Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN TN.

N DENGAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG GATOTKACA
RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh :
Aprilia Aldila Enggardini
P1337420919059

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
2019
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada :
Hari, tanggal : Rabu, 25 September 2019
Jam : 11.00
Ruang : Gatotkaca
1. Identitas Klien
Nama : Tn. N
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur :40 tahun
Tempat, tanggal Lahir : Brebes, 8 Agustus 1979
Alamat : Cikeusal Kidul, Ketanggungan, Brebes
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Status : Bercerai
Diagnosa Medis : Skizofrenia tak terinci
2. Alasan Masuk
Klien dibawa ke IGD RSJD Dr. Amino Gondohutomo pada
tanggal 16 September 2019. Klien mengatakan keluarga mengajaknya
untuk jalan-jalan, namun ternyata ke RSJD. Klien dibawa ke RSJD
karena klien mengamuk dan menjambak rambut tetangganya pada
saat menagih hutang.
3. Faktor Presipitasi
Klien bekerja namun tidak tetap setiap hari, klien mengatakan bila
kekurangan uang dan tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
4. Faktor Predisposisi
a. Gangguan jiwa dimasa lalu dan Pengobatan sebelumnya
Klien mengatakan belum pernah dirawat di Rumah Sakit
Jiwa, sehingga sebelumnya belum pernah menjalani pengobatan
kejiwaan.
b. Trauma
Klien berkata bila tidak memiliki trauma pada suatu kejadian.
c. Anggota keluarga dengan gangguan jiwa
Klien berkata bila tidak ada keluarga yang memiliki sakit
jiwa.
d. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan sekitar 1 tahun yang lalu bercerai
dengan istrinya karena istri klien merasa sudah tidak cocok lagi.
Klien memiliki 2 orang anak laki-laki dari hasil pernikahannya
dengan istrinya. Sekarang anak-anak klien tinggal bersama mantan
istri klien.
Masalah Keperawatan : Berduka antisipasi
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
TD : 130/70 mmHg S : 36,4 oC
N : 84 x/mnt RR :18 x/mnt
b. Ukuran Badan
BB : 58 Kg
TB : 165 cm
c. Head to toe
1) Kepala dan rambut
Kepala mesocepal, pertumbuhan rambut merata, rambut rapi,
bersih, kering serta tidak lepek, dan tidak terdapat benjolan
ataupun lesi pada kepala.
2) Hidung dan Respirasi
Nafas regular, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak
ada polip, tidak mengunakan alat bantu pernapasan.
3) Telinga
Simetris, bersih tidak ada penumpukan serumen, tidak ada lesi
serta tidak memakai alat bantu dengar, fungsi pendengaran
baik
4) Mata
Konjungtiva tidak anemis, reflek terhadap cahaya positif,
tidak ada kelainan, penglihatan jelas.
5) Mulut
Tidak sianosis, tidak ada sariawan, mukosa bibir kering, gigi
utuh tidak terdapat caries dan klien tidak menggunakan gigi
palsu.
6) Leher
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan pada
trakea, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
7) Dada
Pergerakan dada simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada
lesi. Ictus cordis tak tampak teraba pada intercosta 5
8) Abdomen
Bentuk abdomen datar, tidak kembung, tidak ada nyeri tekan
9) Kulit tidak sianosis, tidak jaundice, bersih, kering, tidak ada
tanda-tanda gangguan kulit lainnya.
10) Ekstremitas Atas
Ekstremitas atas kanan kiri dapat digerakkan dengan bebas,
capillarry refill kurang dari 2 detik, tidak terdapat clubing
finger.
11) Ekstremitas Bawah
Ekstremitas bawah dapat digerakkan dengan bebas, tidak
terdapat edema pada kaki, dan tidak terdapat clubbing finger
pada jari kaki.

5 4

5 4
6. Psikososial
a. Genogram

Keterangan :
: laki-laki
: bercerai

: perempuan

: sudah
: pasien meninggal

: tinggal serumah

Klien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dan


merupakan anak lelaki satu-satunya. Adik klien yang no. 2 sudah
meninggal. Bapak ibu klien masih hidup dan tidak tinggal
serumah dengan klien. Klien telah cerai dengan istrinya dan
memiliki 2 anak
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya, klien
tidak minder dengan tubuhnya.
2) Identitas Diri
Klien dapat menyebutkan namanya dengan benar, dan
mengatakan bahwa klien merupakan anak pertama dari 4
bersaudara. Klien bekerja sebagai petani, terkadang juga
membantu menjahit di suatu konveksi, di kampung menjadi
reporter pertandingan. Namun klien kurang puas dengan
pekerjaannya.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah : situasi
3) Peran
Klien merupakan seorang ayah dari kedua anaknya, klien slalu
menyempatkan waktu untuk bertemu anak-anaknya. Klien
juga menjalani peran sebagai seorang laki-laki yaitu bekerja
walaupun tidak setiap hari/bila ada kerjaan saja untuk
mencukupi kebutuhan dirinya.
4) Ideal Diri
Klien berkeinginan memiliki mesin jahit sendiri untuk bekerja.
Klien ingin menikah lagi dengan seorang janda yang dia sukai
namun tidak ada biaya. Klien juga berharap bisa pulang ke
rumah.
5) Harga Diri
Klien mengatakan hanya seorang petani dan kadang menjadi
penjahit yang kerja bila ada panggilan saja. Klien merasa
penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah : situasi
c. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti
Bagi klien orang yang berarti baginya adalah keluarga,
terutama orang tua dan anak-anaknya.
2) Peran serta Kegiatan Kelompok / Masyarakat
Klien mengatakan dulu sering mengikuti kegiatan di
kampungnya salah satunya yaitu menjadi reporter
pertandingan bola voli di kampungnya.
3) Hambatan dalam Berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan
dan komunikasi dengan orang lain.
d. Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan beragam islam.
2) Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan saat di rumah sholat lima waktu dan,
saat di Rumah sakit klien juga melakukan ibadah sholat.
7. Status Mental
a. Penampilan
Klien mengatakan mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore
hari, keramas menggunakan sampo dan sikat gigi menggunakan
pasta gigi, kemudian klien juga mengenakan pakaian dari rumah
sakit, baju dan celana dipakai klien sebagaimana mestinya.
Rambut pendek rapi, kuku pendek bersih, badan tampak bersih.
b. Pembicaraan
Klien dapat berbicara dan berkomunikasi dengan baik,
dapat mempertahankan kontak mata saat bicara, menjawab
pertanyaan dengan baik, namun sedikit bernada tinggi saat
berbicara tentang hal yang tidak disukai, tidak mengalami
disorientasi tempat dan waktu, mau memulai pembicaraan, dan
mau bertanya kembali.
Masalah Keperawatan : Risiko perilaku kekerasan
c. Aktivitas Motorik
Klien tampak bingung, tidak ada aktivitas motorik yang
berlebihan, terkadang tampak tegang.
Masalah Keperawatan : Risiko perilaku kekerasan
d. Afek dan Emosi
Ekspresi wajah klien sesuai dengan perasaan yang sedang dialami.
e. Alam Perasaan
Klien mengatakan perasaannya saat ini sedih dan masih bingung
kenapa harus berada di Rumah Sakit Jiwa.
f. Interaksi Selama Wawancara
Klien kooperatif saat berinteraksi, dapat mempertahankan kontak
mata, tidak menunjukkan sikap curiga, dan dapat berkomunikasi
dua arah.
g. Persepsi Sensori
Klien mengatakan tidak pernah melihat atau mendengar sesuatu
yang tidak nyata. Saat di rumah sakit klien juga tidak pernah
mengalami hal tersebut.
h. Proses Pikir
Klien mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang
ditanyakan. Hal yang dibicarakan sesuai dengan tujuan
pembicaraan klien. Klien tidak berbelit-belit dalam
menyampaikan jawaban.
i. Isi Pikir
Klien masih berpikir mengapa dia dibawa ke rumah sakit jiwa ini
hanya gara-gara dia datang ke rumah seseorang untuk menagih
hutang yang sudah 2 tahun tidak dibayar.
j. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien terkadang tampak bingung pada saat
berbicara, namun tidak ditemukan disorientasi waktu, tempat
maupun orang.
k. Memori
Kemampuan klien dalam mengingat baik, terbukti dengan klien
dapat menyebutkan namanya, nama bapak ibunya, nama mantan
istri, nama seseorang yang dia sukai, dan nama seseorang yang
berhutang padanya dengan benar. Klien juga dapat mengingat
kejadian-kejadian yang baru saja terjadi. Klien mampu
menyebutkan hal-hal yang dialami klien selama dirumah sebelum
dibawa ke rumah sakit.
l. Tingkat Konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi dan dapat berhitung sederhana.
m. Kemampuan Penilaian
Klien mampu mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan
orang lain. Contohnya : klien memilih istirahat setelah makan
siang
n. Daya Tilik Diri
Klien merasa ada yang beda dari dirinya, klien mulai menyadari
bila dia menderita gangguan jiwa.
8. Kemampuan Klien Memenuhi Kebutuhan
No. Kemampuan Klien Memenuhi Kebutuhan Ya Tidak
1 Makanan ✔
2 Keamanan ✔
3 Perawatan Kesehatan ✔
4 Pakaian ✔
5 Transportasi ✔
6 Tempat Tinggal ✔
7 Keuangan ✔
Saat ini klien minum obat dibantu oleh perawat dan klien tidak
bekerja.
a. Kegiatan Hidup Sehari-hari (ADL)

