Anda di halaman 1dari 10

DETERMINAN HARGA SAHAM PADA INDUSTRI SUB

SEKTOR PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA


EFEK INDONESIA

Amdani1, Ilham Kudratul Alam2, Sarpan3, Joni Efendi4


FEB Universitas Persada Indonesia UPI Y.A.I
Jl. Diponegoro No, 74, Jakarta Pusat, Indonesia.

amdani58@gmail.com1, kudratul@gmail.com2,
sarpan68@gmail.com3, joniefendi2268@gmail.com4

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Asset, Debt to


Equity Ratio, Earning Per Share, Nilai Tukar Rupiah, dan Inflasi Terhadap Harga
Saham. Penelitian ini menggunakan data skunder yang diperoleh dari laporan
keuangan, annual report, company report, jurnal-jurnal penelitian, dan data-data
pustaka lainnya. Metode yang digunakan pemilihan sampel adalah purposive
sampling. Sampel yang digunakan adalah 10 perusahaan sub sektor Perkebunan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 sampai dengan 2017. Metode Analisis
menggunakan Eviews 9.0 dan Model Regresi yang digunakan yaitu Fixed Effect Model.
Secara parsial hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham, DER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
harga saham, EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, Nilai
Tukar Rupiah berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham, dan Inflasi
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci: Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Nilai Tukar Rupiah,
Inflasi dan Harga Saham

Abstract

This study aims to determine the effect of Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Earning
Per Share, Rupiah Exchange Rates, and Inflation on Stock Prices. This study uses secondary data
obtained from financial reports, annual reports, company reports, research journals, and other
literature data. The method used for sample selection is purposive sampling. The sample used was
10 Plantation sub-sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2012 to 2017.
The Analysis Method uses Eviews 9.0 and the Regression Model used is the Fixed Effect Model.
Partially the results of this study indicate that ROA has a positive and significant effect on stock
prices, DER has a positive and not significant effect on stock prices, EPS has a positive and
significant effect on stock prices, Rupiah Exchange Rates has a negative and not significant effect
on stock prices, and Inflation has an effect positive and not significant to stock prices

Keywords: Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Rupiah Exchange Rate,
Inflation, and Stock Prices

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 1


1. Pendahuluan harga. Baik itu saham yang tadinya naik tinggi
kemudian menjadi turun, atau sebaliknya
Di Indonesia banyak sekali daerah yang saham yang tadinya turun terus kemudian
memiliki potensi untuk dikembangkannya menjadi naik. Salah satu penyebab nya adalah
sektor perkebunan, hal ini disebabkan oleh laporan keuangan Kuartal I 2017 yang memang
faktor-faktor ekologi yang baik untuk terjadinya di akhir April dan awal Mei setiap
membudidayakan jenis tanaman perkebunan. tahunnya.
Umumnya tanaman perkebunan sangat cocok Di tahun 2017 Sektor perkebunan
ditanam di daerah tropis dan subtropis. Oleh menjadi sektor dengan kinerja terburuk di
karena itu, beberapa jenis komoditi perkebunan Bursa Efek Indonesia. Sektor ini masih
banyak berkembang di Indonesia diantaranya mencatat penurunan 6,34% sejak awal tahun.
perkebunan kelapa sawit, teh, karet, kakao, Bandingkan dengan Indeks Harga Saham
tebu, kina, dan sebagainya. Industri perkebunan Gabungan (IHSG) yang naik 12,28% pada
merupakan kekuatan dan penopang ekonomi periode yang sama.
nasional. Pada 2016, industri perkebunan Analis melihat, sektor perkebunan
memberikan kontribusi terhadap Produk masih menghadapi tantangan di tengah prospek
Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar Rp 429 harga minyak sawit mentah alias crude palm
triliun. Pendapatan sektor perkebunan ini telah oil (CPO) yang berpotensi naik. Analis NH
melebihi sektor minyak dan gas (migas) yang Korindo Sekuritas Joni Wintarja mengatakan,
nilainya hanya Rp 365 triliun. Dari 127 ekspor masih menjadi pasar utama produsen
komoditas perkebunan, hanya 15 komoditas CPO Indonesia. "Jadi regulasi pemerintah
saja yang menghasilkan devisa. Dari 15 masih cukup jadi tantangan.
komoditas tersebut, sumbangan terbesar berasal (https://investasi.kontan.co.id/ news/sektor-
dari kelapa sawit yang mencapai Rp 260 triliun. perkebunan-terpuruk-simak-saham-cpo-ini,
(http://www.tribunnews.com/bisnis /2017 /12 diakses tanggal 7 Mei 2018)
/11/industri-perkebunan-jadi-penopang- Hingga tahun 2018, terdapat 16
ekonomi-nasional) perusahaan yang bergerak di sub sektor
Tahun 2012 sampai 2014, perusahaan perkebunan dan produk turunannya terdaftar di
sub-sektor perkebunan mengalami penurunan Bursa Efek Indonesia (BEI). Kinerja pasar
laba bersih yang salah satu penyebabnya yaitu saham merupakan refleksi dari kondisi
beban umum, beban penjualan, beban perekonomian dan industri secara umum.
pendanaan dan beban lainnya meningkat yang Demikian pula dengan kinerja perusahaan-
diikuti dengan turunnya harga penjualan di perusahaan berbasis Sub sektor perkebunan,
setiap hasil sub-sektor perkebunan. Penurunan seharusnya juga terefleksi dalam harga saham
laba bersih perusahaan ini terjadi di hampir dari perusahaan-perusahaan berbasis Sub
semua emiten yang listing di Bursa Efek sektor perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Sebagai contoh, PT Indonesia (BEI).
Sampoerna Agro Tbk (SGRO) yang labanya Pasar modal menjadi alternatif
turun sebesar 64,20% dari Rp336.288.972 pendanaan dalam pengembangan lahan
miliar pada tahun 2012 menjadi perkebunan di Indonesia, karena melalui pasar
Rp120.380.480 miliar pada tahun 2013. Hal modal, dana dapat diperoleh dalam jumlah
yang sama terjadi pada PT Tunas Baru besar dibandingkan dari perbankan. Bagi
Lampung Tbk (TBLA), penurunan laba terjadi investor sendiri, pasar modal selain sebagai
sebesar 64,85%, dari Rp244.237 miliar pada wahana investasi juga merupakan diversifikasi.
tahun 2012, terjun bebas menjadi Rp85.839 Setiap investor dapat memilih berbagai
miliar pada 2013. Begitu juga yang terjadi pada investasi yang ada, dimana setiap jenis
PT BW Plantation Tbk (BWPT) yang laba investasi memiliki karakteristik sendiri-sendiri
bersihnya turun 30,66% dari Rp262.183.809 dalam hal tingkat pengembalian (return) dan
miliar pada 2012 menjadi Rp181.781.931 resiko.
miliar di tahun 2013. Disamping perkembangan pasar modal
(http://elaeisindonesia.com/laba-turun-nasib- yang telah dijelaskan diatas, investasi di sektor
buruk-industri-sawit/, diakses tanggal 12 Mei publik memiliki risiko yang cukup tinggi oleh
2018). karena itu investasi yang dilakukan harus
Di akhir April dan awal Mei 2017 ini, didasari pertimbangan yang rasional setelah
banyak saham yang melakukan konsolidasi sebelumnya memperoleh berbagai informasi

