Anda di halaman 1dari 13

1.

Pengertian Hidrolisis Garam

Senyawa garam merupakan elektrolit kuat. Ketika garam dilarutkan dalam air akan
terurai menjadi kation dan anionnya. Ion-ion ini dapat bereaksi dengan air seperti halnya
suatu asam atau basa dan dikatakan bahwa garam mengalami hidrolisis. Hidrolisis berasal dari
kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti penguraian. Jadi, reaksi hidroisis garam
diartikan sebagai reaksi antara anion dengan air menghasilkan ion OH- atau reaksi antara
kation dengan air menghasilkan ion H+ . ion H+ dan ion OH- inilah yang menyebabkan larutan
garam bersifat asam,basa atau netral (Suwardi,dkk , 2009 ).

Garam adalah senyawa elektrolit yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara asam dan
basa. Sebagai elektrolit garam akan terionisasi dalam larutan menghasilkan kation dan anion.
Yang dimiliki garam adalah kation dari basa asalnya, sedangkan anion yang dimiliki oleh
garam adalah anion yang berasal dari asam pembentuknya. Kedua ion inilah yang nantinya
akan menentukan sifat dari suatu garam jika dilarutkan dalam air (Irvan , 2009 ) .

Hidrolisis garam adalah reaksi antara air dan ion-ion yang berasal dari asam lemah atau
basa lemah suatu garam. Hidrolisis garam merupakan reaksi kesetimbangan larutan yang
homogen. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa jika larutan asam direaksikan dengan
larutan basa akan membentuk senyawa garam (Budi, 2007). Jika kita melarutkan suatu garam
ke dalam air, maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu :

- Ion-ion yang berasal dari asam lemah (misalnya CH3COO-, CN dan S2-) atau ion-ion
yang berasal dari basa lemah (misalnya NH4+ , Fe2+ , dan Al3+ ) akan bereaksi dengan air.
Reaksi suatu ion dengn air inilah yang disebut hidrolisis. Berlangsungnya hidrolisis
disebabkan adanya kecenderungan ion-ion tersebut untuk membentuk asam atau basa
asalnya.
Contoh :
CH3COO- + H2O → CH3COOH + OH-
NH4- + H2O → NH4OH + H+

1
- Ion-ion yang berasal dari asam kuat (misalnya Cl-, NO3-, dan SO4 2-) atau ion-ion yang
berasal dari basa kuat ( misalnya Na+, K+, dan Ca2+) tidak bereaksi dengan air atau tidak
terjadi hidrolisis. Hal ini dikarenakan ion-ion tersebut tidak mempunyai kecenderungan
untuk membentuk asam atau basa asalnya. (Ingat kembali tentang kekuatan asam-basa)
Na+ + H2O tidak terjadi reaksi
SO42- + H2O tidak terjadi reaksi
(Unggul, 2017)

Hidrolisis hanya dapat terjadi pada pelarutan senyawa garam yang terbentuk dari ion-ion
asam lemah dan ion-ion basa lemah. Jadi, garam yang bersifat netral (dari asam kuat dan
basa kuat) tidak terjadi hidrolisis. Untuk mengetahui apakah suatu garam terhidrolisis atau
tidak terhidrolisis, dapat dilakukaan analisis menggunakan kertas lakmus. Jika garam tersebut
bersifat asam (memerahkan lakmus) atau bersifat basa (embirukan lakmus), berarti
mengalami hidrolisis. Adapun garam yang bersifat netral tidak mengubah warna kertas
lakmus), berarti tidak mengalami hidrolisis (Budi, 2007).

2. Garam yang Anionnya Berasal dari Asam Kuat dan Kationnya Berasal dari Basa
Kuat
Garam yang berasal dari asam kuat dan basah kuat tidak mengalami hidrolisis karena
garam ini akan terionisasi sempurna menjadi kation dan anionnya. Salah satu contoh garam
yang berasal dari asam kuat dan basa kuat adalah natrium klorida (NaCl). (Suwardi,dkk , 2009
)
Di dalam air, garam ini terionisasi sebagai berikut:

NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)

Pelarutan garam ini sama sekali tidak mengubah jumlah [H+] dan [OH-] dalam air,
sehingga larutannya bersifat netral (Irvan, 2009 ) .

