Anda di halaman 1dari 82

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mengajar merupakan suatu pekerjaan yang kompleks, terutama bagi seseorang

guru muda yang belum banyak pengalaman. Pada saat guru sedang mengajar,

pusat perhatiannya harus tertuju pada dua hal, yakni: (1) siswa yang harus

aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar, dan (2) guru itu sendiri

yang sedang mengajar dengan menerapkan strategi mengajar yang dipilihnya.

Pada umumnya guru hanya memusatkan perhatian kepada siswanya saja,

sehingga ia mengabaikan unjuk kerja mengajarnya sendiri yang dimungkinkan

menjadi penyebab terjadinya kegagalan dalam proses belajar mengajar di

kelas. Sebaliknya, jika guru terlalu memusatkan perhatian pada unjuk kerja

mengajarnya sendiri dan mengabaikan proses belajar siswanya, maka

dimungkinkan guru mengajar dengan baik, tetapi siswanya tidak belajar

dengan aktif. Jadi, perhatian guru harus simultan tertuju pada dirinya sendiri

dan siswanya dalam proses interaksi belajar mengajar yang efektif agar dapat

mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah direncanakan. Disamping hal

tersebut di atas, perkembangan IPTEK dewasa ini juga menuntut guru selalu

meningkatkan kemampuannya untuk menguasai IPTEK, terutama berkaitan

dengan dunia pendidikan dan pengajaran. Sehingga kemampuan

profesionalnya tidak jauh tertinggal, dan unjuk kerja mengajarnya selalu up to

date.

1
Masih banyak lagi faktor-faktor lain yang menyebabkan terbatasnya

kemampuan guru dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, padahal

guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan pengajaran di

sekolah, maupun dari guru yang lebih senior baik pengalaman maupun

kemampuannya). Salah satu pendekatan supervisi yang efektif adalah

supervisi klinis, dengan asumsi: (1) Supervisi klinis bersifat kolegial yang

mengutamakan guru agar berinisiatif mengembangkan dirinya sendiri; (2)

Keterbukaan dalam supervisi klinis memberi peluang kepada guru untuk

berani mengemukakan apa adanya; (3) Dalam supervisi klinis, supervisor

bersikap objektif dalam mengambil keputusan; (4) Tanggung Jawab supervisi

ada di tangan guru dan supervisor; (5) Interaksi supervisor dan guru tidak

bersifat birokratis; (6) Guru merasa dirinya dihargai, sehingga menimbulkan

kegairahan kerja yang tinggi.

Posisi guru di kelas dalam proses belajar mengajar, memegang kunci utama

dalam pelaksanaan pengajaran sebagai guru yang diberi kesempatan untuk

meningkatkan cara mengajar oleh Pengawas. Maka perhatian yang utama

tertuju pada siswa-siswi yang diajarnya dengan segala kondisi ruangan

kelasnya, tetapi kurang memperhatikan kelemahan dan kekurangan-

kekurangan guru dalam memberikan sajiannya di dalam kelas pada aspek-

aspek keterampilan mengajar, perlu adanya pengamatan/bimbingan yang

secara obyektif dan sistematis dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria

yang sudah disepakati. Walaupun guru-guru telah mendapat bimbingan oleh

Pengawas ditempatnya masing-masing, secara priodik dalam melaksanakan

2
pembelajaran, tetapi mengingat jumlah guru cukup banyak, Pengawas dapat

meminta bantuan wakil kepala atau guru senior untuk membantu

melaksanakan supervisi. Demikian pula jika mata pelajaran guru terlalu jauh,

sehingga Pengawas sulit memahami, dapat meminta bantuan guru senior yang

memiliki latar belakang mata pelajaran sama dengan guru yang ingin

disupervisi.

Supervisi yang dipandang paling relavan untuk diterapkan di SMP dewasa ini

adalah supervisi klinis. Jadi, melalui latihan mengajar dengan supervisi klinis

para guru-guru dibantu mengembangkan dirinya agar kesenjangan tingkah

laku mengajar yang nyata dan tingkah laku mengajar yang ideal makin lama

makin berkurang. Dengan diterapkannya supervisi klinis secara efektif dan

efisien kepada guru-guru pengajar yang melaksanakan latihan terbimbing

khususnya untuk keterampilan dasar mengajar seperti: keterampilan membuka

dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan,

keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan memberi pengamatan.

Dengan harapan guru dalam kegiatan belajar mengajar akan lebih profesional.

Usaha ini merupakan satu-satunya pembinaan guru yang tetap ajeg, artinya

dilakukan secara kontinyu atau berkesinambungan dan relatif mengenai semua

guru.

Itulah sebabnya supervisi klinis sangat penting, artinya dalam usaha

meningkatkan unjuk kerja guru-guru di sekolah.

Di SD Binaan Kabupaten Lamongan Barat rata-rata guru bahasa Indonesia

masih tergolong guru pemula, maka pembinaan melalui supervisi klinis ini

3
sangat perlu dilakukan agar capaian mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Oleh

karena itu maka peneliti selaku pengawas perlu melakukan suatu penelitian

tindakan dengan nudul : “ Penerapan supervisi klinis Pengawas melalui

latihan terbimbing dalam meningkatkan kemampuan mengajar guru

Bahasa Indonesia di SD Binaan Se Kec. Deket Kab. Lamongan tahun

pelajaran 2015-2016 “

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat

diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana model bimbingan Pengawas dalam meningkatkan kemampuan

mengajar guru ?

2. Bagaimana kemampuan Pengawas dalam meningkatkan kemampuan

mengajar guru ?

3. Bagaimana kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di

kelas ?

4. Bagaimana kegiatan supervisi klinis Pengawas dalam meningkatkan

kemampuan mengajar guru ?

5. Bagaimana respon guru terhadap pembinaan Pengawas dalam

meningkatkan kemampuan mengajar guru ?

6. Bagaimana efektivitas pembinaan Pengawas dalam meningkatkan

kemampuan mengajar guru ?

4
C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

maka yang masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan supervisi klinis Pengawas melalui latihan

terbimbing dalam meningkatkan kemampuan mengajar guru di SD Binaan

Se Kec. Deket Kab. Lamongan tahun pelajaran 2015-2016 ?

2. Bagaimana efektivitas penerapan supervisi klinis yang diterapkan oleh

Pengawas dapat meningkatkan kemampuan mengajar guru dalam latihan

terbimbing di SD Binaan Se Kec. Deket Kab. Lamongan tahun pelajaran

2015-2016 ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ;

1. Penerapan supervisi klinis Pengawas melalui latihan terbimbing dalam

meningkatkan kemampuan mengajar guru di SD Binaan Se Kec. Deket

Kab. Lamongan tahun pelajaran 2015-2016.

2. Efektivitas penerapan supervisi klinis yang diterapkan oleh Pengawas

dapat meningkatkan kemampuan mengajar guru dalam latihan terbimbing

di SD Binaan Se Kec. Deket Kab. Lamongan tahun pelajaran 2015-2016.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil-hasil penelitian ini dapat digunakan untuk:

5
1. Memperjelas informasi tentang supevisi pendidikan (klinis dan akademik)

yang ada dan diterapkan sekarang,

2. Sebagai pangkal tolak untuk memperbaiki supervisi pendidikan sehingg

dapat meningkatkan sistem pendidikan dan kualitas kerja guru dalam

mengajarnya di kelas.

3. Memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang memberi dukungan positif

terhadap cara kerja guru

4. Dapat memberi sumbangan untuk meningkatkan bimbingannya terhadap

guru pada masa yang datang.

6
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Pengertian Supervisi

Supervisi klinis yang juga disebut supervisi kelas adalah suatu bentuk

bimbingan atau bantuan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan

kebutuhan guru melalui siklus yang sistematis untuk meningkatkan proses

belajar mengajar (La Sulo, Efffendi, Gojali).

Richard Waller yang dikutip oleh J.l. Bolla (1985:3) mengatakan: “Clinical

Supervision may be defines as supervision focused upon the improvement of

instruction by mean of systematic cycles of planning, observationand intensive

intellectual analysis of actual teaching performances in the interest of rational

modification”.

Bantuan supervisor dipusatkan untuk meningkatkan pengajaran, dan siklus

yang sistematis merupakan proses yang terdiri dari kegiatan perencanaan,

observasi, dan analisis rasional yang intesif terhadap unjuk kerja mengajar

yang ingin dimodifikasi untuk dikembangkan. Hoy dan Forsyth (1986:47)

menyatakan: “In education the movement away from traditional supervision

has been dramatic; in fact, the strong professional interest in practices

designed to improve teaching classroom perforzance has been described as

the clinical supervision”. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik suatu

pengertian, bahwa supervisi klinis merupakan pendekatan supervisi hasil

upaya reformasi terhadap supervisi yang tradisional. Sergiovani dan Starrat,

dalam bukunya yang berjudul Supervision Human Perspectives

7
mengemukakan: “...clinical supervision, which emphasis working with

teacher about teaching in classroom as an activity distinct from general

supervision”. (1979: 309).

Sargiovani dan Starrat menegaskan bahwa supervisi klinis berbeda dengan

supervisi umum. Perbedaan itu dikemukakan oleh La Sulo dkk (1995).

Sebagai berikut:

Tabel 2. 1. Perbedaan Supervisi Klinis dengan Supervisi Non Klinis

Aspek Supervisi Non Klinis Supervisi Klinis


a. Prakarsa dan Terutama oleh supervisor Diutamakan oleh guru
tanggungjawab
b. Hubungan Hubungan atasan- Hubungan kolegial yang
Supervisor-guru bawahan yang bersifat sederajat dan interaktif
birkratis
c. Sifat Cenderung direktif atau Diajukan oleh guru
supervisi otoriter sesuai dengan
kebutuhannya
d. Sasaran Sama-sama atau sesuai
supervisi dengan keingiunan
supervisor
e. Ruang Umum dan luas Terbatas sesuai dengan
lingkup supervisi kontrak
f. Tujuan Cenderung evaluatif Bimbingan analitik dan
supervisi deskriptif

g. Peran Banyak memberi tahu Banyak bertanya untuk


supervisor dan mengarahkan membantu guru
menganalisis diri
h. Balikan Sama-sama atau atas Dengan analisis dan
kesimpulan supervisor interaksi bersama atas
data observasi sesuai
kontrak

Dan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa supervisi klinis adalah

suatu proses bimbingan oleh supervisor kepada guru secara kolegial dengan

tujuan membantu guru dalam mengungkapkan kemampuan profesionalnya,

khususnya untuk kerja mengajarnya di kelas berdasarkan observasi dan

8
analisis data secara teliti dan objektif. Menurut J.l. Bolla (1985) istilah klinis

menunjuk kepada unsur-unsur khusus sebagai berikut: (1) Adanya hubungan

tatap muka antara supervisor dan guru dalam proses supervisi; (2) Proses

supervisi difokuskan pada unjuk kerja mengajar guru di kelas; (3) data unjuk

kerja mengajar diperoleh melalui observasi secara cermat; (4) Data dianalisis

bersama anatar supervisor dan guru; (5) Supervisor dan guru bersama-sama

menilai dan mengambil kesimpulan unjuk kerja mengajar guru; (6) Fokus

observasi sesuai dengan kebutuhan dan atau permintaan guru yang

bersangkutan.

Dari berbagai pendapat analisis dan uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa

supervisi klinis adalah supervisi yang memiliki ciri-ciri esensial sebagai

berikut: (1) Bimbingan dari supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan

perintah atau instruksi, sehingga prakarsa dan tanggungjawab pengembangan

diri berada di tangan guru; (2) Hubungan interaksi dalam proses supervisi

bersifat kolegial, sehingga intim dan terbuka; (3) Meskipun unjuk kerja

mengajar guru di kelas bersifat luas dan terintegrasi, tetapi sasaran supervisi

terbatas pada apa yang dikontrakkan; (4) Sasaran supervisi diajukan oleh guru,

dikaji dan disepakati bersama dalam kontrak; (5) Proses supervisi klinis

melalui tiga tahapan: pertemuan pendahuluan, observasi kelas, dan pertemuan

balikan; (6) Instrumen observasi ditentukan bersama oleh guru dan supervisor;

(7) Balikan yang objektif dan sepesifik diberikan dengan segera; (8) Analisis

dan interpretasi data observasi dilakukan bersama-sama; (9) Proses supervisi

bersiklus.

9
B. Perlu Menerapkan Pendekatan Supervisi Klinis

Pada hakekatnya supervisi sangat diperlukan oleh para guru, karena mereka

menginginkan keberhasilan pelaksanaan fungsi dan tugas mengajarnya. Akan

tetapi mereka menentang pelaksanaan supervisi karena cara yang digunakan

umumnya tidak banyak membantu mereka.

Gaya supervisi yang mereka rasakan birokratis membatasi kebebasan mereka

dalam mengembangkan kemampuan profesionalnya. beberapa Se Kec. Deket

Kab. Lamongan an perlunya pendekatan supervisi klinis adalah sebagai

berikut: (1) Supervisi disamakan dengan evaluasi. Guru cenderung menjadi

gerah apabila mereka mengetahui akan dievaluasi. Terutama jika hasil

evaluasinya dirasakan negatif dapat menurunkan semangat kerja guru yang

berakibat rendahnya kualitas proses belajar mengajar, (2) Pada umumnya

supervisi dilakukan atas dasar kemauan supervisor, tidak atas kemauan atau

kebutuhan guru; (3) Karena supervisi cenderung bersifat birokratis dan

evaluatif; maka guru-guru cenderung menghindari disupervisi. Mereka juga

berpendapat, bahwa supervisor lebih banyak bicara dan mengarahkan daripada

menanyakan serta mendengarkan apa yang menjadi pusat perhatian (concerns)

dan kebutuhan guru; (4) Pada umumnya supervisor lebih banyak mengawasi

(controlling) daripada berbagi ide dan pengalaman (sharing ideas and

experiences). Guru-guru merasa bahwa supervisor tidak mempercayai

kemampuan mereka; (5) kadang-kadang supervisor tidak tahu apa sebenarnya

yang harus ia amati dan nilai. Akibatnya, data hasil pengamatan tidak

10
sistematis, bersifat subjektif dan tidak jelas yang dapat menimbulkan konflik

antara supervisor dan guru.

Hal-hal tersebut di atas melemahkan peranan supervisi dalam proses

peningkatan kegiatan belajar dan mengajar atau kegiatan pembelajaran di

kelas. Pada saat ini proses pelaksanaan supervisi pengajaran di sekolah

diharapkan efektif, dapat membantu membelajarkan siswanya. Oleh karenanya

Pengawas dan pengawas perlu meningkatkan kemampuan profesionalnya,

khususnya di bidang supervisi dengan pendekatan klinis. Wawasan supervisor

yang luas dan ilmiah atau menunjang untuk kerjanya dengan

mendemonstrasikan cara mengajar atau membelajarkan dengan baik,

membantu guru dalam upaya meningkatkan atau memperbaiki untuk kerja

mengajarnya, dan memberikan atau motivasi kepada guru untuk mampu

mengembangkan dirinya sendiri. Penguasaan konsep dan keterampilan

kepemimpinan yang relevan sangat diperlukan oleh seseorang supervisor,

karena kepemimpinan supervisor ikut menentukan keberhasilannya. Ia

diharapkan lebih banyak memperhatikan kebutuhan guru dalam kelas dan

bertindak sebagainya agen pembaharuan (inovasi). Berkaitan dengan hal-hal

tersebut, konsep supervisi klinis memberi peluang kepada Pengawas dan

pengawas untuk diaplikasikan dalam melaksanakan fungsi supervisinya

dengan tujuan membantu guru dalam meningkatkan kemampuan

mengajarnya.

11
C. Prinsip-Prinsip Supervisi Klinis

Terdapat beberapa prinsip umum yang perlu dijadikan acuan dalam

pelaksanaan supervisi klinis, agar sukses mencapai tujuannya, yakni: (1)

Hubungan kolegial; (2) Demokrasi; (3) Berorientasi pada kebutuhan dan

aspirasi guru; (4) Obyektif; (5) Mengutamakan prarakarsa dan tanggungjawab

guru.

1. Prinsip Hubungan Kolegial

Hubungan supervisor dan guru yang kolegial, sederajat dan interaktif

membuka kemungkinan tumbuhnya situasi dan iklim yang kondusif bagi

terlaksananya supervisi yang kreatif dan bersifat dua arah. Hubungan

antara dua tenaga profesional di mana yang satu lebih berpengalaman

(supervisor) dari yang lain (guru) memungkinkan terjadinya dialog yang

konstruktif dalam suasana yang intim dan keterbukaan. Kepemimpinan

supervisor diterima oleh guru yang bersangkutan dengan rasa ikhlas tanpa

adanya paksaan, sehingga dapat menumbuhkan motivasi guru untuk

berupaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajarnya.

Supervisor merasa mudah, dalam memberikan bimbingan karena guru

bersikap terbuka.

2. Prinsip Demokrasi

Kepemimpinan supervisor yang demokratis memberi peluang kepada guru

untuk berfikir secara kreatif dan percaya diri serta obyektif rasional dalam

mengambil keputusan pada saat pertemuan pendahuluan maupun

pertemuan balikan, dimana guru harus mampu menganalisis data untuk

12
kerja mengajarnya. Suasana demokratis dapat terwujud apabila kedua

dengan bebas mengemukakan pendapat, tidak mendominasi pembicaraan,

terbuka dalam menyampaikan dan menerima pendapat yang pada akhirnya

kedua pihak mampu menghasilkan keputusan bersama.

3. Prinsip Berorientasi pada Kebutuhan dan Aspirasi Guru

Pada hakekatnya tujuan supervisi adalah membantu guru untuk

meningkatkan kemampuan mengajarnya. Bantuan supervisi dirasakan

guru bermanfaat apabila proses supervisi memusatkan perhatian pada apa

yang dibutuhkan oleh guru. Dengan prinsip ini guru mendorong untuk

mampu menganalisis kebutuhan dan aspirasinya dalam usaha

mengembangkan dirinya.

4. Prinsip Obyektif

Supervisor dan guru harus bersikap obyektif dalam mengemukakan

pendapat dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, data hasil

observasi yang cermat sangat diperlukan untuk dianalisis dalam menarik

suatu pendapat dalam proses pengambilan keputusan yang ibjektif

tersebut.

5. Prinsip Mengutamakan Prarakarsa dan Tanggungjawab Guru Sendiri

Dalam tahap perencanaan, observasi dan tahap balikan, guru diberi

peluang yang seluas-luasnya untuk mengambil inisiatif dan aktif

berpartisipasi dalam berpendapat dan atau dalam mengambil keputusan.

Dengan perlakuan yang sedemikian itu, parakarsa atau inisiatif dan

13
tanggungjawab untuk mengembangkan kemampuan dirinya sendiri akan

berkembang.

Perwujudan prinsip-prinsip tersebut dalam pelaksanaan supervisi klinis

membawa implikasi bagi supervisor maupun guru.

Implikasi bagi supervisor antara lain: (1) Supervisor harus yakin bahwa

guru mempunyai kemampuan untuk mengembangkan dirinya sendiri serta

mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi; (2) Supervisor

harus bersikap terbuka dan tanggap terhadap setiap pendapat guru; (3)

Supervisor harus mampu dan mau memperlakukan guru sebagai kolega

yang memerlukan bantuan profesional darinya.

Sedangkan implikasinya terhadap guru antara lain: (1) Guru mempunyai

minat dan sikap mampu dan mau mengambil prakarsa dan tanggungjawab

untuk mengembangkan kemampuannya sendiri; (2) Guru bersikap

obyektif dan terbuka dalam menganalisis dan mengevaluasi dirinya

sendiri.

Di samping itu, kedua belah pihak harus memahami konsep dasar dan

prosedur supervisi klinis. Khusus bagi supervisor harus menguasai teknik-

teknik supervisi dengan pendekatan supervisi klinis.

6. Tujuan Supervisi Klinis

Tujuan supevisi klinis dapat dibedakan menjadi: 1) Tujuan umum dan (2)

Tujuan khusus.

a. Tujuan Umum Supervisi Klinis

14
Konsep dasar dan prinsip-prinsip supervisi klinis memberi tekanan

pada proses bantuan yang diberikan kepada guru atas dasar kebutuhan

yang dirasakan dalam meningkatkan proses belajar mengajar.

Peningkatan kemampuan profesional guru tersebut dimaksudkan untuk

menunjang pembaharuan pendidikan serta menanggulangi degradasi

proses pendidikan di sekolah dengan memperbaiki dan meningkatkan

proses belajar mengajar (proses pembelajaran) di kelas. Peningkatan

kualitas mengajar guru di kelas diharapkan dapat meningkatkan proses

belajar siswa, sehingga tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah

dapat tercapai secara maksimal. Dengan menerapkan pendekatan

supervisi klinis, supervisor diharapkan mampu membantu guru

meningkatkan kemampuan profesional mengajarnya secara mandiri.

Dengan asumsi bahwa mengajar atau membelajarakan para siswa

adalah suatu kegiatan yang dapat dikendalikan dan dikelola

(controllable and manageable), dapat diamati (observable), dan terdiri

atas kompnen-komponen kemampuan dan keterampilan mengajar yang

dapat dipisah-pisahkan dan dilatihkan, maka kegiatan pokok dalam

proses suipervisi klinis pada pertemuan pendahuluan, observasi, dan

pertemuan balikan harus mengacu pada kegiatan belajar mengajar

guru. Jadi, tujuan umum supervisi klinis pada ketiga kegiatan

pokoknya adalah memperbaiki dan meningkatkan keterampilan

mengajar guru di kelas. Dengan demikian pendekatan supervisi klinis

merupakan suatu metode peningkatan kemampuan profesional guru

15
yang diharapkan dapat menunjang upaya peningkatan kualitas

pendidikan.

b. Tujuan Khusus Supervisi Klinis

Tujuan umum supervisi klinis seperti yang tersebut diatas, dapat dirinci

ke dalam tujuan-tujuan khusus sebagai berikut:

1) Memberi balikan yang objektif kepada guru tentang unjuk kerja

mengajarnya di kelas. Balikan tersebut merupakan cermin guru

untuk memahami unjuk kerja mengajarnya baik yang positif

maupun yang negatif, yang diharapkan guru menyadari kelebihan

dan kekurangan unjuk kerja mengajarnya, serta mendorong guru

agar berupaya menyempurnakan kekurangannya dan meningkatkan

potensi yang dimiliki;

2) Membantu guru menganalisis, mendiagnosis dan memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi oleh guru;

3) Membantu guru mengembangkan keterampilan-keterampilan

mengejarnya dan menerapkan strategi pembelajaran;

4) Membantu guru mengembangkan sikap positifnya dalam upaya

megembangkan diri secara berkelanjutan dalam karir dan

profesinya secara mandiri;

5) Sebagai dasar untuk menilai kemampuan guru dalam rangka

promosi jabatan atau pekerjaannya.

16
7. Sasaran Utama Supervisi Klinis

Sasaran utama yang harus menjadi perhatian supervisor baik pada saat

guru mempersiapkan diri sebelum mengajar, pada saat mengajar, dan

setelah mengajar adalah sebagai berikut:

a. Kesadaran dan Kepercayaan Guru akan Dirinya sebagai Tenaga

Profesional

Kesadaran guru akan pentingnya sebagai guru, keefektifan

kemampuan mengajarnya keberadaan guru dalam proses belajar-

mengajar potensinya dalam mengembangkan diri, dan sebagainya

merupakan faktor yang diharapkan dapat menunjang upaya

peningkatan kemampuan profesional guru. Tanpa mengetahui hal-hal

tersebut di atas, kiranya sukar bagi seorang guru memiliki kemauan

dan kemampuan meningkatkan dirinya. Jadi, seorang guru harus berani

melaksanakan self-evaluasi dalam upaya mengetahui keberadaan

dirinya. Kesadaran dan kepercayaan diri muncul melalui berbagai

pertanyaan seperti berikut:

1) Bagaimana keberadaan saya sebagai seorang guru?,

2) Bagaimana tanggapan dan perasaan siswa terhadap diri saya?,

3) Apakah siswa dapat mempelajari apa yang saya ajarkan?,

4) seberapa besarkah kemampuan mengajar saya?,

5) Apakah siswa memperoleh apa yang sebenarnya mereka perlukan?,

6) Bagaimana saya dapat mengembangkan diri saya sebagai seorang

guru?

17
b. Keterampilan-Keterampilan Dasar Mengajar yang Diperlukan Guru

Disadari atau tidak bahwa dalam kegiatan mengajar guru memerlukan

seperangat keterampilan dasar (generic skills) tertentu yang

memungkinkan guru mengajar dengan baik, efektif dan dapat

mencapai tujuan. Keterampilan-keterampilan dasar tersebut dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1) Menggunakan Variasi Mengajar & Stimulus

Keterampilan dalam menggunakan variasi mengajar dan

menggunakan stimulus, terdiri dari:

a) Memberi penguatan (reinforcement);

b) Variasi gaya interaksi dan pengunaan indera pandang dan

dengar (variability);

c) Menjelaskan (explaining);

d) Membuka dan menutup pelajaran (introductory, procedures

and closure).

2) Melibatkan siswa dalam proses belajar

Keterampilan melibatkan siswa-siswa dalam proses pembelajaran,

antara lain sebagai berikut:

a) Bertanya dasar dan bertaya lanjut (basic and advanced

questioning),

b) Memimpin diskusi kelompok kecil (guilding small group

discusion),

c) Mengajar kelompok kecil (small group group instruction);

18
d) Mengajar melalui penemuan siswa (discovery learning);

e) Membantu mengembangkan kreativitas (fostering creativity).

3) Mengelola kelas dan disiplin kelas

Keterampilan melibatkan siswa-siswa dalam proses pembelajaran,

antara lain sebagai berikut:

a) Bertanya dasar dan bertanya lanjut (basic and advanced

questioning),

b) Memimpin diskusi kelompok kecil (guilding small group

discusion),

c) Mengajar kelompok kecil (small group instruction);

d) Mengajar berdasarkan perbedaan individu (individualized

instruction);

e) Mengajar melalui penemuan siswa (discovery learning);

f) Membantu mengembangkan kreativitas (fostering creativity).

4) Mengelola kelas dan disiplin kelas

Keterampilan mengelola kelas dan kedisiplinan kelas, antara lain

sebagai berikut:

a) Tanggap tentang tingkah laku siswa di kelas;

b) Menanggulangi tingkah laku siswa yang deskriptif dan bersifat

mengganggu.

Keterampilan-keterampilan dasar tersebut perlu dikuasai oleh guru,

dan justru inilah yang dibutuhkan oleh guru dalam menunjang

19
keberhasilan tugas mengajar mereka di kelas. Mereka juga perlu

mengetahui kekuatan dan kelemahannya.

Dalam hal ini mereka memerlukan bantuan dari orang lain untuk

memahami, mengamati dan menganalisis kekuatan atau kelemahan

tersebut yang dapat dijadikan balikan untuk menanggapi,

menasehati, memberikan dan menanamkan kepercayaan pada diri

guru, serta membantu mengembangkan keterampilannya.

20
Hubungan antara tujuan supervisi klinis dengan perangkat

keterampilan dasar mengajar dan kesadaran atau kepercayaan diri

guru, dapat digambarkan sebagai berikut:

Mengajar
Tujuan Bagi Guru

Kepercayaan dan kesadaran Keterampilan-keterampilan


mengani diri sendiri (self 1. Memberi penguatan
concens): 2. Bertanya dasar dan
1. Dimana saya berada? SUPER lanjutan
2. Seberapa besarkah 3. Mengadakan variasi
kemampuan saya? dalam teknik mengajar dan
3. Bagaimana tanggapan VISOR penggunaan stimulus
serta perasaan siswa terhadap 4. Menjelaskan
saya? 5. Mengeloola dan
“Concern” tentang siswa: disiplin kelas
1. Apakah siswa dapat belajar 6. Mengajar kelompok
sesuatu dari apa yang saya kecil
ajarkan? 7. Memimpin diskusi
2. Apakah kebutuhan siswa kelompok
secara individual dalam belajar 8. Mengajar atas dasar
dapat terpenuhi? perbedaan indvidu
3. bagaimanakh saya dapat 9. mengajar melalui
memperbaiki cara mengajar pertemuan siswa
saya? 10. Mengembangkan

Supervisi Klinis
1. Menciptakan hubungan dan bantuan
a. Memahami kebutuhan dan “comcerns” guru
b. membantu mengembangkan keterampilan-
keterampilan
2. Mengobservasi dan menganalisis penampilan
3. Menanggapi penampilan guru dan memberi saran dan
Gambar 1. Hubungan antara tujuan supervisi klinis, keterampilan
mengajar, dan kesadaran diri.

8. Prosedur Supervisi Klinis

a. Proses Supervisi Klinis

Seperti apa yang telah diungkapkan pada bgain terdahulu bahwa

supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses yang terdiri atas tiga

tahapan, yakni : tahap pertemuan pendahuluan, tahap observasi, dan

tahap pertemuan balikan, yang hasilnya menjadi input dalam proses

21
supervisi berikutnya. Itulah sebabnya maka proses supervisi klinis

disebut juga “siklus supervisi klinis”. Ketiga tahapan proses supervisi

klinis tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1) Pertemuan pendahuluan

Dalam tahap ini, supervisor dan guru bersama-sama merencanakan

kegiatan supervisi yang diinginkan oleh guru. Supervisor memberi

kesempatan kepada guru untuk mengemukakan apa yang menjadi

perhatian utamanya, yang selanjutnya dijabarkan ke dalam bentuk

tingkah laku yang dapat diamati dalam setting kegiatan belajar

mengajar. Jenis data mengajar yang akan diobservasi ditentukan

sebelumnya. Demikian pula dengan instrumen observasi dan cara

mencatat data-data yang diperlukan disepakati bersama selama

proses belajar mengajar berlangsung. Agar dialog antara supervisor

harus dapat menciptakan situasi interaksi terbuka, kolegial dan

demokratis, sehingga dapat menimbulkan kerjasama yang

harmonis.

Secara teknis diperlukan lima langkah utama dalam pertemuan

pendahuluan sebagai berikut:

a) Menciptakan suasana akrab antara supervisor dan guru sebelum

langkah-langkah berikutnya dilaksanakan,

b) Mereview rencana pembelajaran serta tujuan yang ingin

dicapai:

22
c) Mereview komponen keterampilan yang akan dilatih atau hal-

hal yang menjadi keprihatinan guru untuk diperbaiki,

d) Memilih dan mengembangkan instrumen observasi yang akan

dipergunakan supervisor dalam mencatat data-data yang

diperlukan atau yang menjadi perhatian utama guru, dan

e) Mengadakan kesepakatan tentang perhatian utama guru serta

cara merekamnya dalam instrumen observasi. Ini merupakan

kontrak yang menjadi rambu-rambu daam melaksanakan tuasg

masing-masing, dalam menganalisis data dan mengambil

kesimpulan.

2) Tahap Observasi

Dalam tahap observasi ini, guru melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di kelas seperti yang telah direncanakan, sementara itu

supervisor mengamati atau mengobservasi kegiatan guru yang

sedang mengajar sambil mencatat data tentang perilaku mengajar

guru yang diperlukan pada instrumen observasi secara cermat dan

objektif seperti kesepakatan pada tahap pertemuan pendahuluan.

Supervisor juga dapat mencatat perilaku siswa dan perilaku

interaksi guru-siswa sebagai data pelengkap.

3) Tahap Pertemuan Balikan

Sebelum diadakan pertemuan balikan, supervisor dapat

mengadakan analisis pendahuluan terhadap data-data hasil

observasi sebagai bahan pembicaraan dalam tahap pertemuan

23
balikan. Pertemuan ini segera dilaksanakan agar supervisor tidak

lupa tentang apa yang diamati, dan guru bersama-sama

menganalisis data hasil observasi. Guru diharapkan mampu

menginterpretasikan perilaku mengajarnya sendiri, serta mampu

mengevaluasi dirinya sendiri di bawah bimbingan supervisor.

Kesadaran guru tentang dirinya sendiri akan menumbuhkan sikap

percaya diri dan motivasi diri untuk berupaya meningkatkan

kemampuan profesionalnya secara mandiri. Langkah-langkah

utama dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

a) Supervisor menanyakan perasaan guru secara umum atau kesan

umum guru atas pengalaman mengajar yang baru dilaksanakan,

serta memberi penguatan (reinforcement)

b) Supervisor dan guru bersama-sama mereview rencana

pembelajaran dan tujuannya

c) Supervisor bersama guru mereview kontraknya, (target

pelatihan dan keprihatinan utama guru

d) Supervisor menanyakan jalannya proses pembelajaran yang

berkaitan dengan kotraknya

e) Supervisor menunjukkan data hasil observasi dan

mempersilahkan untuk menganalisis serta menginterpretasikan

sendiri dengan bimbingan supervisor:

f) Supervisor menanyakan pendapat dan perasaan guru setelah

melihat rekaman data observasi

24
g) Guru diharapkan dapat menyimpulkan sendiri hasilnya dalam

mencapai target latihan dan apa yang telah terjadi sehubungan

dengan keprihatinan utamanya

h) Dengan memberikan dorongan kepada guru, suypervisor

mengadakan kesepakatan menindaklanjuti kegiatan supervisi

beriktnya.

