Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang pesat dari
berbagai bidang. Mulai dari bidang sosial, politik, agama, dll. Perkembangan bidang-bidang
tersebut dapat di lihat pada perkembangan kota-kota sekarang yang menjadi kota
metropolitan. Salah satu bidang yang paling terlihat perkembangan nya yakni pada bidang
kesehatan. Dapat di lihat dari pembangunan instalasi dan kebutuhan akan kesehatan dimana-
mana, seperti Rumah Sakit, Klinik, Rumah Bersalin, dll.

Kebutuhan akan fasilitas kesehatan sekarang sangat di butuhkan oleh banyak pihak,
mulai dari pihak kecil, menengah, hinggah pihak kelas atas. Namun sekarang dapat di lihat
fasilitas yang di buat bagi kesehatan sangat buruk. Padahal fasilitas kesehatan dari sebuah
negara merupakan salah satu daya tarik bagi negara tersebut. Jika fasilitas yang di sediakan
bagus maka peminat dari negara tersebut untuk menikmati fasilitas itu pun akan meningkat di
banding dengan negara yang fasilitas kesehatan nya belum tertata baik. Salah satu fasilitas
kesehatan yang ada adalah Medical Center.

Medical center adalah bangunan yang di gunakan banyak orang dalam memulihkan
kesehatan dimana bangunan ini terdiri dari berbagai macam jenis ruang mulai dari apotik,
UGD, poli, ruang periksa, dll. Yang membedakan antara medical center dan rumah sakit
adalah luas bangunan dan fasilitas yang disediakan.

Dengan semakin padatnya jumlah penduduk dari tahun ketahun, membuat aktivitas
manusia semakin meningkat yang berakibat kepada kebutuhan mereka yang semakin sulit
untuk memenuhinya apa lagi pada bidang kesehatan yang sekarang sangat sulit untuk
menikmati fasilitas yang ada, medical center merupakan salah satu upaya yang di lakukan
agar semua manusia baik dari kalangan kecil hinggah kalangan atas dapat menikmati fasilitas
yang di sediakan oleh pemerintah dan dapat memenuhi kebutuhan kesehatan mereka.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA MEDICAL CENTRE

A. Kajian Medical Center


1. Pengertian Medical Center
a. Pengertian Medical
 Berkenan dengan ilmu kedokteran
 Yang berhubungan dengan pengobatan
 Yang berkenan dengan media
b. Pengertian center
 Pusat perhatian
 Bagian tengah
 Menempatkan di tengah-tengah
 Pemusatan / terpusat

Jika dilihat dari beberapa definisi di atas, maka Medical Center dapat diartikan
sebagai pusat pelayanan media yang berhubungan dengan berbagai kesehatan

2. Perkembangan Medical Center di Indonesia


Sejarah perkembangan medical center di Indonesia belum banyak terungkap, juga
belum banyak yang mengungkapkan masalah ini. Di Indonesia sendiri baru beberapa
medical center yang muncul, itupun hampir secara keseluruhan menyerupai rumah
sakit. Di antaranya yaitu :
 Int'l Medical Center
 Omni Medical Center
 Metropolitan Medical Centre (MMC)

Kebanyakan saat ini pusat kesehatan ataupun medical center masih mengutamakan
pilihan pada rumah sakit.
3. Jenis- jenis medical center
1. rumah sakit:
Rumah sakit adalah yang paling kompleks di alam dan mencakup berbagai layanan
dan unit fungsional mengatasi masalah yang berbeda instan perawatan medis. Ini
termasuk laboratorium, unit darurat, outdoor pasien, operasi, rumah tangga dan lain-
lain

2. Nursing Home:
Panti jompo untuk melayani Pasien yang mengalami rehabilitasi, isu-isu non akut dan
jangka panjang. Ini melayani berbagai kecil pasien dan memberikan perawatan medis
yang tepat instan dan layanan untuk jangka waktu lebih lama yang dibutuhkan ini.

3. Rawat Jalan Klinik:


Rawat jalan klinik dan penyedia perawatan medis instan bisa seluruh. Ini merupakan
sebuah departemen yang permanen di setiap rumah sakit tetapi bagi mereka masalah
malam dan konsultasi selama beberapa unit yang lebih kecil yang dibuat untuk
melayani pasien yang tidak memerlukan lingkungan perawatan medis instan jauh dari
rumah mereka dan dengan beberapa Obat teratur dan saran masalah-masalah mereka
dapat diselesaikan .

