Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tradisi mengkonsumsi tumbuhan obat atau rempah-rempah dalam bentuk


ramuan jamu tradisional telah dikenal dan diakui secara luas oleh masyarakat, baik
untuk maksud pemeliharaan kesehatan dan kebugaran jasmani, pencegahan
penyakit (preventif), pengobatan (kuratif), maupun pemulihan kesehatan
(rehabilitatif). Namun sayangnya tidak semua masyarakat menyukai ramuan jamu
tradisional karena citarasa jamu yang diidentikkan dengan aroma tajam dan rasa
pahit sehingga menurunkan nilai palatabilitas minuman tersebut. Akibatnya, tidak
semua masyarakat mendapatkan khasiat kesehatan dari ramuan jamu tradisional.
Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati terbesar kedua setelah
Brazil dengan lebih dari 28.000 spesies tanaman. Meskipun demikian, baru sekitar
1.000 spesies tanaman yang terdaftar dalam Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) yang telah digunakan untuk memproduksi pangan fungsional, terutama
untuk jamu. Sumber daya alam yang melimpah ini semestinya menjadi salah satu
keunggulan komparatif bagi daya saing Indonesia, khususnya untuk
mengembangkan produk pangan fungsional.
Kumis kucing (Orthosiphon aristatus B1. Miq) merupakan salah satu jenis
tanaman obat yang dapat dimanfaatkan sebagai minuman fungsional, karena di

Penelitian Kandungan pada tumbuhan Kumis Kucing | 1


dalamnya banyak mengandung senyawa flavonoid lipofilik yang berfungsi sebagai
antioksidan. Budidaya kumis kucing di kebun pembibitan tanaman meningkat
secara pesat dengan persentase pertumbuhan mencapai sekitar 90-95%, terutama
ketika diketahui bahwa ekstrak daun kumis kucing dapat dimanfaatkan sebagai
aktivator pembusukan sampah daun mahoni menjadi pupuk kompos yang dapat
meningkatkan produktivitas hutan damar (Agathis loranthifolia). Kumis kucing juga
banyak dibudidayakan dengan sistem tumpang sari dengan tanaman palawija
(misalnya jagung) untuk memberi keseimbangan nutrien tanah sehingga dapat
meningkatkan produktivitas hutan damar.
Tanaman kumis kucing mengandung berbagai senyawa kimia, salah satunya
adalah flavonoid. Penelitian terhadap flavonoid dari beberapa tanaman mempunyai
efek farmakologis sebagai antiinflamasi. Flavonoid yang terdapat dalam simplisia
daun kumis kucing bisa disari menggunakan air maupun etanol 70% (Harbone,
1987). Penyarian yang dilakukan dengan mengunakan pelarut air akan diperoleh
zat yang bersifat cenderung polar. Pelarut air mempunyai kelemahan yaitu
menyebabkan reaksi fermentatif sehigga mengakibatkan perusakan bahan aktif
lebih cepat. Kelemahan lainnya adalah menyebabkan pembengkakan sel sehingga
bahan aktif akan terikat kuat pada simplisia, larutan dalam air juga mudah
dikontaminasi. Pelarut alkoholik merupakan pilihan utama untuk semua jenis
flavonoid. Pelarut etanol bisa digunakan untuk menyari zat yang kepolaran relatif
tinggi sampai relatif rendah, karena etanol merupakan pelarut universal. Etanol
mempunyai kelebihan dibanding air yaitu tidak menyebabkan pembengkaan sel,
menghambat kerja enzym dan memperbaiki stabilitas bahan obat telarut. Etanol
70% sangat efektif menghasilkan bahan aktif yang optimal, bahan balas yang ikut
tersari dalam cairan penyari hanya sedikit, sehingga zat aktif yang tersari akan lebih
banyak.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan umum:
1. Memanfaatkan sumber daya alam indonesia, khususnya tanaman yang memiliki
khasiat sebagai suatu produk unggulan yang bermanfaat
2. Memenuhi kebutuhan pengobatan masyarakat Indonesia dengan penggunan
bahan alami yang halal, efektif, dan aman.
3. Membuktikan bahwa daun kumis kucing dapat digunakan sebagai obat herbal
yang bermanfaat serta aman.

