Pembelajaran Tematik Kel. 2
Pembelajaran Tematik Kel. 2
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Tematik
Yang Diampu Oleh: Sati, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelas: SD17-A4
Kelompok: 2
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas resume tematik yang di berikan
oleh ibu Sati M.Pd
Adapun tujuan dari penulisan resume ini adalah untuk menambah wawasan
atau pengetahuan tentang pembelajaran tematik bagi penulis dan juga para
pembaca. Dan juga untuk memenuhi tugas pada mata kuliah pembelajaran
tematik. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Sati M. Pd, selaku dosen
mata kuliah pembelajaran tematik yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Dalam pembuatan maupun hasil makalah ini
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk dapat
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan belajar yang dikoordinasikan oleh guru. Guru adalah pencipta
kondisi lingkungan belajar. Anak usia sekolah dasar memiliki pola pikir
oprerasional konkret dan holistik, untuk itu pembelajaran harus dilakukan secara
terpadu. Pembelajaran tematik terpadu yaitu pembelajaran yang dikemas dalam
bentuk tema-tema (tematik terpadu). Tema merupakan wadah atau wahana untuk
mengenalkan berbagai konsep materi kepada anak didik secara menyeluruh.
Tematik terpadu diberikan dengan maksud menyatukan konten kurikulum dalam
tema-tema menjadi satu kesatuan yang utuh dan membuat pembelajaran lebih
bermakna dan mudah dipahami oleh siswa karena pembelajaran tidak pecah-
pecah. Muatan-muatan mata pelajaran dikemas dalam bentuk tema-tema yang
harus disampaikan kepada peserta didik secara utuh dan terpadu.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, aktif
menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik
pada pendidikan dasar. Pembelajaran tematik terpadu diyakini sebagai salah satu
pendekatan pembelajaran yang efektif karena mampu mewadahi dan menyentuh
secara terpadu dimensi afeksi, emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam
kelas atau di lingkungan sekolah.
Berkenaan dengan penyempurnaan kurikulum, pendekatan dan model
pembelajaran, pemerintah telah mengeluarkan standar proses satuan pendidikan,
di mana dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar / madrasah intidaiyah,
seorang guru harus mampu menggunakan pendekatan saintifik dan pendekatan
tematik terpadu, hal ini dilakukan agar pembelajaran lebih bermakna dan mudah
dipahami oleh siswa.
1
Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan salah
satu standar yang dikembangkan sejak tahun 2006 oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan dan pada tahun 2007 diterbitkan menjadi Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, yaitu Permendiknas RI Nomor 41 tahun
2007. Seiring dengan penyempurnaan KTSP menjadi Kurikulum 2013, maka
standar proses satuan pendidikan dasar dan menengah juga mengalami
penyempurnaan yang ditungkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 taun 2013 tentang standar proses
pendidikan dasar dan menengah.
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk
merespons berbagai tantangan-tantangan internal dan eksternal. Titik tekan
pengembangan kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata
kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses
pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian
antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Menurut Frazee dan Rudnitski (1995) kurikulum terpadu (integrated
curriculum) pada dasarnya mengintegrasikan sejumlah disiplin (mata pelajaran)
melalui keterkaitan di antara tujuan, isi, keterampilan dan sikap. Menurut mereka,
berbeda dari kurikulum yang berpusat pada disiplin ilmu (subject centered
curriculum), tujuan utama kurikulum terpadu adalah memadukan sejumlah
elemen kurikulum dan pembelajaran di antara berbagai disiplin.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tematik dipengaruhi oleh seberapa
jauh pembelajaran tersebut direncanakan sesuai dengan kondisi dan potensi siswa
(minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan). Berkenaan dengan perencanaan
pembelajaran tematik terpadu, hal pertama yang harus mendapat perhatian guru
disekolah dasar yaitu kejelian dalam mengidentifikasi KI/KD dan menetapkan
indicator pada setiap mata pelajaran yang akan dipadukan. Upaya
mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal, maka
diperlukan suatu metode yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan.
