Anda di halaman 1dari 17

IRIGASI MATA

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan Medikal Bedah III
Dosen ampu : M.Sandi Haryanto, S.Kep., Ners , M.Kep

disusun oleh :
Fuji Nuraeni 1117044
Ressie Oktarina I 1117048
Kiki Fitriani 1117059
Bagas Resta Wijaya 1117067
Lezze Indah Lazina 1117071
G Gunawan Ilham 1117078
Wafa Fauziah 1117082
Aruni Aprilia Nada 1117086
Sri Ameliawati 1117087
Dinda Ary Sandi 1117093
Mahesa Ayulianti H 1117094
Novitasari Gustina 1117103
Hilma Herliana 1117104
Athiyya Fadilah S 1117111
KEPERAWATAN A

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
penyusun beri judul “IRIGASI MATA”. Penyusunan makalah ini ditujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawaran Medikal Bedah III.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun banyak memperoleh bantuan dari
pihak yang bersedia mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bimbingan dan
pengarahannya. Oleh sebab itu penyusun mengucapkan banyak terimakasih dan
penghargaan setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
secara moril maupun material, langsung maupun tidak langsung, sehingga
penulisan karya tulis ini dapat di selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan balasan yang berlipat
atas bimbingan dan bantuannya kepada penyusun. Dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan-
kekurangan. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat
memperkaya ilmu pengetahuan dan manfaat lainnya bagi penyusun khususnya
dan bagi pembaca umumnya. Aamiin.

Bandung, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
D. Manfaat................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Mata....................................................................................... 3
B. Fisiologi Mata ...................................................................................... 6
C. Pengertian Irigasi Mata ........................................................................ 7
D. Tujuan Irigasi Mata .............................................................................. 7
E. Indikasi Irigasi Mata ............................................................................ 8
F. Kontraindikasi Irigasi Mata ................................................................. 9
G. Alat dan Bahan Irigasi Mata ................................................................ 9
H. Prosedur Kerja Irigasi Mata ................................................................. 9
I. Komplikasi Irigasi Mata ....................................................................... 10
J. Hal – Hal yang di Perhatikan Irigasi Mata ........................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau
mengeluarkan benda asing dari mata. Irigasi mata diberikan untuk
mengaluarkan sekret atau kotoran dan benda asing dan zat kimia dari
mata. Larutan garam fisiologis atau RL biasa dipergunakan karena
merupakan larutan isotonik yang tidak merubah komposisi elektrolit yang
diperlukan mata. Bila hanya memerlukan sedikit cairan, kapas steril dapat
dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam mata.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi mata?
2. Apa pengertian irigasi mata?
3. Apa tujuan irigasi mata?
4. Apa indikasi irigasi mata?
5. Apa kontraindiakasi irigasi mata?
6. Apa alat dan bahan irigasi mata?
7. Apa prosedur kerja irigasi mata?
8. Apa komplikasi irigasi mata?
9. Apa hal-hal yang diperhatikan irigasi mata?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi mata
2. Untuk mengetahui mata pengertian irigasi mata
3. Untuk mengetahui tujuan irigasi mata
4. Untuk mengetahui indikasi irigasi mata
5. Untuk mengetahui kontraindiakasi irigasi mata
6. Untuk mengetahui alat dan bahan irigasi mata
7. Untuk mengetahui prosedur kerja irigasi mata
2