Air adalah elektrolit yang sangat lemah dan terionisasi menurut reaksi kesetimbangan
berikut:

2
H2O(l) ⇄ H+(aq) + OH-(aq)

Tetapan kesetimbangan air adalah Kw = [H+] [OH-]

Pada temperatur 25oC harga Kw = 10-14. Pada air, [H+] = [OH-] karena koefisiennya sama,
sehingga harga [H+] = [OH-] = 10-7. Karena NaOH merupakan basa kuat, maka ion Na+ dari
garam tidak bereaksi dengan ion OH- dari air. Demikian juga dengan Cl-, karena HCl
merupakan asam kuat maka ion Cl- dari garam tidak bereaksi dengan ion H+ dari air. Berarti,
garam NaCl tidak bereaksi dengan air dan dikatakan tidak terhidrolisis.
Akibatnya:
- [H+] tetap 10-7
- [OH-] tetap 10-7
- pH larutan sama dengan 7
- larutan bersifat netral

(Sri, 2014)

3. Garam yang Anionnya Berasal dari Asam Lemah dan Kationnya Berasal dari Basa
Kuat
Jika suatu garam dari asam lemah dan basa kuat dilarutrkan dalam air, maka kation dari
basa kuat tidak terhidrolisis sedangkan anion asam lemah dan basa kuat jika dilrutkan dalam
air akan mengalami hidrolisis parsial atau hidrolisis sebagian. (Budi utami,dkk , 2009 )

Garam yang berasal dari asam lemah dan basah kuat dapat mengalami hidrolisis sebagian
dalam air ( anion terhidrolisis, sedangkan kationnya tidak terhidrolisis) . (Suwardi,dkk , 2009
)

3
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan menghasikan anion yang berasal
dari asam lemah jika dilarutkan dalam air. Anion iniah yang menhasilkan ion OH- bila
direaksikan dengan air (Irvan, 2009 ) .
Salah satu contoh garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat adalah natrium
asetat (CH3COONa). Dalam air, garam ini terionisasi sebagai berikut:

CH3COONa(aq) → Na+(aq) + CH3COO-(aq)


H2O(l) ⇄ H+(aq) + OH-(aq)
10-7 10-7
Oleh karena CH3COOH merupakan asam lemah, maka ion CH3COO- dari garam bereaksi
dengan ion H+ dari air, sebagai berikut:

CH3COO-(aq) + H+(aq) ⇄ CH3COOH(aq)

NaOH adalah basa kuat sehingga ion Na+ tidak bereaksi dengan ion OH-. Berarti, garam
CH3COONa hanya mengalami hidrolisis sebagian dan disebut mengalami hidrolisis sebagian
atau hidrolisis parsial.
Akibatnya:
- [H+] berkurang, lebih kecil dari 10-7, karena diikat oleh ion CH3COO-,
- [OH-] bertambah, lebih besar dari 10-7, karena kesetimbangan bergeser ke kanan
(bergeser ke arah yang berkurang),
- pH larutan lebih besar dari 7,
- larutan bersifat basa
(Sri, 2014)
a. Penentuan Tetapan Hidrolisis (Kh)
Reaksi hidrolisis yang terjadi adalah:
CH3COO-(aq) + H2O(l) ⇄ CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Tetapan kesetimbangan dari reaksi hidrolisis disebut tetapan kesetimbangan hidrolisis
(Kh). dari reaksi di atas didapatkan:
[𝐂𝐇𝟑 𝐂𝐎𝐎𝐇][𝐎𝐇 − ]
K =
[𝐂𝐇𝟑 𝐂𝐎𝐎− ][𝐇𝟐 𝐎]

4
[𝐂𝐇𝟑 𝐂𝐎𝐎𝐇][𝐎𝐇 − ]
Kh =
[𝐂𝐇𝟑 𝐂𝐎𝐎− ]

