Anda di halaman 1dari 3

MALARIA

Penulis: Araswati Nurul Syifa

Apa itu malaria?


Penyakit Malaria merupakan penyakit menular yang menyebabkan penderita
mengalami demam, kelelahan, muntah dan pusing kepala. Tanda-tanda dan gejala
penyakit ini baru akan timbul pada 10 hari pertama hingga 4 minggu setelah
penderita terkena gigitan oleh nyamuk anhopeles.

Penyakit malaria merupakan penyakit yang tidak memandang usia ataupun jenis
kelamin, penyakit ini dapat menyerang ke semua kelompok usia dan jenis
kelamin.

Penyakit yang ditimbulkan oleh nyamuk anhopeles ini bila tidak ditangani dengan
segera dapat menyebabkan penyakit komplikasi seperti anemia dan gula darah
rendah (hipoglikemia). Pada kasus yang lebih serius, penderita dapat mengalami
malaria serebral, di mana pembuluh darah menuju otak tersumbat dan berisiko
mengakibatkan kematian. Tidak hanya itu saja, tetapi juga dapat mengakibatkan
kerugian finansial yang besar berupa biaya perawatan dan pengobatan.

Nyamuk anhopeles merupakan hospes dari parasit yang bertipe plasmodium yang
dapat menyebabkan penyakit malaria, penyakit yang disebabkan oleh parasit
plasmodium falciparum ini dapat menyerang manusia melalui gigitan nyamuk
anhopeles betina yang terinfeksi oleh parasit plasmodium falciparum. Ketika
nyamuk anhopeles mengigit manusia nyamuk tersebut akan menyebarkan parasit
ke dalam aliran darah dan kemudian parasit akan berkembang di dalam hati, dan
dalam beberapa hari akan menyerang sel darah merah.

Penyakit malaria ini masih tersebar di beberapa wilayah Indonesia terutama pada
Indonesia bagian timur. Menurut Prof. Munif terdapat dua faktor utama yang
mempengaruhi persebaran nyamuk anhopeles yaitu faktor biotik dan abiotik.
Faktor biotik di antaranya penyebaran spesies dan kerapatan vegetasi seperti
keteduhan dan jumlah sinar matahari. Sedangkan, faktor abiotik seperti intensitas
sinar matahari, kecepatan angin, dan curah hujan. Selain itu terdapat faktor lain
yang mempengaruhi persebarannya yaitu kondisi lingkungan yang kurang bersih
dan lingkungan tempat tinggal yang tak dirawat/dibersihkan dengan baik dapat
juga menjadi tempat yang sangat cocok bagi nyamuk anhopeles untuk
berkembang biak dan bertahan hidup, hal ini dapat membuat populasi nyamuk
anhopeles meningkat dan meningkatkan angka resiko penduduk sekitar terserang
malaria semakin tinggi.

Banyak upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan penyebaran penyakit


malaria di permukiman masyarakat. Menjaga lingkungan rumah tetap bersih
merupakan nilai utama dari pencegahan penyakit ini. Dimulai dari pengurasan bak
mandi minimal seminggu sekali dapat mengurangi resiko tinggalnya hospes
nyamuk anhopeles di dalam kamar mandi rumah. Penggunaan jerat kawat disetiap
ventilasi juga dapat meminimalisirkan akses masuknya nyamuk anhopeles ke
dalam rumah, disisi lain pencegahan juga dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan lingkungan luar rumah, seperti membersihkan selokan agar tidak ada
sampah yang tersumbat yang dapat menyebabkan aliran selokan tidak mengalir
dengan baik, karena hal itu dapat mengundang datangnya nyamuk anhopeles yang
dapat membawa parasit plasmodium dan kemudian berkembangbiak d lingkungan
sekitar. Pemakaian kelambu dapat dikatakan mempunyai hubungan bermakna
dengan kejadian malaria, hal ini berarti bahwa pencegahan penyakit malaria pun
dapat dicegah dengan cara memakai kelambu pada saat akan tidur malam, ini
menyebabkan nyamuk anhopeles tidak dapat mendarat ke tubuh bahkan mengigit
tubuh karena jalur yang dilewati terhalang oleh kelambu.

Reference
Sari,A. Sucipto, C.D. & Hajimi. FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN
MALARIA DI KECAMATAN TOHO KABUPATEN PONTIANAK.
Khoirudin, M.H. Respatiwulan. & Susanto, I. POLA PENYEBARAN
PENYAKIT MALARIA MENGGUNAKAN MODEL DISCRETE TIME
MARKOV CHAIN SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (DTMC SIS)

Anda mungkin juga menyukai