Kegiatan hidup sehari-hari Bantuan Bantuan Tanpa


Total Minimal Bantuan
Mandi ✔
Kebersihan ✔
Makan ✔
Buang air kecil / BAK ✔
Buang air besar / BAB ✔
Ganti pakaian ✔
b. Nutrisi
Klien mengatakan makan 3 kali sehari, dan selalu habis 1 porsi.
Klien selalu makan bersama di ruang makan dengan klien yang
lain. BB saat ini : 58 kg, TB : 165 cm, IMT = 21,3 (baik).
c. Tidur
Sebelum masuk rumah sakit klien tidak mengalami kesulitan tidur,
saat di rumah sakit klien mengatakan tidak mengalami gangguan
tidur, klien tidur malam jam 19.00 WIB sampai jam 04.00 WIB,
klien juga berkata bila tidur siang dari jam 14.00 WIB sampai jam
15.30 WIB
d. Kemampuan klien dalam hal-hal berikut :
- Klien dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari
- Klien dapat menjaga keamanan dirinya sendiri
- Klien dapat membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
- Klien tidak bisa mengatur penggunaan obatnya sendiri dan
tidak melakukan pemeriksaan kesehatannya sendiri karena
semua dibantu oleh perawat.
e. Sistem pendukung
Klien mengatakan keluarga dan tetangga klien yang membawa
klien ke Rumah Sakit. Keluarga klien belum tampak menjenguk
klien kembali.
f. Kegiatan produktif / Hobi
Klien mengatakan tidak ada kegiatan produktif saat di ruangan
9. Mekanisme Koping
Klien mengatakan masih jengkel dengan seseorang yang berhutang
padanya sudah 2 tahun tidak dibayar. Bila merasa jengkel, klien
bergegas mandi agar segar.

10. Pengetahuan
Klien dapat menyebutkan jawaban atas pertanyaan tentang
pengetahuan umum.
11. Aspek Medis
a. Diagnosa Medis : Skizofrenia tak terinci
b. Terapi Medis : Risperidone 2 x 2 mg (tab)
12. Analisa Data

No Waktu Data Fokus Masalah Keperawatan

1 Rabu, 25 DS : Risiko Perilaku


- Klien dibawa ke RSJD karena
September Kekerasan
klien mengamuk dan
2019
11.00 WIB menjambak rambut tetangganya
pada saat menagih hutang.
- Klien bekerja namun tidak tetap
setiap hari, klien mengatakan
bila kekurangan uang dan tidak
cukup untuk kebutuhan sehari-
hari.
DO :
- Klien berbicara dengan nada
agak tinggi ketika
membicarakan hal yang
membuatnya jengkel
- Wajah tampak jengkel
- Kontak mata bertahan
13. Daftar Masalah Keperawatan
a) Berduka antisipasi
b) Harga diri rendah : situasi
c) Risiko perilaku kekerasan
14. Pohon Masalah

Resiko Mencederai diri sendiri dan Effect


orang lain

Perilaku Kekerasan Cor Problem


Causa
Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektf

Faktor Predisposisi dan Prespitasi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko Perilaku Kekerasan
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Kep
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 Risiko Perilaku TUM : Klien dapat Setelah dilakukan tindakan ᅳ Ucapkan salam
Kekerasan mengontrol perilaku keperawatan selama 3x ᅳ Berjabat tangan
ᅳ Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
kekerasan. pertemuan :
TUK I : Membina hubungan Ekspresi wajah bersahabat, dihadapi klien
saling percaya ᅳ Jelaskan tujuan interaksi
menunjukkan rasa tenang,
ᅳ Buat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap
ada kontak mata, mau
kali bertemu pasien.
berjabat tangan, mau ᅳ Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
menyebutkan nama, mau kebutuhan dasar klien
menjawab salam, mau
TUK II : Klien dapat
duduk berdampingan
mengidentifikasi penyebab, Lakukan SP I
dengan perawat, mau
tanda-tanda, akibat, dan
mengutarakan masalah - Beri kesempatan mengungkapkan
perilaku kekerasan yang
yang dihadapi perasaannya
biasa dilakukan - Bantu klien mengungkap penyebab perasaan
Setelah dilakukan tindakan
jengkel
keperawtaan selama 3x pertemuan - Observasi tanda-tanda perilaku kekerasan
- Klien dapat mengungkapkan
perasaannya pada klien
- Klien dapat mengungkapkan - Simpulkan bersama klien tanda-tanda klien
penyebab perasaan saat jengkel/marah yang dialami
- Bantu klien dapat bermain peran dengan
jengkel/jengkel (dari diri
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
sendiri, orang lain dan
- Bicarakan dengan klien apakah dengan cara
lingkungan)
- Klien dapat menyimpulkan yang klien lakukan masalahnya selesai
- Bersama klien menyimpulkan akibat cara
tanda-tanda jengkel/kesal
yang dilakukan oleh klien
yang dialami - Tanyakan pada klien apakah ingin
- Klien dapat bermain peran
mempelajari cara baru yang sehat
dengan perilaku kekerasan - Latih cara mengontrol perilaku kekerasan
yang dilakukan dengan cara fisik I : napas dalam
- Klien dapat mengetahui cara
yang biasa dapat
menyelesaikan masalah atau
TUK III : Klien dapat
tidak
menggunakan obat dengan - Klien dapat mengungkapkan
benar (sesuai program akibat dari cara yang
pengobatan) dilakukan klien.
- Klien dapat mengontrol Lakukan SP II
perilaku kekerasan dengan - Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien
cara fisik napas dalam - Diskusikan manfaat minum obat dan
kerugian berhenti minum obat tanpa izin
TUK IV : Klien dapat dokter
mengidentifikasi cara
Setelah dilakukan tindakan
konstruktif dalam berespon
keperawatan selama 3 x pertemuan
terhadap kemarahan secara
konstruktif - Klien dapat menyebutkan
Lakukan SP III
obat-batan yang diminum
dan kegunaannya - Tanyakan pada klien apakah ingin
- Klien dapat minum obat mempelajari cara baru
sesuai dengan program - Beri pujian jika klien menemukan cara yang
pengobatan sehat
TUK V : Klien dapat
- Diskusikan dengan klien mengenai cara lain
mengontrol perilaku - Latih cara mengontrol perilaku kekerasan
kekerasan dengan cara fisikII : pukul bantal

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan Lakukan SP IV dan V
selama 3 x pertemuan - Bantu klien memilih cara yang tepat untuk
- Klien dapat melakukan cara klien
- Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara
berespon terhadap kemarahan
secara konstruktif yang dipilih
- Klien dapat mengontrol - Bantu klien menstimulasi cara tersebut
- Berikan reinforcement positif atas
perilaku kekerasan dengan
keberhasilan klien menstimulasi cara
cara fisik pukul bantal
tersebut
- Anjurkan klien menggunakan cara yang
Setelah dilakukan telah dipilihnya jiak ia sedang kesal/jengkel
tindakan keperawatan - Latih cara mengontrol perilaku kekerasan

selama 3 x pertemuan dengan cara verbal


- Latih cara mengontrol perilaku kekerasan
Klien dapat mengontrol
dengan cara spiritual
perilaku kekerasan
dengan cara :

- Verbal : mengatakan secra


langsung dan tidak menyakiti
- Spiritual: sembahyang,
berdoa/ibadah yang lain
B. IMPLEMENTASI

Diagnosa
No
Keperawata Waktu Implementasi Respon Paraf
.
n

1 Risiko Kamis, 26 ᅳ Mengucapkan salam S:


Perilaku September ᅳ Berjabat tangan ᅳ Klien mengatakan bila di dalam
ᅳ Menanyakan perasaan klien dan masalah yang ruangan merasa jenuh perasaannya,
Kekerasan 2019
dihadapi klien dan jengkel, klien lalu pergi mandi
ᅳ Menjelaskan tujuan interaksi ᅳ Klien mengatakan mulai menyadari
ᅳ Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat
bila ada gangguan di dalam dirinya
setiap kali bertemu pasien. ᅳ Klien mengatakan merasa lebih baik
ᅳ Memberi perhatian kepada klien dan
setelah melakukan napas dalam
memperhatikan kebutuhan dasar klien O:
- Memberi kesempatan mengungkapkan ᅳ Klien menyebutkan namanya dengan
perasaannya baik
Melakukan SP I ᅳ Klien tampak menunjukkan ekspresi