4. Psikiatri Fasilitas:
Selain unit keperawatan, rumah sakit jiwa juga termasuk daerah terkait diagnostik dan
menyembuhkan, serta nutrisi yang diperlukan, pasokan, rumah tangga, dan ruang
administrasi umum untuk semua rumah sakit. Biasanya ini tidak memiliki banyak
kompleks dan berteknologi tinggi diagnostik dan pengobatan menyediakan layanan
instan perawatan medis.
BAB III
ANALISIS

A. Konsep Dasar Perancangan Makro


Kota Makassar merupakan ibukota provinsi Sulawesi selatan yang berada di tepi
selat Makassar pada posisi 11924’- 17,38 BT dan 58’-6,19 LS, karena letaknya yang
sangat strategis, maka Makassar berperan sebagai pusat bagi pengembangan wilayah-
wilayah Indonesia Bagian Timur. Batas wilayah kota Makassar :
 Sebelah selatan kabupaten Gowa
 Sebelah Utara Kabupaten pangkep
 Sebelah Timur Kabupaten Maros
 Sebelah barat selat Makassar

Keadaan topografi di wilayah kota Makassar umumnya datar dengan ketinggian


dari permukaan laut berkisar antara 1-12 m. Salah satu Rencana Umum tata ruang
wilayah kota Makassar adalah Rencana struktur tata ruang kota yang pada dasarnya
merupakan pengaturan terhadap tata guna lahan yang ditetapkan dalam RTRWK
penekanannya diutamakan pada penzoningan dan pengisian aktivitas serta fasilitas untuk
setiap kegunaan tanah.

1. Pemilihan Lokasi
a. Kriteria Pemilihan Lokasi
Mengingat bahwa bangunan yang direncanakan merupakan bangunan yang
berfungsi sebagai hunian, maka ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan
dalam menentukan lokasi bangunan, yaitu :

1) Kemudahan pencapaian – akses


2) Lingkungan yang nyaman dan bebas polusi
3) Fasilitas terdekat yang cukup lengkap (pusat perbelanjaan, sekolah, tempat
ibadah)
4) Lokasi tapak harus sesuai dengan peta BWK (Bagian Wilayah Kota) dan
RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kota Makassar.
2. Pemilihan tapak

Kriteria penentuan tapak meliputi :.


a. Berada pada area permukiman, ruang terbuka hijau, jasa sosial, dan pendidikan
tinggi
b. Luasan site/tapak memadai untuk perencanaan sebuah Medical Center.
c. Areal lahan cukup menampung seluruh aktifitas yang diwadahi dan
memungkinkan untuk pengembangan.
d. Kondisi topografi, daya dukung tanah dan lingkungan mendukung dan potensial.
e. Memiliki bentuk yang memungkinkan penggunaan site/tapak secara maksimal.
f. Nilai kenyamanan lingkungan berupa kebisingan, polusi udara dan tingkat getaran
di sekitar tapak sedang.

Berikut adalah analisis tapak dari alternatif yang terpilih yakni alternatif ke 2 yaitu Kec.
Manggala.
AITERNATIF 2
AITERNATIF 1

Alternatif
Kriteria
1 2
a 3 5
b 5 3
c 5 3
d 5 5
e 3 5
f 5 3
Skor 26 24

Tabel Pembobotan Pemilihan Tapak


Keterangan :
5 : Sangat memenuhi
3 : memenuhi
1 : Kurang memenuhi
3. Konsep Pengolahan Tapak
Kriteria pengolahan tapak secara utuh dalam kesatuan antara ruang luar dengan massa
bangunan meliputi :
a. Tuntutan pendaerahan.
1) Penempatan massa bangunan sesuai dengan fungsi.
2) Penempatan ruang-ruang pada area yang noise sedang tinggi mengelilingi
massa bangunan.
b. Tuntutan Penampilan fisik
1) Mencerminkan sebagai bangunan medical center
2) Menghindari kesan monoton dari sebuah medical center

