Anda di halaman 1dari 159

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN PESERTA DIDIK

PADA MATERI BESARAN DAN SATUAN


MENGGUNAKAN TEORI APOS
(Studi Kasus Kelas X MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun
Pelajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat


guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Fisika

Disusun Oleh :
SUMIATUL MAHMUDAH
103611022

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sumiatul Mahmudah


Nim : 103611022
Jurusan/Program Studi : Tadris Fisika

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil


penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagiam tertentu yang dirujuk
sumbernya.

Semarang, 1 Desember 2014


Saya yang menyatakan,

Sumiatul Mahmudah
NIM: 103611022

ii
KEMENTERIAN AGAMA R.I.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Prof. Dr. Hamka Km 2 (024) 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN
Naskah skripsi ini dengan:
Judul : ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN PESERTA DIDIK
PADA MATERI BESARAN DAN SATUAN
MENGGUNAKAN TEORI APOS(Studi Kasus Kelas X
MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran
2014/2015)
Nama : Sumiatul Mahmudah
NIM : 103611022
Jurusan : Tadris
Program studi : Fisika
Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Tadris Fisika
Semarang, 11 Desember 2014
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,

Joko Budi Poernomo, M.Pd. Drs. H. Muslam, M.Ag


NIP: 197602142008011011 NIP: 196603052005011001
Penguji I, Penguji II,

Dr. H. Muslih, M.A Dr. Hamdan Hadi Kusuma,M.Sc


NIP: 196908131996031003 NIP: 197703202009121002
Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Abdul Wahib, M.Ag Wenty Dwi Y. S. Pd, M.Kom


NIP: 196006151991031004 NIP. 197706222006042005

iii
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 1 Desember 2014

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisngo
di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan,


arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Analisis Tingkat Pemahaman Peserta Didik
pada Materi Besaran dan Satuan Menggunakan
Teori APOS (Studi Kasus Kelas X MA Tajul
Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran
2014/2015)
Nama : Sumiatul Mahmudah
Nim : 103611022
Jurusan : Tadris Fisika
Program Studi : S1

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan


kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam
Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing I,

Dr. H. Abdul Wahib, M. Ag


NIP. 196006151991031004

iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 1 Desember 2014

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisngo
di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan,


arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Analisis Tingkat Pemahaman Peserta Didik
pada Materi Besaran dan Satuan Menggunakan
Teori APOS (Studi Kasus Kelas X MA Tajul
Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran
2014/2015)
Nama : Sumiatul Mahmudah
Nim : 103611022
Jurusan : Tadris Fisika
Program Studi : S1

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan


kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam
Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing II,

Wenty Dwi Y, S. Pd, M.Kom


NIP. 197706222006042005

v
ABSTRAK

Judul : Analisis Tingkat Pemahaman Peserta Didik


pada Materi Besaran dan Satuan
Menggunakan Teori APOS (Studi Kasus Kelas
X MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun
Pelajaran 2014/2015)
Penulis : Sumiatul Mahmudah
NIM : 103611022

Teori APOS (Aksi, Proses, Obyek, Skema) merupakan suatu


analisis untuk mendeskripsikan perkembangan skema seseorang pada
suatu topik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji teori APOS yang
diterapkan pada materi fisika besaran dan satuan, serta untuk
mengetahui pada tingkatan apakah pemahaman peserta didik kelas X
MA Tajul Ulum Brabo tahun pelajaran 2014/2015 dalam mempelajari
bab besaran dan satuan menurut teori APOS. Metode penelitian
menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu teknik observasi,
teknik wawancara dengan guru, dan teknik tes kepada peserta didik.
Analisis data hasil penelitian menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif yaitu reduksi, penyajian data, dan menarik simpulan atau
verifikasi.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman peserta
didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo tahun pelajaran 2014/2015 pada
materi besaran dan satuan menurut teori APOS, terbagi menjadi empat
tahap yaitu: aksi (aktivitas prosedural), proses (pemahaman
prosedural), obyek (pemahaman konseptual), dan skema (tematisasi).
Tingkat pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo
menurut teori APOS, yaitu : pada sub bab besaran pada tahapan obyek
71(57,26%), untuk sub materi dimensi sampai pada tahapan aksi 18
(14,5%), untuk sub materi pengukuran sampai pada tahapan obyek 67
(54,03%), dan untuk sub materi angka penting sudah sampai tahap
proses 33 (26,61%), belum ada materi materi yang sampai pada tahap
skema. Tahapan skema belum tercapai karena beberapa faktor, antara
lain:
1. Peserta didik kurang memiliki modal pemahaman akan materi
besaran dan satuan ketika peserta didik tersebut duduk di bangku
SMP/MTs.

vi
2. Alat-alat ukur yang masih minim dimiliki oleh sekolahan,
terutama alat ukur massa.
3. Respon dari peserta didik kurang, karena peserta didik cenderung
pendiam atau juga gaduh sendiri
4. Jam pembelajaran yang kurang panjang, karena terlalu banyak
terpotong untuk materi-materi agama.

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq, inayah dan bimbingan
serta kekuatan lahir batin kepada diri peneliti, sehingga dalam
penyusunan tugas akhir perkuliahan berupa skripsi dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya melalui proses yang panjang. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW sebagai suri teladan yang baik bagi seluruh umat,
pembawa petunjuk ke jalan yang lurus.
Penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Pemahaman
Peserta Didik pada Materi Besaran dan Satuan Menggunakan
Teori APOS (Studi Kasus Kelas X MA Tajul Ulum Brabo
Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015)” pada dasarnya disusun
untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Fisika pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu karya ilmiah ini
merupakan kulminasi-formal akademik, selain untuk memenuhi
kewajiban akademik juga sebagai wahana pengembangan ilmu
pengetahuan, dan solusi dunia kependidikan.
Penulis mencurahkan segala kemampuan untuk
menyelesaikan karya tulis ini, penulis juga memiliki rasa
keingintahuan yang besar karena dianugerahi akal oleh sang Maha
Pencipta. Penulis sadar sebagai Insan biasa tentu memiliki banyak

viii
kekurangan dan kelemahan dan jauh dari kesempurnaan keterbatasan
kemampuan dalam diri penulis.
Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak,
oleh karena itu izinkan peneliti untuk mengucapkan terima kasih
kepada hamba-hamba Allah yang mulia yang telah membantu peneliti
sehingga karya sederhana ini menjadi kenyataan bukan angan-angan
belaka. Peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. H. Darmuin, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang.
2. Bapak Andi Fadllan, M. Sc. selaku ketua dan dosen Program Studi
Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Walisongo Semarang, beserta Bapak dan Ibu dosen yang belum
disebut yang telah membimbing, mendidik dan memberikan
pencerahan selama menimba ilmu di Kampus IAIN Walisongo
Semarang.
3. Bapak Dr. H. Abdul Wahib, M. Ag., selaku Pembimbing I
(Bidang Metodologi) dan Wenty Dwi Y, S.Pd, M.Kom., selaku
Pembimbing II (Bidang Materi), yang telah berkenan meluangkan
waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan arahan, saran,
dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Kyai Amnan Muqoddam dan ibu nyai Rofiqotul Makiyyah beserta
keluarga selaku pengasuh Pon.Pes Al-Hikmah. Terima kasih atas

ix
lautan doa yang panjenengan berikan sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini.
5. H. Ahmad Mohdlori, S.Ag.,M.Si, Kepala Sekolah MA Tajul Ulum
Brabo yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam
menyelesaikan penelitian ini.
6. Saefudin, S.Si dan Ida Syarifah, S.Pd, guru mata pelajaran Fisika
MA Tajul Ulum Brabo yang telah memberikan informasi dan
membantu penelitian ini.
7. Kedua orang tua tercinta (Bapak Junaidi dan Ibu Alfiyah), dan
seluruh anggota keluarga yang telah memberikan dukungan moral
dan material dengan tulus.
8. Teman seperjuangan Tadris Fisika 2010 yang senantiasa menjadi
penyemangat penulis.
9. Teman-teman di pondok Al Hikmah yang selalu memberikan
bantuan, motivasi, inspirasi, nasehat, pelajaran hidup, dan
dukungan selalu dalam suka maupun duka.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari demi perbaikan dan penyempurnaan


penulisan skripsi ini, penulis dengan rendah hati membuka serta
menerima saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak.
Sebelum penulis tutup, penulis hanya dapat mendo’akan
mudah-mudahan segala upaya, dan bantuan dari berbagai pihak dapat
menjadi amal sholeh mutaqobbalan dan mendapat balasan serta ridho
dari Allah SWT. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini

x
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya. Amin.

Semarang, 1 Desember 2014


Penulis

Sumiatul Mahmudah
NIM. 103611022

xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... ii
PENGESAHAN .......................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING .............................................................. iv
ABSTRAK................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................. xvi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................... 7
BAB II: TINGKAT PEMAHAMAN MATERI BESARAN
DAN SATUAN MENGGUNAKAN TEORI APOS
A. Deskripsi Teori ................................................... 10
1. Tingkat Pemahaman .................................... 10
2. Pembelajaran Fisika ..................................... 12
3. Besaran dan Satuan ...................................... 17
4. Teori Action, Process, Object, Schema
(APOS) ........................................................ 28
a. Pengertian Teori APOS ......................... 28
b. Karakteristik Teori Belajar APOS ......... 38

xii
B. Kajian Pustaka .................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ......................... 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................ 44
C. Fokus Penelitian ................................................. 44
D. Sumber Penelitian ............................................. 45
E. Teknik Pengumpulan Data ................................. 46
F. Teknik Analisis Data .......................................... 50
BAB IV: DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Sekolah MA Tajul Ulum
Brabo .................................................................. 56
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian.......................... 58
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................. 76
D. Keterbatasan Penelitian ...................................... 80
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................ 82
B. Saran................................................................... 83
C. Penutup ............................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1-15
RIWAYAT HIDUP

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Besaran Pokok, 19.


Tabel 2.2 Besaran Turunan,20.
Tabel 2.3 Alat Ukur Panjang, 21.
Tabel 2.4 Kesalahan dalam Pengukuran, 24.
Tabel 2.5 Aturan Angka Penting, 26.
Tabel 2.6 Kriteria Pemahaman Peserta Didik tentang Materi
Besaran dan Satuan berdasarkan kerangka Teori APO,
35.
Tabel 3.1 Klasifikasi Daya Pembeda Soal, 49.
Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Kesukaran, 50.
Tabel 3.3 Kriteria Jawaban Peserta Didik, 52.
Tabel 3.4 Pengkategorian Soal Menurut Teori APOS, 54.
Tabel 4.1 Data Observasi Kelas X IPA A, 58.
Tabel 4.2 Data Observasi Kelas X IPA B, 59.
Tabel 4.3 Data Observasi Kelas X IPA C, 59.
Tabel 4.4 Data Observasi Kelas X IPA D, 59.
Tabel 4.5 Data Hasil Observasi, 60.
Tabel 4.6 Hasil Penelitian Metode Tes No.1, 65.
Tabel 4.7 Hasil Penelitian Metode Tes No.2, 67.
Tabel 4.8 Hasil Penelitian Metode Tes No.3, 68.
Tabel 4.9 Hasil Penelitian Metode Tes No.4, 70.
Tabel 4.10 Hasil Penelitian Metode Tes No.5, 73.
Tabel 4.11 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA A, 73.

xiv
Tabel 4.12 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA B, 74.
Tabel 4.13 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA C, 74.
Tabel 4.14 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA, 74.
Tabel 4.15 Data Hasil Tes, 75.
Tabel 4.16 Kalkulasi Pencapaian Siswa, 75.

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mistar, 21.


Gambar 2.2 Jangka Sorong, 22.
Gambar 2.3 Mikrometer Skrup, 22.
Gambar 2.4 Stopwatch, 23.
Gambar 2.5 Neraca, 23.
Gambar 2.5 Ilustrasi Proses Pemahaman Menurut Teori APOS, 33.
Gambar 4.1 Jawaban Benar No.1, 64.
Gambar 4.2 Jawaban Kurang No.1, 64.
Gambar 4.3 Jawaban Salah No.1, 65.
Gambar 4.4 Jawaban Benar No.2, 66.
Gambar 4.5 Jawaban Salah No.2, 76.
Gambar 4.6 Jawaban Kriteria 3 No.3, 67.
Gambar 4.7 Jawaban Kriteria 2 No.3, 68.
Gambar 4.8 Jawaban Kriteria 1 No.3, 68.
Gambar 4.9 Jawaban Kriteria 3 No.4, 69.
Gambar 4.10 Jawaban Kriteria 2 No.4, 70.
Gambar 4.11 Jawaban Kriteria 1 No.4, 70.
Gambar 4.12 Jawaban Kriteria 3 No.5, 71.
Gambar 4.13 Jawaban Kriteria 2 No.5, 72.
Gambar 4.14 Jawaban Kriteria 1 No.5, 72.

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa standar isi untuk
SMA/MA/SMALB/Paket C, atau bentuk lain yang sederajat harus
mengandung kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan
bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.1
Pada UU No. 19 Tahun 2005 juga dijelaskan tentang standar
penilaian hasil belajar oleh pemerintah, menjelaskan bahwa
SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, Ujian
Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, dan mata pelajaran yang menjadi ciri khas
program pendidikan.2 Salah satu disiplin ilmu pendidikan yang
umum pada tingkat SMA/MA/SMALB adalah Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Program IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang
ilmu-ilmu alam. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

1
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI,
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006),
hlm.157.
2
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI,
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI…, hlm. 196.

1
sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.3
Fisika merupakan salah satu dari cabang ilmu
pengetahuan alam (sains), yang kerap bersinggungan dengan
kehidupan manusia. Fisika merupakan ilmu empiris, sehingga
langkah penyelesaian soal fisikanya harus memahami konsep dari
materinya. Sebagaimana ciri dari ilmu sains, bahwa sains
merupakan pemahaman konsep akan alam sehingga dalam fisika
tidak lengkap rasanya mempelajari fisika jika yang mampu
dipelajari hanya pemahaman akan hitungan-hitungan rumusnya
tanpa memahami makna atau konsep dari materi fisika tersebut.4
Keberhasilan dalam pembelajaran ditentukan oleh
ketercapaian dari tujuan instruksional dalam materi tersebut,
sedangkan tujuan instruksional dikatakan tercapai jika indikator-
indikator dari materi ajar yang diajarkan dapat dicapai atau dapat
dikuasai oleh peserta didik. Inti dari indikator sendiri adalah

3
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI,
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI…, hlm. 5.
4
J.I.G.M. Drost, Sekolah: Mengajar atau Mendidik?, (Yogyakarta:
KANISIUS, 1998), hlm. 96-100.

2
penyerapan materi oleh masing-masing peserta didik.5
Keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi fisika tidak
hanya ditentukan oleh seberapa pandai peserta didik tersebut
mengerjakan soal-soal fisika, tetapi juga ditentukan oleh seberapa
maksimal peserta didik tersebut memahami konsep dari materi
fisika yang sedang mereka pelajari.6
Besaran dan satuan merupakan salah satu bagian dari
materi pelajaran fisika yang diajarkan pada awal setiap
pembelajaran, karena materi ini adalah materi dasar dari materi
fisika. Untuk menguasai materi fisika yang selanjutnya maka
diharuskan peserta didik sudah mengetahui dan paham akan
materi besaran dan satuan terlebih dahulu. Materi besaran dan
satuan merupakan materi kunci atau alat untuk memahami materi-
materi selanjutnya, karena materi yang terkandung dalam bab
besaran dan satuan terdiri dari materi besaran (besaran pokok dan
turunan), dimensi, angka penting, dan langkah-langkah yang benar
dalam kegiatan pengukuran maupun cara penulisan data hasil
pengukuran.
Filsafat konstruktifisme pemahaman merupakan bentukan
(konstruksi) dari kita sendiri dalam menekuninya. Jika filsafat
konstruktifisme ini kita aplikasikan kepada peserta didik, maka
pemahaman peserta didik merupakan bentukan dari diri mereka
sendiri. Menurut Bettencourt dalam Paul, pemahaman bukanlah

5
Drost, “Sekolah...”, hlm. 106.
6
Drost,”Sekolah:…”, hlm. 98.

3
sesuatu yang sudah jadi, yang ada di luar diri peserta didik, tetapi
sesuatu yang harus mereka bentuk sendiri dalam pikiran mereka.
Piaget menjelaskan bahwa pemahaman bukanlah sesuatu yang
lepas dari obyek, tetapi merupakan ciptaan manusia yang
dikonstruksikan dari pengalaman ataupun dunia sejauh apa yang
dialaminya. Proses ini berjalan terus-menerus dengan setiap kali
melakukan reorganisasi karena adanya sesuatu yang baru.7 Piaget
menambahkan bahwa pemahaman akan berbeda-beda antara
peserta didik satu dengan yang lainnya, tergantung tingkat
konstruksi dari peserta didik masing-masing.8 Pemahaman konsep
fisika adalah cara memahami suatu pengertian yang diaplikasikan
dalam peristiwa nyata dari mata pelajaran fisika, karena konsep
merupakan cara memahami dari setiap peserta didik, maka akan
menghasilkan pemahaman konsep berbeda satu dengan yang
lainnya tergantung sudut pandang dan besar wawasan dari
masing-masing peserta didik.9
Teori APOS (Aksi, Proses, Obyek, dan Skema) muncul
dari upaya untuk memahami mekanisme abstraksi refleksi, yang
pertama kali diperkenalkan oleh Piaget yang bertujuan

7
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika, (Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 8.
8
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2012), hlm. 35.
9
Selamet, dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual React
Terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas VIII SMP”, http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_
ipa/article/download/751/537, diakses 14 November 2013, hlm. 2.

4
menggambarkan perkembangan pemikiran logis pada anak-anak,
dan memperluas ide ini menjadi konsep-konsep yang lebih
canggih. Dubinsky menyatakan, teori APOS merupakan teori
konstruktifisme tentang bagaimana konsep fisika mungkin
terjadi10 atau teori yang mampu digunakan sebagai suatu alat
analisis untuk mendeskripsikan perkembangan skema seseorang
pada suatu topik yang memerlukan totalitas dari materi terkait.11
Pernyataan ini menjelaskan bahwa pemahaman fisika seseorang
adalah kecenderungan dari peserta didik untuk menanggapi apa
yang dirasakan tentang fisika dan solusi peserta didik tersebut
dengan merefleksikan pada mereka dalam konteks sosial dan
mengkonstruksikan tindakan dalam menghadapi situasi. Teori ini
merupakan elaborasi dari konstruksi mental aksi, proses, obyek,
dan skema. Elaborasi ini berlangsung, dimulai dengan
terbentuknya aksi (action), yang direnungkan menjadi proses
(process), selanjutnya dirangkum menjadi obyek (object), obyek
dapat diurai kembali menjadi proses. Aksi, proses, dan obyek
dapat diorganisasi menjadi skema (schema).12

10
Ed Dubinsky, “ Using a Theory of Learning in College
Mathematics Courses”, Newsletter, http://ltsn.mathstore.ac.uk/newsletter/
may2001/pdf/learning.pdf, diakses 14 November 2013, hlm. 11.
11
Lasmi Nurdin, “Analisis Pemahaman Siswa Tentang Barisan
Berdasarkan Teori APOS (Action, Process, Object, and Scheme)”,
(Semarang: FMIPA UNNES, 2012), http://bagah.files.wordpress.com/
2012/06/analisis-pemahaman-siswa-tentang-barisan-berdasarkan-teori-
apos.pdf , diakses 14 November 2013, hlm. 4.
12
Dubinsky, “ Using a Theory...”, hlm. 12.

5
MA Tajul Ulum Brabo merupakan salah satu sekolah
yang berwawasan islami tetapi juga tidak ketinggalan akan ilmu
umumnya. Keadaan tersebut terlihat dengan cara pembagian mata
pelajarannya yang seimbang antara materi keagamaan dan materi-
materi umum seperti materi ilmu-ilmu sosial dan materi-materi
ilmu alam. Letak dari MA Tajul Ulum Brabo yang berada di
kawasan pondok pesantren Sirojuth Tholibin menyebabkan
sekolah ikut andil ketika ada acara-acara pondok, keadaan ini
berdampak pada semakin terpotongnya jam efektif peserta didik
dalam belajar. Mata pelajaran yang banyak diisi oleh materi
keagamaan dan jam efektif yang terpotong oleh kegiatan-kegiatan
dari lingkungan pondok, semakin memperpendek jam belajar
peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran umum tak
terkecuali mata pelajaran fisika. Jam pelajaran yang banyak
terpotong tetapi hasil proses pembelajaran menunjukkan banyak
peserta didik yang sukses dalam mempelajari materi seperti
ditnjukkan oleh kesuksesan-kesuksesan peserta didik dalam
memenangkan lomba-lomba materi umum, seperti lomba sains
dan lomba-lomba pidato dengan menggunakan beberapa bahasa
selain bahasa Indonesia serta dihasilkannya lulusan-lulusan yang
berkualitas dan mampu bersaing dengan peserta didik lulusan-
lulusan dari sekolah-sekolah yang lebih maju dan lebih intensif
dalam proses pembelajaran fisikanya.
Pemotongan jam pembelajaran fisika kelas X di MA Tajul
Ulum Brabo yang banyak tetapi tidak menghambat peserta didik

6
dalam meraih keseuksesan, keadaan ini yang menarik minat dari
peneliti untuk melakukan penelitian perihal tentang tingkat
pemahaman peserta didik dalam mempelajari fisika terutama
materi besaran dan satuan dengan menggunakan tolak ukur teori
APOS karena teori ini yang lebih mampu menjelaskan tentang
keadaan peserta didik dalam memahami pelajaran terutama
pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep di dalamnya.

B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah teori APOS mampu mendeskripsikan tingkat
pemahaman peserta didik pada materi besaran dan satuan?
2. Seberapa maksimal tingkat pemahaman peserta didik pada
konsep fisika materi besaran dan satuan jika diukur dengan
tolak ukur teori APOS?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah teori APOS mampu menjelaskan tingkat
pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo dalam
mempelajari materi besaran dan satuan serta seberapa maksimal
peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo dalam memahami
konsep fisika besaran dan satuan dengan tolak ukur teori APOS.
Sedangkan untuk manfaat dari penelitian ini adalah:

7
1. Bagi peserta
Pemberian soal-soal tentang materi besaran dan
satuan, akan menambah wawasan peserta didik dalam
mengerjakan soal. Sehingga akan melatih peserta didik dalam
menyelesaikan berbagai bentuk soal. Karena dalam
mengerjakan soal fisika juga dibutuhkan pembiasaan akan
soal-soal fisika.
2. Bagi Guru
Penelitian ini mampu menjelaskan keadaan peserta
didik ketika mempelajari materi besaran dan satuan. Keadaan
ini meliputi cara peserta didik dalam mencerna materi dan
juga seberapa besar materi yang telah dipelajari oleh mereka.
Setelah guru mengetahui keadaan dan pola pikir peserta
didiknya, maka guru mampu meningkatkan kualitas cara
pembelajarannya ke arah yang lebih baik lagi atau dalam
artian guru mampu mengoptimalkan kegiatan pengajarannya
sehingga akan didapatkan hasil pembelajaran yang baik.
3. Bagi Instansi Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam rangka menentukan strategi pengambilan keputusan
mengenai pelayanan dan kinerja instansi terkait dalam hal ini
yaitu MA Tajul Ulum Brabo terhadap peserta didik, terutama
kepala sekolah harus memperhatikan hal-hal atau atribut apa
saja yang dianggap penting untuk menunjang keberhasilan
dalam proses pembelajaran.

8
4. Bagi peneliti sendiri
Tambahan pengetahuan akan proses suatu penelitian
serta menambah pemahaman akan keadaan peserta didik
dalam suatu proses pembelajaran karena peneliti juga
merupakan calon guru dan suatu saat akan ditempatkan pada
posisi seorang guru yang harus mengetahui keadaan peserta
didik yang mereka didik.
5. Bagi penelitian yang lain
Acuan atau titik tolak bagi peneliti lain dalam
melakukan penelitian yang sejenis atau pengembangan
terhadap topik-topik lain.

9
BAB II
TINGKAT PEMAHAMAN MATERI BESARAN DAN SATUAN
MENGGUNAKAN TEORI APOS

A. Deskripsi Teori
1. Tingkat Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya
mengerti benar dalam suatu hal. Pemahaman merupakan
proses perbuatan, cara memahami.1 Definisi pemahaman
menurut Anas Sudijono adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti, mengetahui atau memahami sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Peserta didik dikatakan paham
jika peserta didik tersebut mampu memberikan penjelasan
atau uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-
katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.2
Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang
mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep,
situasi serta fakta yang diketahuinya. Artinya, seseorang
tersebut tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami
konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka

1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,1990), hlm. 965.
2
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 50.

