Anda di halaman 1dari 20

MIXED USE BUILDING

AKADEMI DESAIN GRAFIS, GALERI DAN RETAIL OUTLET SARANA EDUKASI, HIBURAN DAN
BISNIS KREATIF DI SURAKARTA
I. DESKRIPSI TUGAS SPA 4

Dalam tugas perancangan kali ini akan merancang sebuah bangunan umum yang memiliki dua atau
lebih fungsi berbeda di dalamnya (mixed use building) dengan kriteria tambahan lainnya adalah
bangunan tersebut memiliki enam sampai sepuluh lantai.

Dalam perancangan kali ini, fungsi utama bangunan disebut dengan F1 (Fungsi 1). Bangunan
pendukung disebut dengan F2 (Fungsi 2), kedudukan F2 dalam bangunan mixed use ini bukan
sebagai bangunan pelengkap saja, kedudukannya sama kuatnya dengan F1. Dengan keadaan tersebut
maka muncullah sebuah fungsi ketiga yang disebut dengan Fi (Fungsi Interaksi), yaitu fungsi yang
dapat menghubungkan F1 dengan F2.

A. F1

F1 merupakan sebuah fungsi utama dari tugas perancangan, F1 sudah ditentukan oleh Dosen mata
kuliah SPA 4. F1 dalam perancangan kali ini adalah bangunan publik yang bergerak di bidang
Pendidikan Tingkat Tinggi/ Perguruan Tinggi.
1. Deskripsi Umum Perguruan Tinggi
a. Definisi
Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 19 ayat 1 :
“yang dimaksud perguruan tinggi adalah merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi ”.
b. Tugas
 Secara khusus tugas perguruan tinggi dapat kita lihat dalam PP No. 30 tahun
1990 tentang Perguruan Tinggi. Dalam ketentuan umum, Pasal 1 ayat 2 :
“Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
tinggi”.
 Selanjutnya dalam mukadimah Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor
603/O/2001 dinyatakan tugas perguruan tinggi adalah :
“…… berperan aktif dalam perbaikan dan pengembangan kualitas kehidupan dan
kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan, dan pengembangan pengertian
dan kerjasama internasional untuk mencapai kedamaian dunia dan
kesejahteraan lahir batin umat manusia berkelanjutan…”.
Di situ dijelaskan bahwa selain diberi tugas untuk menyelenggarakan pendidikan
tinggi, perguruan tinggi juga mengemban tugas pengembangan dan peningkatan
sumber daya manusia, pengembangan kerjasama internasional, kedamaian dunia
dan kesejahteraan lahir batin umat manusia.
c. Fungsi
Menurut Conny R. Semiawan (1998:33) pendidikan tinggi antara lain berfungsi untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki perilaku, nilai dan

1 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


norma sesuai sistem yang berlaku sehingga mewujudkan totalitas manusia yang utuh
dan mandiri sesuai tata cara hidup bangsa.
d. Jenis
 Universitas
Universitas merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun
Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat, universitas dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi. Contoh : UNS, UNY, UGM, UNDIP, dan
sebagainya.
(sumber: http://dikti.go.id/id/profil-dikti/sistem-pendidikan-tinggi/)
Sebuah universitas memiliki kelebihan salah satunya adalah kelengkapan program
studi yang dimilikinya, namun cakupan sebuah universitas yang luas tersebut
membuat perancangannya membutuhkan sebuah lahan yang besar. Perancangan
universitas tersebut bukan hanya perancangan beberapa bangunan, melainkan
perancangan sebuah kawasan terpadu.

Gambar 1. Contoh penataan kawasan pada Universitas


(atas kiri: UNS, atas kanan: UGM, bawah: UNDIP)
Sumber: iniblograafi.blogspot.com; mediaetosjogja.blogspot.com; keperawatan.undip.ac.id
 Institut
Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik
dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah rumpun Ilmu
Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, institut dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi. Contoh: ITB, ITS, IKIP, IPB, ISI, dan sebagainya.
(sumber: http://dikti.go.id/id/profil-dikti/sistem-pendidikan-tinggi/)
Sebuah institut memang fokus dalam satu bidang, missal bidang teknik, seni atau
yang lainnya. Namun di dalam satu bidang tersebut akan dipecah lagi (pemecahan
jurusan studi akan lebih detail dibandingkan dengan sebuah universitas), sehingga
dalam institute tersebut akan memiliki banyak bangunan sama halnya dengan

2 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


universitas. Hal tersebut juga membuat perancangan sebuah institut juga sama
dengan universitas, yaitu perancangan sebuah kawasan.

Gambar 2. Penataan kawasan pada institute (kiri: ITB, kanan: ITS)


Sumber: ecocampus.itb.ac.id; archive.kaskus.co.id
 Sekolah Tinggi
Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun Ilmu
Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, sekolah tinggi
dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Contoh; STIE, STIES, STTD, STAN, dan
sebagainya.
(sumber: http://dikti.go.id/id/profil-dikti/sistem-pendidikan-tinggi/)
Pada sebuah sekolah tinggi fokus ilmu yang dipelajari semakin khusus. Kuota peserta
didik yang ditampung juga tidak banyak. Jumlah jurusan dan jumlah peserta didik
yang tidak terlalu banyak membuat sebuah sekolah tinggi hanya terdiri dari
beberapa massa bangunan yang jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan
universitas atau institute. Sekolah tinggi kebanyakan menerapkan sistem pondok
untuk peserta didiknya (menetap), hal tersebut membuat perlu dibuatnya sebuah
asrama di area kampus.