Hubungan antara Kh (tetapan kesetimbangan hidrolisis), Ka (tetapan kesetimbangan


ionisasi asam), dan Kw (tetapan kesetimbangan air) untuk reaksi hidrolisis dapat dicari
[𝐇 + ]
dengan mengalikan ruas kanan
[𝐇 + ]

[𝐂𝐇𝟑 𝐂𝐎𝐎𝐇][𝐎𝐇 − ] [𝐇 + ]
Kh = .
[𝐂𝐇𝟑 𝐂𝐎𝐎− ] [𝐇 + ]
[𝐂𝐇𝟑 𝐂𝐎𝐎𝐇]
= . [𝐎𝐇 − ][𝐇 + ]
[𝐂𝐇𝟑 𝐂𝐎𝐎− ][𝐇 + ]
1
= x Kw
𝐾𝑎

Jadi, didapatkan:

(Irvan, 2009)
b. Penentuan [OH-]
Untuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, jika Kh dimasukkan pada
tetapan hidrolisis, [OH-] dapat dicari.
[CH3 COOH][OH− ]
Kh = , maka didapatkan persamaan
[CH3 COO− ]

𝐾𝑤 [CH3 COOH][OH− ]
= ,
𝐾𝑎 [CH3 COO− ]

Karena, [CH3COOH] = [OH-] (koefisien sama)


[CH3COO-] = [CH3COONa] (CH3COONa terionisasi seluruhnya)
Sehingga persamaan di atas menjadi:
𝑲𝒘 [𝐎𝐇 − ]𝟐
=
𝑲𝒂 [𝐆]
𝑲𝒘 [𝐆]
[𝐎𝐇 − ]𝟐 =
𝑲𝒂

Keterangan:
Kw = tetapan kesetimbangan air

5
Ka = tetapan kesetimbangan ionisasi asam
[G] = Molaritas garam

Untuk garam yang mengandung ion terhidrolisis lebih dari satu, misalnya:
[CH3COO]2Ca(aq) → 2CH3COO-(aq) + Ca2+ (aq)
[CH3COO-] = 2 x [CH3COO)2Ca] = 2[G]

𝐾
[OH-] = √ 𝐾𝑤 2[𝐺]
𝑎

Garam yang anionnya berasal dari asam lemah dan kationnya berasal dari
basa kuat hanya terhidrolisis sebagian dalam air dan dikatakan terhidrolisis
parsial
(Sri, 2014)

4. Garam yang Anionnya Berasal dari Asam Kuat dan Kationnya Berasal dari Basa
Lemah
Garam jenis ini bersifat asam dalam air karena kationnya terhidrolisis (memberikan
proton kepada air), sedangkan anionnya tidak. (Irvan, 2009 )
Salah satu contoh garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah adalah
ammonium klorida (NH4Cl). Dalam air, garam itu terionisasi sebagai berikut :

NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)

H2O(l) ⇆ H+(aq) + OH-(aq)

Karena NH3(aq) basa lemah maka ion NH4+ dari garam bereaksi dengan ion OH- dari
air, menurut reaksi berikut.

NH4+(aq) + OH-(aq) ⇄ NH3(aq) + H2O(l)


10-7 10-7
Karena HCl asam kuat maka ion H+ tidak bereaksi dengan ion Cl-. Berarti, garam
NH4Cl hanya mengalami hidrolisis sebagian atau terhidrolisis parsial.
Akibatnya :

6
a) [𝑂𝐻 − ] berkurang, lebih kecil dari 10-7, karena diikat ion NH4+.
b) [𝐻 + ] bertambah, lebih besar dari 10-7, karena kesetimbangan bergeser ke kanan
(bergeser ke arah yang berkurang).
c) pH larutan lebih kecil dari 7.
d) Larutan bersifat asam.

a. Menentukan Tetapan Kesetimbangan Hidrolisis (Kh)


Reaksi hidrolisis yang terjadi adalah:

NH4+(aq) + H2O(l) ⇆ NH4OH(aq) + H+(aq) (reaksi hidrolisis)

Dari reaksi diatas, didapatkan :