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 2


yang sangat diperlukan untuk pengambilan Salah satu rasio keuangan yang bisa digunakan
keputusan, investor hanya bisa menentukan adalah rasio profitabilitas dengan pendekatan
berapa tingkat keuntungan (expected return) Earning Per Share dan Return On Asset dan
yang diinginkan dan seberapa jauh rasio solvabilitas dengan pendekatan Debt to
kemungkinan hasil yang sebenarnya terjadi Equity Ratio.
akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Seorang investor dalam melakukan
Teknik analisis yang umum aktivitas perdagangan saham di suatu negara
dipergunakan investor adalah teknik analisis harus memperhatikan situasi moneter dan
rasio. Analisis rasio dilakukan dengan pergerakan variabel makro ekonomi seperti
membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca suku bunga, nilai tukar dan inflasi. Keadaan
atau laporan laba-rugi individual atau ekonomi dan naik turunnya variabel makro
kombinasi kedua laporan tersebut. Dari analisis dalam suatu negara dapat mempengaruhi harga
rasio akan dihasilkan beberapa rasio keuangan saham, termasuk dalam sektor perkebunan.
perusahaan yang bermanfaat dalam Bank Indonesia sebagai bank sentral
pengambilan keputusan investasi. Rasio berkewajiban melaksanakan kebijakan
keuangan secara garis besar dikelompokkan moneter, yaitu dengan mengontrol stabilitas
menjadi lima yaitu rasio likuiditas, rasio perekonomian agar tidak mengalami inflasi
aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas maupun deflasi (Suparmoko, 2006:136).
(leverage) dan rasio pasar (Ang, Robbert. Nilai tukar merupakan harga di dalam
1997:18). pertukaran dan dalam pertukaran antara 2
Harga saham suatu perusahaan macam mata uang yang berbeda, akan terdapat
menunjukkan nilai penyertaaan dalam perbandingan nilai atau harga antara kedua
perusahaan dan mencerminkan nilai mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah
perusahaan di mata masyarakat, apabila harga yang disebut kurs/exchange rate (Nopirin,
suatu perusahaan tinggi maka nilai perusahaan 2009:163).
atau kinerja perusahaan di mata masyarakat
juga tinggi dan sebaliknya. Tinggi rendahnya
harga saham suatu perusahaan dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti kinerja keuangan
perusahaan, permintaan dan penawaran, tingkat
suku bunga, tingkat resiko, laju inflasi,
kebijakan pemerintah, makro ekonomi, politik
dan keamanan suatu negara.
Beberapa faktor analisis yang dapat
mempengaruhi harga saham yaitu antara lain Gambar 1.1. Nilai Tukar Rupiah 2010-2018
adalah analisis fundamental, analisis tekhnikal Sumber data:
baik yang bersifat sosial, ekonomi dan politik. https://www.sahamok.com/grafik-usd-vs-idr-
Meskipun terdapat banyak analisis lain yang rupiah/
secara psikologis mempengaruhi terhadap Dari gambar diatas terlihat bahwa Nilai
kekuatan pasar, akan tetapi analisis yang tukar rupiah selama tahun 2012 – 2016 masih
bersifat fundamental merupakan faktor utama tertekan terhadap Dollar Amerika Serikat.
bagi pasar untuk menentukan harga pasar Akibat dari penguatan dollar terhadap rupiah
perusahaan. Karena analisis fundamental tersebut membuat para emiten khususnya
memberikan gambaran yang jelas yang bersifat dibidang industri kelapa sawit berfikir dua kali.
analisis terhadap prestasi manajemen Karena penguatan dollar tersebut dapat
perusahaan dalam mengelola perusahaan yang mempengaruhi proses ekspor hasil industri
menjadi tanggung jawabnya. kelapa sawit.
Dengan demikian maka kebutuhan Inflasi yang tidak bisa diramalkan
informasi yang lengkap itulah bisa dianalisis biasanya menguntungkan para debitur, pencari
bagaimana sebenarnya kondisi usaha tersebut dana, dan spekulator pengambil risiko. Inflasi
analisis yang digunakan bisa berbagai macam akan merugikan para kreditur, kelompok
analisis diantaranya rasio keuangan, rasio ini berpendapatan tetap, dan investor yang tidak
sangat penting gunanya untuk melakukan berani berisiko. (Samuelson, 1994).
analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 3


