Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah

didalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan

tapa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri

menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal

jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Endang Triyanto,

2014). Definisi lain menyebutkan hipertensi adalah keadaan

peningkatan tekanan darah yang akan memberi gejala lanjut kesuatu

organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner

(untuk pembuluh darah jantung) dan hipertropi ventrikel kanan atau

kiri (untuk otot jantung) (Nadjib, 2015). Sehingga dapat disimpulkan

hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah yang abnormal

tinggi yang dapat menyebabkan resiko terhadap stroke.

2. Etiologi Hipertensi

a. Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini belum dapat

diketahui. Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong

hipertensi esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi

sekunder. Onset hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun.

Hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi dimana penyebab


sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Pada hipertensi primer

tidak ditemukan penyakit renovaskuler, aldosterinism, pheochro-

mocytoma, gagal ginjal dan penyakit lainnya. Penyebab timbulnya

hipertensi primer termasuk faktor lain yang diantara adalah faktor

stres, intake alkohol moderat, merokok, lingkungan dan gaya hidup

(Endang Triyanto, 2014)

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat

diketahui antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan

kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal

(hiperaldosteronisme) (Endang Triyanto, 2014).

c. Faktor risiko

Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan

bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko

hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan

meningkatnya usia. Ini sering menyebabkan oleh perubahan

alamiah dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah

dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun

akan menaikan insiden penyakit koroner dan kematian prematur.

Jenis kelamin sangat erat kaitannya terhadap terjadinya hipertensi

dimana pada masa muda dan masa parubaya lebih tinggi penyakit

hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur

55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause. Faktor


lingkungan seperti stres berengaruh terhadap timbulnya hipertensi

esensial. Hubungan stres dengan hipertensi, diduga mulai aktivasi

saraf simpatis. Berdasarkan penyelidikan lain,kegemukan

merupakan ciri khas dari populasi hipertensi dan dibuktikan bahwa

faktor ini mempunyai ikatan yang erat dengan terjadinya hipertensi

dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan

anatar obesitas dan hipertensi esensial, tetatpi penyelidikan

membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume

darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi

dibandingkan dengan penderita dengan berat badan normal.

Terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah

penderita obesitas lebih tinggi daripada penderita hipertensi berat

badan normal (Endan Triyanto, 2014)

3. Klasifikasi Hipertensi

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik


Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (Hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 (Hipertensi 160-179 mmHg 100-109 mmHg
sedang)
Stadium 3 (Hipertesi berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4 (Hipertensi 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
maligna)

(Endang Triyanto, 2014)


Batasan baku yang dipakai WHO adalah HT jika TDS >160 mmHg

atau TDD >95 mmHg. Klasifikasi HT menurut WHO:

1. HT ringan: TDD 90-110 mmHg

2. HT sedang: TDD 110-130 mmHg

3. HT berat: >130 mmHg

Disini tampak bahwa WHO memakai tekanan diastolik sebagai bagian

tekanan yang dipakai dalam kriteria diagnosis dan klasifikasi. Tekanan

darah manusia meliputi tekanan darah sistolik, tekanan darah waktu

jantung menguncup dan tekanan darah diastolik yakni tekanan darah

waktu jantung istirahat (Nadjib, 2015)

4. Tanda dan Gejala Hipertensi

Hipertensi memiliki tanda dan gejala seperti, pusing, mudah

marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat

ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan

(jarang dilaporkan). Individu yang menderita hipertensi kadang

tidak menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada

menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang

khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah

bersangkutan. Prubahan patologis pada ginjal dapat bermanfestasi

sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari).

Ketelibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau

serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralis


sementara pada satu sisi (Himeplegia) atau gangguan tajam

penglihatan (Endang Triyanto, 2014)

5. Patofisologi Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai