Anda di halaman 1dari 3

Angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia hingga kini masih jauh dari target

yang ditetapkan oleh PBB. Millennium Development Goals (MDGs) menargetkan jika
angka kematian ibu dan bayi baru lahir adalah 102/100.000 kelahiran. Sedangkan
menurut laporan, di negeri ini hingga 2017 angka kematian ibu dan bayi baru lahir sekira
259-305/100.000 kelahiran.
Angka tersebut memang masih terbilang tinggi. Terlebih penurunannya pun tidak
signifikan setiap tahun. Sebenarnya banyak faktor yang berperan dalam angka kematian
ibu dan bayi baru lahir seperti bayi lahir prematur, pernikahan usia dini, jumlah
kehamilan yang terlalu banyak, dan lainnya. Namun sayangnya belum ada bukti spesifik
yang menjelaskan faktor penyebab tersebut.
Melihat kondisi itu, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) berusaha melakukan
penelitian berdasarkan data untuk menguak penyebab angka kematian ibu dan bayi baru
lahir. Penelitian yang bertajuk Evidence Summit itu juga bertujuan untuk membantu
proses penurunan angka kematian. Penelitian berlangsung selama Juni 2016-Maret 2018
dan menelusuri lebih dari 7.000 literatur.
Menurut ketua tim penelitian, Prof. DR. dr. Akmal Taher, SpU (K), literatur selanjutnya
dikelompokkan sesuai persyaratan.
"Jadi sebenarnya yang kita kerjakan adalah membagi dulu faktor-faktor apa saja yang
diduga memengaruhi angka kematian ibu. Itu ada kualitas pelayanan, kedua kita lihat
tentang sistem referalnya sistem rujukannya jalan atau enggak, ketiga kita lihat faktor
JKN berpengaruh atau enggak, keempat kita lihat tentang pengaruh terkait kebijakan
pemerintah daerah tentang aturannya di daerah masing-masing," ungkapnya saat
ditemui usai pemaparan hasil penelitian Rabu (28/3/2018) di Perpustakaan Nasional RI,
Jakarta Pusat.
Kemudian ternyata ada faktor lain yang ikut berpengaruh yaitu faktor budaya dimana tim
peneliti menemukan bukti bahwa masih banyak daerah yang perempuannya tidak bisa
memutuskan sendiri terkait kondisi kehamilannya. Selain itu, pernikahan dini juga
menjadi salah satu faktor yang ikut andil. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian,
berikut penyebab utama angka kematian ibu dan bayi baru lahir:
1. Masih ada kesenjangan akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, yang
berhubungan erat dengan kondisi ekonomi dan sosial.
2. Keterlambatan mendapat pertolongan pada keadaan darurat, yang berhubungan
dengan lokasi kelahiran dan proses pengambilan keputusan untuk mencari pertolongan
tenaga ahli
3. Pengetahuan tentang pendidikan kesehatan reproduksi yang belum memadai.
4. Deteksi awal dan upaya pencegahan yang belum maksimal untuk penyakit komplikasi
kehamilan, seperti malaria, tuberculosis, hepatitis B, diabetes melitus, jantung, dan
obesitas.
5. Belum terpadunya data dan sistem informasi kesehatan yang berpengaruh pada
pengambilan kebijakan.
6. Regulasi yang tumpang tindih dan bias gender, contohnya UU Perkawinan No.1/1974
yang mengatur usia pernikahan minimal 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk
laki-laki.
Penyebab Kematian Ibu dan Bayi
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari ratusan
bahkan ribuan pulau-pulau, jika kita membahas masalah kesehatan di Indonesia
sangatlah banyak sekali macam-macam penyakit yang di derita oleh masyarakat, seperti
AKB (Angka Kematian Bayi), AKI (Angka Kematian Ibu), TBC, Diare, PTM (Penyakit Tidak
Menular), HIV/AIDS dan sebagainya. Angka Kematian Bayi adalah jumlah kematian bayi
pada usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup (WHO : 2015). Menurut
data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah kasus kematian bayi di Indonesia
turun dari 33.278 di tahun 2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di tahun 2017
sebanyak 10.294 kasus.

Penyebab terjadinya AKB (Angka Kematian Bayi) :

 Pneumonia, penyakit ini dikenal dengan istilah paru-paru basah yang memicu inflamasi
pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri, jamur, dan virus. Penularan pneumonia ini terjadi ketika seorang penderita
mengalami bersin atau batuk di depan orang yang belum terkena virus tersebut, maka
virus itu akan cepat menular ke orang lain.
 Diare, penyakit ini ditandai dengan encernya tinja dan seringnya buang air besar dalam
frekuensi yang lebih besar di banding biasanya. Penyakit ini dapat menyebabkan
kematian karna hilangnya banyak cairan dalam tubuh saat buang air besar, sehingga
penderita diare ini dapat terseang dehidrasi.

Sedangkan Angka Kematian Ibu atau istilahnya maternal death adalah kematian yang
terjadi saat kehamilan, atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan, tanpa
memperhitungkan durasi dan tempat kehamilan, yang disebabkan atau diperparah oleh
kehamilan atau pengelolaan kehamilan tersebut, tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan atau kebetulan (WHO : 2004). Angka Kematian Ibu di Indonesia turun dari
4.999 pada tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016, dan di tahun 2017 sebanyak 1712
kasus. Faktor Penyebab terjadinya Kematian Ibu paling sering terjadi yaitu pendarahan
saat mengandung atau melahirkan, eklampsia dan infeksi, tidak hanya itu saja faktor
kesehatan ibu seperti kekurangan gizi saat mengandung, anemia, hipertensi, dapat
memicu terjadinya kematian. Faktor eksternal juga dapat mempengaruhi seperti
ketersediaan infrastruktur kesehatan memadai atau tidak, serta kesadaran keluarga
untuk meminta bantuan tenaga kesehatan (dokter dan bidan) dalam proses persalinan.

Cara mencegah Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu :

 Hindari 4T (Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu dekat, Terlalu banyak). Sebaiknya wanita
hamil dianjurkan usia 20-35 tahun. kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun akan
menyebabkan resiko kematian pada ibu.
 Pemenuhan gizi ibu hamil. Selama kehamilan ibu di anjurkan untuk konsumsi makanan
sehat dan bergizi yang mengandung vitamin, mineral, protein dan sejenisnya serta pola
makan yang seimbang. Selama kehamilan ibu tidak di anjurkan untuk minum jamu,
minuman keras atau merokok, sebab kebiasaan itu dapat membahayakan kandungan.
 Perawatan diri sehari-hari :
 gosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur
 mandi 2x sehari menggunakan sabun
 mencuci tangan menggunakan sabun
 istirahat yang cukup
 memotong kuku
 kurangi kegiatan yang berat-berat
 Persalinan di tolong oleh tenanga kesehatan. Persalinan sebaiknya di tolong oleh tenaga
kesehatan, karena tenaga kesehatan akan lebih melaksanakan standart pelayanan
minimal persalinan sehingga dapat meminimalisir terjadinya risiko kematian pada ibu
dan bayi. Hal ini merupakan upaya agar ibu dan bayi yang dilahirkan selamat dan sehat.
 Pemberian ASI eksklusif pada bayi. ASI diberikan pada bayi berusia 0-6 bulan, fungsi ASI
sendiri sebagai imunitas bayi menjadi optimal, sehingga mencegah bayi dari berbagai
penyakit.

Anda mungkin juga menyukai