penjual dalam lantai bursa.

Return On Asset
Return On Assets (ROA) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen perusahaan dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
Gambar 1.2. Inflasi tahun 2008-2017 perusahaan, semakin besar pula tingkat
Sumber data: keuntungan yang dicapai perusahaan dan
https://bolasalju.com/artikel/inflasi-indonesia- semakin baik pula posisi perusahaan tersebut
10-tahun/ dari segi penggunaan asset. Return on asset
Dari data di atas, rata-rata inflasi adalah analisis rentabilitas untuk mengukur
tahunan umum Indonesia selama 10 tahun efisiensi dan profitabilitas dari perusahaan yang
adalah 5,94% per tahun (mengacu periode bersangkutan. Return on asset perusahaan akan
2007-2016). Menggunakan kalkulasi akumulasi diukur dengan menggunakan:
penurunan nilai setelah inflasi 10 tahun, nilai ROA= (Laba Bersih Setelah Pajak) /
uang secara akumulatif turun -46,01%, jika (Total Aset)
disetahunkan inflasi terjadi 5,98% Year on
Year (YoY). Debt to Equity Ratio
(https://bolasalju.com/artikel/inflasi-indonesia- Debt to equity ratio merupakan rasio
10-tahun/, diakses tanggal 12 Mei 2018). yang digunakan untuk mengukur tingkat
Inflasi tahunan 2013 dan 2014 leverage dalam menunjukan kemampuan
merupakan inflasi tertinggi dalam rentan tahun perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
2010 – 2017. Pada tahun 2013 dan 2014 terjadi panjang, yang dimana rasio debt to equity ratio
inflasi sebesar 8,38% dan 8,65 meskipun pada menghubungkan antara total debt dengan total
tahun 2015 – 2017 mengalami penurunan. equitas (Farkhan ,2013). Debt to Equity Ratio
Fluktuasi tingkat inflasi tahun 2010 – 2017 diperoleh dengan rumus:
dikarenakan adanya kenaikan harga yang DER= (Total Hutang) / (Ekuitas
ditunjukkan oleh naiknya seluruh Indeks Pemegang Saham)
kelompok pengeluaran diantaranya bahan
makanan, komunikasi, transportasi dan jasa Earning Per Share
keuangan. (Kepala BPS: Suryamin). Indikator yang secara ringkas
(https://katadata.co.id/berita/2015/01/02/inflasi menyajikan kinerja perusahaan yang dinyatakan
-2014-mencapai-836-persen, diakses tanggal dengan laba. Eduardus Tandelilin (2001:241)
12 Mei 2018). menyatakan bahwa Informasi EPS suatu
perusahaan menunjukkan laba bersih
2. Kajian Pustaka perusahaan yang siap dibagikan bagi semua
pemegang saham perusahaan. Bagi investor,
Harga Saham informasi EPS merupakan informasi yang
Harga saham menjadi indikator dianggap paling mendasar dan berguna, karena
keberhasilan manajemen dalam mengelola bisa menggambarkan prospek earning
perusahannya. Jika harga saham suatu perusahaan dimasa depan. Semakin tinggi EPS,
perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka semakin tinggi pula keuntungan para pemegang
investor dapat menilai bahwa perusahaan saham per lembar sahamnya. Earning Per
tersebut berhasil mengelola usahanya. “Harga Share diperoleh dengan rumus:
saham terbentuk berdasarkan pertemuan antara EPS= (Laba Bersih) / (Jumlah Lembar Saham
penawaran jual dan permintaan beli saham” Beredar)
(idx.co.id). Menurut Anoraga (2006:59) dan
Rusdin (2006: 68), penentuan harga pasar Nilai Tukar Rupiah
saham dapat dilihat pada harga penutupan Nilai Tukar Rupiah adalah
(closing price). Berdasarkan beberapa perbandingan nilai atau harga mata uang
pengertian tentang harga saham, pada dasarnya Rupiah dengan mata uang lain. Dalam
harga saham adalah harga penutupan yang penelitian ini adalah kurs rupiah terhadap mata
terbentuk dari interaksi antara pembeli dan uang asing (dollar AS) bersumber dari situs