2
Penggunaan pembelajaran tematik terpadu disekolah dasar mengarah pada
peningkatan mutu pendidikan dan memberikan prospek yang snagat mendukung
terhadap pelaksanaan kurikulu 2013. Model pembelajaran tematik terpadu dapat
mengembangkan wawasan dan aktivitas berfikir siswa melalui jaringan tema yang
berisi pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diperoleh siswa dalam
pembelajaran yang utuh / terpadu dan simultan. Penggunaan model ini
berimplikasi pada proses penciptaan situasi belajar dan pembelajaran dimana
siswa mempelajari beberapa mata pelajaran secara terpadu dalam satu tema
pemersatu. Keterpaduan tersebut akan membuat konsep atau keterampilan yang
ada dalam mata pelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Model
pembelajaran tematik terpadu di SD/MI juga memberi peluang untuk membangun
pengetahuan secara utuh, tidak terpecah-pecah dalam mata pelajaran, sehingga
memudahkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan guru.
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan pemberlakuan kurikulum?
2. Apa yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran?
3. Bagaimana standar proses pendidikan?
4. Apa itu kurikulum 2013?
5. Apa yang dimaksud dengan kurikulum terpadu?
6. Bagaimana konsep dan karakteristik pembelajaran tematik terpadu?
7. Bagaimana pengelolaan pembelajaran tematik terpadu?
8. Apa saja strategi dan pendekatan pembelajaran tematik terpadu?
9. Bagaimana implikasi pembelajaran tematik terpadu?
10. Bagaimana pelaporan hasil penilaian pembelajaran tematik terpadu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kebijakan pemberlakuan kurikulum
2. Untuk mengetahui pengertian belajar dan pembelajaran
3. Untuk mengetahui standar proses pendidikan
4. Untuk mengetahui kurikulum 2013
5. Untuk mengetahui kurikulum terpadu
6. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan karakteristik pembelajaran
tematik terpadu
7. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan pembelajaran tematik terpadu
8. Untuk mengetahui strategi dan pendekatan pembelajaran tematik terpadu
9. Untuk mengetahui implikasi pembelajaran tematik terpadu
10. Untuk mengetahui pelaporan hasil penilaian pembelajaran tematik terpadu
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung pada perencanaan, pelaksanaan
proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru.
6
d. Belajar Menjadi Diri Sendiri yang Utuh (Learning to be), tantangan
kehidupan yang berkembang cepat dan sangat kompleks, menuntut
perkambangan manusia secara utuh. Untuk mencapai sasaran demikian
individu dituntut banyak belajar mengembangkan seluruh aspek
kepribadiannya. Untuk itu mereka harus berusaha banyak mencapai
keunggulan. Keunggulan diperkuat dengan moral yang kuat.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen
yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi:
tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut
harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan media, metode,
strategi dan pendekatam apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara guru dengan
siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara
tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20,
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar”.
C. Komponen Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan hasil integrasi dari beberapa komponen
yang memiliki fungsi tersendiri agar ketercapaian tujuan pembelajaran dapat
terpenuhi. Ciri-ciri lain dari pembelajaran ini berkaitan dengan komponen-
komponen pembelajaran itu sendiri, sebagai berikut:
1) Tujuan, tujuan pendidikan sendiri itu untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Sumber Belajar, digunakan untuk membuat atau memudahkan terjadinya
proses belajar pada diri sendiri atau peserta didik, apapun bentuk dan
bendanya asal bisa digunakan untuk memudahkan proses belajar, maka
benda itu bisa dikatakan sebagai sumber belajar.
7
3) Strategi Pembelajaran, tipe pendekatan untuk menyampaikan informasi
dan kegiatan yang mendukung penyelesaian tujuan khusus. Strategi
pembelajaran pada hakikatnya merupakan penerapan prinsip-prinsip
psikologi dan prinsip-prinsip pendidikan bagi perkembangan siswa.
4) Media Pembelajaran, merupakan salah satu alat untuk proses interaksi
guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan dan sebagai alat
bantu mengajar dapat menunjang penggunaan metode mengajar yang
digunakan oleh guru dalam proses belajar.
