Anda di halaman 1dari 11

Penurunan Tekanan Darah dengan Menggunakan Terapi Relaksasi Genggam Jari pada

Penderita Hipertensi di RSI Masyitoh Bangil

Trismadani Erlina Putri1)


1
Politeknik Kesehatan Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK

Hipertensi merupakan suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terjadi pada
masyarakat. Salah satu penanganan dalam penurunan tekanan darah adalah menggunakan terapi
relaksasi genggam jari. Terapi relaksasi genggam jari merupakan terapi yang dapat menenangkan
jiwa dan tubuh sehingga dapat menimbulkan efek relaks dalam tubuh. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh terapi relaksasi genggam jari terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi di RSI Masyitoh Bangil. Jenis penelitian adalah quasy eksperimental pretest
posttest control group design dengan Two Group Pre-Post test design. Subjek penelitian adalah
pasien pre operasi dengan hipertensi yang dipilih dengan teknik purposive sampling sebanyak 28
responden yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Hasil uji statistic Wilcoxon pada kelompok perlakuan menunjukan bahwa terdapat perbedaan
signifikan sebelum dan sesudah diberikan relaksasi genggam jari dari tekanan darah dengan
wilcoxon. Hasil uji statistic Wilcoxon pada kelompok perlakuan menunjukan bahwa terdapat
perbedaan signifikan sebelum dan sesudah diberikan relaksasi genggam jari dari tekanan darah
dengan p-value=0,000 (p<0,05) dan pada kelompok kontrol p-value 0,040 (p<0,50). Terdapat
perbedaan signifikan pada tekanan darah systole kelompok perlakuan dengan p-value=0,08
(p<0,05), tekanan darah systole kelompok kontrol dengan p-value 0,09 (p<0,05), tekanan darah
diastole pada kelompok perlakuan dengan p-value=0,004 (p<0,05), dan tekanan diastole pada
kelompok kontrol dengan p-value=0,049 (p<0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada
perbedaan tekanan darah dengan diberikan relaksasi genggam jari pada pasien pre operasi di RSI
Masyitoh Bangil. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan relaksasi genggam
jari sebagai perbandingan dengan terapi farmakologi dalam kasus KMB dengan jenis operasi
berbeda.
Kata Kunci: Relaksasi Genggam Jari, Pre Operasi, Tekanan Darah

ABSTRACT

Hypertension is a blood circulation system disorder, which is frequently encountered by


community. One of the interventions to decrease blood pressure is handheld finger relation
therapy. This therapy can soothe soul and body so that the relaxing effects in the body occur.
The objective of this research is to investigate the effect of handheld finger relaxation therapy on
the blood pressure decrease of the hypertension sufferers in the work region of Islamic Hospital
Masyitoh Bangil. This research used the quasy eksperimental pretest posttest control group
design with two group pre-and post-test design. It was conducted in the Islamic Hospital of
Masyitoh Bangil. Purposive sampling technique was used to determine its samples. The samples
consisted of 28 hypertension sufferers, divided into two gruop that is treatment group and
control group. The data of the research were analyzed by using the Wilcoxon’s Test. The result
of the research shows that the systole and diastole blood pressures decreased significantly prior
to and following the handheld finger relaxation therapy where the treatment group p-
value=0,000 (p<0,05) and control group p-value 0,040 (p<0,50). The result of the research
shows that the systole and diastole blood pressures decreased significantly prior to and
following the handheld finger where systole treatment group p-value=0,08 (p<0,05), systole
blood pressures control group p-value 0,09 (p<0,05), diastole blood pressures treatment group
p-value=0,004 (p<0,05), and diastole blood pressures control group p-value=0,049 (p<0,05.
Thus, there was an effect of the handheld finger relaxation therapy on the blood pressure
decrease of the hypertension sufferers in Islamic Hospital of Masyitoh Bangil. Recomendation
for next research is use handheld finger relaxation therapy as comparison with pharmacologist
therapy in surgery case with other surgery

Keywords: blood pressure, handheld finger relaxation, pre surgery


1. PENDAHULUAN manajemen stress yang baik, batasi
Data WHO pada tahun 2015 konsumsi garam, olahraga yang
menunjukan sekitar 1,13 miliar orang cukup, hindari merokok dan minum-
didunia menderita hipertensi. Artinya minuman beralkohol (Dalimarta,
1 dari 3 orang yang terdiagnosa 2008).
hipertensi, hanya 36,8% diantaranya Tekanan darah tinggi dapat
minum obat (WHO, 2015). Jumlah diturunkan melalui perubahan gaya
penderita hipertensi didunia terus hidup diantaranya manajemen stress
meningkat setiap tahunnya, (Rofacky, 2015). Salah satu
diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 penanganan dalam penurunan tekanan
miliar orang yang terkena hipertensi. darah adalah menggunakan terapi
Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 relaksasi genggam jari. Terapi
juta orang meninggal akibat hipertensi relaksasi genggam jari merupakan
dan komplikasi (Kemenkes, 2018). Di terapi yang dapat menenangkan jiwa
Indonesia, berdasarkan data riskesdas dan tubuh sehingga dapat
2013, prevalensi hipertensi di menimbulkan efek relaks dalam tubuh
Indonesia sebesar 25,8%, prevalensi (Agustin, W. Dkk, 2019).
tertinggi terjadi di Bangka Belitung Menurut Rofacky (2015),
(30%) dan yang terendah di Papua menyatakan bahwa tekanan darah
(16,8%) (Riskesdas, 2013). Sementara tinggi dapat diturunkan melalui
berdasarkan data Survei Indikator perubahan gaya hidup diantaranya
Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun manajemen stress. Relaksasi
2016 menunjukan peningkatan merupakan salah satu teknik
prevalensi hipeetensi pada penduduk pengolahan diri yang didasarkan pada
usia 18 tahun keatas sebesar 32,4% cara kerja sistem saraf simpatis.
(Sirkesnas, 2016). Terapi relaksasi yang dapat dilakukan
Hipertensi adalah suatu adalah dengan menggunakan terapi
keadaan ketika tekanan darah pada relaksasi genggam jari. Terapi
pembuluh darah meningkat secara relaksasi genggam jari dapat
kronis. Hal ini terjadi karena jantung dilakukan karena sangat mudah dan
bekerja lebih keras dalam memompa dapat dilakukan secara mandiri serta
darah untuk memenuhi kebutuhan membantu mengurangi stress yang
oksigen dan nutrisi tubuh. Hipertensi akan mengakibatkan meningkatnya
yang tidak segera ditangani dapat tekanan darah. Menurut Pinandita
mengganggu fungsi organ lain, (2012) terapi relaksasi genggam jari
terutama organorgan vital seperti dapat mengurangi ketegangan fisik
jantung dan ginjal (Riskesdas, 2013). dan emosi karena genggaman jari
Hipertensi adalah suatu keadaan pada tangan dapat menghangatkan
dengan tekanan darah diatas 140/90 titik titik keluar masuknya energi pada
mmHg (Dalimarta, 2008). Penderita meridian yang terletak pada jari
hipertensi biasanya mengalami pusing, tangan. Titik titik meridian pada
mudah marah, telinga berdenging, tangan akan memberikan rangsangan
sukar tidur, sesak nafas, rasa berat spontan rangsangan berupa
pada tengkuk, mudah lelah, dan mata gelombang listrik menuju otak.
berkunang kunang (Triyanto, 2014). Gelombang tersebut diterima otak dan
Penatalaksanaan hipertensi diproses dengan cepat menuju saraf
dapat dilakukan dengan menggunakan pada organ yang mengalami
obat-obatan ataupun dengan cara gangguan, sehingga jalur energi
memodiÞ kasi gaya hidup. Modifikasi menjadi lancar. Lancarnya jalur energi
gaya hidup dapat dilakukan dengan akan membuat otot otot dan tubuh
menjadi rileks dan tenang, keadaan ini kelompok kontrol dengan
akan memyebabkan produksi hormon menggunakan sphygnomanomeneter
epinefrin dan noreprinefrin menurun. yang sudah dilakukan uji kalibrasi di
Penurunan produksi hormon tersebut LPFK Surakarta.
menyebabkan kerja jantung dalam Teknik pengumpulan sampel
memompa darah ikut menurun pada penelitian ini menggunakan
sehingga tekanan darah akan purposive sampling. Purposive
menurun. sampling adalah cara pengambilan
Berdasarkan data tersebut sampel dengan tujuan tertentu
peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Terapi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Relaksasi Genggam Jari Terhadap Karakteristik responden
Tekanan Darah Pada Pada Pasien Hasil penelitian yang sudah
Hipertensi Pre Operasi di RSI dilakuakn didapatkan karakteristik
Masyitoh Bangil” responden berdasarkan usia, jenis
Tujuan penelitian adalah untuk kelamin, pendidikan terahkhir, dan
mengetahui ada tidaknya pengaruh operasi ke
terapi relaksasi genggam jari terhadap Tabel 1. Karakteristik Responden
tekanan darah pada pasien hipertensi Berdasarkan Usia
pre operasi di RSI Masyitoh Bangil Variab Mi Ma Mea Media SD
el n x n n
2. METODE PENELITIAN Usia 26 45 40,5 39 4,56
Metode penelitian yang 6 9
digunakan adalah quasy eksperimental
pretest posttest control-group. Berdasarkan tabel 1
Penelitian dilakukan pada 276 karakteristik responden menurut usia
populasi menjadi 28 responden. menunjukan usia terensah 26 tahun,
Merupakan penelitian yang dilakukan usia tertinggi 45 tahun, nilai rata-rata
dengan cara membagi 2 kelompok usia 40,56 tahun, dan nilai mendian 39
terdiri dari satu kelompok perlakuan tahun.
dengan 14 responden dan satu Berdasarkan penelitian dapat
kelompok kontrol dengan 14 diketahui rata-rata usia responden
responden yang dilakukan sebelum 40,56 tahun. Menurut Aspiani (2015)
diberikan terapi dilakukan pengukuran faktor usia sangat berpengaruh
dahulu (Pretest) setelah itu dilakukan terhadap hipertensi, karena dengan
pengukuran lagi setelah diberi bertambahnya usia maka semakin
perlakuan (postest). tinggi resiko hipertensi. Peningkatan
Terapi relaksasi genggam tekanan darah ini disebabkan karena
jari diberikan kepada masing-masing elastisitas dinding aorta menurun,
responden pada kelompok perlakuan katup jantung menebal, dan
sebanyak satu kali selama ± 10 menit, meningkatkan resistensi pembuluh
kemudian dilakukan post test setelah darah perifer. Sejalan dengan
10 menit. Terapi ini dilakukan penelitian Singgalingging (2011)
sebanyak 2 kali dalam sehari dan akan bahwa rata-rata perempuan akan
dilakukan sebanyak 6 kali. mengalami tekanan darah tinggi
Pengamatan dilakukan sebelum dan (hipertensi) setelah menopause yaitu
sesudah dilakukan intervensi terapi usia diatas 45 tahun.
relaksasi genggam jari pada kelompok Analisa peneliti sejalan dengan
perlakuan dan tanpa dilakukan bertambahnya usia akan
intervensi relaksasi genggam jari pada mempengaruhi peningkatan tekanan
darah begitu juga dengan keadaan Menurut Pujiati (2016) bahwa
kesehatan responden. Peningkatan dengan pendidikan tinggi maka
tekanan darah pada dewasa akan diharapkan semakin tahu, karena
terjadi seiring bertambahnya usia, dapat dengan mudah menyerap
dikarenakan terjadi penurunan informasi yang diterima. Bahwa
elastisitas pada pembuluh darah. semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka semakin mudah pula
Tabel 2. Karakteristik kemampuan menyerap informasi
Responden Berdasarkan Jenis sehingga memiliki pengetahuan yang
Kelamin lebih luas.
Jenis Frekuens Presentas Menurut peneliti dengan
Kelamin i e pendidikan yang tinggi maka
Laki-Laki 16 57,1 dihrapkan responden semakin tahu,
Perempua 12 42,9 karena dapat dengan mudah menyerap
n informasi yang diterima dalam hal ini
Total 28 100 khususnya informasi mengenai
Berdasarkan tabel 2 hipertensi.
karakteristik responden menurut jenis Tabel 4. Tekanan darah sistole
kelamin menunjukan bahwa sebagian dan diastole sebelum intervensi
besar responden memiliki jenis Pre
kelamin laki-laki sebesar 16 N
Variabel Mea Media Mod SD
responden (57,1%), dan responden o
n n us
perempuan sebanyak 12 responden 1 Tekanan 145 140 140 8,5
(42,9%). . darah 7
Berdasarkan penelitian sistole
Wahyuni (2013) bahwa terdapat (kelompo
hubungan yang signifikan antara jenis k
kelamin dengan kejadian perlakua
hipertensi.Wanita pra menopause n)
mempunyai resiko lebih kecil terkena 2 Tekanan 148,6 145 145 9,6
penyakit kardiovaskuler dibanding . darah 7 7
dengan pria pada usia yang sama, sistole
tetapi hal ini berbeda dengan wanita (kelompo
menopause yang lebih beresiko k
terkena penyakit kardiovaskuler. Pada kontrol)
wanita menopause terjadi kadar 3 Tekanan 92,78 90 90 4,6
estrogen yang rendah sehingga darah . darah 1
lebih kental yang beresiko diastole
menyebabkan penggumpalan darah. (kelompo
Tabel 3. Karakteristik Responden k
Berdasarkan Pendidikan Terakhir perlakua
Pendidikan Frekuensi Presentase n)
Tidak sekolah 4 14,3 4 Tekanan 91 90,58 90,58 4,9
SD 9 32,1 . darah 8
SMP 8 28,6 diastole
SMA 7 25 (kelompo
Total 28 100 k
Berdasarkan tabel 3 mayoritas kontrol)
responden berpendidikan SD Berdasarkan penelitian yang
sebanyak 9 orang (32,1). terdapat pada tabel 4 menunjukan
tekanan darah sitole pada kelompok diastole
perlakuan sebelum diberikan (kelomp
intervensi (pretest) didapatkan nilai ok
mean 145 mmHg, pada kelompok perlaku
kontrol nilai mean sebelum diberikan an)
intervensi (pretest) 148,67 mmHg, 4. Tekana 90,9 90,48 90,48 5,08
dengan nilai tekanan darah diastole n darah 8
sebelum diberi intervensi (pretest) diastole
pada kelompok perlakuan nilai mean (kelomp
92,78 mmHg, pada kelompok kontrol ok
nilai mean tekanan darah diastole kontrol)
(pretest) 91 mmHg. Hasil penelitian menunjukan
Menurut Potter & Perry (2009), tekanan darah sistole sesudah
ansietas, ketakutan, nyeri, dan stress dilakukan intervensi pada kelompok
emosional dapat mengakibatan perlakuan diperoleh mean 131 mmHg,
stimulasi simpatis yang meningkatkan pada kelompok kontrol tekanan darah
frekuensi denyut jantung, curah sistole memperoleh mean 148 mmHg.
jantung, dan resistensi vaskuler. Efek Tekanan darah diastole pada
simpatis ini meningkatkan tekanan kelompok perlakuan mendapatkan
darah nilai mean 85,56 mmHg, nilai mean
Dapat disimpulkan bahwa tekanan darah diastole pada kelompok
kecemasan, emosi, stress yang tidak kontrol diperoleh mean 90,98 mmHg.
segera ditangani akan menyebabkan
peningktaan tekanan darah. Penelitian Pujiati (2016)
Pencegahan hipertensi dapat mengatatakan rata-rata tekanan darah
dilakukan dengan mengguanakan sistole dan diastole menurun setelah
terapi farmakologis seperti obat- diberikan perlakuan senam bugar
obatan dan nonfarmakologis seperti lansia dan nafas dalam. Alimansur
terapi relaksasi dan obat herbal. (2013) mengatakan suatu metode non
Tabel 5. Pengukuran tekanan farmakologis dapat mengatasi
darah sistole dan diastole sesudah hipertensi disamping pemberian
intervensi farmakologi. Melalui suatu teknik
N Variab Post relaksasi seperti pernafasan secara
o el Mea Medi Mod SD otomatis akan merangsang sistem
n an us saraf simpatis untuk menurunkan
1. Tekana 131 130 130 11,3 tekanan kadar zat katekolamin yang
n darah 2 mana katekolamin adalah suatu zat
sistole yang dapat menyebabkan kontriksi
(kelomp pembuluh darah. Ketika sistem saraf
ok simpatis turun karena efek relaksasi
perlaku maka produksi zat ketolamin akan
an) berkurang sehingga menyebabkan
2. Tekana 148 144 144 9,67 dilatasi pembuluh darah dan akhirnya
n darah tekanan darah menurun. Dapat
sistole disimpulkan bahwa pencegahan
(kelomp tekanan darah tinggi dapat
ok menggunakan terapi relaksasi
kontrol) genggam jari dan nafas dalam.
3. Tekana 85,5 85 80 6,16
n darah 6
Tabel 6. Analisa pengaruh tekanan darah Setela 85, 85 80 6,1
sistole dan diastole sebelum dan sesudah h 56 6
diberikan intervensi interve
N Varia Me Medi Mo SD p- nsi
o bel an an dus value (kelom
Tekan pok
1 an kontro
. darah l)
sistole Sebelu 91 90,5 90, 4,9
Sebelu 145 140 140 8,5 m 8 58 8
m 7 interve
interve b nsi
a nsi . (kelom
. (kelom pok
pok perlak
perlak uan) 0,04
uan) Setela 90, 90,4 90, 5,0 9
0,08 h 98 8 48 8
Setela 131 130 130 11,
h 32 interve
interve nsi
nsi (kelom
(kelom pok
pok kontro
perlak l)
uan) Hasil analisa dengan
Sebelu 148 145 145 9,6 menggunakan uji wilcoxon didapatkan
m ,67 7 perbedaan sebelum dan sesudah
interve relaksasi genggam jari dengan nilai p-
b nsi value tekanan darah sistole pada
. (kelom kelompok perlakuan dengan p-
pok value=0,08 sehingga p-value<0,05,
kontro sedangkan nilai p-value tekanan darah
l)
0,09 systole kelompok kontrol dengan p-
Setela 148 144 144 9,6
h 7 value=0,09 sehingga p-value<0,05,
interve dan nilai p-value tekanan darah
nsi diastole pada kelompok perlakuan
(kelom dengan p-value=0,004 sehingga p-
pok value<0,05, sedangkan tekanan
kontro diastole pada kelompok kontrol
l) dengan p-value=0,049 sehingga p-
Tekan value<0,05, hal ini menunjukan Ha
an diterima dimana ada perbedaan
2
darah signifikan tekanan darah pretest dan
.
diastol
posttest dengan pemberian terapi
e
Sebelu 92, 90 90 4,6 relaksasi genggam jari pada penderita
m 78 1 hipertensi di RSI Masyitoh Bangil.
interve Menurut Liana (2008) dalam
a nsi 0,00 Pinandita (2012) mengemukan bahwa
. (kelom 4 menggenggam jari sambil menarik
pok nafas dalam dalam dapat mengurangi
perlak dan menyembuhkan ketegangan fisik
uan) dan emosi, karena genggaman jari
akan menghangatkan titik titik keluar dan noreprinefrin dalam darah akan
dan masuknya energi pada meridian menyebabkan kerja jantung untuk
yang terletak pada jari tangan kita. memompa darah akan menurun
Tititk-titik refleksi pada tangan akan sehingga tekanan darah ikut menurun
memberikan rangsangan secara (Rofacky, 2015).
spontan pada saat genggaman.
Rangsangan tersebut akan 4. KESIMPULAN
memberikan gelombang kejut atau a. Karakteristik resoden pada
listrik menuju otak. Gelombang penelitian ini terbanyak pada
tersebut diterima otak dan diproses rentang usia 38-45 tahun sebanyak
dengan cepat menuju saraf pada organ 12 responden (42,8%), berjenis
yang mengalami gangguan, sehingga kelamin laki-laki sejumlah 16
sumbatan jalur energi menjadi lancar. responden (57,1%), berpendidikan
Penelitian Putra (2013) terkhir SD sejumlah 9 responden
menunjukan bahwa tekanan darah (32,1%).
sistole dan diastole pada kelompok b. Hasil pengukuran tekanan darah
eksperimen menunjukan penurunan sistole pada kelompompok
yang signifikan saat sebelum dan perlakuan sebelum dilakukan
sesudah mendapatkan latihan nafas intervensi terapi relaksasi genggam
dalam dengan hasil terdapat perbedaan jari adalah 145 mmHg dengan
tekanan darah sebelum dan sesudah standar deviasi = 8,57, sedangkan
melakukan latihan nafas dalam. Hal pada kelompok kontrol sebelum
ini sejalan dengan penelitian intervensi didapatkan tekanan
Wijayanti (2017) terdapat pengaruh darah sistole 148,67 mmHg dengan
terapi relaksasi nafas dalam penurunan standar deviasi 9,67, sedangkan
tekanan darah. pada hasil pengukuran diastole
Menurut Potter&Perry (2009) pada kelompok perlakuan sebelum
mengatakan bahwa relaksasi sendiri dilakukan intervensi 92,78 mmHg
atau kombinasi dengan pernafasan dengan standar deviasi 4,61, dan
dalam,imajinasi, yoga, dan musik pada kelompok kontrol didapatkan
mampu menghilangkan nyeri, tension diastole 91 mmHg dengan standar
headache, kecemasan, dan deviasi 4,98.
mengurangi stress. Relaksasi sama c. Hasil pengukuran tekanan darah
dengan obat anti hipertensi dalam sistole setelah diberi intervensi
menurunkan tekanan darah. Prosesnya relaksasi genggam jari pada
yaitu dimulai dengan membuat otot- elompok perlakuan adalah 131
otot polos pembuluh darah arteri dan mmHg dengan standar deviasi
vena menjadi rileks bersama dengan 11,32, sedangkan pada kelompok
otot-otot lain dalam tubuh. Efek dari kontrol didapatkan hasil posttest
relaksasi otot-otot ini menyebabkan 148 mmHg degan standar deviasi
kadar neropinefrin dalam darah 9,67, sedangkan hasil pengukuran
menurun. Otot-otot yang rileks akan diastole pada kelompok perlakuan
menyebarkan stimulus ke hipotalamus didapatkan 85,56 dengan standar
sehingga jiwa dan organ dalam deviasi 6,16, dan pada kelompok
manusia merasakan ketenangan dan kontrol didapatkan diastole 90,98
kenyamanan. Situasi ini akan dengan standar deviasi 5,08.
menekan system saraf simpatik d. Hasil analisis ini menunjukan
sehingga produksi hormone epinefrin bahwa tekanan darah sistole dan
dan norepinefrin dalam darah diastole menunjukan penurunan
menurun. Penurunan kadar epinefrin yang signifikan sebelum dan
sesudah dilakukan terapi relaksasi Stikes Kusuma
genggam jari dimana pada Husada,Surakarta.
kelompok perlakuan p-value Putra, E K. (2013). Pengaruh latihan
sistole=0,08 dan p-value diastole nafas dalam terhadap
0,004, sedangkan pada kelompok perubahan tekanan darah pada
kontrol didapatkan p-value sistole penderita hipertensi di wilayah
0,09 dan p-value diastole 0,049. Kecamatan Karas Kabupaten
Hasil dari penelitian ini <0,05 Magetan.
sei=hingga dapat disimpulkan Jurnal Keperawatan. Vol 1, No 1
bahwa terdapat pengaruh Riset Kesehatan Dasar
pemberian terapi relaksasi gengga (Riskesdas). (2013). Badan
jari terhadap penurunan tekanan penelitian dan Pengembangan
darah pada pasien hipertensi Kesehatan Kementerian RI
khususnya pre operasi tahun 2013. Diakses: 3 Mei
2019. <www. depkes.
go.id/resources/download/gener
al/Hasil%20
5. DAFTAR PUSTAKA
Riskesdas%202013.pdf>.
Alimansur, Moh.(2013). EfektiÞ tas Rofacky, HF & Aini, F. (2015).
Relaksasi terhadap Penurunan Pengaruh Terapi Spiritual
Tekanan Darah Pada Penderita Emotional Freedom Technique
Hipertensi. Jurnal Ilmu (SEFT) Terhadap Tekanan
Kesehatan. Vol. 2 No. 1 Darah Penderita Hipertensi.
November 2013.Pinandita, I. Jurnal Keperawatan Soedirman
Purwanti, E. & Utoyo, B. (The Soedirman Journal of
(2012). Nursing). Vol 10. No 1.
Penurunan Intensitas Nyeri pada Sigalingging, Ganda. (2011).
Pasien Post Operasi Laparotomi. Karakteristik Penderita
Jurnal Ilmiah Kesehatan Hipertensi Di Rumah Sakit
Keperawatan. Vol 8 no 10. Umum Herna Medan 2011.
Potter,AP & Perry, AG. (2009). Fakultas Ilmu Keperawatan.
Fundamental Keperawatan. Universitas Darma Agung.
Edisi 7 buku 2. Alih Bahasa Medan : 1-6
oleh : dr. Adrina Fenderika Triyanto, Endang. (2014).
Nggie dan dr. Marina Albar. Pelayanan Keperawatan
Singapore : Elsevier. Bagi Penderita Hipertensi
Profil Kesehatan Jawa Tengah. Secara Terpadu.
(2015). Dinas Kesehatan Yogyakarta : Graha Ilmu.
Provinsi Jawa Tengah tahun Utami, Sri. (2014). Pemberian
2015. Diakses: 3 Mei 2019. Teknik Relaksasi Nafas
<www.depkes.go.id/resources/d Dalam Terhadap
ownload/profil/PROFIL...2015/ Penurunan Tingkat Nyeri
13_Jateng_2015.pdf>. Pada Asuhan Keperawatan
Pujiati. (2016). Pengaruh kombinasi Ny.S Dengan Post Operasi
senam bugar dan nafas dalam Apendiktomi Di Ruang
terhadap tekanan darah pada Kanthil RSUD
lansia dengan hipertensi di Karanganyar. Karya Tulis
Puskesmas Andong Boyolali. Ilmiah DIII Keperawatan
Skripsi SarjanaKeperawatan. STIKes Kusuma Husada.
Surakarta.
Wahyuni.,dan Eksanoto, D (2013).
Hubungan Tingkat Pendidikan
Dan Jenis Kelamin Dengan
Kejadian Hipertensi Di
Kelurahan Jagalan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Pucang Sawit.
Jurnal Ilmu Keperawatan
Indonesia. 1 (1): 79-85
Wijayanti, S. (2017). Pengaruh Teknik
Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi
Di RSUD dr. Loekomono Hadi
Kudus. Publikasi Riset
Kesehatan untuk Daya Saing
Bangsa. 2 (1) : 403-410

Anda mungkin juga menyukai