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 4


resmi Bank Indonesia yang menunjukkan
berapa rupiah yang diperlukan untuk ditukarkan
dengan satu dollar Amerika. Pengukuran Nilai
Tukar Rupiah dalam penelitian ini berdasarkan
Nilai tukar Rata-rata tahunan. Dalam penelitian
ini perhitungan terhadap kurs hanya
menggunakan kurs rata-rata tahunan, di mana
membandingkan kurs rata-rata periode sekarang
dengan kurs rata-rata periode sebelumnya.
Gambar 3. Kerangka pemikiran
Inflasi
Inflasi adalah kecendrungan dari harga- Hipotesis Penelitian
harga untuk menaik secara umum dan terus Menurut Sugiyono (2007:64) Hipotesis
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua merupakan jawaban sementara terhadap
barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila rumusan masalah penelitian biasanya disusun
kenaikan tersebut meluas kepada (atau dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari sementara karena jawaban yang diberikan baru
harga-harga barang lain. Pengukuran Tingkat didasarkan pada teori yang relevan, belum
Inflasi dalam penelitian ini dinyatakan dengan didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
inflasi rata-rata tahunan. diperoleh melalui pengumpulan data.
Ada beberapa teori dan juga penelitian Dari uraian diatas mengenai pengaruh
terdahulu yang dapat digunakan untuk Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Earning
memprediksi tentang pengaruh Return On Per Share, Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi
Asset, Debt to Equity Ratio, Earning Per terhadap Harga Saham maka hipotesis dalam
Share, Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi. Menurut penelitian sebagai berikut:
hasil penelitian Ayu Dek Ira Roshita Dewi dan 1. Variabel bebas yang terdiri dari Return On
Luh Gede Sri Artini (2016) bahwa Earning Per Asset, Debt to Equity Ratio, Earning Per
Share berpengaruh positif signifikan terhadap Share, Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi
Harga Saham sedangkan Debt to Equity Ratio secara simultan berpengaruh signifikan
dan Inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
terhadap Harga Saham. Berbeda dengan hasil sub sektor Perkebunan periode 2012 –
penelitian Tomi Sanjaya, Dwiatmanto dan 2017.
Maria Goretti Wi Endang NP (2015) bahwa 2. Variabel bebas yang terdiri dari Return On
Earning Per Share berpengaruh Tidak Asset, Debt to Equity Ratio, Earning Per
signifikan terhadap Harga Saham. Dan Share, Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi
Menurut hasil penelitian Anak Agung Gde secara parsial berpengaruh terhadap harga
Aditya Krisna dan Ni Gusti Putu Wirawati saham pada perusahaan sub sektor
(2013) bahwa Nilai Tukar dan Inflasi Perkebunan periode 2012 – 2017.
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Berbeda dengan hasil penelitian Johnnywinata 3. Metode Penelitian
Kewinoto, Muchtar Mariso dan Sjahruddin
(2015) bahwa Nilai Tukar dan Inflasi Jenis Penelitian
berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Jenis penelitian yang digunakan dalam
Saham. penelitian ini adalah penelitian kasual
komparatif. Penelitian kasual komparatif
Kerangka Pemikiran merupakan tipe penelitian berupa hubungan
Kerangka berpikir merupakan konsep sebab akibat atau pengaruh, yakni antara
teori yang berhubungan dengan beberapa variabel–variabel independen dan variabel
faktor yang telah diidentifikasikan sebagai dependen, sedangkan metode penelitiannya
masalah penting. Faktor-faktor tersebut yaitu adalah metode deskriptif.
Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Earning
Per Share, Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi Jenis dan Sumber Data
terhadap harga saham. Berikut adalah kerangka Jenis data penelitian ini menggunakan
pemikiran dari peneliti: data sekunder. Data sekunder merupakan data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 5


