Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

PEMERIKSAAN PASIEN UNTUK DIAGNOSTIK

(PAP SMEAR,USG,IVA TEST)

Dosen Pembimbing :

Ns. Rudi Karmi.,M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Dalim Daryanto (E.0105.18.009)


2. Ismi Nursyamsiah (E.0105.18.019)
3. Lusi Sri Rahayu (E.0105.18.020)
4. Mia Sulistian (E.0105.18.022)
5. Neng Ayu Paraswati (E.0105.18.024)

DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR

CIMAHI 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Patofisiologi dengan judul “Makalah keperawatan maternitas
pemeriksaan pasien untuk diagnostik (pap smear,USG,Iva test)

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
keperawatan maternitas kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Cimahi, 09 november 2019

Penulis
BAB I
p)PENDAHLUAN

A. Latar Belakang
Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahi m dengan
menggunakan mikroskop , yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat. Pap smear
merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui pemeriksaan getah atau
lendir di dinding vagina.
Pemeriksaan pap smear merupakan cara yang mudah, murah, sederhana, aman, dan akurat untuk
mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker, untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-
sel di serviks, mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks, dan mendeteksi infeksi-infeksi
disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi pemeriksaan pap smear ?
2. Apa saja tujuan pemeriksaan pap smear ?
3. Siapa yang dianjurkan melakukan pemeriksaan pap smear ?
4. Kapan waktu pemeriksaan pap smear dilakukan ?
5. Apa saja syarat yang harus dipenuhi dalam pemeriksaan pap smear ?
6. Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan pemeriksaan pap smear ?
7. Bagaimana prosedur pemeriksaan pap smear ?
8. Apa hasil pemeriksaan pap smear ?
9. Apasaja faktor resiko yang menyebabkan kanker serviks ?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi pap smear.
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan pap smear.
3. Untuk mengetahui siapa yang dianjurkan melakukan pemeriksaan pap smear.
4. Untuk mengetahui waktu pemeriksaan pap smear.
5. Untuk mengetahui syarat yang harus dipenuhi dalam pemeriksaan pap smear.
6. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam melakukan pemeriksaan pap smear.
7. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan pap smear.
8. Untuk mengetahui hasil dari pemeriksaan pap smear.
9. Untuk mengetahui faktor resiko yang menyebabkan kanker servik
BAB II
PEMABAHASAN

A. Pap Smear
Pap Smear pertama kali dikenalkan oleh: George Nicholas Papanicolaou (1928). Merupakan
Sitologi Non-Eksfoliatif. Pemeriksaan morfologi sel leher rahim:
1. Mudah
2. Murah
3. Sederhana
4. Aman
5. Akurat

B. Defenisi Pap Smear


Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan
menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat. (Wijaya,
2010)(dalam http://sarydamy.blogspot.com/)
Pap smear merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui
pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina. Sedangkan samadi, 2010 mengatakan Pap smear
merupakan salah satu deteksi dini terhadap kanker serviks, yang prinsipnya mengambil sel epitel yang
ada di leher rahim yang kemudian dilihat kenormalannya.
C. Tujuan Pemeriksaan Pap Smear
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk menemukan
adanya kelainan pada mulut leher rahim. Meskipun kanker tergolong penyakit mematikan, namun
sebagian besar dokter ahli kanker menyebutkan bahwa dari seluruh jenis kanker, kanker servik termasuk
yang paling bisa dicegah dan diobati apabila terdeteksi sejak awal. Oleh karena itu, dengan mendeteksi
kanker servik sejak dini diharapkan dapat mengurangi jumlah penderita kanker serviks (Wijaya, 2010).
Beberapa tujuan dari pemeriksaan Pap Smear yang dikemukakan oleh Sukaca, 2009 yaitu :
1. Untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker.
2. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel di serviks
3. Untuk mendeteksi perubahan prakanker pada serviks
4. Untuk mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
5. Untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal yang terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan
tidak menginvasi bagian dalam.
6. Untuk mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks
D. Wanita yang diajurkan Pap smear
Wanita Usia Subur (WUS) merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33
tahun dimana organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 17-45 tahun. Wanita dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear ke dokter, baik bagi mereka yang telah melakukan pertama kali
berhubungan seksual maupun yang sudah sering melakukan hubungan seksual (sudah menikah).
Begitupun bagi mereka yang sama sekali yang belum pernah berhubungna seksual. Karena pemeriksaan
Pap Smear ini dapat mendeteksi samapai 90% kasus kanker servik secara akurat dengan biaya yang tidak
terlalu mahal, dan sangat efektif untuk menurunkan angka kematian pada wanita yang menderita kanker
serviks.
Kehamilan juga tidak mencegah seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear
karena prosedur Pap Smear dapat dilakukan secara aman selama kehamilan. Sehingga, wanita hamil juga
dapat menjalani test ini. Pemeriksaan Pap Smear tidak direkomendasikan bagi wanita yang telah
melakukan histerektomi (dengan pengangkatan serviks) untuk kondisi yang jinak. Wanita yang pernah
melakukan histerektomi tetapi tanpa pengangkatan (histerektomi subtotal), sebaiknya melanjutkan
skrining sebagaimana halnya wanita yang tidak melakukan histeretomi (wijaya, 2010).
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear sebagai berikut:
1. Wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas seksualnya tinggi.
2. Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita HPV (Human Papilloma Virus)
atau kutil kelamin.
3. Wanita yang berusia diatas 35 tahun.
4. Sesering mugkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal
5. Sesering mugkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.
6. Wanita yang mengunakan pil KB (sukaca, 2009).