5) Evaluasi Pembelajaran, merupakan alat indikator untuk menilai
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses
pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Evaluasi bukan hanya sekedar
menilai suatu aktivitas secara spontan dan incidental, melainkan merupakan
kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah
berdasarkan tujuan yang jelas.
8
untuk menghadirkan kembali hal tersebut melalui tanggapan, gagasan, atau
lambing dalam bentuk kata-kata atau kalimat.
3. Belajar Menghafal, suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal
melalui proses mental dan menyimpannya dalam ingatan, sehingga dapat
diproduksi kembali kea lam sadar ketika diperlukan.
4. Belajar Teoritis, menyusun kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena
alam atau fenomena sosial tertentu. Belajar teori bertujuan untuk
menempatkan data dan fakta (pengetahuan) dalam kerangka organisasi
mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan
masalah.
5. Belajar Konsep, melalui proses mental tentang lambing, benda, serta
peristiwa dengan mengamati ciri-cirinya. Belajar konsep dilakukan dengan
mengadakan abstaksi yaitu meliputi benda, kejadian dan orang, hanya
ditinjau pada aspek tertentu saja seolah-olah diambil, diangkat, dan
disendirikan.
6. Belajar Kaidah, menghubungkan dua konsep atau lebih sehingga terbentuk
suatu ketentuan yang mempresentasikan suatu keteraturan.
7. Belajar Berpikir, aktivitas kognitif yang dilakukan secara mental untuk
memecahkan suatu masalah melalui proses yang abstrak. Berpikir adalah
suatu proses penyusunan kembali kecakapan kogniti (yang bersifat ilmu
pengetahuan)
8. Belajar Keterampilan Motorik, belajar melakukan rangkaian gerak gerik
berbagai anggota badan secara terpadu. Motorik adalah gerakan yang
melibatkan otot, urat dan sendi secara langsung dan otomatis, sehingga
teratur dan berjalan lancar serta sungguh-sungguh berakar dalam
kejasmanian.
9. Belajar Estetis, proses mencipta melalui penghayatan yang berdasarkan
pada nilai-nilai seni. Belajar estetis bertujuan membentuk kemampuan
menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang kesenian
yang mencakup fakta, seperti ritme, tema dan komposisi; relasi-relasi,
seperti hubungan antara bentuk da nisi.
9
E. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar relatif berlaku umum berkaitan dengan:
1. Perhatian dan Motivasi, perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada
siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang
dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya. Motivasi adalah tenaga yang digunakan untuk
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
2. Keaktifan, dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan
keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis.
3. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman, belajar secara langsung dalam
hal ini tidak sekedar mengamati secara langsung melainkan harus
menghayati, terlibat langsung perbuatan dan bertanggung jawab
terhadap hasilnya.
4. Pengulangan, pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun
dengan tujuan berbeda. Bahwa belajar ialah pembentukan hubungan
antara stimulus dan respons dan pengulangan terhadap pengamatan-
pengamatan itu memperbesar peluang timbuknya respon benar.
5. Tantangan, tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat
siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang
banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa
bertantang untuk mempelajarinya.
6. Balikan dan Penguatan, diperkuat responnya. Format sajian berupa
tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya
merupakan cara belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya
balikan atau penguatan.
7. Perbedaan Individual, siswa merupakan individu yang unik, artinya
tidak ada dua orang siswa yang sama percis, tiap siswa memiliki
perbedaan satu dengan yang lainnya.
10
F. Tipe Gaya Belajar
1. Tipe Belajar Visual (Visual Learner), gaya belajar di mana gagasan,
konsep, data dan informasi lainnya dikemas dalam bentuk gambar dan
teknik.
2. Tipe Belajar Auditif (Auditory Learner), suatu gaya belajar di mana siswa
belajar melalui mendengarkan. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori
akan mengandalkan kesuksesan dalam belajarnya melalui telinga (alat
pendengaran), oleh karena itu guru sebaiknya memperhatikan siswanya
hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar
auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan
mendengarkan penjelasan apa yang dikatakan guru.