langsung melalui media perantara atau terdaftar di BEI sebanyak 16 perusahaan
diperoleh dan dicatat oleh pihak lain selama periode 2012-2014.
(Indriantoro dan Supomo, 2009:147). Sumber
data yang digunakan yaitu laporan keuangan, Metode Analisis Data
company report dan annual report dari Analisis data yang digunakan dalam
perusahaan sub sektor Perkebunan yang penelitian ini menggunakan aplikasi Eviews
terdaftar di BEI tahun 2012-2017, jurnal-jurnal for windows. Ver9.0. Dengan Analisis
penelitian, dan data-data pustaka lain yang Regresi Data Panel, Uji Asumsi Klasik, Uji
dapat membantu terlaksananya penelitian ini. Hipotesi, Uji Statistik, Uji Koefisien
Data sekunder ini diperoleh dari website BEI Determinasi (R2).
(www.idx.co.id), Bank Indonesia
(www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik4. Hasil Penelitian
(www.bps.go.id) serta www.yahoo finance.com
Hasil Analisis Regresi Data Panel
Populasi dan Sampel Setelah dilakukan Analisis Regresi Data
Populasi yang digunakan dalam Panel yaitu Uji Chow, Uji Hausman dan
penelitian ini adalah seluruh perusahaan Uji Breusch Pagan – Lagrangian
industri sub-sektor Perkebunan yang terdaftar Multiplier dapat disimpulkan bahwa model
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun yang terpilih dalam penelitian ini adalah Fixed
2012-2017 selama 6 tahun. Pemilihan sampel Effect Model.
dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling, Hasil Uji Asumsi
Adapun sampel yang diambil harus Setelah dilakukan Uji
memenuhi kriteria- kriteria sebagai berikut: Heterokedastisitas dapat disimpulkan bahwa
Tabel 1. Kriteria Sampel Penelitian data penelitian ini bebas dari uji asumsi klasik.
Jumlah Tabel 1.2. Hasil Uji Heterokedastisitas
No Keterangan Perusah
aan
Jumlah industri pertanian
sub-sektor perkebunan
1 yang terdaftar di Bursa (16) Dari tabel diatas nilai Probabilitas
Efek Indonesia periode Obs*R-square sebesar 0.1961. Nilai 0.1961 >
2012 – 2017 0.05 maka H0 diterima artinya tidak terjadi
Industri sub-sektor heteroskedastisitas.
perkebunan yang
menerbitkan laporan Hasil Pengujian Hipotesis
2 (6)
keuangan dan laporan
tahunan tidak lengkap Analisis Regresi Linear Berganda
selama periode penelitian Setelah melalui uji asumsi klasik,
Industri sub-sektor maka model regresi layak dijadikan sebagai
perkebunan yang alat ukur untuk mendeteksi hubungan antar
3 menyajikan laporan (0) variabel yang diajukan, yaitu variabel
keuangan dalam mata uang independen ROA, DER, EPS, Nilai Tukar
asing Rupiah, Inflasi dan variabel dependen harga
Jumlah Industri sub-sektor saham.
4 perkebunan yang lulus (10) Tabel 1.3. Hasil Analisis Regresi Data Panel
kriteria
5 Tahun penelitian (6)
Jumlah Sampel total
6 (60)
penelitian

Berdasarkan dari hasil purposive


sampling, jumlah sampel yang memenuhi
kriteria sebanyak 10 sampel dengan rincian,
perusahaan sub-sektor Perkebunan yang