E. Waktu untuk Melakukan Pap Smear


Pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan kapan saja kecuali pada saat haid karena darah atau sel
dari dalam rahim dapat mengganggu keakuratan hasil pap smear, namun waktu yang tepat untuk
melakukan Pap Smear adalah satu atau dua minggu setelah berakhir masa menstruasi.
Untuk wanita yang sudah menopause biasa melakukan pemeriksaan pap smear kapan saja (
Dianada, 2008 ).
Adapun waktu untuk melakukan Pap Smear secara teratur yang dikemukan oleh Sukaca, 2009
yaitu :

1. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah namun aktivitas
seksualnya sangat tinggi.
2. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi
HPV (Human Papilloma Virus) atau kutil kelamin.
3. Setiap tahun untuk wanita yang berumur diatas 35 tahun.
4. Setiap tahun untuk wanita yang mengunakan pil KB.
5. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun atau untuk wanita yang telah menjalani
histerektomi bukan karena kanker, jika 3 kali berturut-turut hasil pap smear menunjukan negative.
6. Setahun sekali bagi wanita yang berumur 40-60 tahun.
7. Sesudah 2x pap tes hasilnya negative dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita yang resiko
tinggi harus lebih sering menjalakan pap tes .
8. Sering mungkin jika hasil pap smear menunjukan abnormal sesering mungkin setelah penilain dan
pengobatan prakanker maupun kanker serviks.

F. Syarat Pengambilan Pap Smear


Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah
sebagai berikut :
1. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi
berikutnya.
2. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit
yang pernah diderita
3. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
4. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam
sebelumnya.
5. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
6. Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada
beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.
G. Kendala Pap Smear (Romauli dan Vindari. 2011)
Dilakukan diatas hanya 5% perempuan di Indonesia yang bersedia melakukan
pemeriksaan pap smear banyak kendala. Hal tersebut terjadi antara lain:
1. Kurangnya tenaga terlatih untuk pengambilan sediaan.
2. Tidak tersedianya peralatan dan bahan untuk pengambilan sediaan.
3. Tidak tersedianya sarana pengiriman sediaan.
4. Tidak tersedianya laboratorium pemprosesan sediaan serta tenaga ahli sitologi.

H. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear


1. Persiapan Alat dan Bahan
a. Air mengalir
b. Spatula Ayre
c. Sabun cair
d. Pensil kaca (marker)
e. Larutan antiseptik
f. Spekulum
g. Lap
h. Alkohol 95%
i. Larutan hipoklorit
j. Kaca benda (object glass)
k. Lap bersih atau tissue
l. Baskom berisi larutan klorin 0,5%
m. Handuk kecil atau tissue
n. Sarung tangan steril
o. Formulir pemeriksaan
p. Tempat sampah non-medis
q. Tempat sampah medis
2. Menyiapkan Pasien
1) Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri, serta tanyakan
keadaannya, kemudian pasien dipersilakan duduk.
2) Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang pengambilan Pap Smear, tujuan
dan manfaat untuk keadaan pasien.
3) Berikan jaminan tentang keamanan atas tindakan yang anda lakukan serta jaminan tentang
kerahasiaan yang diperlukan pasien kepada pasien atau keluarganya.
4) Mintalah kesediaan pasien untuk pengambilan Pap Smear, namun barengi dengan penjelasan
tentang hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak menolak tindakan pengambilan
Pap Smear tanpa kehilangan hak akan pelayanan lain.
5) Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam.
6) Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi dan mengatur pasien pada posisi
litotomi.
7) Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa

3. Pengambilan Sampel dan Pembuatan Pap Smear


1) Siapkan peralatan dan bahan.
2) Cuci tangan aseptik dengan langkah seperti pada cuci tangan rutin dengan menuangkan kira-kira
5 ml larutan antiseptik pada tangan dan mengeringkan dengan mengangin-anginkan.
3) Pasang sarung tangan steril.
4) Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus genitalis.
5) Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.
6) Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus vagina (agar
terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa tidak ada
bagian yang terjepit) dan dorong bilah spekulum ke dalam lumen vagina.
7) Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90 derajat hingga tangkainya ke arah
bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga
masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina).
8) Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas (perhatikan ukuran dan
wama porsio, dinding dan sekret vagina dan forniks).
9) Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya pengambilan epitel
tidak terganggu)
10) Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio diusahakan di daerah squamo-
columnair junction. Sampel diambil dengan menggunakan spatula Ayre yang diputar 360°.
11) Oleskan sampel pada gelas objek diusahakan tidak terlalu tebal/terlalu tipis.
12) Sampel segera difiksasi sebelum mengering. Fiksasi ini dapat menggunakan spray yang
disemprotkan dari jarak 20-25 cm, atau dengan merendam pada wadah yang mengandung etil
alkohol 95% selama 15 menit yang kemudian dibiarkan mengering kemudian diberi label.
13) Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan
spekulum.
14) Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan. Beritahukan pada ibu bahwa
pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk.
15) Masukkan tangan yang masih bersarung tangan kedalam baskom berisi larutan klorin 0,5%,
gosokkan kedua tangan untuk membersihkan bercak-bercak darah yang menempel pada sarung
tangan.
16) Lepaskan sarung tangan.

4. Pengiriman Spesimen
Dalam melakukan pengiriman spesimen Pap Smear, pengirim harus menuliskan secara
lengkap surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang berisi:
a. Tanggal pengiriman
b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
c. Data penderita (nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik)
d. Identitas pengirim
e. Jenis spesimen : Pap Smear
f. Pemeniksaan laboratorium yang diminta
g. Transport media / pengawet yang digunakan : Alkohol 95% atau hair spray
h. Keterangan klinis: riwayat KB, jumlah anak, keluhan
I. Hasil Pemeriksaan Pap Smear
1. Kelas 0 : Tidak dapat dinilai
Segera diambil smear ulang
2. Kelas I : Normal Smear
Kontrol ulang 1-2 tahun lagi
3. Kelas II : Proses radang dengan atau tanpa Displasia ringan
Kontrol ulang 3-6 bulan lagi
4. Kelas III : Displasia Sedang – Berat
Kontrol ulang segera
5. Kelas IV : Karsinoma Insitu
Kontrol ulang segera
6. Kelas V : Karsinoma Invasif
Kontrol ulang segera

J. Faktor Resiko
Dari hasil penelitian mutakhir diketahui bahwa penyebab kanker serviks adalah sebagai berikut :
1. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
Lebih dari 90% kasus kondiloma serviks, semua NIS, dan kanker serviks mengandung DNA
virus HPV. Dari 70 tipe HPV yang diketahui saat ini, ada 16 tipe HPV yang erat kaitannya
dengan kejadian kanker serviks. Virus ini ditularkan melalui hubngan seksual. Wanita yang
beresiko terkena penyakit akibat hubungan seksual juga beresiko terinfeksi virus ini sehingga
mempunyai resiko terkena kanker serviks.
2. Prilaku Seksual
Berdasarkan penelitian, risiko kenker serviks meningkat lebih dari 10 kali bila berhubungan
dengan 6 atau lebih mitra seks, atau bila hubungan seks pertama dibawah umur 15 tahun. Risiko
juga meningkat bila berhhubungan seks dengan laki-laki berisiko tinggi ( laki-laki yang
berhubungan seks dengan banyak wanita), atau laki-laki yang mengidap penyakit “jengger
ayam” (kondiloma akuminatum) di zakarnya (penis).
3. Rokok Sigaret
Wanita merokok mempunyai risiko 2 kali lipat terhadap kanker serviks dibandingkan degan
wanita bukan terkandug nikotin dan zat lainnya yang terdapat didalam rokok. Zat-zat tersebut
dapat menurunkan daya tahan serviks dan menyebabkan kerusakan DNA epitel serviks sehingga
timbul kanker serviks, disamping merupakan kokarsinogen infeksi virus.
4. Trauma Kronis Pada Serviks
Trauma ini terjadi karena persalinan yang berulang kali (banyak anak), adanya infeksi, dan
iritasi menahun.
5. Kontrasepsi Oral dapa Meningkatkan risiko
1, 5-2, 5 kali bila diminum dalam jangka panjang, yaitu lebih dari 4 tahun.
6. Defisiensi Zat Gizi
Beberapa penelitian dapat menyimpulkan bahwa dfisiensi asam folat dapat meningkatkan
risiko terjadinya NIS 1 da NIA 2, serta mungkin juga meningkatkan risiko terkena kanker serviks
pada wanita yang rendah konsumsi beta karoten dan vitamin (A, C, dan E).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan dari makalah ini ialah Pap smear merupakan suatu
metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop, yang
dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010). Pap smear merupakan
cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui pemeriksaan getah atau
lendir di dinding vagina (Dianada, 2008).
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk
menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim.Beberapa faktor yang diduga meningkatkan
kejadian kanker serviks yaitu meliputi usia, status sosial ekonomi, pengetahuan, dan pendidikan.
Hal ini juga merupakan factor dominan dalam pemeriksaan deteksi dini kanker serviks (
Dianada, 2007 ).

B. Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis ialah sebaiknya seorang wanita yang
telah menikah harus melakukan Pap Smear sedini mungkin. Agar bila terdapat gejala-gejala
kanker dapat diketahui sejak dini.
Diposkan oleh hana kimi di 04.51
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Kebidanan, Kesehatan reproduksi, Pemeriksaan Kanker Serviks

http://pengetahuankitanersamaya.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pap-smear.html
ULTRASONOGRAFI (USG)

A. Pengertian Ultrasonografi(USG)

Menurut Elfira Wirza(2008:1) mengatakan bahwa USG merupakan suatu alat dalam dunia kedokteran
yang memanfaatkan gelombang ultrasonik(gelombang yang berfrekuensi tinggi 250kHz - 2000kHz).
Gelombang ultrasonik adalah gelombang mekanik yang memilii frekuensi diatas 20kHz. Interaksi
gelombang ultrasonik dengan jaringan mempengaruhi sinyal yang diterima receiver. Ketika gelombang
utrasonik melalui medium yang berbeda dengan sudut tertentu maka gelombang untrasonik mengalami
refraksi atau perubahan arah gelombang untrasonik yang ditranmisikan pada batas antara medium yang
berbeda disaat berkas gelombang tidak tegak lurus terhadap batas jaringan.

Sedangkan menurut Januari(2016:1) Ultrasonografi adalah alat pemeriksaan dengan menggunakan


utrasound( gelombang suara) yang dipancarkan oleh transuder. Suara merupakan fenomena fisika untuk
mentransfer energi dari suatu titik ke titik lainnya sehingga mendapatkan gambaran yang jelas hampir
diseluruh bagian tubuh, kecuali bagian tubuh yang dipenuhi udara atau ditutupi tulang. Dengan
memancarkan utrasound ke arah tubuh maka gelombang akan memantulkan gambaran tentang
keseluruhan kelainan dalam bagaian tubuh manusia.

penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan, USG adalahsuatu alat dalam bidang kedokteran yang
digunakan untuk pemeriksaan bagian tubuh maupun janin dalam rahim sorang ibu dengan mengunakan
gelombang ultrasonik yang dipancarakan ke bagian tubuh yang akan di deteksi.

B. Sejarah Ultrasonografi(USG)

Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk radar, yaitu teknik SONAR ( Sound,
Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918), seorang Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk
mengetahui adanya kapal selam musuh. Kemudian digunakan dalam pelayaran untukmenentukan
kedalaman laut. Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk
pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan. Berkat kemampuan dan kemajuan
teknologi yang pesat, setelah perang dunia keII, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat
tubuh.Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ,
misalnya pada hepar dan ginjal. Sekarang Usg merupakan alat praktis dengan pemeriksaan klinis yang
luas.

Sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang utrasonik mulai diterapkan dalam bidang
kedokteran.penggunaaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk
kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis penyakit. Hasil penelitian William Fry, illinois dan Russerl
Meyers dari Universitas Iowa membuktikan bahwa gelombang ultrasonik dapat digunakan untuk
menghancurkan sel-sel basal ganglia pada penderita penyakit Parkinsons. Kemampuan gelombang
utrasonik untuk menghancurkan sel-sel atau jaringan berbahaya ini kemudian secara luas diterapkan pula
untuk menyembuhkan penyakit-penyakit lainnya.

Lalu pada tahun 1940, Gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat
mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat hasil
eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang Dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria. Bersama
dengan saudaranya, Freiderich seorang Ahli Fisika, berhasil menemukan letak dari suatu tumor otak dan
pembuluh darah pada otak besar dengan mengukr transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang
tengkorak. Dengan mengunakan transuder( kombinasi alat pengiriman dan peneria data), hasil pemidaian
masih berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah.

George Ludwig, ahli Fisika dari America menyempurnakan alat temuan Dussik. Pemindaian terhadap
lokasi batu ginjal pada suatu jaringan tubuh dapat ia dilakukan. Gelombang utrasonik yang menumbuk
pada jaringan tubuh akan dipantulkan dan hasilnya kemudian dapat dilihat pada osiloskop. Selanjutnya
diketahui bahwa gelombang utrasonik memerlukan panjang gelombang tertentu agara suatu objek
jaringan tubuh yang desintasnya beraneka ragam dapat teridentifikasi.

Tahun 1940, John Julian Wild ahli bedah Inggris yang bekerja di Medico Tegnlogical Research
Institute of Minnesota berkolaborasi dengan Jonh Reid seorang teknisi dari National Cancer Institute.
Mereka melakukan insvestigasi terhadap sel-sel kanker dengan alat ultrasonik. Beberapa jenis alat yang di
buat untuk kepentingan tersebut antara lain B-mode utrasound, transduser/ alat pemindai jenis A-mode
transvaginal, dan transrectal. Prinsip alat-alat tersebut mengacu pada sistem radar. Oleh sebab itu mereka
menyebutnya sebagai Tissue Radar Mechine( mesin radar untuk deteksi jaringan).

Akhirnya, pengunaan utrasonik mulai merambah bidang obserti genokologi. Penelitian yang dilakukan
Ian Doland pada tahun 1955 terhadap kista ovarium dengan menggunakan alat Metal Flew Detector mulai
membuka peluang diadakannya penelitian lanjutan. Penelitian lanjutan ini akan menyemp- urnakan teknik
pemakaian ultrasonik sampai menjadi sperti sekarang.

Beberapa hasil penelitian lanjutan yang cukup penting dalam bidang Obserti genkologi
ditemukannya metode penentuan ukuran janin(fetal biometry), teknologi transduser/ alat pemindaian
digital, transduser dua dimensi dan tiga dimensi modern penghasil gambar jaringan yang lebih fokus, dan
penentuan jenis kelamin janin pada kandungan ( Fetal Anatomic Sex Assignment/FASA).

Penemuan metode penentuan ukuran janin (fetal biometry) dimulai sekitar tahun 1980-an.
Berdasarkan tampilan gambar pada layar USG, beberapa parameter yang biasa dijadikan standar
penentuan ukuran dan berat janin antara lain diameter kepala janin, keliling lingkaran kepala janin,
panjang tulang paha, dan lingkar perut. Metode fetal biometryini dapat membantu Dokter Obserti
genokologi menentukan apakah pertumbuhan janin berjala normal atau tidak.

Teknologi transduser digital sekitar tahun 1990-an memungkinkan gelombang utrasonik yang diterima
menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh yang lebih jelas. Penemuan komputer pada
pertengahan 1990-an membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses, Pertama
gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam
komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan
terdiri dari transduser penghasil gambar dua dimensi dan tiga dimensi.
C. Prinsip Kerja dari Ultrasonografi(USG)

Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengaran
telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia
mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz). Sedangkan dalam pemeriksaan
USG ini mengunakan frekuensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz). Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut
dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk
akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan teganganlistrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-
electric, yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila
dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan
mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi.

Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien. Diagnostik
sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertz.Sedangkan dalam fisika istilah
"suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia
(20.000 Hertz), penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi
yang ratusan kali lebih tinggi.

Cara kerja USG adalah memantulkan gelombang suara dan menerima kembali gelombang suara yang
telah dipantulkan setelah terkena suatu obyek. Obyek disini berupa organ tubuh. Gelombang suara
dikeluarkan oleh transducer dengan panjang gelombang 2,5-14 kilohertz, panjang gelombang yang
dikeluarkan bervariasi tergantung dari bentuk transducer. Hasil pemantulan gelombang suara tersebut
kemudian akan diterima kembali oleh transducer dan diproses oleh mesin USG kemudian ditayangkan
dalam monitor. Kinerja USG tergantung dari semua alat-alat yang ada pada mesin USG yaitu :

a. Transduser

Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa seperti
dinding dada untuk pemeriksaan paru ataudinding perut untuk pemeriksaan kehamilan. Di dalam
transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap gelombang yang disalurkan oleh transduser.
Kristal ini bernama Piezo Electric, yang ditemukan oleh Piere Curie dan Jacques pada tahun sekitar 1880;
tebalnya sekitar 2,85 mm. Apabila Kristal piezo electric dialiri tegangan listrik maka lempengan Kristal
akan mengalami vibrasi sehingga timbul frekuensi ultra; begitu pula vibrasi Kristal akan menimbulkan
arus listrik.

Gelombang diterima dalam bentuk akuistik (gelombang pantul) sehingga fungsi kristal disini adalah
untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer
sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.

b. Monitor

Monitor adalah layar yang digunakan untuk menampilkan bentuk gambar dari hasilpengolahan data
komputer. Monitor yang digunakan pada awal penemuan USG masih berupa layar tabung besar yang
terpisah dari mesin USG. Perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat membawa kemajuan
pada teknologi monitor. Kalau pada awal penemuan memakai layar tabung yang besar kini sudah
menggunakan layar kecil dan tipis. Awal penemuan USG layar monitor masih hitam putih sekarang sudah
berwarna. Layar monitor sekarang juga menjadi satu dengan alat USG sehingga bentuk USG lebih terlihat
kecil.

c. Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG berfungsi mengolah data yang diterima dalam bentuk
gelombang dan mengubah gelombang menjadi gambar. Mesin USG merupakan pusat pengolah data
seperti central processor unit (CPU) pada komputer. Mesin USG sangat mempengaruhi hasil pencitraan
USG. Semakin baik CPU yang dipakai pada mesin akan semakin baik dan cepat hasil yang ditayangkan
di layar monitor USG. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi perkembangan bentuk mesin USG. Awal
penemuan mesin USG masih berbentuk sangat besar dan berat sehingga sulit untuk dipindah-
dipindahkan, sekarang ukuran mesin USG sudah sangat kecil.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penulis membahasa secara rinci dalam setiap poin pada makalah ini. hal tersebut berdasarkan dari
pendapat ahli, buku, maupun penelitian sebagai dasar pemikiran dalam penjelasan maupun pembahasan.
Penulis berharap penjelasan dari pendapat ahli bisa meyakinkan pembaca mengenai apa yang penulis
jelaskan serta bisa dipahami dengan baik. Setelah melakukan pembahasan mengenai Utrasonografi(USG),
penulis menyimpulkan dari temuan dan pembahasan mulai dari definisi, manfaa, dampak dan tujuannya.
Berikut simpulan dari makalah ini.

1. USG adalah suatu alat dalam bidang kedokteran yang digunakan untuk pemeriksaan bagian tubuh
maupun janin dalam rahim sorang ibu dengan mengunakan gelombang ultrasonik yang dipancarakan ke
bagian tubuh yang akan di deteksi.

2. USG adalah alat yang ditemukan melalui beberapa percobaan melalui eksperimen oleh ahli-ahi
fisika dan ahli Kedokteran

3. Prinsip Cara kerja USG adalah memantulkan gelombang suara dan menerima kembali gelombang
suara yang telah dipantulkan setelah terkena suatu obyek. Obyek disini berupa organ tubuh. Gelombang
suara dikeluarkan oleh transducer dengan panjang gelombang 2,5-14 kilohertz, panjang gelombang yang
dikeluarkan bervariasi tergantung dari bentuk transducer.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada makalah ini, ada beberapa rekomendasi yang dapat
dijadikan masukkan bagi pembaca maupun penulis selanjutnya. Hal ini diharapkan bisa menjadi saran
yang tepat untuk nantinya bisa dilakukan oleh pembaca. Penulis memiliki beberapa saran untuk penulis
selanjutnya agar makalah ini bisa terus berlanjut sehingga memberikan banyak manfaat bagi
duniaKedokteran. Berikut beberapa saran dari masalah yang bisa dilakukan untuk penulis selanjutnya :

1. Jenis-jenis dari Utrasonografi

2. Kelebihan dan kekurangan dari Ultrasonografi

Anda mungkin juga menyukai