c. Tuntutan penataan entrance


1) Memungkinkan pencapaian dari jalur-jalur sirkulasi utama
2) Tidak mengganggu arus sirkulasi
Selain itu, dalam penataan tapak perlu diperhatikan mengenai pengelolaan
lingkungan karena mempunyai pengaruh pada penampilan dan letak bangunan.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan, yaitu :
a. Penentuan Orientasi Bangunan
Faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan orientasi bangunan, yaitu :
1) Orientasi terhadap sinar matahari
a) Pandangan ke arah luar akan di buka seluas-luasnya u n t u k
m e n c a p a i k e s a n a l a m i , n a m u n o r i e n t a s i penyinaran matahari
menjadi hal penting sehingga perletakan bangunan tidak menimbulkan
efek silau. Selain itu, penyinaran di pagi hari memiliki efek bagi kesehatan.
b) Penyinaran maksimal untuk daerah yang membutuhkan b a n y a k c a h a y a
sangat dibutuhkan sehingga pengaturannya sebisa mungkin
memanfaatkan cahaya matahari secara optimal. Terutama pada ruangan-
ruangan dalam medical center ini.
2. Orientasi terhadap angin
a) Dalam hal ini mempengaruhi tata letak, orientasi bangunan dan
kenyamanan terhadap unit-unit ruang dalam bangunan.
b) Penggunaan arah angin sebagai penghawaan alami digunakan ruang melalui
bukaan-bukaan.
3. View
a) Memberikan identitas sebagai bangunan Medical Center.
b) Memungkinkan sebagai titik tangkap yang ideal dari segala arah
dengan memperhatikan lintasan matahari dan arah angin.

b. Penzoningan Tapak
Salah satu faktor yang erat hubungannya dengan penzoningan
tapak adalah faktor kebisingan dimana zona publik diletakkan pada area yang
memiliki tingkat kebisingan cukup tinggi, zona semi publik dan zona service
diletakkan pada area yang kurang bising dan zona privat diletakkan pada
area yang tidak bising atau tenang.
Adapun tujuan dari penzoningan tapak yang ingin dicapai, yaitu :
1) Masing-masing kelompok tidak saling mengganggu.
2) Pencapaian yang efektif.
3) Mempunyai hubungan sesuai dengan sifat pemakainya.

Sehingga alternatif pola pengelompokan fisiknya dapat digambarkan dengan


memperhatikan :
1) Bentuk dan jenis kegiatannya.
2) Karakter masing-masing kegiatan.

Fungsi kegiatan pada tapak dikelompokkan ke dalam beberapa zona, yaitu :


1) Zona semi public.

Merupakan daerah yang dapat dicapai dengan bebas oleh publik dan
letaknya harus mudah dicapai dari pintu utama.
2) Zona semi privat.

Merupakan zona peralihan antara semi publik dan privat yang


menuntut suasana yang tenang dan nyaman. Dimana hanya pegawai,
dokter dan pasien yang dapat memasuki zona ini.
3) Zona privat
Merupakan zona yang bersifat khusus dan tidak berhubungan
langsung dengan kegiatan publik. Zona ini merupakan zona yang hanya
dokter dan pegawai, serta pengelola yang dapat memasukinya.
4) Zona service

Merupakan zona yang meliputi seluruh kegiatan servis untuk melayani segala
hal yang menyangkut servis bangunan yang memberi rasa aman dan nyaman
bagii pemakainya. Zona ini harus jelas dan mudah untuk dicapai, baik
dari dalam maupun dari luar bangunan.

c. Penempatan Entrance
1) Main entrance
Main entrance merupakan jalur utama untuk masuk ke t apak. J adi
krit eri a penentuan l et ak m ai n ent rance diharapkan dekat dengan
arah datangnya pengunjung. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
pencapaian ke tapak dan memudahkan security access dalam mengatur
keamanan pemakai gedung. Adapun persyaratan main entrance yaitu :
a) Mudah terlihat oleh pelaku kegiatan dengan membuat lobby
b) Dekat dengan kemungkinan arah datan gnya pengunjung / pasien.
c) Kemudahan pencapaian ke tapak bangunan.
d) Tidak menganggu kelancaran arus lalu lintas disekitarnya.
2) Side entrance
Side entrance difungsikan sebagai alternatif pencapaian untuk jalan
keluar tapak tanpa harus mengganggu jalur masuk. Difungsikan pula
sebagai jalur keluar dari bahaya yang mengancam seperti kebakaran ataupun
ancaman pihak tertentu. Adapun persyaratan side entrance, yaitu :
a) Jelas dan mudah arah masuk dan keluar site.
b) Menghindari terjadinya crossing sirkulasi dalam site.
c) Memudahkan pengawasan dari segi keamanan.
3) Service entrance
Merupakan pencapaian bagi sirkulasi kegiatan service, seperti
kegiatan service bangunan, pengangkutan keluar masuknya barang, seperti
kebutuhan untuk food court. Service entrance juga digunakan sebagai jalan
masuk dan keluar bagi pengelola dan karyawan.
Pemakai gedung yang berjalan kaki disediakan entrance khusus pejalan
kaki.
d. Sirkulasi pada Tapak

