Anda di halaman 1dari 16

OBSERVASI KANAK AWAL

PEDAGOGIK

Dosen Pengampu: Aliet Noorhayati Sutisno, M. Phil.

Oleh:

Muhammad Nurfadli 170641125

Kelas: SD17-A4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Respon saya terhadap tugas ini sangat baik dan senang sekali, karena
saya dapat mengetahui dan memahami ciri-ciri dan tugas perkembangan
masa kanak awal, saya dapat menjelaskan karakteristik pada masa kanak
awal, saya dapat menjelaskan tugas-tugas perkembangan masa kanak awal
beserta pola asuhnya.
Kanak-kanak ialah masa pembentukan karakter paling credible, pada
tahap ini juga anak mudah sekali diajarkan sesuatu hal yang bahkan sering
dianggap sulit. Anak-anak senang sekali mencoba sekalipun ia tidak bisa
karena pada dasarnya anak-anak merasa tertantang. Dalam bermain pun
anak-anak pun dipancing oleh kemampuan motoriknya. Sehingga
memunculkan kreativitas luar biasa. Anak-anak perlu bimbingan dari orang
tua maupun lingkungan dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan
motorik mereka. Kemampuan yang terdapat pada anak-anak berbeda satu
dengan yang lain. Sehingga peran keluarga dan lingkungan sangatlah
penting untuk mengendalikan dan mengarahkan kemampuan mereka.
Dalam pemahaman karakter anak-anak pastilah berbeda, dan bukan
perkara yang gampang. Ini yang perlu ditekankan bahwa seorang pendidik
harus bisa memahami satu persatu keterampilan, sikap anak-anak didiknya.
dengan begitu pendidik akan bisa mengarahkan bakat anak tersebut mau
dibawa ke arah mana. Keterampilan verbal pada masa kanak awal yang
mulai dari mampu mengucap 1-2 patah kata, berkembang hingga ia bisa
bercerita panjang lebar mengenai harinya. Atau keterampilan motorik
halusnya yang meningkat mulai dari menjumput (mengambil benda kecil
menggunakan jari telunjuk dan jempolnya) hingga memegang alat tulis
untuk menggambar dan menulis. Melalui aktivitas belajar baik di rumah
maupun di sekolah, anak terus mengembangkan keterampilan-
keterampilannya yang lain seperti keterampilan interaktif, kognitif, kreatif,
dan keterampilan fisik.
Menurut Pearson & Nicholson (2000) mengatakan bahwa dimilikinya
karakter yang baik dan positif akan menghubungkan 3 aspek dalam hidup
anak, yaitu dirinya sendiri, orang lain, dan komunitas/ masyarakat luas.
Dengan dirinya sendiri, anak yang memiliki karakter positif dapat
menunjukkan perilaku mandiri, gigih, dan banyak akal. Sedangkan dengan
orang lain dan masyarakat luas, anak yang memiliki karakter positif berani
dan adaptif terhadap perbedaan-perbedaan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Masa Kanak Awal


Masa kanak-kanak adalah masa perkembangan dari usia 2 hingga 6
tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi
secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya.
Oleh karena itu, keluarga sangat berperan penting untuk mempersiapkan
anak untuk bisa beradaptasi ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama
lingkungan sekolah. Masa kanak-kanak sering disebut juga dengan masa
estetika, masa indera dan masa menentang orang tua. Disebut estetika
karena pada masa ini merupakan saat terjadinya perasaan keindahan.
Disebut juga masa indera, karena pada masa ini indera anak-anak
berkembang pesat. Karena pesatnya perkembangan tersebut, anak-anak
senang mengadakan eksplorasi, yang kemudian disebut dengan masa
menentang.
Pada masa ini anak-anak memiliki sikap egosentris karena merasa
dirinya berada di pusat lingkungan yang ditunjukkan anak dengan sikap
senang menentang atau menolak sesuatu yang datang dari orang
disekitarnya. Perkembangan yang seperti itu disebabkan oleh kesadaran
anak, bahwa dirinya memiliki kemampuan dan kehendak sendiri, yang
mana kehendak tersebut berbeda dengan kehendak orang lain. Pada masa
anak-anak awal, anak-anak banyak meniru, banyak bermain sandiwara
ataupun khayalan, dari kebiasaannya itu akan memberikan keterampilan dan
pengalaman-pengalaman terhadap si anak. Ada yang mengatakan bahwa
masa kanak-kanak awal dimulai sebagai masa penutup bayi. Masa anak-
anak awal berakhir sampai dengan sekitar usia masuk sekolah dasar.
Adapun ciri-ciri pada masa anak-anak awal ialah :
a. Usia yang mengandung masalah atau usia sulit
b. Usia mainan
c. Usia prasekolah
d. Usia belajar kelompok
e. Usia menjelajah dan banyak bertanya
f. Usia meniru dan kreatif
Karakteristik Tahapan Perkembangan Masa Kanak Awal (2-6 tahun)