Gambar 3. Sekolah tinggi dan asrama (STIP Jakarta)


Sumber: www.porosnews.com
 Politeknik
Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi
dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi
syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Contoh: PIP,
POLTEKES, dan sebagainya.
(sumber: http://dikti.go.id/id/profil-dikti/sistem-pendidikan-tinggi/)
Penjelasan mengenai politeknik ini sama seperti penjelasan pada sekolah tinggi.
Beberapa politeknik juga memiliki sistem pondok/ tinggal di asrama, contohnya saja

3 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


PIP (Politeknik Ilmu Pelayaran) Semarang. Beberapa diantara politeknik memiliki pola
pembangunan sebuah kawasan.

Gambar 4. Kawasan kampus PIP, Semarang


Sumber: www.skyscrapercity.com
 Akademi
Akademi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi
dalam satu atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu.
Contoh: AKPOL, AKMIL, AKY, dan sebagainya.
(sumber: http://dikti.go.id/id/profil-dikti/sistem-pendidikan-tinggi/)
Sebuah akademi lebih focus untuk menciptakan lulusan yang memiliki sebuah
keahlian tertentu. Gelar yang akan diperoleh merupakan gelar ahli madya. Dari segi
pendidikan, akademi dapat saja mirip dengan sekolah tinggi (satu rumpun ilmu) atau
politeknik (banyak rumpun ilmu). Beberapa sekolah akademi juga menerapkan
sistem pondok/ asrama.

Gambar 5. Akademi Pelayaran Surabaya


Sumber: www.panoramio.com
2. Pemilihan Jenis Perguruan Tinggi
Semakin hari jumlah lapangan pekerjaan semakin sedikit, persaingan untuk mendapatkannya
juga semakin sengit. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibutuhkan lulusan perguruan
tinggi yang berkualitas dan siap bekerja, atau bahkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan
baru. Hal tersebut dapat diperoleh dari para ahli madya yang sering melakukan praktek,
sehingga lebih siap masuk dunia kerja atau dapat mengembangkan keahliannya tersebut
sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Menurut penjelasan mengenai jenis pendidikan tingkat tinggi di atas, akademi dinilai paling
cocok untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di akademi, mahasiswa akan memperoleh
suatu keahlian khusus dan akan sering di praktekkan melalui kerja langsung (kerja lapangan).
Hal tersebut dinilai lebih efektif, mahasiswa akan terbisa dengan dunia kerja serta dapat
bersaing di lapangan.

4 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


3. Deskripsi Khusus
Terdapat banyak akademi di Kota Surakarta, ada yang focus dalam hal perhotelan, otomotif,
kesehatan dan lain- lain. Namun penulis memilih jenis akademi untuk perancangan kali ini
adalah Akademi Desain Grafis.
a. Latar Belakang Pemilihan Akademi Desain Grafis

KOTA SOLO, akhir-akhir ini nama Kota Solo semakin ramai dibicarakan, hal tersebut
berkaitan dengan diusulkannya Kota Solo ke UNESCO sebagai Kota Kreatif. Solo di
usulkan menjadi kota kreatif yang berbasis desain. Dari adanya wacana tersebut,
pemerintah Kota Surakarta semakin giat untuk mewujudkan hal tersebut. Kota kreatif
akan benar terwujud jika kota Surakarta memiliki industri kreatif yang maju serta banyak
terdapatnya individu- individu yang kreatif juga.

Dengan keadaan tersebut maka jenis perguruan tinggi yang dipilih adalah akademi.
Pemilihan tersebut dilatar belakangi oleh penjelasan diatas bahwa sebuah akademi
hanya melayani pendidikan dengan jenjang ahli madya/ D3, dengan hal tersebut maka
akademi tersebut akan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian tertentu.
Selain itu keahlian, kekreatifitasan yang dihasilkan oleh individu tersebut harus dapat
mendorong cita- cita kota Surakarta untuk menjadi kota kreatif. Akademi Desain
Grafis, dirasa cocok untuk menjawab keinginan tersebut. Desain grafis diharapkan
mampu memperkaya jenis kreatifitas, karena desain grafis meliputi desain dengan model
2D atau 3D, atau dapat berupa kata-kata, gambar, angka, grafik, foto dan ilustrasi.

Selain hal tersebut, pemilihan Akademi Desain Grafis juga dilatar belakangi oleh jumlah
pendidikan tingkat tinggi di kota Surakarta. Jumlah pendidikan tinggi yang berbentuk
akademi berjumlah 28, namun jumlah akademi yang berbasis desian hanya terdapat
satu. Maka dari itu perancangan kali ini memilih Akademi Desain Grafis, agar
memperkaya jenis perguruan tinggi berbentuk akademi desain di Kota Surakarta.
b. Definisi Akademi Desain Grafis

Desain Grafis berasal dari 2 buah kata yaitu Desain dan Grafis, kata desain berarti proses
atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau merancang.
Sedangkan grafis adalah titik atau garis yang berhubungan dengan cetak mencetak. Jadi
dengan demikian desain grafis adalah kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar,
angka, grafik, foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang
individu yang bisa menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka dapat
menghasilkan sesuatu yang khusus atau sangat berguna dalam bidang gambar. Ilmu
desain grafis mencakup seni visual, tipografi, tata letak dan desain interaksi.
Akademi Desain Grafis adalah sebuah institusi pendidikan tingkat tinggi yang
memfokuskan jurusannya hanya pada jurusan desain grafis. Dibawah jurusan tersebut
terdapat beberapa program studi yang masing- masing memiliki kategori tertentu, yaitu:
1. Printing yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer,
pamflet, periklanan, desain grafis automotive dan publikasi lain yang sejenis.
2. Web Desain: desain untuk halaman web.
3. Film termasuk CD, DVD, CD multimedia untuk promosi.