8. Untuk mengetahui komplikasi irigasi mata


9. Untuk mengetahui hal-hal yang diperhatikan irigasi mata
D. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi dan fisiologi mata
2. Mahasiswa dapat mengetahui mata pengertian irigasi mata
3. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan irigasi mata
4. Mahasiswa dapat mengetahui indikasi irigasi mata
5. Mahasiswa dapat mengetahui kontraindiakasi irigasi mata
6. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan irigasi mata
7. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur kerja irigasi mata
8. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi irigasi mata
9. Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang diperhatikan irigasi mata
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Mata
Mata terdiri atas tiga lapisan jaringan di dinding mata. Lapisan ini adalah
sebagai berikut.
1. Lapisan luar (fibrosa) : sklerra dan kornea
Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk
pada mata serta bagian putih pada bola mata yang bersama kornea sebagai
pembungkus dan pelindung isi bola mata. Kekakuan tertentu pada sklera
mempengaruhi tekanan bola mata. Sklera terdiri atas jaringan fibrosa
bermembran yang membuat bola mata melekat pada mata dan otot otot
mata.
Dibagian anterior, sklera tersambung dengan membran epitelium yang
jernih, yaitu kornea. Sinyal cahaya masuk melalui kornea untuk mencapai
retina. Kornea dibagian anterior tampak cembung dan berfungsi dalam
membiaskan sinar cahaya untuk difokuskan pada retina.
2. Lapisan tengah (vaskular atau traktus uveal) : koroid, badan siliaris, dan
iris
1) Koroid melapisi lima perenam lapisan posterior permukaan dalam
sklera. Koroid sangat kaya dengan pembuluh darah dan berwarna coklat
dibagian dalamnya. Cahaya masuk melalui pupil, menstimulasi reseptor
sensori di retina dan kemudian di absorpsi oleh koroid.
2) Badan siliaris merupakan lanjutan anterior koroid yang terdiri atas otot
siliaris (serat atau polos) dan sel epitelium sekresi. Sebagaimana
banyaknya serat otot halus yang berbentuk melingkar, otot siliari
beraksi sebagai sebuah sfingter. Badan siliaris melekat pada ligamen
suspensori, yang pada bagian ujung lainnya, melekat pada kapsul yang
membungkus lensa. Kontraksi dan relaksasi otot siliaris mengubah
ketebalan lensa, membelokan sinar cahaya yang masuk ke mata untuk
memfokuskan cahaya ke retina. Sel epitelium menyekresikan cairan
4

aqueous ke bagian anterior mata, yakni ruang antara lensa dan kornea
(bilik anteroir dan posterior). Badan siliaris dipersarafi oleh cabang
parasimpatis dari saraf okulomotor. Stimulasi menyebabkan kontraksi
otot siliaris dan akomodasi mata.
3) Iris merupakan bagian mata yang terkihat berwarna dan memanjang
secara anterior dari badan siliaris, berada dibelakang kornea dan
didepan lensa. Iris membagi bagian anterior mata menjadi bilik anterior
dan posterior yang mengandung cairan aqueous yang disekresi oleh
badan sliaris. Iris meruoakan badan sirkular yang terdiri atas sel pigmen
dan dua lapis serat otot polos, yakni otot sirkular dan radian. Pada
bagian tengahnya terdapat apertura (celah) yang disebut pupil.
iris diersarafi oleh saaf simpatis dan parasimpatis. Stimulasi
parasimpatis mengonstriksi pupil, sedangkan stimulasi simpatis
mendilatasi pupil. Warna iris secara genetik ditentukan dan bergantung
pada jumlah sel pigmen yang ada.

4) Lensa adalah jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang


berbentuk lensa di dalam bola mata dan bersifat bening. Lensa di dalam
bola mata terletak di belakang iris dan terdiri dari zat tembus cahaya
(transparan) berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis
pada saat terjadinya akomodasi. Lensa berbentuk lempeng cakram
bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang.
Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat
lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa
terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di
bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral
lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat
lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat
dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa.
Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda
dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah
5

depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan


dibelakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi
lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer
kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di
seluruh ekuatornya pada badan siliar.
3. Lapisan dalam (jaringan saraf) : retina
Retina adalah lapisan terdalam dinding mata. Retina memiliki
struktur yang sangat halus dan berdaptasi baik terhadap stimulasi sinar
cahaya. Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung
reseptor dan akan meneruskan rangsangan cahaya yang diterimanya
berupa bayangan. Dalam retina terdapat macula lutea atau bintik kuning
yang merupakan bagian kecil dari retina dan area sensitif paling rentan
pada siang hari.