10
operasionalnya dapat membedakan, mengubah,
mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasi-kan,
menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh,
memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan.3
Tingkat pemahaman adalah seberapa mampukah
seseorang dalam menguasai dan membangun makna dari
pikirannya serta seberapa mampukah seseorang tersebut
menggunakan apa yang dikuasainya dalam keadaan lain.4
Bloom mnjelaskan ada tiga tipe kemampuan pemahaman,
yaitu: pertama, translasi (kemampuan menerjemahkan), yang
kedua interpretasi (kemampuan menafsirkan), yang ketiga
ekstrapolasi (kemampuan meramal). Menurut Richard,
pengkategorian pemahaman atas dua jenis, yaitu pemahaman
rasional dan pemahaman instrumental. Definisi untuk
pemahaman rasional adalah “knowing what to do and why”
sedangkan untuk pemahaman instrumental adalah “rules
without reason”. Mrozak menjelaskan bahwa tingkatan
pemahaman ada tiga yaitu: pertama, memahami makna
pengertian dan istilah, artinya peserta didik harus memiliki
pengetahuan tentang apa maksud dari simbol-simbol yang

3
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1997), hlm. 44.
4
Gigih Ardiantoro, “Analisis Tingkat Pemahaman Siswa
Berdasarkan Teori APOS dalam Memperlajari Persamaan Garis Lurus
Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 6 Nganjuk”, Skripsi
(Surakarta: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, 2013),
hlm. 13.

11
diberikan dan apa kesesuaian arti yang ditunjukkan. Kedua,
memahami pentingnya struktur obyek pemahaman dimana
urutan tentang konsep-konsep dan istilah yang diterapkan.
Ketiga, memahami tentang peran dari obyek pemahaman.5
Tingkat pemahaman peserta didik dalam proses
pembelajaran dibagi atas 4 tingkatan, yaitu:6
1) Istimewa/maksimal didapat oleh peserta didik apabila
seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai
oleh peserta didik
2) Baik sekali/optimal yaitu apabila sebagian besar (76%
sampai dengan 99%) bahan pelajaran yang disampaikan
telah sempurna.
3) Baik/minimal terjadi pada peserta didik jika peserta didik
tersebut menguasai 60% sampai 75% sedangkan balik.
4) Kurang, jika peserta didik hanya mampu menguasai
materi kurang dari 60%.
2. Pembelajaran Fisika
Pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dengan
peserta didik dalam suatu lingkungan belajar atau bisa
dikatakan bahwa pembelajaran dianggap sebagai upaya
membelajarkan peserta didik agar memperoleh ilmu
pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan tabiat serta

5
Gigih, “Analisis Tingkat Pemahaman Siswa...”. hlm. 13.
6
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006) hlm. 107.

12
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dalam pengertian lain pembelajaran juga diartikan sebagai
penciptaan sistem lingkungan oleh pendidik yang
7
memungkinkan terjadi proses belajar.
Sadiman, pembelajaran adalah usaha-usaha
memanipulasi sumber-sumber belajar yang terencana guna
menciptakan suatu kondisi proses atau kegiatan belajar dalam
diri peserta didik, dapat dikatakan bahwa pembelajaran
adalah proses membelajarkan atau membuat peserta didik
belajar.8 Miarso menjelaskan bahwa pembelajaran adalah
proses pembentukan diri seseorang secara positif dalam
kondisi tertentu dengan cara mengelola lingkungan dengan
sengaja.9 Sejalan dengan Sadiman, Winkel juga menjelaskan
bahwa pembelajaran adalah pengaturan dan penciptaan
kondisi ekstern sedemikian rupa, sehingga menunjang proses
belajar peserta didik dan tidak menghambat.10 Pengertian
pembelajaran menurut Gagne dalam Eveline yaitu,
“Instruction is intended to promote learning, external
situation need to be arranged to activate, support and

7
Heri Ruhyabi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran
Motorik, (Majalengka : Referens, 2012) hlm. 6-7.
8
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,
2012) hlm. 3-4.
9
Indah, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 4.
10
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan
Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) hlm. 12.

13
maintain the internal processing that constitutes each
learning event”. Pembelajaran dimaksudkan menghasilkan
belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa
untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses
11
internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. UU
No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan juga
menjelaskan tentang pembelajaran, bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.12
Beberapa pengertian pembelajaran di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses
interaksi yang dilakukan oleh pendidik secara terstruktur
guna menciptakan lingkungan belajar yang dapat membentuk
perubahan positif dari diri peserta didik.
Sunarto yang dikemukakan oleh Albertus, fisika
adalah bidang ilmu yang banyak membahas tentang alam dan
gejalanya, dari yang bersifat riil (terlihat secara nyata) hingga
yang bersifat abstrak atau bahkan hanya berbentuk teori yang
pembahasannya melibatkan kemampuan imajinasi atau
13
keterlibatan gambaran mental yang kuat. Sejalan dengan

11
Eveline, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm. 12.
12
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI,
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), hlm. 7.
13
Albertus Djoko Lesmono, dkk., “Jurnal Pembelajaran Fisika”,
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember,

14
Sunarto, menurut Suriasumantri dalam Mundilarto pada
dasarnya fisika merupakan abstraksi dari aturan atau hukum
alam yang disederhanakan.14
Mundalarto juga memaparkan bahwa fisika adalah
salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada dasarnya
bertujuan untuk mempelajari dan memberi pemahaman
kuantitatif terhadap berbagai gejala atau proses alam dan sifat-
sifat zat serta penerapannya. Perumusan kuantitatif ini
memungkinkan dilakukan analisis secara mendalam terhadap
masalah yang dikaji dan dilakukan prediksi tentang hal-hal
yang bakal terjadi berdasarkan model penalaran yang
diajukan. Sifat kuantitatif fisika berkat bantuan matematika ini
dapat meningkatkan daya prediksi dan kontrol fisika itu
sendiri.15
Pengertian pembelajaran dan fisika di atas, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran fisika merupakan
aktivitas yang dilakukan secara terencana oleh pendidik dan
peserta didik dilakukan secara teratur guna mencapai suatu

http://library.unej.ac.id/client/en_US/default/search/asset/503;jsessionid=4EB
6C34E7B3A9CDCD00F0DD9EA65BED0?qu=TEORI+FISIKA&ic=true&p
s=300, diakses 14 November 2013, hlm. 1.
14
Mundilarto, “Pengembangan Skenario Pembelajaran Fisika
Berbasis Kompetensi”, Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta,http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/130681033/PENGEMBA
NGAN%20SKENARIO%20PEMBELAJARAN%20FISIKA%20BERBASIS
.pdf, diakses 16 November 2013 hlm. 3.
15
Mundilarto, “ Pengembangan…”, hlm. 4.

15
pemahaman yang lebih akan alam. Pengertian pembelajaran
fisika ini sejalan dengan firman Allah SWT yang
memerintahkan manusia untuk mempelajarai alam sebagai
tanda-tanda dari-Nya. Firman Allah SWT ini tertuang dalam
Q.S. Ali Imran ayat 190 yang berbunyi:

        

  


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal.(Q.S. ali imran/2: 190).16

Ayat di atas, bahwa Allah SWT menguraikan


sekelumit dari ciptaan-Nya dan memerintahkan kepada
hamba-hamba-Nya untuk memahami dan merenungkan hasil
ciptaan-Nya tersebut, sehingga menjadikan hamba-Nya
tersebut semakin beriman dan mendekat kepada-Nya.
Sekelumit hasil ciptaan Allah SWT antara lain : kerja langit
yang sangat teliti, silih bergantinya malam dan siang, serta
17
perputaran bumi pada porosnya. Beberapa tanda-tanda
langit tersebut hanyalah sebagian kecil dari tanda-tanda yang
telah diciptakan Allah SWT untuk direnungkan, karena
dengan hanya melakukan dzikir kepada Allah SWT tidak

16
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Bandung:
Diponegoro, 2008), hlm. 76.
17
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: PT. Lentera Hati),
hlm. 370.

16
cukup untuk menjamin hadirnya hidayah, tetapi harus diiringi
dengan mempelajari ciptaan-Nya dan rahasia-rahasia dari
ciptaan-Nya tersebut.18
Proses pembelajaran mempunyai ciri-ciri bahwa
proses belajar harus dilakukan dengan sengaja, kemudian
membuat peserta didik belajar, sebelum pelaksanaan maka
tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu, dan juga dalam
pelaksanaannya harus terkendali. Perbedaan karakter pada
masing-masing materi harus dipertimbangkan, sehingga
proses pembelajaran bias menambah wawasan peserta didik
akan materi bukan sebaliknya malah menghambat peserta
didik.19
3. Besaran dan Satuan
Materi besaran dan satuan merupakan materi yang
memaparkan tentang pengukuran, benda yang diukur dan juga
berkaitan dengan satuan atau standar yang digunakan dalam
pengukuran.

18
Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, terj. Bahrun
Abubakar, (Semarang: PT. Toha Putra Semarang, 1993), hlm. 290.
19
Eveline, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm 13.

17
a. Besaran20
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur
dan dinyatakan dengan angka. Besaran dibagi menjadi
dua yaitu, besaran pokok dan besaran turunan. Besaran
pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan
terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain.
Sedangkan besaran turunan adalah besaran yang
diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. Contoh
dari besaran turunan adalah satuan untuk luas, volume,
gaya, dan lainnya.
b. Dimensi
Dimensi merupakan suatu besaran yang
menggambarkan bagaimana besaran tersebut tersusun dari
besaran-besaran pokok. Kegunaan awal dari dimensi
adalah sebagai petunjuk awal benar atau salahnya suatu
persamaan fisika, karena salah satu syarat kebenaran
persamaan fisika yaitu kesamaan dalam dimensinya. 21
Fungsi dimensi selain untuk menentukan benar atau
tidaknya persamaan dan juga untuk menentukan setara
atau tidaknya suatu persamaan, dimensi juga digunakan
untuk menurunkan suatu persamaan jika kesebandingan

20
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga,
2006), hlm. 25.
21
Purwoko & Fendi, Physics for Senior High School year X,
(Jakarta: Yudhistira, 2009), hlm. 8.

18
besaran fisika tersebut dengan besaran-besaran fisika
lainnya diketahui.22
Contoh:
Cara mengetahui nilai dari persamaan

Seperti yang telah kita ketahui bahwa dimensi dari

Diketahui bahwa nilai sehingga

persamaannya menjadi atau

Berikut adalah Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 yang


menjelaskan tentang hubungan besaran dengan dimensi:23
Tabel 2.1 Besaran Pokok
Besaran Pokok Satuan Singkatan Dimensi
Panjang Meter M [L]
Massa Kilogram kg [M]
Waktu Sekon s [T]
Kuat arus listrik Ampere A [I]
Suhu Kelvin K [ ]
Jumlah zat Mol mol [N]
Intensitas Kandela cd [J]
cahaya

22
Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 32.
23
Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 28.

19
Tabel 2.2 Besaran Turunan
Besaran
Satuan Lambang Dimensi
Turunan

Luas A

Kecepatan V

Percepatan A

Gaya F

Tekanan P

Usaha W

c. Pengukuran
Pengukuran adalah proses membandingkan antara
sesuatu dengan sesuatu yang lainnya yang dianggap
sebagai patokan (standar) yang disebut satuan. Syarat
satuan tersebut harus berupa satuan tetap, mudah
diperoleh kembali, dan dapat diterima secara

20
internasional.24 Dibawah ini merupakan macam-macam
alat ukur tergantung pada satuan dari benda yang akan
diukur:
1) Alat ukur panjang
Tabel 2.3 merupakan data sebagian dari alat ukur
panjang berdasarkan kegunaannya.25
Tabel 2.3 Alat Ukur Panjang
Skala
Alat Susunan Ketelitian Kegunaan
terkecil
Mistar Skala 0,1 cm 0,05 cm Mengukur
utama panjang
Jangka Skala 0,01 cm 0,005 cm Mengukur
sorong utama panjang,
dan diameter
skala luar/dalam
nonius ,
kedalama
n lubang
Mikrometer Skala 0,01 0,005 mm Mengukur
sekrup utama mm panjang,
dan diameter,
skala ketebalan
nonius benda.

Gambar 2.1, Gambar 2.2, Gambar 2.3 adalah macam-


macam gambar alat ukur panjang:

24
E-book: Karyono, dkk., Fisika untuk SMA dan MA Kelas X,
(Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm. 3-4.
25
E-book: Setya Nurachmandani, Fisika 1:Untuk SMA/MA Kelas X,
(Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm.8-
9.

21
Gambar 2.1 Mistar

Gambar 2.2 Jangka Sorong

Gambar 2.3 Mikrometer Sekrup


2) Alat ukur waktu
Alat ukur waktu yang sering digunakan
adalah arloji dan stopwatch baik yang digital maupun
yang analog. Alat ukur waktu yang sering digunakan
adalah arloji dan stopwatch yang analog karena
pembacaannya lebih tepat dan lebih jelas. Baik arloji
maupun stopwatch sama-sama memiliki ketelitian

22
0,01 sekon.26 Gambar 2.4 merupakan gambar salah
satu alat ukur waktu.

Gambar 2.4 Stopwatch

3) Alat ukur massa


Alat ukur massa disebut neraca, neraca
sendiri terdiri dari beberapa jenis antara lain: neraca
analitis dua lengan, neraca ohauss, neraca lengan
gantung, neraca digital, dan neraca elektronik. Untuk
neraca analitis dua lengan dan neraca ohauss memiliki
ketelitian 0,01 gram, sedangkan neraca digital
memiliki ketelitian sampai 0,001 gram.27 Gambar 2.5
merupakan salah satu alat ukur massa.

26
Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 6.
27
E-book: Setya, Fisika 1:Untuk SMA/MA Kelas X, hlm. 10.

23
Gambar 2.5 Neraca

d. Ketidakpastian pada Pengukuran


Nilai besaran merupakan nilai hasil pengukuran
yang mengandung angka taksiran. Angka taksiran ini
menunjukkan adanya ketidakpastian dalam pengukuran.
Ketidakpastian dalam pengukuran disebabkan oleh
kesalahan dalam pengukuran.28 Kesalahan dalam
pengukuran bisa bersumber dari berbagai faktor, antara
lain seperti ditunjukkan oleh Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Kesalahan dalam Pengukuran29
Kesalahan
Keteledoran Kesalahan sistematis
acak
 Keterbatasan  Pengaruh  Dapat diprediksi dan
pengamat lingkungan dihilangkan
(kurang terampil  Tidak dapat  Disebabkan kesalahan
menggunakan diprediksi kalibrasi, dan kesalahan
alat)  Tidak dapat komponen alat ukur
 Kekeliruan dihilangkan  Jika kesalahan sistematis
pengamat dalam tetapi dapat kecil maka data akurat,
membaca skala dikurangi dan jika kesalahan
yang ditunjukkan sistematis besar maka
oleh alat ukur. data kurang akurat.

28
Purwoko, Physics for Senior High School year X, hlm. 20.
29
Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 6.

24
e. Hasil Pengukuran30
Data hasil pengukuran dibagi menjadi 2 yaitu,
data tunggal dan data jamak. Data tunggal yaitu data yang
dihasilkan dari pengukuran secara tunggal atau hanya
sekali pengukuran, sedangkan data jamak yaitu data yang
dihasilkan oleh pengukuran secara berulang. Dalam
pengukuran tunggal ketidakpastian dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus

Pencarian ketidakpastian dalam pengukuran


secara berulang dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

f. Angka Penting
1) Notasi ilmiah31
Notasi ilmiah adalah cara penulisan hasil pengukuran
yang sangat kecil maupun sangat besar. Penulisan
dalam notasi ilmiah adalah sebagai berikut:

30
Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 8-11
31
Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 13.

25
Dimana adalah bilangan penting, dan n disebut
orde besar dan merupakan bilangan bulat. Contoh:
angka 0,000031 ditulis dalam notasi ilmiah menjadi

2) Aturan angka penting32


Angka penting adalah angka-angka yang dihasilkan
dari suatu pengukuran. Aturan angka penting
sebagaiyang ditunjukkan dalam Tabel 2.5 berikut.
Tabel 2.5 Aturan Angka Penting

Aturan-aturan angka penting


1. Semua angka bukan nol adalah angka penting
2. Semua angka nol yang terletak diantara angka
bukan nol adalah angka penting
3. Angka nol yang terletak disebelah kanan angka
bukan nol adalah angka penting, kecuali terdapat
penjelasan khusus
4. Semua angka nol yang digunakan untuk
menentukan letak desimal bukan termasuk angka
penting
5. Semua angka puluhan, ratusan, dan seterusnya
harus ditulis dengan menggunakan aturan notasi
ilmiah.

3) Berhitung dengan angka penting.33


Dalam perhitungan dengan menggunakan angka
penting memiliki aturan-aturan seperti berikut:

32
Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 14.
33
Purwoko, Physics for Senior High School year X, hlm. 16-17.

26
a) Penjumlahan dan pengurangan
Banyaknya angka penting hasil operasi ditentukan
oleh hanya boleh mengandung satu angka
taksiran.
b) Perkalian dan pembagian
Banyaknya angka penting pada setiap operasi
ditentukan oleh jumlah angka taksiran yang
paling sedikit oleh masing-masing bilangan.
c) Pemangkatan dan penarikan akar
Banyaknya angka penting pada setiap operasi
baik pemangkatan maupun pengakaran sama
dengan jumlah angka penting yang dipangkatkan
atau diakarkan.
d) Pembulatan
Aturan pembulatan yaitu jika angka yang
dibulatkan lebih dari 5 maka dibulatkan ke atas
sedangkan jika kurang dari 5 maka dibulatkan ke
bawah. Sedangkan jika angka yang dibulatkan
tepat 5, maka dilihat dari angka sebelum angka 5
tersebut, jika angka sebelumnya ganjil maka
dibulatkan ke atas dan jika angka sebelumnya
genap maka dibulatkan ke bawah.

27
4. Teori Action, Process, Object, Schema (APOS)
a. Pengertian Teori APOS
Dubinsky dan Mc Donald menjelaskna bahwa,
Teori APOS adalah sebuah teori konstruktivitas tentang
bagaimana peserta didik belajar konsep yang didasarkan
pada teori perkembangan Piaget.34 Istilah-istilah aksi
(action), proses (process), obyek (object), dan skema
(schema) pada hakekatnya merupakan konstruksi
seseorang dalam upaya memahami sebuah ide atau
konsep.35
Ed Dubinsky sebagai pengembang Teori APOS
mendasarkan teorinya pada pandangan bahwa
pengetahuan dan pemahaman seseorang merupakan suatu
kecenderungan seseorang untuk merespon terhadap suatu
situasi dan merefleksikannya pada konteks sosial.
Berkaitan dengan paradigma tersebut Astusti P. dkk.
mengemukakan bahwa dalam menyelesaikan suatu
masalah, terdapat dua hal yang harus dimiliki seseorang
yaitu mengerti konsep dan memanfaatkannya ketika
diperlukan. Asiala dkk. juga menyatakan bahwa tujuan

34
Dubinsky & Mc Donald, “APOS: A Constructivist Theory of
Learning in Undergraduate Mathematics Education Research”,
link.springer.com/chapter/10.10070%2f0-306-74231-7-25page1, diakses 14
November 2013, hlm. 2.
35
Ed Dubinsky, “Using a Theory of Learning in College
Mathematics Courses”, Newsletter, http://ltsn.mathstore.ac.uk/newsletter/
may2001/pdf/learning.pdf, diakses 14 November 2013, hlm. 11.

28
yang ingin dicapai dari teori APOS adalah terbentuknya
konstruksi mental siswa.36
Menurut Suryadi dalam Zuhair proses berusaha
memahami suatu ide akan dimulai dari suatu aksi mental
terhadap ide tersebut dan pada akhirnya akan sampai pada
konstruksi suatu skema tentang konsep tertentu yang
tercakup dalam masalah yang diberikan.37 Teori ini, hadir
sebagai upaya untuk memahami tingkatan pemahaman
peserta didik agar lebih mudah untuk dipahami yaitu
dengan menjelaskan melalui empat tahap, yaitu tahap
aksi, proses, objek, dan skema.38
Berikut penjelasan masing-masing tahap teori
APOS:
1) Aksi
Teori ini menyatakan bahwa aksi adalah
perubahan yang dirasakan oleh individu karena
adanya pengaruh dari luar. Perubahan terjadi karena
adanya reaksi terhadap isyarat dari luar yang
memberikan rincian tepat tentang langkah-langkah

36
Dubinsky, “ Using a Theory …”, hlm. 11.
37
Muh. Zuhair Zahid, “Eksplorasi Konstruksi Pengetahuan
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Surakarta Menggunakan Teori
Action, Process, Object, Scheme (APOS) pada Materi Pokok Faktor Bentuk
Aljabar”, Tesis (Surakarta: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret, 2014), hlm. 15.
38
Dubinsky, “ Using a Theory…” hlm. 11.

29
yang harus diambil.39 Mulyono dalam Zuhair
menjelaskan indikator pencapaian teori APOS pada
tahap aksi sebagai berikut:40
a) Subyek hanya menerapkan rumus atau langsung
menggunakan rumus yang diberikan
b) Subyek hanya mengikuti contoh yang sudah
diberikan sebelumnya
c) Subyek memerlukan langkah-langkah rinci untuk
melakukan transformasi
d) Kinerja subyek berupa kegiatan prosedural
2) Proses
Aksi diulang-ulang kemudian individu
merenungkan akan proses pengulangan tersebut,
langkah ini berubah menjadi proses. Artinya
konstruksi internal yang dibuat dengan melakukan
tindakan yang sama, tetapi belum tentu tindakannya
diarahkan oleh rangsangan dari luar.41 Mulyono
menjelaskan dalam Zuhair indikator pencapaian teori
APOS pada tahap proses sebagai berikut:42

39
Dubinsky, “ Using a Theory...”, hlm. 12.
40
Zuhair, “Eksplorasi Konstruksi Pengetahuan Matematika
Siswa…” hlm. 16.
41
Dubinsky, “ Using a Theory...”, hlm. 12.
42
Zuhair, “Eksplorasi Konstruksi Pengetahuan Matematika
Siswa…” hlm. 17.

30
a) Untuk melakukan transformasi subyek tidak
perlu diarahkan dari rangsangan eksternal
b) Subyek dapat merefleksikan langka-langkah
transformasi tanpa melakukan langkah-langkah
tersebut secara nyata
c) Subyek dapat menjelaskan langka-langkah
transformasi tanpa melakukan langkah-langkah
tersebut secara nyata
d) Subyek bisa membalik langkah-langkah
transformasi tanpa melakukan langkah-langkah
secara nyata
e) Sebuah proses dirasakan oleh subyek sebagai hal
yang internal dan di bawah control subyek
tersebut
f) Subyek mencapai pemahaman prosedural
g) Subyek belum paham secara konseptual
3) Obyek
Ketika seseorang mampu melakukan
konstruksi proses menjadi sebuah obyek kognitif.
mencerminkan pada tindakan yang diterapkan pada
proses tertentu, dan menjadi sadar akan proses
sebagai suatu totalitas, dan dapat bertindak di atasnya,
dan dapat pula benar-benar membangun transformasi
tersebut, maka kita mengatakan individu telah mampu

31
mencapai tahap obyek.43 Indikator pencapaian teori
APOS pada tahap obyek menurut Mulyono dalam
zuhair sebagai berikut:44
a) Subyek dapat melakukan aksi-aksi pada obyek
b) Subyek dapat melakukan de-encapsulating suatu
obyek kembali menjadi proses dari mana obyek
itu berasal atau mengurai sebuah skema yang
ditematisasi menjadi berbagai komponen
c) Subyek mencapai suatu pemahaman konseptual
d) Subyek dapat menentukan sifat-sifat suatu konsep
4) Skema
Sebuah skema untuk bagian tertentu adalah
kumpulan aksi, proses, dan obyek, yang terhubung
secara sadar dalam kerangka yang koheren dalam
pikiran individu dan digunakan untuk menyelesaikan
masalah yang melibatkan daerah fisik tersebut.45 Di
dalam Zuhair, Mulyono juga menjelaskan indikator
pencapaian peserta didik ketika sudah mencapai tahap
skema menurut teori APOS. Berikut adalah
46
penjelasannya:

43
Dubinsky, “ Using a Theory...”, hlm. 12.
44
Zuhair, “Eksplorasi Konstruksi Pengetahuan Matematika
Siswa…” hlm. 18.
45
Dubinsky, “ Using a Theory...”, hlm. 12.
46
Zuhair, “Eksplorasi Konstruksi Pengetahuan Matematika
Siswa…” hlm. 19.

