Anda di halaman 1dari 21

USER

USER

i
Kata Pengantar

ii
Daftar isi

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii


Daftar isi.............................................................................................................................iii

Tata Nama Senyawa Kimia.............................................................................................. 4


Tata nama senyawa anorganik ........................................................................................ 4
1. Senyawa ionik .......................................................................................................... 4
2. Senyawa yang mengandung hidrogen ................................................................... 8
A. Logam – H .......................................................................................................... 8
B. H – Non Logam .................................................................................................. 9
C. H – Oksianion ................................................................................................... 10
Senyawa Kovalen ........................................................................................................ 12
Senyawa Organik ............................................................................................................ 13
1. Hidrokarbon ........................................................................................................... 14
A. Alkana .............................................................................................................. 14
B. Alkena .............................................................................................................. 16
C. Alkuna .............................................................................................................. 18
Penutup .................................................................................................................... 19
Daftar Pustaka................................................................................................................... 20

iii
Tata Nama Senyawa Kimia
Tata nama senyawa anorganik
Nama ilmiah suatu unsur mempunyai asal-usul yang bermacam-macam. Hal ini
mendasari para ahli kimia untuk menentukan suatu sistem tata nama suatu senyawa
dibawah naungan IUPAC (Internatonal Union of Pure and Applied Chemistry).
Sistem ini bertujuan untuk menyeragamkan penamaan senyawa kimia secara
internasional sehingga mudah dipelajari oleh siapapun. Sistem penamaan ini
dibedakan menjadi dua, yaitu sistem penamaan untuk senyawa organik dan
senyawa anorganik. Penamaan ini didasarkan pada rumus kimia dan aturan tertentu.
Beberapa aturan penamaan senyawa organik akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Senyawa ionik elektron dan membentuk kation


etika sebuah unsur yang Na+, dan setiap atom klor

k mudah melepas elektron


(logam) bereaksi dengan
unsur yang mudah
menerima
membentuk
satu
anion
elektron

keduanya bereaksi maka akan


Cl-,
dan
jika

menerima elektron, akan menghasilkan senyawa NaCl


terjadi transfer elektron yang akan yang terdiri dari ion natrium dan
menghasilkan senyawa ionik. ion klorida dengan perbandingan
Senyawa yang dibentuk oleh satu banding satu. Senyawa yang
transfer elektron ini distabilkan mengandung ion dan disatukan
oleh tarikan elektrostatik (ikatan oleh ikatan ion itulah yang disebut
ionik) antara ion-ion dengan senyawa ionik.
muatan yang berlawanan dalam (Flowers, Theopold, & Langley,
sebuah senyawa. Misalnya, ketika 2019)
atom Natrium melepas satu
Berikut ini adalah cara memberikan nama pada senyawa ionik:
1. Tempatkan ion dalam urutan yang tepat: kation dan kemudian anion.
2. Beri nama kation
1. Jika unsur tersebut hanya dapat membentuk satu kation.
Maka penamaannya adalah dengan menambah kata ion didepan nama
unsur tersebut.

4
Contoh: Na+ adalah ion Natrium, Ca2+ adalah ion Kalsium, dan Al3+
adalah ion Aluminium.
2. Jika unsur tersebut dapat membentuk lebih dari satu kation.
Banyak logam yang dapat membentuk lebih dari satu kation. Hal ini
dapat ditemui pada sebagian besar logam transisi dan juga banyak
aktinida. Secara khusus, logam transisi cenderung kehilangan elektron
dalam orbital ns sebelum mereka kehilangan elektron dalam orbital (n-
1) d. Dalam kasus seperti ini, muatan positif pada logam ditunjukkkan
oleh angka romawi dalam tanda kurung yang diletakkan setelah nama
logam.
Contoh: Cu+ adalah Tembaga (I), Fe2+ adalah Besi (II), Fe3+ adalah Besi
(III), dan Sn4+ adalah Timah (IV).

