3. Etiologi
Menurut NANDA (2013) etiologi pada gangguan termoregulasi yaitu:
1. Agens Farmaseutikal (seperti pada keadaan kadar gula darah rendah atau
hipoglikemia),
2. Aktivitas yang Berlebihan,
3. Berat Badan Ekstrem (berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) kurus =
<18,5 dan obesitas = >40),
4. Dehidrasi,
5. Pakaian yang tidak sesuai untuk suhu lingkungan,
6. Peningkatan kebutuhan oksigen,
7. Perubahan laju metabolisme,
8. Sepsis,
9. Suhu lingkungan ekstrem,
10. Usia ekstrem (bayi prematur dan lansia),
11. Kerusakan hipotalamus,
12. Trauma.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh
Definisi:Risikokegagalanmempertahankansuhutubuhdalambatas
normal.
FaktorResiko:
1) Perubahanmetabolismedasar
2) Penyakitatau trauma yang mempengaruhipengaturansuhu
3) Pengobatanpengobatan yang menyebabkanvasokonstriksidanvasodilatasi
4) Pakaian yang tidaksesuaidengansuhulingkungan
5) Ketidakaktifanatauaktivitasberat
6) Dehidrasi
7) Pemberianobatpenenang
8) Paparandinginatauhangat/lingkungan yang panas
(NANDA International, 2015)
b. Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh naik diatas rentang normal
BatasanKarakteristik:
1) Kenaikansuhutubuhdiatasrentang normal
2) Seranganataukonvulsi (kejang)
3) Kulitkemerahan
4) Pertambahan RR
5) Takikardi
6) Kulitterabapanas/ hangat
c. Hipotermia
Definisi :Suhutubuhberadadibawahkisaran normal
BatasanKarakteristik :
1) Suhutubuhdibawahkisaran normal
2) Kulitdingin
3) Dasar kuku sianosis
4) Hipertensi
5) Pucat
6) Piloereksi
7) Menggigil
8) Pengisinkapilerlambat
9) Takikardi
3. Intervensi Keperawatan
a. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh
Dengan kriteria hasil:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Nadi dan RR rentang normal
3. Tidak ada perubahan warna kulit
Intervensi:
Pengaturan Suhu
1. Monitor suhu setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
2. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
3. Monitor suhu dan warna kulit
4. Monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala dari hipotermia dan
hipertermia
5. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
6. Instruksikan pasien bagaimana mencegah keluarnya panas dan serangan
panas
7. Diskusikan pentingnya termoregulasi dan kemungkinan efek negatif dari
demam yang berlebihan
8. Informasikan pasien mengenai indikasi adanya kelelahan akibat panas dan
penanganan emergensi yang tepat
9. Sesuaikan suhu lingkungan untuk kebutuhan pasien
10. Berikan medikasi yang tepat untuk mencegah dan mengontrol menggigil
11. Berikan pengobatan antipiretik, sesuai kebutuhan
(NANDA International, 2015)
b. Hipertermia
Dengan kriteria hasil:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5- 37 C)
2. Nadi dan RR rentang normal
3. Tidak ada perubahan warna kulit
4. Tidakadakejang
Intervensi :
Perawatan Demam
1) Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
2) Monitor warna kulit dan suhu
3) Monitor asupan dan keluaran, sadari perubahan kehilangan cairan yang tak
dirasakan
4) Bari obat atau cairan IV(misal antipiretik, agen antibakteri, dan agen anti
menggigil)
5) Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan
6) Dorong konsumsi cairan
7) Fasilitasi istirahat; pembatasan aktivitas
8) Kompres pada lipatan paha dan aksila
9) Tingkatkan sirkulasi udara
10) Pantau komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan demam serta tanda
dan gejala kondisi penyebab demam
11) Pastikan tanda lain dari infeksi yang terpantau pada orangtua
12) Lembabkan bibir dan mukosa hidung yang kering
c. Hipotermia
Dengan kriteria hasil:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-27 C)
2. Nadi dan RR rentang normal
Intervensi:
Perawatan Hipotermi
2. Monitor suhu pasien, menggunakan alat pengukur dan rute yang paling tepat
3. Bebaskan pasien dari lingkungan yang dingin
4. Bebaskan pasien dari pakaian yang dingin dan basah
5. Dorong pasien yang mengalami hipotermia uncomplicated untuk
mengkonsumsi cairan hangat, tinggi karbohidrat tanpa alkohol atau kafein
6. Berikan pemanas yang pasif (misalnya selimut, pakaian hangat, tutup kepala)
7. Berikan pengobatan dengan hati-hati
8. Monitor adanya gejala-gejala yang berhubungan dengan hipotermia ringan
9. Monitor adanya syok pemanasan kembali
10. Monitor warna kulit dan suhu kulit
11. Identifikasi faktor medis, lingkungan dan faktor lain yang mungkin memicu
hipotermia
(NANDA International, 2015)
d. Ketidakefektifan termoregulasi
Dengan kriteria hasil:
1. Keseimbanganantaraproduksipanas, panas yang diterima, dankehilanganpanas
2. Tempraturestabil :36,5-37 C
3. Tidakadakejang
4. Tidakadaperubahanwarnakulit
Intervensi:
1. Monitortanda-tanda vital
2. Monitor tekanandarah, nadi, suhu, dan status pernafasandengantepatsetiap 2
jam
3. Monitor danlaporkantandadangejalahipotermiadanhipertermia
4. Tingkatkan intake cairandannutrisi
5. Selimutipasienuntukmencegahjilangnyakehangatantubuh
6. Monitor iramadanlajupernafasan
7. Ajarkanpadapasiencaramencegahkeletihanakibat panas
8. Monitor polapernapasan abnormal
9. Monitor warnakulit, suhu, kelembaban
10. Monitor sianosissentral dan perifer
(NANDA International, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
Rahayu, Sunarsih dan Addi Mardi HArtanto.2016 .Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta Selatan:
Kementrian KesehatanRepublik Indonesia Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.