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 6


Tabel 1.4. Hasil Uji t
Variabel Koefisien Prob. Keterangan
ROA 6.729476 0.0002 Signifikan Variabel Prob. Keterangan
Tidak
DER 0.234499 0.1333 ROA 0.0002 Signifikan
Signifikan
DER 0.1333 Tidak Signifikan
EPS 0.041004 0.0047 Signifikan
EPS 0.0047 Signifikan
- Tidak
KURS 0.9349 KURS 0.9349 Tidak Signifikan
0.139797 Signifikan
Inflasi 0.3541 Tidak Signifikan
Tidak
Inflasi 7.827581 0.3541
Signifikan
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka
Model estimasi yang digunakan adalah data Pengaruh Return On Asset Terhadap Harga
panel dengan menggunakan Fixed Effect Saham
Berdasarkan hasil uji regresi secara
Model (FEM), maka model persamaan regresi
parsial dengan model FEM menunjukkan
dapat dituliskan sebagai berikut:
pengaruh Return On Asset terhadap Harga
Harga saham = 5.947238 + 6.729476*ROA +
Saham pada perusahaan sub sektor Perkebunan
0.234499*DER + 0.041004*EPS -
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
0.139797*KURS + 7.827581*INFLS [CX=F]
menunjukan pengaruh yang signifikan terlihat
Uji Koefisien Determinasi
dari hasil uji t yang dilakukan diperoleh thitung
Berdasarkan hasil Adjusted R Square
lebih besar dari pada t-tabel sebesar (4.129610
terlihat bahwa nilai Adjusted R Square
> 2,004879) dengan probabilitas sebesar 0.0002
sebesar 0.941 atau 94,1%. Hal ini
< 0.05, dari hasil penelitian persamaan regresi
menunjukkan bahwa 94,1% variabel
diatas terlihat bahwa koefisien regresi untuk
dependen (Harga Saham) dapat dijelaskan
variabel Return On Asset bernilai positif sebesar
oleh variabel independen (ROA, DER, EPS,
6.729476, artinya variabel Return On Asset
Nilai Tukar Rupiah, dan Inflasi) dan sisanya
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
yaitu 5,9% (100% - 94,1%) dijelaskan oleh
Harga Saham. Hasil penelitian ini sejalan
variabel-variabel lain di luar penelitian.
dengan hasil penelitian yang dilakukan Vita
Ariesta Dyana Santy (2017) dan Gito Mustofa
Uji F
(2016) bahwa Return On Asset berpengaruh
Dari hasil uji F, dapat diketahui
Positif Signifikan terhadap Harga Saham.
konstanta dan signifikansi pengaruh variabel
Dengan begitu Dapat disimpulkan
independen secara bersama-sama terhadap
bahwa Return On Asset memiliki pengaruh
variabel dependen. Hal tersebut dapat terlihat
positif dan signifikan terhadap Harga Saham.
dari hasil pengolahan data yang menunjukkan
nilai Ftabel = 2,3861 dengan signifikasinya
adalah sebesar 0,000, maka probabilitasnya Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap
jauh di bawah 0,05. Berdasarkan hal ini dapat Harga Saham
Berdasarkan hasil uji regresi secara
disimpulkan bahwa model regresi tersebut
parsial dengan model FEM menunjukkan
layak yang berarti lolos uji F. Apabila hasil
pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga
dari uji F tersebut layak, maka penelitian ini
Saham pada perusahaan sub sektor Perkebunan
dapat dilanjutkan ketahap selanjutnya yaitu uji
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
statistik t.
menunjukan pengaruh yang tidak signifikan
terlihat dari hasil uji t yang dilakukan diperoleh
Uji t
t-hitung lebih kecil dari pada t-tabel sebesar
Pengujian ini dilakukan untuk
(1.528811 < 2,004879) dengan probabilitas
mengetahui pengaruh masing-masing variabel
sebesar 0.1333 > 0.05, dari hasil penelitian
independen terhadap variabel dependen
persamaan regresi diatas terlihat bahwa
dengan membandingkan nilai signifikansi <
koefisien regresi untuk variabel Debt to Equity
0,005. Secara umum, ringkasan hasil
Ratio bernilai positif sebesar 0.234499, artinya
pengujian hipotesis dengan Uji t dapat dilihat
variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh
pada tabel berikut:
positif dan tidak signifikan terhadap Harga
Saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 7