Tabel 1 logam yang dapat membentuk lebih dari satu kation


kation Nama Sistematis Kation Nama Sistematis
Cr2+ Kromium (II) Cu+ Tembaga (I)
Cr3+ Kromium (III) Cu2+ Tembaga (II)
Mn2+ Mangan (II) Sn2+ Timah (II)
Mn3+ Mangan (III) Sn4+ Timah (IV)
Fe2+ Besi (II) Pb2+ Timbal (II)
Fe3+ Besi (III) Pb4+ Timbal (IV)
Co2+ Cobalt (II)
Co3+ Cobalt(III)
Sumber: (Halpern, Sinex, & Johnson, 2000)

3. Kation Poliatomik
Ion poliatomik adalah suatu ion yang terdiri daru satu molekul dengan
atom-atom yang berikatan kovalen atau dari sekelompok unit logam
yang dapat dianggap sebagai suatu unit tunggal dalam konsep kimia
asam basa atau dalam pembentukan garam.

5
3. Memberi Nama Anion
1. Anion Monoatomik
Anion Monoatomik diberi nama dengan menambahkan (-ida) di
belakang nama unsur. Dengan demikian maka, Cl- adalah klorida, O2-
adalah Oksida, dan N3- adalah Nitrida. Karena muatan ion-ion ini dapat
diprediksi dari letaknya pada tabel periodik, maka tidak perlu
menentukan muatannya dalam nama.

Tabel 2 Beberapa muatan ion pada tabel periodik


Grup 1 Grup 2 Grup 3 Grup 16 Grup 17
2 Li+ Be2+ O2- F-
litium berilium oksida fluorida

3 Na+ Mg2+ S2- Cl-


natrium magnesium sulfida Klorida

4 K+ Ca2+ Sc3+ Se2- Br-


kalium kalsium Skandium selenida bromida
5 Rb+ Sr2+ Y3+ Te2- I-
rubidium stronsium Itrium telurida Iodida
6 Cs+ Ba2+ La3+
sesium barium lantanum
Sumber: (Halpern, Sinex, & Johnson, 2000)

2. Anion Poliatomik
Anion poliatomik yang mengandung logam tunggal atau non logam
ditambah satu atau lebih atom oksigen disebut atom oxoanion
(Oxyanion). jika memiliki oxoanion 3 diberi akhiran (-at), sedangkan
apabila hanya memiliki 2 oxoanion maka diberi akhiran (-it). Contoh:
NO3- adalah Nitrat sedangkan NO2- adalah Nitrit. Contoh anion
poliatomik dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3 Contoh anion poliatomik

Ion Nama Ion Ion Nama Ion


OH- Hidroksida ClO- Hipoklorit

6
O22- Peroksida ClO2- Klorit
CN- Sianida ClO3- Klorat
SCN- tiosianat ClO4- Perklorat
NO2- Nitrit SO32- Sulfit
NO3- nitrat SO42- Sulfat
PO43- Fosfat HSO4- Hidrogen Sulfat
HPO42- Hidrogen Fosfat CrO42- Kromat
H2PO42- Dihidrogen Fosfat Cr2O72- Dikromat
C2O42- Oksalat CH2CO2- Asetat
HCO2- Format C6H5CO2- Benzoat
Sumber: (Halpern, Sinex, & Johnson, 2000)

Halogen dan logam transisi membentuk serangkaian oxoanion yang


lebih luas dengan empat anggota. Dalam nama oxoanion ini, awalan
Per- digunakan untuk menunjukkan anion dengan jumlah oksigen
terbanyak, dan awalan Hipo- digunakan untuk menunjukkan nama
anion dengan jumlah oksigen paling sedikit.

Sumber: (Halpern, Sinex, & Johnson, 2000)