Aspek Perkembangan Karakteristik Teori Karakteristik yang diamati


secara langsung
Fisik dan Motorik  Pertumbuhan fisik Fisik:
lambat tetapi organ- - Anak dapat berdiri
organ jasmaninya sendiri secara fisik dalam
tampak benar-benar arti duduk, berdiri,
serasi dan proporsional. berjalan, bermain.
Sedangkan gerakan- - Minum dari botol sendiri
gerakan organ tanpa bantuan orang lain.
jasmaninya terarah dan - Pertumbuhannya tidak
lincah. sepesat pada masa bayi.
- Postur tubuh anak gemuk
(endomorfik)
Motorik:
- Anak belajar sepeda roda
tiga dan berenang.
- Anak belajar melompat
dan berlari cepat, dan
mereka sudah dapat
memanjat.
- Anak -anak sudah pandai
melempar dan menangkap
bola.
- Anak dapat
menggunting, dapat
membentuk rumah-
rumahan dari tanah liat,
bermain membuat kue –
kue, mewarnai dan
menggambar dengan
pensil atau krayon.
- Anak sudah dapat
menggambar orang
walaupun gambarnya
masih berantakan.
- Anak berpura-pura jualan
dari daun-daunan dan
tanah.
Kognitif/ intelektual  Selain kemampuan Kognitif/ intelektual:
dan bahasa kognitif sebagaimana - Anak menunjukkan
yang sudah dimiliki perilaku coret-coret yang
pada usia pra sekolah, diinginkan, mencoret-
anak juga sudah mulai coret tembok dan kertas
bisa berpikir sistematis, dengan pulpen atau spidol
melakukan analisis dan yaitu menggambar mobil,
sintesis, tetapi terbatas menggambar manusia,
pada benda-benda atau awan, ayam, dll.
peristiwa-peristiwa - Meniru apa yang
yang konkret, meniru dilakukan oleh orang lain
dan memecahkan dan memperagakan
sebuah masalah. gerakan yang ada pada
 Egosentrisme anak hewan
mulai berkurang, - Anak selalu bertanya dan
artinya anak sudah ingin mendapatkan
mulai memiliki jawaban yang detail.
kemampuan Bahasa:
mengkoordinasikan - Anak dapat berbicara
pandangan-pandangan dengan orang tua dan
orang lain dengan temannya dengan
pandangannya sendiri, pelafalan yang jelas dan
dan memiliki persepsi lantang namun isi
positif bahwa pembicaraan cenderung
pandangannya biasa.
hanyalah salah satu dari - Anak Belajar berbicara
sekian banyak dengan bahasa baru/ asing
pandangan orang. yang sederhana.
 Ucapan, kosa kata,
pengertian, dan struktur
kalimat berkembang
pesat, namun isi
pembicaraan
cenderung merosot.