Penelitian Kandungan pada tumbuhan Kumis Kucing | 2


Tujuan khusus :
1. Mendata secara khusus khasiat tumbuhan kumis kucing sebagai tumbuhan obat
2. Mengetahui kandungan pada tumbuhan yang berfungsi sebagai obat.
3. Mendata kandungan (zat-zat) yang bermanfaat pada tumbuhan kumis kucing
beserta manfaat dari tiap-tiap zat-zat yang terkandung

C. Manfaat Penelitian
Sebagai sarana mengimplementasi ide dan menganalisis permasalahan, serta
memberi penjelasan tentang khasiat dari tumbuhan kumis kucing sebagai obat
berbagai macam penyakit dan membuktikan kebenaran kandungan obat pada
tumbuhan kumis kucing.
D. Rumusan Masalah

 Apa-apa saja kandungan yang terdapat pada tumbuhan kumis kucing sebagai
obat berbagai macam penyakit
 Cara meracik tumbuhan kumis kucing sebagai tumbuhan obat
 Berapa lama tumbuhan ini dikonsumsi sampai kita bisa melihat efek
penyembuhan dari tumbuhan kumis kucing ini

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kumis Kucing
1. Sistematika tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.).
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Sub Classis : Sympetalae
Ordo : Tubiflorae / Solanales
Famili : Labiatae
Genus : Orthosiphon
Species : Orthosiphon stamineus Benth (Van Steenis, 1947).

Penelitian Kandungan pada tumbuhan Kumis Kucing | 3

2. Nama Botani tanaman kumis kucing


Tanaman kumis kucing mempuyai nama botani Orthosiphon stamineus Benth.,
dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Mig., Orthosiphon spicatus B.Bs,
Orthosiphon grandiflorus Bld. (Van Steenis, 1947).
3. Nama lain kumis kucing
Nama daerah tanaman kumis kucing di daerah antara lain, kumis kucing
(Sunda), remujung (Jawa), se saleyan (Madura) songot koceng (Madura) (Heyne,
1987).
4. Uraian tentang tanaman
Tanaman kumis kucing dapat dideskripsikan sebagai berikut. Herba berkayu
naik perlahan lahan, pada pangkal sering bercabang, berakar kuat, tinggi 0,4-
1,5m batang berambut, pendek bertangkai daun berbentuk baji diatas pangkal
yang bertepi rata, bergerigi kasar dapat berbunga 6 dan terkumpul menjadi
tandan ujung. Daun pelindung kecil. Tangkai bunga pendek, Kelopak berambut
pendek panjang 5,5-7,5mm, taju atau hampir sampai pangkal tabung berakhir
dengan 2 rusuk, bulat telur terbalik dan lebih lebar dari taju lainya, taju samping
dengan ujung runcing ungu, kedua mahkota berbibir 2, bawah lurus menjulang
kedepan, kepala sari berwarna ungu. Bakal buah gundul, kelopak buah kurang
lebih panjangnya 1cm, buahnya keras memanjang, berkerut halus (Van Steenis,
1947).
5. Daerah distribiusi, habitat dan budidaya
Tanaman kumis kucing dapat ditemukan pada daerah yang teduh tidak telalu
kering; 1-700m (Van Steenis, 1947) di Jawa dan pulau pulau lainya dari
nusantara, tumbuh menjulang sepanjang anak air dan selokan, karena daunya
berkhasiat untuk pengobatan, sering dibiarkan tumbuh di halaman (Heyne,
1987).

Penelitian Kandungan pada tumbuhan Kumis Kucing | 4


6. Kegunaan di masyarakat
Tanaman kumis kucing mempunyai banyak manfaatnya untuk pengobatan.
Bagian tanaman yang biasa digunakan adalah herba baik segar maupun yang
telah dikeringkan. Teh yang dibuat dari daun yang dikeringkan mempunyai
reputasi yang baik sebagai obat-obatan terhadap penyakit ginjal (Van Steenis,
1947). Kumis kucing berkhasiat diuretik, di Jawa digunakan untuk pengobatan
hipertensi dan diabetes, tanaman ini juga sudah digunakan masyarakat untuk
pengobatan pendarahan, ginjal, batu empedu, gout dan rematik (Barnes, 1996).
7. Kandungan kimia
Daun kumis kucing mengandung beberapa senyawa kimia antara lain minyak
atsiri 0,02-0,06%, terdiri dari 60 macam seskuiterpen dan senyawa fenolik
(Sudarsono dkk., 1996). Tanaman ini juga mengandung Benzokhromon,
Orthokhromen A, methyl riparikhromen A dan asetovanillochromen. Diterpen,
isopimaran–type diterpen (orthosiphones dan orthosiphol), primaran–type
diterpen (neoorthosiphol dan staminol A). Flavonoid, sinensetin, tetrametil
sculaterin dan tetramethoksiflavon, eupatorin, salvigenin, circimaritrin, piloin,
rhamnazin, trimethilapigenin, dan tetrametilluteonin, kadar flavonoid lipofilik
pada daun kumis kucing ini antara 0,2-0,3%, kadar flavonoid glikosida juga
sekitar itu. Kandungan lain pada tanaman ini antara lain asam kafeat dan
turunannya (contoh asam rosmarat) inositol, fitosterol (contoh β-sitosterol) dan
garam kalium (Barnes et al., 1996).