32
a) Subyek dapat menghubungkan aksi, proses,
obyek, suatu konsep dengan konsep lainnya
b) Subyek mampu menghubungkan obyek-obyek
dan proses-proses dengan bermacam cara
c) Subyek memahami hubungan-hubungan antara
aksi, proses, obyek, dan sifat-sifat lain yang telah
dipahaminya
d) Subyek memahami berbagai aturan/rumus yang
perlu dilibatkan/digunakan

De-encapsulated

Interiorized Encapsulate
d

Gambar 2.6 Ilustrasi Proses Pemahaman Menurut


Teori APOS47

Jika teori APOS dan konstruktifisme ini


diterapkan dalam pembelajaran fisika, maka pemahaman

47
Lasmi Nurdin, “Analisis Pemahaman Siswa Tentang Barisan
Berdasarkan Teori APOS (Action, Process, Object, and Scheme)”,
(Semarang: FMIPA UNNES, 2012), http://bagah.files.wordpress.com/
2012/06/analisis-pemahaman-siswa-tentang-barisan-berdasarkan-teori-
apos.pdf , diakses 14 November 2013, hlm. 6.

33
konsep atau hasil dari proses pembelajaran fisika dapat
dijelaskan melalui keempat tahap perkembangan teori
APOS tersebut. Tingkat pemahaman dari masing-masing
individu akan berbeda tergantung dari modal awal
pemahaman peserta didik akan materi, seberapa keras
peserta didik tersebut berusaha memahami materi, dan
seberapa tinggi tingkat kecerdasan dari masing-masing
peserta didik dalam merespon materi.
Keempat komponen dari teori APOS, yaitu aksi,
proses, obyek, dan skema telah dibahas pengertiannya
secara hirarkis (berurutan). Hal ini disebabkan setiap
pembahasan satu komponen saling berkaitan dengan
komponen lainnya secara berurutan.48
Penjelasan tingkat pemahaman sebelumnya telah
memaparkan bahwa tingkat pemahaman adalah seberapa
mampukan seseorang dalam menguasai dan membangun
makna dari pikirannya serta seberapa mampukan
seseorang tersebut menggunakan apa yang kuasainya
dalam keadaan lain.49 Sedangkan teori APOS adalah
sebuah teori konstruktivitas bagaimana peserta didik

48
Ely Vivi Purwindari, “Implementasi Teori Belajar APOS (Action,
Proses, Object, Schema) dengan Pendekatan Siklus ACE Activities, Class
Discussion, Exercise) DI SMPN 1 UDANAWU BLITAR”, Skripsi (Malang:
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, 2007),
hlm. 18.
49
Gigih, “Analisis Tingkat Pemahaman Siswa…”, hlm. 13.

34
belajar konsep yang dijelaskan dalam istilah-istilah aksi
(action), proses (process), obyek (object), dan skema
(schema) yang pada hakekatnya merupakan konstruksi
seseorang dalam upaya memahami sebuah ide atau
konsep.50 Hubungan antara tingkat pemahaman dengan
teori APOS, yaitu tingkat pemahaman sendiri adalah
tingkatan bagaimana peserta didik memahami materi
sedangkan teori APOS merupakan penjelas sampai mana
tingkatan yang dicapai peserta didik tersebut pada suatu
materi dalam hal ini adalah materi besaran dan satuan.
Jadi fungsi teori APOS di sini adalah sebagai alat ukur
untuk menjelaskan tingkatan pemahaman peserta didik.
Tabel 2.6 Kriteria Pemahaman Materi Besaran dan
Satuan Menggunakan teori APOS
Kerangka
Materi Kriteria
Teori APOS
Besaran Aksi Peserta didik dapat:
dan Satuan  Menentukan macam-
macam besaran
 Menyebutkan contoh
dari besaran pokok dan
besaran turunan
 Menyebutkan contoh
dimensi dari suatu
besaran, baik besaran
pokok maupun besaran
turunan
 Menyebutkan alat ukur

50
Dubinsky, “ Using a Theory of Learning…”, hlm. 11.

35
Kerangka
Materi Kriteria
Teori APOS
panjang, massa dan
waktu
 Menyebutkan jumlah
angka penting pada
suatu hasil pengukuran
atau dalam suatu
perhitungan
 Membedakan antara
angka penting dan
angka tidak penting
Proses Peserta didik dapat
menjelaskan:
 Cara menentukan
besaran pokok dan
besaran turunan
 Cara membedakan
antara besaran pokok
dan besaran turunan
 Cara pembentukan
dimensi dari suatu
besaran, baik besaran
pokok maupun besaran
turunan
 Cara menggunakan
alat ukur panjang,
massa, dan waktu
 Cara membaca skala
dalam suatu alat ukur
panjang, massa, dan
waktu
 Cara menentukan
jumlah angka penting
dalam suatu
pengukuran atau
dalam suatu

36
Kerangka
Materi Kriteria
Teori APOS
perhitungan
Obey Peserta didik dapat
menjelaskan:
 Definisi besaran pokok
dan turunan
 Definisi dimensi
 Kegunaan dari dimensi
 Definisi pengukuran
 Kegunaan dari alat
ukur panjang, massa,
dan waktu
 Bagian-bagian dari
alat ukur panjang,
massa, dan waktu
 Definisi angka penting
 Aturan-aturan dalam
penentuan jumlah
angka penting
 Aturan-aturan dalam
proses perhitungan
angka penting
Skema Peserta didik dapat:
 Menentukan dimensi
dari suatu besaran
fisika
 Melakukan
pengukuran dengan
benar berkaitan
dengan besaran pokok
panjang, massa, dan
waktu
 Membaca nilai yang
ditunjukkan alat ukur
secara tepat serta
menuliskan hasil

37
Kerangka
Materi Kriteria
Teori APOS
pengukuran sesuai
dengan aturan
penulisan angka
penting

b. Karakteristik Teori Belajar APOS


Dubinsky dalam Ely Vivi Purwindari
mengungkapkan bahwa APOS merupakan teori dalam
pembelajaran, karena memenuhi enam karakteristik teori
pembelajaran. Keenam karakteristik tersebut adalah:51
1) Mendukung prediksi. Kemampuan prediktif dari teori
APOS berada pada pernyataan yang tegas, yaitu
bahwa peserta didik membuat konstruks mental
tertentu, maka peserta didik tersebut akan belajar
topik materi tertentu.
2) Dapat digunakan untuk menjelaskan. Teori APOS
dapat digunakan untuk menjelaskan tentang
keberhasilan dan kegagalan peserta didik dalam
belajar.
3) Dapat diterapkan pada fenomena yang luas. Teori
APOS dapat digunakan oleh para pengamat
pendidikan, dan orang lain yang tertarik dengan teori
ini.

51
Ely Vivi Purwindari, “Implementasi Teori Belajar APOS…”, hlm.
20-22.

38
4) Membantu mengorganisasikan pikiran tentang
fenomena yang luas. Teori APOS dapat digunakan
untuk mengorganisasikan pikiran seseorang tentang
bagaimana peserta didik dapat belajar tentang konsep
tertentu.
5) Sebagai alat analisis data. Suatu metode yang sangat
khusus dalam menggunakan teori APOS untuk
menganalisis data tentang keberhasilan dan kegagalan
peserta didik.
6) Memberi suatu istilah untuk dikomunikasikan dalam
pembelajaran.

B. Kajian Pustaka
Penelitian ini penulis mencoba menggali informasi dari
buku-buku maupun skripsi sebagai bahan pertimbangan untuk
membandingkan masalah-masalah yang diteliti baik dari segi
metode maupun obyek yang diteliti.
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Pra Panca Agustini
dengan judul “Analisis tentang Himpunan Berdasarkan Teori
APOS pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Karangrejo
Tulungagung”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
tingkat pemahaman siswa pada materi himpunan pada siswa kelas
VII SMP Negeri I Karangrejo Tulungagung. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis dan
wawancara. Sumber data penelitian adalah hasil jawaban materi

39
himpunan dari siswa sendiri. Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh tingkat pemahaman siswa pada materi himpunan berada
pada empat tahap dari teori APOS yaitu tahap aksi, proses, obyek
dan skema. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum
tingkat pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri I Karangrejo
Tulungagung tentang himpunan berada pada tahap proses menurut
kerangka teori APOS.52
Kedua, jurnal terbitan dari jurusan matematika FMIPA
UNNES yang ditulis oleh Mulyono dengan judul “Pemahaman
Mahasiswa Field Dependent dalam Merekonstruksi Konsep
Grafik Fungsi“. Mulyono melakukan penelitian dengan
memberikan soal-soal tentang materi grafik fungsi kepada
mahasiswa. Setelah jawaban dikumpulkan kemudian jawaban
tersebut dianalisis untuk menentukan seberapa dalam mahasiswa
dalam memahami grafik fungsi. Hasil pengukuran tingkat
pemahaman mahasiswa bergaya kognitif FD dalam
mengkonstruksi konsep grafik fungsi berorientasi teori APOS
adalah 1) Kinerja dalam tahap-tahap APOS tidak semua dilakukan
dengan sempurna. Ketidaksempurnaan tersebut terdapat pada
tahap aksi dan tahap proses, yaitu dalam hal mencari range fungsi,
titik kritis, nilai ekstrim, dan titik belok. 2) Analisis yang
disarankan kurang runtun. 3) Jaringan skema grafik fungsi sudah

52
Prapanca Agustini, “Analisis Pemahaman Tentang Himpunan
Berdasarkan Teori APOS pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Karangrejo
Tulungagung”, Skripsi (Malang: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Malang, 2007).

40
koheren, tetapi masih ada hal-hal yang belum dikuasai. Hal yang
belum dikuasai adalah mencari fungsi range, titik kritis, nilai
ekstrim, dan titik belok.53
Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Gigih Ardiantoro dengan
judul “Analisis Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Teori
APOS dalam Mempelajari Persamaan Garis Lurus Ditinjau dari
Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 6 Nganjuk”. Penelitian
dilakukan dengan wawancara dan pemberian tugas.54
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman
peserta didik terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. Tingkat pemahaman dengan aktivitas belajar rendah
berdasarkan teori APOS. Peserta didik hanya mengingat atau
mengerjakan soal dengan berdasarkan pengetahuan mereka
atau yang mereka ingat yang pernah disampaikan oleh guru.
Jadi berdasarkan hal tersebut, maka peserta didik berada pada
tahap aksi.
2. Tingkat pemahaman peserta didik dengan aktivitas belajar
sedang berdasarkan teori APOS. Menunjukkan bahwa peserta
didik dengan aktivitas belajar sedang mampu untuk memilih
langkah untuk memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan
meskipun cara yang digunakan sama dengan cara guru.

53
Mulyono, “ Pemahaman Mahasiswa Field Dependent dalam
Merekonstruksi Konsep Grafik Fungsi”, Jurnal Matematika FMIPA UNNES
(Vol. 3, No. 3, Juni/2012), http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/
kreano/article/view/2612/2671, diakses 13 November 2013.
54
Gigih, “Analisis Tingkat Pemahaman…”, hlm. 22.

41
Berdasarkan ha tersebut, dapat disimpulkan bahwa peserta
didik pada tahap proses.
3. Tingkat pemahaman peserta didik dengan aktivitas belajar
tinggi berdasarkan teori APOS. Menunjukkan bahwa peserta
didik mampu melihat adanya hubungan antara permasalahan
persamaan garis lurus yang melalui dua titik dengan
permasalahan persamaan garis lurus yang melalui sebuah titik
dan bergradien tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
peserta didik berada pada tingkat pemahaman obyek.
Berbeda dari penelitian sebelumnya yang membahas
tentang tingkat pemahaman peserta didik pada materi matematika,
maka dalam hal ini peneliti akan menindak lanjuti penelitian yang
sudah ada dan akan menggali informasi yang lebih dalam,
mengenai tingkat pemahaman peserta didik dalam proses
pembelajaran fisika materi besaran dan satuan di MA Tajul Ulum
Brabo.

42
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Metode
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti berperan sebagai
instrumen utama atau kunci.1 Metode ini digunakan untuk
mengeksplorasi, mengungkapkan logika induktif, atau metode
penelitian yang berusaha menyikapi dengan akal sehat suatu
situasi tanpa mengedepankan harapan yang sudah diduga oleh
peneliti sebelumnya. Sehingga pada penelitian ini tidak
2
menekankan pada hipotesis awal. Jenis penelitian studi kasus
yaitu penelitian yang dilakukan apabila peneliti ingin memahami
suatu problem atau situasi tertentu dengan amat mendalam.3

1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R&D), (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 15.
2
Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif (terjemah),
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1991), hlm 15.
3
Michael, Metode Evaluasi Kualitatif (terjemah), hlm. 23.

43
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi yang menjadi obyek penelitian adalah MA
Tajul Ulum Brabo lembaga pendidikan yang terletak di
kecamatan Tanggungharjo kabupaten Grobogan, karena
dengan wawasan islami yang kental dan lingkungan sekitar
yang memotong jam pembelajaran tetapi beberapa peserta
didik masih bisa menjuarai berbagai lomba dari lawan-lawan
yang lebih maju dalam segi sekolahnya dan lebih panjang
jam pembelajarannya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yaitu
dimulai pada tanggal 8 Agustus 2014 sampai dengan tanggal
8 September 2014.

C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini bertumpu pada tingkat pemahaman
peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo Grobogan tahun
pelajaran 2014/2015 pada materi besaran dan satuan dengan
menggunakan teori APOS. Fokus dalam penelitian ini ditunjukkan
dengan berbagai indikator sebagai berikut:
1. Menjelaskan tentang besaran dan satuannya
2. Menjelaskan tentang dimensi dan cara pembentukannya
3. Menjelaskan tentang operasi-operasi pada angka penting dan
notasi ilmiah

44
4. Menjelaskan cara menggunakan alat-alat ukur panjang, waktu,
massa, dan yang lainnya
5. Menjelaskan kaitan antara materi besaran, dimensi,
pengukuran, dan angka penting.

D. Sumber Penelitian4
Jenis data dalam penelitian kualitatif dibagi ke dalam
sumber yang berupa kata-kata dan tindakan, dan sumber tertulis.
1. Kata-kata dan tindakan
Sumber penelitian kata-kata berasal dari wawancara
yang dilakukan kepada guru yang mengajar kelas X IPA,
yaitu wawancara dengan bapak Saefudin, S.Si sebagai
pengajar kelas X IPA D, dan wawancara dengan ibu Ida
Syarifah, S.Pd sebagai pengajar kelas X IPA A, X IPA B, dan
X IPA C. Sedangkan untuk sumber penelitian yang berupa
tindakan, diambil dari hasil pengamatan oleh peneliti kepada
seluruh peserta didik kelas X IPA, baik itu X IPA A, X IPA B,
X IPA C maupun kelas X IPA D. Kata-kata dan tindakan oleh
guru pengajar dan peserta didik yang diajar merupakan
sumber utama dalam penelitian ini.
2. Sumber tertulis
Suatu penelitian tidak cukup hanya menggunakan
sumber utama sebagai acuan dalam melakukan penelitian,
dalam hal ini dibutuhkan sumber tambahan dalam penelitian.
4
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 157-162.

45
Sumber tambahan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis
yaitu, sumber yang berupa dokumen tertulis yang berupa
buku-buku, dokumen pribadi, arsip, dan lainnya. Dalam
penelitian ini, yang menjadi sumber tertulis adalah data hasil
jawaban peserta didik dalam mengerjakan tugas evaluasi bab
besaran dan satuan.

E. Teknik Pengumpulan Data


Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Metode observasi merupakan suatu kegiatan untuk
mencari data hasil pengamatan, pendengaran, perhitungan,
dan pengukuran yang dapat digunakan untuk memberikan
suatu kesimpulan atau diagnosis.5 Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang tingkat pemahaman peserta didik
kelas X MA Tajul Ulum Brabo pada materi besaran dan
satuan. Metode observasi dilakukan juga untuk mengetahui
proses dan keadaan peserta didik ketika pembelajaran sedang
berlangsung.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara dilakukan bertujuan untuk
mengetahui dan menangkap secara langsung seluruh

5
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), hlm. 131-132.

46
informasi dari subjek penelitian.6 Wawancara ini ditujukan
kepada bapak Saefudin dan ibu Ida Syarifah selaku guru yang
mengajar materi besaran dan satuan kelas X MA Tajul Ulum
Brabo, hal ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
peserta didik dan untuk mengetahui pada tingkatan apakah
peserta didik memahami materi besaran dan satuan jika diukur
dengan menggunakan teori APOS.
3. Metode Tes
Instrumen tes yang digunakan adalah soal ulangan
peserta didik yang terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
instrumen sebagai berikut:
a. Uji validitas
Untuk soal esai menggunakan rumus korelasi product
moment.7
∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
= banyaknya peserta tes
= jumlah skor item
= jumlah skor total

6
Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 118.
7
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), hlm. 77.

47
b. Uji reliabilitas
Untuk mencari reliabilitas soal esai menggunakan rumus
Cronbach’s alpha dengan rumus perhitungan sebagai
berikut:8

( )( )

Keterangan:
= reliabilitas yang dicari
∑ = jumlah varians skor tiap item
= varians total
= banyaknya item
c. Uji daya pembeda
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi untuk butir
soal pilihan ganda adalah9:

Keterangan:
D = daya pembeda soal
= jumlah peserta didik kelompok atas
= jumlah peserta didik kelompok bawah
BA = jumlah peserta didik kelompok atas yang
menjawab soal dengan benar

8
Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 108-109.
9
Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 213-214.

48
BB = jumlah peserta didik kelompok bawah menjawab
soal dengan benar
BA
PA = = proporsi peserta didik kelompok atas yang
JA
menjawab benar
BB
PB = = proporsi peserta didik kelompok bawah yang
JB
menjawab benar
(P = indeks kesukaran).
Tabel 3.1 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Interval Kriteria
DP ≤ 0,00 sangat jelek
0,00 <DP ≤ 0,20 jelek
0,20 <DP ≤ 0,40 cukup
0,40 <DP ≤ 0,70 baik
0,70 <DP ≤ 1,00 sangat baik

d. Uji indeks kesukaran


Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah atau terlalu
sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
suatu soal disebut indeks kesukaran. Rumus yang
digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran butir soal
pilihan ganda adalah sebagai berikut10:

10
Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 208 - 210.

49
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes

Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut:
Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Interval Kriteria
P = 0,00 terlalu sukar
0,00 < P ≤ 0,30 sukar
0,30 < P ≤ 0,70 sedang
0,70 < P ≤ 1,00 mudah
P = 1,00 terlalu mudah

F. Teknik Analisis Data


Proses menganalisa data yang penulis gunakan adalah
pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang mewujudkan
bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk lapangan dan
uraian deskriptif. Ada tiga langkah dalam proses pembahasan
yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini,
yaitu:11

11
Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 248-259.

50
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman
segala data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script)
yang akan dianalisis.12 Tahap-tahap reduksi data yang akan
digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Hasil observasi
Hasil observasi oleh peneliti kepada subyek
penelitian dalam hal ini adalah peserta didik kelas X IPA
A, X IPA B, X IPA C, dan X IPA D, dengan
menggunakan lembar observasi. Untuk pengisian lembar
observasi yaitu dengan cara pengambilan suara mayoritas
dari peserta didik pada setiap kelasnya. Sedangkan untuk
penentuan tingkat pemahaman peserta didik menurut
kriteria teori APOS ditentukan berdasarkan batas
maksimal kemampuan peserta didik dalam menguasai
materi. Jika batas maksimal peserta didik pada tahapan
proses maka pencapaian pemahaman pada tahapan proses.
Proses penilaian dengan cara mengklasifikasikan
bab besaran dan satuan menjadi empat sub bab yaitu
besaran, dimensi, pengukuran, dan angka penting.
Walaupun materinya terbagi menjadi empat kategori,
tetapi keempat kategori tersebut juga saling berkaitan
sehingga peserta didik dikatakan menguasai bab besaran

12
Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.165.

51
dan satuan jika peserta didik sudah mampu menguasai
keempat sub bab tersebut secara mendalam.
b. Hasil wawancara
Hasil data wawancara dalam menganalisisnya
disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan
rapi, kemudian ditransformasikan ke dalam catatan.
Analisis data hasil wawancara dimaksudkan untuk
menyederhanakan data tersebut ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
c. Hasil tes
Untuk analisis uji tes, yaitu dengan menganalisis
semua hasil jawaban peserta didik setelah itu jawaban
peserta didik tersebut dikelompokkan menjadi beberapa
kriteria berdasarkan bobot jawaban peserta didik atau
berdasarkan cara peserta didik tersebut menjawab soal.
Tabel 3.3 adalah kriteria-kriteria penggolongan jawaban
peserta didik pada setiap soalnya:
Tabel 3.3 Kriteria Jawaban Peserta Didik
No. Nomor Kriteria Jawaban
Soal
1. Soal no. 1  Benar (Pengertian Komplit)
 Kurang (Pengertian Kurang)
 Salah (Pengertian salah/
melenceng jauh dari kebenaran)
2. Soal no. 2  Benar (Mampu menyebutkan 7
macam besaran pokok dengan
komplit)
 Salah (Belum mampu

52
No. Nomor Kriteria Jawaban
Soal
menyebutkan 7 macam besaran
pokok secara komplit)
3. Soal no. 3  Kriteria 3 (Benar dan Runtut
dalam penyelesaian soalnya)
 Kriteria 2 (Pembentukan dan
perhitungan benar tetapi hasil
akhir salah)
 Kriteria 1 (Benar dalam
menyebutkan dimensi dari
satuan-satuan dan rumus dari
besaran)
4. Soal no. 4  Kriteria 3 (Operasi hitung benar
serta runtut dan hasil akhir
benar)
 Kriteria 2 (Operasi perhitung
benar tetapi hasil akhir salah)
 Kriteria 1 (Pembacaan nilai ukur
dan penyebutan satuan)
5. Soal no. 5  Kriteria 3 (Mampu menghitung
dengan benar dan menyebutkan
jumlah angka penting hasil
operasi dengan mengacu pada
aturan operasi hitung angka
penting)
 Kriteria 2 (Mampu menghitung
dengan benar dan menyebutkan
jumlah angka penting dari
kumpulan angka pada soal)
 Kriteria 1 (Belum mampu
menghitung dengan benar dan
menyebutkan jumlah angka
penting dari kumpulan angka
pada soal)

53
Setelah langkah penentuan kriteria jawaban dari
peserta didik, langkah selanjutnya yaitu pengelompokan
nomor soal ke dalam sub-sub bab serta penggolongan ke
dalam kriteria APOS berdasarkan tingkat jawaban peserta
didiknya yaitu ke dalam sub bab besaran, dimensi,
pengukuran, dan angka penting. Berikut adalah gambaran
pengelompokannya:
Tabel 3.4 Pengkategorian Soal Menurut Teori APOS
Sub Bab dan No. No. Soal dan Kriteria JawabanTeori APOS
No.
soal yang terkait Aksi Proses Obyek Skema
1. Besaran (no. 1, No.1 No.1 (B) No.1 (B) No.1 (B)
2,3, dan 4) (K/S) No.2 (B) No.2 (B) No.2 (B)
No.2 (B) No.3 (K1)
No.4 (K1)
2. Dimensi (no.3) No.3 (K1) No.3 (K1) No.3 No.3 (K3)
(K2)
3. Pengukuran No.4 (S) No.4 (K1) No.1 (B) No.1 (B)
(no.1 dan no. 4) No.4 No.4 (K3)
(K2)
4. Angka No.5 (K1) No.5 (K2) No.5 No.5 (K3)
Penting (no.5) (K2)
Keterangan:
B = Benar K1 = Kriteria 1
K = Kurang K2 = Kriteria 2
S = Salah K3 = Kriteria 3

2. Penyajian data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan penarikan kesimpulan dan

54
penarikan tindakan. Dalam tahap ini data yang disajikan
merupakan data hasil dari observasi, wawancara, dan tes.
3. Menarik simpulan atau verifikasi
Verifikasi adalah satu atau sebagian dari suatu
kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga mampu
menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian.
Dengan cara membandingkan hasil observasi, hasil
wawancara dan hasil tes maka dapat ditarik kesimpulan
tentang tingkat pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul
Ulum dengan menggunakan ukuran teori APOS

55
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Sekolah MA Tajul Ulum Brab


1. Profil Sekolahan
Nama Sekolahan : MA Tajul Ulum
No. Statistik Sekolahan : 131.2.33.15.004
Alamat Sekolahan : Jl. Ponpes Sirojuth Tholibin
Desa Brabo Kec. Tanggungharjo
Kab. Grobogan
Telpon : 024-70780540
Email : matu_brabo@yahoo.com
Website : ma-tajululum.sch.id
Status : Swasta
Akriditas Sekolah :B
2. Visi, Misi dan Tujuan
Madrasah Aliyah Tajul Ulum dalam melaksanakan
segala kegiatannya senantiasa didasarkan pada Visi, Misi, dan
Tujuan yang telah ditetapkan. Adapun mengenai Visi, Misi,
dan Tujuan tersebut adalah:
Visi :
“Terwujudnya Madrasah yang Unggul dalam Prestasi,
Bertaqwa serta Berakhlaqul Karimah (Berprestasi, Bertaqwa,
dan Berkhlaqul Karimah)”

56
Misi:
Mempersiapkan peserta didik yang memiliki
penguasaan ilmu pengetahuan umum dan agama yang
berkualitas dan bermanfaat untuk melanjutkan pendidikan di
Perguruan Tinggi dan mengabdi masyarakat.
a. Memberikan bimbingan belajar dan bakat bagi siswa
berminat dan berprestasi
b. Menyiapkan tamatan yang mampu beramar ma’ruf nahi
munkar serta menginternalisasi nilai-nilai Islam ala Ahlus
Sunnah wal Jama’ah.
c. Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus,
kemauan tinggi untuk dapat dikembangkan secara optimal
d. Untuk dijadikan pusat keunggulan sehingga tercipta
persaingan yang sehat dan mandiri
e. Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan
ilmu dan bakat tingkat propinsi maupun nasional
f. Mampu menciptakan 8 K dan 5 T secara sadar dan
bertanggungjawab
3. Fasilitas Sekolahan
Bangunan fisik menjadi salah satu bagian penting
untuk dalam suatu sekolah. Kondisi yang nyaman tentunya
akan menambah semangat peserta didik dalam proses belajar-
mengajar. Beberapa tahun ini seolah MA Tajul Ulum
Brabo terus berbenah. Diantara bangunan yang sudah ada
yaitu ruang kepala sekolah, ruangan tata usaha (TU),

57
ruangan guru, Ruang BP/BK, Ruang UKS/P3K/PMR,
Ruang Koperasi, Kantor OSIS, Ruang perpustakaan,
Laboratorium Bahasa, Laboratorium IPA, Laboratorium
Komputer, Tempat ibadah, Kamar Mandi / WC dan juga
ditunjang dengan adanya akses internet yang semakin
memudahkan baik guru maupun peserta didik dalam
memeperoleh informasi.
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Data tentang pemahaman peserta didik pada materi besaran
dan satuan menurut kerangka teori APOS ditinjau dari hasil
observasi peneliti
Langkah awal untuk mengetahui tingkat pemahaman
peserta didik kelas X yaitu dengan menggunakan metode
observasi. Hasil pengamatan lapangan dengan menggunakan
lembar pedoman observasi menghasilkan data penelitian
seperti yang ditunjukkan pada Tebel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3,
dan Tabel 4.4:
Tabel 4.1 Data Observasi Kelas X IPA A
Kerangka Teori APOS
No. Topik Kesimpulan
Aksi Proses Obyek Skema
1. Besaran Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses
2. Dimensi Bisa Tidak Tidak bisa Tidak bisa Aksi
bisa
3. Pengukuran Bisa Bisa Bisa Tidak bisa Obyek
4. Angka Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses
Penting

58
Tabel 4.2 Data Observasi Kelas X IPA B
Kerangka Teori APOS
No. Topik Kesimpulan
Aksi Proses Obyek Skema
1. Besaran Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses
2. Dimensi Bisa Tidak bisa Tidak bisa Tidak bisa Aksi
3. Pengukuran Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses
4. Angka Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses
Penting

Tabel 4.3 Data Observasi Kelas X IPA C


Kerangka Teori APOS
No. Topik Kesimpulan
Aksi Proses Obyek Skema
1. Besaran Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses
2. Dimensi Bisa Tidak bisa Tidak bisa Tidak bisa Aksi
3. Pengukuran Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses
4. Angka Tidak Tidak bisa Tidak bisa Tidak bisa -
Penting Bisa

Tabel 4.4 Data Observasi Kelas X IPA D


Kerangka Teori APOS
No. Topik Kesimpulan
Aksi Proses Obyek Skema
1. Besaran Bisa Bisa Bisa Tidak bisa Obyek
2. Dimensi Bisa Tidak bisa Bisa Tidak bisa Obyek
3. Pengukuran Bisa Tidak bisa Bisa Tidak bisa Obyek
4. Angka Bisa Bisa Bisa Tidak bisa Obyek
Penting

Penentuan kesimpulan tingkat pemahaman peserta


didik untuk data hasil observasi, yaitu dengan melihat pada
batasan maksimal bisa atau tidak bisanya peserta didik dalam
menguasai tingkatan teorinya. Contohnya di kelas X IPA A
untuk sub materi besaran, kalkulasi yang menunjukkan materi
yang sudah dikuasai oleh peserta didik pada tahap proses,
sedangkan untuk tahap obyek masih belum bisa dikuasai oleh

59
peserta didik. Sehingga dikatakan bahwa tingkatan peserta
didik dalam menguasai atau memahami sub materi besaran
sampai pada tingkatan proses. Begitu juga untuk sub materi
lainnya seperti dimensi, pengukuran, dan angka penting.
Tabel 4.5 adalah rekap dari keseluruhan pemahaman
peserta didik dari masing-masing kelas:
Tabel 4.5 Data Hasil Observasi
Angka
No. Kelas Besaran Dimensi Pengukuran
Penting
1. X IPA A Proses Aksi Obyek Proses
2. X IPA B Proses Aksi Proses Proses
3. X IPA C Proses Aksi Proses -
4. X IPA D Obey Obyek Obyek Obey

2. Data tentang tingkat pemahaman peserta didik pada materi


besaran dan satuan ditinjau dari sudut pandang guru sebagai
pengajar
Pengumpulan data wawancara dengan langkah
bertanya kepada guru yang mengajar fisika kelas X MA Tajul
Ulum Brabo yaitu bapak Saifudin, S.Si dan ibu Ida Syarifah,
S.Pd di MA Tajul Ulum Brabo. Hasil wawancara untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik oleh kedua guru
memberikan hasil yang sama hanya saja penggambaran
keadaan peserta didik masing-masing sedikit berbeda karena
adanya beda pandangan antara masing-masing guru terhadap
peserta didiknya. Hasil lengkap wawancara yang dilakukan
terhadap bapak Saifudin selaku narasumber 1 dan ibu Ida
Syarifah sebagai narasumber 2 dapat dilihat dalam lampiran 7

60
dan lampiran 8, berikut ini ringkasan wawancara dalam
penelitian:
a. Narasumber 1 menjelaskan bahwa teori APOS adalah
teori yang melihat tahapan-tahapan proses pembelajaran
peserta didik atau teori yang menitikberatkan pada proses
kegiatan belajar mengajar, sedangkan narasumber 2
menjelaskan bahwa teori APOS adalah teori yang
menjelaskan bahwa pemahaman peserta didik bertingkat-
tingkat tergantung penyerapan dari masing-masing
individu terhadap materi.
b. Ketika peneliti mengajukan pertanyaan kedua, yaitu:
tingkat pemahaman peserta didik akan materi besaran dan
satuan masuk pada tahapan apa menurut kriteria teori
APOS. Narasumber 1 menjawab bahwa tingkat
pemahaman peserta didik masuk pada tahapan proses,
karena ketika proses pengukuran peserta didik hanya
mampu membaca nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur
jika proses pengukurannya menggunakan alat ukur yang
sama, namun ketika alat ukur berbeda maka mereka tidak
mampu membaca nilai ukurnya. Keadaan yang sama juga
ditunjukkan peserta didik ketika peserta didik tersebut
diberikan soal, peserta didik tersebut hanya mampu
menjawab soal-soal yang bentuknya masih sama dengan
yang dijelaskan oleh guru, untuk soal-soal yang berbeda
mereka belum mampu mengerjakan. Narasumber 2 juga

61
mengatakan bahwa tahapan peserta didik yang beliau ajar
tingkatan pemahaman sama pada tahapan proses karena
peserta didik beliau hanya terpaku pada satu
permasalahan, ketika diberi permasalahan baru yang
sedikit berbeda peserta didik tersebut langsung bingung
atau belum mampu mengerjakan soal dengan benar.
c. Ketika diajukan pertanyaan, apa penyebab tingkat
pemahamannya hanya sampai tahapan proses, narasumber
1 menjawab karena peserta didik masih bersifat kekanak-
kanakan artinya mereka belum terbiasa dengan materi
besaran dan satuan, tahapan peserta didik bisa meningkat
jika materi-materi ini diulang-ulang atau materinya
disinggung ketika masuk pada materi berikutnya sehingga
membiasakan peserta didik pada materi besaran dan
satuan ini. Narasumber 2 juga memberikan jawaban yang
sama, pemahaman peserta didik bisa meningkat dengan
cara sering memberikan soal-soal atau permasalahan
kepada peserta didik.
3. Data tentang pemahaman peserta didik pada materi besaran
dan satuan menurut kerangka teori APOS ditinjau dari hasil
tes peserta didik
Penggunaan instrument tes dalam penelitian ini
adalah sebagai bahan pembanding dengan data hasil observasi
dan wawancara. Instrument tes sebelum digunakan dalam
mengukur tingkat pemahaman peserta didik, terlebih dahulu

62
diuji dengan uji kelayakan tes yaitu uji validitas, reliabilitas,
daya pembeda, dan uji kesukaran. Setelah diuji dengan
keempat uji tersebut didapatkan keterangan bahwa instrument
tes tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian.
Data tentang tingkat pemahaman peserta didik kelas
X MA Tajul Ulum Grobogan dalam pada materi besaran dan
satuan menurut kerangka teori APOS dapat dicari dengan
menggunakan rumus deskripsi persentase. Analisis tingkat
pemahaman peserta didik pada materi besaran dan satuan
menggunakan tolak ukur teori APOS adalah sebagai berikut:
a. Soal no. 1 peserta didik dihadapkan pada permasalahan
mengenai mendefinisikan besaran, satuan, dan
pengukuran. Untuk kriteria penilaian dibagi menjadi 3,
yaitu : benar (jika peserta didik dalam mendefinisikan
pengertian besaran, satuan, dan pengukuran sesuai atau
benar), kurang (jika definisi yang dipaparkan peserta didik
hanya menyinggung sebagian dari definisi besaran secara
total), dan salah (jika jawaban yang dipaparkan peserta
didik melenceng jauh dari definisi besaran yang
sebenarnya). Berikut ini adalah contoh jawaban peserta
didik dalam mendefinisikan besaran, satuan dan
pengukuran:

63
Gambar 4.1 Jawaban benar

Gambar 4.2 Jawaban kurang

Gambar 4.3 Jawaban salah

64
Tabel 4.6 merupakan kalkulasi jawaban peserta didik
dalam menjawab soal no. 1.
Tabel 4.6 Hasil Penelitian Metode Tes no. 1
Besaran Satuan Pengukuran
No. Kelas
B K S B K S B K S
1. X IPA A 24 3 2 - 21 8 - 21 4
2. X IPA B 18 4 4 - 16 10 - 21 5
3. X IPA C 13 10 4 - 21 6 - 9 7
4. X IPA D 32 8 2 14 6 18 6 20 12
Ket: B = Benar, K = kurang, S = Salah

b. Pada soal no.2 peserta didik dihadapkan untuk


menyelesaikan soal yang berkaitan tentang penyebutan 7
besaran pokok beserta satuannya. Kriteria penilaian soal
no.2 yaitu benar dan salah. Benar jika peserta didik
menjawab dengan komplit dalam penyebutan 7 besaran
pokok, baik penyebutannya secara urut menurut acuan di
buku maupun acak, sedangkan jawaban peserta didik
dikatakan salah jika peserta didik kurang dalam
penyebutan 7 besaran pokoknya, penyebutan macam-
macam besaran pokok sudah komplit 7, tetapi ada
beberapa penyebutan yang salah atau tidak termasuk dari
7 macam besaran pokok. Gambar 4.4 dan Gambar 4.5
adalah contoh jawaban peserta didik yang benar dan yang
salah:

65
Gambar 4.4 Jawaban benar

Gambar 4.5 Jawaban salah

Kalkulasi jawaban peserta didik kelas X IPA


untuk no. 2 dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Penelitian Metode Tes no. 2


Kriteria
No. Kelas
Benar (B) Salah (S)
1. X IPA A 27 2
2. X IPA B 23 3
3. X IPA C 24 4
4. X IPA D 40 1

66
c. Soal no.3 merupakan soal yang berkaitan tentang dimensi,
dimana kriteria penilaiannya adalah masuk kriteria 1 atau
kriteria yang paling rendah jika peserta didik hanya
mampu menyebutkan dimensi dari satuan-satuan fisika
dan rumus dari besaran yang terkait. Kriteria 2 atau
kriteria sedang, jika peserta didik sudah mampu
melakukan langkah pembentukan dan perhitungan secara
benar tetapi hasil akhir masih salah salah. Kriteria 3 atau
kriteria yang paling tinggi jika peserta didik sudah mampu
mengerjakan soal secara benar dan runtut. Gambar 4.6,
Gambar 4.7, dan Gambar 4.8 adalah contoh jawaban
peserta didik menurut ketiga kriteria penilaian pada no.3 :

Gambar 4.6 Kriteria 3

Gambar 4.7 Kriteria 2

67
Gambar 4.8 Kriteria 1

Tabel 4.8 merupakan data jawaban peserta didik untuk


no.3 :
Tabel 4.8 Hasil Penelitian Metode Tes no. 3
Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
No. Kelas
Ep Ek Ep Ek Ep Ek
1. X IPA A 1 5 2 1 19 13
2. X IPA B 6 16 0 0 0 0
3. X IPA C 9 1 0 0 0 0
4. X IPA D 3 5 4 18 16 0
Ket: Ep = Energi Potensial, Ek = Energi Kinetik

d. Soal no. 4 menjelaskan tentang cara pembacaan skala


yang ditunjukkan pada alat ukur panjang yaitu jangka
sorong dan mikrometer skrup. Kriteria jawaban peserta
didik pada no. 4 yaitu : kriteria 1 untuk jawaban peserta
didik yang mampu membaca skala yang ditunjukkan oleh
jangka sorong dan mikrometer skrup secara benar
(skala/satuan) , kriteria 2 jika peserta didik mampu sudah
mampu membaca skala dengan benar dan mengalikan

68
dengan pengali yang benar untuk skala nonius dan dengan
satuan yang benar, tetapi hasil akhir masih salah
(pengali/satuan), dan kriteria 3 jika peserta didik sudah
mampu mengerjakan soal no. 4 dengan benar dan runtut
(hasil akhir benar dan runtut). Gambar 4.9, Gambar 4.10,
dan Gambar 4.11 merupakan contoh-contoh kriteria
jawaban peserta didik pada no. 4:

Gambar 4.9 Kriteria 3

Gambar 4.10 Kriteria 2

69
Gambar 4.11 Kriteria 1

Tabel 4.9 berikut merupakan data jawaban peserta didik


untuk no.4:
Tabel 4.9 Hasil Penelitian Metode Tes no. 4
Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
No. Kelas
JK MS JK MS JK MS
1. X IPA A 1 4 9 4 10 11
2. X IPA B 0 0 2 0 2 0
3. X IPA C 19 11 0 0 0 0
4. X IPA D 6 7 5 3 17 11
Ket: JK = Jangka Sorong, MS = Mikrometer Skrup
e. Soal no.5 berkaitan tentang angka penting, dimana
penilaiannya dibagi menjadi 3 kriteria yaitu : kriteria 1
jika peserta didik dalam perhitungannya masih salah tetapi
benar dalam penyebutan jumlah angka penting pada soal.
Kriteria 2 jika jika peserta didik dalam perhitungannya
benar dan juga benar dalam penyebutan jumlah angka
penting pada soal dan untuk kriteria ke-3 jika peserta didik
benar dalam perhitungannya dan benar dalam
menyebutkan jumlah angka penting pada angka hasil

70
operasi. Contoh jawaban peserta didik soal no.5 pada
setiap kriteria seperti ditunjukkan pada Gambar 4.12,
Gambar 4.13, dan Gambar 4.13 berikut:

Gambar 4.12 Kriteria 3

Gambar 4.13 Kriteria 2

71
Gambar 4.14 Kriteria 1

Daftar jawaban peserta didik untuk jawaban no. 5


ditunjukkan pada Tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10 Hasil Penelitian Metode Tes no. 5
Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
No. Kelas
(+) (x) (+) (x) (+) (x)
1. X IPA A 1 5 21 12 1 2
2. X IPA B 0 0 4 3 4 14
3. X IPA C 1 3 14 6 3 11
4. X IPA D 4 3 4 1 2 4
Ket: (+) = Opersi penjumlahan, (X) = Operasi perkalian

Cara mengetahui data tentang pemahaman peserta


didik dalam memahami materi besaran dan satuan dilihat

72
melalui pemahaman peserta didik pada kategori sub materi
besaran, dimensi, pengukuran, dan angka penting.
Tabel 3.3 tentang kategori pengelompokan dan
penilian soal menurut kerangka teori APOS, didapatkan
hasil perhitungan sebagai berikut sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 4.11, Tabel 4.12, Tabel 4.13, dan Tabel 4.14:
Tabel 4.11 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA A
Kerangka Teori APOS Keterang
No. Topik
Aksi Proses Obyek Skema Salah an
5 18 Obyek
4 2
1. Besaran 0 (17,2% (62,1%
(13,8%) (6,9%)
) )
3 -
2 11 13
2. Dimensi (13,8% 0
(6,9%) (37,9%) (44,8%)
)
15 14 Aksi
3. Pengukuran (13,8% (34,5% 0 0 0
) )
5 14 Proses
Angka 10
4. (17,2% (48,3% 0 0
Penting (34,5%)
) )

Tabel 4.12 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA B


Kerangka Teori APOS
No. Topik Keterangan
Aksi Proses Obyek Skema Salah
2 3 17 3
1. Besaran 0 Obyek
(8%) (12%) (68%) (12%)
2 22
2. Dimensi 0 0 0 -
(8%) (88%)
22
3. Pengukuran 0 0 0 0 Aksi
(88%)
Angka 4 1 20
4. 0 0 -
Penting (16%) (4%) (80%)

73
Tabel 4.13 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA C
Kerangka Teori APOS Keterang
No. Topik
Aksi Proses Obyek Skema Salah -an
11 13 5
1. Besaran 0 0 Obyek
(37,9%) (44,8%) (17,2%)
18
2. Dimensi 0 0 0 0 -
(%)
Pengukur 10 10
3. 0 0 0 Proses
an (34,5%) (34,5%)
Angka 3 12 2 12
4. 0 Proses
Penting (19,3%) (41,4%) (6,9%) (41,4%)

Tabel 4.14 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA D


Kerangka Teori APOS Keterang
No. Topik
Aksi Proses Obyek Skema Salah -an
8
9 23 1
1. Besaran 0 (19,5% Obyek
(30%) (56,1%) (2,4%)
)
5 0 18 11
2. Dimensi 0 Proses
(12,2%) (43,9%) (43,9%)
Pengukur 20 16 2
3. 0 0 -
an (51,2%) (39%) (4,8%)
Angka 4 3 1 32
4. 0 -
Penting (9,8%) (7,3%) (2,4%) (78,1%)

Rekap keseluruhan data penelitian dengan tes dari


keempat kelas yang menjadi subyek penelitian ditunjukkan
pada Tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15 Data Hasil Tes
Kriteria APOS
No. Kelas
Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
1. X IPA A Obyek - Aksi Proses
2. X IPA B Obyek - Aksi -
3. X IPA C Obyek - Proses Proses
4. X IPA D Obyek Proses - -

74
Untuk kalkulasi persentase pencapaian pemahaman dari jumlah
keseluruhan peserta didik yang berjumlahg 124 orang, pada materi
besaran dan satuan menggunakan teori APOS yaitu:
Tabel 4.16 Kalkulasi seluruh Pencapaian Pemahaman Peserta
Didik pada Setiap Sub Materi
Kriteria APOS
No. Sub Materi
Aksi Proses Obyek Skema
1. 2 28 71 12
Besaran (1,6%) (22,7%) (57,26%) (9,68%)
10 2 18 11
2. Dimensi (8,06%) (1,6%) (14,5%) (8,87%)
67 40 0 2
3. Pengukuran (54,03% (32,26%) (1,6%)
)
4. Angka 12 33 0 4
Penting (9,68%) (26,61%) (3,26%)

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Teori APOS ini mampu digunakan untuk menggambarkan
tingkat pemahaman peserta didik pada suatu materi pembelajaran,
karena teori APOS mampu menjelaskan keadaan-keadaan dan
ketercapaian peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.
Ketercapaian proses pembelajaran pada suatu materi dipaparkan
dalam empat tingkatan aksi, proses, obyek, dan skema, keempat
tingkatan dari teori APOS sudah mampu menggambarkan keadaan
pemahaman peserta didik pada materi.

75
Teori APOS ini merupakan teori yang memaparkan
tentang tingkat pemahaman peserta didik, bahwa pemahaman
peserta didik dibagi atas empat tahap yaitu :
1. Aksi, jika peserta didik hanya mampu menerapkan materi,
rumus-rumus ataupun langkah-langkah perhitungan yang
diberikan oleh guru tanpa mampu memahami alur pengerjaan
rumus maupun perhitungannya.
2. Proses, jika peserta didik tersebut sudah mampu memahami
alur pengerjaan soal yang telah diberikan oleh guru serta
mampu membuat jalan penyelesaian yang lain yang mereka
anggap lebih mudah.
3. Obyek, jika peserta didik sudah mampu memahami konsep
dari materi yang telah atau sedang diajarkan oleh guru
4. Skema, jika peserta didik tersebut mampu memahami konsep
materi serta dapat mengaplikasikannya dalam langkah-
langkah penyelesaian soal yang telah diberikan oleh guru
Jika teori APOS diterapkan pada materi besaran dan
satuan untuk mencari tingkat pemahaman peserta didik akan
materinya maka diperoleh gambaran umum tahapan pencapaian
pemahaman peserta didik sebagai berikut:
1. Skema
Pemahaman peserta didik pada materi besaran dan
satuan sampai pada tahapan dimana peserta didik sudah
mampu memadukan keempat sub materinya yaitu sub materi
besaran, dimensi, pengukuran, dan angka penting serta

76
mengaplikasikan dari keempatnya pada suatu kasus atau
permasalahan.
2. Obyek
Peserta didik dikatakan pemahamannya sampai
tahapan obyek jika peserta didik sudah mampu memahami
prosedur dan konsep pada masing-masing sub materi.
3. Proses
Untuk tingkat pemahaman proses, peserta didik hanya
mampu melakukan prosedur perhitungan pada masing-masing
sub materi, untuk konsepnya belum sampai memahami.
4. Aksi
Peserta didik yang hanya sampai pada tahapan aksi,
berate peserta didik tersebut hanya mampu mengulang apa
yang telah disampaikan oleh guru, tanpa mampu untuk
memahami maksud dari penyampaian materinya tersebut.

Teori APOS ini baik jika digunakan untuk mengukur


pemahaman peserta didik dalam materi yang empiris seperti ilmu
pengetahuan alam didalamnya mencantumkan fisika sebagai salah
satu disiplin ilmunya. Peserta didik dalam memahami suatu materi
seperti fisika akan berbeda-beda dalam pencapaian tingkat
pemahamannya, karena faktor pengetahuan awal dan respon dari
peserta didik pada materi serta seberapa intensif guru dalam
menjelaskan materi pada peserta didik yang guru tersebut ajar.
Perbedaan dalam tingkat pemahamn ini, dapat dijelaskan oleh
teori APOS dengan gambaran yang lebih jelas dan detail.

77
Ketika teori APOS ini digunakan untuk mengukur tingkat
pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo yang
terdiri dari empat kelas, yaitu : kelas X IPA A, X IPA B, X IPA C,
dan X IPA D didapatkan hasil pengukuran seperti yang sudah
dikalkulasi pada Tabel :
1. Sub materi besaran
Pada sub materi besaran sebagian besaran peserta
didik dari masing-masing kelas sudah sampai pada tahapan
obyek dengan ditunjukkan sebanyak 71(57,26%) peserta didik
sudah mampu mencapai tahapn obyeknya. Artinya 91 peserta
didik tersebut mampu memahami konsep dari besaran itu
sendiri dan mampu membedakan antara besaran pokok
dengan besaran turunan.
2. Sub materi dimensi
Pemahaman akan sub materi dimensi peserta didik
dari masing-masing kelas hanya sampai pada tahapan sebelum
aksi yaitu dengan jumlah 18 (14,5%) dari peserta didik belum
mampu mencapai tahan dari teori APOS. Ditunjukkan isi
kaksi yang artinya mereka hanya mampu mengetahui dimensi-
dimensi dari besaran pokok tanpa mampu
mengkonversikannya kedalam besaran-besaran turunan.
3. Sub materi pengukuran
Pemahaman pada sub bab materi pengukuran sampai
pada tahapan obyek yaitu sebanyak 67 (54,03%) yang
artinya peserta didik tersebut sudah mampu memahami hanya

78
mampu mengetahui dan menyebutkan alat-alat ukur panjang,
massa, dan waktu. Tetapi ketika diminta melakukan
pengukuran mereka masih bingung dalam membaca nilai ukur
dan menentukan skala pada masing-masing alat ukur.
4. Sub materi angka penting
Pada sub materi angka penting, pemahaman peserta
didik menggunakan teori APOS sampai tahap proses 33
(26,61%) artinya peserta didik tersebut sudah mampu
memahami aturan-aturan penentuan angka penting atau
mereka sudah mampu membedakan angka penting dengan
angka yang bukan angka penting.

Keterangan tingkat pemahaman peserta didik di atas


menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik pada setiap sub
materi besaran dan satuan belum ada yang mencapai tahap skema,
sehingga dapat dikatakan bahwa peserta didik belum mampu
memahami materi secara maksimal. Ketercapaian secara
maksimal belum terjadi pada peserta didik karena beberapa faktor
antara lain:
1. Peserta didik kurang memiliki modal pemahaman akan materi
besaran dan satuan ketika peserta didik tersebut duduk di
bangku SMP/MTs.
2. Alat-alat ukur yang masih minim dimiliki oleh sekolahan,
terutama alat ukur massa.
3. Respon dari peserta didik kurang, karena peserta didik
cenderung pendiam atau juga gaduh sendiri

79
4. Jam pembelajaran yang kurang panjang, karena terlalu banyak
terpotong untuk materi-materi agama.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini
masihbanyak keterbatasan yang ditemui. Hal ini dikarenakan
berbagai faktor, baik dari faktor peneliti, subjek penelitian,
instrumen penelitian, maupun faktor lainnya. Kekurangan yang
terdapat pada penelitian ini hendaknya menjadi perhatian
semua pihak yang berkompeten agar dapat diperbaiki. Adapun
keterbatasan penelitian ini antara lain:
1. Keterbatasan Tempat Penelitian
Penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada satu tempat,
yaitu di MA Tajul Ulum Brabo Grobogan. Apabila ada hasil
penelitian di tempat lain yang berbeda, kemungkinannya
penggunaan teori pemahamannya tidak jauh menyimpang
dari penelitian yang peneliti lakukan.
2. Keterbatasan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama pembuatan skripsi.
Waktu yang singkat ini termasuk sebagai salah satu faktor
yang dapat mempersempit ruang gerak penelitian. Sehingga
dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang penulis
lakukan.
3. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak lepas dari pengetahuan, oleh karena itu
peneliti menyadari keterbatasan kemampuan khususnya

80
pengetahuan ilmiah dan pemahaman akan teori yang
digunakan untuk mengukur yaitu teori APOS. Tetapi peneliti
sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan
penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta
bimbingan dari pembimbing.

81
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tingkat pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul
Ulum Brabo menurut teori APOS, yaitu : pada sub bab besaran
pada tahapan obyek 71(57,26%), untuk sub bab dimensi sampai
pada tahapan aksi 18 (14,5%), untuk sub bab pengukuran sampai
pada tahapan obyek 67 (54,03%), dan untuk sub bab angka
penting sudah sampai tahap proses 33 (26,61%).
Pemahaman peserta didik pada setiap sub materi besaran
dan satuan belum ada yang mencapai tahap skema, sehingga dapat
dikatakan bahwa peserta didik belum mampu memahami materi
secara maksimal. Ketercapaian secara maksimal belum terjadi
pada peserta didik karena beberapa faktor antara lain:
1. Peserta didik kurang memiliki modal pemahaman akan materi
besaran dan satuan ketika peserta didik tersebut duduk di
bangku SMP/MTs.
2. Alat-alat ukur yang masih minim dimiliki oleh sekolahan,
terutama alat ukur massa.
3. Respon dari peserta didik kurang, karena peserta didik
cenderung pendiam atau juga gaduh sendiri
4. Jam pembelajaran yang kurang panjang, karena terlalu banyak
terpotong untuk materi-materi agama.

82
B. Saran
Setelah diambil kesimpulan diatas, ada beberapa saran
yang dapat diajukan kepada beberapa pihak yang terkait. Saran
terhadap pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Mengingat adanya perbedaan tingkat pemahaman
peserta didik dalam menguasai materi besaran dan satuan,
hendaknya guru dapat menyusun pembelajaran yang bisa
menuntut peserta didik lebih aktiv, serta memberikan
himbauan, dukungan dan arahan kepada peserta didik untuk
lebih meningkatkan aktivitas belajarnya.
2. Bagi Peserta Didik
Peserta didik hendaknya lebih aktif dalam
pembelajaran fisika. Sehingga diharapka proses pembelajaran
akan lebih bermakna bagi peserta didik karena memiliki
pengalaman mereka sendiri. Peserta didik hendaknya selalu
mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru, tidak malu
untuk bertanya ketika ada materi yang tidak dimengerti,
mempersiapkan materi terlebih dahulu sebelum pelajaran
dimulai serta selalu kreatif untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan fisika dan mencoba mengaitkan
penyelesaian materi yang telah diberikan sebelumnya tanpa
harus diperintahkan terlebih dahulu oleh guru.

83
3. Bagi Peneliti
Saran bagi peneliti yang lain, hendaknya melakukan
penelitian yang lebih spesifik tentang analisis tingkat
pemahaman atau juga melakukan penelitian sejenis pada
materi lain selain materi besaran dan penutup

C. Penutup
Alhamdulillah, puji syukur selalu terpanjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayahNya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
Dengan disertai do’a, semoga skripsi yang cukup sederhana ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca
pada umumnya.
Sebagaimana pada umumnya karya setiap manusia,
tentulah tidak ada yang sempurna secara total. Oleh karena itu
penulis sangat menyadari hal tersebut, dengan mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca, mengingat
skripsi yang penulis susun ini masih jauh dari kesempurnaan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho-Nya
kepada kita semua dan memeberikan kemanfaatan yang besar
pada skripsi yang penulis susun dengan segenap kemampuanini.
Amin ya Rabbal ‘Alamin.

84
KEPUSTAKAAN

Agustini, Prapanca, Analisis Pemahaman Tentang Himpunan


Berdasarkan Teori APOS pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I
Karangrejo Tulungagung, Malang: Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, 2007.

Ardiantoro, Gigih, Analisis Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan


Teori APOS dalam Memperlajari Persamaan Garis Lurus
Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 6 Nganjuk,
Surakarta: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret, 2013.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:


Bumi Aksara, 2009.

Bahri Djamarah, Syaiful dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar,


Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006.

Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta,


2012.

Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, Bandung:


Diponegoro, 2008.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI,


Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang
Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2006.

Djoko Lesmono, dkk., Albertus, “Jurnal Pembelajaran Fisika”,


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember,
http://library.unej.ac.id/client/en_US/default/search/asset/503;
jsessionid=4EB6C34E7B3A9CDCD00F0DD9EA65BED0?qu
=TEORI+FISIKA&ic=true&ps=300, diakses 14 November
2013.
Drost, J.I.G.M., Sekolah: Mengajar atau Mendidik?, Yogyakarta:
KANISIUS, 1998.

Dubinsky & Mc Donald, “APOS: A Constructivist Theory of Learning


in Undergraduate Mathematics Education Research”,
link.springer.com/chapter/10.10070%2f0-306-74231-7-
25page1, diakses 14 November 2013.

Dubinsky, Ed, “ Using a Theory of Learning in College Mathematics


Courses”, Newsletter, http://ltsn.mathstore.ac.uk/newsletter/
may2001/pdf/learning.pdf, diakses 14 November 2013.

E-book: Karyono, dkk., Fisika untuk SMA dan MA Kelas X, Jakarta:


Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

E-book: Setya Nurachmandani, Fisika 1:Untuk SMA/MA Kelas X,


Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
2009.

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta:


Salemba Humanika, 2012.

J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2012.

Kanginan, Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga,


2006.

Komsiyah, Indah, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Teras,


2012.

Mulyono, “ Pemahaman Mahasiswa Field Dependent dalam


Merekonstruksi Konsep Grafik Fungsi”, Jurnal Matematika
FMIPA UNNES (Vol. 3, No. 3, Juni/2012),
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/
kreano/article/view/2612/2671, diakses 13 November 2013.
Mundilarto, “Pengembangan Skenario Pembelajaran Fisika Berbasis
Kompetensi”, Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta,http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/130681033
/PENGEMBANGAN%20SKENARIO%20PEMBELAJARA
N%20FISIKA%20BERBASIS.pdf, diakses 16 November
2013.

Mustafa Al Maraghi, Ahmad, Tafsir Al Maraghi, terj. Bahrun


Abubakar, Semarang: PT. Toha Putra Semarang, 1993.

Nurdin, Lasmi, “Analisis Pemahaman Siswa Tentang Barisan


Berdasarkan Teori APOS (Action, Process, Object, and
Scheme)”, (Semarang: FMIPA UNNES, 2012),
http://bagah.files.wordpress.com/ 2012/06/analisis-
pemahaman-siswa-tentang-barisan-berdasarkan-teori-
apos.pdf , diakses 14 November 2013.

Purwanto, Ngalim , Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,


Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1997.

Purwoko & Fendi, Physics for Senior High School year X, Jakarta:
Yudhistira, 2009.

Quinn Patton, Michael, Metode Evaluasi Kualitatif (terjemah),


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1991.

Quraish Shihab, M., Tafsir Al Misbah, Jakarta: PT. Lentera Hati.

Ruhyabi, Heri, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran


Motorik, Majalengka : Referens, 2012.

Selamet, dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual React


Terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan
Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP”,
http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_
ipa/article/download/751/537, diakses 14 November 2013.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,
Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja


Grafindo Persada, 1996.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, R&D), Bandung: Alfabeta, 2010.

Suparno, Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika, Yogyakarta:


Universitas Sanata Dharma, 2007.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa


Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka,1990.

Vivi Purwindari, Ely, Implementasi Teori Belajar APOS (Action,


Proses, Object, Schema) dengan Pendekatan Siklus ACE
Activities, Class Discussion, Exercise) DI SMPN 1
UDANAWU BLITAR, Malang: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang, 2007.

Zuhair Zahid, Muh., Eksplorasi Konstruksi Pengetahuan Matematika


Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Surakarta Menggunakan
Teori Action, Process, Object, Scheme (APOS) pada Materi
Pokok Faktor Bentuk Aljabar, Surakarta: Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret, 2014.
Lampiran 1

Pedoman Penilaian Observasi

Teori Hasil Observasi


Materi Kriteria Indikator Keterangan
APOS Bisa Tidak Bisa
Besaran Aksi  Menentukan macam-macam besaran  Menghafal tujuh macam besaran pokok
 Menyebutkan contoh dari besaran beserta satuannya
pokok dan besaran turunan  Memberikan contoh dari besaran pokok dan
besaran turunan
Proses  Menjelaskan cara membedakan antara  Memberikan alasan dalam penggolongan
besaran pokok dan besaran turunan besaran pokok dan besaran turunan
Obyek  Menjelaskan definisi besaran  Dapat menjawab pertanyaan guru ketika
diminta menjelaskan pengertian besaran
dengan lancar tanpa menoleh pada buku
catatan atau LKS
Skema  Menjelaskan hubungan antara besaran  Menjabarkan dimensi dari besaran-besaran
dengan dimensi yang telah ditentukan oleh guru untuk
dikerjakan.
 Memberikan satuan yang sesua pada  Membaca skala yang ditunjukkan alat ukur
nilai hasil pengukuran dengan alat ukur dan memberikan satuan untuk skala tersebut
panjang, massa, dan waktu dengan benar
Dimensi Aksi  Menyebutkan dimensi dari besaran-  Menghafal dimensi pada setiap besaran
besaran pokok pokok
 Menghafal rumus atau satuan pada suatu
besaran fisika
Proses  Menjelaskan cara pembentukan  Menjabarkan cara pembentukan dimensi
dimensi dari suatu besaran, baik yang telah dicontohkan di buku paket
besaran pokok maupun besaran turunan dengan menggunakan aturan perpangkatan
(besaran turunan yang masih sederhana, dengan benar.
yang terkait hanya satu atau dua
besaran pokok)
Teori Hasil Observasi
Materi Kriteria Indikator Keterangan
APOS Bisa Tidak Bisa
Obyek  Menjelaskan cara pembentukan  Menjelakan keterkaitan proses pembentukan
dimensi dari suatu besaran, untuk dimensi antara energi potensial dengan
besaran turunan yang rumit yaitu enaergi kinetik
besaran yang terkait lebih dari 3
 Menjelaskan Kegunaan dari dimensi
Skema  Menentukan dimensi dari suatu besaran  Menjabarkan dimensi dari besaran-besaran
fisika yang telah ditentukan oleh guru untuk
dikerjakan dengan tanpa meminta bantuan
kepada guru lagi.
Pengukuran Aksi  Menyebutkan alat ukur panjang, massa  Menggunakan alat ukur yang sesuai dan
dan waktu beserta satuannya memberikan satuan yang sesuai
Proses  Menjelaskan cara menggunakan alat  Menempatkan benda yang akan diukur pada
ukur panjang, massa, dan waktu tempat yang tepat
 Mengetahui tata cara atau proses pengukuran
dengan menggunakan alat ukur baik
panjang, massa, maupun waktu
 Mengetahui besar skala-skala yang telah
ditetapkan pada alat ukur panjang, massa,
 Menjelaskan cara membaca skala
dan waktu
dalam suatu alat ukur panjang, massa,
 Membaca nilai yang ditunjukkan oleh alat
dan waktu
ukur dengan mempertimbangkan pada skala-
skala yang telah ditetapkan oleh masing-
masing alat ukur
Obyek  Menjelaskan definisi pengukuran  Menjelaskan tentang definisi pengukuran
 Menjelaskan cara mencari nilai ukur tanpa melihat buku, ketika guru meminta
suatu benda menjelaskannya
 Menjelaskan kegunaan dari alat ukur  Menentukan alat ukur yang sesuai ketika
panjang, massa, dan waktu diminta menentukan panjang, massa,
 Menjelaskan bagian-bagian dari alat maupun waktu gerak suatu benda
ukur panjang, massa, dan waktu  Menentukan bagian-bagian alat ukur
Teori Hasil Observasi
Materi Kriteria Indikator Keterangan
APOS Bisa Tidak Bisa
panjang, massa, dan waktu
Skema  Melakukan pengukuran dan pemberian  Benar dalam menentukan nilai besaran yang
satuan dengan benar berkaitan dengan ditunjukkan oleh alat ukur panjang, massa,
besaran pokok panjang, massa, dan dan waktu dengan satuan yang sesuai
waktu
Angka Aksi  Membedakan antara angka penting dan  Menyebutkan jumlah angka penting pada
penting angka tidak penting kelompok angka hasil pengukuran
Proses  Menjelaskan cara menentukan jumlah  Menentukan jumlah angka penting pada
angka penting dalam suatu pengukuran kelompok angka hasil pengukuran dengan
atau dalam suatu perhitungan aturan-aturan yang berlaku pada penentuan
golongan angka penting
Obyek  Menjelaskan definisi angka penting  Menjelaskan tentang definisi angka penting
tanpa melihat buku, ketika guru meminta
menjelaskannya
 Hafal aturan-aturan untuk menentukan
golongan angka penting setiap operasi
 Menjelaskan aturan-aturan dalam
penentuan jumlah angka penting  Memberikan contoh penentuan angka
penting pada masing-masing aturan
Skema  Menentukan jumlah angka hasil operasi  Menyelesaian soal operasi hitung angka
sesuai dengan aturan penulisan dan penting dengan benar
aturan operasi hitung angka penting
Lampiran 2

Hasil Observasi Kelas X IPA A

Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
Besaran Aksi  Menentukan macam-  Menghafal tujuh macam  Proses pembelajaran untuk besaran,
macam besaran besaran pokok beserta  penekanannya pada penghafalan tujuh macam
satuannya besaran pokok.
 Menyebutkan contoh  Memberikan contoh dari  Karena peserta didik sudah hafal tujuh macam
dari besaran pokok dan besaran pokok dan besaran  besaran pokok, maka mampu memberikan
besaran turunan turunan contoh-contoh baik besaran pokok maupun
besaran turunan
Proses  Menjelaskan cara  Memberikan alasan dalam  Semua peserta didik sudah mampu
membedakan antara penggolongan besaran  membedakan antara besaran pokok dan besaran
besaran pokok dan pokok dan besaran turunan turunan, ketika guru bertanya kepada peserta
besaran turunan didik
Obyek  Menjelaskan definisi  Dapat menjawab  Untuk definisi besaran, peserta didik belum
besaran pertanyaan guru ketika  mampu memahami atau menjelaskan kembali.
diminta menjelaskan Karena memang tidak ada penekanan dari guru
pengertian besaran dengan untuk memahami apa itu besaran
lancar tanpa menoleh pada
buku catatan atau LKS
Skema  Menjelaskan hubungan  Menjabarkan dimensi dari  Peserta didik belum mampu menjabarkan
antara besaran dengan besaran-besaran yang telah  dengan benar karena kendala operasi hitung
dimensi ditentukan oleh guru untuk variabel matematikanya
dikerjakan.  Ketika proses pengukuran berlangsung, peserta
 Memberikan satuan yang  Membaca skala yang didik sudah mampu menentukan besar nilai
sesua pada nilai hasil ditunjukkan alat ukur dan ukur dengan benar dan menentukan untuk
memberikan satuan untuk  satuan-satuan setiap alat ukurnya, hanya 1 atau
pengukuran dengan alat
ukur panjang, massa, dan skala tersebut dengan 2 dari 6 kelompok yang belum mampu
waktu benar membaca nilai ukurnya.
Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
Dimensi Aksi  Menyebutkan dimensi  Menghafal dimensi pada  Ketika peserta didik diminta mengahafalkan
dari besaran-besaran setiap besaran pokok  tujuh macam besaran pokok, peserta didik juga
pokok  Menghafal rumus atau diminta menghafalkan dimensinya
satuan pada suatu besaran   Untuk rumus semua peserta didik masih belum
fisika hafal satuan-satuannya.
Proses  Menjelaskan cara  Menjabarkan cara  Peserta didik dari setiap kelompok hanya
pembentukan dimensi pembentukan dimensi yang  menghafal dimensi-dimensi dari tujuh besaran
dari suatu besaran, baik telah dicontohkan di buku pokok, dan belum mengetahui pembentukan
besaran pokok maupun paket dengan untuk besaran-besaran turunan yang rumit (yang
besaran turunan (besaran menggunakan aturan terdiri dari 2 lebih macam besaran pokok)
turunan yang masih perpangkatan dengan ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman
sederhana, yang terkait benar. peserta didik dalam operasi hitung pangkat
hanya satu atau dua untuk materi matematikanya.
besaran pokok)
Obyek  Menjelaskan cara  Menjelakan keterkaitan  Semua kelompok belum mengetahui keterkaitan
pembentukan dimensi proses pembentukan  antara keduanya, untuk menjabarkan saja
dari suatu besaran, untuk dimensi antara energi mereka masih meminta bantuan kepada guru
besaran turunan yang potensial dengan enaergi
rumit yaitu besaran yang kinetik
terkait lebih dari 3
 Menjelaskan Kegunaan
dari dimensi
Skema  Menentukan dimensi  Menjabarkan dimensi dari  Semua perwakilan dari masing-masing
dari suatu besaran fisika besaran-besaran yang telah  kelompok mendatangi guru minimal 3 kali
ditentukan oleh guru untuk untuk meminta penjelasan tambahan, hal ini
dikerjakan dengan tanpa menujukkan bahwa peserta didik belim mampu
meminta bantuan kepada menjabarkan suatu besaran fisika menjadi
guru lagi. dimensi, mereka hanya hafal dimensi-dimensi
dari besaran pokok saja, belum sampai kepada
Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
besaran-besaran turunan
Pengukuran Aksi  Menyebutkan alat ukur  Menggunakan alat ukur  Peserta didik sudah mampu menyebutkan alat-
panjang, massa dan yang sesuai dan  alat ukur serta bagian-bagian strukturnya,
waktu beserta satuannya memberikan satuan yang karena mereka langsung memegang alat dan
 Menjelaskan bagian- sesuai langsung menggunakannya dalam pengukuran
bagian dari alat ukur  Menentukan bagian-bagian 
panjang, massa, dan alat ukur panjang, massa,
waktu dan waktu
Proses  Menjelaskan cara  Menempatkan benda yang  Peserta didik sudah mampu memasang benda
menggunakan alat ukur akan diukur pada tempat  dan menempatkannya di tempat yang tepat pada
panjang, massa, dan yang tepat alat ukur
waktu  Mengetahui tata cara atau  Hanya 2 atau 3 peserta didik dari masing-
proses pengukuran dengan  . masing kelompok yang masih belum mampu
menggunakan alat ukur mengikuti tata cara pengukuran yang
baik panjang, massa, dicontohkan oleh guru
maupun waktu
 Mengetahui besar skala-
 Menjelaskan cara
skala yang telah ditetapkan  Dengan ditunjukkan hasil pengukuran yang
membaca skala dalam
pada alat ukur panjang, 
suatu alat ukur panjang, benar pada masing-masing kelompok, peserta
massa, dan waktu didik sudah mampu membaca nilai ukur dan
massa, dan waktu
 Membaca nilai yang mempertimbangkan skala-skala pada alat ukur
ditunjukkan oleh alat ukur tersebut.
dengan 
mempertimbangkan pada
skala-skala yang telah
ditetapkan oleh masing-
masing alat ukur
Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
Obyek  Menjelaskan definisi  Menjelaskan tentang  Peserta didik sudah mampu menjelaskan
pengukuran definisi pengukuran tanpa  . definisi pengukuran dengan benar, hanya sekitar
 Menjelaskan cara melihat buku, ketika guru 5 sampai 7 peserta didik yang belum mampu
mencari nilai ukur suatu meminta menjelaskannya menjelaskan dengan lancar
benda  Menentukan alat ukur yang  Dari 7 kelompok hanya kelompok 3 yang masih
 Menjelaskan kegunaan sesuai ketika diminta

bingung ketika diminta mengukur suatu benda
dari alat ukur panjang, menentukan panjang,
massa, dan waktu massa, maupun waktu
gerak suatu benda
Skema  Melakukan pengukuran  Benar dalam menentukan  Dalam membaca nilai ukur mikrometer skrup 5
dan pemberian satuan nilai besaran yang dari 6 kelompok sudah mampu, tetapi untuk
dengan benar berkaitan ditunjukkan oleh alat ukur  jangka sorong hanya 2 kelompok yang sudah
dengan besaran pokok panjang, massa, dan waktu mampu membaca nilai ukur dengan benar.
panjang, massa, dan dengan satuan yang sesuai
waktu
Angka Aksi  Membedakan antara  Menyebutkan jumlah  Peserta didik sudah mampu memahami aturan-
penting angka penting dan angka angka penting pada  aturan yang membedakan angka penting dengan
tidak penting kelompok angka hasil angka tidak penting seperti pada tabel 2.5
pengukuran
Proses  Menjelaskan cara  Menentukan jumlah angka  Peserta didik sudah mampu memahami aturan-
menentukan jumlah penting pada kelompok aturan yang membedakan angka penting dengan
angka penting dalam angka hasil pengukuran  angka tidak penting seperti pada tabel 2.5.
suatu pengukuran atau dengan aturan-aturan yang sehingga mampu membedakan angka penting
dalam suatu perhitungan berlaku pada penentuan dan angka tidak penting sehingga mampu pula
golongan angka penting menentukan jumlah angka pentingnya
Obyek  Menjelaskan definisi  Menjelaskan tentang  Peserta didik belum mampu menjelaskan
angka penting definisi angka penting  definisi angka penting karena guru tidak
tanpa melihat buku, ketika memberikan penekanan untuk maksud dari
guru meminta angka penting tersebut
Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
menjelaskannya  peserta didik masih bingung dengan aturan pada
 Menjelaskan aturan-  Hafal aturan-aturan untuk  operasi hitung baik penjumlahan/pengurangan
aturan dalam penentuan menentukan golongan maupun perkalian/pembagian
jumlah angka penting angka penting setiap  karena peserta didik belum mampu memahami
operasi aturan-aturan operasi hitung angka penting
 Memberikan contoh sehingga peserta didik belum mampu jika

penentuan angka penting diminta memberikan contoh
pada masing-masing aturan
Skema  Menentukan jumlah  Menyelesaian soal operasi  Peserta didik hanya mampu menentukan jumlah
angka hasil operasi hitung angka penting  angka penting pada operasi hitungnya tetapi
sesuai dengan aturan dengan benar masih belum mampu menentukan jumlah angka
penulisan dan aturan yang benar pada setiap operasi
operasi hitung angka
penting
Lampiran 3

Hasil Observasi Kelas X IPA B

Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
Besaran Aksi  Menentukan macam-  Menghafal tujuh macam  Proses pembelajaran untuk besaran,
macam besaran besaran pokok beserta  penekanannya pada penghafalan tujuh macam
satuannya besaran pokok.
 Menyebutkan contoh  Memberikan contoh dari  Karena peserta didik sudah hafal tujuh macam
dari besaran pokok dan besaran pokok dan besaran  besaran pokok, maka mampu memberikan
besaran turunan turunan contoh-contoh baik besaran pokok maupun
besaran turunan
Proses  Menjelaskan cara  Memberikan alasan dalam  Semua peserta didik sudah mampu
membedakan antara penggolongan besaran  membedakan antara besaran pokok dan besaran
besaran pokok dan pokok dan besaran turunan turunan, ketika guru bertanya kepada peserta
besaran turunan didik
Obyek  Menjelaskan definisi  Dapat menjawab  Untuk definisi besaran, peserta didik belum
besaran pertanyaan guru ketika  mampu memahami atau menjelaskan kembali.
diminta menjelaskan Karena memang tidak ada penekanan dari guru
pengertian besaran dengan untuk memahami apa itu besaran
lancar tanpa menoleh pada
buku catatan atau LKS
Skema  Menjelaskan hubungan  Menjabarkan dimensi dari  Peserta didik belum mampu menjabarkan
antara besaran dengan besaran-besaran yang telah . dengan benar karena kendala operasi hitung
dimensi ditentukan oleh guru untuk . variabel matematikanya
dikerjakan.  Ketika proses pengukuran berlangsung, peserta
 Membaca skala yang  didik belum mampu menentukan besar nilai
 Memberikan satuan ditunjukkan alat ukur dan ukur dengan benar dan menentukan untuk
yang sesua pada nilai memberikan satuan untuk satuan-satuan setiap alat ukurnya, hanya
hasil pengukuran skala tersebut dengan kelompok4 dan 5 yang sudah mampu membaca
Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
dengan alat ukur benar nilai ukurnya.
panjang, massa, dan
waktu
Dimensi Aksi  Menyebutkan dimensi  Menghafal dimensi pada  Ketika peserta didik diminta mengahafalkan
dari besaran-besaran setiap besaran pokok  tujuh macam besaran pokok, peserta didik juga
pokok  Menghafal rumus atau  diminta menghafalkan dimensinya
satuan pada suatu besaran  Untuk rumus semua peserta didik masih belum
fisika hafal satuan-satuannya.
Proses  Menjelaskan cara  Menjabarkan cara  Peserta didik dari setiap kelompok hanya
pembentukan dimensi pembentukan dimensi yang  menghafal dimensi-dimensi dari tujuh besaran
dari suatu besaran, baik telah dicontohkan di buku pokok, dan belum mengetahui pembentukan
besaran pokok maupun paket dengan untuk besaran-besaran turunan yang rumit (yang
besaran turunan menggunakan aturan terdiri dari 2 lebih macam besaran pokok)
(besaran turunan yang perpangkatan dengan ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman
masih sederhana, yang benar. peserta didik dalam operasi hitung pangkat
terkait hanya satu atau untuk materi matematikanya.
dua besaran pokok)
Obyek  Menjelaskan cara  Menjelakan keterkaitan   Semua kelompok belum mengetahui keterkaitan
pembentukan dimensi proses pembentukan antara keduanya, untuk menjabarkan saja
dari suatu besaran, dimensi antara energi mereka masih meminta bantuan kepada guru
untuk besaran turunan potensial dengan enaergi
yang rumit yaitu kinetic
besaran yang terkait
lebih dari 3
 Menjelaskan Kegunaan
dari dimensi
Skema  Menentukan dimensi  Menjabarkan dimensi dari  Semua perwakilan dari masing-masing
dari suatu besaran fisika besaran-besaran yang telah  kelompok mendatangi guru minimal 3 kali
ditentukan oleh guru untuk untuk meminta penjelasan tambahan, hal ini
Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
dikerjakan dengan tanpa menujukkan bahwa peserta didik belim mampu
meminta bantuan kepada menjabarkan suatu besaran fisika menjadi
guru lagi. dimensi, mereka hanya hafal dimensi-dimensi
dari besaran pokok saja, belum sampai kepada
besaran-besaran turunan
Pengukuran Aksi  Menyebutkan alat ukur  Menggunakan alat ukur  Peserta didik sudah mampu menyebutkan alat-
panjang, massa dan yang sesuai dan  alat ukur serta bagian-bagian strukturnya,
waktu beserta satuannya memberikan satuan yang karena mereka langsung memegang alat dan
 Menjelaskan bagian- sesuai langsung menggunakannya dalam pengukuran
bagian dari alat ukur  Menentukan bagian-bagian
panjang, massa, dan alat ukur panjang, massa,

waktu dan waktu
Proses  Menjelaskan cara  Menempatkan benda yang  Peserta didik sebagian besar belum mampu
menggunakan alat ukur akan diukur pada tempat  memasang benda dan menempatkannya di
panjang, massa, dan yang tepat tempat yang tepat pada alat ukur
waktu  Mengetahui tata cara atau  Hanya kelompok 2 yang masih belum mampu
proses pengukuran dengan . mengikuti tata cara pengukuran yang
menggunakan alat ukur dicontohkan oleh guru
baik panjang, massa,
maupun waktu
 Mengetahui besar skala-
 Menjelaskan cara
skala yang telah ditetapkan 
membaca skala dalam  Dengan ditunjukkan hasil pengukuran yang
pada alat ukur panjang,
suatu alat ukur panjang, masih salah pada masing-masing kelompok,
massa, dan waktu
massa, dan waktu peserta didik belum mampu membaca nilai ukur
 Membaca nilai yang  dengan benar, mereka hanya mampu
ditunjukkan oleh alat ukur mengetahui skala-skala pada alat ukur tersebut.
dengan Hanya kelompok 4 dan 5 yang sudah mampu
mempertimbangkan pada membaca nilai ukur dengan benar.
skala-skala yang telah
Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
ditetapkan oleh masing-
masing alat ukur
Obyek  Menjelaskan definisi  Menjelaskan tentang  Peserta didik belum mampu menjelaskan
pengukuran definisi pengukuran tanpa  definisi pengukuran, kurang dari 10 peserta
melihat buku, ketika guru didik yang sudah mampu menjelaskan dengan
 Menjelaskan cara meminta menjelaskannya lancar, yang lainnya masih belum
mencari nilai ukur suatu  Menentukan alat ukur yang  4 dari 5 kelompok yang sudah mampu
benda sesuai ketika diminta menentukan benda dengan benar, hany

 Menjelaskan kegunaan menentukan panjang, kelompok 3 yang belum mampu
dari alat ukur panjang, massa, maupun waktu
massa, dan waktu gerak suatu benda
Skema  Melakukan pengukuran  Benar dalam menentukan  Hanya kelompok 4 dan 5 yang sudah mampu
dan pemberian satuan nilai besaran yang  membaca dengan benar, kelompok yang lain
dengan benar berkaitan ditunjukkan oleh alat ukur hanya sebatas mampu menentukan skala alat
dengan besaran pokok panjang, massa, dan waktu ukurnya.
panjang, massa, dan dengan satuan yang sesuai
waktu
Angka Aksi  Membedakan antara  Menyebutkan jumlah  Peserta didik sudah mampu memahami aturan-
penting angka penting dan angka penting pada  aturan yang membedakan angka penting dengan
angka tidak penting kelompok angka hasil angka tidak penting seperti pada tabel 2.5
pengukuran
Proses  Menjelaskan cara  Menentukan jumlah angka  Peserta didik sudah mampu memahami aturan-
menentukan jumlah penting pada kelompok aturan yang membedakan angka penting dengan
angka penting dalam angka hasil pengukuran  angka tidak penting seperti pada tabel 2.5.
suatu pengukuran atau dengan aturan-aturan yang sehingga mampu membedakan angka penting
dalam suatu berlaku pada penentuan dan angka tidak penting sehingga mampu pula
perhitungan golongan angka penting menentukan jumlah angka pentingnya
Obyek  Menjelaskan definisi  Menjelaskan tentang  Peserta didik belum mampu menjelaskan
angka penting definisi angka penting  definisi angka penting karena guru tidak
Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
tanpa melihat buku, ketika memberikan penekanan untuk maksud dari
guru meminta angka penting tersebut
menjelaskannya  peserta didik masih bingung dengan aturan pada
 Hafal aturan-aturan untuk operasi hitung baik penjumlahan/pengurangan
 Menjelaskan aturan- 
menentukan golongan maupun perkalian/pembagian
aturan dalam penentuan
jumlah angka penting
angka penting setiap  karena peserta didik belum mampu memahami
operasi aturan-aturan operasi hitung angka penting
 Memberikan contoh sehingga peserta didik belum mampu jika
penentuan angka penting  diminta memberikan contoh
pada masing-masing aturan
Skema  Menentukan jumlah  Menyelesaian soal operasi  Peserta didik hanya mampu menentukan jumlah
angka hasil operasi hitung angka penting  angka penting pada operasi hitungnya tetapi
sesuai dengan aturan dengan benar masih belum mampu menentukan jumlah angka
penulisan dan aturan yang benar pada setiap operasi
operasi hitung angka
penting
Lampiran 4

Hasil Observasi Kelas X IPA C

Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
Besaran Aksi  Menentukan macam-  Menghafal tujuh macam  Proses pembelajaran untuk besaran,
macam besaran besaran pokok beserta  penekanannya pada penghafalan tujuh macam
satuannya besaran pokok.
 Menyebutkan contoh  Memberikan contoh dari   Karena peserta didik sudah hafal tujuh macam
dari besaran pokok dan besaran pokok dan besaran besaran pokok, maka mampu memberikan
besaran turunan turunan contoh-contoh baik besaran pokok maupun
besaran turunan
Proses  Menjelaskan cara  Memberikan alasan dalam  Semua peserta didik sudah mampu
membedakan antara penggolongan besaran  membedakan antara besaran pokok dan besaran
besaran pokok dan pokok dan besaran turunan turunan, ketika guru bertanya kepada peserta
besaran turunan didik
Obyek  Menjelaskan definisi  Dapat menjawab  Untuk definisi besaran, peserta didik belum
besaran pertanyaan guru ketika  mampu memahami atau menjelaskan kembali.
diminta menjelaskan Karena memang tidak ada penekanan dari guru
pengertian besaran dengan untuk memahami apa itu besaran
lancar tanpa menoleh pada
buku catatan atau LKS
Skema  Menjelaskan hubungan  Menjabarkan dimensi dari  Peserta didik belum mampu menjabarkan
antara besaran dengan besaran-besaran yang telah  dengan benar karena kendala operasi hitung
dimensi ditentukan oleh guru untuk variabel matematikanya
dikerjakan.  Ketika proses pengukuran berlangsung, peserta
 Memberikan satuan yang  Membaca skala yang didik sudah mampu menentukan besar nilai
sesua pada nilai hasil ditunjukkan alat ukur dan  ukur dengan benar dan menentukan untuk
pengukuran dengan alat memberikan satuan untuk satuan-satuan setiap alat ukurnya, hanya
ukur panjang, massa, dan skala tersebut dengan kelompok 5 yang masih belum mampu
waktu benar membaca nilai ukurnya.
Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
Dimensi Aksi  Menyebutkan dimensi  Menghafal dimensi pada  Ketika peserta didik diminta mengahafalkan
dari besaran-besaran setiap besaran pokok  tujuh macam besaran pokok, peserta didik juga
pokok  Menghafal rumus atau diminta menghafalkan dimensinya
satuan pada suatu besaran   Untuk rumus semua peserta didik masih belum
fisika hafal satuan-satuannya.
Proses  Menjelaskan cara  Menjabarkan cara  Peserta didik dari setiap kelompok hanya
pembentukan dimensi pembentukan dimensi yang  menghafal dimensi-dimensi dari tujuh besaran
dari suatu besaran, baik telah dicontohkan di buku pokok, dan belum mengetahui pembentukan
besaran pokok maupun paket dengan untuk besaran-besaran turunan yang rumit (yang
besaran turunan (besaran menggunakan aturan terdiri dari 2 lebih macam besaran pokok)
turunan yang masih perpangkatan dengan ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman
sederhana, yang terkait benar. peserta didik dalam operasi hitung pangkat
hanya satu atau dua untuk materi matematikanya.
besaran pokok)
Obyek  Menjelaskan cara  Menjelakan keterkaitan  Semua kelompok belum mengetahui keterkaitan
pembentukan dimensi proses pembentukan  antara keduanya, untuk menjabarkan saja
dari suatu besaran, untuk dimensi antara energi mereka masih meminta bantuan kepada guru
besaran turunan yang potensial dengan enaergi
rumit yaitu besaran yang kinetic
terkait lebih dari 3
 Menjelaskan Kegunaan
dari dimensi
Skema  Menentukan dimensi  Menjabarkan dimensi dari  Semua perwakilan dari masing-masing
dari suatu besaran fisika besaran-besaran yang telah  kelompok mendatangi guru minimal 3 kali
ditentukan oleh guru untuk untuk meminta penjelasan tambahan, hal ini
dikerjakan dengan tanpa menujukkan bahwa peserta didik belim mampu
meminta bantuan kepada menjabarkan suatu besaran fisika menjadi
guru lagi. dimensi, mereka hanya hafal dimensi-dimensi
dari besaran pokok saja, belum sampai kepada
Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
besaran-besaran turunan
Pengukuran Aksi  Menyebutkan alat ukur  Menggunakan alat ukur  Peserta didik sudah mampu menyebutkan alat-
panjang, massa dan yang sesuai dan  alat ukur serta bagian-bagian strukturnya,
waktu beserta satuannya memberikan satuan yang karena mereka langsung memegang alat dan
 Menjelaskan bagian- sesuai langsung menggunakannya dalam pengukuran
bagian dari alat ukur  Menentukan bagian-bagian 
panjang, massa, dan alat ukur panjang, massa,
waktu dan waktu
Proses  Menjelaskan cara  Menempatkan benda yang  Peserta didik sudah mampu memasang benda
menggunakan alat ukur akan diukur pada tempat  dan menempatkannya di tempat yang tepat pada
panjang, massa, dan yang tepat alat ukur
waktu  Mengetahui tata cara atau  Hanya kelompok 5 yang masih belum mampu
proses pengukuran dengan  mengikuti tata cara pengukuran yang
menggunakan alat ukur dicontohkan oleh guru
baik panjang, massa,
maupun waktu
 Mengetahui besar skala-  Dengan ditunjukkan hasil pengukuran yang
 Menjelaskan cara 
skala yang telah ditetapkan benar pada masing-masing kelompok, peserta
membaca skala dalam
pada alat ukur panjang, didik sudah mampu membaca nilai ukur dan
suatu alat ukur panjang,
massa, dan waktu mempertimbangkan skala-skala pada alat ukur
massa, dan waktu
 Membaca nilai yang tersebut. Hanya kelompok 5 yang masih belium
ditunjukkan oleh alat ukur benar dalam membaca nilai ukurnya.
dengan
mempertimbangkan pada
skala-skala yang telah

ditetapkan oleh masing-
masing alat ukur
Obyek  Menjelaskan definisi  Menjelaskan tentang
pengukuran definisi pengukuran tanpa 
Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
 Menjelaskan cara melihat buku, ketika guru
mencari nilai ukur suatu meminta menjelaskannya
benda  Menentukan alat ukur yang
 Menjelaskan kegunaan sesuai ketika diminta 
dari alat ukur panjang, menentukan panjang,
massa, dan waktu massa, maupun waktu
gerak suatu benda
Skema  Melakukan pengukuran  Benar dalam menentukan  Hanya kelompok 5 yang belum mampu
dan pemberian satuan nilai besaran yang  membaca dengan benar, kelompok yang lain
dengan benar berkaitan ditunjukkan oleh alat ukur sudah mampu membaca nilai ukur dengan benar
dengan besaran pokok panjang, massa, dan waktu dan juga mampu menentukan skala alat
panjang, massa, dan dengan satuan yang sesuai ukurnya.
waktu
Angka Aksi  Membedakan antara  Menyebutkan jumlah  Peserta didik belum mampu memahami aturan-
penting angka penting dan angka angka penting pada  aturan yang membedakan angka penting dengan
tidak penting kelompok angka hasil angka tidak penting seperti pada tabel 2.5
pengukuran
Proses  Menjelaskan cara  Menentukan jumlah angka  Peserta didik belum mampu memahami aturan-
menentukan jumlah penting pada kelompok  aturan yang membedakan angka penting dengan
angka penting dalam angka hasil pengukuran angka tidak penting seperti pada tabel 2.5.
suatu pengukuran atau dengan aturan-aturan yang sehingga belum mampu membedakan angka
dalam suatu perhitungan berlaku pada penentuan penting dan angka tidak penting
golongan angka penting
Obyek  Menjelaskan definisi  Menjelaskan tentang  Peserta didik belum mampu menjelaskan
angka penting definisi angka penting  definisi angka penting karena guru tidak
tanpa melihat buku, ketika memberikan penekanan untuk maksud dari
guru meminta angka penting tersebut
menjelaskannya  peserta didik masih bingung dengan aturan pada
 Hafal aturan-aturan untuk operasi hitung baik penjumlahan/pengurangan
 Menjelaskan aturan- 
Hasil Observasi
Teori
Materi Kriteria Indikator Tidak Keterangan
APOS Bisa
Bisa
aturan dalam penentuan menentukan golongan maupun perkalian/pembagian
jumlah angka penting angka penting setiap  karena peserta didik belum mampu memahami
operasi aturan-aturan operasi hitung angka penting
 Memberikan contoh  sehingga peserta didik belum mampu jika
penentuan angka penting diminta memberikan contoh
pada masing-masing aturan
Skema  Menentukan jumlah  Menyelesaian soal operasi  Peserta didik hanya mampu menentukan jumlah
angka hasil operasi hitung angka penting  angka penting pada operasi hitungnya tetapi
sesuai dengan aturan dengan benar masih belum mampu menentukan jumlah angka
penulisan dan aturan yang benar pada setiap operasi
operasi hitung angka
penting
Lampiran 5

Hasil Observasi Kelas X IPA D

Materi Teori Hasil Observasi


Kriteria Indikator Keterangan
APOS Bisa Tidak Bisa
Besaran Aksi  Menentukan macam-  Menghafal tujuh macam  Proses pembelajaran untuk besaran, penekanannya
macam besaran besaran pokok beserta  pada penghafalan tujuh macam besaran pokok.
satuannya  Karena peserta didik sudah hafal tujuh macam
 Menyebutkan contoh dari  Memberikan contoh dari  besaran pokok, maka mampu memberikan contoh-
besaran pokok dan besaran besaran pokok dan besaran contoh baik besaran pokok maupun besaran turunan
turunan turunan
Proses  Menjelaskan cara  Memberikan alasan dalam  Semua peserta didik sudah mampu membedakan
membedakan antara penggolongan besaran pokok  antara besaran pokok dan besaran turunan, ketika
besaran pokok dan besaran dan besaran turunan guru bertanya kepada peserta didik
turunan
Obyek  Menjelaskan definisi  Dapat menjawab pertanyaan  Untuk definisi besaran, peserta didik sudah mampu
besaran pokok dan turunan guru ketika diminta  memahami atau menjelaskan kembali. Karena dari
menjelaskan pengertian guru ada penekanan dari guru untuk memahami apa
besaran dengan lancar tanpa itu besaran
menoleh pada buku catatan
atau LKS
Skema  Menjelaskan hubungan  Menjabarkan dimensi dari  Peserta didik belum mampu menjabarkan dengan
antara besaran dengan besaran-besaran yang telah  benar karena kendala operasi hitung variabel
dimensi ditentukan oleh guru untuk matematikanya
dikerjakan.  Ketika proses pengukuran berlangsung, peserta
 Memberikan satuan yang  Membaca skala yang didik belum mampu menentukan besar nilai ukur
sesua pada nilai hasil ditunjukkan alat ukur dan  dengan benar tetapi sudah mampu menentukan
pengukuran dengan alat memberikan satuan untuk untuk satuan-satuan setiap alat ukurnya.
ukur panjang, massa, dan skala tersebut dengan benar
waktu
Dimensi Aksi  Menyebutkan dimensi dari  Menghafal dimensi pada  Ketika peserta didik diminta mengahafalkan tujuh
besaran-besaran pokok setiap besaran pokok  macam besaran pokok, peserta didik juga diminta
 Menghafal rumus atau satuan menghafalkan dimensinya
pada suatu besaran fisika  Untuk rumus semua peserta didik masih belum
hafal satuan-satuannya.
Materi Teori Hasil Observasi
Kriteria Indikator Keterangan
APOS Bisa Tidak Bisa
Proses  Menjelaskan cara  Menjabarkan cara  Peserta didik sudah mampu menghafal dimensi-
pembentukan dimensi dari pembentukan dimensi yang  dimensi dari tujuh besaran pokok, dan juga sudah
suatu besaran, baik besaran telah dicontohkan di buku mengetahui pembentukan untuk besaran-besaran
pokok maupun besaran paket dengan menggunakan turunan yang rumit (yang terdiri dari 2 lebih macam
turunan (besaran turunan aturan perpangkatan dengan besaran pokok) ditambah lagi dengan kurangnya
yang masih sederhana, yang benar. pemahaman peserta didik dalam operasi hitung
terkait hanya satu atau dua pangkat untuk materi matematikanya.
besaran pokok)
Obyek  Menjelaskan cara  Menjelakan keterkaitan  Semua kelompok sudah mengetahui keterkaitan
pembentukan dimensi dari proses pembentukan dimensi  antara keduanya, karena dari gurunya memberikan
suatu besaran, untuk antara energi potensial penekanan pada proses pembentukan energi
besaran turunan yang rumit dengan enaergi kinetic potensial dan energi kinetik
yaitu besaran yang terkait
lebih dari 3
 Menjelaskan Kegunaan dari
dimensi
Skema  Menentukan dimensi dari  Menjabarkan dimensi dari  Semua peserta didik sudah mampu menjabarkan
suatu besaran fisika besaran-besaran yang telah  suatu besaran fisika menjadi dimensi, hanya peserta
ditentukan oleh guru untuk didik kurang dari 10 yang masih belum mampu
dikerjakan dengan tanpa menjabarkannya.
meminta bantuan kepada
guru lagi.
Pengukuran Aksi  Menyebutkan alat ukur  Menggunakan alat ukur yang  Peserta didik sudah mampu menyebutkan alat-alat
panjang, massa dan waktu sesuai dan memberikan  ukur serta bagian-bagian strukturnya, karena mereka
beserta satuannya satuan yang sesuai langsung memegang alat dan langsung
 Menjelaskan bagian-bagian  Menentukan bagian-bagian menggunakannya dalam pengukuran
dari alat ukur panjang, alat ukur panjang, massa, dan
massa, dan waktu waktu 
Proses  Menjelaskan cara  Menempatkan benda yang  Peserta didik belum mampu memasang benda dan
menggunakan alat ukur akan diukur pada tempat  menempatkannya di tempat yang tepat pada alat
panjang, massa, dan waktu yang tepat ukur
 Mengetahui tata cara atau   Hanya 4 atau 5 peserta didik yang sudah mampu
proses pengukuran dengan mengikuti tata cara pengukuran yang dicontohkan
Materi Teori Hasil Observasi
Kriteria Indikator Keterangan
APOS Bisa Tidak Bisa
menggunakan alat ukur baik oleh guru. Karena mereka yang melakukan
panjang, massa, maupun pengukuran langsung dengan alat ukur, sedangkan
 Menjelaskan cara membaca waktu yang lain hany melihat proses pengukurannya.
skala dalam suatu alat ukur  Mengetahui besar skala-skala 
panjang, massa, dan waktu yang telah ditetapkan pada  Dengan ditunjukkan hasil pengukuran yang masih
alat ukur panjang, massa, dan kurang benar, peserta didik belum mampu membaca
waktu nilai ukur, mereka hanya mampu menentukan skala-
 Membaca nilai yang skala pada alat ukur tersebut.
ditunjukkan oleh alat ukur
dengan mempertimbangkan 
pada skala-skala yang telah
ditetapkan oleh masing-
masing alat ukur
Obyek  Menjelaskan definisi  Menjelaskan tentang definisi  Peserta didik belum mampu menjelaskan definisi
pengukuran pengukuran tanpa melihat  pengukuran dengan benar, hal tersebut karena guru
buku, ketika guru meminta hanya menjelaskan 2 kali tentang definisi
menjelaskannya pengukuran, tanpa ada tindak lanjut kepada peserta
 Menentukan alat ukur yang didiknya untuk memahami.
sesuai ketika diminta   Peserta didik belum mampu menentukan benda
 Menjelaskan cara mencari
menentukan panjang, massa, yang tepat karena ketika proses pembelajaran hanya
nilai ukur suatu benda
maupun waktu gerak suatu pemberitahuan tentang alat ukurnya, belum samapai
 Menjelaskan kegunaan dari
benda pada penggunaannya ketika pengukuran
alat ukur panjang, massa,
dan waktu
Skema  Melakukan pengukuran dan  Benar dalam menentukan  Dalam membaca nilai ukur hanya 4 atau 5 peserta
pemberian satuan dengan nilai besaran yang  didik yang sudah mampu membaca nilai ukur, yang
benar berkaitan dengan ditunjukkan oleh alat ukur lainnya hanya melihat proses pengukuran.
besaran pokok panjang, panjang, massa, dan waktu
massa, dan waktu dengan satuan yang sesuai
Angka Aksi  Membedakan antara angka  Menyebutkan jumlah angka  Peserta didik sudah mampu memahami aturan-
penting penting dan angka tidak penting pada kelompok angka  aturan yang membedakan angka penting dengan
penting hasil pengukuran angka tidak penting seperti pada tabel 2.5
Materi Teori Hasil Observasi
Kriteria Indikator Keterangan
APOS Bisa Tidak Bisa
Proses  Menjelaskan cara  Menentukan jumlah angka  Peserta didik sudah mampu memahami aturan-
menentukan jumlah angka penting pada kelompok angka aturan yang membedakan angka penting dengan
penting dalam suatu hasil pengukuran dengan angka tidak penting seperti pada tabel 2.5. sehingga
pengukuran atau dalam aturan-aturan yang berlaku  mampu membedakan angka penting dan angka tidak
suatu perhitungan pada penentuan golongan penting sehingga mampu pula menentukan jumlah
angka penting angka pentingnya

Obyek  Menjelaskan definisi angka  Menjelaskan tentang definisi  Peserta didik sudah mampu menjelaskan definisi
penting angka penting tanpa melihat  angka penting karena guru memberikan penekanan
buku, ketika guru meminta untuk maksud dari angka penting tersebut
menjelaskannya  peserta didiksudah paham aturan pada operasi
 Hafal aturan-aturan untuk hitung baik penjumlahan/pengurangan maupun
menentukan golongan angka  perkalian/pembagian
 Menjelaskan aturan-aturan
dalam penentuan jumlah
penting setiap operasi  Peserta didik sudah mampu memahami aturan-
angka penting  Memberikan contoh aturan operasi hitung angka penting sehingga
penentuan angka penting peserta didik juga mampu jika diminta memberikan
pada masing-masing aturan  contoh
Skema  Menentukan jumlah angka  Menyelesaian soal operasi  Peserta didik sudah mampu menentukan jumlah
hasil operasi sesuai dengan hitung angka penting dengan  angka penting pada operasi hitungnya dan juga
aturan penulisan dan aturan benar mampu menentukan jumlah angka yang benar pada
operasi hitung angka setiap operasi
penting
Lampiran 6

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU

Setelah bapak membeca artikel teori APOS, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada bapak/ibu:
1. Apakah yang bapak/ibu pahami tentang teori APOS?
2. Menurut pengamatan bapak/ibu, sampai di manakah tingkatan pemahaman peserta didik kelas X yang bapak/ibu ajar menurut tingkatan teori APOS?
3. Dilihat dari sudut pandang manakah, bapak/ibu bisa mengatakan bahwa pemahaman peserta didik bapak/ibu sampai tingkatan tersebut?
4. Apa yang menyebabkan tingkatan pemahaman peserta didik bapak/ibu sampai tingkatan tersebut?
5. Apakah tingkat pemahaman peserta didik bapak/ibu bisa meningkat pada tingkatan selanjutnya menurut kerangka teori APOS?
6. Apakah kendala-kendala peserta didik bapak/ibu dalam memehami materi besaran dan satuan?
7. Langkah apa saja yang akan bapak/ibu tempuh untuk mengatasi kendala-kendala peserta didik dalam memahami pelajaran fisika materi besaran dan satuan?
Lampiran 7

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Ida Syarifah, S.Pd


Hari/Tanggal : Rabu, 9 September 2014
Tempat : Kantin MA Tajul Ulum Brabo
Waktu : 12.10 WIB

Subjek Penelitian Hasil Wawancara


Peneliti Apakah yang ibu pahami tentang teori APOS?
Narasumber Teori yang menjelaskan tentang pemahaman peserta didik, bahwa pemahaman peserta didik itu bertingkat-tingkat tergantung individual
dalam menyerap materi
Peneliti Menurut pengamatan ibu, sampai di manakah tingkatan pemahaman peserta didik kelas X yang ibu ajar menurut tingkatan teori APOS?
Narasumber Saya kira sebagian besar baru sampai tingkatan proses
Peneliti Dilihat dari sudut pandang manakah, ibu bisa mengatakan bahwa pemahaman peserta didik ibu sampai tingkatan tersebut?
Narasumber Dari cara mereka melakukan pengukuran dan menyelesaikan soal. Mereka paham cara mengukur dan cara menghitung atau menyelesaikan
baik soal dimensi ataupun angka penting, tetapi ketika mereka dihadapkan pada permasalahn yang lain, mereka masih bingung dan masih
bertanya kepada saya.
Peneliti Apa yang menyebabkan tingkatan pemahaman peserta didik ibu sampai tingkatan tersebut?
Narasumber Karena mereka kurang pengalaman dalam melakukan pengukuran dan mengerjakan sola-soal tentang dimensi ataupun angka penting.
Peneliti Apakah tingkat pemahaman peserta didik ibu bisa meningkat pada tingkatan selanjutnya menurut kerangka teori APOS?
Narasumber Saya rasa bisa, asalkan mereka sering diberi soal-soal tentang materi besaran, seperti pembacaan nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur,
dimensi dari suatu besaran, dan angka penting
Subjek Penelitian Hasil Wawancara
Peneliti Apakah kendala-kendala peserta didik ibu dalam memehami materi besaran dan satuan?
Narasumber Karena kurangnya pengalaman dalam mengukur dan mengerjakan soal, serta modal awal materi yang seharusnya mereka kuasai di SMP
ternyata mereka lupa. Karena pada saat di SMP mereka sudah dapat materi besaran dan satuan, di SMA seharusnya itu hanya melanjutkan
materinya saja, tetapi berhubung mereka sudah lupa materi saat di SMP jadi saat di SMA mengulang lagi dari awal dan membutuhkan waktu
yang lama untuk memahami kembali materinya.
Peneliti Langkah apa saja yang akan ibu tempuh untuk mengatasi kendala-kendala peserta didik dalam memahami pelajaran fisika materi besaran
dan satuan?
Narasumber Dengan sering-sering memberikan soal-soal atau permasalahn yang harus mereka pecahkan.
Lampiran 8

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Saefudin, S.Si


Hari/Tanggal : Rabu, 9 September 2014
Tempat : Ruang guru MA Tajul Ulum Brabo
Waktu : 10.10 WIB

Subjek Penelitian Hasil Wawancara


Peneliti Apakah yang bapak pahami tentang teori APOS?
Narasumber Teori dalam melihat sebuah proses pembelajaran oleh peserta didik yang didasarkan pada tahap pertahap. Intinya pembelajaran yang menitik
beratkan pada proses dari suatu kegiatan pembelajaran.
Peneliti Menurut pengamatan bapak, sampai di manakah tingkatan pemahaman peserta didik kelas X yang bapak ajar menurut tingkatan teori
APOS?
Narasumber Belum sampai ke tahap objek, berarti sampai ke tahap proses
Peneliti Dilihat dari sudut pandang manakah, bapak bisa mengatakan bahwa pemahaman peserta didik bapak sampai tingkatan tersebut?
Narasumber Dia itu hanya mampu membaca angka-angka pada jangka sorong, ketika diberi jangka sorong baru, mereka bertanya lagi. Soalnya dalam
skala pembanding untuk jangka sorong berbeda-beda. Berarti mereka peserta didik masih pada tahap soal-soal, ketika diberi soal yang
berbeda, mereka bingung.
Peneliti Apa yang menyebabkan tingkatan pemahaman peserta didik bapak sampai tingkatan tersebut?
Narasumber Karena anak-anak mungkin belum terbiasa, karena sifat kekanak-kanakannya masih terasa. Tapi memang ada sebagian anak paham betul
jadi ketika diberi alat yang lain mereka langsung bisa tanpa harus bertanya.
Peneliti Apakah tingkat pemahaman peserta didik bapak bisa meningkat pada tingkatan selanjutnya menurut kerangka teori APOS?
Narasumber Bisa meningkat, dengan jalan diulang lagi. Jadi nanti ketika proses pembelajaran di bab berikutnya, materi besaran dan satuan ini akan terus
Subjek Penelitian Hasil Wawancara
disinggung-singgung sehingga peserta didik akan tetap ingat dengan materinya dan semakin paham.
Peneliti Apakah kendala-kendala peserta didik bapak dalam memehami materi besaran dan satuan?
Narasumber Kendalanya ada pada peserta didiknya, dan pada keterbatasan alat. Pada pembelajaran bab ini seharusnya itu hanya pengulangan dari materi
yang sudah mereka pelajarai sebelumnya di SMP, hanya saja karena dulu mereka belum begitu paham maka jadi sekarang tambah bingung.
Kemudian ditambah lagi ada beberapa peserta didik yang tidak tertarik pada pelajaran ini, bahkan buku-buku untuk belajarnyapun ada yang
masih ketinggalan, ditambah lagi alat-alat pengukuran yang terbatas atau kurang.
Peneliti Langkah apa saja yang akan bapak tempuh untuk mengatasi kendala-kendala peserta didik dalam memahami pelajaran fisika materi besaran
dan satuan?
Narasumber Dengan mengulang-ulang materi yang sekiranya masih dianggap sulit oleh peserta didik, memang tidak bisa menjangkau semuanya tetapi
diambil materi yang sebagian besar masih belum bisa dikuasai oleh peserta didik
Lampiran 9

Instrumen Tes
1. Sebutkan definisi :
a. Besaran
b. Satuan
c. Pengukuran
2. Sebutkan 7 macam besaran pokok!
3. Tentukan dimensi dari:
a. Energi potensial
b. Energi kinetik
4. Tentukan hasil bacaan dari jangka sorong dan mikrometer skrup berikut!

5. Sesuai dengan aturan angka penting, maka tentukan hasil operasi perhitungan di bawah ini:
2,56 12,3 24,1
0,231 + 0, 473+ 2,5+
…….. ……. …..
Lampiran 10

Uji Instrumen Soal Tes


No. Soal
No. Nama Siswa Total
1 2 3 4 5
1 Siti Zumrotun Khoiroh 2 2 2 2 2 10
2 Fitriyah 1,5 2 2 2 2 9,5
3 Hidayatus Sholihiyyah 2 2 2 2 1,5 9,5
4 Risa Uswatun 2 2 2 2 1,5 9,5
5 Khoiriatul Mubarokah 2 2 2 1,5 1,5 9
6 Nur Hidayah 1,5 2 2 2 1,5 9
7 Nur Yunita S. 1,5 2 2 2 1,5 9
8 Royhatul Jannarin N. 1,5 2 2 2 1,5 9
9 Anis Maghfiroh 2 2 1,5 1 2 8,5
10 Armiatul Falasifah 2 1 2 2 1,5 8,5
11 Faiqotul Mubarokah 2 2 1 2 1,5 8,5
12 Kunti Mustaghfiroh 1 2 2 2 1,5 8,5
13 Mazroatul Akhiroh 1,5 2 1,5 2 1,5 8,5
14 Erlina Devi Kusuma 2 2 2 2 0 8
15 Minkhatul Khoiriyah 2 2 1 1,5 1,5 8
16 Nuzulia KC 1,5 2 1 2 1,5 8
17 Prima Neni F. 1,5 2 1,5 1,5 1,5 8
18 Riadlotus S. 1,5 2 1 2 1,5 8
19 Rokhmatul Laily 1,5 2 2 1 1,5 8
20 Nailil Muna 2 2 2 2 0 8
21 Arum Endah Wuryani 1,5 2 2 1 1 7,5
22 Fatikhatul M. 1,5 2 2 0,5 1,5 7,5
23 Miftakul Jannah 2 2 0,5 1 2 7,5
24 Novi Retnosari 1,5 2 2 2 0 7,5
25 Eki Wijayanti 1 2 2 2 0 7
26 Faridatul Ni'mah 0,5 2 2 1 1,5 7
27 Fitria Tisa' Tiffani 1,5 2 1 1 1,5 7
28 Lina Fadhilliana Zulfa 1 2 1 1,5 1,5 7
No. Soal
No. Nama Siswa Total
1 2 3 4 5
29 Fifi Anggraini 1,5 2 1 2 0 6,5
30 Lailatun Nafi'ah 1 2 1 1 1,5 6,5
31 Novia Putri A. 2 2 1 1,5 0 6,5
32 Qorini Rif'ah 2 2 2 0,5 0 6,5
33 Risalatul Khasanah 1,5 2 2 0 1 6,5
34 Sofiatul Khasanah 1,5 2 1,5 0 1,5 6,5
35 Ulfatin Rif'ah 1,5 2 2 1 0 6,5
36 Afidatul Uluwiyah 1 2 1 1 1 6
37 Ani Muji Nurkhayatun 1 2 1 1 1 6
38 Dhini Okta Maghfiroh 1 2 2 1 0 6
39 Nur Aini 1,5 2 1 0 1 5,5
40 Richa Cahyani 1,5 2 2 0 0 5,5
41 Zuhrotul Fitriyah 1 2 1 0 1,5 5,5
42 Tri Erna Dwi 2 2 0 0 1 5
Validitas

R 0,39603 -0,12073 0,463326 0,757324 0,50251


r_tabel 0,304 0,304 0,304 0,304 0,304
Criteria valid tidak valid valid valid
BA 36 41 36,5 37,5 29,5
Daya Pembeda

BB 29 42 29 18 17,5
JA 21 21 21 21 21
JB 21 21 21 21 21
DP 0,333333 -0,04762 0,357143 0,928571 0,571429
Kriteria cukup sgt jelek cukup sgt baik baik
W 9 41 15 19 16
Kesukaran
Reliabilit Tingkat

TK 42 42 42 42 42
P 0,214286 0,97619 0,357143 0,452381 0,380952
Kriteria sukar mudah sedang sedang sedang
Varians Xi 0,15 0,027778 0,233929 0,378373 0,459325 1,249405
as

Varians Total 1,633566


Reliabilitas 0,293959
Lampiran 11

Pedoman Analisis Jawaban Peserta Didik Menggunakan Teori APOS

Soal yang Kerangka


Materi pokok Sub Materi Penilaian Soal Kriteria
Berkaitan Teori Apos
Besaran dan Besaran 1 Benar, Kurang, Salah Aksi 1 (Kurang/Salah), 2 (Benar)
Satuan 2 Benar, Salah Proses 1 (Kurang/Salah), 2 (Benar)
3 Rumus/Dimensi, pembentukan, Hasil Obyek 1 (Benar) dan 2 (Benar)
akhir
4 Nilai ukur dan satuan, Operasi hitung, Skema 1 (Benar), 2 (Benar), 3 (Dimensi dan rumus besaran),
Hasil akhir benar. dan 4 (Nilai ukur dan satuan)
Dimensi 3 Penyebutan dimensi dan rumus Aksi Penyebutan dimensi dari satuan dan rumus dari
besaran
Pembentukan dan perhitungan Proses Penyebutan dimensi dari satuan dan rumus dari
besaran
Benar dan Runtut Obyek Pembentukan dan perhitungan benar tetapi hasil
akhir salah
Skema Benar dan runtut dalam penyelesaian soal
Pengukuran 1 Benar, Hampir Benar, Salah Aksi 4 (Salah)
4 Nilai ukur dan satuan, Operasi hitung, Proses 4 (Nilai dan satuan)
Hasil akhir benar.
Perhitungan (Benar/Salah), Obyek 1 (Benar), 4 (Operasi hitung benar , tetapi hasil akhir
Penyebutan jumlah AP (bukan hasil salah)
Soal yang Kerangka
Materi pokok Sub Materi Penilaian Soal Kriteria
Berkaitan Teori Apos
operasi), Penyebutan jumlah AP (hasil Skema 1 (Benar), 4 (Operasi, Hasil Akhir benar)
operasi)
Angka 5 Perhitungan (Benar/Salah) Aksi Perhitungan (salah), Penyebutan jumlah AP (bukan
penting hasil operasi)

Penyebutan jumlah AP (bukan hasil Proses Perhitungan (benar), Penyebutan jumlah AP (bukan
operasi) hasil operasi)
Penyebutan jumlah AP (hasil operasi) Obyek -
Skema Penyebutan jumlah AP (hasil operasi).
Lampiran 12

Hasil Jawaban Tes Peserta Didik Kelas X IPA A

Jawaban Kriteria
NO Nama
1. 2. 3. 4. 5. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
1. Ainatunikhlah B/K/K B Ep = 3 JK = 0 (+) = 2 Obyek Skema Aksi Proses
Ek = 3 MS = 0 (X) = 2
2. Aldiana B/K/- B Ep = 3 JK = 2 (+) = 2 Obyek Salah Aksi Proses
Ek = 0 MS = 0 (X) = 2
3. Aniq Fitriyah B/S/K B Ep = 3 JK = 3 (+) = 2 Skema Skema Proses Salah
Ek = 3 MS = 2 (X) = 0
4. Anna B/S/K B Ep = 0 JK = 2 (+) = 2 Obyek Salah Proses Salah
Ek = 1 MS = 1 (X) = 0
5. Ayu Alfi Mabruroh B/K/K S Ep = 3 JK = 0 (+) = 2 Salah Salah Aksi Proses
Ek = 0 MS = 3 (X) = 2
6. Diah Ayu Permata B/S/- B Ep = 0 JK = 1 (+) = 2 Obyek Salah Aksi Proses
Ek = 0 MS = 0 (X) = 2
7. Diah Sri Fitriani K/S/S B Ep = 3 JK = 2 (+) = 2 Proses Skema Aksi Proses
Ek = 3 MS = 0 (X) = 2
8. Ellyana Lutfia N. B/S/K B Ep = 0 JK = 3 (+) = 0 Obyek Salah Proses Salah
Ek = 0 MS = 3 (X) = 0
9. Fatimatuzzahroh B/K/K B Ep = 3 JK = 0 (+) = 0 Obyek Skema Aksi Salah
Ek = 3 MS = 3 (X) = 0
10. Fauzia Salsabila B/K/K B Ep = 1 JK = 3 (+) = 2 Skema Aksi Proses Proses
Ek = 1 MS = 3 (X) = 2
11. Fina Ainurridho S/S/K B Ep = 3 JK = 2 (+) = 0 Proses Skema Aksi Salah
Ek = 3 MS = 0 (X) = 0
12. Fitria Julaeha B/K/S B Ep = 0 JK = 2 (+) = 2 Obyek Salah Proses Aksi
Jawaban Kriteria
NO Nama
1. 2. 3. 4. 5. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
Ek = 3 MS = 2 (X) = 1
13. Iin Safitri B/K/S B Ep = 3 JK = 0 (+) = 2 Obyek Aksi Aksi Aksi
Ek = 1 MS = 0 (X) = 1
14. Kharisma A.Q B/S/K B Ep = 0 JK = 3 (+) = 2 Obyek Salah Proses Proses
Ek = 0 MS = 3 (X) = 2
15. Laila Nur Halimah K/S/K B Ep = 3 JK = 2 (+) = 0 Proses Skema Aksi Salah
Ek = 3 MS = 0 (X) = 0
16. Laili Nurfiana B/K/K B Ep = 3 JK = 0 (+) = 2 Obyek Skema Aksi Proses
Ek = 3 MS = 3 (X) = 2
17. Miftah Nur Sa’adah B/K/S B Ep = 3 JK = 2 (+) = 2 Skema Obyek Proses Proses
Ek = 2 MS = 2 (X) = 3
18. Muhafidhotul Fatih B/K/K B Ep = 3 JK = 0 (+) = 3 Obyek Skema Aksi Aksi
Ek = 3 MS = 3 (X) = 1
19. Nikmatul Khasanah B/K/K B Ep = 2 JK = 0 (+) = 2 Obyek Aksi Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 0
20. Novita Khulfiana B/K/K B Ep = 3 JK = 3 (+) = 0 Obyek Salah Proses Salah
Ek = 0 MS = 1 (X) = 0
21. Nur Hikmatul H. B/K/K B Ep = 3 JK = 3 (+) = 2 Obyek Salah Proses Proses
Ek = 0 MS = 1 (X) = 2
22. Nuzulul Mahsunah S/K/K B Ep = 0 JK = 3 (+) = 1 Proses Salah Proses Aksi
Ek = 0 MS = 3 (X) = 1
23. Shihha Lutfiyah B/K/K S Ep = 3 JK = 2 (+) = 2 Salah Salah Proses Proses
Ek = 0 MS = 1 (X) = 2
24. Siti Khoffifah N. S. B/K/K B Ep = 3 JK = 3 (+) = 2 Skema Skema Proses Proses
Ek = 3 MS = 3 (X) = 2
25. Siti Zulaikhoh B/K/K B Ep = 3 JK = 2 (+) = 2 Obyek Skema Aksi Proses
Jawaban Kriteria
NO Nama
1. 2. 3. 4. 5. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
Ek = 3 MS = 0 (X) = 3
26. Sri Windayani B/K/K B Ep = 2 JK = 0 (+) = 0 Obyek Obyek Aksi Salah
Ek = 3 MS = 3 (X) = 0
27. Ummi Sa’diyah K/K/K B Ep = 0 JK = 3 (+) = 2 Proses Salah Proses Proses
Ek = 1 MS = 3 (X) = 2
28. Wahidatul Lailis S. B/K/- B Ep = 3 JK = 3 (+) = 2 Obyek Salah Proses Aksi
Ek = 0 MS = 2 (X) = 1
29. Zunita Putri Utami B/K/K B Ep = 3 JK = 0 (+) = 2 Obyek Skema Aksi Salah
Ek = 3 MS = 0 (X) = 0

Keterangan Penilaian Soal


1. B = Benar K = Kurang S = Salah
2. B = Benar S = Salah
3. 1 = Penyebutan dimensi dan rumus besaran 2 = Pembentukan/Perhitungan 3 = Jawaban Benar dan Runtut
4. 1 = Nilai/satuan 2 = Operasi hitung 3 = Hasil akhir
5. Perhitungan (Salah) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =1
Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =2
Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (hasil operasi) =3
Lampiran 13

Hasil Jawaban Tes Peserta Didik Kelas X IPA B

Jawaban Kriteria
NO Nama
1. 2. 3. 4. 5. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
1. Alfiyatur R. K/S/K B Ep = 0 JK = 0 (+) = 2 Aksi Salah Aksi Proses
Ek = 0 MS = 0 (X) = 2
2. Amik Astuti B/K/S B Ep = 0 JK = 0 (+) = 3 Obey Salah Aksi Skema
Ek = 0 MS = 0 (X) = 3
3. Anis Fitriyah S/S/S B Ep = 0 JK = 0 (+) = 0 Aksi Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 3
4. Eva Alvina B/K/K B Ep = 0 0 (+) = 0 Obey Salah - Salah
Ek = 1 (X) = 3
5. Hanifah Roisatul U. B/S/K B Ep = 0 JK = 0 (+) = 0 Obey Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 3
6. Iin Mustaghfiroh B/S/K B Ep = 0 0 (+) = 2 Obey Salah - Proses
Ek = 1 (X) = 2
7. Inka Firdaus B/K/K B Ep = 0 0 (+) = 0 Obey Salah - Salah
Ek = 1 (X) = 3
8. Ismi Safitri B/K/K B Ep = 0 JK = 0 (+) = 0 Obey Salah Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 3
9. Istna Maulidatul H B/K/S B Ep = 1 JK = 0 (+) = 0 Obey Aksi Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 3
10. Leny Kurnia Sari B/K/K B Ep = 0 JK = 0 (+) = 0 Obyek Salah Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 0
11. Lina Nur’arifah B/K/K S Ep = 0 JK = 0 (+) = 0 Salah Salah Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 0
12. Lutfiyatul M. B/K/K B Ep = 0 JK = 2 (+) = 2 Obey Salah Aksi Proses
Ek = 1 MS = 0 (X) = 3
Jawaban Kriteria
NO Nama
1. 2. 3. 4. 5. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
13. Maulida Zahrotul U. S/K/K B Ep = 1 JK = 0 (+) = 2 Proses Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
14. Muzdalifah K/S/K S Ep = 1 JK = 0 (+) = 0 Salah Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
15. Nely Choiriyah B/K/K B Ep = 0 JK = 0 (+) = 0 Obey Salah Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 0
16. Nurul Hidayatul Fitri S/S/S B Ep = 0 JK = 0 (+) = 3 Proses Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
17. Reny Arisatul Ilmah B/K/K B Ep = 1 JK = 2 (+) = 0 Obey Aksi Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 3
18. Ria Tri Utami B/K/K B Ep = 0 JK = 0 (+) = 0 Obey Salah Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 3
19. Ro’isah Asna S/S/K S Ep = 0 JK = 0 (+) = 0 Salah Salah Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 0
20. Shiel Viyya Sa’ida B/K/K B 0 JK = 3 (+) = 0 Obey - Aksi Salah
MS = 0 (X) = 3
21. Tutik Choirul H. B/K/K B Ep = 0 JK = 3 (+) = 0 Obyek Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 3
22. Ulfi Mahmudatul A. B/S/K B Ep = 1 JK = 0 (+) = 0 Obey Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
23. Wahyu Nur Aini B/K/S B Ep = 0 JK = 0 (+) = 0 Obey Salah Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 3
24. Zakiyatul Miskiyah K/S/K B Ep = 0 JK = 0 (+) = 0 Proses Salah Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 0
25. Zayina Ilmiyati B/K/K B Ep = 0 JK = 0 (+) = 3 Obey Salah Aksi Proses
Ek = 1 MS = 0 (X) = 2
Keterangan Penilaian Soal
1. B = Benar K = Kurang S = Salah
2. B = Benar S = Salah
3. 1 = Penyebutan dimensi dan rumus besaran 2 = Pembentukan/Perhitungan 3 = Jawaban Benar dan Runtut
4. 1 = Nilai/satuan 2 = Operasi hitung 3 = Hasil akhir
5. Perhitungan (Salah) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =1
Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =2
Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (hasil operasi) =3
Lampiran 14

Hasil Jawaban Tes Peserta Didik Kelas X IPA C

Jawaban Kriteria
NO Nama
1. 2. 3. 4. 5. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
1. Adinda Restiana K/K/K B Ep = 0 JK = 1 (+) = 2 Proses Salah Aksi Proses
Ek = 0 MS = 0 (X) = 3
2. Alfi Indah Sari B/K/- B 0 JK = 1 (+) = 0 Obyek - Proses Salah
MS = 1 (X) = 3
3. Alfina Wiqoyati W. B/K/- B 0 JK = 1 (+) = 0 Obyek - Proses Salah
MS = 1 (X) = 0
4. Alfiyatur Rohmah S/S/S Salah 0 JK = 1 (+) = 2 Salah - Aksi Proses
MS = 0 (X) = 3
5. Alifatut Tadzikiroh B/K/- B 0 JK = 1 (+) = 2 Obyek - Proses Proses
MS = 1 (X) = 2
6. Ana Kholifah A.K B/K/- B 0 JK = 1 (+) = 0 Obyek - Proses Salah
MS = 1 (X) = 0
7. Avit Izzana B/K/K B Ep = 0 0 (+) = 3 Obyek Salah - Skema
Ek = 0 (X) = 3
8. Dewi Kusumawati -/-/- B Ep = 1 JK = 0 (+) = 0 Proses Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
9. Erin Nariswati A. S/S/K S Ep = 1 JK = 0 (+) = 2 Salah Salah Aksi Proses
Ek = 0 MS = 0 (X) = 3
10. Faridatun Nasikhah K/K/K B Ep = 0 JK = 0 (+) = 3 Proses Salah Aksi Skema
Ek = 1 MS = 0 (X) = 3
11. Hana Nurul Fadilla K/K/S - Ep = 0 JK = 1 (+) = 2 Salah Salah Aksi Proses
Ek = 0 MS = 0 (X) = 3
12. Hani Safitri B/K/S B Ep = 0 JK = 1 (+) = 2 Obyek Salah Aksi Proses
Ek = 0 MS = 0 (X) = 2
Jawaban Kriteria
NO Nama
1. 2. 3. 4. 5. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
13. Izul Laichah K/K/K B Ep = 1 JK = 0 (+) = 3 Proses Salah Aksi Proses
Ek = 0 MS = 0 (X) = 2
14. Milati Azka K/K/K B Ep = 1 JK = 0 (+) = 2 Proses Salah Aksi Proses
Ek = 0 MS = 1 (X) = 3
15. Naela Afiliawati K/S/- B Ep = 1 JK = 0 (+) = 2 Proses Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
16. Nailil Muna K/S/K B Ep = 0 JK = 1 (+) = 0 Proses Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
17. Nila Umniyati K/S/- B Ep = 1 JK = 0 (+) = 0 Proses Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
18. Putri Noor I. B/K/- B 0 JK = 1 (+) = 0 Obyek - Proses Salah
MS = 1 (X) = 3
19. Putri Nur Pita Sari S/S/S B 0 JK = 1 (+) = 2 Proses - Aksi Aksi
MS = 0 (X) = 1
20. Qurroza A’yun B/K/S B 0 JK = 1 (+) = 2 Obyek - Proses Proses
MS = 1 (X) = 2
21. Rowaaniqul Ulyaa B/K/K B Ep = 1 JK = 1 (+) = 0 Obyek Salah Proses Salah
Ek = 0 MS = 1 (X) = 2
22. Sa’diyah Nabila B/K/K B Ep = 1 JK = 1 (+) = 2 Obyek Salah Proses Proses
Ek = 0 MS = 1 (X) = 3
23. Siti Kaswati B/K/- B Ep = 0 0 (+) = 2 Obyek Salah - Proses
Ek = 0 (X) = 3
24. Siti Masrukah K/K/K B Ep = 1 JK = 0 (+) = 2 Proses Salah Aksi Proses
Ek = 0 MS = 0 (X) = 2
25. Siti Nur Kholifah B/K/- B 0 JK = 1 (+) = 2 Obyek - Proses Aksi
MS = 1 (X) = 1
Jawaban Kriteria
NO Nama
1. 2. 3. 4. 5. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
26. Suci Ayu B/K/- B 0 JK = 1 (+) = 2 Obyek - Proses Salah
MS = 1 (X) = 0
27. Vina Rahmawati S/K/S B Ep = 0 JK = 1 (+) = 0 Proses Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
28. Yuyuk Fitriani K/K/S S Ep = 0 JK = 1 (+) = 0 Salah Salah Aksi Salah
Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
29. Zida Mahamida -/-/- S 0 JK = 1 (+) = 1 Salah - Aksi Aksi
MS = 0 (X) = 1

Keterangan Penilaian Soal


1. B = Benar K = Kurang S = Salah
2. B = Benar S = Salah
3. 1 = Penyebutan dimensi dan rumus besaran 2 = Pembentukan/Perhitungan 3 = Jawaban Benar dan Runtut
4. 1 = Nilai/satuan 2 = Operasi hitung 3 = Hasil akhir
5. Perhitungan (Salah) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =1
Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =2
Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (hasil operasi) =3
Lampiran 15

Hasil Jawaban Tes Peserta Didik Kelas X IPA D

Jawaban Kriteria
NO Nama
1. 2. 3. 4. 5. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
1. Abdur Rouf K/S/S B Ep = 3 JK = 3 (+) = 0 Proses Aksi Aksi Salah
Ek = 1 MS =0 (X) = -
2. Achmad Ali B/B/B B Ep = 3 JK = 2 (+) = 0 Skema Obyek Obyek Salah
Saifudin Ek = 2 MS = 3 (X) = -
3. Achmad Irham B/0/B B Ep = 3 JK = 2 (+) = 2 Skema Obyek Obyek Proses
M Ek = 2 MS = 2 (X) = 3
4. Afif Fahruddin B/K/S B 0 JK = 3 (+) = 3 Obyek - Proses Skema
MS = 3 (X) = 3
5. Agung Prakoso B/B/K B Ep = 2 JK = 0 (+) = 0 Obyek Obyek Aksi Salah
Ek = 2 MS = 0 (X) = -
6. Ahmad Lutfi B/B/K B Ep = 3 JK = 0 (+) = 1 Obyek Obyek Aksi Salah
F.S Ek = 2 MS = 0 (X) = 0
7. Ahmad K/S/K B Ep = 3 0 (+) = 1 Proses Obyek - Aksi
Muzahid Ek = 2 (X) = 1
8. Ahmad Saifudin B/B/B B Ep = 2 JK = 3 (+) = 2 Obyek Obyek Aksi Proses
Z. Ek = 2 MS = 0 (X) = 3
9. Aldi Rizki K. B/K/K B Ep = 3 JK = 3 (+) = 0 Skema Obyek Proses Salah
Ek = 2 MS = 3 (X) = 0
10. Anggy Kokoh K/B/S B Ep = 2 JK = 1 (+) = 2 Proses Obyek Proses Proses
H.R Ek = 2 MS = 1 (X) = 3
11. Arif Nur K/B/K B Ep = 3 JK = 3 (+) = 0 Proses Aksi Aksi Salah
Sukiman Ek = 1 MS = 0 (X) = 0
12. Denis Faisal A. B/S/B S Ep = 3 JK = 1 (+) = 0 Salah Obyek Proses Salah
Jawaban Kriteria
NO Nama
1. 2. 3. 4. 5. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
Ek = 2 MS = 1 (X) = 0
13. Faah Sikul S/B/S B Ep = 3 JK = 2 (+) = 0 Proses Obyek Proses Salah
Ahlaq Ek = 2 MS = 1 (X) = 0
14. Fasikhul Alfat B/S/K B Ep = 3 JK = 0 (+) = 0 Obyek Obyek Aksi Salah
Ek = 2 MS = 2 (X) = 0
15. Habib Solikhin B/K/K B Ep = 1 JK = 3 (+) = 0 Obyek Aksi Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 0
16. Ibnu Absori B/S/S B Ep = 3 JK = 3 (+) = 0 Skema Obyek Proses Salah
Abdul A. Ek = 2 MS = 3 (X) = 0
17. Imam Rofi’i B/S/K B 0 0 0 Obyek - - -
18. Kusnul Kitam B/B/K B Ep = 0 JK = 3 (+) = 0 Obyek Salah Proses Salah
Ek = 0 MS = 3 (X) = 0
19. M. Abdul B/K/0 B 0 JK = 2 (+) = 3 Obyek - Aksi Salah
Wahid MS = 0 (X) = 0
20. M. Afif M.A K/B/S B Ep = 0 JK = 1 (+) = 2 Proses Salah Proses Aksi
Ek = 0 MS = 1 (X) = 1
21. M. Asihif B/S/S B Ep = 0 JK = 1 (+) = 0 Obyek Salah Aksi Salah
Muhyil H. Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
22. M. Fahmi Idris B/B/K B Ep = 0 JK = 2 (+) = 1 Obyek Salah Aksi Aksi
Ek = 0 MS = 0 (X) = 1
23. M. Faizul B/K/S B Ep = 0 JK = 3 (+) = 0 Obyek Salah Aksi Salah
Umam Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
24. M. Fajar B/B/K B Ep = 0 JK = 3 (+) = 1 Obyek Salah Aksi Aksi
Kurniawan Ek = 0 MS = 0 (X) = 2
25. M. Hamam N. B/S/0 B Ep = 0 JK = 3 (+) = 0 Obyek Salah Proses Salah
Ek = 0 MS = 3 (X) = 0
Jawaban Kriteria
NO Nama
1. 2. 3. 4. 5. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
26. M. Ilham Indra K/S/S B Ep = 0 JK = 0 (+) = 0 Prose Salah Aksi Salah
W. Ek = 0 MS = 0 (X) = 0
27. M. Misbakhul B/S/K B Ep = 3 JK = 3 (+) = 0 Skema Obyek Proses Salah
Munir Ek = 2 MS = 2 (X) = 0
28. M. Riyanto K/S/S B Ep = 1 JK = 1 (+) = 0 Proses Aksi Aksi Salah
Ek = 1 MS = 0 (X) = 0
29. M. Rizam B/S/K B Ep = 0 JK = 3 (+) = 0 Obyek Salah Proses Salah
Muamam Ek = 0 MS = 3 (X) = 0
30. M. Zaenur B/S/K B Ep = 3 JK = 3 (+) = 0 Skema Obyek Proses Salah
Syafi’ Ek = 2 MS = 3 (X) = 0
31. Ma’mun Hafi B/S/K B Ep = 1 JK = 1 (+) = 0 Skema Aksi Proses Salah
Ek = 1 MS = 1 (X) = 0
32. Ma’ruf Ali B/S/S B Ep = 3 JK = 0 (+) = 0 Obyek Obyek Aksi Salah
Ek = 2 MS = 0 (X) = 0
33. Maftuchu B/S/0 B 0 JK = 0 (+) = 0 Obyek - Aksi Salah
Choiron MS = - (X) = 0
34. Masbukhin B/K/K B Ep = 3 JK = 3 (+) = 0 Skema Obyek Proses Salah
Ek = 2 MS = 3 (X) = 0
35. Muhammad B/S/0 B Ep = 2 JK = 0 (+) = 0 Obyek Obyek Aksi Salah
Umar Ek = 2 MS = 0 (X) = 0
36. Nanda B/B/K B Ep = 0 JK = 3 (+) = 0 Obyek Salah Proses Salah
Briliyandika Ek = 0 MS = 3 (X) = 0
37. Roychan Ihza B/K/- B Ep = 0 JK = 3 (+) = 0 Obyek Salah Proses Salah
I.A Ek = 0 MS = 3 (X) = 0
38. Sirat Abdul B/B/B B 0 JK = 0 (+) = 0 Obyek - Aksi Salah
Rahim MS = 1 (X) = 0
Jawaban Kriteria
NO Nama
1. 2. 3. 4. 5. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting
39. Taufiqur B/K/K B 0 0 (+) = 0 Obyek - - Salah
Rahman (X) = 0
40. Ulul Albab B/S/S B Ep = 3 JK = 0 (+) = 0 Obyek Obyek Aksi Salah
Ek = 2 MS = 1 (X) = 0
41. Zaki Hidayat K/S/K B 0 JK = 0 (+) = 0 Proses - Aksi Salah
MS = - (X) = 0

Keterangan Penilaian Soal


1. B = Benar K = Kurang S = Salah
2. B = Benar S = Salah
3. 1 = Penyebutan dimensi dan rumus besaran 2 = Pembentukan/Perhitungan 3 = Jawaban Benar dan Runtut
4. 1 = Nilai/satuan 2 = Operasi hitung 3 = Hasil akhir
5. Perhitungan (Salah) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =1
Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =2
Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (hasil operasi) =3
Lampiran 16

No Sub Bab Kelas Observasi Tes Hasil Wawancara Keterangan


Besaran
X IPA A Proses Obyek
Narasumber 1  Perbedaan antara hasil observasi dengan metode tes terjadi
1 (pengajar X IPA D) karena ketika proses pembelajaran peserta didik kurang serius
= pemahaman untuk memahami tentang definisi dari besaran, sedangkan ketika
X IPA B Proses Obyek
peserta didik sampai tes peserta didik cenderung lebih memahami definisi yang
tahap proses terkait dengan bab besaran dan satuan tak terkecuali definisi
X IPA C Proses Obyek
besaran itu sendiri.
 Untuk kelas X IPA, karena gurunya memberi penekanan atau
X IPA D Obyek Obyek penjelasan yang lebih sehingga peserta didik mampu memahami
tentang besaran
2 Dimensi Narasumber 2  Pada kelas X IPA A, X IPA B, X IPA C dengan guru yang sama
X IPA A Aksi - (pengajar kelas X dan proses pembelajaran yang hampir sama, guru kurang
IPA A, X IPA B, X memberi penekanan pada konversi energi potensial (Ep) dan
IPA C) = energi kinetik (Ek). Sehingga peserta didik kurang terfokus pada
X IPA B Aksi -
pemahaman samapi Ep dan Ek, mereka menganggap sama untuk proses konversi
proses pada besaran dan dimensinya. Untuk kendala dari peserta didik
X IPA C Aksi - yaitu kurang hafalnya mereka pada rumus-rumus besaran fisika
yang akan dikonversikan kedalam dimensi.
 Untuk kelas X IPA D guru mencontohkan cara konversi dan
kegunaan dari dimensi dengan menggunakan satuan Ep dan Ek,
sehingga peserta didik langsung mengena pada konversi
X IPA D Obyek Proses
keduanya yang menjadikan peserta didik mampu hafal akan
rumus dan konversi dalam satuan Ep dan Ek, tetapi mereka
kurang mampu dalam prosesnya.
3 Pengukur-  Ketika observasi, peserta didik sudah mampu membaca nilai-
an X IPA A Obyek Aksi nilai dan menentukan satuan dari setiap alat ukur karena peserta
didik langsung membaca nilai ukur pada alat ukurnya dan
No Sub Bab Kelas Observasi Tes Hasil Wawancara Keterangan
langsung dicontoh oleh guru untuk satuannya. Tetapi ketika
X IPA B Proses Aksi pembacaan pada soal yang mana nilai ukurnya berupa gambar,
peserta didik masih kebingungan karena ketika proses
pembelajaran belum ada penjelasan tentang pembacaan nilai
ukur pada soal. Sehingga ketika observasi hasil
X IPA C Proses Proses pemahamanannya sudah sampai pada tahap obyek tetapi ketika
mengerjakan soal hanya mampu pada tahap aksi.
 Ketika proses pembelajaran peserta didik sudah mampu
menggunakan alat ukurnya, tetapi masih belum ada penjelasan
jika pembacaan nilai ukur ketika masuk kedalam bentuk soal.
X IPA D Obyek - Sehingga ketika peserta didik diminta mengerjakan soal tentang
pembacaan nilai ukur pada alat ukur jangka sorong dan
mikrometer skrup, peserta didik masih kesusahan menentukan
nilai ukur yang sesuai.
4 Angka  Untuk peserta didik kelas X IPA A peserta didik sudah mampu
Penting membedakan angka penting dengan bukan angka penting,
mereka mampu memahami aturan-aturan penentuan angka
penting dan juga mampu melakukan operasi hitung penjumlahan
dan perkalian tetapi mereka masih belum mampu
X IPA A Proses Proses
mengaplikasikan aturan-aturan operasi hitung angka penting.
Sehingga ketika dihadapkan pada soal operasi hitung angka
penting, mereka mampu menganalisa angka penting dengan
yang bukan angka penting tetapi belum mampu menyelesaikan
dengan benar sampai akhir.
 Untuk kelas X IPA B, peserta didik ketika proses pembelajaran
berlangsung mereka mampu memahami aturan-aturan penentuan
angka penting dengan bukan angka penting, tetapi ketika mereka
X IPA B Proses -
dihadapkan pada suatu soal mereka bingung dalam penentukan
angka penting, dan ditambah lagi mereka juga belum paham
tentang aturan operasi hitung angka penting
No Sub Bab Kelas Observasi Tes Hasil Wawancara Keterangan

 Kelas X IPA C merupakan kebalikan dari kelas X IPA B, ketika


proses pembelajaran peserta didik belum mampu memahami
X IPA C - Proses aturan angka penting tetapi ketika dihadapkan pada suatu soal,
mereka mampu mebedakan angka penting dengan angka yang
bukan.
 Kelas X IPA D, sertingkat lebih paham jika dibandingkan
dengan kelas X IPA A, X IPA B, maupun kelas X IPA C. Kelas
X IPA D sudah mampu memahami aturan angka penting dan
juga aturan operasi hitungnya, tetapi ketika dihadapkan pad
X IPA D Obyek - suatu soal hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu
menyelesaikannya ( hanya satu peserta didik). Hal ini
menujukkan bahwa peserta didik kelas X IPA D hanya sebatas
memahami konsep tetapi belum mampu menerapkannya dalam
suatu soal.
1 Besaran
X IPA A Proses Obyek
Narasumber 1  Perbedaan antara hasil observasi dengan metode tes terjadi
(pengajar X IPA D) karena ketika proses pembelajaran peserta didik kurang serius
= pemahaman untuk memahami tentang definisi dari besaran, sedangkan ketika
X IPA B Proses Obyek peserta didik sampai tes peserta didik cenderung lebih memahami definisi yang
tahap proses terkait dengan bab besaran dan satuan tak terkecuali definisi
X IPA C Proses Obyek besaran itu sendiri.
 Untuk kelas X IPA, karena gurunya memberi penekanan atau
X IPA D Obyek Obyek penjelasan yang lebih sehingga peserta didik mampu memahami
tentang besaran
2 Dimensi Narasumber 2  Pada kelas X IPA A, X IPA B, X IPA C dengan guru yang sama
X IPA A Aksi - (pengajar kelas X dan proses pembelajaran yang hampir sama, guru kurang
IPA A, X IPA B, X memberi penekanan pada konversi energi potensial (Ep) dan
X IPA B Aksi - IPA C) = energi kinetik (Ek). Sehingga peserta didik kurang terfokus pada
pemahaman samapi Ep dan Ek, mereka menganggap sama untuk proses konversi
X IPA C Aksi - proses pada besaran dan dimensinya. Untuk kendala dari peserta didik
yaitu kurang hafalnya mereka pada rumus-rumus besaran fisika
No Sub Bab Kelas Observasi Tes Hasil Wawancara Keterangan
yang akan dikonversikan kedalam dimensi.
 Untuk kelas X IPA D guru mencontohkan cara konversi dan
kegunaan dari dimensi dengan menggunakan satuan Ep dan Ek,
sehingga peserta didik langsung mengena pada konversi
X IPA D Obyek Proses
keduanya yang menjadikan peserta didik mampu hafal akan
rumus dan konversi dalam satuan Ep dan Ek, tetapi mereka
kurang mampu dalam prosesnya.
3 Pengukur-  Ketika observasi, peserta didik sudah mampu membaca nilai-
an X IPA A Obyek Aksi nilai dan menentukan satuan dari setiap alat ukur karena peserta
didik langsung membaca nilai ukur pada alat ukurnya dan
langsung dicontoh oleh guru untuk satuannya. Tetapi ketika
pembacaan pada soal yang mana nilai ukurnya berupa gambar,
X IPA B Proses Aksi peserta didik masih kebingungan karena ketika proses
pembelajaran belum ada penjelasan tentang pembacaan nilai
ukur pada soal. Sehingga ketika observasi hasil
X IPA C Proses Proses pemahamanannya sudah sampai pada tahap obyek tetapi ketika
mengerjakan soal hanya mampu pada tahap aksi.
 Ketika proses pembelajaran peserta didik sudah mampu
menggunakan alat ukurnya, tetapi masih belum ada penjelasan
jika pembacaan nilai ukur ketika masuk kedalam bentuk soal.
X IPA D Obyek - Sehingga ketika peserta didik diminta mengerjakan soal tentang
pembacaan nilai ukur pada alat ukur jangka sorong dan
mikrometer skrup, peserta didik masih kesusahan menentukan
nilai ukur yang sesuai.
4 Angka  Untuk peserta didik kelas X IPA A peserta didik sudah mampu
Penting membedakan angka penting dengan bukan angka penting,
mereka mampu memahami aturan-aturan penentuan angka
X IPA A Proses Proses
penting dan juga mampu melakukan operasi hitung penjumlahan
dan perkalian tetapi mereka masih belum mampu
mengaplikasikan aturan-aturan operasi hitung angka penting.
No Sub Bab Kelas Observasi Tes Hasil Wawancara Keterangan
Sehingga ketika dihadapkan pada soal operasi hitung angka
penting, mereka mampu menganalisa angka penting dengan
yang bukan angka penting tetapi belum mampu menyelesaikan
dengan benar sampai akhir.
 Untuk kelas X IPA B, peserta didik ketika proses pembelajaran
berlangsung mereka mampu memahami aturan-aturan penentuan
angka penting dengan bukan angka penting, tetapi ketika mereka
X IPA B Proses -
dihadapkan pada suatu soal mereka bingung dalam penentukan
angka penting, dan ditambah lagi mereka juga belum paham
tentang aturan operasi hitung angka penting
 Kelas X IPA C merupakan kebalikan dari kelas X IPA B, ketika
proses pembelajaran peserta didik belum mampu memahami
X IPA C - Proses aturan angka penting tetapi ketika dihadapkan pada suatu soal,
mereka mampu mebedakan angka penting dengan angka yang
bukan.
 Kelas X IPA D, sertingkat lebih paham jika dibandingkan
dengan kelas X IPA A, X IPA B, maupun kelas X IPA C. Kelas
X IPA D sudah mampu memahami aturan angka penting dan
juga aturan operasi hitungnya, tetapi ketika dihadapkan pad
X IPA D Obyek - suatu soal hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu
menyelesaikannya ( hanya satu peserta didik). Hal ini
menujukkan bahwa peserta didik kelas X IPA D hanya sebatas
memahami konsep tetapi belum mampu menerapkannya dalam
suatu soal.
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Sumiatul Mahmudah
2. Tempat dan Tgl. Lahir : Grobogan, 2 Agustus 1992
3. Alamat rumah : Ds. Brabo Rt/8 Rw/2
Kec.Tanggungharjo
Kab. Grobogan
HP : 08995651202
E-mail : sumiatul03@yahoo.co.id
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal:
a. TK Darma Wanita Brabo Tanggungharjo Grobogan
b. SD Negeri 2 Brabo Tanggungharjo Grobogan
c. MTs Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan
d. MA Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan
e. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo
Semarang
2. Pendidikan Non-Formal
a. Madrasah Diniyah Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo
Grobogan
b. Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Tanggungharjo
Grobogan
c. Pondok Pesantren Al-Hikmah Tugu Rejo Tugu Semarang

Semarang, 1 Desember 2014

Sumiatul Mahmudah
NIM: 103611022

Anda mungkin juga menyukai