Sirkulasi pada tapak didasarkan atas pertimbangan


1) Aktifitas pelaku kegiatan.
2) Perletakan main entrance dan side entrance.
3) Pencapaian ke dalam bangunan.
Sirkulasi terbagi tiga, yakni sirkulasi manusia (pejalan kaki),
sirkulasi kendaraan dan sirkulasi barang. Perlu perbedaan ketinggian antara
jalur pejalan kaki dengan jalur sirkulasi kendaraan. Kedua jalur
tersebut terpisah dan diarahkan secara jelas agar tidak terjadi
crossing/ bertabrakan. Sedangkan untuk sirkulasi barang dipisahkan
dengan sirkulasi pejalan kaki.
a) Sirkulasi manusia (pejalan kaki)
Manusia sebagai pemakai wadah ini memerlukan suatu jalur
sirkulasi yang baik dan efisien. Untuk itu sirkulasi ini sebaiknya :
(1) Berfungsi sebagai pengarah..
(2) Tidak terjadi cross sirculation dengan sirkulasi lainnya.
(3) Tidak terjadi overlapping antara sirkulasi pasien dengan pengelola.
b) Sirkulasi kendaraan
(1) Kemudahan pencapaian dari bangunan utama.
(2) Pemisahan yang jelas untuk tiap jenis dan fungsi kendaraan.
(3) Arah dan pola jalan yang memberikan kemudahan dan keleluasaan.
c) Sirkulasi barang
(1) Kelancaran arus keluar masuk barang.
(2) Terpisah dari jalur sirkulasi pengunjung.
Untuk sirkulasi kendaraan di dalam tapak, main entrance diletakkan pada
jalan poros utama selanjutnya ke tempat parkir yang telah disediakan.
Sedangkan kendaraan servis dan pengunjung masuk dan keluar melalui side
entrance yang terletak di jalan alternatif. Untuk sirkulasi pejalan kaki dapat
masuk melalui pedestrian yang telah disediakan.
e. Area Parkir
Secara garis besar sistem perparkiran berdasarkan lokasi yang disediakan,
dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu parkir pada jalur jalan dan dalam
gedung. Sistem parkir tersebut dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk
dan tapak diberikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
1) Halaman parkir
Yaitu sebidang tanah yang merupakan bagian persil dari bangunan dan
di gunakan sebagai t empat parki r pelengkap dari kegiatan
bangunannya.
2) Ruang parkir dalam bangunan
Yaitu ruang pada sebagi an lantai bangunan yang berfungsi
sebagai fasilitas pelengkap dari k egiatan bangunannya.
3) Pelataran parkir.
4) Bangunan parkir.
Berdasarkan kriteria, penentu dalam pemilihan sistem parkir pada tapak,
antara lain :
1) Kemudahan pencapaian ke masing-masing tempat kerja.
2) Kesesuaian lahan.

3) Menghindari kebisingan didalam tapak.

4) Menyatu dengan sistem sirkulasi dalam tapak.


5) Mengutamakan keamanan.
Parkir dipisahkan menjadi 3 area yaitu untuk kendaraan penghuni, pengelola,
dan pasien/pengunjung.
1) Parkir pasien diletakkan diletakkan pada area di luar gedung dimana
lahan parkir tersebut tidak dapat digunakan selain pasien.
2) Parkir pengelola diletakkan diletakkan pada area di luar gedung
dimana lahan parkir tersebut tidak dapat digunakan selain pengelola.
3) Parkir pengunjung diletakkan di pada area di luar gedung dimana
lahan parker tersebut disediakan hanya untuk tamu medical center.
4. Konsep Penataan Ruang Luar
Dalam merancang penataan ruang luar, perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :

a. Pengolahan taman dan elemen ruang luar harus dapat memberi arah dan
orientasi ke bangunan.
b. Penyesuaian perencanaan ruang luar dengan lingkungan dan elemen yang ada.
c. Pohon pelindung dan tanaman yang ada direncanakan perletakannya
sehingga dapat berfungsi dengan optimal.