[𝐍𝐇𝟒 𝐎𝐇][𝐇 + ]
K=
[𝐍𝐇𝟒 + ][𝐇𝟐 𝐎]

[𝐍𝐇𝟒 𝐎𝐇][𝐇 + ]
Kh =
[𝐍𝐇𝟒 + ]

Hubungan antara Kh (tetapan kesetimbangan hidrolisis), Kb (tetapan kesetimbangan


ionisasi basa), dan Kw (tetapan kesetimbangan air) untuk reaksi hidrolisis diatas dapat
[𝐎𝐇 − ]
dicari dengan mengalikan ruas kanan dengan .
[𝐎𝐇 − ]

[𝐍𝐇𝟒 𝐎𝐇][𝐇 + ] [𝐎𝐇 − ]


Kh = . [𝐎𝐇 −]
[𝐍𝐇𝟒 + ]

[𝐍𝐇𝟒 𝐎𝐇]
= . [𝐇 + ][𝐎𝐇 − ]
[𝐍𝐇𝟒 + ][𝐎𝐇 − ]

𝟏
= × Kw
𝐊𝐛

𝐾
Jadi didapatkan : Kh = 𝐾𝑤
𝑏

b. Penentuan [𝐇 + ]
Untuk garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah, jika Kh dimasukkan pada
tetapan hidrolisis maka [H + ] dapat dicari.
[𝐍𝐇𝟒 𝐎𝐇][𝐇 + ]
Kh =
[𝐍𝐇𝟒 + ]

7
Maka didapat persamaan :
𝑲𝒘 [𝐍𝐇𝟒 𝐎𝐇][𝐇 + ]
=
𝑲𝒃 [𝐍𝐇𝟒 + ]

Karena [NH4 OH] = [H + ]


[NH4 + ] = [N𝐻4 Cl]
Maka persamaan diatas menjadi :
𝑲𝒘 [𝐇 + ]𝟐 𝑲𝒘 . [𝒈]
= [𝐇 + ]𝟐 =
𝑲𝒃 [𝒈] 𝑲𝒃

𝐾𝑤
[H + ] = √ . [𝐺]
𝐾𝑏

Keterangan :
𝐾𝑤 = tetapan kesetimbangan air
𝐾𝑏 = tetapan kesetimbangan ionisasi basa
[𝑔] = molaritas garam

Untuk garam yang mengandung ion terhidrolisis lebih dari satu, misalnya :
(NH4)2SO4(aq) ⇆ 2NH4+(aq) + SO42-(aq)
[NH4 + ] = 2 × [(N𝐻4 )2 S𝑂4 ] = 2[𝑔]
Maka,
𝐾𝑤
[H + ] = √ 2[𝐺]
𝐾𝑏

Garam yang anionnya berasal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa
lemah hanya terhidrolisis sebagian dalam air, dikatakan terhidrolisis parsial.

(Nenden , 2009)

5. Garam yang Anionnya Berasal dari Asam Lemah dan Kationnya Berasal dari Basa
Lemah
Jika garam jenis ini diarutkan ke dalam air, maka kation dan anionnya akan
mengalami hidrolisis. (Irvan, 2009 )

8
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah sifatnya bergantung pada harga
harga Ka dan Kb asam basa pembentuknya, garam ini mengalami hidrolisis total, kation
maupun anionnya akan mengalami hidrolisis total (Suwandi,dkk, 2009 ) .
Salah satu contoh garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah adalah
ammonium asetat (CH3COONH4). Dalam air, garam itu terionisasi sebagai berikut :
CH3COONH4(aq) → CH3COO-(aq) + NH4 + (aq)
H2O(l) ⇆ H+(aq) + OH-(aq)
Karena CH3COOH asam lemah maka ion CH3COO- dari garam bereaksi dengan
ion H+ dari air. Demiian juga karena NH3 basa lemah maka ion NH4 + dari garam bereaksi
dengan ion OH- dari air. Reaksinya sebagai berikut :
CH3COO-(aq) + H+(aq) ⇆ CH3COOH(aq)
NH4 + (aq) + OH-(aq) ⇆ NH4OH(aq)
Berarti, garam CH3COONH4 mengalami hidrolisis total atau terhidrolisis
sempurna.
a. Penentuan Tetapan Kesetimbangan Hidrolisis (Kh)
Reaksi hidrolisis yang terjadi adalah:
CH3COO-(aq) + NH4 + (aq) + H2O(l) ⇆ CH3COOH(aq) + NH4OH(aq)
Dari reaksi diatas didapatkan :
[𝐂𝑯𝟑 𝐂𝐎𝐎𝐇][𝑵𝑯𝟒 𝑶𝑯]
K = [𝑪𝑯 − ][𝐍𝐇 + ][𝐇 𝐎]
𝟑 𝑪𝑶𝑶 𝟒 𝟐

[𝐂𝑯𝟑 𝐂𝐎𝐎𝐇][𝑵𝑯𝟒 𝑶𝑯]


Kh = [𝑪𝑯𝟑 𝑪𝑶𝑶− ][𝐍𝐇𝟒 + ]

Hubungan antara Kh, K, Ka, dan Kb untuk reaksi tersebut dapat dicari dengan
[H+ ][𝑂𝐻 − ]
mengalikan ruas kanan dengan
[H+ ][𝑂𝐻 − ]
.
[C𝐻3 COOH][𝑁𝐻4 𝑂𝐻] [H+ ][𝑂𝐻 − ]
Kh = [𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂 − ][NH4 ] + . [H+ ][𝑂𝐻 − ]

[C𝐻3 COOH] [𝑁𝐻4 𝑂𝐻]


Kh = [𝐶𝐻 . . [H + ][𝑂𝐻 − ]
3 𝐶𝑂𝑂− ][H+ ] [NH4 + ][𝑂𝐻 − ]
1 1
Kh = × × 𝐾𝑤
𝐾𝑎 𝐾𝑏

Jadi didapatkan : 𝐾𝑤
𝐾ℎ =
𝐾𝑎 . 𝐾𝑏

9
b. Penentuan [𝐇 + ] dan [𝑶𝑯− ]
Untuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, jika Kh dimasukkan pada
tetapan kesetimbangan hidrolisis, [H + ] dan [𝑂𝐻 − ] akan dapat dicari.
[C𝐻3 COOH][𝑁𝐻4 𝑂𝐻]
Kh = , maka didapatkan persamaan :
[𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂 − ][NH4 + ]

𝐾𝑤 [C𝐻3 COOH][𝑁𝐻4 𝑂𝐻]


= [𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂− ][NH4 + ]
,
𝐾𝑎 . 𝐾𝑏

Karena [C𝐻3 COOH] = [𝑁𝐻4 𝑂𝐻 ]


[𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂− ] = [NH4 + ]
[H+ ]2
Dan ruas kanan dikalikan dengan maka persamaannya menjadi :
[H+ ]2

𝐾𝑤 [C𝐻3 COOH]2
= [𝐶𝐻 − 2 + 2
. [H + ]2
𝐾𝑎 . 𝐾𝑏 3 𝐶𝑂𝑂 ] [H ]

𝐾𝑤 1
= . [H + ]2
𝐾𝑎 . 𝐾𝑏 𝐾𝑎 2

𝐾𝑤 [H+ ]2
=
𝐾𝑏 𝐾𝑎 𝐾𝑤 .𝐾𝑎
[H + ] = √
𝐾𝑏
𝐾𝑤 . 𝐾𝑎
[H + ]2 =
𝐾𝑏

Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa harga [H+] tidak tergantung pada
konsentrasi garam tetapi hanya tergantung pada harga Ka atau Kb, yaitu sebagai
berikut.

