Disusun :
1. Achmad Danu U. (01)
2. Alifah Rahma Yunita (03)
3. Alyziah Galuh A.C.P (04)
4. Auryn Rifa Yasa (07)
5. Fadilla Anjarika K.W (13)
6. Qatrunnada Fairuz M. (21)
7. Rivo Ferdinan (25)
8. Wempy Indira L. (31)
Kelas : XI-IPS 1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya serta
kemudahan yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
maksimal. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar
Muhammad saw, hamba dan Rasul Allah, juga kepada para kerabat dan para sahabat beliau.
Kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan harapan dapat
membantu pelajar dalam memahami pelajaran sejarah yang berjudul “ Dampak Kolonialisme dan
Imperialisme di Bidang Ekonomi ”
Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa
yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi pelajaran dan resensi
baru untuk kita semua sebagai pelajar. Jika ada kekurangan dalam makalah ini mohon dijadikan
maklum.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
2.1 Pengertian RT / RW..................................................................................... 2
2.2 Tugas RT / RW............................................................................................ 2
2.3 Fungsi Sekretaris.......................................................................................... 2
2.4 Fungsi Bendahara........................................................................................ 2
2.5 Fungsi seksi-seksi dalam RT / RW.............................................................. 3
2.6 Perkembangan dalam RT 38 / RW 4........................................................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 9
3.2 Saran………………………………………………………………………... 9
BAB I
PENDAHULUAN
Monopoli perdagangan juga dilakukan VOC terhardap barang barang impor. Dalam hal
ini,VOC melarang masyarakat lokal membeli komoditas impor dari bangsa lain. Mereka hanya
diperbolehkan membeli barang impor yang dibawa VOC. Dampaknya, tidak ada persaingan harga
dalam masyarakat sehingga masyarakat harus membeli produk produk lokal dengan harga tinggi.
Selain monopoli ,praktik eksploitasi yang dijalankan VOC adalah penyerahan wajib dan
pemberian wajib . Praktik eksploitasi ini berkaitan erat dengan kebijakan VOC yaitu Verplichte
leverantie dan contingenten. Verplichte leventarie adalah penyerahan wajib hasil bumi dengan
harga yang ditentukan VOC. Contingenten adalah penyerahan pajak wajib berupa hasil bumi yang
langsung dibayarkan pada VOC. Kedua kebijakan ini berkaitan dengan penguasa pribumi yang
memperoleh kekuasaan dengan bantuan VOC. VOC menerima penyerahan wajib berupa
komoditas tertentu sebagai imbalan atas bantuannya kepada para penguasa pribumi. Dampaknya,
penguaa pribumi kehilangan ha katas monopoli komoditas perdagangan tertentu misal beras. Para
petani terus tertindas adanya sistem tersebut
2.2 MASA PEMERINTAHAN GUBERNUR JENDRAL
DAENDELS
Pergantian kekuasaan dari VOC menuju pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem
Daendels turut memengaruhi perkembangan ekonomi. Daendels merupakan tokoh yang
revolusioner. Oleh karena itu, beberapa kebijakannya turut memengaruhi perkembangan ekonomi
masyarakat di Hindia Belanda.
Sistem sewa tanah (Iandrent) merupakan sistem yang berhasil diterapkan inggris di india.
Dalam penerapannya di Indonesia, Raffles mengganti sistem kepemilikan tanah dari raja dan
penguasa local menjadi milik pemerintah kolonial. Artinya, pemerintah berhak menyewakan tanah
tersebut. Sistem sewa tanah yang diterapkan Raffles mendorong pemerintah kolonial menerapkan
pajak tanah. Besarnya pajak diperkirakan sama dengan nilai 2/5 dari nilai panen selama satu tahun.
Selanjutnya, hasil pajak tanah tersebut digunakan untuk mengisi kas pemerintahan kolonial.
Pelaksanaan sistem tanam paksa berdampak negatif dan positif bagi perekonomian rakyat.
Dampak negatif pelaksanaan tanam paksa adalah penderitaan rakyat Indonesia. Dampak tersebut
disebabkan adanya berbagai penyimpangan dalam pelaksaan tanam paksa. Adapun dampak positif
tanam paksa adalah pengenalan tanam paksa akan tanaman komersial. Tanaman komersial
merupakan tanaman yang laku dipasar internasional. Tanaman-tanaman tersebut antara lain kopi,
tebu, tembakau, dan indigo. Melalui kebijakan tersebut, tanaman-tanaman tersebut masih menjadi
salah satu komoditas ekspor di Indonesia hingga saat ini.
Pada 1870 sistem tanam paksa diganti dengan sistem ekonomi liberal (Open Door Policy).
Sistem ini berdampak pada peralihan kegiatan ekonomi masyarakat. Para penyewa tanah
(Pengusaha asing). Pada awalnya hanya menyewa lahan-lahan kosong. Dalam perkembangannya,
mereka menyewa tanah pertanian milik petani. Para petani yang dahulu berhak atas tanah
pertaniannya kemudian harus menyewakan tanahnya kepada pengusaha asing. Mata pencaharian
para petanipun beralih menjadi buruh.
Perluasan kegiatan ekonomi pada masa colonial Belanda juga mendorong pembangunan
jaringan transportasi. Jaringan-jaringan transportasi tersebut berupa jalur-jalur kereta apai di Pulau
Jawa dan diluar Pulau Jawa. Pembangunan jalur kereta api di Pulau Jawa misalnya jalur kereta api
menghubungkan daerah Surabaya-Solo-Yogyakarta-Priangan yang dibangun pada 1840.
Selanjutnya, dilaksankan pembangunan jalur kereta api Semarang-Cirebon pada 1895. Sementara
itu, pembangunan jalur kereta api di luar Pulau Jawa dilakukan oleh perusahaan Zuid Sumatra
Staatsramwegen. Perusahaan tersebut membangu jaringan di Lampung sepanjang 62 km dan
Palembang sepanjang 152 km yang beroperasi pada 1917. Pada 1813 pemerintah colonial juga
mebangun jalur kereta api di Sumateraa Barat dan Aceh
Perkembangan ekonomi pada masa kolonial Belanda juga didukung oleh kemajuan dalam
bidang komunikasi. Pada 1746 kantor pos pertama didirikan di Batavia. Keberadaan jarungan
kereta api dan jalan raya pos Daendels mempercepat waktu pengiriman layanan melalui pos.
sementara itu, di daerah Sumatera seperti Palembang, Pantai Timur, Sumatera, dan Aceh
pelayanan pos dilakukan menggunakan mobil. Selanjutnya, pada 1855 mulai berkembang
pelayanan telegraf. Keberadaan pos dan telegraf memudahkan penyampaian informasi dan
jaringan komunikasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kolonialisme dan Imperialisme barat memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap Bidang politik, Bidang ekonomi,
Bidang sosial, Bidang budaya di Indonesia.Salah satu dampak negatif dari peristiwa
tersebut adalah Adanya pengambilan hak pendudukdi Indonesia secara paksa, dan
Hilangnya harta benda dan jiwa akibat adanya paksaan untuk bekerja dan menyerahkan
harta penduduk pada saat itu.
3.2 Saran
Kita sebagai bangsa Indonesia dapat menghargai jasa para pahlawan dan kita bisa
menggunakan fasilitas yang telah dibuat pada masa pemerintahan kolonial belanda dengan
sebaik mungkin dan bangsa Indonesia mengenal sistem sewa tanah yang diterapkan sampai
saat ini yaitu pajak tanah.