Anda di halaman 1dari 14

p-ISSN: 2337-5973

e-ISSN: 2442-4838

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA


(PERFORMANCE ASSESSMENT) PRAKTIKUM PADA
MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA

Oki Sukmawa
Undang Rosidin
Feriansyah Sesunan
Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Lampung
Email: Okisukmawa@gmail.com

Abstract
Not all teachers use performance assessment instruments in the activity
of students’ practical. Teachers are still using a written assessment or
test at the end of learning activities, so that student learning outcomes
are only retrieved from the cognitive aspect without seeing the
learning process that is done by the students. This research aims to
develop instrument for performance assessment practical subjects of
physics in senior high school as well as describing the appropriateness
of instruments in terms of construction, substance, and language /
culture. Developing design using the method of Research and
Devolepment method with the steps: (1) analysis of the potential and
problems, (2) collecting information and data, (3) the initial product
design, (4) validation of design products, (5) revision of product
design. The results of the data analysis showed the feasibility
assessment instrument score according to the validator. Eligibility
score of 3.63 construction aspects of meaning in a very decent quality,
feasibility aspects of the substance of 3.38 which means very decent,
and feasibility aspecs of the language/culture of 3.89 meaning very
feasible. When averaged into 3.63 or is qualitatively decent thus the
instrument can be used.

Keywords: practical assessment instruments, performance


assessment.

PENDAHULUAN (2014) bahwa penerapan kurikulum


Mata pelajaran fisika berkaitan 2013 menekankan pada pendekatan
erat dengan kehidupan sehari-hari. ilmiah, memberikan tanggung jawab
Untuk membuktikan teori yang kepada guru untuk merancang
dipelajari siswa dengan dunia nyata kegiatan agar siswa dapat melakukan
perlu adanya kegiatan praktikum. Ini kegiatan ilmiah atau praktikum.
sejalan dengan pendapat Usman

116
O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

Dalam kegiatan praktikum tentu belajar-mengajar, dan (e) menentukan


perlu adanya sebuah asesmen yang kelulusan murid.
dilakukan oleh guru. Menurut Namun pada kenyataanya, belum
Herpiana dan Rosidin (2018) asesmen semua guru menerapkan asesmen
adalah proses mengumpulkan, secara menyeluruh. Guru masih
menafsirkan, dan menggunakan bukti menggunakan asesmen secara tertulis
untuk membuat keputusan tentang untuk menilai hasil belajar siswa.
prestasi siswa dalam pendidikan. Padahal asesmen secara tertulis hanya
Asesmen diperlukan guru untuk mencakup aspek kognitif saja, belum
memperoleh informasi secara mencakup aspek afektif dan
objektif, berkelanjutan dan psikomotor.
menyeluruh tentang proses dan hasil Berdasarkan Peraturan Menteri
belajar siswa, yang hasilnya Pendidikan dan Kebudayaan
digunakan sebagai dasar untuk Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
menentukan perlakuan selanjutnya. 2016 Tentang Standar Asesmen
Artinya, asesmen tidak hanya untuk Pendidikan, Asesmen hasil belajar
mencapai target sesaat atau satu aspek oleh guru bertujuan untuk memantau
saja, melainkan menyeluruh dan dan mengevaluasi proses, kemajuan
mencakup aspek kognitif, afektif, dan belajar, dan perbaikan hasil belajar
psikomotor. siswa secara berkesinambungan.
Menurut Uno dan Koni (2012), Asesmen hasil belajar siswa pada
fungsi asesmen atau penilaian bagi pendidikan dasar dan pendidikan
guru adalah untuk (a) mengetahui menengah meliputi aspek: sikap,
kemajuan belajar siswa, (b) pengetahuan, dan keterampilan.
mengetahui kedudukan masing- Ketiga aspek tersebut sesuai
masing individu siswa dalam dengan perangkat asesmen otentik
kelompoknya, (c) mengetahui yaitu asesmen yang menekankan
kelemahan-kelemahan cara belajar- asesmen belajar siswa di dapat dari
mengajar dalam proses belajar tiga ranah pembelajaran yaitu ranah
mengajar, (d) memperbaiki proses sikap, pengetahuan, dan keteram-
pilan. Kegiatan praktikum dalam

JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 117


O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

pembelajaran fisika memungkinkan dilakukan siswa (Budhiwaluyo,


diterapkannya jenis asesmen otentik 2016).
yaitu asesmen kinerja (performance Instrumen dalam penilaian
assessment). Menurut Sudaryono kinerja terdiri dari instrumen
(2012), Penilaian kinerja merupakan penilaian tes dan non tes. Contoh
penilaian yang dilakukan dengan instrumen penilaian tes adalah
mengamati kegiatan peserta didik lembar tes tertulis yang berisi soal
dalam melakukan sesuatu. Penilaian pilihan jamak dan uraian, sedangkan
kinerja cocok digunakan untuk contoh instrumen penilaian non tes
menilai ketercapaian kompetensi adalah lembar pengamatan
yang menuntut siswa melakukan (observasi), wawancara, skala sikap,
suatu tugas tertentu seperti kegiatan daftar cek (check list), catatan
praktikum. Dengan kegiatan anekdotal, dan lain-lain (Nurulsari,
praktikum siswa akan diberi 2015).
kesempatan untuk mengikuti proses, Dalam perangkat penilaian
mengamati suatu objek, menganalisis, kinerja sangat berkaitan erat dengan
membuktikan, dan menarik rubrik. Menurut Karkehabadi (2013),
kesimpulan sendiri tentang suatu rubrik membagi pekerjaan yang
objek, keadaan atau sesuatu hal ditugaskan menjadi bagian-bagian
(Karviyani, 2015). komponen dan memberikan deskripsi
Penilaian kinerja biasanya yang jelas tentang karakteristik
difokuskan pada dua aspek penilaian, pekerjaan yang terkait dengan
yaitu kinerja proses dan kinerja masing-masing komponen, pada
produk. Penilaian kinerja proses berbagai tingkat penguasaan. .
mencakup aktivitas-aktivitas yang Berdasarkan pendapat tersebut, rubrik
dilakukan siswa dari awal kegiatan penilaian merupakan panduan
sampai akhir kegiatan praktikum penilaian yang menggambarkan
sedangkan penilaian kinerja produk kriteria yang diinginkan guru dalam
mencakup output atau hasil yang menilai tingkatan dari hasil pekerjaan
dicapai dari aktivitas-aktivitas yang siswa. Rubrik dibedakan menjadi dua,

JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 118


O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

yaitu rubrik analitik dan rubrik Kinerja (Performance assessment)


holistik. Praktikum pada Mata Pelajaran Fisika
Namun dalam praktiknya, belum di SMA”. Penelitian ini bertujuan
semua guru menggunakan instrumen untuk mengembangkan instrumen
asesmen kinerja (performance asesmen kinerja (performance
assessment) dalam kegiatan assessment) praktikum mata pelajaran
praktikum siswa. Berdasarkan hasil fisika di SMA serta mendeskripsikan
penyebaran angket analisis kebutuhan kelayakan instrumen dari segi
yang diberikan kepada enam guru konstruksi, substansi, dan
mata pelajaran fisika dari sekolah bahasa/budaya.
menengah atas dan 30 siswa di SMA
Negeri 1 Natar dan SMA Negeri 1 METODE
Bandar Sribawono., sebanyak 100% Penelitian ini dilakukan untuk
guru masih menggunakan asesmen mengembangkan instrumen asesmen
secara tertulis atau tes diakhir kinerja (performance assessment)
kegiatan pembelajaran dan sebanyak praktikum mata pelajaran fisika di
16,7% guru yang melakukan asesmen SMA. Pengembangan performance
pada aspek psikomotorik dan afektif, assessment praktikum ini
sehingga hasil belajar siswa hanya menggunakan metode penelitian dan
diperoleh dari aspek kognitif tanpa pengembangan (research and
melihat proses belajar yang dilakukan development).
siswa. Pada proses pengembangan
Hal ini menjadi masalah serius produk ini terdapat dua subjek yaitu,
yang dapat menjadikan siswa berpikir subjek penelitian dan subjek uji
bahwa proses belajar tidaklah penting coba. Subjek penelitian dalam
untuk menentukan hasil belajar pengembangan ini yaitu instrumen
sehingga siswa hanya terfokus pada asesmen kinerja (Performance
tes akhir kegiatan pembelajaran. assessment) praktikum pada mata
Maka dari itu, telah dilakukan pelajaran fisika. Subjek ujicoba
penelitian pengembangan yang untuk uji ahli instrumen pada
berjudul “ Pengembangan Asesmen pengembangan instrumen kinerja

JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 119


O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

(Performance assessment) ini adalah adalah angket analisis kebutuhan,


dosen FKIP Unila yang pakar dalam angket uji validasi konstruksi,
bidang instrumen penilaian dengan substansi, dan bahasa.
jenjang pendidikan terakhir S2. Prosedur pengembangan produk
Instrumen-instrumen yang ditampilkan pada Gambar 1.
digunakan dalam penelitian ini

Potensi dan Pengumpulan data


Masalah

Validasi Desain Desain Produk

Revisi Desain

Gambar 1. Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development


(R& D) mengacu pada Desain Penelitian Sugiyono (2015).

