Anda di halaman 1dari 4

Brushing

A. Menggosok gigi
Aplikasi kebersihan mulut oleh individu merupakan tindakan pencegahan
yang paling utama dianjurkan, juga berarti individu tadi telah melakukan tindakan
pencegahan yang sesungguhnya, praktek kebersihan mulut ini dapat dilakukan
dengan cara menggosok gigi (Arianto dkk, 2014). Sikat gigi adalah alat untuk
membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan pegangan. Sikat gigi
diperkirakan sudah ada sejak 3.500 SM oleh bangsa Babilonia dan Mesir.
Berdasarkan temuan sejarah ini, sikat gigi dinyatakan sebagai salah satu alat
paling tua yang masih digunakan oleh manusia sampai sekarang. Sikat gigi
merupakan salah satu alat fisioterapi mulut yang digunakan secara luas untuk
membersihkan gigi dan mulut. Sikat gigi ada yang manual maupun elektrik
dengan berbagai ukuran dan bentuk. Sikat gigi adalah alat utama pembersih gigi.
Alat bantu pembersih lainnya : interdental brush, benang gigi, dental tape,
interdental stimulator, tusuk gigi, kain poles, pembersih lidah (Senjaya, 2013).

B. Fungsi menggosok gigi


Menyikat gigi merupakan bagian penting dari rutinitas kebersihan mulut.
Rutinitas ini biasanya termasuk penggunaan sikat gigi dan pasta gigi. Sikat gigi
saat ini terdiri dari kepala bulu-bulu berkerut yang terpasang di pegangan, yang
memfasilitasi pembersihan area yang mudah dijangkau dan sulit dijangkau di
dalam mulut (Tadinada, 2015).
Menyikat gigi sangat penting dalam upaya menjaga kesehatan gigi,
kebersihan gigi, mencegah timbulnya karies gigi, mencegah timbulnya penyakit-
penyakit periondotal, memberikan perasaan segar pada mulut serta menjadikan
diri lebih percaya diri. Tujuan menggosok gigi adalah unutk mebersihkan mulut
dari sisa-sisa makanan agr fermentasi sisa makanan tidak berlangsung lama,
sehingga kerusakan gigi dapat dihindari. Menggosok gigi dilakukan 2-3 x/hari,
terutama setelah makan dan sebelum tidur (Kusumawardani, 2011).
C. Metode menyikat gigi
Dewasa ini telah banyak tersedia sikat gigi dengan berbagai ukuran,
bentuk, tekstur, dan desain dengan berbagai derajat kekerasan dari bulu sikat.
Salah satu penyebab banyaknya bentuk sikat gigi yang tersedia adalah adanya
variasi waktu menyikat gigi, gerakan menyikat gigi, tekanan, bentuk dan jumlah
gigi pada setiap orang. Terdapat 5 metode menyikat gigi yaitu, Bass, S Stillman,
Horizontal, Vertical, dan Roll. Metode Bass dan Roll yang paling sering
direkomendasikan. Metode yang umum digunakan adalah meode horizontal,
metode roll, dan metode vertical (Putri dkk 2010).
Beberapa metode menyikat gigi sebagai berikut (Maulani C, 2005 ; Putri dkk
2010 ; Manson, J.D., and Elley B.M., 2012)

1. Metode Vertikal: dilakukan untuk menyikat bagian depan gigi, kedua rahang
tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Untuk permukaan
gigi belakang, gerakan yang dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka.
Sedangkan pada metode horizontal semua permukaan gigi disikat dengan gerakan
ke kiri dan ke kanan. Kedua metode tersebut cukup sederhana, tetapi tidak begitu
baik untuk dipergunakan karena dapat mengakibatkan resesi gingiva dan abrasi
gigi.
2. Metode Roll: ujung bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke akar gigi
dan arah bulu sikat pada margin gingiva, sehingga sebagian bulu sikat menekan
gusi. Ujung bulu sikat digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat gigi
bergerak membentuk lengkungan melalui permukaan gigi. Permukaan atas
mahkota juga disikat. Gerakan ini diulangi 8-12 kali pada setiap daerah dengan
sistematis. Cara pemijatan ini terutama bertujuan untuk pemijatan gusi dan untuk
pembersihan daerah interdental.
3. Metode Charter: ujung bulu sikat diletakkan pada permukaan gigi (oklusal),
membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu panjang gigi dan ke atas. Sikat gigi
digetarkan membentuk lingkaran kecil, tetapi ujung bulu sikat harus berkontak
denga tepi gusi. Setiap bagian dapat dibersihkan 2-3 gigi. Metode ini merupakan
cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan pendukung gigi, walaupun agak sukar
untuk dilakukan.
4. Metode Bass: bulu sikat pada permukaan gigi membentuk sudut 45 derajat
dengan panjang gigi dan diarahkan ke akar gigi sehingga menyentuh tepi gusi.
Dengan cara demikian saku gusi dapat dibersihkan dan tepi gusinya dapat dipijat.
Sikat gigi digerakkan dengan getaran kecil-kecil ke depan dan ke belakang selama
kurang lebih 15 detik.
5. Metode Fones atau teknik sirkuler: bulu sikat ditempelkan tegak lurus pada
permukaan gigi. Kedua rahang dalam keadaan mengatup. Sikat gigi digerakkan
membentuk lingkaran-lingkaran besar, sehingga gigi dan gusi rahang atas dan
bawah dapat disikat sekaligus. Daerah diantara 2 gigi tidak mendapat perhatian
khusus. Untuk permukaan belakang gigi, gerakan yang dilakukan sama tetapi
lingkarannya lebih kecil.
6. Metode Stillman dimodifikasi: dianjurkan untuk pembersihan pada daerah
dengan resesi gingiva yang parah disertai tersingkapnya akar gigi, guna
menghindari dekstruksi yang lebih parah pada jaringan akibat abrasi sikat gigi.
Jenis sikat gigi yang dianjurkan adalah sikat gigi dengan kekerasan bulu sikat
sedang sampai keras, yang terdiri dari dua atau tiga baris rumpun bulu sikat.

D. Menjaga Sikat Gigi


Tips menjaga sikat gigi agar tetap sehat untuk digunakan (Senjaya, 2013) :
a) Perhatikan jarakpenyimpanan sikat gigi dengan WC, sebab
b) WC mengandung banyak bakteri. Apabila sikat gigi disimpan di dekat
WC, bakteri dari WC dapat menempel ke sikat gigi;
c) Bilas sikat gigi hingga benar – benar bersih, sikat dikebas – kebaskan agar
kering dan pastikan sisa-sisa busa pasta gigi sudah tidak menempel pada
sikat gigi;
d) Simpan sikat gigi di tempat yang kering. Bakteri menyukai
tempat lembab;
e) Simpan sikat gigi dengan kepala sikat gigi menghadap ke atas
f) jangan menggunakan sikat gigi bergantian, termasuk dengan saudara
sekalipun;
g) Jangan menyimpan sikat gigi berdekatan dengan sikat gigi orang lain;
h) Gantilah sikat gigi setelah mengalami sakit gigi;
i) Gantilah sikat gigi dengan rutin: 3 – 4 bulan sekali
Arianto. Zahroh Shaluhiyah, Priyadi Nugraha.2014. Perilaku Menggosok Gigi pada Siswa

Sekolah Dasar Kelas V dan VI di Kecamatan Sumberejo. Jurnal Promosi

Kesehatan Indonesia Vol. 9 / No. 2

Kusumawardani, E. 2011. Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta: Siklus.

Manson, J.D., and Elley B.M., 2012, Buku Ajar Periodonti(terj.), Ed.2, Hypokrates,Jakarta.

Maulani, C., 2005, Kiat Merawat Gigi Anak. Gramedia, Jakarta

Putri MH, Herijulianti E dan Nurjannah N. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan

Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC, 2010: 56-76, 107-118.

Senjaya, Asep Arifin. 2013. MENYIKAT GIGI TINDAKAN UTAMA UNTUK KESEHATAN GIGI.

jurnal Skala Husada Volume 10 Nomor 2 September

Tadinada, Aditya. Jessica Kilham. Pooja Bysani. Aadarsh Gopalakrishna. 2015. The

Evolution of A Tooth Brush: From Antiquity to Present- A Mini-Review. Journal

of Dental Health, Oral Disorders & Therapy. Volume 2 Issue 4

Anda mungkin juga menyukai