Anda di halaman 1dari 2

Berikut beberapa dampak yang muncul akibat kurangnya penanganan limbah secara tepat:

1. Dampak bagi lingkungan


 Limbah cair yang masuk ke sungai dapat membuat pencemaran pada air yang
mengandung banyak virus penyakit.
 Ikan dan berbagai organisme air dapat mati atau bahkan punah. Hal ini nantinya akan
menyebabkan masalah pada ekosistem.
 Limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir
jika hujan turun dengan intensitas tinggi. Hal ini akan memberikan dampak buruk
terhadap jalan, jembatan, tol dan berbagai infrastruktur lainnya.
 Pengolahan limbah yang kurang baik juga akan menyebabkan lingkungan kurang
nyaman ditinggali karena bau tidak sedap serta tumpukan sampah yang tersebar
dimana-mana.
 Limbah cair yang dibuang kedalam air dapat menghasilkan asam organik dan gas cair
organik seperti metana yang dapat membahayakan.
 Limbah industri cair yang mengandung logam, minyak, toksin organic dan zat lainnya
dapat mengurangi kandungan oksigen dalam air sehingga mengganggu ekosistem
dalam air.
Sumber : https://nebraska.co.id/blog/view/dampak-limbah-terhadap-lingkungan-sekitar

 Limbah Industri Pangan


Contohnya limbah industri tahu, tempe, tapioka, industri hasil laut, dan industri pangan
lainnya, dapat menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air, bila
pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat. Air buangan (efluen) atau limbah buangan
dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD) tinggi dan mengandung
polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas, dan insektisida. Apabila efluen dibuang
langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan
dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.
 Limbah Industri Kimia dan Bahan Bangunan
Industri kimia seperti alkohol, dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar,
mengakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya. Sebab
di dalamnya terkandung mikroorganisme, senyawa organik dan anorganik baik terlarut
maupun tersuspensi serta senyawa tambahan mengandung bahan beracun berbahaya (B3)
yang mencemari air dan udara.
 Limbah Industri Sandang Kulit dan Lainnya
Sektor sandang dan kulit, seperti pencucian batik, batik printing, penyamakan kulit, dapat
mengakibatkan pencemaran karena dalam proses pencucian memerlukan air yang sangat
besar sebagai mediumnya. Proses ini menimbulkan air buangan (bekas proses) yang besar
dan mengandung sisa-sisa warna. BOD tinggi, kadar minyak tinggi, dan beracun
(mengandung limbah B3 yang tinggi.
 Limbah Industri Logam dan Elektronika
Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapi industri ini
mencemari air karena buangannya dapat mengandung minyak pelumas dan asam-asam yang
berasal dari proses pickling untuk membersihkan bahan plat, sedangkan bahan buangan padat
dapat dimanfaatkan kembali.
Sumber : http://www.idwa.or.id/dampak-air-limbah-industri/ dari
http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Air_Limbah_Industri

Limbah berupa cairan yang masuk ke dalam sistem drainase atau sungai akan mengakibatkan
pencemaran air. Apabila hal ini sudah terjadi maka akan banyak organisme seperti ikan akan
mati keracunan. Jika hal ini terjadi maka akan terjadi perubahaan ekosistem perairan yang
menjebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
Sumber : https://foresteract.com/limbah-pengertian-jenis-dampak-dan-pengelolaan/2/

Deterjen
Deterjen umumnya tersusun atas lima jenis bahan penyusun. Pertama, surfaktan yang
merupakan senyawa Alkyl Bensen Sulfonat (ABS) yang berfungsi untuk mengangkat kotoran
pada pakaian. ABS memiliki sifat tahan terhadap penguraian oleh mikroorganisme
(nonbiodegradable). Kedua, senyawa fosfat, (bahan pengisi) yang mencegah menempelnya
kembali kotoran pada bahan yang sedang dicuci. Senyawa fosfat digunakan oleh semua merk
deterjen memberikan andil yang cukup besar terhadap terjadinya proses eutrofikasi yang
menyebabkan Booming Algae (meledaknya populasi tanaman air) Ketiga,

Anda mungkin juga menyukai