5 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


4. Identifikasi (Logo), EGD (Environmental Graphic Design) : merupakan desain
professional yang mencakup desain grafis, desain arsitek, desain industri,
dan arsitek taman.
5. Desain Produk, Pemaketan dan sejenisnya.

Gambar 6. Produk desain grafis


Sumber: miamiprintonline.com

c. Pelaku
1. Direktur Akademi
2. Sekertaris Direktur
3. Pembantu Direktur
4. Staff Pengajar/ Dosen
5. Mahasiswa
6. Staff Administrasi
7. Staff Akademis
8. Petugas Keamanan& Parkir
9. Staff Kemahasiswaan
10. Petugas Kebersihan
11. Pengelola Perpustakaan
12. Petugas Kantin
13. Petugas Laboraturium
14. Staff Percetakan
d. Aktivitas

Pada dasarnya aktivitas pelaku yang terdapat di dalam bangunan ini sama, yaitu datang-
parkir- melakukan pekerjannya- ibadah (sholat)- metabolisme- pulang.

Karena fungsi utama bangunan ini adalah sebagai kampus, maka yang menjadi perhatian
khusus adalah aktivitas peserta didiknya atau mahasiswa.

Aktifitas mahasiswa: datang- parkir- kuliah (belajar)- mencari referensi- mengerjakan


tugas- praktek- bersosialisasi dengan teman- ibadah- metabolisme- pulang.
e. Peruangan
1. Ruang Kerja Direktur Utama
2. Ruang Tamu
3. Ruang Sekertaris
4. Ruang Pembantu Direktur
5. Ruang Pengajar
6. Ruang Kelas

6 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


7. Hall
8. Studio
9. Lab. Computer Grafis
10. Lab. Web Desain
11. Lab. Multimedia
12. Ruang Produksi Produk 3D
13. Perpustakaan Terpadu
14. Ruang Percetakan
15. Kantin
16. Ruang Administrasi
17. Lavatory
18. Ruang UKM
19. Mushola/ Masjid
f. Preseden Bangunan Sejenis

Gambar 7. Durham College Graphic Design, Canada(kiri)


STDI Bandung (kanan)
Sumber: homad.wordpress.com; www.interstudi.edu

Gambar 8. Cuyamaca College Graphic Design (kiri) School of the Museum


of Fine Arts (kanan) Sumber: http://www.cuyamaca.edu/gd/,
http://commons.wikimedia.org/

B. F2
F2 merupakan fungsi kedua dalam proyek mixed use building ini. Bangunan F2 adalah sebagai
bangunan penunjang kegiatan di F1. Keberadaannya tidak boleh menganggu atau melebihi fungsi
utama bangunan yaitu Akademi Desain Grafis. Dalam perancangan kali ini F2 direncanakan
sebagai bangunan Galeri. Galeri akan mendukung kegiatan belajar mengajar di Akademi Desain
Grafis.

7 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


1. Deskripsi Umum Galeri
a. Definisi
Galeri adalah sebuah bangunan atau ruang yang digunakan untuk memamerkan hasil
kreativitas/ karya seni seseorang atau kelompok.
b. Fungsi
Selain untuk memamerkan karya seni, dalam sebuah galeri juga terdapat fungsi lainnya
yaitu pelayanan dalam bidang seni baik konsultasi maupun pengadaan workshop untuk
menumbuhkan jiwa seni masyarakat.
c. Jenis
Pembagian jenis galeri ini berdasarkan pendekatan bentuk, sifat dan isinya (barang yang
dipamerkan) yang menonjol, karena belum ada klasifikasi macam galeri secara jelas.
 Galeri Seni Berdasarkan Bentuk
Tradisional art gallery yaitu suatu galeri yang aktivitasnya diselenggarakan pada
selasar- selasar atau lorong- lorong panjang. Walaupun bentuk galeri ini
tradisional, namun belum tentu barang yang dipamerkan juga barang- barang
kuno.
Modern art gallery yaitu suatu galeri dengan perencanaan ruang secara modern
atau merupakan kompleks bangunan. Kompleks bangunan ini biasanya terdiri
dari beberaparuang pameran. Karya yang dipamerkan pada modern art gallery
biasanya adalah sebuah karya seni yang modern atau kontemporer.

