Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak I
Oleh :
SARJANA KEPERAWATAN
BANDUNG
2018
i
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan
Anak I dengan judul “Diabetes pada Anak ”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 4 PENUTUP
ii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
d. Tipe tertentu lain dari diabetes karena penyebab lain, misalnya sindrom diabetes
monogenik, seperti diabetes masa anak-anak,dan atau masa remaja, penyakit
eksokrin pankreas (seperti cystic fibrosis), dan diabetes dengan obat terlarang,
seperti penggunaan glukokortikoid, dalam pengobatan HIV / AIDS, atau setelah
transplantasi organ.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi fisiologi sistem pankreas ?
2. Bagaimana etiologi pada DM ?
3. Bagaimana patofisiologi pada DM ?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan DM ?
5. Bagaimana intervensi keperawatan DM pada anak berdasarkan jurnal penelitian
terbaru ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari sistem pankreas.
2. Untuk mengetahui etiologi dari DM.
3. Untuk mengetahui patofisiologi pada DM.
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari DM.
5. Untuk mengetahui intervensi keperawatan DM pada anak berdasarkan jurnal
penelitian yang terbaru.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam buku At a Glance Series Anatom iyang diterbitkan pada tahun 2002,
Pankreas merupakan struktur berlobus yang memiliki dua fungsi yaitu fungsi
eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin mengeluarkan cairan pankreas menuju ke
duktus pankreatikus dan akhirnya ke duodenum. Sekresi ini penting untuk proses
pencernaan dan absorpsi lemak,proteindan karbohidrat. Endokrin pankreas
bertanggung jawab untuk produksi dansekresi glukagon serta insulin, yang terjadi
dalam sel-sel khusus di pulau Langerhans (Faiz dan Moffat, 2002).Pada jurnal
Anatomy and Histology of the Pancreastahun 2014 disebutkan bahwa terdapat
beberapa penyusun bagian pankreas meliputi pankreas eksokrin, bagian yang
membuat serta mengeluarkan enzim pencernaan ke duodenum. Komponen
eksokrin terdiri lebih dari 95% massa pankreas dan pankreas endokrin, bagian yang
membuat serta mensekresikan insulin, glukagon, polipeptida dan somatostatin ke
dalam darah. Bagian islet terdiri dari 1-2% massa pankreas.
5
2.2 Definisi
2.3 Etiologi
2.4 Patofisiologi
1. Diabetes tipe 1
Penghancuran autoimun sel-β pankreas, menyebabkan defisiensi
sekresi insulin kemudian terjadi gangguan metabolik. Kehancuran
autoimun yang dimediasi oleh sel-β pankreas menyebabkan terjadinya
defisiensi absolut insulin. Proses autoimun ini dimediasi oleh sel
makrofag dan limfosit T dengan bantuan autoantibodi anti gen sel-β.
Bukti determinan genetic diabetes melitus tipe 1 adalah HLA1 (Human
Leukocyte Antigen) spesifik, gen ini berkaitan dengan protein DW3
dan DW4 yang merupakan protein penting untuk interaksi monosit-
limfosit, protein inilah yang mengatur respon sel T, jika terjadi kelainan
fungsi limfosit T maka akan terjadi kerusakan pada pulau langerhans
dan terjadi peningkatan antibodi terhadap sel-sel pulau langerhans yang
ditunjukkan pada komponen antigen terbentuk sel-β (Schteingart, 2006
; Barbara et.al., 2015).
Selain hilangnya sekresi insulin,fungsi sel-α pankreas juga abnormal
dan ada sekresi glukagon berlebihan pada pasien diabetes melitus tipe
1. Seharusnya, hiperglikemi menyebabkan sekresi glukagon berkurang,
namun pada pasien diabetes melitus tipe 1, sekresi glukagon tidak
ditekan oleh hiperglikemi. Akhirnya tingkat glukagon yang tidak tepat
memperburuk defek metabolik akibat defisiensi insulin (Ozougwu
et.al., 2013). Contoh yang paling sering dari gangguan metabolik ini
adalah pasien sangat cepat menjadi ketoasidosis diabetik ketika tidak
9
2.5 Pathway
11
2.7 Komplikasi
Diabetes tipe 1 adalah penyakit kronis yang dimulai sejak masa kanak-
kanan dan berlangsung seumur hidup. Jika tidak mendapatkan perawatan yang
tepat, pengidapnya berisiko tinggi mengalami berbagai komplikasi serius.
Ancaman komplikasi diabetes ini membuat para diabetesi (sebutan orang yang
memiliki penyakit diabetes) menjadi semakin terpuruk. Tak jarang,
keterpurukannya memicu berbagai gangguan kesehatan lain. Menurut American
Diabetes Association, berikut beberapa komplikasi penyakit diabetes tipe 1 yang
perlu Anda waspadai.