Uji kelayakan produk untuk hasil validasi ahli, akan diketahui


mengetahui kelayakan konstruksi, kelayakannya berdasarkan skor yang
kelayakan substansi, dan kelayakan ditampilkan pada Tabel 1.
bahasa Data yang diperoleh dari

Tabel 1. Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas

Indikator Skor Kualitas Pilihan Jawaban


Kelayakan 3,26-4,00 2,51-3,25 1,76-2,50 1,01-1,75
Sangat Kurang Tidak
Aspek Konstruksi Layak Layak Layak Layak
Sangat Kurang Tidak
Aspek Substansi Layak Layak Layak Layak
Sangat Kurang Tidak
Aspek Bahasa Layak Layak Layak Layak
(Suyanto & Sartinem, 2009)

JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 120


O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

HASIL DAN PEMBAHASAN objektif sangat cocok digunakan


Penelitian pengembangan ini untuk mengukur psikomotorik siswa.
menghasilkan produk berupa Semua siswa dan guru setuju bila
instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan dan diterapkan
digunakan untuk menilai siswa dalam perangkat penilaian kinerja pada
kegiatan praktikum. Adapun hasil dari proses praktikum fisika. Oleh karena
tahapan prosedur pengembangan yang itu, peneliti telah mengembangkan
telah dilakukan sebagai berikut. instrumen asesmen kinerja
Potensi dan Masalah (performance assessment) praktik-um
Analisis potensi dan masalah pada mata pelajaran fisika di SMA
dilakukan di 2 SMA Negeri yaitu yang dapat digunakan guru dalam
SMA Negeri 1 Natar dan SMA menilai kinerja siswa.
Negeri 1 Bandar Sribawono Tahun Pengumpulan Informasi dan Data
Ajaran 2016/2017 yaitu dengan Penelitian
menyebar angket yang diberikan Berdasarkan kajian pustaka yang
kepada siswa dan guru yang terdiri 32 dilakukan peneliti, sejauh ini belum
siswa kelas XI dan 6 guru fisika. ada pengembangan instrumen
Berdasarkan penyebaran angket asesmen kinerja (performance
belum semua guru menggunakan assessment) praktikum pada mata
instrumen asesmen kinerja pada saat pelajaran fisika di SMA pada materi
penilaian praktikum. Beberapa guru Elastisitas dan Hukum Hooke.
masih menggunakan instrumen Instrumen penilaian kinerja yang
asesmen yang tersedia di sekolah sudah pernah dikembangkan adalah
berupa contoh yang terdapat di buku instrumen unjuk kerja (performance
guru. Contoh instrumen tersebut asessment) laboratorium pada mata
masih bersifat umum belum objektif pelajaran fisika sesuai KTSP SMA
dalam menilai aspek psikomotorik kelas X di kabupaten Gianyar pada
siswa. Padahal dalam praktikum, KD “menggunakan alat ukur listrik”.
instrumen asesmen kinerja yang Adapun instrumen penilaian lain yang
sudah pernah dikembangkan adalah

JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 121


O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

instrumen asesmen kinerja praktikum konstruksi memberikan skor rata-rata


pada materi asam basa. 0,91 yang jika dikonversikan ke skor
Peneliti melakukan kajian pustaka penilaian menjadi 3,63 yang berarti
mengenai subtopik pembelajaran secara kualitas sangat layak.
fisika yang cocok untuk Pada angket uji validasi substansi
pengembangan instrumen asesmen memuat 8 butir aspek mengenai
kinerja (performance assessment) substansi. Validator memberikan skor
praktikum, subtopik tersebut adalah rata-rata 0,84 yang jika dikonversi ke
Elastisitas dan Hukum Hooke. skor penilaian menjadi 3,38. Hal ini
Peneliti menggu-nakan pendekatan berarti instrumen sudah memenuhi
scientific approach yang memuat aspek substansi yang sangat layak.
proses mengamati, menanya, Pada angket uji validasi bahasa
mencoba, mengasosiasi, dan memuat 9 aspek mengenai bahasa/
mengomunikasikan. bahasa. Validator memberikan skor
Desain Produk rata-rata 0,97 yang jika dikonversi ke
Berdasarkan hasil analisis potensi skor penilaian menjadi 3,89 yang
dan masalah yang telah dilakukan berarti secara kualitas sangat layak.
sebelumnya, maka tahap selanjutnya Kriteria kualitas untuk skor penilaian
adalah pengembangan desain produk. pada aspek konstruksi, substansi, dan
Tahap pengembangan desain produk bahasa/budaya didasarkan pada Tabel
yang telah dikembangkan peneliti 3.2 tentang konversi skor penilaian
meliputi analisis konten, penyusunan menjadi pernyataan nilai kualitas.
kisi-kisi, penyusunan skenario Data hasil uji validasi mengenai
pembelajaran, penyusunan tugas kelayakan instrumen dideskripsikan
kinerja, menentukan skala instrumen, oleh peneliti dalam bentuk diagram.
penyusunan rubrik, menentukan Adapun diagram kelayakan instrumen
pedoman penskoran. yang berkaitan dengan uji konstruksi,
Validasi Desain substansi, dan bahasa/budaya
Pada angket uji validasi berdasarkan penilaian ketiga validator
konstruksi yang memuat 8 butir aspek dapat dilihat pada Gambar 2.
mengenai konstruksi. Validator ahli

JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 122


O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

4 3,63 3,89
3,38
3,5

Perolehan Skor
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Konstruksi Substansi Bahasa/Budaya

Gambar 2. Diagram Hasil Pengisian Angket Validasi Ahli

Revisi Desain format dan rubrikasi disesuaikan


Terdapat beberapa saran dengan sumber yang sahih.
perbaikan dari ketiga validator, yaitu Berdasarkan saran dari ketiga
(1) Perbaiki kata-kata yang tidak baku validator, peneliti memperbaiki
menjadi kata baku, (2) Perbaiki tata instrumen asesmen kinerja
tulis seperti yang disarankan, (3) Pada (performance assessment) praktikum
bagian kisi-kisi: munculkan indikator seperti yang disarankan. Produk akhir
rumusan masalah dan ganti indikator dari hasil perbaikan disebut dengan
mendemonstrasikan percobaan, (4) prototipe III.
Pada bagian skenario pembelajaran:
perbaiki metode pembelajaran, Pembahasan
perbaiki demonstrasi fenomena pada Pada pembahasan ini sajikan
kegiatan pendahuluan, munculkan tentang produk pengembangan yang
rumusan masalah, tambahkan teori telah direvisi, meliputi karakteristik
elastisitas, contoh benda elastis dan produk hasil pengembangan.
akibat yang ditimbulkan, gaya elastis, Kelayakan Instrumen Hasil
hilangkan gaya tarik pada tabel data Pengembangan
pengamatan, dan perbaiki substansi Salah satu tujuan dari penelitian
proses mengasosiasi, (5) Pada bagian pengembangan ini adalah
bentuk instrumen dan rubrik: perbaiki Menghasilkan produk pengemba-ngan

JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 123


O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

berupa instrumen asesmen kinerja petunjuk penggunaan instrumen


(performance assessment) praktikum disediakan dengan baik, kata tanya
mata pelajaran fisika di SMA. atau perintah digunakan dengan baik,
Instrumen asesmen kinerja Indikator telah dipilih untuk
dikembangkan untuk membantu guru merancang tugas yang harus
dalam melaksanakan penilaian aspek dilakukan, misalnya: keterampilan
keterampilan atau ranah psikomotorik menulis, kemampuan membaca,
pada proses kegiatan praktikum siswa. pengetahuan awal, dan sebagainya,
Berdasarkan hasil uji validasi ahli, pemilihan indikator sudah dipilih
instrumen asesmen kinerja dengan baik dan sesuai, Pedoman
(performance assessment) praktikum penskoran telah tersedia dengan baik,
pada mata pelajaran fisika di SMA Pedoman penskoran telah disajikan
telah dinyatakan layak dan dapat dengan baik, penyajian instrumen
digunakan sebagai instrumen penilaian dan rubrik sudah baik, dan
penilaian psikomotorik pada kegiatan Pedoman penskoran instrumen telah
praktikum berdasarkan kesesuaian- dikonstruksikan dengan baik.
nya terhadap aspek konstruksi, aspek Hal tersebut sejalan dengan
substansi, dan aspek bahasa/budaya pendapat Kimberlin dan Winterstein
yang digunakan. (2008) bahwa validitas konstruk
Kelayakan Instrumen dari Segi adalah penilaian yang didasarkan
Konstruksi pada skor akumulasi dari sejumlah
Skor total dari validator penelitian dengan menggunakan alat
mengenai pemenuhan aspek ukur tertentu dan dideskripsikan
konstruksi dari instrumen yang telah secara teoritis sesuai dengan variabel
dikembangkan setelah dikonversi konstruk yang diukur oleh instrumen.
bernilai 3,63 yang berarti sangat Validator memberikan saran
layak. Ini berarti instrumen asesmen perbaikan mengenai aspek konstruksi,
kinerja hasil pengembangan sudah yaitu: munculkan indikator rumusan
layak untuk aspek konstruksi. Hal ini masalah pada kisi-kisi, ganti indikator
didasarkan sudah dipenuhinya kriteria mendemonstrasikan percobaan,
aspek konstruksi yang meliputi perbaiki metode pembelajaran,

JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 124


O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

perbaiki demonstrasi fenomena pada Kelayakan Instrumen dari Segi


kegiatan pendahuluan, munculkan Substansi
rumusan masalah pada skenario Skor total dari validator
pembelajaran, tambahkan teori mengenai pemenuhan aspek substansi
elastisitas, contoh benda elastis, dari instrumen yang telah
akibat yang ditimbulkan, dan gaya dikembangkan setelah dikonversi
elastis, hilangkan variabel gaya tarik bernilai 3,38 yang berarti sangat
pada tabel data pengamatan, perbaiki layak. Ini berarti instrumen asesmen
substansi proses mengasosiasi. kinerja hasil pengembangan sudah
Kemudian peneliti melakukan layak untuk aspek substansi. Hal ini
perbaikan pada intrumen asesmen didasarkan sudah dipenuhinya kriteria
kinerja berdasarkan saran validator aspek substansi yang meliputi
ahli konstruksi dengan: memunculkan indikator keterampilan pada kisi-kisi
indikator rumusan masalah pada kisi- sesuai dengan KI dan KD, aspek
kisi, mengganti indikator men- keterampilan yang diamati sesuai
demonstrasikan percobaan menjadi dengan indikator pada kisi-kisi, skala
melakukan percobaan, mengubah yang digunakan untuk menilai sudah
metode pembelajaran laboratorium sesuai, perbedaan antar tingkatan pada
berbasis KIT IPA menjadi berbasis skala angka dapat dibedakan dengan
KIT gelombang, mengubah fenomena jelas, rubrik terkait sesuai dengan
yang didemonstrasikan yang kriteria penilaian, rubrik mencakup
berhubungan dengan matari yang semua dimensi kompetensi yang
dipelajari, memunculkan rumusan dinilai, rubrik mudah digunakan, dan
masalah pada kegiatan mengamati, rubrik yang digunakan dapat
menambahkan teori tentang dipahami oleh siswa.
elastisitas, contoh benda elastis, Hal tersebut sejalan dengan
akibat yang ditimbulkan, dan gaya pendapat Mardapi (2012), bahwa ada
elastis, menghilangkan variabel gaya lima sumber bukti validitas yang
tarik pada tabel data pengamatan, penting, yaitu bukti berdasarkan isi
menghilangkan poin 2 dan 5. tes, bukti berdasarkan proses respons,
bukti berdasarkan struktur internal,

JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 125


O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

bukti berdasarkan hubungan dengan menyampaikan informasi, setiap


variabel lain, dan bukti berdasarkan kalimat berisi gagasan secara lengkap,
konsekuensi pengujian. Validator kalimat dirumuskan dengan efektif
memberikan saran perbaikan kepada (tidak lebih dari 20 kata) dan jelas,
peneliti pada bagian aspek substansi, kalimat bebas dari pernyataan yang
yaitu: perbaiki format dan rubrikasi bersifat ganda, kalimat bebas dari
disesuaikan dengan sumber yang pernyataan yang tidak pasti, seperti
sahih. Kemudian peneliti semua, selalu, kadang-kadang, tidak
memperbaiki format dan rubrikasi satupun, tidak pernah, Kalimat yang
menggunakan sumber yang sahih dari digunakan bebas dari pernyataan yang
buku Burke (2006) tentang from mengacu pada masa lalu.
standards to rubrics in 6 steps. Hal tersebut sejalan dengan
Kelayakan Instrumen dari Segi pendapat Matondang (2010), bahwa
Bahasa kelayakan instrumen dari segi bahasa
Skor total dari validator harus memenuhi 3 hal yaitu bahasa
mengenai pemenuhan aspek komunikatif sesuai dengan jenjang
bahasa/budaya dari instrumen yang pendidikan responden, menggunakan
telah dikembangkan setelah bahasa Indonesia yang baku, dan
dikonversi bernilai 3,89 yang berarti tidak menggunakan bahasa yang
sangat layak. Ini berarti instrumen berlaku setempat atau tabu. Validator
asesmen kinerja hasil pengembangan memberikan saran perbaikan kepada
sudah layak untuk aspek peneliti untuk aspek bahasa dan
bahasa/budaya. Hal ini didasarkan budaya, yaitu: perbaiki tata tulis dan
sudah dipenuhinya kriteria aspek bahasa yang tidak baku menjadi
bahasa/budaya yang meliputi bahasa bahasa yang baku. Kemudian peneliti
pernyataan komunikatif dan sesuai memperbaiki saran perbaikan dari
dengan jenjang pendidikan responden, validator dengan memperbaiki tata
pernyataan menggunakan bahasa tulis dan bahasa yang tidak baku
Indonesia baku, bahasa yang menjadi bahasa yang baku sesuai
digunakan mudah dipahami, kalimat dengan yang disarankan.
sudah cukup jelas untuk

JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 126


O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

Adapun muatan instrumen harus dipenuhi siswa. Di dalam rubrik


asesmen kinerja dapat dideskripsikan terdapat lima kriteria kemampuan
sebagai berikut. siswa, yaitu sangat baik, baik, cukup
Kisi-kisi Instrumen baik, kurang baik, dan tidak baik.
Kisi-kisi instrumen asesmen Pedoman Penskoran untuk
kinerja memuat indikator dari kinerja Memperoleh Nilai Akhir
yang akan diamati saat proses Pedoman penskoran berisi
pembelajaran. Indikator yang ada di rumus-rumus perhitungan untuk
dalam kisi-kisi adalah pemetaan dari mendapatkan kesimpulan nilai akhir
aspek keterampilan yang akan dinilai beserta kualitas kinerja siswa. Nilai
dalam lembar observasi pengamatan. akhir berinterval skor, yaitu 0-100.
Kisi-kisi memuat klasifikasi kegiatan, Nilai akhir diperoleh dari jumlah skor
aspek yang dinilai, indikator, nomor mentah dibagi jumlah skor maksimal
butir, dan Taksonomi Bloom domain dikalikan seratus. Kemudian nilai
psikomotorik akhir digunakan untuk menentukan
Skenario Pembelajaran kualitas atau predikat kinerja siswa.
Skenario pembelajaran adalah Kelebihan dan Kekurangan
urutan atau alur kegiatan dalam proses Instrumen Hasil Pengembangan
pembelajaran. Di dalam skenario Instrumen asesmen kinerja
pembelajaran secara menyeluruh (performance assessment) memiliki
memuat KI, KD, indikator, tujuan kelebihan, yaitu sangat cocok
pembelajaran, materi, metode, media, digunakan guru untuk menilai kinerja
dan langkah pembelajaran. siswa secara objective, instrumen
Bentuk dan Rubrik Instrumen dibuat secara terperinci sehingga
Bentuk instrumen hasil memudahkan guru untuk menilai
pengembangan adalah lembar kinerja siswa, instrumen ini
observasi pengamatan yang dilengkapi dengan skenario
digunakan guru untuk menilai proses pembelajaran sehingga guru tidak
kinerja siswa dalam kegiatan kesulitan dalam mengadakan kegiatan
praktikum. Rubrik memuat instrumen praktikum, dan terdapat kisi-kisi yang
skor-skor beserta kriteria aspek yang

JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 127


O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

dapat guru gunakan untuk Saran


mengarahkan kinerja siswa. Berdasarkan Instrumen asesmen
Adapun kekurangan produk hasil kinerja perlu dilengkapi desain umpan
pengembangan ini, yaitu tidak balik (feedback) untuk membantu
ekonomis karena instrumen ini dibuat setiap siswa yang mengalami
untuk persiswa sehingga jika jumlah kesulitan dalam proses kegiatan
siswa banyak, guru juga harus praktikum.
menyiapkan instrumen yang banyak. Perlu dikembangkan instrumen
asesmen kinerja (performance
PENUTUP
assessment) praktikum pada mata
Kesimpulan
pelajaran fisika di SMA pada
Berdasarkan hasil penelitian dan
subtopik pembelajaran fisika yang
pembahasan maka dapat disimpulkan
berbeda karena instrumen asesmen
sebagai berikut. (1) Dihasilkan
kinerja (performance assessment)
instrumen asesmen kinerja
praktikum yang dikembangkan hanya
(performance assessment) praktikum
difokuskan pada subtopik Elastisitas
pada mata pelajaran fisika di SMA
dan Hukum Hooke dikarenakan
melalui suatu proses pengembangan
keterbatasan kemampuan peneliti.
yang memiliki karakteristik berupa
seperangkat penilaian yang DAFTAR PUSTAKA
didalamnya memuat kisi-kisi Budhiwaluyo, Nugroho. 2016.
instrumen, skenario pembelajaran, Pengembangan Penilaian Kinerja
pada Praktikum Struktur dan
instrumen lembar observasi penilaian, Fungsi Sel di SMA Negeri 1 Kota
rubrik, dan pedoman penskoran untuk Jambi. Jurnal edu-sains. 5(2). Hal
2.
nilai akhir kinerja siswa. (2) Burke, Kay. 2006. From Standards to
Instrumen hasil pengembangan sudah Rubrics in 6 Steps. California:
Corwin Press.
layak secara konstruksi, substansi, Herpiana, R dan Rosidin, Undang.
dan bahasa, yaitu dengan rata-rata 2018. Development of Instrument
for Assessing Students’ Critical
skor penilaian 3,63 atau dalam and Creative Thinking Ability.
kualitas sangat layak sehingga Journal of Physics: Conference
Series. 948 (2018) 012054. Hal 2.
intrumen dapat digunakan. Karkehabadi, Sharon. 2013. Using
Rubrics to Measure and Enhance
JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 128
O, Sukmawa., U, Rosidin., F, Sesunan. - Pengembangan Instrumen Asesmen ...

Student Performance. Virginia: Tugas Studi Pustaka dan


Northem Virginia Comunity Keterampilan Proses untuk SMA
College. Negeri 3 Bandar Lampung.
Karviyani, Sevi. 2015. Prosiding Seminar Nasional
Pengembangan Instrumen Pendidikan 2009.
Asesmen Kinerja Praktikum pada Uno, Hamzah B dan Koni, Satria.
Materi Titrasi Asam Basa.Jurnal 2012. Assessment Pembelajaran.
Pendidikan dan Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksara.
Kimia. 4(1). Hal 3. Usman. 2014. Pengembangan
Kimberlin, Carole L. & Winterstein, Perangkat Penilaian Kinerja
Almut G. 2008. Validity and Praktikum Fisika pada Peserta
Reability of Measurement Didik SMP Unismuh Makassar.
Instruments Used in Research. Am Jurnal Sains dan Pendidikan
J Health-SystPharm. Vol 65 Dec 1, Fisika. Jilid 10. No 3. Hal 3.
2008. Hal 2279.
Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran
Penilaian dan Evaluasi Pendidikan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Matondang, Zulkifli. Penyusunan
Instrumen/Tes Standar. (Online),
(http:/digilib.unimed.ac.id, diakses
25 Februari 2018)
Nurulsari, Novinta. 2015.
Pengembangan Instrumen
Performance assessment Berbasis
Scientific Approach pada
Pembelajaran IPA Terpadu.Jurnal
Pembelajaran Fisika. Vol 3. No 1.
Hal 3.
Pemerintah Republik Indonesia.
2016. Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas.
Sudaryono. 2012. Dasar-dasar
Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009.
Pengembangan Contoh Lembar
Kerja Fisika Siswa dengan Latar
Penuntasan Bekal Awal Ajar

JPF. Vol. VII. No. 1. Maret 2019 129

Anda mungkin juga menyukai