Psikososial  Anak berminat dalam - Anak bermain engklek


kegiatan-kegiatan dan gerobak sodor sambil
dengan teman-teman berinteraksi dengan
dan ingin menjadi teman-temannya.
bagian dari kelompok - Anak belajar
yang mengharapkan membedakan jenis
anak untuk kelamin antara laki-laki
menyesuaikan diri dan perempuan
dengan pola perilaku, - Anak belajar
membedakan antara hal-
nilai-nilai, dan minat hal yang baik dengan yang
anggota-anggotanya. Ia buruk, juga antara hal-hal
harus berjuang untuk yang benar dan salah.
mencapai hal ini.
Dalam diri anak akan
timbul perasaan
bergairah dan mampu
melakukan sesuatu bila
dalam pergaulannya ia
bisa mendapatkan
bermacam-macam
keterampilan dan
kemampuan,
mengetahui apa yang
akan dilakukan dan
bagaimana
melakukannya, apalagi
bila hal ini diketahui
orang dewasa,
misalnya guru/ orang
tua. Tapi sebaliknya,
maka dalam dirinya
akan timbul rasa rendah
diri.
Moral  Anak menentukan - Anak meniru sikap dan
keburukan perilaku perilaku orang tua dan
berdasarkan tingkat orang-orang di sekitar
hukuman akibat seperti, menelepon,
keburukan tersebut. mengucapkan salam, cara
makan, berpakaian,
 Perilaku baik memanggil nama orang dll
dihubungkan dengan (peniruan/ imitasi).
penghindaran dari - Anak menjadikan orang
hukuman. tuanya sebagai panutan
 Perilaku baik (teladan), misalnya
dihubungkan dengan pengahayatan dan
pemuasan keinginan pengamalan agama yang
dan kebutuhan tanpa dianut orang tuanya.
mempertimbangkan
kebutuhan orang lain.
Jadi, suatu perilaku
akan dianggap baik bila
perilaku tersebut bisa
memenuhi
kebutuhannya.
 Berperilaku sesuai
dengan aturan dan
patokan moral agar
memperoleh
persetujuan orang
dewasa (dianggap anak
baik), bukan untuk
menghindari hukuman.
 Perbuatan baik dan
buruk di nilai
berdasarkan tujuannya.
Jadi ada perkembangan
kesadaran tentang
perlunya aturan.
 Beranggapan bahwa
hukum harus ditaati
oleh semua orang

Penghayatan  Sikap keagamaan - Anak diantar mengaji


Keagamaan reseptif, tapi sudah ada oleh orang tuanya ke
pengertian. musholla dengan teman-
 Pandangan dan paham temannya walaupun belum
ketuhanan diterangkan paham apa manfaat dan
secara rasional tujuannya.
bersumber pada - Anak paham dan
indikator alam semesta mengenali siapa Tuhannya
sebagai manifestasi dan hanya bisa berkhayal
keberadaan dan menurut pribadinya.
keagungan-Nya - Anak bisa menceritakan
 Penghayatan secara tentang kisah nabi dan
rohani sudah mulai rosul walau hanya singkat.
mendalam, sedangkan
pelaksanaan kegiatan
ritual diterima sebagai
keharusan moral.