3. Tipe Belajar Kinestetik (Tactual Learner), siswa belajar dengan cara
melakukan, menyentuh, merasa, bergerak dan mengalami.
G. Teori Belajar
Menurut Sukmadinata, (2004: 17) teori merupakan suatu set atau sistem
pernyataan (a set of statement) yang menjelaskan serangkaian hal.
1. Teori Belajar Behavioristik bahwa perilaku terbentuk melalui keterkaitan
antara rangsangan (stimulus) dengan tindak balas (respon).
2. Teori Belajar Kontruktivistik menganggap manusia mampu
mengkonstruk atau membangun pengetahuan setelah ia berinteraksi
dengan lingkungannya dari pengalaman masing-masing.
3. Teori Belajar Kognitif merupakan bagian terpenting yang memberikan
konstribusi yang sangat berarti terhadap perkembangan psikolog belajar.
H. Tipe-tipe Pembelajaran
Tipe pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan
yang dilakukan terhadap komponen pembelajaran.
11
I. Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
1. Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang
mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya
penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan,
persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam
keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.
1) Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Menurut Munadi (2008:24) meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu:
a. Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam
keadaan lelah dan capek, tidak dalam cacat jasmani dan sebagainya.
Hal-hal tersebut dapat memengaruhi siswa dalam menerima materi
pelajaran.
2) Faktor Psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat,
motif, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban.
2) Faktor Instrumental diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan belajar yang diharapkan. Berupa sarana dan guru.
2. Klasifikasi Hasil Belajar
Perumusan aspek-aspek kemampuan yang menggambarkan output peserta
didik yang dihasilkan dari proses pembelajaran dapat digolongkan ke dalam tiga
klasifikasi berdasarkan taksonomi Bloom.
12
B. Perencanaan Pembelajaran
Desain Pembelajaran
Perencana pemebelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan RPP yang
mengacu pada Standar Isi. Perencanaan Pembelajaran meliputi penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran dan scenario pembelajaran.
13
7) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan
menemukakan pendapat.
8) Guru berpakaian sopan, bersih dan rapi.
9) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik
silabus mata pelajaran
10) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran
2) Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan
memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional.
3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
5) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan
tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan
penyingkapan (discovey) dan/atau pembelajaran yang mengahasilkan
14
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
1) Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternative yang
dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong
siswa untuk melakukan aktivitas tersebut.
2) Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik
aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat
pendekatan saintifik, temtik terpadu dan tematik sangat disarankan untuk
menerapkan belajar berbasis penyingkiran/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan
kontekstual, baik individual maupun kelompok.
3) Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan
subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus
mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
1) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung
maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok.
15
4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
3. Penilaian Hasil dan Proses Pembelajaran
Penilaian Proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
autentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya dan perolehan belajar siswa atau bakan
mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak
pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
4. Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan
supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tidak lanjut secara berkala dan
berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan
pendidikan dan pengawas.
1. Prinsip Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guru
peningkatan mutu secara berkelanjutan dan menetapkan peringkat
akreditasi.
2. Sistem dan Entitas Pengawasan
Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas,
dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.
a. Kepala Sekolah dan Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan
mutu.
b. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam
bentuk supervisi akademik dan supervisi manajerial.
Pengawasan yang dilakukan Lembaga Penjaminan Mutu pendidikan
diwujudkan dalam bentuk Evaluasi Diri Sekolah.
16
3. Proses Pengawasan
a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran.
b. Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan
melalui antara lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau
pelatihan.
c. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi dan evaluasi proses
pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan
tindak lanjut pengembanga keprofesionalan pendidik secara
berkelanjutan.
d. Tindak Lanjut
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
1) Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan
kinerja yang memenuhi atau melampaui standar,
2) Pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
17
BAB IV Kurikulum 2013
A. Latar Belakang Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip
utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua,
standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti
yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi
terhadap pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik.
Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima,
semua mata pelajaran diikat oleh komptensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan
kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran dan penilaian.
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut.
Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrument untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
(1) Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah
(2) Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan
(3) Warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
(4) Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan secara terpadu.
18
1) Standar pendidik
2) Tenaga kependidikan
3) Standar sarana dan prasarana
4) Standar pengelolaan
5) Standar pembiayaan
6) Standar penilaian pendidikan
7) Standar kompetensi lulusan
8) Standar proses
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industry kreatif dan budaya dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional.
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat
terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses
pembelajaran.
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan.
Dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
a. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif,
b. Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader)
c. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran.
Penyusunan Kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan Standar
Kompetensi Lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan
19
pendidikan nasional dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan
kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar
kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak
diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat
nasional.
5. Pendalaman dan Perluasan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi
yang relevan bagi peserta didik. Hasil studi internasional untuk reading dan
literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga menunjukkan hasil
bahwa lebih dar 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV hanya mampu
mencapai level menengah. Hasil analisis untuk studi PIRLS menunjukan soal
yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi
empat kategori, yaitu:
a. Low mengukur kemampuan sampai mana level knowling
b. Intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
c. High mengukur kemampuan sampai level reasoning
d. Advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with
incomplete information
20
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian (organizing
elements) kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti
7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif.
21
5. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental
dilaksanakan berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan
lainnya dan saling memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lainnya.
22
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan
daerah.
23
1. Standar Kompetensi Lulusan, merupakan salah satu dari 8 Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam pasal 35 Ayat
(1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan, yang akan menjadi
acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
a. Cakupan Kompetensi Lulusan, mengidentifikasi apa yang hendak
dibentuk, dibangun dan diberdayakan dalam diri peserta didik sebagai
jaminan yang akan mereka capai setelah menyelesaikan
pendidikannya pasa satuan pendidikan tertentu.
b. Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan, mengidentifikasi tentang
sikap, pengetahuan dan keterampilan.
2. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta
didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi Inti, integrasi vertikal
berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
kompetensi dasar dikembangkan dengan memerhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
24
kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah
kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum.
25
C. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum sangat terkait dengan pengaturan bahan pelajaran yang
ada dalam kurikulum, sedangkan yang menjadi sumber bahan pelajaran dalam
kurikulum adalah nilai budaya, nilai sosial, aspek siswa dan masyarakat serta ilmu
pengetahuan dan teknologi.
26
B. Latar Belakang Pembelajaran Tematik Terpadu
Tema-tema yang bisa dikembangkan di Sekolah Dasar mengacu pada prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Pengalaman mengembangkan tema dalam kurikulum disesuaikan dengan
muatan mata pelajaran yang akan dikembangkan.
2. Dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak (expanding
community approach).
3. Dimulai dari hal-hal yang mudah menuju yang sulit, dari hal yang
sederhana menuju yang kompleks dan dari hal yang konkret menuju yang
abstrak.
27
5. Lebih semangat dan bergairah belajar karena mereka dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya-tanya,
menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.
6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang di
sajikan dalam konteks tema/subtema yang jelas.
7. Guru dapat menghemat waktu, karena muatan mata pelajaran yang
disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan
dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan.
8. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuhkembangkan dengan
mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan
kondisi.
28
I. Peran Tema dalam Proses Pembelajaran
Tema berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan
beberapa muatan pelajaran sekaligus. Dalam Kurikulum 2013, tema sudah
disiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan
pembelajaran.
29
5. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis
dan berhitung sera penanaman nilai-nilai moral.
6. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat,
lingkungan dan daerah setempat.
30
menjelaskan isi tema, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memberikan
penguatan, mengadakan variasi mengajar, sampai dengan menutup
pelajaran. Kegiatan membuka pelajaran berkaitan dengan usaha guru
dalam memulai pelaksanaan pembelajaran tematik untuk mengarahkan
siswa pada kondisi belajar dan pembelajaran yang kondusif dan
bermakna.
d. Pemilihan Media Pembelajaran
Anak usia Sekolah dasar masih berpikir operasional konkret, artinya
pembelajaran yang dilakukan guru harus konkret dan sederhana sehingga
mudah untuk dipahami oleh siswa. Penggunaan media dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dapat divariasikan ke dalam
penggunaan media visual, media, audio dan media audio-visual.