BAB III
METODE PENELITIAN

Berikut ini, cara mengolah tumbuhan kumis kucing untuk diminum sebagai obat:

A. Alat dan Bahan


 Gelas
 Air
 20 lembar tumbuhan Kumis
Kucing
 Panci
 Kompor

Penelitian Kandungan pada tumbuhan Kumis Kucing | 5


B. Prosedur Kerja

 Sediakan 20 lembar daun kumis kucing


 2 gelas air bersih
 Masukkan air dan kumis kucing kedalam panci
 Rebuslah sampai sekitar tersisa 1 gelas saja
 Minumlah setiap hari 2 sampai 3 kali
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

A.Data

Telah diteliti oleh para ahli, dan diketahui bahwa tumbuhan kumis kucing mengandung
kandungan kimia sebagai berikut.

 0,02-0,06% minyak atsiri : Aroma Terapi dan antiseptic (walaupun hanya sedikit)
 Seskuiterpen : salah satu zat dari 2 zat lain (monoterpen dan turunan fenilpropana
antara lainL geranial, neral, kamfora, zingiberen, d-pinen, kamfen, d-borneol,
geraniol, osimen, serta miristin) yang berfungsi sebagai Anti-Kanker
 Senyawa fenolik : berguna dalam mengendalikan peradangan, meningkatkan
sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan sirkulasi darah, semua yang
menghasilkan signifikan manfaat anti penuaan dalam tubuh.
 Flavonoid : sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas
 Sinensetin : Anti-Bakteri
 tetrametil sculaterin : sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal
bebas
 tetramethoksiflavon : sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal
bebas
 eupatorin : sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas
 Salvigenin : sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas
 Circimaritrin : sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas

Penelitian Kandungan pada tumbuhan Kumis Kucing | 6


 Piloin : sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas
 Rhamnazin : sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas
 Trimethilapigenin : sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas
 Tetrametilluteonin : sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas
 asam kafeat dan turunannya (contoh asam rosmarat) : Anti nyeri
 inositol : menurunkan tingkat kolestrolmembantu dan sebagai obat mencegah
sembelit
 fitosterol (contoh β-sitosterol) : Lemak nabati yang berfungsi sebagai pernurun
kadar kolesterol plasma darah
 garam kalium : mengobati infeksi kandung kemih, kencing batu, dsb
 Benzokhromon
 Orthokhromen A
 methyl riparikhromen A
 asetovanillochromen
B.Pembahasan

Jadi, dari kandungan-kandungan kimia tersebut, kita telah mengetahui manfaat dari
masing-masing kandungan kandungan tersebut yang membuat tumbuhan Kumis Kucing
dapat dikategorikan sebagai tumbuhan obat yang mempunyai banyak khasiat untuk
mengobati berbagai macam pernyakit.

Berikut ini Khasiat dari tumbuhan kumis kucing yang berhasil saya rangkum dan saya
simpulkan berdasarkan kandungan-kandungan kimia yang terkandung didalam
tumbuhan kumis kucing ini :

 mengobati kencing batu


 mengobati amandel
 mengobati pusing akibat tekanan darah tinggi
 sembelit
 masuk angin
 encok
 ramatik
 batuk
 hipertensi
 sakit pinggang
 menghilangkan rasa lelah
 dan tidak menghilangkan potensi bahwa tumbuhan ini dapat menyembuhkan
penyakit-penyakit lainnya

Penelitian Kandungan pada tumbuhan Kumis Kucing | 7


Kesimpulan

Jadi, Tumbuhan kumis kucing ini sangatlah bermanfaat. Melalui berbagai macam
penelitian dan pendapat orang-orang yang telah merasakan khasiat dari tumbuhan ini,
dapat dibuktikan bahwa tumbuhan ini memang bermanfaat dan berkhasiat untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dan dikarenakan tumbuhan ini merupakan
obat herbal, jadi dapat diindikasikan bahwa tumbuhan ini aman tanpa efek samping.
Daftar Pustaka:

http://www.google.co.id /
http://www.scribd.com/
http://www.blogspot.com/

Penelitian Kandungan pada tumbuhan Kumis Kucing | 8

Anda mungkin juga menyukai