1. Contoh observasi perkembangan fisik dan motorik masa kanak awal


Ada beberapa contoh yang saya ambil dari observasi penelitian yang
terjadi di lingkungan saya yang mana saya mempunyai tetangga dengan
umur yang masuk ke dalam fase masa kanak-kanak awal. Ada 2 anak yang
umurnya berbeda, ada Zulham umurnya 2 tahun, dan Yahya umurnya 4
tahun.
 Zulham (2 Tahun): Dia memiliki berat badan 13 kg dan tinggi badannya
80 cm, dia senang mengulang-ulang pembicaraan yang dilakukan orang
tuanya dan orang lain, dapat berdiri sendiri, duduk, berjalan, bermain,
senang berlari-lari dan menangis, belajar menangkap dan melempar
bola dan belajar melompat.
 Yahya (4 Tahun): Dia memiliki berat badan 20 kg dan tinggi badannya
100 cm, dia mempunyai sifat berani dan tidak penakut, cepat menguasai
hal-hal yang baru, dia pandai menggambar walaupun gambarnya masih
berantakan dan dapat mengenali warna, senang bermain sepeda roda
tiga dan berenang.
2. Contoh observasi perkembangan kognitif masa kanak awal
Banyak sekali perkembangan kognitif yang terjadi kepada mereka
berdua. Dimulai dari meniru, memecahkan masalah, dan perkembangan-
perkembangan lain yang menurut saya itu adalah sebuah hal yang
menakjubkan yang bisa dilakukan oleh anak-anak seusia mereka.
 Zulham (2 Tahun): Dia sudah mampu untuk meniru apa yang dilakukan
oleh orang tuanya. Selain itu, dia juga sudah mulai membedakan orang-
orang yang ada di sekitarnya mulai dari keluarga yang bernama Bapak,
Ibu, Kakak, Tante, dan Paman. Dia juga sudah mulai mampu
memecahkan masalah dengan cara mereka sendiri seperti cara untuk
membuka pintu, menggunakan sandal walaupun masih sedikit salah
namun dia sudah mampu untuk menggunakannya. Dia juga sudah
mampu untuk mematuhi perintah orang tuanya, misalkan disuruh
pulang ataupun mandi.
 Yahya (4 Tahun): Dia sudah mulai mahir dalam berhitung dari 1-15
dengan benar walaupun tidak terlalu fasih. Dia sudah bisa jajan sendiri
dengan memakai uang yang diberikan oleh orang tuanya walaupun
tidak tahu berapa besar uang yang diberikan oleh orang tuanya dan
berapa kembalian jajanan yang telah dia beli. Dia sudah bisa mulai bisa
mengajak dirinya sendiri untuk melakukan sholat 5 waktu walaupun itu
hanya untuk shalat maghrib saja dan mengikuti gerakan shalat dengan
benar. Selain itu dia juga sudah bisa menulis angka dari 0-3 dengan
benar.
3. Contoh observasi perkembangan bahasa masa kanak awal
Dalam contohnya saya kembali mengambil 2 tetangga saya tersebut
seperti di atas, kemampuan berbahasa mereka berbeda tergantung
dengan tingkatan umurnya masing-masing.
 Zulham (2 Tahun): Perkembangan bahasa yang dimiliki oleh Zulham
yaitu dia mulai bisa mengucapkan kata-kata seperti Bapak, Ibu, Kakak,
Tante, Paman. Selain itu dia juga mulai mahir untuk mengucapkan kata-
kata penunjukkan hewan seperti memeng untuk kucing, embe untuk
kambing, dll.
 Yahya (4 Tahun): Yahya ini mulai dikatakan sudah mampu atau mahir
dalam berkomunikasi walaupun dengan menggunakan kalimat yang
sederhana. Dia juga sudah mampu bercerita kepada saya menggunakan
bahasanya yang sudah mulai terstruktur. Selain itu alur ceritanya juga
meyakinkan. Kemampuan berkomunikasinya sudah sangat bagus
menurut saya untuk ukuran anak yang masih berumur 4 tahun.
4. Contoh observasi perkembangan sosial masa kanak awal
Dalam contohnya saya kembali membawa 2 tetangga saya yang tadi,
terlihat dalam situasi sosialnya mereka mampu bersosialisasi dengan
baik dengan orang-orang yang ada di lingkungannya.
 Zulham (2 Tahun): Dia sudah mampu bersosialisasi dengan keluarga
dengan sangat baik namun sayangnya dia masih malu dan mungkin
masih belum bisa percaya pada orang-orang yang menjadi tetangganya.
Sedangkan untuk orang asing yang baru dia lihat bahkan dia sampai
menangis saking takutnya dengan orang asing yang baru dia lihat itu.
 Yahya (4 Tahun): Dia sudah mulai mahir dalam berinteraksi dengan
teman-teman sebayanya di rumah, karena anak ini masih belum sekolah
sehingga sosialisasi yang dilakukannya hanya di lingkungan sekitar
rumahnya saja. Terlihat jelas perbedaan kemampuan bersosialisasinya
ketika di hadapkan dengan orang dewasa dan di hadapkan dengan
anak-anak yang seumuran dengannya. Ternyata dia lebih mudah untuk
bersosialisasi dengan teman seumuran dengannya ketimbang
bersosialisasi ketika di hadapkan dengan beberapa orang dewasa.
Permainan yang dilakukannya juga sudah mulai merujuk pada
permainan yang ada peraturannya sehingga dia terasah untuk dapat
bersabar menurut aturan yang ada.
5. Contoh observasi perkembangan emosi masa kanak awal
Dalam contohnya sendiri sama seperti yang di atas tadi, perkembangan
emosi yang timbul berbagai macam warna dan bentuk. Setiap ekspresi
yang ditampilkan bermacam-macam dan berubah-ubah seiring
berjalannya waktu.
 Zulham (2 Tahun): Perkembangan emosi si Zulham ini yaitu mudah
mengeluarkan emosi yang dimilikinya, ketika dia mengalami
kejenuhan maka akan langsung terlihat dan dia akan menangis dengan
kencang.
 Yahya (4 Tahun): Dia ini mudah sekali marah dan akhirnya menangis
namun tidak seperti Zulham. Untuk menghilangkan kekesalannya
membutuhkan waktu yang sedikit agak lama sehingga sedikit susah
untuk menenangkan kembali anak ini.

