PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penerapan intervensi penerapan ROM aktif dan pasif yang
diberikan pada 2 klien di RSM Siti Kadijah, Gurah, Kabupaten Kediri, hasil
gerak.
Berdasarkan model keperawatan Orem’s yang terkait dengan Self Care Theory.
kebutuhan self-care klien dapat di penuhi oleh perawat, klien dan keluarga.
Apabila ada self-care dificit yaitu defisit antara apa yang bisa di lakukan dan apa
antara perawat, klien dan keluarga. Pada intervensi yang dilakukan dengan
secara mandiri.
71
72
dan injury, tingkat energi, usia dan status perkembangan. ROM merupakan salah
fisik, dengan menerapkan danmengajarkan tehnik ROM aktif dan pasif pada klien
dan keluarga secara tepat dan benar maka masalah yang diakibatkan oleh
gangguan mobilitas fisik secara berkala akan dapat dikurangi atau bahkan
dicegah.
mengeluhkan tangan dan kaki sebelah kiri lemas sulit digerakan serta pasien
penyakit, dalam kasus ini adalah CVA. Adanya penyakit tertentu seperti CVA
fisik, salah satunya dengan ROM aktif dan pasif yang dapat dipercaya
Klien mengatakan tangan dan kaki sebelah kiri sulit untuk digerakan. Klien
tahun, klien rajin berobat ke dokter tetapi saat obat pasien tidak berobat lagi
sehingga terjadi serangan CVA pertama saat ini. Klien mengatakan penyakit
yang dideritanya saat ini akibat tidak berobat. Terkait pengetahuan terhadap
karena pola makan dan makanan yang dimakan dulu dan tidak berobat.
klien tampak lemah kekuatan otot ektremitas kiri 3. Hal ini disebabkan karena
dalam penelitian ini dilakukan modifikasi ROM aktif dan pasif (latihan gerak
aktif dan pasif)dengan cara melatih dan mengajarkan klien dan keluarga
tentang tehnik ROM aktif dn pasif secara berkala. Sesuai dengan teori
74
dukungan dan pelajaran berupa penerapan tehnik ROM aktif dan pasif
sebagai terapi pada gangguan mobilitas fisik pada klien sehingga keluarga
dan klien menjadi nursing agency yaitu orang yang mampu memenuhi status
tempat tidur, tonus otot sinistra tampak menglami peningkatan kekuatan otot,
pasien tampak mengangkat dan menggerakkan kaki dan tangan sebelah kiri
kurang lebih sudah 10 tahun dan DM sekitar 4 tahun, pasien rajin berobat ke
75
dokter tetapi sekitar 6 bulan terakhir pasien tidak berobat dan terjadi serangan
salah satunya dengan upaya ROM aktif dan pasif yang dapat dipercaya
CVA.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa salah satu penyebab klien mengalami
gangguan mobilitas fisik karena CVA. CVA terjadi karena hipertensi yang
Klien rajin berobat ke dokter tetapi sekitar 6 bulan terakhir pasien tidak
kebutuhannya secara mandiri, hal ini menunjukan jika klien mengalami self
care defisit yaitu dimana klien dan membutuhkan bantuan perawat untuk
hal ini adalah gangguan mobilitas fisik, sehingga dalam kasus ini perawat
76
mengajarkan dan menerapkan latihan ROM aktif dan pasif untuk mencegah
4.3 Analisis Perbandingan Intervensi ROM Aktif Dan Pasif Pada Kasus 1
Orem
Dari kedua kasus diatas dapat dianalisis bahwa gangguan mobilisasi fisik
yang dilalami oleh klien di sebabkan karena proses penyakit yaitu CVA.
Kedua klien mengalami keterbatasan gerak, akan tetapi gejala yang dialami
berbeda.
Dari hasil evaluasi 2 kasus didapatkan kasus 1, Tn. S pada awal sebelum
penerapan tehnik ROM aktif dan pasif klien mengalami keterbatasan gerak
ektremitas kiri kekuatan otot 3. setelah 3 hari dilakukan latihan ROM aktif
dan pasif oleh perawat dan keluarga klien perubahan kekutan otot ektremitas
kiri dari 3 menjadi 4 serta keluarga mampu memberikan latihan ROM aktif
77
dan pasif pada klien. Klien dapat merubah posisi menggunakan ektremitas
yang sehat.
sendiri dimana dengan motivasi untuk berlatih rentang gerak yang teratur
menjadikan otot lebih rileks sehingga mobilisasi dapat tercapai. Selain itu Tn.
“S” sebagai kepala rumah tangga membuat klien lebih termotivasi untuk
cepat sembuh dan mencari nafkah untuk keluarga. Faktor penghambat yang
terjadi pada pasien yang kedua dapat disebabkan kerusakan pada saraf otak
koordinasi gerak, karena itu perlu diberikan terapi untuk nutrisi otak,
gerak.
Intervensi ROM aktif dan pasif yang dilakukan oleh perawat dan diajarkan
pada klien dan keluarga dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan
dapat dicegah atau dikurangi. ROM adalah latihan yang dapat dilakukan oleh
jika memungkinkan tanpa menyebabkan rasa nyeri (Brunner & Sudart 2002).
ROM melibatkan faktor seperti gaya hidup, kebudayaan, proses penyakit dan
mobilitas fisik, dengan menerapkan dan mengajarkan tehnik ROM aktif dan
pasif pada klien dan keluarga secara tepat dan benar maka masalah yang
didapatkan kedua klien dan keluarga mampu melakukan ROM aktif dan pasif
itu setelah perawat mengajarkan tentang cara memberikan ROM aktif dan
awalnya hanya bedrest sekarang mampu melakukan latihan ROM aktif dan
pasif dibantu oleh keluarga sehingga kekuatan otot meningkat serta terhindar
dari komplikasi. Begitu juga Ny. M yang pada awalnya hanya bedrest, seteleh
menerapkan ROM aktif dan pasif yang dibantu oleh keluarga juga terhindar
dari komplikasi.
sama yaitu gangguan mobilitas fisik karena penyakit CVA. Hal ini
berupa penerapan tehnik ROM aktif dan pasif sebagai terapi pada gangguan
mobilitas fisik pada klien. Perawat menyediakan kebutuhan self care akibat
Dari hasil evaluasi hari ketiga, kedua klien dan keluarga mampu menerapkan
ROM aktif dan pasifsecara teratur. Keberhasilan intervensi ROM aktif dan
pasif tersebut dapat dilihat dari status perkembangan klien dan dari evaluasi
setelah dilakukan intervensi keperawatan selama tiga kali untuk klien dan
keluarga mampu menerapkan ROM aktif dan pasif secara teratur secara
Kelebihan dari konsep model dan teori keperawatan menurut Orem yaitu
utuk memenuhi kebutuhan dan mencapai self care. Dalam hal ini sistem
aktif dan pasif yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kompilkasi seperti
kontraktur dan atrofi otot dan menjadikan keluarga sebagai nursing agency.
gangguan mobilitas fisik. Kelebihan lain dari teori model Orem adalah asuhan
Kekurangan dari model self care Orem yaitu hasil data pengkajian pada
model konsep self care ini belum seluruhnya tergali, karena pengkajian Orem
tidak mencakup data psikologis, budaya dan spiritual. Sehingga, jika terdapat
teori Orem tidak dicantumkan secara global. Hanya beberapa item yang
dikaji. Dalam hal ini perawat perlu menggali keluhan klien secara rinci untuk