7
4. Tuliskan nama senyawa dengan cara menulis nama menulis nama
kation diikuti dengan nama anion (Kation + Anion)
Tidak perlu menunjukkan jumlah kation atau anion yang ada dalam
senyawa, karena hal ini sudah tersirat pada muatan ion. Untuk itu perlu
mempertimbangkan muatan ion ketika menulis rumus kimi dari
senyawa ionik.
Contoh: pada senyawa CaCl2 atom Cl memiliki muatan -1 sedangkan
atom Ca memiliki muatan +2, muatan atom Ca memiliki muatan dua
kali lebih banyak dari Cl, sehingga untuk menjaga netralitas muatan
pada senyawa dibutuhkan dua atom Cl sehingga rumus kimianya adalah
CaCl2.
Tabel 4 : Contoh senyawa ionik

kation Anion Rumus Senyawa Nama Senyawa


Na+ Cl- NaCl Natrium Klorida
K+ SO32- K2SO3 Kalium Sulfit
Ag+ PO43- Ag3PO4 Perak fosfat
Mg2+ Br- MgBr2 Magnesium Bromida
Ca2+ CO32- CaCO3 Kalsium Karbonat
Na+ OH- NaOH Natrium Hidroksida
K+ Cl- KCl Kalium Klorida
NH4+ Cl- NH4Cl Amonium Klorida
K+ CN- KCN Kalium Sianida
Fe3+ SO42- Fe2(SO4)3 Besi(II) Sulfat

2. Senyawa yang mengandung hidrogen


Senyawa yang mengandung hidrogen memiliki beberapa aturan penamaan
A. Logam – H
Unsur hidrogen dapat membentuk dua jenis ion, yaitu ion hidrogen atau
sering disebut ion asam (H+) pada aturan penamaan senyawa asam dan ion
hidrida (H-), dimana keduanya mempunyai aturan penamaan yang
berbeda. Dalam senyawa logam – H, ion hidrogen berperan sebagai anion
yang berpasangan dengan kation dari ion logam. Senyawa ini tergolong

8
pada senyaawa ionik, karena itu, aturan penamaan senyawa ini sama
dengan aturan penamaan senyawa ionik (Lind, 1992:613-614).
B. H – Non Logam
enyawa H – non logam merupakan senyawa yang terdiri dari

S unsur H (hidrogen) dan unsur non logam. Senyawa ini sering


disebut sebagai senyawa asam, karena ion hidrogen dari
senyawa ini berupa kation, yaitu ion asam (H+). Pada keadaan
murni senyawa ini tidak tergolong senyawa ionik. Namun
beberapa jenis asam akan bersifat ionik bila dilarutkan dalam air atau
diionisasi. Hanya ada tujuh asam yang dapat teriionisasi dengan sempurna
dalam air dan membentuk asam kuat (strong acid), yaitu: HCl, HClO3,
HClO4, HBr, HI, HNO3, dan H2SO4. Asam lainya tergolong asam lemah
(weak acid) karena hanya mengalami ionisasi sebagian (Goldberg, 2008:
76).
Aturan penamaan senyawa asam secara konvensional mengikuti
aturan penamaan senyawa ionik pada umumnya, yang berbeda hanyalah
pada senyawa asam H+ adalah satu-satunya kation yang digunakan. Nama
yang berbeda diberikan untuk beberapa asam bila senyawanya murni dan
bila senyawanya dilarutkan dalam air.
 Dalam keadaan murni
Rumus penamaannya adalah:

Hidrogen + Nama Anion + ida

 Menuliskan kata “hidrogen” terlebih dahulu sebagai nama


kation.
 Menuliskan nama anion.
 Memberikan akhiran –ida dibelakang nama anion-nya.

9
 Dilarutkan dalam air
Rumus penamaannya adalah:

Asam + Nama Anion + ida

 Menuliskan kata asam terlebih dahulu sebagai nama kation


 menuliskan nama anion
 memberikan akhiran –ida di belakang nama anionnya

tabel 5 Contoh penamaan senyawa H – non logam


Dalam Keadaan Murni Dilarutkan Dalam Air
Rumus Nama Rumus Nama
HCl Hidrogen Klorida HCl(aq) Asam Klorida
HF Hidrogen Florida HF(aq) Asam Florida
H2S Hidrogen Sulfida H2S(aq) Asam Sulfida

 H – Oksianion
Senyawa H – Oksianion atau senyawa asam oksi,merupakan
senyawa yang terdiri atas kation Hidrogen (H+) dan anion oksi
(Oksianion). Anion oksi adalah anion poliatomik yang merupakan
gabungan dari atom oksigen dengan non logam lainnya (Petrucci et
al., 2011: 88).
Sama halnya seperti pada senyawa H – non logam atau
senyawa asam , terdapat dua aturan penamaan asam oksi, yaitu
apabila dalam keadaan murni dan apabila dilarutkan dalam air.
Aturan penamaan asam oksi tergantung pada banyaknya jumlah
oksigen yang terkandung dalam anion oksinya. Namanya terkait
dengan bilangan oksidasi atom non logam yang berikatan dengan
atom O, seperti pada tabel 6.