Fungsi dari perencanaan ruang luar adalah sebagai berikut :

1) Ruang tangkap visual.


2) Sebagai ruang peralihan terhadap lingkungan.
3) Sebagai pengarah sirkulasi.
4) Sebagai tata hijau sekeliling bangunan.
5) Sebagai kontinuitas dengan ruang terbuka lainnya.
6) Sebagai integritas dengan lingkungan sekitar.
7) Sebagai pelindung, peneduh dari polusi udara dan suara.

Penataan ruang luar terdiri dari :


1) Lansekap
a) Pohon sebagai pengarah sirkulasi dapat diletakkan di tepi jalan. Selain
itu difungsikan sebagai pembatas gerak manusia dalam tapak.
Altenatif yang digunakan adalah palm raja, cemara gunung, tanjung dan
lainnya
b) Pohon pelindung difungsikan untuk menahan silau yang ditimbulkan
matahari, sebagai pengarah dan peredam bunyi dari dalam dan luar
site. Di letakkan pada area parkir dan pedestrian. Sebaiknya
adalah pohon yang cukup besar dan tinggi. Alternatif yang dapat
digunakan adalah palm raja, tanjung dan rasamala.
c) Tanaman penutup tanah yaitu tanaman yang digunakan untuk
menambah nilai estetika pada bidang tanah. Kriteria dari tanaman
penutup tanah adalah tidak terlalu tinggi sekitar 10-20 cm dan
memiliki nilai estetika tinggi. Alternatif yang digunakan adalah
rumput-rumputan dan tanaman perdu yang diletakkan pada taman dan
sekitar bangunan.
2) Jalan dan parkir kendaraan
Jalan terdiri dari jalur kendaraan pengunjung dan pengelola,
dimaksudkan agar tidak terjadi cross sirculation. Adapun konstruksi rencana
jalan dan parkir dengan menggunakan bahan yang kuat, tahan terhadap beban
berat, mudah dalam pengerjaannya dan memiliki nilai estetika.

Penataan tata hijau pada daerah ini difungsikan sebagai pelindung


dan penyerap panas serta merupakan unsur estetika pembentuk ruang
luar. Pola penataan diusahakan dengan penataan pohon pelindung
sejajar sesuai layout parkir.

3) Plaza
Merupakan daerah pertemuan sirkulasi pejalan kaki dari segala arah. Material
yang digunakan adalah material yang kuat, tahan terhadap beban berat dan
memiliki nilai estetika yang tinggi.

4) Pedestrian Ways

Merupakan jalan setapak sebagai sarana sirkulasi disekitar bangunan yang


diperuntukkan bagi pejalan kaki. Pedestrian ways ditata secara dinamis.
Untuk dapat difungsikan sebagai pengarah sirkulasi yang jelas,
digunakan elemen tanaman pada pedestrian ways, penggunaan tekstur dan
warna
B. Konsep Dasar Perancangan Mikro
1. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
a. Pengunjung
No. Kegiatan / Aktifitas Kebutuhan Ruang
1. Datang / pergi Pintu Masuk
2. Parkir kendaraan Tempat parkir
3. Masuk / keluar Lobby
4. Buang air kecil/besar WC/tolilet
5. Relaksasi Ruang terbuka / Taman
6. Makan/minum Ruang makan / Restoran
7. Membeli kebutuhan pasien Apotik, supermarket.
8. Periksa Ruang periksa dan klinik
9. Sholat Mushallah

Tabel Jenis Kegiatan / Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Bagi Pengunjung

b. Pengelola
No. Kegiatan / Aktifitas Kebutuhan Ruang
1. Datang / pergi Pintu utama / samping
2. Parkir kendaraan Tempat parkir
3. Menerima pengunjung, pasien Reception
dan telfon serta memberikan
informasi
4. Menjaga keamanan Ruang security
5. Mengurus kepegawaian Ruang personalian
6. Mengurus administrasi Ruang tata usaha
7. Mengendalikan pengoperasian Ruang Pimpinan
medical center
8. Mengurus kebersihan Ruang cleaning service
9. Buang air kecil dan besar Toilet
10. Ganti pakaian seragam Ruang ganti / loker
11. Memasak Dapur
12. Sholat Mushallah
Tabel Jenis Kegiatan / Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Bagi Pengelola
c. Servis
No Kegiatan / Aktifitas Kebutuhan Ruang
1. Datang / pergi Pintu samping
2. Makan / minum Pantry
3. Cleaning Ruang penyimpanan alat kebersihan
4. Buang air kecil dan besar WC/Toilet
5. Sholat Mushallah
Tabel Jenis Kegiatan / Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Bagi cleaning servis