1. Jika Ka = Kb, larutan bersifat netral


maka [H+] = √𝐾𝑤

[H+] = √10−14
[H+] = 10-7
pH = - log 10-7
pH = 7
2. Jika Ka > Kb, larutan bersifat asam

10
maka [H+] > 10-7
pH < 7
3. Jika Ka < Kb, larutan bersifat basa
maka [H+] < 10-7
pH > 7

Garam yang anionnya berasal dari asam lemah dan kationnya berasal dari
basa lemah mengalami hidrolisis total dan dikatakan terhidrolisis sempurna

(Sri, 2014)

6. Peranan Hidrolisis Garam


Berikut ini beberapa contoh penerapan hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari :
a) Pemutih Pakaian
Kita sering menggunakan bayclin untuk memutihkan pakaian. Produk ini
mengandung sekitar 5% NaOCl yang sangat reaktif yang dapat menghancurkan
pewarna, sehingga pakaian menjadi putih kembali. Garam NaOCl berasal dari
HOCl (asam lemah) dan NaOH (basa kuat).
NaOCl + H₂O → Na+ + OCl-
OCl- akan terhidrolisis, sedangkan Na+ tidak terhidrolisis. Jadi, garam NaOCl
yang menjadi bahan untuk membuat bayclin mengalami hidrolisis parsial. Garam
yang dihasilkan bersifat basa.
b) Sebagai Pupuk
Agar tanaman tumbuh dengan baik, pH tanaman harus dijaga. pH tanah
pada lahan pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Untuk menjaga
pH-nya agar tetap sama, diperlukan pupuk agar tidak terlalu asam atau basa.
Biasanya para petani menggunakan senyawa (NH4)2SO4 untuk menurunkan pH
tanah. Garam (NH4)2SO4 berasal dari H2SO4 (asam kuat) dan NH4OH (basa
lemah).
(NH4)2SO4 → NH4+ + SO42-

11
NH4+ akan terhidrolisis, sedangkan SO42- tidak terhidrolisis. Jadi, garam
(NH4)2SO4 mengalami hidrolisis parsial. Garam yang dihasilkan bersifat asam.
c) Pelarutan Sabun
Sabun cuci atau garam natrium stearat (C17H35COONa) akan mengalami
hidrolisis jika dilarutkan dalam air, menghasilkan asam stearat dan basa NaOH.
C17H35COONa + H2O → C17H35COO + NaOH
Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci, airnya
harus bersih dan tidak mengandung garam Ca2+ atau Mg2+. Garam Ca2+ atau Mg2+
banyak terdapat dalam air sadah. Jika air yang digunakan untuk mencuci
mengandung garam Ca2+ atau Mg2+, buih yang dihasilkan akan menjadi sangat
sedikit. Akibatnya, cucian tidak bersih karena fungsi buih adalah untuk
memperluas permukaan kotoran agar mudah larut dalam air.
(Unggul, 2017)

12
7. Rangkuman
- Hidrolisis garam adalah reaksi antara air dan ion-ion yang berasal dari asam lemah
atau basa lemah suatu garam.
- Hidroisis garam diartikan sebagai reaksi antara anion dengan air menghasilkan ion
OH- atau reaksi antara kation dengan air menghasilkan ion H+ .
- Senyawa garam merupakan elektrolit kuat. Ketika garam dilarutkan dalam air akan
terurai menjadi kation dan anionnya.
- Garam yang anionnya berasal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa kuat
tidak bereaksi dengan air dan dikatakan tidak terhidrolisis, dan garamnya bersifat
netral.
- Sebagai elektrolit garam akan terionisasi dalam larutan menghasilkan kation dan
anion. Yang dimiliki garam adalah kation dari basa asalnya, sedangkan anion yang
dimiliki oleh garam adalah anion yang berasal dari asam pembentuknya.
- Garam yang anionnya berasal dari asam lemah dan kationnya berasal dari basa kuat
bereaksi dengan air dan dikatakan terhidrolisis parsial, dan garamnya bersifat basa.
- Garam yang anionnya berasal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa lemah
bereaksi dengan air dan dikatakan terhidrolisis parsial, dan garamnya bersifat asam.
- Garam yang anionnya berasal dari asam lemah dan kationnya berasal dari basa lemah
bereaksi dengan air dan dikatakan terhidrolisis total, dan sifat garamnya bergantung
pada nilai Ka dan Kb.
- Beberapa contoh penerapan hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
pemutih pakaian, sebagai pupuk, dan pelarutan sabun.

13

Anda mungkin juga menyukai