31
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi
pembelajaran.
3. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa.
4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.
32
D. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk
menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian
yang akan dipelajari.
33
c. Masalah dan Pedagogi
Menurut Shulman (1991), pendidikan merupakan proses membantu
orang mengembangkan kapasitas untuk belajar bagaimana
menghubungkan kesulitan mereka dengan teka-teki yang berguna untuk
membentuk masalah.
d. Masalah dan Multiple Perspective
Dalam memecahkan permasalahan yang ada di dunia nyata, kita perlu
menyadari bahwa seluruh proses kognitif dan aktivitas mental yang
terlibat di dalamnya. Otak bekerja dengan siklus terteentu dan literasi
dari berpikir sistematis, sistemik, analisis general dan divergen.
e. Teori Belajar, Konstruktivisme dan Pembelajaran Berbasis Masalah
menurut Hendry & Murphy dengan ciri:
1. Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan scenario permasalahan
dan lingkungan belajar.
2. Pergulatan dengan masalah dan proses inkuiri masalah
menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar.
3. Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi sosial dan
evaluasi terhadap keberadaan sebuah sudut pandang.
34
B. Implikasi Pembelajaran Tematik Terpadu bagi Siswa
Siswa sebagai objek dsn subjek merupakan faktor utama keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah.
Penggunaan cara baru dalam penyampaian isi kurikulum melalui penerapan model
pembelajaran tematik perlu diperkenalkan dan dikondisikan sejak dini agar tidak
menimbulkan kerancuan-kerancuan yang dapat mengganggu dan berpengaruh
negatif terhadap proses dan hasil belajarnya.
35
sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran
tematik, maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang tidak didesain
untuk kepentingan pembelajaran namun dapat dimanfaatkan.
36
f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat Kompetensi tersebut.
i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.
j. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatn
pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai pesert didik dalam rangka
menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan
secara nasional.
k. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh
satuan pendidikan.
2. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standard dan tidak dipengaruhi
faktor subjektivitas penilai.
37
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran dan berkesinambungan.
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan.
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian dan standar
dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur dan
hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria
(PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang
didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM merupakan
kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar
yang akan dicapai, daya dukung dan karakteristik peserta didik.
3. Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian
a. Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relative setiap
peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian
merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program dan proses.
b. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrument yang digunakan untuk penilaian kompetensi
sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:
1) Penilaian Kompetensi sikap.
2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan.
3) Penilaian Kompetensi Keterampilan.
38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Permendikbud Nomor
160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
Pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan Peraturan Bersama Direktur
Jendral Pendidikan Dasar dan Direktur Jendral Pendidikan Menengah
Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5496/C/KR/2014 dan Nomor
7915/D/KP/2014 tentang Petunjuk Teknis Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013 pada Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
Belajar merupakan salah satu faktor yang memengaruhi dan berperan penting
dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sedangkan Pembelajaran
merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling
berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi,
metode dan evaluasi. Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar
beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari
kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui
kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta
didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.
Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh komptensi inti. Keenam, keselarasan
tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran dan penilaian.
Pembelajaran Tematik Terpadu merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun
kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan
secara holistic, bermakna dan autentik. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
tematik dipengaruhi oleh seberapa jauh pembelajaran tersebut direncanakan sesuai
dengan kondisi dan potensi siswa (minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan).
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
39
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendekatan
akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan
yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan dipelajari.
B. Saran
Setelah mempelajari Tematik, diharapkan kita sebagai calon guru dapat
menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran model tematik kepada peserta
didik, Sehingga peserta didik mampu memahami apa yang akan jelaskan oleh
pendidik.
40
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Rusman, M.Pd. 2016. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan
Penilaian. Jakarta: Rajawali Pers
41