Bagian mata yang sangat penting dalam memfokuskan bayangan


pada retina adalah kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus. Seperti
yang selalu terjadi dalam menafsirkan semua perasaan yang datang dari
luar, maka sejumlah stasiun penghubung bertugas untuk mengirimkan
perasaan, dalam hal ini penglihatan. Sebagian stasiun penghubung ini
berada dalam retina. Sebelah dalam tepi retina, terdapat lapisan-lapisan
batang dan kerucut yang merupakan sel-sel penglihat khusus yang peka
terhadap cahaya. Sela-sela berupa lingkaran yang terdapat diantaranya,
disebut granula. Ujung proximal batang-batang dan kerucut-kerucut itu
6

membentuk sinapsis (penghubung) pertama dengan lapisan bipoler dalam


retina. Proses kedua yang dilakukan sel-sel itu adalah membentuk sinapsis
kedua dengan sel-sel ganglion besar, juga dalam retina. Axon-axon sel-sel
ini merupakan serabut-serabut dalam nervus optikus. Serabut-serabut saraf
ini bergerak ke belakang, mula-mula mencapai pusat yang lebih rendah
dalam badan-badan khusus talamus, lantas akhirnya mencapai pusat visuil
khusus dalam lobus oksipitalis otak,
B. Fisiologi mata
Gelombang cahaya dari benda yang diamati memasuki mata melalui
lensa mata dan kemudian jatuh ke retina kemudian disalurkan sampai mencapai
otak melalui saaf otik, sehingga mata secara terus menerus menyesuaikan
untuk melihat suatu benda (Suyatno,1995:159). Iris bekeja sebagai diafragma,
mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam pupil. Pada keadaan
gelap pupil membesar dan pada suasana terang pupil akan mengecil.
Mekanisme tersebut berjalan secara otomatis, jadi di luar kesadaran kita. Pada
saat yang sama ajakan saraf yang lainnya masuk lebih jauh ke dalam otak dan
mencapai korteks sehingga memasuki saraf kesadaran. Sistem yang terdiri dari
mata dan alur saraf yang mempunyai peranan penting dalam melihat di subut
alat visual. Mata mengendalikan lebih dari 90 % dari kegiatan sehari-hari.
Dalam hampir semua jabatan visual ini memainkan peranan yang menentukan.
Organ visual ikut bertanggung jawab atas timbulnya gejala kelelahan umum.
7

C. PENGERTIAN IRIGASI MATA


Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau
mengeluarkan benda asing dari mata. Larutan garam fisiologis atau RL
biasa dipergunakan karena merupakan larutan isotonik yang tidak merubah
komposisi elektrolit yang diperlukan mata. Bila hanya memerlukan sedikit
cairan, kapas steril dapat dipergunakan untuk meneteskan cairan kedalam
mata. (Sosya, 2011)

D. TUJUAN
1. Mengeluarkan sekret atau kotoran, benda asing, zat kimia dari dalam
mata
2. Untuk membersihkan atau mengeluarkan sekret dari selaput konjungtiva
3. Untuk pemberian antispetik
4. Untuk memngurangi odema atau rasa tidak nyaman dengan
menggunakan cairan hangat atau dingin
8

5. Untuk melembabkan permukaan mata pasien tidak sadar

E. INDIKASI

Irigasi okuler diindikasikan untuk menangani berbagai inflamasi


konjungtiva, mempersiapkan pasien untuk pembedahan mata, dan untuk
mengangkat sekresi inflamasi. Juga dipergunakan untuk efek antiseptiknya.
Irigan yang dipakai bergantung pada kondisi pasien.
Indikasinya yaitu:
9

1. Cidera kimiawi pada mata


2. Benda asing dalam mata
3. Implamasi mata
(Suzanne C Smeltzer. 2001)

F. KONTRAINDIKASI

Luka karena tusukan pada mata yang menyebabkan terkikis pada daerah
mata tersebut

G. ALAT DAN BAHAN


1. Anestesi topical
2. Cairan irigasi steril dengan kanula
3. Plester katun
4. Kapas
5. Bengkok
6. Handuk atau laken untuk menutupi pakaian pasien
7. Sarung tangan (kathleen S Oman. 2008)

H. PROSEDUR KERJA:
1. Persiapan perawat
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Mencuci tangan
c. Meletakan alat – alat di dekat pasien dengan benar
2. Persipan pasien
a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakanpada keluarga / klien
c. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
3. Persiapan Alat
a. Botol irigasi berisi larutan oftalmik steril (Blinx, Dacrios)
b. Mangkuk lengkung kecil
10

c. Sarung tangan
d. Kapas untuk menyerap cairan dan eksresi
e. Dispenser plastik dengan penutup dan label untuk tempat larutan

