam udara dapat berreaksi
menjadi asam sulfat H2SO4 dan O2 H.Radikal ini mengoksidasi NO dan menghasilkan
radikal untuk bereaksi selanjutnya. Sehingga Oksidasi SO2 meningkatkan oksidasi NO x
menjadi NO2.Dengan demikian konsumsi energi bisa rendah. Gas SO2 , NO2 , air dalam
gas buang bereaksi menjadi gas asam sulfat dan asamnitrat. Asam-asam tersebut
direaksikan dengan ammoniak menghasilkan ammonium sulfat dan ammoniaum nitrat yang
bermanfaat untuk pupuk tanaman.Keuntungan terbesar dari proses ini adalah

12
menghilangkan gas NO x dan SOx menghasilkan bahan yang berguna untuk tanaman.
Reaksinya seperti berikut

 CO dan HC

Menggunakan penyerap senyawa berupa Arang aktif yang merupakan adsorben yang
memiliki pori–pori diameter yang sangat kecil yang dapat menyerap gas, sehingga gas CO
dan HC yang melewatinya akan terikat dan mengalami gaya tarik menarik dengan pori–pori
karbon aktif. Dengan begitu emisi gas buang dapat berkurang atau hilang ketika proses
pelepasan hasil pembakaran bahan bakar fosil kendaraan bermotor ataupun pabrik-pabrik
industri.

Selain itu terdapat inovasi alat untuk menurunkan kadar emisi gas buang, dengan cara kerja
sebagai berikut

• Pada dasarnya alat yang dirancang untuk menurunkan kadar karbon monoksida (CO)
menggunakan sistem re-heater yaitu dengan memanaskan kembali gas sisa hasil
pembakaran yang dibuang pada ujung knalpot dengan memanfaatkan panas dari ruang
bakar pada kendaraan tersebut.

• Panas dari ruang bakar dicerat dengan menggunakan pipa pelaluan yang dipertahankan
panasnya dengan menggunakan isolasi, seperti disajikan pada Gambar 1a. Adapun panas
yang dicerat tersebut digunakan untuk memanaskan kembali gas yang keluar dari knalpot
untuk menguraikan senyawa CO menjadi unsur C + O2,

• Untuk menguraikan setiap mol CO menjadi C + O2, diperlukan kalor sebesar 26 kkal/mol
[3]. Besarnya energi ini diperoleh dari pemanasan tadi.

13
• Gas panas yang dicerat dari ruang bakar, akan memberikan dampak yang buruk jika
dibuang langsung ke lingkungan karena memiliki temperatur yang masih sangat tinggi.
Sehingga dalam hal ini diperlukan suatu pendinginan terlebih dahulu sebelum gas buang
yang dicerat tersebut dialirkan ke knalpot bagian depan. Hal ini dilakukan dengan
menggunakan pipa yang berliku

• Temperatur gas buang yang masuk ke dalam alat tambahan harus mampu mencapai
panas sebesar 26 Kkal/mol, agar perpindahan panas yang terjadi dapat sebesar mungkin.
Apabila perpindahan panas yang terjadi di dalam alat mendekati harga tersebut, maka waktu
yang diperlukan untuk menguraikan gas buang CO menjadi lebih singkat.

• Sistem ini bekerja dan bertujuan untuk memanaskan gas buang hasil proses pembakaran,
dimana gas buang yang berada di ujung knalpot dipanaskan dengan gas buang yang
temperaturnya lebih tinggi. Sistem ini dioperasikan oleh kalor semata (heatoperated system)
karena sebagian besar proses operasi berkaitan dengan pemberian kalor untuk melepaskan
gas-gas buang pada tekanan dan temperatur tinggi. Proses pemanasannya akan
berlangsung secara periodik, serta gas buang dengan temperatur tinggi tersebut akan terus
mengalir ke dalam alat yang berfungsi untuk memanaskan gas buang yang keluar dari
knalpot. Hasil pemanasan kembali terhadap gas yang keluar dari knalpot inilah yang akan
menurunkan emisi gas buang kendaraan.

 Timbal(Pb)

Solusi atas permasalahan ini salah satunya adalah dengan mengganti anti knock yang tidak
mengandug timbal seperti etanol. Sehingga pada proses pembakaran tidak ada sisa berupa
timbal.

14
BAB IV

KESIMPULAN

1. Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zar, energi,
atau berubahnya tatanan lingkungan oleh aktivitas manusia atau proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebapkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak lagi sesuai dengan peruntukkannya.
2. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh masuknya zat zat kimia kedalam udara,
antara lain SO2, CO, NOx, HC, Pb.
3. Pencemaran udara dapat diatasi dengan cara penyerapan SO2, pembakaran kembali
NOx, pembersihan gas buang dengan mesin berkas elektron, penyerapan senyawa
dengan arang aktif.

15
REFERENSI

Undang-Undang No 23. (1997).

(2019). Retrieved from https://www.scribd.com.

(2019). Retrieved from https://www.utakatikotak.com.

(2019). Retrieved from https://www.gurupendidikan.co.id.

Mukono, H. (2003). Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Ganggung Sauran


Pernapasan. Surabaya: Airlangga University Press.

16

Anda mungkin juga menyukai