B. Pola Asuh Masa Kanak Awal Menurut Saya


Pola asuh merupakan pola pengasuhan yang berlaku dalam keluarga,
interaksi antar orang tua dan anak selama mengadakan kegiatan
pengasuhan. Kegiatan pengasuhan dilakukan dengan mendidik,
membimbing, memberi perlindungan, serta pengawasan terhadap anak.
Santrock (2002) menyebutkan tiga tipe pola asuh: otoriter/ otoritatif/
demokratis, dan permisif. Pola asuh mulai diterapkan sejak anak lahir dan
disesuaikan dengan usia serta tahap perkembangan anak, contohnya pada
anak usia 10-12 tahun, dimana usia tersebut memiliki berbagai karakteristik
perkembangan seperti: perkembangan kognitif, moral sosial dan biologis.
Perkembangan dalam kognitif menjadikan anak mulai berpikir rasional
tentang banyak hal, termasuk hal yang terjadi dan berkaitan dengan dirinya.
1. Orang tua memberikan contoh yang baik
Anak selalu melihat dan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang
tuanya, memberikan contoh yang baik agar anak tumbuh dan
berkembang menjadi individu yang baik. Mengajarkan anak tentang
perilaku yang seharusnya dan tidak seharusnya. Memberikan pujian
kepada anak atas tindakan yang baik dan diskusikanlah dengan anak
apabila dia bertindak tidak baik dan berikan peringatan agar anak tidak
mengulangi hal tersebut lagi.
2. Mendukung
Orang tua memberikan kepercayaan yang tinggi kepada anak, tingkat
minat yang tinggi, dan menghabiskan waktu bersama keluarga dengan
intensitas berjumlah besar, dan selalu mendukung anak dan mendoakan
semua yang dilakukan anak selagi itu baik.
3. Sabar
Orang tua cukup menyeimbangkan antara kepercayaan namun tak
terlalu tegas atau galak dan terkadang menghabiskan waktu bersama
anak dengan waktu sesering mungkin atau jarang.
4. Komunikasi Efektif
Komunikasi adalah kunci utama dari setiap hubungan. Mengajak anak
untuk berbicara dan mengajarkan kosa kata yang baru dan baik pada
anak, semakin sering orang tua berkomunikasi dengan anak, anak
menjadi lebih percaya diri, lebih ceria dan semangat dan juga dapat
mempengaruhi kecerdasan anak. Misalnya mengajak anak untuk
menceritakan apa yang dilakukan bersama teman-temannya, mengajak
anak untuk memberikan pendapat tentang hal di sekitarnya.
5. Disiplin
Orang tua mengajarkan anaknya untuk disiplin dimulai dari hal-hal
kecil, seperti mandi, makan & minum, mengaji, tidur, merapikan
mainannya setelah digunakan, gunanya agar membentuk anak menjadi
pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan sesuatu hal yang lumrah
terjadi pada diri individu. Namun, pertumbuhan dan perkembangan itu berbeda.
Pertumbuhan adalah kemajuan yang terjadi pada individu dan lebih bersifat
jasmaniah serta dapat diukur dengan menggunakan alat. Perkembangan
manusia terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu masa kanak-kanak, masa
remaja, masa dewasa awal, dan masa dewasa akhir atau usia lanjut.
Perkembangan anak-anak usia 2-13 tahun merupakan fase perkembangan yang
sangat penting untuk perkembangan ke depannya seperti apa. Banyak hal yang
mempengaruhi perkembangan itu terjadi. Mulai dari dipengaruhi oleh
lingkungannya sampai pada hal yang mempengaruhi dirinya sendiri. Dalam
perkembangannya mereka memiliki tugas perkembangannya masing-masing.
Tugas perkembangan ini adalah sebuah kemampuan yang mana harus dimiliki
seorang individu dalam perkembangannya agar dapat menjadi lebih baik ke
depannya.

B. Saran dan Pesan Kepada Didaktik


Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kesalahan ataupun kekeliruan di dalamnya. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran maupun masukan yang sifatnya
membangun dari pembaca, demi kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
REFERENSI

Fahyuni, Eni Fariyatul & Istikomah. 2016. Psikologi Belajar dan Mengajar.
Sidoarjo: Nizamian Learning Center.

Herlina. 2013. Biblioteraphy: Mengatasi Masalah Anak dan Remaja


Melalui Buku. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.

Jurnal Pendidikan. Nomor 2 November 2015. Jasmani Indonesia Volume


11. Diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu
Keolahragaan Univertsitas Negeri Yogyakarta.

Muallifah. 2009. Psyco Islamic Smart Parenting. Jogjakarta: Penerbit Diva


Press

Knoers, A.M.P., Monks, F.J., & Haditono, Rahayu, siti. 2006. Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta: Gajah mada University Pres

Anda mungkin juga menyukai