2. Pengelompokan Ruang
Berdasarkan penzoningan ruang-ruang pada Medical Center ini dapat
dikelompokkan menjadi 3 daerah, yaitu :
a. Daerah Publik
1) Parkir
Daerah parkir digunakan untuk kendaraan sedan dan bus. Penyediaan parkir
diperuntukkan bagi kendaraan pengunjung, pengelola, dan pasien
2) Lobby (Ruang Tunggu/Penerima)
Merupakan daerah transisi antara bagian luar dan bagian dalam. Harus
mampu menampung pengunjung maupun pasien terutama pada waktu
bersamaan. Kesan atau citra pengunjung didapatkan dari suasana lobby.
Oleh karena itu perlu penataan interior dan dekorasi yang baik.
3) Front Desk Area
Tempat memberikan penerangan/penjelasan, menerima pesan, tempat
pengaduan dari pengunjung dan pasien.
4) Kantor Pengelola
Merupakan tempat kegiatan administrasi, urusan kepegawaian dan
keuangan, tempat mengkoordinir berlangsungnya kegiatan rutin.
5) Restoran dan supermarket
6) Mushallah
b. Daerah Privat
Daerah privat merupakan bagian yang terpenting dari sebuah Medical center.
Dibutuhkan faktor-faktor kenyamanan, keamanan, dan efisien dalam pelayanan.
Di bawah ini merupakan jenis ruang berikut perabotnya :
No. Jenis Ruang Kebutuhan Perabot
1. Rg. Periksa 1 buah bed, 1 buah wastafel untuk cuci
tangan, 1 set meja dan kursi dokter, 1
buah lemari berkas
2. KM / WC 1 set closet duduk, , 1 set washtafel, 1 set
tempat tissue, tempat sabun
Tabel Jenis Ruang dan Kebutuhan Perabot

c. Derah Servis
Daerah ini harus mempunyai entrance tersendiri dan dapat dilalui oleh
kendaraan besar, seperti truk. Sebaiknya terdapat pada ruang terbuka untuk
bongkar muat barang yang dibutuhkan untuk pelayanan apartemen.
1) Cleaning Service
2) Dapur
3) Ruang Karyawan
4) Ruang Mesin
5) Toilet
6) Ruang Office Boy
7) Ruang Security
8) Gudang
9) Ruang ME
3. Pola Hubungan Ruang dan Sirkulasi
a. Pola Hubungan
Rg. Periksa
Rg. Servis dan ME
Rg. Pengelola
Lobby
Parkir dan Taman

Ket : Berkaitan erat


Tidak berkaitan erat

b. Pola Sirkulasi

Rg. Pengelola Servis (ME)

Retail Rg. Penerima Unit Hunian

Rg. Fasilitas
Hall Rg.
Penunjang
Pengelola

Rg. Terbuka + Parkir

Ket. : Frekuensi Sirkulasi Besar

Frekuensi Sirkulasi Sedang

Frekuensi Sirkulasi Kecil


4. Pencahayaan
Faktor penentu :
- Tata letak bangunan terhadap orientasi matahari.
- Kararkter kegiatan yang terjadi.
- Pengaturan dan hubungan ruang.
a. Pencahayaan alami
Pemanfaatan pencahayaan alami semaksimal mungkin pada siang hari tetapi
sumber cahaya tersebut menimbulkan efek panas dan silau sehingga diperlukan :
- Over stek yang lebar.
- Pemakaian material kaca yang memiliki daya serap radiasi yang tinggi.
- Penggunaan jendela pada setiap ruangan.

b. Pencahayaan buatan
Dengan menggunakan lampu pada daerah yang membutuhkan penerangan
konstan. Pencahayaan buatan terdiri dari :
- Pencahayaan langsung; yang digunakan pada daerah-daerah umum (sirkulasi),
dan service (tangga dan lavatory).
- Pencahayaan tak langsung; digunakan pada ruang ruang kerja yang
membutuhkan pencahayaan merata (kantor, display room). Standar
pencahayaan efektif dalam bentuk pencahayaan buatan dengan jarak mata
lampu ±2,5 m.