10
Tabel 6 peningkatan biloks non logam dan jumlah atom oksigen
Meningkatnya bilangan oksidasi non logam →
Hipo..........it ..........it ..........at Hiper..........at
Meningkatnya jumlah atom oksigen →

a) Dalam keadaan murni


Menuliskan prefiks hidrogen kemudian menuliskan nama anion
dengan mengikuti aturan sebagai berikut
Hidrogen hipo..........it
Hidrogen ..........it
Hidrogen ..........at
Hidrogen per..........at
Contoh:
HClO = Hidrogen Hipoklorit
HClO2 = Hidrogen Klorit
HClO3 = Hidrogen Klorat
HClO4 = Hidrogen perklorat

b) Dilarutkan dalam air


Apabila dilarutkan dalam air, asam oksi akan mengalami
ionisasi sama halnya dengan yang terjadi pada asam. Begitu
pula aturan penamaan senyawa oksi apabila dilarutkan dalam
air adalah sebagai sebagai berikut
Asam hipo..........it
Asam ..........it
Asam ..........at
Asam per..........at

Contoh
HClO = Asam Hipokliorit
HClO2 = Asam Klorit
HClO3 = Asam Klorat

11
HClO4 = Asam Perklorat

Penulisan (aq) pada lambang atau rumus senyawa biasanya


tidak dicantumkan (Lind, 1992: 614).

Senyawa Kovalen
Secara umum, senyawa kovalen adalah senyawa yang terdiri atas unsur non
logam dan unsur non logam, atau sering disebut juga senyawa biner non logam
(Petrucci et al., 2011: 84). Senyawa ini merupakan senyawa molekul, karena
komponen penyusu senyawa ini tidak melibatkan ion-ion ataupun muatan.
Unsur non logam yang berperan yang berperan dalam penamaan senyawa ini
termasuk juga dalam unsur metaloid adalah:

B, Si, C, Sb, As, P, N, H, Te, Se, A, At, I, Br, Cl, O, F

Aturan penamaan senyawa kovalen terbagi menjadi dua, yaitu senyawa


kovalen yang mengandung hidrogen dan senyawa kovalen yang tidak
mengandung hidrogen. Senyawa kovalen yang mengandung hidrogen adalah
senyawa asam dan senyawa asam oksi, sehingga aturan penamaanya seperti
yang telah dijabarkan sebelumnya. Namun, ada pula beberapa senyawa kovalen
yang mengandung hidrogen penting yang memiliki nama khusus dan tidak
mengikuti peraturan penamaan manapun, sehingga untuk senyawa ini harus
dihafalkan, yaitu:
H2O = Air
PH3 = Fosfin
NH3 = Amonia
H2O2 = Hidrogen Peroksida

Sedangkan pada senyawa kovalen yang tidak mengandung hidrogen,


memiliki aturan penamaannya sendiri, yaitu sebagai berikut:
 Menuliskan unsur yang memiliki harga keelektronegatifan kecil
terlebih dahulu.
 Menuliskan nama unsur kedua.

12
 Menuliskan jumlah atom pada masing-masing unsur dengan prefiks
yunani (Greek Prefixes).
1 = Mono
2 = Di
3 = Tri
4 = Tetra
5 = Penta
6 = Heksa
7 = Hepta
8 = Okta
9 = Nona
10 = Deka
 Prefiks mono tidak digunakan pada unsur pertama
 Penulisan oksida pada unsur kedua digabung dengan prefiks

Contoh pada senyawa NO, penamaan yang benar adalah Nitrogen


Monoksida bukan Mononitrogen Monooksida.
Beberapa contoh lain:
N2O4 = Dinitrogen Tetraoksida
CO = Karbon Monoksida
CO2 = Karbon Dioksida
NO2 = Nitrogen Dioksida
N2O = Dinitrogen Monoksida

Senyawa Organik
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai
senyawaan organik disebut kimia organik. Di antara beberapa golongan senyawaan
organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya;
hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cinci
benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam

13
struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang. Pembeda
antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen.
Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak
pertama, organik (Siregar, 2012).

1. Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang tersusun dari atom karbon dan
hidrogen. Hidrokarbon merupakan golongan senyawa karbon yang paling
sederhana. Hidrokarbon hanya terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrokarbon (H).
Walaupun hanya terdiri daridua jenis unsur tetapi hidokarbon merupakan suatu
kelompok senyawa yang besar. (Yulia & Nurman, 2018)
Berdasarkan penyusunannya dalam struktur hidrokarbon dibedakan
menjadi hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan aromatik. Hidrokarbon alifatik adalah
senyawa organik yang tersusun oleh karbon dan hidrogen dalam rantai terbuka.
Hidrokarbon alifatik dapat berupa alifatik jenuh dan tidak jenuh. Alifatik jenuh
apabila di dalam struktur molekulnya hanya mempunyai ikatan tunggal. Sedangkan
alifatik tidak jenuh apabila di dalam srtukturnya terdapat ikatan rangkap.
Hidrokarbon alisiklik adalah senyawa organik yang tersusun dalam suatu cincin
atau rantai tertutup. senyawa aromatik merupakan hidrokarbon yang tersusun dalam
cincin yang memiliki ketidakjenuhan yang tinggi dan memiliki aroma atau bau yang
khas. (Yulia & Nurman, 2018)
Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya, hidrokarbon dibedakan atas jenuh
dan tak jenuh. Jika semua ikatan karbon-karbon merupakan ikatan tunggal (-C-C-)
maka digolongkan sebagai hidrokarbon jenuh. Jika terdapat satu saja ikatan rangkap
(-C=C-) atau ikatan rangkap tiga (-C≡C-) maka disebut hidrokarbon tak jenuh.
Hidrokarbon alifatik dibagi menjadi alkana, alkena, dan alkuna. (Chang, 2004)
A. Alkana
Alkana mempunyai rumus umum CnH2n+2 dengan n = 1, 2,..… Ciri
terpenting dari molekul hidrokarbon alkana adalah hanya terdapat satu
ikatan kovalen tunggal. Alkana dikenal sebagai hidrokabon jenuh karena
mengandung jumlah maksimum atom hidrogen yang dapat berikatan dengan
sejumlah atom karbon yang ada.

14
Alkana yang paling sederhana (yaitu dengan n =1) adalah metana
CH4, yang merupakan hasilalami penguraian bakteri anaerob dari tanaman-
tanaman dalam air. Atom karbon yang terdapat disemua alkana dianggap
terhibridisasi sp3.

Senyawa hidrokarbon jenuh dengan ikatan tunggal dapat diprediksi dengan


baik, mengingat setiap atom karbon memiliki kemampuan mengikat 4 atom
lain. Sehingga senyawa alkana yang dibentuk memiliki pola yang khas.
Jumlah atom H yang diikat sangat tergantung dengan jumlah atom C yang
berikatan. Atas dasar ini dapat dibentuk deret CnH2n+2, dan dikenal dengan
senyawa Alkana dan dapat kita susun dari nilai n = 1 sampai dengan n = ∞
(Wardiyah, 2016).
Beberapa senyawa alkana disajikan pada Tabel dibawah ini
Tabel 7 Deret Homolog Alkana
Nama Rumus Molekul Jumlah Atom
Hidrokarbon karbon
Metana CH4 1
Etana C2H6 2
Propana C3H8 3
Butana C4H10 4
Pentana C5H12 5
Heksana C6H14 6
Heptana C7H16 7
Oktana C8H18 8
Nonana C9H20 9
dekana C10H22 10

Sumber: (Chang, 2004)

Tata Nama Alkana

Pemberian nama IUPAC alkana:33

1. Nama IUPAC alkana bercabang terdiri dari dua bagian, pertama: nama
cabang, kedua nama rantai induk (rantai terpanjang)

15
2. Cabang diberi nama alkil,

3. Posisi cabang ditunjukkan dengan awalan angka (cabang berada pada

nomor terkecil).

4. Nama cabang disebut sekali saja dengan diberi awalan yang menyatakan

jumlah cabang, misalnya 2= di, 3 = tri, 4 = tetra, 5 = penta, dan


seterusnya.

5. jika ada dua cabang yang berbeda, misalnya metil dengan etil. Maka

penamaannya diurut sesuai abjad.


Contoh:

1
CH3 - 2CH - 3CH2 - 4CH3 2-metil butana

CH3

6
CH – 5CH – 4CH – 3CH – 2CH - 1CH

C2H5 CH3

4-etil 2-metil heksana

B. Alkena
Alkena merupakan hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan
rangkap –C=C–. Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut
alkadiena, yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena, dan
seterusnya.
Alkena juga disebut olefin, mengandung sedikitnya satu ikatan
rangkap dua karbon-karbon. Alkena mempunyai rumus umum CnH2n
dengan n = 2, 3,…dan seterusnya. Alkena yang paling sederhana adalah
C2H4 (etena), dimana kedua atom karbonnya terhibridisasi sp2 dan ikatan
rangkap duanya terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan pi.

16
Tata nama alkena

Pemberian nama IUPAC alkena hampir sama dengan penamaan alkana akan
tetapi akhiran ana menjadi ena dengan rantai induk terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap mendapat nomor
terkecil.

Contoh:

4
CH – 3CH – 2C = 1CH3 2-metil 1-butena

CH3

6
CH3 – 5CH – 4CH2 – 3C = 2CH – 1CH3

CH3 CH3

3,5-dimetil 2-heksena

Tabel 8 Deret Homolog Alkena


Nama Hidrokarbon Rumus Molekul Jumlah Atom
Karbon
Etena C2H4 2
Propena C3H6 3
Butena C4H8 4
Pentena C5H10 5
Heksena C6H12 6
Heptena C7H14 7
Oktena C8H16 8
Nonena C9H18 9
Dekena C10H20 10
Sumber: (Chang, 2004)

17
C. Alkuna
Alkuna mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap tiga karbon-
karbon. Alkuna merupakan hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu
ikatan rangkap tiga –C≡C– Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap
tiga disebut alkadiuna, sedangkan senyawa yang mempunyai satu ikatan
rangkap tiga disebut alkenuna, dan seterusnya. Rumus umum alkuna adalah
CnH2n-2 dengan n = 2, 3,…dan seterusnya.

Tata Nama Alkuna


Nama senyawa yang mengandung ikatan –C≡C– diakhiri dengan –una.
Pemberian nama IUPAC alkuna sama seperti pada alkena.
Contoh:
1
CH3 – 2C ≡ 3C – 4CH2 - 5CH3 4-metil 2-pentuna
CH3

Tabel 9

Nama Hidrokarbon Rumus Molekul Jumlah Atom


Karbon
Etuna C2H2 2
Propuna C3H4 3
Butuna C4H6 4
Pentuna C5H8 5
Heksuna C6H10 6
Heptuna C7H12 7
Oktuna C8H14 8
Nonuna C9H16 9
Dekuna C10H18 10
Sumber: (Chang, 2004)

18
Penutup

Demikian buku ini penulis tulis dengan sebaik-baiknya, penulis sadar jika
masik terdapat banyak kekurangan pada buku ini baik berupa

19
Daftar Pustaka

Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep Konsep Inti (Vol. 1). Jakarta: Erlangga.

Flowers, P., Theopold, K., & Langley, R. (2019). Molecular and ionik compound. General
Chemistry, 2.

Halpern, J., Sinex, S., & Johnson, S. (2000). Chemical Formulas. General Chemistry for
Engineering, 4.

Siregar, S. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan


Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Prenadamedia Group.

Wardiyah. (2016). Kimia Organik. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Yulia, R., & Nurman, S. (2018). Kimia Organik. Aceh: Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Serambi Mekkah.

20

Anda mungkin juga menyukai