4. Prosedur perawatan
a. Pasien berbaring telentang atau duduk dengan kepala dicondongkan ke
belakang dan sedikit miring kesamping atau kearah yang mengalami
gangguan. Bila pasien duduk, mangkuk dapat dipegang oleh pasien .
Bila pasien berbaring, diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat
menampung cairan yang mengalir dari mata. Perawat berdiri didepan
pasien. (Smeltzer C Suzanne. 2001)
b. Setelah kelopak dibersihkan dengan teliti untuk mengangkat debu,
sekresi dan keropeng, kelopak dipegang terbuka dengan ibu jari dan
jari satu tangan, dan mata dibilas dengan lembut, mengarahkan aliran
menjauhi hidung dan kornea.
c. Selama irigasi, minta pasien untuk sering berkedip dan melihat
kesegala arah sehingga keseluruhan permukaan mata dapat diirigasi.
d. Cairan tidak boleh diarahkan kehidung karena ada bahaya
kemungkinan akan mengalir ke mata sebelahnya. Prosedur dilanjutkan
sampai mata bebas sama sekali dari sekresi. (Suzanne C Smeltzer.
2001)
e. Harus diingat hanya menggunakan tenaga dan dorongan yang kecil
saja karena bisa terjadi bahaya cedera. Untuk alasan yang sama, dan
untuk mencegah kontaminasi, tak ada satu bagian irigator pun yang
diperbolehkan menyentuh mata, kelopak, atau bulu mata.
f. Ketika irigasi telah selesai, mata dan pipi dikeringkan dengan kapas.
(Suzanne C Smeltzer. 2001)

I. KOMPLIKASI
1. Kemungkinan terjadi cidera perforasi pada mata bila irigasi dilakukan
dengan tidak hati-hati
11

2. Kontaminasi silang pada mata yang sehat bila terdapat infeksi


3. Abrasi kornea dan konjungtiva

J. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


1. Kemungkinan terjadi cidera perforasi pada mata bila irigasi dilakukan
dengan tidak hati-hati dan lembut.
2. Kontaminasi silang pada mata yang sehat bila terdapat infeksi
3. Cairan tidak boleh disemprotkan terlalu keras.
4. Obat yang diberikan harus sesuai dengan program pengobatan.
12

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-
serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada
otak, untuk ditafsirkan.
Irigasi mata adalah suatu cara untuk membersihkan dan atau mengeluarkan
benda asing dari mata.
Tujuan: mengeluarkan sekret atau kotoran, benda asing, zat kimia dari
dalam mata , untuk membersihkan atau mengeluarkan sekret dari selaput
konjungtiva, untuk pemberian antispetik dan untuk memngurangi odema atau
rasa tidak nyaman dengan menggunakan cairan hangat atau dingin.
Indikasi: cidera kimiawi pada mata, benda asing dalam mata dan mplamasi
mata (Suzanne C Smeltzer. 2001). Kontraindikasi : luka karena tusukan pada
mata yang menyebabkan terkikis pada daerah mata tersebut.
Dalam memberikan irigasi mata kepada pasien harus dimulai dari persiapan
alat, persiapan pasien, melaksanakan prosedur, melakukan terminasi, dan
dokumentasi.
Komplikasi irigasi mata: kemungkinan terjadi cidera perforasi pada mata
bila irigasi dilakukan dengan tidak hati-hati, kontaminasi silang pada mata
yang sehat bila terdapat infeksi dan abrasi kornea dan konjungtiva.
Hal-hal yang harus diperhatikan: kemungkinan terjadi cidera perforasi pada
mata bila irigasi dilakukan dengan tidak hati-hati dan lembut, kontaminasi
silang pada mata yang sehat bila terdapat infeksi, cairan tidak boleh
disemprotkan terlalu keras dan obat yang diberikan harus sesuai dengan
program pengobatan.
13

B. SARAN
Dalam memberikan irigasi mata harus sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
14

DAFTAR PUSTAKA

Adams, L George. 1997. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarata: EGC

Kathleen S Oman. 2008. Panduan belajar keperawatan emergensi. Jakarta :


EGC

Kozier & Erb. 2009. Buku ajar praktik keperawatan klinis edisi 5. Jakarta :
EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta


:EGC

Watson, Roger. 2002. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai