MODEL-MODEL ANALISIS
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
4
Machmud Ahmad, Teknik Simulasi dan Pemodelan, Yogyakarta; Universitas Gadjah
Mada, 2008, hlm. 2
3
4
proses bisnis pada perusahaan sangat besar dan kompleks. Jika hanya
menggunakan single diagram tidak dapat menggambarkan seluruh informasi
dalam keseluruhan sistem yang ada. 5
Menurut Syaiful Sagala, model diartikan sebagai kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.
Pada dasarnya model dapat dipahami sebagai berikut: 6
1) Suatu tipe atau desain
2) Suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses
visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati.
3) Suatu sistem asumsi-asumsi, data-data dan interferensi-interferensi yang
dipakai untuk menggambarkan secara sistematis suatu obyek atau
peristiwa
4) Suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu
terjemahan realitas yang disederhanakan.
5) Suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner
6) Penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat
bentuk aslinya.
Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya. Walaupun
model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia sebenarnya. Atas dasar pengertian
tersebut, maka model adalah kerangka konseptual yang digunakan untuk
memperoleh pemahaman fenomena yang ingin diterangkan dari titik atau fokus
perhatian yang dipermasalahkan. Dalam KBBI Analisis merupakan penyelidikan
terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya.
Jadi model Analisis adalah kerangka konseptual berupa penyelidikan
terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
5
P. Kruchten, Architectural Buleprints: The ‘4+1’View Model of Software
Architecture.Seperti dikutip Yohannes Kurniawan dalam Model Sistem Informasi Manajemen
Sekolah Berbasiskan Notasi Unified Modeling Language, pada Jurnal Comtech, 4 (2), 2013, hlm.
1129
6
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta), 2006, hal. 175
5
B. Jenis-Jenis Model
Untuk memudahkan pengendalian atau analisis kualitas dalam bidang
apapun, seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang, Kaoru Ishikawa
percaya bahwa kerangka atau model analisis tersebut bisa dilakukan dengan
menggunakan statistic. Statistic Quality Control merupakan sistem yang
dikembangkan untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi,
pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai
efisiensi perusahaan. Pada dasarnya SQC merupakan penggunaaan metode
statistik untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam menentukan dan
mengawasi kualitas hasil produksi secara efisien. 7 Adapun model statistic
pengendalian kualitas tersebut Ishikawa menciptakan 7 Tools yang dirancang
sederhana. Para praktisi dan akademisi yang menekuni bidang kualitas
menggunakan nama “The Old Seven”, “The First Seven”, “The Basic Seven”,
bentuk-bentuk modelnya sebagai berikut:8
1. Check Sheet
Check sheet (lembar pemeriksaan) adalah lembar yang dirancang
sederhana berisi daftar hal-hal yang perlukan untuk tujuan perekaman data
sehingga pengguna dapat mengumpulkan data dengan mudah, sistematis, dan
teratur pada saat data itu muncul di lokasi kejadian. Data dalam check sheet baik
berbentuk data kuantitatif maupun kualitatif dapat dianalisis secara cepat
(langsung) atau menjadi masukan data untuk peralatan kualitas lain, misal untuk
masukan data Pareto chart. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh check
sheet yang digunakan untuk mengumpulkan data cacat per jam.
7
Heni Nastiti, “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical
Quality Control” Jurnal & Proceeding FEB Unsoed, 4, (1), 2014, hlm. 416
8
Eris Kusnadi, “Tentang 7 Basic Quality Tools” dalam
https://eriskusnadi.wordpress.com/2012/09/29/about-7-basic-quality-tools/, diakses pada 16
November 2017. Jam. 20.23
6
3. Fishbone Diagram
Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering disebut juga diagram
Ishikawa atau cause–and–effect diagram (diagram sebab-akibat). Fishbone
diagram adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu
efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming.
Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup
manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori
mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Gambar di bawah ini menunjukkan contoh bentuk fishbone diagram
dengan manpower, machinery, material, dan methods sebagai kategori. Kategori
ini hanya contoh, anda bisa menggunakan kategori lain yang dapat membantu
mengatur gagasan-gagasan. Sebaiknya tidak ada lebih dari 6 kategori.
lonceng, seperti contoh gambar di bawah ini. Tapi jika histogram serong ke kiri
atau ke kanan berarti kebanyakan data berkumpul dekat batas toleransi suatu
pengukuran sehingga ada kemungkinan data tidak normal (ada masalah ketika
pengukuran, atau bahkan ada masalah dalam proses). Untuk memastikan data
normal atau tidak sebaiknya menggunakan metode uji kenormalan data, seperti
Kolmogorov-Smirnov test atau Anderson-Darling normality test.
9
Hujair A. Sanaki, “Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP dan Akreditasi
Madrasah” dalam http://sanaky.staff.uii.ac.id/2011/09/04/sistem-penjaminan-mutu-pendidikan-
spmp/, diakses pada 16 Nopember 2017, Jam 20.30.
10
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama), 2010,
hal.237
11
Husaini Usman, Manajemen Teori & Riset Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara),
2008, hal. 487
11
adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan,
penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah,
dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui
pendidikan.12
14
Peraturan Meneteri Pendidikan nasioanal, Ibid, pasal 3
15
Peraturan Meneteri Pendidikan nasioanal, Ibid
13
16
Peraturan Meneteri Pendidikan nasioanal, Ibid, pasal 20
14
17
Uhar Suharsaputra, Op.Cit, hal.238
15
akan dapat mengerjakan segala sesuatu dengan baik sejak awal dan setiap
waktu.
Substansi penjaminan mutu pendidikan adalah dengan menggunakan
sikuls PDCA (Plan, Do, Check, Action) pada proses penyelenggaraan pendidikan.
1) Perencanaan Mutu (Plan). Plan adanya perencanaan berkaitan dengan
perencanaan mutu, meliputi penetapan kebijakan mutu, penetapan tujuan
mutu, indicator pencapaian serta penetapan prosedur pencapaian tujuan mutu.
2) Pelaksanaan (Do). Do, Adanya pelaksanaan dari apa yang sudah
direncanakan. Maka untuk menjamin pmutu pundidikan, seluruh proses
pendidikan, temrasuk pelayanan administrasi pendidikan dilaksanakan sesuai
dengan SOP yang sudah ditentukan.
3) Evaluasi (Check). Check, adanya monitoring, pemeriksaan, pengukuran dan
evaluasi terhadap pelaksanaan serta audit mutu internal.
4) Tindakan (Action). Action, Adanya tindak lanjut dan perbaikan dari evaluasi.
Menyusun rencana perbaikan dan menyusun laporan pelaksanaan program
pendidikan.
Gambaran siklus penjamianan mutu sebagai berikut:
Plan
Action Do
Check