- Membantu klien mengungkapkan penyebab bersahabat, ada kontak mata, mau

perasaan jengkel berjabat tangan, dan membalas


- Mengobservasi tanda-tanda perilaku senyuman
kekerasan pada klien ᅳ Klien dapat menyebutkan penyebab,
- Menyimpulkan bersama klien tanda-tanda tanda-tanda, akibat, dan perilaku
klien saat jengkel/marah yang dialami kekerasan yang biasa dilakukan
- Membicarakan dengan klien apakah dengan ᅳ Klien tampak dapat melakukan napas
cara yang klien lakukan masalahnya selesai dalam dengan baik
- Menyimpulkan bersama klien akibat cara
yang dilakukan oleh klien
- Menanyakan pada klien apakah ingin
mempelajari cara baru yang sehat
- Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara fisik I : napas dalam
2 Risiko Jumat, 27 Melakukan SP II S:
Perilaku September - Menjelaskan jenis-jenis obat yang diminum ᅳ Klien mengatakan merasa senang hari

Kekerasan 2019 klien ini


- Berdiskusi manfaat minum obat dan kerugian ᅳ Klien mengatakan minum obat setiap

berhenti minum obat tanpa izin dokter pagi jam 7 dan sore jam 5, obat

Melakukan SP III berwarna oranye


ᅳ Klien mengatakan baru paham tentang
- Berdiskusi dengan klien mengenai cara lain
- Membantu klien memilih cara yang tepat obat yang diminum
ᅳ Klien mengatakan akan mencoba
untuk klien
- Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan kontrol rasa jengkelnya dengan cara
dengan cara fisik II : pukul bantal pukul bantal
O:
ᅳ Klien menyebutkan namanya dengan
baik
ᅳ Ekspresi klien bersahabat, ada kontak
mata, mau berjabat tangan, dan
membalas senyuman
ᅳ Klien dapat menyebutkan nama obat,
dosis, warna obat, waktu minum obat,
dan akibat bila tidak minum obat
ᅳ Klien tampak dapat melakukan cara
fisik II : pukul bantal

3 Risiko Minggu, 28 Melakukan SP IV dan SP V S:


Perilaku September
- Membantu klien memilih cara yang tepat ᅳ Klien mengatakan semalam bisa tidur
untuk klien ᅳ Klien mengatakan ingin pulang
Kekerasan 2019
- Membantu klien mengidentifikasi manfaat ᅳ Klien mengatakan masih tidak
cara yang dipilih menyangka bisa dibawa ke RSJ
- Membantu klien menstimulasi cara tersebut ᅳ Klien mengatakan masih kepikiran
- Memberikan reinforcement positif atas dengan kejadian sebelum dibawa ke
keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut RSJ
- Menganjurkan klien menggunakan cara yang
ᅳ Klien mengatakan akan meminta
telah dipilihnya jika ia sedang kesal/jengkel
tolong dan menolak seseorang dengan
- Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan perkataan yang baik
ᅳ Klien mengatakan akan mencoba
dengan cara verbal
- Melatih cara mengontrol perilaku kekerasan kontrol rasa jengkelnya dengan cara
dengan cara spiritual spiritual
O:
ᅳ Klien menyebutkan namanya dengan
baik
ᅳ Ekspresi klien bersahabat, ada kontak
mata, mau berjabat tangan, dan
membalas senyuman
ᅳ Klien dapat mempraktikkan cara
meminta tolong dan menolak seseorang
dengan perkataan yang baik
ᅳ Klien tampak dapat melakukan cara
spiritual untuk mengontrol rasa
marah/jengkel
C. EVALUASI

No
Diagnosa Keperawatan Waktu Catatan Perkembangan Paraf
.

1 Risiko Perilaku Kekerasan Minggu, 28 S:


September 2019 ᅳ Klien masih merasa jengkel bila
mengingat seseorang yang pinjam uang
kepadanya
ᅳ Klien mengatakan sudah memahami
penyebab, tanda-tanda, akibat, dan
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
ᅳ Klien mengatakan sudah mengerti tentang
cara mengontrol marah dengan teknik
napas dalam, pukul bantal, dan cara
verbal.
O:
ᅳ Klien menyebutkan namanya dengan baik
ᅳ Klien tampak menunjukkan ekspresi
bersahabat, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, dan membalas senyuman
ᅳ Klien dapat menyebutkan penyebab,
tanda-tanda, akibat, dan perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan
ᅳ Klien tampak dapat mempraktikkan teknik
napas dalam, cara fisik II pukul bantal, dan
cara verbal
A:
Masalah Risiko Perilaku Kekerasan belum
teratasi
P:
- Ulangi SP II dan SP V (menjelaskan jenis-
jenis obat yang diminum, manfaat minum
obat dan kerugian berhenti minum obat,
dan cara spiritual).

Anda mungkin juga menyukai