Gambar 9. Gambar lorong panjang pada galeri Palacio Nacional Guatemala (kiri)
Penataan massa pada jenis modern art gallery, Galeri Nasional Indonesia (kanan)
Sumber: tripwow.tripadvisor.com, indonesiaartnews.or.id
 Galeri Berdasarkan Sifat Kepemilikan
Privat art gallery merupakan
galeri yang merupakan milik
perseorangan atau sekelompok
orang, namun masyarakat dapat
mengaksesnya dengan mudah.
Pada galeri ini barang yang
dipamerkan biasanya hasil karya
pemiliknya. Galeri ini biasanya di
miliki oleh seorang seniman yang
terkenal. Contohnya adalah
Museum Affandi, Yogyakarta.
Gambar 10. Interior Museum Afandi, Yogayakarta// Sumber: www.raptim-indonesia.co.id

8 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


Public art gallery yaitu suatu galeri yang merupakan milik pemerintah dan
terbuka untuk umum. Karya yang dipamerkan dalam galeri ini bermacam-
macam sesuai dengan keinginan seniman yang membuat suatu karya seni,
sehingga karya yang dipamerkan sesuai dengan trend pada saat itu. Seniman
yang mengisi karya pada
galeri ini bebas, dalam
artian tidak harus seniman
yang terkenal dan aliran
dari seniman tersebut juga
dapat berbeda- beda.
Bentuk karya dapat 3D
maupun 2D.
Contohnya adalah Museum
Galeri Nasional, Jakarta.
Gambar 11. Berbagai jenis karya seni yang di pamerkan di GNI, Jakarta
Sumber: outoftheboxindonesia.wordpress.com
 Galeri Berdasar Isi Atau Materi Karya Seni
Gallery of primitive art yaitu suatu
galeru yang menampilkan karya seni
berupa barang seni primitive. Bentuk
kesenian yang diangkat adalah
kesenian yang masih natural dan
belum terjamah dari luar saat budaya
tersebut ada.
Contoh Museum Radya Pustaka,
Surakarta.
Gambar 12. Barang antic yang ada di dalam
Museum Radya Pustaka
Sumber: princemanoharun.wordpress.com
Gallery of classiciant art yaitu galeri
yang menyelenggarakan aktifitas di
bidang seni klasik. Seni klasik ini
menggambarkan bentuk budaya
tradisional di suatu bangsa. Contoh
Museum Batik, Pekalongan.

Gambar 13. Batik sebagai komoditi materi


pengisi museum
Sumber: ensiklopediaindonesia.com

Gallery of modern art yaitu galeri yang


menampilkan karya seni modern. Karya seni
modern akan banyak mengandung maksud
serta kritik tertentu baik dalam hal sosial,
politik atu budaya suatu bangsa.
Gambar 14. Critical design exhibition, Eropa.
Sumber: we-make-money-not-art.com

9 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


2. Pemilihan Jenis Galeri
Jenis galeri yang akan dipilih dalam perancangan kali ini adalah galeri yang bersifat public,
namun pengelola galeri ini adalah yayasan dari Akademi Desain Grafis sehingga disebut
sebagai private art gallery terdiri dari satu massa bangunan saja (traditional art gallery),
serta menampilkan materi yang modern (gallery of modern art).

Galeri ini akan bebas dikunjungi oleh masyarakat dan dikelola sendiri oleh yayasan Akademi
Desain Grafis. Bentuknya akan banyak lorong di dalamnya untuk memamerkan karya seni.
Materi yang di pamerkan berupa hasil produk mahasiswa di Akademi Desain Grafis, sehingga
akan bersifat kekinian/ modern sesuai dengan perkembangan zaman. Akan banyak produk
yang bersifat kritik.
3. Deskripsi Khusus
Terdapat jenis galeri yang ada, mulai dari galeri yang menampilkan sejarah, kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan lain sebagainya. Dalam perancangan kali ini galeri yang dipilih adalah
Galeri Desain Grafis.
a. Latar Belakang Pemilihan Galeri Desain Grafis
Pemilihan Galeri Desain Grafis dilatar belakangi oleh fungsi utama bangunan yaitu
Akademi Desain Grafis, diharapkan akan muncul timbal balik yang terjadi antara aktivitas
di kedua bangunan tersebut. Dengan keadaan tersebut diharapkan siswa lebih aktif dan
giat membuat kreatifitas untuk ditampilkan di galeri.

Selain hal tersebut, keadaan Kota Solo saat ini sudah menjadi tujuan pariwisata sehingga
perlu dibuat sebuah bangunan public yang bersifat sebagai bangunan entertain sehingga
dapat dijadikan tempat wisata untuk para pelancong. Di Kota Solo ini sudah ada
beberapa tempat wisata yang berbentuk galeri atau museum. Diantaranya adalah
Museum Radya Pustaka, Galeri Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah, Galeri Pusaka dan
Seni ''Putri Bengawan'' Semanggi dan museum yang ada di Kraton Surakarta. Jenis galeri
yang ada merupakan galeri yang konsen dalam hal budaya dan sejarah. Dengan hal
tersebut maka muncullah ide untuk membuat Galeri Desain Grafis, model galeri yang
menampilkan materi berbeda dengan galeri yang sudah ada. Hal tersebut dapat menjadi
nilai tambah tersendiri yaitu dengan memperkaya jenis materi yang ditampilkan dalam
galeri yang ada di Kota Solo. Jenis galeri ini juga masih sangat jarang ada di Indonesia.