penelitian yang dilakukan Rizky Agustine Putri sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Perdana, Darminto dan Nengah Sudjana (2013) Maryanne, D. M. D. (2009) serta Saripudin dan
yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio Hilman Lutfi (2017) bahwa Nilai Tukar Rupiah
mempunyai pengaruh positif dan tidak berpengaruh negatif terhadap Harga Saham.
signifikan terhadap Harga Saham. Dapat disimpulkan bahwa Nilai Tukar
Dengan begitu Dapat disimpulkan Rupiah memiliki pengaruh negatif dan tidak
bahwa Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
positif dan tidak signifikan terhadap Harga
Saham. Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji regresi secara
Pengaruh Earning Per Share Terhadap parsial dengan model FEM menunjukkan
Harga Saham pengaruh Inflasi terhadap Harga Saham pada
Berdasarkan hasil uji regresi secara perusahaan sub sektor Perkebunan yang
parsial dengan model FEM menunjukkan terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukan
pengaruh Earning Per Share terhadap Harga pengaruh yang tidak signifikan terlihat dari
Saham pada perusahaan sub sektor Perkebunan hasil uji t yang dilakukan diperoleh thitung
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih kecil dari pada t-tabel sebesar (0.936265 <
menunjukan pengaruh yang signifikan terlihat 2,004879) dengan probabilitas sebesar 0.3541 >
dari hasil uji t yang dilakukan diperoleh thitung 0.05, dari hasil penelitian persamaan regresi
lebih besar dari pada t-tabel sebesar (2.972778 diatas terlihat bahwa koefisien regresi untuk
> 2,004879) dengan probabilitas sebesar 0.0047 variabel Inflasi bernilai positif sebesar
< 0.05, dari hasil penelitian persamaan regresi 7.827581, artinya variabel Inflasi berpengaruh
diatas terlihat bahwa koefisien regresi untuk positif dan tidak signifikan terhadap Harga
variabel Earning Per Share bernilai positif Saham. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
sebesar 0.041004, artinya variabel Earning Per teori di atas bahwa Inflasi memiliki korelasi
Share berpengaruh positif dan signifikan positif terhadap harga saham. Hasil penelitian
terhadap Harga Saham. Hasil penelitian ini ini sejalan dengan hasil penelitian yang
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan dilakukan Umi Kulsum dan Khuzaini (2011)
Ayu Dek Ira Roshita Dewi dan Luh Gede Sri bahwa Inflasi berpengaruh positif terhadap
Artini (2016) dan Rizky Agustine Putri Harga Saham.
Perdana, Darminto dan Nengah Sudjana (2013) Dengan begitu Dapat disimpulkan
bahwa Earning Per Share berpengaruh Positif bahwa Nilai Tukar Rupiah memiliki pengaruh
dan Signifikan terhadap Harga Saham. positif dan tidak signifikan terhadap Harga
Dengan begitu Dapat disimpulkan Saham.
bahwa Earning Per Share memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap Harga Saham. Pengaruh secara simultan
Hasil uji regresi secara simultan pada tabel
Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap 4.13 dengan model FEM menunjukkan
Harga Saham pengaruh Return On Asset, Debt to Equity
Berdasarkan hasil uji regresi secara Ratio, Earning Per Share, Nilai Tukar Rupiah
parsial dengan model FEM menunjukkan dan Inflasi terhadap Harga Saham pada sub
pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Harga sektor Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek
Saham pada perusahaan sub sektor Perkebunan Indonesia priode 2012 – 2017, dengan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melakukan uji statistik F output model fixed
menunjukan pengaruh yang tidak signifikan effect diatas diperoleh Fhitung lebih besar dari
terlihat dari hasil uji t yang dilakukan diperoleh pada F-tabel sebesar (68.73748 > dengan α =
thitung lebih kecil dari pada t-tabel sebesar (- 5% dan derajat kebebasan df1 = k-1 (6-1=5)
0.082138 < 2,004879) dengan probabilitas dan df2 = n-k (60-6=54) diperoleh nilai Ftabel
sebesar 0.9349 > 0.05, dari hasil penelitian sebesar 2,3861, dengan nilai signifikansi
persamaan regresi diatas terlihat bahwa 0.000000 < 0.05 dan Fhitung > Ftabel (68.73748 >
koefisien regresi untuk variabel Nilai Tukar 2,3861) sehingga H0 ditolak sehingga dapat
Rupiah bernilai negatif sebesar -0.139797, disimpulkan bahwa secara bersama-sama
artinya variabel Nilai Tukar Rupiah (simultan) variabel Return On Asset, Debt to
berpengaruh negatif dan tidak signifikan Equity Ratio, Earning Per Share, Nilai Tukar
terhadap Harga Saham. Hasil penelitian ini Rupiah dan Inflasi berpengaruh secara

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 8


signifikan dengan Variabel Harga Saham. Perbankan.
2. Bagi investor, dapat mempergunakan Return
5. Kesimpulan dan Saran On Asset dan Earning Per Share dalam
memprediksi harga saham perusahaan sub
Kesimpulan sektor Perkebunan dikarenakan mempunyai
Variabel ROA dan EPS berpengaruh pengaruh yang signifikan dan positif
positif dan signifikan terhadap harga saham. terhadap harga saham.
Sedangkan variabel DER dan Inflasi
berpengaruh positif dan t i d a k signifikan 6. Daftar Pustaka
terhadap harga saham dan variabel Nilai Tukar
Rupiah berpengaruh negatif dan t i d a k Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal
signifikan terhadap harga saham. Dari hasil Indonesia. Terjemahan. Jakarta: Media
pengukuran koefisien regresi, variabel ROA, Staff Indonesia.
DER, EPS, Nilai Tukar Rupiah, dan I n f l a s i Anoraga, Pandji. (2006). Pengantar Pasar
memiliki kontribusi yang cukup besar dalam Modal. Jakarta: Rineka Cipta.
kaitan besar kecilnya harga saham yang akan Ayu Dek Ira Roshita Dewi dan Luh Gede Sri
diterima investor. Hal ini dilihat dari nilai Artini. 2016. Pengaruh Suku Bunga
adjusted R2 sebesar 0.941 atau 94,1% variasi Sbi, Inflasi, dan Fundamental
dari harga saham yang bisa dijelaskan oleh Perusahaan terhadap Harga Saham
kelima variabel independen (ROA, DER, EPS, Indeks LQ-45. E-Jurnal Manajemen
Nilai Tukar Rupiah, dan I n f l a s i ), sedangkan Unud, Vol. 5, No. 4. Fakultas Ekonomi
sisanya 5,9% dijelaskan oleh variabel-variabel dan Bisnis Universitas Udayana (Unud),
yang lain di luar penelitian misalnya Rasio Bali, Indonesia.
Likuiditas (Current Ratio), Perputaran Aktiva Farkhan dan Ika. 2013. “Pengaruh Rasio
(Asset Turn Over), dari factor makro ekonomi Keuangan Terhadap Return Saham
yang meliputi tingkat bunga umum domestik, Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
kondisi perekonomian global dan dapat juga Efek Indonesia”. VALUE ADDED, Vol
dari faktor non ekonomi yang meliputi 9, No. 1, September 2012 – Februari
peristiwa politik dalam negeri, peristiwa politik 2013.
di luar negeri, peperangan, demonstrasi massa Gito Mustofa. 2016. Pengaruh Return On
dan kasus lingkungan hidup yang dapat Equity (ROE) Dan Return On Asset
mempengaruhi Harga saham. (ROA) Terhadap Harga Saham. 2
Jurnal Profita Edisi 3. Fakultas Ekonomi
Keterbatasan Universitas Negeri Yogyakarta.
Berdasarkan penelitian di atas, adapun Herlianto Didit. 2013.Manajemen Investasi
keterbatasan dari penelitian ini khususnya Plus Jurus Mendeteksi Investasi
dalam hal sampel penelitian. Jumlah sampel Bodong. Yogyakarta: Gosyen
dalam penelitian ini relatif sedikit yaitu Publishing.
sebanyak 10 sampel. Sehingga hasil id/hubinvestor/kinerjakeuangan/laporant
penelitian ini tidak bisa digeneralisasi pada riwulan.aspx
semua perusahaan disektor industri. Maka Hilman Lutfi dan Saripudin. 2017. Pengaruh
dari itu peneliti selanjutnya diharapkan untuk Makro Ekonomi Terhadap Harga
memperluas penelitiannya dengan menambah Saham Pada Perusahaan Sektor
jumlah sampel penelitian dan menambah Perbankan di Bursa Efek Indonesia.
periode penelitiannya menjadi lebih lama. Kalbisocio, Volume 4 No. 2. Institute
Keuangan dan Perbankan Asia Perbanas,
Saran Jakarta.
Dari kesimpulan yang telah diuraikan, Indriantoro, Nur., Bambang Supomo, 2009.
maka saran yang dapat diberikan penulis Metodologi Penelitian Bisnis untuk
sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang Akuntansi dan Manajemen, Edisi
berkepentingan yaitu: Pertama. Yogyakarta : BPFE
1. Penelitian berikutnya dapat menggunakan Yogyakarta.
sampel pada perusahaan lainnya yang Johnny winata Kewinoto, Muchtar Mariso dan
bergerak di bidang lain seperti, Sjahruddin. 2015. Analisis pengaruh
Pertambangan, manufaktur, maupun sektor harga komoditas minyak kelapa sawit

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 9


(CPO), tingkat inflasi, nilai tukar Rupiah
dan volume penjualan komoditas (CPO)
terhadap harga saham pada perusahaan
penghasil kelapa sawit (CPO). JOM
FEKON Vol. 2 No. 1. Faculty of
Economic Riau University, Pekanbaru,
Indonesia.
Nopirin. 2009. Ekonomi Moneter. Edisi Satu.
Cetakan ke 12. Penerbit BPFE. Jakarta.
Rusdin. (2006). Pasar Modal: Teori, Masalah,
dan Kebijakan Dalam Praktik. Bandung:
Alfabeta.
Samuelson, Paul A. & Nordhaus, William D.
1991. Ekonomi. Edisi 12. Jakarta:
Erlangga.
Sugiyono, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis,
PT. Gramedia, Jakarta
Tomi Sanjaya, Dwiatmanto dan Maria Goretti
Wi Endang NP. 2015. Pengaruh Return
On Equity (ROE), Debt Ratio (DR),
Debt to Equity Ratio (DER), Earning
Per Share (EPS) terhadap Harga
Saham. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB) Vol. 23. No. 1. Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
Malang.
Umi Kulsum dan Khuzaini. 2016. Pengaruh
Risiko Sistematik, Kurs, Inflasi dan
Bunga terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu
dan Riset Manajemen: Volume 5,
Nomor 6. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia. Surabaya.
Vita Ariesta Dyana Santy dan Triyonowati.
2017. Pengaruh ROA, ROE, dan EPS
terhadap Harga Saham PT. Garuda
Indonesia Tbk. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen Volume 6, Nomor 9.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia. Surabaya.

Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3 Bulan Juli 2020 10

Anda mungkin juga menyukai