5. Penghawaan
Dari segi udara dapat dibedakan atas :
a. Pengkondisian Alami :
- Pengkondisian pada luar tapak (parkir kendaraan).
- Pengkondisian pada ruang-ruang terbuka.
- Penempatan tanaman dalam ruang.
b. Pengkondisian Buatan, dengan menggunakan AC sentral yang didasarkan atas :
- Iklim kota Makassar yang relatif panas dengan temperatur udara berkisar
antara 22° - 34° C dengan kelembaban udara berkisar antara 73 – 86%.
- AC sentral memiliki kapasitas pelayanan yang luas serta mudah dalam
pengontrolan sehingga cocok untuk bangunan Medical Center ini.
-
6. Tata Interior
a. Prinsip tata ruang interior
Tata ruang dalam pada dasarnya merupakan usaha untuk mewujudkan
penampilan ruang sehingga dapat menunjang aktifitas didalamnya dan dapat
mewujudkan fungsi ruang secara keseluruhan.
Prinsip-prinsip tata ruang dalam adalah :
1) Keharmonisan
2) Proporsi
3) Irama
4) Penekanan
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penataan ruang dalam Medical Center
yang menerapkan Sistem Modular adalah :
1) Mengusahakan agar tidak terjadi crossing dalam ruang.
2) Pemilihan dan pengaturan bentuk serta besaran perabot yang disesuaikan
dengan besaran dan fungsi ruang.
3) Diusahakan agar dimensi gerak manusia terpenuhi dengan memperhatikan
standar dari ruang gerak/flow aktifitas.
4) Fleksibilitas ruangan
5) Efektifitas Ruangan
b. Pola layout tata ruang interior
Pola lay out sirkulasi ruang adalah suatu sistem pengaturan sirkulasi ruang
hotel, sehingga tercipta suatu sirkulasi peruangan yang terencana. Dan membuat
suasana dan udara dalam ruangan tidak membuat pasien menjadi tidak nyaman.

7. Sistem Utilitas
Sistem jaringan utilitas pada Medical center ini menggunakan sistem sentralisasi,
yaitu memusatkan beberapa peralatan utama pada daerah lanati bawah dengan
menempatkan kontrol-kontrol panel pada setiap lantai.
a. Pemipaan (plumbing)
sistem pemipaan pada bangunan ditujukan bagi penyediaan air bersih maupun
pembuangan air kotor.
1) Air bersih
sumber air bersih untuk kebutuhan sarana utama pada bangunan
memanfaatkan fasilitas kota melalui jasa PDAM dan sebagai cadangan
menggunakan sumur dalam (deep wall), dengan mempertimbangkan
kebersihan serta kebutuhan yang besar akan air bersih tersebut.
2) Air kotor
Pembuangan air kotor yang berasal dari air buangan kamar mandi serta air
hujan dialirkan melalui bak penampungan lebih terlebih dahulu kemudian
diteruskan kesaluran pembuangan kota. Sedangkan untuk air septictank dan air
buangan dapur yang mengandung lemak, sebelum disalurkan ke riol kota
terlebih dahulu dialirkan ke bak penampungan kemudian diolah pada Sewage
Treatment Plant (STP) dengan proses aerasi dan chlorinasi sehingga kadar
Biological Oxygen Demand (BOD) menjadi sangat rendah.

Air kotor Gresse


berlemak trap

Sewage Trearment Plant Riol kota


(STP)

Air septictank septictank

Skema Penyaluran Kotoran Padat Melalui STP

b. Elektrikal
Sumber utama tenaga listrik pada bangunan yang direncanakan berasal dari
jaringan PLN dengan tenaga cadangan berasal dari generator set dengan kapasitas
100% dari kebutuhan listrik utama, untuk keadaan darurat digunakan hanya 60%
dari kebutuhan listrik utama.
PLN

Sub Station HOTEL


Distribution

Gen-set
Skema Jaringan Listrik
c. Pembuangan sampah
Sampah yang terdapat pada bangunan memerlukan tempat serta pembuangan yang
tidak mengganggu kenyamanan serat kebesihan masing-masing ruang yang ada.
Dengan menyediakan tempat sampah pada tiap-tiap sudut ruangan dan pada tiap
lantai.

d. Komunikasi
Sistem komunikasi yang dapat digunakan pada bangunan terdiri dari :
1) Komunikasi internal
- Interkom, digunakan untuk komunikasi antar ruangan dalam gedung.
- Sound System Call, digunakan unutk komunikasi satu arah uantuk
pemberitahuan atau panggilan.
2) Komunikasi eksternal
- Telephone, sebagai komunikasi dua arah baik keluar maupun kedalam
bangunan yang menggunakan jasa Perumtel.
- PABX (Private Automatic Branch Exchage) sebagai pengontrol hubungan
keluar masuk gedung.

e. Pemadam kebakaran
1) Pencegahan kebakaran di luar bangunan
pencegahan bahaya kebakaran diluar bangunan menggunakan Pilar Hydrant
yang diletakkan di halaman dengan jarak antar hydrant ± 90-150 m.
(Depatemen Pekerjaan Umum, Pemasangan Sistem Hydrant)
2) Pencegahan kebakaran didalam bangunan
Pencegahan kebakaran dalam bangunan terdiri dari :
 Thermo Detector
 Smoke Detector
 Spinkler
 Fire Hydrant
 Fire Alarm
 Alat pemadam kebakaran ringan
 Alat bantu evakuasi, yang terdiri dari :
- sumber listrik darurat
- lampu darurat
- pintu kebakaran
f. Keamanan
Dalam menaggulangi masalah keamanan, dipergunakan sistem CCTV (Central
Circuit Television). Seluruh monitor tersebut dikendalikan dan dikontrol oleh
petugas keamanan di sebuah ruangan khusus (CCTV room) yang terletak pada
lantai bagian bawah.

8. Struktur Bangunan
a. Struktur
Persyaratan teknis sistem struktur yang mencakup kekokohan, kestabilan dan
keamanan dengan melihat beberapa pertimbangan sebagai berikut :

1) Memenuhi persyaratan struktur (stabil, kaku, kuat)


2) Efisiensi dan efektifitas pemakaian dan penyaluran beban.
3) Fleksibilitas tinggi dalam pengolahan ruang.
4) Cara pelaksanaan dan pemeliharaan mudah.
5) Kondisi fisik daerah setempat.
Sistem struktur dibagi menjadi beberapa yaitu sebagai berikut:

(a) Sistem struktur atas yang dipertimbangkan terhadap:


- Kekuatan menghadapi gaya lateral
- Faktor ekonomis dan efektifitas
- Biaya dan pemeliharaan
(b) Sistem struktur bawah yang dipertimbangkan terhadap :
- Kondisi tanah setempat
- Kemungkinan terjadinya penurunan tanah
- Mencapai kedalaman tanah keras pada tapak
Kriteria khusus sebagai persyaratan yang berhubungan dengan Bangunan
Medical Center adalah :

- Fleksibilitas dan efisiensi ruang disebabkan adanya kemungkinan


terjadinya perubahan kegiatan pada sarana fisik yang ada.
- Tuntutan dari suatu kegiatan yaitu pada ruang-ruang yang disediakan.
- Faktor estetis yang berpengaruh terhadap penampilan bangunan.
- Ekonomis dari sistem pelaksanaan dan pemeliharaan bangunan.
b. Konsep Sub struktur, middle struktur dan Top struktur
1) Sub Struktur

Merupakan bagian struktur yang berada di bawah permukaan tanah, yaitu


pondasi sebagai penerima beban dari kolom.

2) Super Struktur

Merupakan bagian struktur yang berada diantara sub dan top struktur sebagai
penerima beban dari upper struktur dan mengalirkannya ke sub stkrutur.
Super struktur yang digunakan dalam hal ini adalah penggunaan kolom,
balok, dan plat lantai yang berdasar pada modul struktur.

3) Upper Struktur
Dasar pertimbangan dalam pemilihan struktur atas, adalah:

a) Bentuk ruang/fungsinya.
b) Ketahan struktur dari pengaruh lingkungan.
c) Membantu penampilan bangunan.
d) Kemudahan dalam pelaksanaan dan pemeliharaan.
 Sistem struktur vertikal
- Struktur rangka
- Struktur rangka dinding geser
 Sistem struktur horisontal
- Sistem plat datar
- Sistem balok anak dan induk
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Medical Center adalah bangunan yang di gunakan banyak orang dalam memulihkan
kesehatan dimana bangunan ini terdiri dari berbagai macam jenis ruang mulai dari apotik,
UGD, poli, ruang periksa, dll.
2. Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada TOR (Term of
Reference) ini, sehingga sangat dibutuhkan saran dari Dosen dan juga teman-teman
mahasiswa yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan dari penyusunan TOR ini.

Anda mungkin juga menyukai