Secara garis besar latar belakang pemilihan galeri ini adalah: pertimbangan hubungan
timbal balik dengan F1, Solo menjadi kota pariwisata membutuhkan tempat hiburan,
dan belum terdapatnya galeri desain grafis di Kota Solo.
b. Definisi Galeri Desain Grafis
Galeri Desain Grafis adalah sebuah tempat untuk memamerkan hasil kreatifitas dalam
bentuk kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, angka, grafik, foto dan ilustrasi
yang peuh dengan kebebasan serta terdapat pesan dalam karya tersebut. Pesan tersebut
dapat bersifat kritik atau promosi.
c. Fungsi Galeri Desain Grafis

Galeri ini berfungsi sebagai tempat untuk memamerkan hasil karya mahasiswa dan
sebagai wadah kerja lapangan, karena setiap karya mereka akan langsung dinikmati oleh
public. Sehingga mahasiswa akan tahu dengan jelas keadaan lapangan dan pasar yang

10 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


sedang ramai. Jenis barang yang di pamerkan contohnya adalah poster, desain grafis,
mobil (cat hasil desain grafis), desain pruduk furniture dan lain sebagainya.

Gambar 15. Komoditas yang dipamerkan dalam Galeri Desain Grafis


Sumber: Berbagai sumber
Selain itu galeri ini dapat menjadi tempat wisata baru yang ada di Kota Solo selain
Kraton, Pasar Klewer atau bahkan Mall.
d. Pelaku
1. Kepala
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Seksi Pemeran Dan Kemitraan
4. Seksi Pengumpulan Dan Perawatan
5. Kelompok Jabatan Fungsionalis (Mahasiswa)
6. Receptionis
7. Staff Keamanan
8. Staff Kebersihan
9. Pengunjung
e. Aktivitas
Pengelola: datang- parkir- bekerja- ibadah- metabolisme- pulang
Pengunjung: datang- parkir- melihat produk- transaksi- ibadah- metabolisme- pulang
f. Peruangan
1. Ruang kepala dan staff
2. Ruang pameran
3. Ruang receptionis
4. Ruang transaksi
5. Lavatory
6. Musholla/ masjid

11 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


g. Preseden Bangunan Sejenis

Gambar 16. Graphic Design senior show at NESAD Gallery (kiri)


Graphic Design at Tokyo (kanan) Sumber: suffolkjournal.net,
tdctokyo.org

Gambar 17. Exhibition showing the work of James Joyce at Kemistry Gallery, London
Sumber: faqonespionage.wordpress.com
C. Fi
Fi merupakan bangunan yang berfungsi sebagai bangunan interaksi yang menghubungkan F1
dengan F2. Fi dapat berupa bangunan sendiri atau berupa ruangan yang terdapat pada F1 atau
F2. Dalam perancangan kali ini Fi akan direncanakan sebagai sebuah retail outlet.
1. Deskripsi Umum Retail Outlet
a. Definisi
Sebuah toko yang menjual produk barang atau jasa tertentu kepada masyarakat umum
dan dengan jumlah skala yang kecil. Bisnis dengan cara menggunakan retail outlet ini
akan memasok barang atau jasanya langsung dari produsennya, sehingg harga yang
ditawarkan akan lebih murah disbanding harga pasar pada umumnya.
b. Fungsi
Fungsi retail outlet pada proyek kaliini adalah sebagai tempat untuk memasarkan hasil
karya mahasiswa atau jasa mahasiswa untuk membuatkan sebuah pesanan yang
diinginkan oleh konsumen. Dengan adanya retail outlet ini, mahasiswa akan merasakan
kerja lapangan karena akan bertemu langsung dengan konsumen. Retail outlet juga dapat
dijadikan sebuah workshop bagi para mahasiswa.
c. Jenis
Retail store dapat dibagi jenisnya menjadi:
 Food Retailer
Food retailer terbagi lagi menjadi:

12 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


Supermarket, adalah toko yang menyediakan makanan seperti sayur mayur,
daging, dan produk yang tidak berupa makanan seperti alat kecantikan, obat-
obatan namun dengan jumlah yang terbatas. Contohnya adalah HERO
Supercenter, adalah toko yang besar (150.000 – 220.000 m2) yang
mengkombinasikan supermarket dengan toko diskon. Contohnya adalah Hari-
Hari
Warehouse Club, adalah retailer yang memberikan jenis makanan, barang
kebutuhan sehari-hari, yang terbatas namun dengan harga yang murah. Biasanya
diperuntukan untuk dijual kembali. Contohnya adalah MAKRO.
Convenience Store, adalah toko yang menyediakan jenis barang dagangan yang
terbatas yang dibangun diatas lahan yang luasnya hanya 2000-3000 m2.
Contohnya adalah minimarket seperti Alfa.
 General Merchandise Retailer
Terbagi menjadi:
Department Store, adalah retailer yang memiliki banyak jenis dan kategori dari
barang dagangannya, menyediakan pelayanan konsumen, dan mengatur toko
mereka menjadi berbagai macam departemen yang memperlihatkan masing-
masing barangnya. Contohnya adalah Metro, Sogo, dan Debenhams.

Full-Line Discount Store, adalah retailer yang menyediakan berbagai jenis barang
dengan harga murah namun terbatas jumlahnya. Barang yang dijual tidak terlalu
mengikuti fashion, tidak seperti di department store.

Specialty Store, adalah toko yang fokus pada barang yang memiliki kategori
terbatas, toko ini juga menyediakan pelayanan yang sangat baik. Contoh dari
specialty store adalah Victoria‟s Secret, The Gap, Tiffany & Co. dan Mango.

Drugstores, adalah toko yang hanya berkonsentrasi pada penjualan obat dan
alat kesehatan untuk pribadi. Barang di toko obat dapat di beli dengan bebas
namun ada yang memerlukan resep dokter untuk membelinya. Contoh dari toko
ini adalah apotik, century.

Category Specialist, adalah toko yang menjual barang dengan kategori tertentu
namun sangat banyak jenisnya. Contohnya adalah Toy „R‟ Us dimana hanya
menjual mainan namun jenisnya sangat banyak sekali.

Extreme Value Retailer, adalah toko kecil yang menjual jenis barang yang
terbatas namun dengan harga murah. Contoh yang pernah ada yaitu Valu$ yang
pernah menetapkan harga di tokonya untuk semua barang hanya Rp.5000.

Off-Price Retailer, adalah toko yang menawarkan barang dengan harga murah
namun harga barang tersebut dapat berubah-ubah. Contoh dari jenis toko ini
adalah factory outlet yang sekarang menjamur di Bandung dan Jakarta.
 Nonstore Retailer
Nonstore retailer adalah retailer yang tidak memiliki toko, terbagi menjadi:

Electronic Retailer, dapat disebut juga online retailer, yaitu format retail dimana
retailer berkomunikasi dengan konsumen dan menawarkan produk sampai pada

13 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


prosess pembayaran melalui jasa internet. Contoh dari tipe retailer ini adalah E-
Bay dan Amazon.com.

Catalog and Direct-Mail Retailer, yaitu format retail yang tidak memiliki toko,
dimana penjual berkomunikasi ke konsumen melalui catalog, surat, atau brosur.

Direct Selling, yaitu format penjualan dimana tenaga penjual menghubungi


langsung calon konsumen dan bertemu di kantor atau di rumah calon pembeli.
Mendemonstrasikan kelebihan produk yang akan dijual, menerima pesanan, dan
mengirimkan produk yang dipesan. Contoh dari tipe ini adalah Amway dan
Tiansi.

Television Home Selling, yaitu penjualan yang dilakukan oleh retailer melalui
media televisi. Contoh yang tepat untuk retailer tipe ini adalah DRTV yang
mempromosikan produknya melalui media televisi yang dapat dipesan langsung
melalui telepon.

Vending machine Retailing, adalah konsep retail yang menggunakan mesin


untuk menjual produknya. Pembeli hanya perlu memasukkan sejumlah uang ke
dalam mesin sesuai harga barang yang ingin dibeli. Selanjutnya mesin akan
mengeluarkan barang tersebut. Biasanya jenis barang yang memakai vending
machine adalah minuman dan makanan ringan.
 Service Retailing

Tipe retail ini adalah toko yang menyediakan jasa kepada konsumen, contohnya
adalah dokter, cukur rambut, tempat les, sekolah, dan tempat fitness. Namun
bukan berarti jenis tipe retail seperti ini hanya khusus jasa saja, mereka juga
menawarkan barang juga walaupun dengan jumlah sedikit. Kita ambil contoh
seperti perusahaan penerbangan, mereka menjual jasa dalam pelayanannya agar
konsumen sampai ditujuan dengan selamat dan puas. Namun mereka juga
menjual merchandise dalam perjalanan, seperti miniatur pesawat, permainan
anak, bahkan kaos.
2. Pemilihan Jenis Retail Outlet
Jenis retail outlet yang dipilih dalam perancangan kali ini adalah Service Retailing. Dalam
service retailing ini akan ditawakan berbagai macam jasa pembuatan poster, cover buku, web
design, model furniture, atau pendesainnan cat mobil, dan lain sebagainya sesuai dengan
pemesanan konsumen yang berkaitan dengan desain grafis.

Model service retailing yang digunakan akan berbentuk stand stand sesuai dengan focus
jurusannya masing-masing. Sehingga pemesanan serta workshop setiap detail produk akan
berbeda satu dengan lainnya, namun tetap berada di satu area.
3. Deskripsi Khusus Service Retailing

Service retailing ini merupakan industri yang bergerak dibidang binis kreatif, karena industri
ini berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

14 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


Ada banyak jenis barang atau jasa yang dipasarkan dalam service retailing, namun dalam
perancangan kali ini barang dan jasa yang di pasarkan adalah barang dan jasa desain grafis.
a. Latar Belakang Pemilihan Service Retailing Graphic Design
Ada berbagai jenis retail outlet yang ada, namun service retailing dirasa paling cocok
untuk perancangan kali ini karena toko in langsung berhubungan dengan fungsi
bangunan 1 dan 2 (F1 dan F2) dimana kedua bangunan ini yang memasok barang dan
jasa ke service retailing graphic design. F1 akan memasok jasa, sedangkan F2 memasok
barang ke dalam Fi.
Sebenarnya di Kota Solo sudah banyak terdapat toko yang menawarkan jasa dibidang
tersebut, namun keadaannya kurang terpadu dan terpencar- pencar. Contohnya saja
dalam satu toko hanya melayani pembuatan cover atau poster, sedangkan permaketan
dan furniture berada di daerah lain sehingga menyulitkan para konsumen. Salah satu
kelebihan dari service retailing graphic design ini adalah contoh desain yang ada dan
dipamerkan lebih banyak, selain itu SDM untuk mengerjakan proyek tersebut juga lebih
baik karena mereka memiliki ilmu dan ketrampilan yag di dapat dari Akademi Desain
Grafis.
b. Definisi
Service Retailing Graphic Design adalah sebuah toko yang menjual barang atau jasa yang
bergerak di bidang desai grafis, berkaitan dengan tulisan, ruang, maupun gambar.
c. Fungsi
Fungsi dari Service Retailing Graphic Design adalah memasarkan produk yang dihasilkan
oleh mahasiswa di Akademi Desain Grafis, serta menawarkan jasa yang berkaitan dengan
desain grafis.
d. Pelaku
1. Pengelola Service Retailing
• Eksternal (pegawai)
• Internal (mahasiswa)
2. Pengunjung/ client
e. Aktivitas
Pengelola: datang- parkir- bekerja- ibadah- metabolisme- pulang
Pengunjung: datang- parkir- melihat produk- transaksi- ibadah- metabolisme- pulang
f. Peruangan
Ruang untuk stand Service Retailing
g. Preseden Service Retailing Sejenis

Gambar 18. Contoh retail outlet dalam bangunan


Sumber: www.shoppingblog.com

15 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


II. MODEL INTERAKSI F1, F2, dan Fi
Model interaksi yang dipilih untuk menyatukan F1, F2, dan Fi adalah interaksi irisan.

F1 Fi F2

F1: Akademi Desain Grafis


F2: Galeri Desain Grafis
Fi: Service Retailing Outlet (Graphic Design)
a. Latar Belakang Pemilihan Model Interaksi

Model interaksi yang berbentuk irisan ini merupakan model interaksi yang cocok untuk F1
dan F2 yang memiliki kesamaan aktivitas dan produk, sehingga antar keduanya masih dapat
disatukan dengan Fi yang mengakomodasi kesamaan tersebut. Ineteraksi yang muncul di Fi
merupakan interaksi langsung antara F1 dengan F2.

Interaksi antara F1, F2, dan Fi tersebut karena adannya kesamaan kegiatan dan produk yang
berhubungan dengan ruangan tersebut.
b. Deskripsi Model Interaksi

Interaksi antara akademi desain garfis dengan galeri adalah terdapat kesamaan produk yang
dihasilkan di F1 dengan produk yang di display di F2, yaitu produk desain grafis. Para
mahasiswa akan membuat sebuah desain untuk tugasnya, desain itu juga yang nantinya akan
di display di galeri sehingga produk pameran di galeri akan sering berganti modelnya. Hal
tersebut akan membuat para wisatawan tidak akan merasa bosan saat memasuki galeri
karena sitiap kali mereka masuk (dalam kurun waktu yang berbeda atara 2-4 minggu) koleksi
yang mereka liat tidak akan sama dengan koleksi saat mereka pertama kali masuk galeri.

Sedangkan Fi memiliki kesamaan aktivitas dengan F1 dan F2. Kesamaan aktivitas dengan F1
yaitu aktivitas mahasiswa yang melakukan kerja praktek/ langsung. Dengan adanya Fi sebagai
service retailing outlet maka mahasiswa dapat melakukan workshop di area tersebut.
Sedangkan kesamaan produk dengan F2 adalah Fi akan menjual barang yang di display di
galeri. Sebenarnya dalam sebuah galeri konvensional ruang transaksi tersebut ada, namun
keberadaannya tidak mudah dijangkau untuk masyarakat. Ruang transaksi tersebut hanya
dapat diakses oleh orang yang berkepentigan khusus seperti kolektor barang atau seniman.
Dengan adanya service retailing outlet ini maka transaksi barang dan jasa dibuat transparan,
sehingga siapa saja dapat mengakses dan menikmati kegunaannya.
c. Konsekwensi dari interaksi langsung F1 dengan F2

Konsekweksi ini dapat bernilai posistif jika saling menguntungkan, dan negative jika diantara
keduanya dapat menimbulkan sebuah kekacauan atau kurang sinergis.
 (+)
Dengan adanya model interaksi tersebut maka hubungan F1, F2 dan Fi akan dapat
memaksimalkannya dengan menghasilkan sebuah interaksi dengan tema Edukasi,
Hiburan, dan Bisnis Kreatif, yang kegiatan di dalamnya akan saling mendukung satu

16 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


dengan lainnya. Hubungan langsung tersebut juga memberikan nilai positif yaitu
kemudahan dalam hal pencapaian.
 (-)

Zona kampus F1 yang digunakan sebagai tempat belajar akan sedikit terganggu oleh
kegiatan di F2 atau Fi yang merupakan area hiburan umun dan area bisnis, sehingga
memerlukan sebuah penanganan membuat F1 lebih nyaman.

Salah satu cara/ stategi desain yang dapat digunakan untuk mengatasi hal ini adalah
dengan membedakan pintu masuk F1, F2 dan Fi. Dengan catatan pengguna F1 tetap
mudah mengakses F2 maupun Fi, tapi dari F2 dan Fi tidak dapat masuk area F1 dengan
mudah. Serta F2 dan Fi dapat saling berhubungan dengan mudah.

III. FOKUS PERANCANGAN


PERANCANGAN DARI MASSA BANGUNAN
a. Definisi Massa

Massa merupakan volume fisik atau limpahan sebuah tubuh yang padat (Ching, 2007).
Massa terbentuk sebuah kombinasi panjang, lebar dan tinggi. Bentuk arsitektural terjadi
pada titik pertemuan antara massa dan ruang. Dalam membuat dan membaca gambar
desain, harus diperhatikan baik bentuk massa yang menampung volume ruang maupun
bentuk dari volume spasial itu sendiri. Perancangan massa dapat mempengaruhi “rasa” pada
ruang. Pengolahan massa yang berbeda akan menghasilkan pengalaman visual yang berbeda
pula.
b. Latar Belakang Pemilihan Massa Sebagai Fokus

Suatu produk arsitektur yang pertama akan di lihat adalah bagaimana bentuk bangunannya,
atau dengan kata lain kulit/ eksteriornya. Dilatar belakangi oleh hal tersebutlah, maka suatu
perancangan dapat dimulai dari bentuk massa bangunannya. Di dalam gubahan massa
terdapat makna yang terkandung di dalam bangunan, selain itu melalui gubahan massa pula
sebuah pencitraan terhadap bangunan dan penghuninya akan muncul. Lalu langkah
selanjutnya adalah bagaimana usaha perancang untuk dapat menciptakan bentuk/massa
bangunan yang sesuai dengan fungsi dan pemakainya.

Perancangan yang dimulai dengan membentuk gubahan massa diharapkan akan dapat
menciptakan suatu bentuk bangunan yang tidak monoton dan spektakuler. Seperti hal yang
banyak dilakukan oleh arsitek zaman dulu yang selalu menciptakan bangunan dimulai dari
bentuk bangunan, bangunan yang dihasilkan akan terlihat sangat spektakuler. Rasanya akhir-
akhir ini sudah terlalu banyak bangunan dengan wujud yang hampir seragam sehingga tidak
muncul sebuah karakter yang dibawa oleh perancangnya. Hal tersebutlah yang melatar
belakangi perancangan di mulai dari gubahan massanya.
c. Deskripsi Massa Sebagai Fokus

Dalam pengolahan massa pada bangunan, hal pertama yang harus diperhatikan adalah
bentuk site atau tapaknya. Apakah site tersebut berkontur atau tidak, jika iya maka langkah
yang harus diambil adalah penataan massa bangunan pada tapak dengan tidak banyak
menggunakan sistem cut and fill. Selain itu, perancangan dari massa juga harus

17 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


memperhatikan keadaan alam sekitar bagaimana arah anginnya, keadaan vegetasi alami
yang ada di site serta factor lainnya sehingga massa bangunan tidak akan menghambat
perancangan.

Dalam perancangan kali ini bentuk dasar


geometri yang dipilih adalah segi empat dan
bentuk curve. Segi empat merupakan bentuk
yang feksibel dan mudah direkayasa untuk
dikembangkan. Terdapat berbagai cara yang
dapat digunakan untuk mengolah bentuk ini,
yaitu dengan cara displacement, intersection,
solid with voided intersection, rotation,
displacement between silid and void, trace
and frame definition, imprinting solids,
imprinting through surface. Cara tersebut
merupakan cara yang digunakan Peter
Eisenman dalam merancang Guardiola
House.
Gambar 19. Proses perancangan Guardiola House
Sumber: http://www.pinterest.com

Contoh arsitek yang banyak merancang dari menentukan gubahan massanya adalah Peter
Eisenmen. Seperti salah satu karnyanya yaitu Gurdiola House yang dirancang dengan cara-
cara unik dan sederhana, sehingga dapat merubah bentuk kubus menjadi berbeda dan lebih
menarik. Selain Guardiola House, Eisenman juga merancang X- House dimulai dari gubahan
massanya. Hal tersebut berhasil membuat sebuah rumah tinggal dengan bentuk yang tidak
biasa dan menarik.

Gambar 20. Guardiola House (kiri) dan X-House (kanan)


Sumber: www.klatmagazine.com

18 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


Bentuk curve atau lengkung dan bentuk zigzag akan diterapkan pada bangunan galeri. Bentuk
ini dipilih karena bentuk ini akan menimbulkan kesan luwes. Selain itu bentuk ini sangat
cocok untuk menempelkan atau mendisplay produk, dengan bentuk curve yang dipadukan
dengan sorotan lighting yang baik akan menimbulkan kesan mewah. Bentuk curve ini akan
memantulkan sinar lampu dengan baik, dengan begitu desain yang di display akan terlihat
makin cantik. Bentuk zigzag akan digunakan untuk mendisplay barang 3D.

Gambar 21. Contoh denah berbentuk


curva Sumber: www.klatmagazine.com

Gambar 21. Roca London Gallery Design by Zaha Hadid


Bentuk galeri yang melengkung
Sumber: www.archiii.com

Gambar 22. Contoh denah berbentuk zigzag


Sumber: www.archdaily.com

Gambar 23. Contoh tampak denah zigzag


Sumber: www.trendir.com

19 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1


Penataan massa yang akan di gunakan dalam perancangan kali ini adalah massa F1 akan di buat
tinggi (akan dikembangkan secara vetikal), hal ini di sesuaikan dengan tor tugas bahwa massa
bangunan utama harus tetap eye- catching dan tidak boleh kalah dengan massa pendukungnya.
selain itu kebutuhan akan ruangan pada akademi tersebut cukup banyak, sehingga bentuk
pengembangan yang paling cocok adalah ke atas.

Sedangkan massa F2 dan Fi akan di buat melebar (dikembangkan secara horizontal), hal ini di
sesuaikan dengan kegiatan dalam bangunan tersebut yaitu sebagai pusat hiburan dan bisnis sehingga
di buat satu atau dua lantai saja sehingga memudahkan pengunjung yang datang.

20 Nida Ariba/ i0212058/ Metode Perencanaan dan Perancangan Lanjut/ UKD 1

Anda mungkin juga menyukai