1. Gangguan saraf
Gula darah yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan
kerusakan saraf yang membuat Anda lebih sering mengalami kesemutan
atau mati rasa pada jari-jari, baik itu jari kaki maupun tangan. Dalam istilah
medis, kondisi ini disebut dengan neuropati diabetik. Neuropati diabetik
terjadi ketika dinding pembuluh darah kapiler yang memberi nutrisi pada
saraf di dalam tubuh mengalami kerusakan. Selain kesemutan dan mati
rasa, kondisi ini juga bisa membuat penderitanya mengalami nyeri atau
sensasi panas seperti terbakar pada ujung jari kaki atau tangan yang
12
2. Retinopati diabetik
Salah satu komplikasi mata diabetes yang paling umum adalah retinopati
diabetik. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah dalam retina mengalami
pembengkakan yang menyebabkan kebocoran pembuluh darah. Akibatnya,
bagian belakang mata terhalang oleh aliran darah yang terus keluar. Jika
dibiarkan tanpa pengobatan, kondisi ini berpotensi menyebabkan kebutaan.
Diabetes dapat juga meningkatkan risiko gangguan penglihatan serius
lainnya, seperti glaukoma dan katarak.
3. Kaki diabetes
Kaki diabetes, atau juga dikenal dengan sebutan diabetic foot/ kaki
diabetik, merupakan kondisi yang terjadi akibat berbagai komplikasi
kerusakan sistem saraf pada kaki akibat penyakit diabetes. Kadar gula darah
yang tidak terkendali dengan baik menyebabkan berbagai saraf di tubuh
mati rasa dan kehilangan sensasi akibat mengalami kerusakan saraf. Selain
itu, sirkulasi darah yang buruk di kaki penderita diabetes juga membuat
proses penyembuhan luka jadi terhambat. Akibatnya, jika luka diabetesi
tidak diobati benar dapat menjadi infeksi serius yang kemungkinan perlu
amputasi, baik sebagian atau dan keseluruhan kaki.
4. Infeksi kuman
sisi lain, kadar gula yang tinggi ini justru menjadi tempat yang ideal untuk
para kuman menyebar dan berkoloni di tubuh. Beberapa jenis infeksi yang
rentan dialami oleh para diabetesi di antaranya infeksi saluran kencing, gigi
dan mulut, kulit, telinga, vagina, dan lain sebagainya.
5. Ketoasidosis diabetik
6. Gagal ginjal
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus
A. Pengkajian
1. Identitas pasien.
Nama pasien : An. D.
Umur : 10 tahun.
Jeniskelamin : Laki-laki.
Pendidikan : SD.
Agama : Islam.
Diagnosamedis : DM tipe I
Tanggalpengkajian : 8 april 2019
Alamat : Jl.Waluya Dalam
2. Penanggung jawab.
Nama : Ny. S
Umur : 28 tahun
Jeniskelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga.
Hubungan dgn klien : Ibu kandung
3. Anamnesa
a. Keluhan utama.
Penglihatan kabur, luka susah sembuh dan sakit kepala.
b. Riwayat penyakit sekarang.
Pasien mengatakan bahwa dia banyak makan, banyak minum, banyak
kencing, berat badan nya turun, enuresis dia juga mudaht ersinggung, dan
tidak bisa perhatian lama ketika mengikuti pelajaran disekolah, merasa
lelah, penglihatan kabur, sakit kepala, ada luka susah sembuh dan mudah
terserang flu.
c. Riwayat penyakit dahulu.
Klien mengatakan tidak pernah mengalami ini sebelumnya
d. Riwayat penyakit keluarga.
Klien mengatakan tidak ada keluarga seperti ini
19
4. Pemeriksaanfisik
BB = 26 kg
PB = 138 cm
a. Pernafasan
1) RR 24 x/menit.
b. Pemeriksaan Darah
1) N 88x/menit.
2) TD 110/ 70 mmhg
3) S 37,4 0C
4) Hb 11,2 gr/dl
5) Hematokrit 30 %
6) Eritrosit : 4,0 (x106/µL),
7) Trombosit : 210.000/ mm3
8) Leukosit : 9.500/µi
9) Glukosadarah 300 mg/ dL.
c. Kesadaran
1) Kesadaranpasien normal
A. Data
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
Hasil anamnesa anak mengatakan - Dari hasil pemeriksaan fisik
banyak makan, banyak minum, didapat BB 25,5kg, TB 135 cm,
banyak kencing, bb turun, enuresis S 37,4 C, N 88x/menit, RR
-ortu mengatakan bahwa mereka 24x/menit, TD 110/70 mmHg,
sangat terkejut dan tidak percaya turgor kulit kembali segera.
bahwa anaknya didiagnosis DM tipe - Terapi cekgula darah 2
1, padahal tidakada anggota yg DM kali/hari, insulin 2 unit dari U
- mereka mengatakan tidak paham 100 sebelummakan
tentang DM tipe 1 dan cara - Hasil lab : HB 11,2 gr/dl,
perawatannya. haematokrit 30%, eritrosit 4,0
- ortu khawatir memikirkan masa (x10
depan anak
20
- anak mudah tersinggung, tidak bias - Seorang anak laki-laki baru saja
perhatian lama ketika mengikuti didiagnosis DM tipe 1
pelajaran, merasa lelah, penglihatan - Kulit kering, membrane
kabur, sakit kepala, kalau ada luka mukosa lembab
sukar sembuh, dan mudah terserang
flu.
