Komunikasi Dan Perkembangan Agribisnis
Komunikasi Dan Perkembangan Agribisnis
1 PENDAHULUAN
MODUL II
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian telah memberikan
banyak perubahan di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh
adanya perubahan pola perilaku para petani dalam mengelola usahanya dari teknologi "apa
adanya" dengan teknologi yang sengaja dikembangkan untuk mencapai tingkat produktivitas
yang tinggi.
Suatu paket teknologi pertanian akan tidak ada manfaatnya bagi para petani di
pedesaan jika teknologi tersebut tidak dikomunikasikan ke dalam alam masyarakat pedesaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu pihak dan perkembangan masyarakat
di lain pihak telah menciptakan struktur komunikasi informasi di pedesaan menjadi sangat
kompleks. Sehingga dapat dikatakan bahwa akan ada perubahan secara terus-menerus dalam
hal cara kerja (teknik kerja) pada petani jika kepada mereka dilakukan komunikasi teknologi
yang baik dan tepat.
Di pedesaan, peranan komunikasi menjadi sangat penting sebab diperlukan
pengetahuan yang lebih luas terutama proses pendekatan, dalam menyampaikan suatu maksud
agar dapat diterima oleh masyarakat petani. Sukses atau gagalnya pertanaman serta untung
atau ruginya hasil-hasil pertanian, sangat dipengaruhi oleh adanya informasi yang diterima
oleh para petani di pedesaan tentang sesuatu teknologi pada saat yang tepat.
Dalam Loka Karya Dewan Riset Nasional IV tanggal 13 Desember 1993 di Jakarta
telah menghimpun banyak pandangan dari para pakar dan ilmuwan guna mengarahkan
kemampuan Riset dan Teknologi bagi pengembangan Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan
hubungan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pemanfaatan, pengem-
bangan dan penguasaan IPTEK (llmu Pengetahuan dan Teknologi) di Kawasan Timur
Indonesia.
Pertemuan itu menyimpulkan bahwa sebagian besar wilayah KTI masih menjalankan
kehidupan dengan pemanfaatan teknologi tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang dan
sifatnya statis. Kalaupun terjadi pertumbuhan dan perkembangan berjalannya sangat lambat.
Asumsi yang disajikan dalam pertemuan ini menyimpulkan bahwa jenis dan tingkatan
tradisional masyarakat KTI dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ;
Materi kuliah Brawijaya University 2017
1) Tradisi, dalam hal ini pemimpin setempat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
teknologi di wilayahnya,
2) Letak geografis yang berpengaruh pada perbedaan penguasaan berbagai jenis
teknologi (teknologi tradisional bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain)
misalnya antara masyarakat pedalaman dan masyarakat pegunungan, pesisir pantai
atau sekitar pela-buhan dan pusat perdagangan,
3) mata pencaharian banyak dipengaruhi oleh alam lingkungan, sementara masyarakat
tradisional hidupnya bergantung pada alam.
Dari berbagai variasi penguasaan jenis dan tingkat teknologi masyarakat pedesaan di KTI
khususnya, berimplikasi pada variasi pada pola dan sistem komunikasi teknologi sesuai
kondisi alam, sosial dan budaya masyarakat setempat.
Apakah masyarakat atau suatu keluarga telah menerima bahan-bahan dan peralatan
untuk rumah tangga mereka serta membuat sesuatu yang terbaik dari bahan-bahan dan
peralatan yang diterima itu, sangat bergantung dari macamnya informasi atau teknologi yang
mereka terima.
Berbagai kemajuan yang telah kita capai selama ini, tentu juga karena peranan
komunikasi penyuluhan yang baik. Keberhasilan bangsa Indonesia dalam mencapai tahap
swasembada beras tahun 1984 merupakan keberhasilan para penyuluh pertanian dalam
menyebarluaskan teknologi penanaman padi yang lebih baik ke tengah masyarakat kita.
Dalam hal ini sudah terjadi perubahan teknologi pada petani yaitu dari teknologi sederhana
dengan teknologi panca usaha. Usaha kita untuk mempertahankan tingkat swasembada pun
menuntut peranan yang lebih aktif jajaran komunikasi penyuluhan agar dapat memberikan
informasi yang lebih akurat kepada masyarakat petani terutama tentang hal-hal yang berkaitan
dengan teknologi serta keuntungan yang dapat diraih apabila dapat mempertahankan tingkat
swasembada beras.
Kendatipun hampir semua kita menyadari bahwa aspek komunikasi penyuluhan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggapai suatu keberhasilan, namun masih
banyak pihak yang belum mengetahui komunikasi penyuluhan secara baik atau kadang-
kadang dengan sengaja mengabaikan aspek komunikasinya karena orientasinya masih
melekat pada teknologi itu sendiri. Dengan demikian merupakan tugas kita untuk
menyebarluaskan hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi teknologi pedesaan agar semua
pihak mau dan mampu menempatkan peranan komunikasi penyuluhan ini sesuai dengan tugas
yang diembannya.
Page 2 of 13
Materi kuliah Brawijaya University 2017
2 APLIKASI KOMUNIKASI
Menurut Charles Cooly (dalam Mardikanto, 1982) mengartikan komunikasi sebagai
suatu mekanisme yang memungkinkan atau menyebabkan adanya hubungan antar manusia.
Hasil dari proses komunikasi adalah terjadinya komunikasi antar pribadi yang ditandai oleh
adanya tindakan pengungkapan oleh pihak seseorang atau lebih. Selanjutnya menurut
Margono (1978) mendefinisikan komunikasi adalah suatu mekanisme atau proses
penyampaian pesan-pesan, gagasan-gagasan, harapan dan perasaan-perasaan dari orang-orang
tertentu kepada orang-orang lain yang berkepentingan.
Secara ringkas dapat kita simpulkan bahwa komunikasi pedesaan merupakan proses
penyampaian ide-ide atau gagasan-gagasan baru dari sumber ide (termasuk para PPL) kepada
penerima melalui media, metode dan gaya tertentu sehingga si penerima (dalam hal ini para
petani) berperilaku sesuai dengan yang diinginkan oleh sumber ide (penyuluh). Dalam
konteks pembangunan pertanian di pedesaan, komunikasi ini sangat menentukan :
1) apakah paket teknologi (inovasi) yang diberikan itu dapat diterapkan oleh petani atau
tidak (aspek teknik),
2) apakah komunikasi yang dilakukan dapat mengubah pola pertanian tradisional dengan
pola pertanian modern yang lebih efisien (aspek ekonomis),
3) apakah diseminasi teknologi ke dalam alam masyarakat desa tersebut sesuai dengan
kondisi sosial masyarakat setempat atau tidak (aspek sosial).
Misalnya masyarakat desa yang mayoritas beragama Islam tidak akan menerima paket
teknologi yang berisi teknik pengembangan ternak babi. Hal ini berarti secara sosial teknologi
atau paket pembangunan tersebut ditolak oleh masyarakat yang bersangkutan.
Pengembangan teknologi pedesaan melalui komunikasi harus mengikuti 3 (tiga)
prinsip pokok agar teknologi tersebut dapat diterima oleh masyarakat petani di desa. Ketiga
prinsip tersebut adalah :
1) teknologi tersebut secara teknik dapat dilaksanakan oleh masyarakat desa tersebut,
2) secara ekonomis pengembangan teknologi tersebut harus dapat memberikan
keuntungan ekonomis bagi masyarakat penerima,
3) secara sosial kehadiran teknologi tersebut tidak menimbulkan kerawanan sosial,
keretakan sosial.
3 TUJUAN KOMUNIKASI PENYULUHAN DI PEDESAAN
Tujuan komunikasi inovasi ke dalam masyarakat pedesaan pada dasarnya sama
seperti tujuan komunikasi pada umumnya. Akan tetapi sebagaimana sasaran terakhir dari
kegiatan komunikasi penyuluhan adalah peningkatan pendapatan serta kesejahteraan
masyarakat petani di desa.
Page 3 of 13
Materi kuliah Brawijaya University 2017
dan pandangan hidup, ide-ide dari masyarakat pedesaan, sangat mempengaruhi penerimaan
mereka terhadap informasi-informasi yang datang dari sumber-sumber lain.
Ada tiga hal yang dapat dilihat hubungan antara aspek kebudayaan setempat dengan
efektivitas komunikasi dalam masyarakat pedesaan.
1. Pada suatu daerah yang mempunyai kebudayaan tinggi dan di sana terjadi
pertentangan antara nilai-nilai yang berada dalam sistem famili dan tradisi dengan
nilai-nilai individualisme dan ilmu pengetahuan, maka di sana akan sulit dimasuki
oleh saluran-saluran komunikasi yang berasal dari luar. Dalam hal seperti ini, maka
komunikasi akan berjalan efektif apabila kita mampu menghancurkan atau
mengeliminir peranan sistem famili dan tradisi tersebut. Sehingga petugas yang
bergerak dalam bidang komunikasi harus mempunyai tujuan dan keinginan yang akan
dicapai harus jelas.
2. Penerimaan dari komunikasi itu juga dipengaruhi oleh seberapa jauh informasi
tersebut telah disebarkan ke dalam daerah tersebut dan telah didukung oleh nilai-nilai
yang terdapat di daerah tersebut seperti nilai-nilai persatuan serta pandangan
masyarakat terhadap sesuatu yang berguna bagi diri dan keluarganya. Suatu
komunikasi yang datang dari luar mungkin akan ditolak oleh masyarakat desa jika
mereka masih kuat mempertahankan nilai-nilai yang mereka miliki.
3. Komunikasi yang semantik (semantic of communication) suatu komunikasi disebut
efektif apabila pengertian-pengertian yang diberikan oleh komunikator dapat dipahami
dan diterima oleh komunikan. Kata-kata yang dipakai harus dapat dipahami dan harus
disesuaikan dengan kebudayaan setempat. Hal ini memang menjadi salah satu kendala
serius dalam kegiatan diseminasi teknologi ke dalam masyarakat pedesaan karena
tingkat pendidikan masyarakat relatif rendah sehingga sulit menangkap maksud dan
tujuan serta informasi lainnya yang diberikan penyuluh. Pemakaian bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti ini bertujuan untuk dapat menciptakan komunikasi
dua arah. Harus pula diingat, bahwa komunikasi dua arah (two way traffic
communication) merupakan cara komunikasi yang paling baik. Karena dengan
komunikasi dua arah baik komunikan maupun komunikator sendiri sama-sama
diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan-gagasan atau ide-ide yang ada
kaitannya dengan materi yang tengah diberikan atau sedang dikomunikasikan. Dengan
komunikasi dua arah, berarti ada kesempatan untuk saling memberi dan menerima.
Akhirnya terjadi suatu pengertian yang sama antara komunikator (penyuluh) dan
komunikan (para petani penerima). Usaha ini merupakan salah satu pendekatan
psikologis karena biasanya seseorang, termasuk petani, sangat senang dan tertarik
Page 5 of 13
Materi kuliah Brawijaya University 2017
Page 6 of 13
Materi kuliah Brawijaya University 2017
(Tenaga Manusia) ,tidak merusak kelestarian lingkungan serta hemat akan penggunaan
sumberdaya alam.
Dari pengertian tersebut di atas, Teknologi Tepat Guna dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan manusia dalam memanfaatkan serta mengelola potensi-potensi yang dimiliki
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri, serta menggunakan alat dan cara yang
menyatu dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat dan tidak menimbul-kan
kebergantungan.
Manfaat dari Teknologi Tepat Guna bagi masyarakat yang menerimanya adalah
bersifat kualitatif (mutu dan kualitas) dan kuantitatif (jumlah). Dari sudut kuantitatif manfaat
Teknologi Tepat Guna adalah:
(1) produk yang dihasilkan meningkat,
(2) tenaga kerja yang dipergunakan banyak,
(3) keuntungan yang diperoleh meningkat,
(4) lebih efektif dan efisien dari segi pelaksanaannya.
Sedangkan dari sudut kualitatif manfaat Teknologi Tepat Guna, adalah
(1) mutu produk yang dihasilkan meningkat/baik,
(2) kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja lebih terjamin,
(3) pengetahuan, keterampilan masyarakat bertambah,
(4) bertambah positifnya sikap masyarakat terhadap setiap paket teknologi baru,
(5) kelestarian lingkungan lebih terjamin.
Dalam penerapan Teknologi Tepat Guna di pedesaan harus memperhatikan pula ciri-
ciri teknologi pedesaan yang meliputi;
(1) bergerak di bidang produksi dan konsumsi untuk kebutuhan lokal,
(2) pada umumnya masih sederhana dan bersifat tradisional,
(3) dimiliki secara turun temurun.
5 SALURAN DAN MEDIA KOMUNIKASI
Media atau saluran komunikasi adalah medium atau pembawa pesan yang mana pesan
tersebut disampaikan dari sumber kepada penerima. Misalnya, kalau orang berbicara
medianya adalah udara, menyampaikan pesan secara tertulis medianya bisa berupa; papan
tulis, folder, buku, diktat, surat-menyurat, dan sebagainya. Rogers membagi saluran
komunikasi menjadi 2 yaitu:
1) Saluran inter-personal dan media massa
2) Saluran lokal dan saluran kosmopolit.
Saluran interpersonal ialah saluran yang melibatkan pertemuan tatap muka (sumber
pesan dan penerima) antara dua orang atau lebih. Misalnya rapat atau pertemuan
Page 7 of 13
Materi kuliah Brawijaya University 2017
kelompok, percakapan langsung, pembicaraan dari mulut ke mulut, getok tukar dan
sebagainya. Sedangkan saluran media massa adalah alat-alat penyampaian pesan
yang memungkinkan sumber mencapai suatu audiens dalam jumlah besar, yang dapat
menembus batasan waktu, dan ruang. Misalnya radio, video, film, surat kabar, buku
dan sebagainya. Saluran interpersonal dapat bersifat kosmopolit yakni jika
menghubungkan dengan sumber di dalam atau dari luar sistem. Misalnya seorang
anggota sistem mengadakan perjalanan/pergi ke luar daerah untuk menjumpai sumber
informasi. Atau ada orang dari luar sistem yang berkunjung ke dalam sistem sosial dan
mengadakan pertemuan dengan anggota sistem untuk menyampaikan informasi.
Sedangkan saluran antar pribadi bersifat lokalit jika kontak-kontak langsung itu
sebatas daerah atau sistem sosial itu saja. Sebaliknya saluran media massa dapat
dipastikan bersifat kosmopolit.
Windia (1986) menyatakan bahwa ada juga para ahli membedakan saluran komunikasi
sebagai berikut:
1) saluran formal, yaitu penyaluran informasi melalui iklan dan melalui pertunjukan-
pertunjukan,
2) saluran informal, yaitu suatu penyaluran informasi karena adanya kontak-kontak
secara insidentil, seperti halnya melalui pergaulan, perdagangan dan sebagainya.
Selanjutnya dinyatakan bahwa berkaitan dengan penyebaran inovasi ke dalam
masyarakat pedesaan, maka saluran-saluran komunikasi dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Petani dan keluarganya.
Pada zaman dahulu, pengetahuan dan keterampilan petani dan keluarganya
diturunkan dari ayah kepada anak pria dan dari ibu kepada anak perempuannya.
Sebuah hasil penelitian di Winconsin Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada
umumnya para petani pemilik memperoleh keterampilan dan pengetahuan dari ayah
mereka. Sebaliknya sebagian dari ibu-ibu rumah tangga mengatakan bahwa
keterampilan yang mereka peroleh berasal dari ibu mereka. Penelitian ini
membuktikan secara nyata bahwa peranan keluarga sebagai saluran komunikasi sangat
penting, khususnya dalam penyaluran informasi kepada anak-anak yang lebih muda.
Dalam penyebaran pengetahuan dan keterampilan dari orang tua kepada anak-
anaknya, maka pada umumnya kesempatan untuk menyebar ide-ide baru sangat
terbatas. Tetapi karena orang tua, khususnya kepala keluarga dianggap sebagai simbol
yang harus dihormati, maka dalam penyebaran ide-ide baru oleh orang luar/asing
(agen pembaru) kepada keluarga tersebut haruslah diusahakan supaya jangan sampai
Page 8 of 13
Materi kuliah Brawijaya University 2017
5) Komunikasi massa.
Penyebaran berita, informasi, propaganda serta pertunjukan-pertunjukan dalam
rangka melakukan perbaikan atau perubahan-perubahan dalam penggunaan teknologi
pertanian, Saat ini terasa semakin sangat penting dengan perkembangan alat canggih
dalam teknologi telekomunikasi. Di negara-negara maju, sangat sedikit para petani
yang bekerja tanpa menggunakan jasa-jasa radio, televisi, surat kabar, majalah dan
sebagainya. Radio dan televisi sering menyiarkan program-program yang
berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan usaha pertanian, keadaan cuaca,
jenis tanaman unggul yang baru dikembangkan serta informasi lain yang berguna bagi
pengembangan usaha tani di pedesaan. Aspek difusi teknologi baru ke dalam
masyarakat juga sangat penting dan berguna bagi para petani untuk merangsang
mereka mengadakan perubahan-perubahan dalam menggunakan teknologi. Selain
menyebarkan berita-berita atau informasi yang berhubungan dengan pertanian, radio
dan televisi juga menyebarkan program-program lain yang berguna bagi rumah tangga
petani.
Bertrand dan Hitt (dalam Mardikanto, 1982) mengemukan, bahwa para petani
di pedesaan lebih tertarik kepada program-program yang mempertunjukan wawancara
antara penyiar dengan para petani, daripada wawancara antara penyiar dan para ahli
pertanian yang sangat sulit dipahami oleh para petani.
Di Indonesia, kini peranan radio dan televisi sudah mulai ditingkatkan dalam
rangka menunjang pembangunan pertanian atau dalam rangka melakukan perubahan-
perubahan dalam menggunakan teknologi pertanian. Kita juga telah memiliki koran
masuk desa (KMD) yang lebih banyak memuat informasi/pedesaan pembangunan
pedesaan khususnya pembangunan bidang pertanian. Demikian juga dengan beberapa
majalah yang mengambil spesialisasi dalam pembangunan pertanian dan
pembangunan pedesaan. Saat ini ada kecenderungan bahwa media-media komunikasi
ini akan lebih mengembangkan lagi program-program pembangunan pedesaan dalam
rangka mengentaskan kemiskinan serta meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
Indonesia yang terbanyak tinggal di pedesaan. Semua usaha itu sangat berguna dalam
mempercepat proses penyebaran inovasi di bidang pembangunan pertanian dan
pedesaan. Masalah mendasar dalam pembuatan media ini, adalah bagaimana
merancang suatu media komunikasi pedesaan yang representatif, artinya membuat
pesan yang aktual, bahasa yang sesuai kondisi sosial-budaya artistik menurut selera
masyarakat setempat. Bagi daerah yang memiliki variabilitas tinggi seperti NTT,
membuat media ini amatlah sulit.
Page 10 of 13
Materi kuliah Brawijaya University 2017
Page 11 of 13
Materi kuliah Brawijaya University 2017
Bagaimana pandangan psikologis terhadap media komunikasi? Hal ini sangat subjektif
karena efektiF atau tidak, berhasil atau gagal dalam berkomunikasi bergantung dari
pandangan seseorang terhadap media dan sumber komunikasi. Misalnya, petani yang sulit
menerima penyuluhan yang diberikan oleh PPL mungkin akan berubah sikapnya manakala
penyuluhan tersebut diberikan atau disampaikan oleh kepala adat atau kepala desa setempat
atau lewat istri atau orang kesayangannya. Demikian pula dengan saluran komunikasi yang
digunakan, seseorang yang sulit menerima pesan inovasi yang di-sampaikan secara lisan
mungkin akan lebih mudah menerima kalau pesan tersebut dibuat secara tertulis. Demikian
juga media-media yang lain pun dapat mengalami hal yang sama.
Page 12 of 13
Materi kuliah Brawijaya University 2017
DAFTAR PUSTAKA
Dance, F.E. (1982). "Human Communication Theory". New York: Harper & Row, Publishers.
Forsdale, L (1981). "Perspectives on Communication". Menlo Park, California: Addison-
Wesley Publishing Company.
Golden, J.L.; Berquist, G.F. & Coleman, W.E. (1983). "The Rhetoric of Western Thought".
Dubuque: Iowa, Kendall/Hunt Publishing Company.
Rogers, E.M. (1986). "Communication technology: The new media in society". New York :
The Free Press.
Schramm, W. (1980). "The beginnings of communication study in the United States". Dalam
Communication Yearbook 4.
Schramm, W. & Roberts, D.F. (Eds.) (1974). "The Process and Effects of Mass
Communication". Urbana: University of Illinois Press.
DeVito, J.A. (1986). The Interpersonal Communication Book Fourth Edition. New York :
Harper & Row, Publishers.
Forsdale, L. (1981). Perspectives on Communication. Menlo Park, California : Addison-
Wesley Publishing Company.
Rogers, E.M. (086). Communication Technology : TheNewMedia in Society. New York : The
Free Press.
Rogers, E.M. (1983). Diffusidn of Innovations, Third Edition. New York : The Free Press.
Schramm, W. & Roberts, D.F. (Eds.) (1974). The Process and Effects of Mass.
Communication. Urbana : University of Illinois Press.
Page 13 of 13