B. Analisa data
N Data Etiologi Problem
o
1 Do : bb Sel beta pankreasterganggu Resiko ketidak
25,5kg stabilan
Ds Defisit insulin kadarglukosadara
:-mereka h
mengatakan Hiperglikemi
tidak paham
tentang DM Tidakterkontrol
tipe 1 dan
cara Ketidakstabilankadarglukosadara
perawatannya h
,
-berat badan
menurun,
-
2 Do : kadar Defisiensi insulin absolite Resikoinfeski
glukosa darah
300 mg/dl, penurunan pemaikaianglukosa
leukosit 9500 oleh sel
Ds: kalau ada
luka sukar hiperglikemia
sembuh
21
hiperosmolalitas
3 Do : Kulit Kekurangan insulin Kekurangan
kering volume cairan
Ds : Hiperglikemia
banyak
kencing, Peningatansekresiurine
enuresis
Penurunan volume cairanintrasel
Dehidrai
Polidipsia
C. Intervensi
No Dx Noc Nic rasional
1 Resiko Setelah dilakukan Hyperglcyemia Untuk
ketidak tindakan Management mengetahui
stabilan keperawatan 3x 24 Monitor level nilai normal
kadar jam klien mampu glukosa darah kadargulad
glukosa memenuhi KH : Monitor tanda arah.
Blood glucose dan Untuk
level gejalahiperglik memberika
emia: puliuria, n tindakan
Glukosadar
polidipsi, medis yang
ah (3)
polipagi, tepat
Glukosaurin
kelemahan, Untuk
(4)
letargi, mencegah
Ketonurin(4 malaise, terjadinya
) pandangan Asidosis
kabur, sakit Diabetic
kepala
22
Monitor Untuk
ketondalam memproses
urine zat gula
Berikaninsulin atau
Monitor status glukosa
cairan (intake yang
dan output) berasal
darimakana
n dan
minuman
Agar cairan
yang masuk
dan cairan
yang keluar
seimbang
Reviewer Kelompok 4
2. Pemberian nutrisi yang cukup terhadap penderita Diabetes Mellitus Tipe 1 pada
anak
Reviewer Kelompok 4
f. Sumber
Setyoadi, S., Kristianto, H., & Afifah, S. N. (2018). Influence of Nutrition
Education with Calendar Method in Diabetic Patients' Blood
Glucose. NurseLine Journal, 3(2), 72-80.
28
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
World Health Organization(WHO) menyatakan bahwa diabetes merupakan
penyakit kronis serius yang terjadi baik saat pankreas tubuh tidak dapat secara
efektif menggunakan insulin yang dihasilkan nyaa taupun bila tubuh tidak dapat
menghasilkan insulin yang cukup (hormon yang mengatur glukosaatau gula darah)
(WHO, 2016)
Diabetes melitus secara definisi adalah keadaan hiperglikemia kronik.
Hiperglikemia ini dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, di antaranya adalah
gangguan sekresi hormon insulin, gangguan aksi/kerja dari hormon insulin atau
gangguan kedua-duanya (Weinzimer SA, Magge S. 2005).
4.2 Saran
Sadar akan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki, maka dengan segala
kerendahan hati dan tidak mengurangi rasa hormat, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun bagi penulisan makalah ini. Demikian saran demi saran yang
penulis bisa sampaikan, mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini, semoga laporan ini bisa bermanfaat dan menjadikan sedikit
ilmu bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.Terimakasih.
28
DAFTAR PUSTAKA
Netty EP.2002 .Diabetes meilitus type 1 dan penerapan terapi insulin pada anak
dan remaja. Diajukan pada forum komunikasi ilmiah (IFK) Lab/SMF.Ilmu
Kesehatan anak FK UNAIR/RSUD Dr.Soetomo.
Pulungan, A. B., Mansyoer, R., Batubara, J. R., & AAP, B. T. (2016). Gambaran klinis
dan laboratoris diabetes mellitus tipe-1 pada anak saat pertama kali datang ke bagian
IKA-RSCM Jakarta. Sari Pediatri, 4(1), 26-30.
Setyoadi, S., Kristianto, H., & Afifah, S. N. (2018). Influence of Nutrition Education
with Calendar Method in Diabetic Patients' Blood Glucose. NurseLine Journal, 3(2),
72-80.