Keseluruhan tahap proses supervisi klinis dapat digambarkan pada

bagan siklus supervisi klinis sebagai beriku:

TAHAP AWAL
PERTEMUAN PENDAHULUAN
Pembantukan Kerangka Kerja:
1. Suasana Intim
2. Kaji Ulang
3. Instrumen Observasi
(kontrak)
Perencanaan atau
persiapan guru
Revisi oleh guru
(bila perlu)

TAHAP PERTEMUAN AKHIR


Diskusi Balikan TAHAP OBSERVASI MENGAJAR
PELAKSANAAN MENGAJAR
- Interpretasi Bersama
- Pencatatan tingkah laku guru
- Analisis Data oleh supervisor
- Refleksi

Analisis Pendahuluan
tentang rekaman observasi

Gambar 2. Siklus Pelaksanaan Supervisi Klinis

25
9. Latihan Mengajar Terbimbing

dalam tahap ini guru berlatih untuk menerapkan keterampilan mengajar

dadn non mengajar secara terintegrasi dan utuh dalam situasi mengajar

yang sebebnarnya di bawah bimbingan intensif guru senior atau Pengawas

(Suparno Anah, S, dkk. 1993: 40).

Dalam latihan ini adalah latihan mengajar yang melibatkan seluruh

supervisi yang langsung berhubungan dengan guru, yaitu guru

pembimbing, Pengawas serta guru senior/guru inti. Pada tahap ini

bimbingan mencakup hal-hal:

a. Mengembangkan materi pelajaran, termasuk medianya

b. Menyusun persiapan mengajar

c. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar

d. memberikan bimbingan belajar kepada murid

e. Melaksanakan tugas administrasi

f. Melaksanakan tugas ko dan ekstrakurikuler.

D. Kemampuan Guru Mengajar dan Indikatornya

Istilah kemampuan mengajar guru merupakan kemampuan guru dalam

menigkatkan kinerjanya melaksanakan pembelajaran di kelas. Kinerja dapat

diterjemahkan dalam perfomance atau unjuk kerja, artinya kemampuan yang

ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya pada tempat ia bekerja. Kinerja

merupakan suatu kinerja yang esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjaan.

Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi setiap individu perli diciptakan

sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara optimal.

26
Menurut Fattah (1996) kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang

didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan otivasi dalam

menghasilkan suatu pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kinerja adalah hasil kerja seseorang yang mencerminkan prestasi kerja sebagai

ungkapan pengetahuan, sikpa dan keterampilan.

Menurut Supriadi (1998) kinerja guru akan menjadi lebih baik, bila seorang

guru memiliki lima hal yakni:

1. Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya

2. Menguasai secara mendalam bahan mata pelajaran yang akan diajarkan

serta cara mengajarnya kepada siswa

3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara

evaluasi dan

4. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan

belajar serta pengalamannya.

Lebih lanjut Hamalik (2002) kemampuan dasar yang disebut juga kinerja dari

seorang guru teridiri dari: (1) kemampuan merencanakan pembelajaran, (2)

kemampuan mengelola program belajar mengajar, (3) kemampuan menglola

kelas (4) kemampuan menggunakan media/sumber belajar, (5) kemampuan

menglola interaksi belajar mengajar, (6) mampu melaksanakan evaluasi

belajar siswa.

Kinerja guru sangat terkait dengan efektifitas guru dalam melaksanakan

fungsinya oleh Medley dalam Depdikbud (1984) dijelaskan bahwa efektifitas

guru yaitu: (1) memiliki pribadi kooperatif, daya tarik, penampilan amat besar,

27
pertimbangan dan kepemimpinan, (2) menguasai metode mengajar yang baik,

(3) memiliki tingkah laku yang baik saat mengajar, dan (4) menguasai

berbagai kompetensi dalam mengajar.

Evaluasi kinerja guru mutlak dilakukan, karena masih terdapat banyak kinerja

guru yang kurang memadai, disamping itu guru dituntut dapat mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang terus berkembang

pula dengan pesat. Istilah kinerja berasal dari bahasa inggris yaitu

Performance, berarti hasil kena atau unjuk kerja yang dicapai seseorang atau

sekelompok orang/organisasi tertentu. Istilah kinerja dapat diterjemahkan

dalam unjuk kerja, artinya kemampuan yang ditampilkan seseorang terhadap

pekerjaannya di tempat ia bekerja. Kinerja merupakan suatu hal yang sangat

esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjan. Pada hakikatnya orang bekerja

untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan tertentu. Kebuituhan dipandang

sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedanghkan tujuannya berfungsi

untuk menggerakkan perilaku. Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi

setiap individu, perlu disiptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai

secara optimal.

Widyastono (1999) berpendapat bahwa terdapat empat gugus yang erat

kaitannya dengan kinerja guru, yaitu kemampuan (1) merencanakan KBM, (2)

melaksanakan KBM, (3) melaksanakan hubungan antar pribadi, dan (4)

mengadakan penilaian. Sedangkan Suyud (2005) mengembangkan kinerja

guru profesional meliputi: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman

karakteristik siswa, (3) penguasaan pengelolaan kelas, (4) penguasaan metode

28
dan strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran dan (6)

kepribadian.

Dari pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan kinerja guru

dalam penelitian ini ialah: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman

karakteristik, (3) penguasaan pengeloaan kelas, (4) penguasaan metode dan

strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran, dan (6)

kepribadian.

E. Hipotesis Tindakan

Dari uaraian tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Penerapan supervisi klinis Pengawas melalui latihan terbimbing dalam

meningkatkan kemampuan mengajar guru di SD Binaan Se Kec. Deket

Kab. Lamongan tahun pelajaran 2015-2016.

2. Penerapan supervisi klinis yang diterapkan oleh Pengawas efektif dalam

meningkatkan kemampuan mengajar guru dalam latihan terbimbing di SD

Binaan Se Kec. Deket Kab. Lamongan tahun pelajaran 2015-2016.

29
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Guru SD Binaan Se Kec. Deket Kab.

Lamongan yang merupakan sekolah tempat peneliti menjadi Pengawas

tahun pelajaran 2015-2016.

Adapun data dan nama guru bahasa Indonesia SD Binaan Se Kec. Deket Kab.

Lamongan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
DAFTAR RESPONDEN PENELITIAN

Status Asal sekolah


No Nama Gu Alamat
ru
1 PNs SDN Sugih waras Lamongan
Su’Udi, S.Ag
Kec. Deket
2 PNs SDN Sugih waras Lamongan
Sudarisman, S.Pd
Kec. Deket
3 PNs SDN Sugih waras Lamongan
Diya Indiyati W, S.Pd.SD
Kec. Deket
4 PNs SDN Babatagung Lamongan
Hariyatun, S.Pd
Kec. Deket
5 GTT SDN Babatagung Lamongan
Achmad Djawari, S.Pd.I
Kec. Deket
6 PNs SDN Babatagung Lamongan
Moh. Hidayat, S.Pd
Kec. Deket
7 GTT SDN Babatagung Lamongan
Warseno, S.Pd
Kec. Deket
8 PNs SDN Deketkulon Lamongan
Ani Suprapti
II Kec. Deket
9 PNs SDN Deketkulon Lamongan
Arumi, S.Pd
II Kec. Deket
10 PNs SDN Deketkulon Lamongan
Halimatus Sa’Diyah, S.Pd
II Kec. Deket
11 GTT SDN Deketkulon Lamongan
Anik Budiana, SE
II Kec. Deket

30
12 PNs SDN Rejotengah I Lamongan
Sugiyanto, S.Pd
Kec. Deket
13 GTT SDN Rejotengah I Lamongan
Hadi Supriono, S.Pd
Kec. Deket
14 GTT SDN Rejotengah I Lamongan
Luluk B R
Kec. Deket

Sumber Data : Dinas Dikpora Se Kec. Deket Kab. Lamongan tahun pelajaran
2015-2016.

B. Setting Penelitian

1. PTKp akan dilakukan pada guru Bahasa Indonesia di SD Binaan Se Kec.

Deket Kab. Lamongan tahun Pelajaran 2015 – 2016.

2. SD Binaan Se Kec. Deket Kab. Lamongan diambil 14 orang guru ( 9

Orang Guru Tetap dan 5 Orang GTT ).

3. PTKp yang dilakukan di SD Binaan Se Kec. Deket Kab. Lamongan

adalah pembinaan melalui supervisi klinis Pengawas dalam upaya

peningkatan kemampuan guru mengajar melalui latihan terbimbing.

Rancangan Penelitian

1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus

2. Kegiatan dilaksanakana dalam semester Ganjil tahun pelajaran 2015-2016.

3. Lama penelitian 4 pekan efektif dilaksanakan mulai bulan 08 September -

14 Oktober 2015.

Dalam pelaksanaan tindakan, rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang

meliputi ; (a) perencanaan,(2) tindakan,(3) pengamatan,(4) refleksi.

31
Rancangan Penelitian Tindakan Kepnegawan ( PTKp ) menurut

( Arikunto,Suharsimi,2007 ) adalah seperti gambar berikut :

digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan tindakan I
tindakan I

Pengamatan/
Permasalahan
baru hasil
Refleksi pengumpulan data
I
refleksi

Perencanaan Pelaksanaan
tindakan II Tindakan II

Apabila
permasalahan Pengamatan/p
Refleksi II
belum engumpulan
terselesaikan data II

Dilanjutkan
ke siklus
berikutnya

Gambar : 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kepnegawasan

.1 Perencanaan

Tahapan ini berupa rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa,

mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut

dilakukan.

Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam

tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya.

32
Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan

tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan.

Hal tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu

kecermatan pengamatan yang dilakukan.

.2 Tindakan

Pada tahap ini, rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah

dilatih kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di

dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus

dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.

.3 Pengamatan atau observasi

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.

Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi,

keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Pada tahap ini peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti)

melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan

terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini

dilakukan dengan menggunakan format observasi / penilaian yang telah

tersusun, termasuk juga pengmatan secara cermat pelaksanaan skenario

tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil

belajar siswa.

33
.4 Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian

dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Refleksi dalam PTS mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap

hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari

proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus

berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan

pengamatan ulang shingga permasalahan dapat teratasi.

D. Varibel Penelitian

Dalam penelitian Tindakan Sekolah ini variabel yang akan diteliti adalah

Meningkatkan kemampuan guru bahasa Indonesia dalam mengajar dengan

menerapkan supervisi klinis Pengawas melalui latihan terbimbing.

Variabel tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut :

Variabel Harapan : Peningkatan kemampuan guru bahasa Indonesia

dalam mengajar di SD Binaan Se Kec. Deket

Kab. Lamongan

Variabel Tindakan : Penerapan supervisi klinis Pengawas melalui

latihan terbimbing.
Adapun indikator yang akan diteliti dalam variabel harapan terdiri dari :

1. Kemampuan meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar di kelas

2. Kemampuan dalam perencanan dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah

3. Kemampuan menguasai materi bimbingan dan pembinaan Pengawas

4. Keefektifan guru dalam meningkatkan kemampuan mengajar

34
Sedangkan variabel tindakan memiliki indikator sebagai berikut :

1. Tingkat kualitas perencanaan

2. Kualitas perangkat observasi

3. Kualitas operasional tindakan

4. Kesesuaian perencanaan dengan tindakan Pengawas

5. Kesesuaian materi pembinaan dan bimbingan yang diberikan

6. Tingkat efektifitas pelaksanaan pembinaan supervisi klinis

7. Kemampuan guru dalam meningkatkan kinerjanya melalui latihan

terbimbing.

E Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data :

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu :

1 Guru : Diperoleh data tentang peningkatan kemampuan

guru bahasa Indonesia dalam mengajar


2 Pengawas Diperoleh data tentang pembinaan Pengawas

: menerapkan supervisi klinis melalui latihan

terbimbing.
2. Teknik Pengumpulan Data :

Dalam pengumpulan data teknik yang digunakan adalah menggunakan

observasi dan angket.

F. Indikator Keberhasilan

35
Penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap

sudah berhasil apabila terjadi peningkatan kemampuan mutu guru mencapai

85 % Pengawas ( sekolah yang diteliti ) telah mencapai ketuntasan dengan

nilai rata rata 75 .Jika peningkatan tersebut dapat dicapai pada tahap siklus 1

dan 2 , maka siklus selanjutnya tidak akan dilaksanakan karena tindakan

sekolah yang dilakukan sudah dinilai efektif sesuai dengan harapan dalam

manajemen berbasis sekolah ( MBS ).

G. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah ;

.1 Kuantitatif

Analisis ini akan digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan

kemampuan guru dalam mengajar di SD Binaan Se Kec. Deket Kab.

Lamongan dengan menggunakan prosentase ( % ).

.2 Kualitatif

Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran hasil

penelitian secara ; reduksi data, sajian deskriptif, dan penarikan simpulan.

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

36
Tabel : 3.2
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
Bulan
No Uraian Kegiatan September Oktober Keterangan
2015 2015
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan dan Koordinasi X
2 SIKLUS I

a. Perencanaan X

b. Tindakan X

c. Observasi X

d. Evaluasi X
3 SIKLUS II

a. Perencanaan X

b. Tindakan X

c. Observasi X

d. Evaluasi X
4 SIKLUS III

a. Perencanaan X

b. Tindakan X

c. Observasi X

d. Evaluasi X
5 ANALISIS DATA X
6 PENYUSUNAN DRAFT X

LAPORAN
7 PENYUSUNAN LAPORAN X

AKHIR

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data dan Temuan Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

37
Penelitian tindakan ini menggunakan model pembinaan Pengawas

menerapkan supervisi klinis melalui latihan terbimbing.

Tujuan yang diharapkan pada pembinaan pertama Pengawas melalui

supervisi klinis ini adalah menjelaskan kepada guru dalam rangka

peningkatan kinerja guru dalam mengajar.

Agar dapat tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai

Pengawas melakukan pembinaan dengan langkah-langkah sebagai berikut

Menyusun instrumen penilaian sesuai dengan standar pengelolaan

pendidikan. ( 8 standar isi pendidikan ).

a) Menyusun Instrumen Monitoring

b) Sosialisasi kepada guru

c) Melaksanakan tindakan sekolah melalui supervisi klinis

d) Melakukan refleksi pada siklus pertama

e) Menyusun strategi pembinaan pada siklus ke dua berdasarkan refleksi

siklus pertama

f) Melaksanakan pembinaan melalui supervisi klinis pada siklus kedua

g) Melakukan Observasi

h) Melakukan refleksi pada siklus kedua

i) Menyusun strategi pembinaan melalui supervisi klinis

j) Pengawas pada siklus ketiga berdasar refleksi siklus kedua

k) Melaksanakan pembinaan melalui supervisi klinis pada siklus ketiga

l) Melakukan Observasi

m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga

38
n) Menyusun laporan

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan sekolah dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang

terdiri dari tiga kali pertemuan.

Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 60 menit.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 08 s.d 15 September 2015

dan pertemuan kedua pada tanggal 22 s.d 30 September 2015, pertemuan

ketiga 07 s.d 14 Oktober 2015. Penelitian tindakan sekolah dilaksanakan

sesuai dengan prosedur rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran.

Pelaksanaan Kegiatan Persiklus

SIKLUS 1

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan berupa

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang sudah

distandarisasi dan alat-alat pengajaran lain yang mendukung.

b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk siklus I dilaksanakan pada

tanggal 08 s.d 15 September 2015 di SD Binaan Se Kec. Deket

Kab. Lamongan tahun pelajaran 2015-2016 dengan jumlah guru 14

orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai Pengawas. Adapun

proses pembinaan mengacu pada rencana pembinaan melalui supervisi

klinis yang telah dipersiapkan, dan dilaksanakan pada saat proses

belajar mengajar berlangsung.

39
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan

belajar mengajar. Pada akhir pembinaan diberi tes penilaian I dengan

tujuan untuk mengetahui peningkatan kinerja guru dalam mengajar

yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I.

adalah seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.1 :

Tabel Distribusi Nilai Peningkatan Kinerja Guru

dalam mengajar Melalui Latihan Terbimbing Pada

Siklus I

Keterangan
Tidak
No Nama Skor
Tuntas Tunta
s
1 Su’Udi, S.Ag 60 √
2 Sudarisman, S.Pd 60 √
3 Diya Indiyati W, S.Pd.SD 70 √
4 Hariyatun, S.Pd 70 √
5 Achmad Djawari, S.Pd.I 65 √
6 Moh. Hidayat, S.Pd 55 √
7 Warseno, S.Pd 70 √
8 Ani Suprapti 45 √
9 Arumi, S.Pd 45 √
10 Halimatus Sa’Diyah, S.Pd 55 √
11 Anik Budiana, SE 60 √
12 Sugiyanto, S.Pd 60 √
13 Hadi Supriono, S.Pd 60 √
14 Luluk B R 60 √
Jumlah Total 835
Skor Maksimum Individu 100
Skor Maksimum Kelompok 1400

Ketrangan :

Jumlah Guru yang tuntas : 4 Orang

Jumlah Guru yang belum tuntas : 10 Orang

40
Sekolah : belum tuntas.

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan pembinaan dengan

penerapan supervisi klinis melalui latihan terbimbing diperoleh nilai

rata-rata nilai adalah 58,52 % atau ada 4 orang dari 14 guru sudah

tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara

keseluruhan belum tuntas, karena guru yang memperoleh nilai ≥ 65

hanya sebesar 28,57% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang

dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena guru masih

merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan

digunakan guru dengan menerapkan pembinaan melalui supervisi

klinis.

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

(1) Pengawas kurang baik dalam memotivasi guru dan dalam

menyampaikan tujuan pembinaan

(2) Pengawas kurang baik dalam pengelolaan waktu

(3) Guru kurang begitu antusias selama pembinaan berlangsung.

d) Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan pembinaan pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya.

41
(1) Pengawas perlu lebih terampil dalam memotivasi guru dan lebih

jelas dalam menyampaikan tujuan pembinaan. Di mana guru diajak

untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

(2) Pengawas perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi

catatan

(3) Pengawas harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi

guru sehingga guru bisa lebih antusias.

SIKLUS II

a) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan yang

terdiri dari rencana pembinaan 2, soal tes formatif II dan alat-alat

pembinaan lain yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk siklus II dilaksanakan pada

tanggal 22 s.d 30 September 2015 di SD Binaan Se Kec. Deket Kab.

Lamongan tahun Pelajaran 2015-2016. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai Pengawas. Adapun proses pembinaan mengacu

pada rencana pembinaan dengan memperhatikan revisi pada siklus I,

sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi

pada siklus II. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan sesuai

dengan prosedur rencana pembinaan dan pelaksanaan pembinaan

dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

42
Pada akhir proses pembinaan guru diberi tes formatif II dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melakukan pembinaan.
Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil
penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2 :

Tabel Distribusi Nilai Peningkatan Kinerja Guru

dalam mengajar Melalui Latihan Terbimbing

Pada Siklus II

Keterangan
Tidak
No Nama Skor
Tuntas Tunta
s
1 Su’Udi, S.Ag 70 √
2 Sudarisman, S.Pd 70 √
3 Diya Indiyati W, S.Pd.SD 80 √
4 Hariyatun, S.Pd 80 √
5 Achmad Djawari, S.Pd.I 75 √
6 Moh. Hidayat, S.Pd 65 √
7 Warseno, S.Pd 80 √
8 Ani Suprapti 55 √
9 Arumi, S.Pd 55 √
10 Halimatus Sa’Diyah, S.Pd 60 √
11 Anik Budiana, SE 70 √
12 Sugiyanto, S.Pd 70 √
13 Hadi Supriono, S.Pd 70 √
14 Luluk B R 70 √
Jumlah Total 930
Skor Maksimum Individu 100
Skor Maksimum Kelompok 1400
Keterangan :

Jumlah Guru yang tuntas : 11 Orang

Jumlah Guru yang belum tuntas : 3 Orang


Sekolah : belum tuntas.

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata yang diperoleh guru adalah

66,43 % dan peningkatan kinerja guru dalam memanfaatkan bahan

43
ajar atau dari 14 orang guru baru 11 orang yang sudah tuntas ( 78,57

%) . Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini hasil pembinaan

melalui supervisi klinis telah mengalami peningkatan lebih baik dari

siklus I. Adanya peningkatan kinerja guru ini karena Pengawas telah

menginformasikan bahwa setiap akhir pembinaan akan diadakan

penilaian sehingga pada pertemuan berikutnya guru lebih termotivasi

untuk meningkatkan kinerjanya. Selain itu para guru juga sudah mulai

mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan oleh Pengawas dalam

melakukan pembinaan dengan penerapan supervisi klinis nelalui

latihan terbimbing.

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan pembinaan diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi Pengawas

2) Membimbing guru dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan

program sekolah, merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

d) Revisi Pelaksanaaan

Pelaksanaan pembinaan pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-

kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus

III antara lain:

44
(1) Pengawas dalam memberikan pembinaan kepada guru hendaknya

dapat membuat para guru termotivasi dalam membuat program dan

rencana pembelajaran.

(2) Pengawas harus lebih dekat dengan guru sehingga tidak ada

perasaan takut/malu dalam diri guru terutama dalam bertanya

tentang masalah yang dihadapi oleh sekolah.

(3) Pengawas harus lebih sabar dalam melakukan pembinan kepada

guru terutama dalam merumuskan kesimpulan / menemukan

konsep.

(4) Pengawas harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga

kegiatan pembinaan dapat berjalan efektif sesuai dengan yang

diharapkan.

(5) Pengawas sebaiknya menambah lebih banyak contoh contoh

model penilaian hasil pembelajaran dengan format format yang

sudah distandardisasi oleh Departemen Pendidikan Nasional,dalam

hal ini Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan ( LPMP ) baik di

Tingkat Provinsi maupun tingkat Pusat.

SIKLUS III

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan yang

berkaitan dengan peningkatan kinerja guru dalam meningkatkan

kinerjanya 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pembinaan lainnya

yang mendukung.

45
b) Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk siklus III dilaksanakan pada

tanggal 07 s.d 14 Oktober 2015 di SD Binaan Se Kec. Deket Kab.

Lamongan tahun pelajaran 2015-2016 dengan jumlah 14 orang guru.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai Pengawas. Adapun proses

pembinaaan mengacu pada rencana pembinaan dengan

memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan proses

belajar mengajar di sekolah.

Pada akhir proses pembinaan diberi tes formatif III dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru meningkatkan kinerjanya

dalam pembelajaran di kelas yang telah dilakukan. Instrumen yang

digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada

siklus III adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 3 :

Tabel Distribusi Nilai Peningkatan Kinerja Guru

dalam mengajar Melalui Latihan Terbimbing

Pada Siklus III

Keterangan
Tidak
No Nama Skor
Tuntas Tunta
s
1 Su’Udi, S.Ag 80 √
2 Sudarisman, S.Pd 80 √
3 Diya Indiyati W, S.Pd.SD 90 √
4 Hariyatun, S.Pd 90 √

46
5 Achmad Djawari, S.Pd.I 85 √
6 Moh. Hidayat, S.Pd 75 √
7 Warseno, S.Pd 90 √
8 Ani Suprapti 75 √
9 Arumi, S.Pd 75 √
10 Halimatus Sa’Diyah, S.Pd 80 √
11 Anik Budiana, SE 80 √
12 Sugiyanto, S.Pd 80 √
13 Hadi Supriono, S.Pd 80 √
14 Luluk B R 80 √
Jumlah Total 1140
Skor Maksimum Individu 100
Skor Maksimum Kelompok 1400

Ketrangan :

Jumlah Guru yang tuntas : 14 Orang

Jumlah Guru yang belum tuntas : - Orang

Sekolah : Sudah tuntas.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar

81,43 % dan dari 14 orang guru semuanya yang telah mencapai

ketuntasan meningkatkan kinerjanya dalam mengajar. Maka secara

kelompok ketuntasan telah mencapai 100 % ( termasuk kategori tuntas

). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari

siklus II. Adanya peningkatan hasil pembinaan pada siklus III ini

dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan Pengawas dalam

menerapkan pembinaan dengan supervisi klinis melalui latihan

terbimbing sehingga guru menjadi lebih memahami tugasnya masing

masing dan dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar di kelas.

Di samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari

47
Pengawas, dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran.

c) Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses pembinaan melalui

penerapan supervisi klinis. Dari data-data yang telah diperoleh dapat

duraikan sebagai berikut :

(1) Selama proses pembinaan Pengawas telah melaksanakan semua

pembinaan dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing

aspek cukup besar.

(2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa guru aktif

selama proses pembinaan berlangsung.

(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

(4) Hasil pembinaan Pengawas melalui penerapan supervisi klinis

pada siklus III mencapai ketuntasan.

d) Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III Pengawas telah melaksanakan pembinaan dengan

baik dan dilihat dari peningkatan kinerja guru pelaksanaan pembinaan

sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu

banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya

adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada

48
dengan tujuan agar pada pelaksanaan pembinaan selanjutnya baik

melalui penerapan supervisi klinis Pengawas dapat meningkatkan

mutu guru sehingga tujuan pembinaan sebagai upaya meningkatkan

mutu pendidikan secara umum dapat tercapai.

B. Analisis Hasil Kegiatan

Setelah dilakukan tindakan sekolah pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3

menunjukkan hasil sebagai berikut.

Tabel : 4.4 :

Analisis Hasil Tes Tentang Pembinaan Pengawas melalui Supervisi Klinis

Meningkatkan Kinerja Guru dalam mengajar di kelas

Skor Skor Skor


sebelum setelah setelah
Tindakan Tindakan Tindakan 2
No Nama 1
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1 Su’Udi, S.Ag 60 70 80
2 Sudarisman, S.Pd 60 70 80
3 Diya Indiyati W, S.Pd.SD 70 80 90
4 Hariyatun, S.Pd 70 80 90
5 Achmad Djawari, S.Pd.I 65 75 85
6 Moh. Hidayat, S.Pd 55 65 75
7 Warseno, S.Pd 70 80 90
8 Ani Suprapti 45 55 75
9 Arumi, S.Pd 45 55 75

49
10 Halimatus Sa’Diyah, S.Pd 55 60 80
11 Anik Budiana, SE 60 70 80
12 Sugiyanto, S.Pd 60 70 80
13 Hadi Supriono, S.Pd 60 70 80
14 Luluk B R 60 70 80
Jumlah Total 835 930 1140
Skor Maksimum Individu 100 100 100
Skor Maksimum Kelas 1400 1400 1400

Analisis Data Deskriptif Kuantitatif

.1 Pencapaian Peningkatan kinerja guru sebelum sebelum diberi tindakan

= 835 x 100% = 59,64 %


1400

.2 Peningkatan kinerja guru dalam mengajar setelah diberi tindakan melalui

supervisi klinis

= 930 x 100% = 66,43 %


1400

.3 Peningkatan kinerja guru dalam mengajar di kelas setelah diberi tindakan

melalui supervisi klinis

= 1140 x 100% = 81,43 %


1400

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa

A. Terjadi peningkatan kinerja guru setelah diberi pembinaan melalui

supervisi klinis yaitu peningkatan kinerja guru dalam mengajar ; 59,64

% menjadi 66,43 % ada kenaikan sebesar = 6,79%

50
B. Dari sebelum pembinaan ( siklus 1 ) dan setelah pembinaan oleh

Pengawas sampai dengan ( siklus 2 ) 59,64 % menjadi 66,43 %, dan

siklus ke 3 juga mengalami kenaikan menjadi ; 81,43% – 66,43% = 15

%.

C. Rata – rata peningkatan kinerja guru dalam mengajar 28,57% pada

siklus I, naik menjadi 78,57% pada siklus III, dan siklus III naik

menjadi 100 %

D. Dari Pembinaan pada siklus 2 dan setelah pembinaan melalui supervisi

klinis ( siklus 2 ) 66,43 % menjadi 81,43 % berarti ada peningkatan

kinerja guru dalam mengajar sebanyak 81,43 % - 66,43 % = 15 %.

Refleksi dan Temuan

Berdasarkan pelaksanaan pembinaan yang telah dilakukan Pengawas kepada

guru melalui supervisi klinis, maka hasil observasi nilai, dapat dikatakan

sebagai berikut :

.a Pertemuan pertama kegiatan pembinaan belum berhasil karena dalam

pembinaan Pengawas masih terlihat guru belum begitu antusias karena

mereka masih menganggap pembinaan Pengawas tersebut merupakan

tugas baru yang diembannya ;

.b Pembinaan yang dilakukan melalui supervisi klinis, dalam hal

peningkatan kinerja guru dalam mengajar belum tampak, sehingga hasil

yang dicapai tidak tuntas.

51
.c Mungkin karena proses pembinaan melalui supervisi klinis baru mereka

laksanakan sehingga guru merasa kaku dalam menerapkannya.

.d Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya pada

pertemuan kedua proses pembinaan Pengawas berjalan baik, semua guru

aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik penilaian proses, semua guru

antusias untuk mengikutinya dan telah mencapai ketuntasan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Peningkatan Kinerja Guru dalam Mengajar ;

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui

supervisi klinis memiliki dampak positif dalam meningkatkan kinerja

guru, hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman guru

terhadap pembinaan yang disampaikan Pengawas ( kemampuan mengajar

guru meningkat dari siklus I, II, dan III ) yaitu masing-masing 59,64 % ;

66,43 % ; 81,43 % secara kelompok dikatakan tuntas/meningkat karena

sudah mencapai ketuntasan.

2. Kemampuan Pengawas meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan

pengajaran di kelas ;

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru dalam meningkatkan

kinerja guru dalam dalam melaksanakan pengajaran di kelas setiap siklus

mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap capaian mutu

sekolah yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata guru

pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

52
3. Aktivitas Pengawas dan guru dalam Pembinaan melalui Supervisi Klinis

dengan latihan terbimbing ;

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas Pengawas dan guru yang

paling dominan dalam kegiatan pembinaan adalah bekerja dengan

menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan

Pengawas, dan diskusi antar antar guru dan Pengawas. Jadi dapat

dikatakan bahwa aktivitas guru dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas Pengawas selama pembinaan telah

melaksanakan langkah-langkah metode pembinaan melalui supervisi klinis

dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya

aktivitas membuat dan merencanakan program pembelajaran,

melaksanakan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana

prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peningkatan kinerja guru dalam mengajar,

hasilnya cukup baik. Hal itu tampak pada pertemuan dari 14 orang guru yang

ada pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ; 59,64 %

meningkat menjadi 66,43 % pada siklus 2 siklus ke 3 meningkatan menjadi

81,43 %.

Dari analisis data di atas bahwa pembinaan Pengawas melalui supervisi klinis

efektif diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam mengajar,

yang berarti proses pembinaan Pengawas lebih berhasil dan dapat

meningkatkan kinerja guru khususnya di SD Binaan Se Kec. Deket Kab.

Lamongan tahun pelajaran 2015-2016, oleh karena itu diharapkan kepada

53
para Pengawas dapat melaksanakan pembinaan melalui supervisi klinis secara

berkelanjutan.

Berdasarkan Permen No 13 Tahun 2007 tentang kompetensi Pengawas, dapat

meningkatkan kinerja guru, serta dapat mengorganisasikan sekolah kearah

perubahan yang diinginkan telah mencapai 85 % ketercapaiannya, maka

kinerja guru dalam dalam mengajar di kelas dengan menerapkan supervisi

klinis tersebut dikatakan efektif. Dengan demikian maka hipotesis yang

diajukan di atas dapat diterima.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan diskusi dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Pembinaan Pengawas dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam

mengajar di kelas melalui penerapan supervisi klinis menunjukan

peningkatan pada tiap-tiap putaran ( Siklus ).

54
2. Aktivitas dalam kegiatan pembinaan menunjukan bahwa seluruh guru

dapat meningkatkan kinerjanya dengan baik dalam setiap aspek.

3. Peningkatan mutu sekolah oleh Pengawas melalui melalui supervisi klinis

ini menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putarannya.

4. Aktivitas guru menunjukan bahwa kegiatan pembinaan melalui penerapan

supervisi klinis bermanfaat dan dapat membantu guru untuk lebih muda

memahami konsep peran dan fungsi guru sehingga peningkatan kinerja

guru dalam mengajar di sekolah dapat berjalan baik, dan dengan demikian

peningkatan kinerja guru dapat ditingkatkan.

B. Saran - Saran

1. Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian penelitian yang

mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel agar dapat

menggambarkan peningkatan kinerja guru dalam mengajar di kelas dengan

baik sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan.

2. Pembinaan Pengawas melalui penerapan supervisi klinis diperlukan

perhatian penuh dan disiplin yang tinggi pada setiap langkah

pembinaan,dan perencanaan yang matang misalnya dalam pengalokasian

waktu dan pemilihan konsep yang sesuai.

3. Kepada guru diharapkan selalu mengikuti perkembangan jaman, terutama

dengan membaca hasil karya para akhli sehingga tidak ketinggalan dengan

daerah lain, dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebagai tanggung

jawab bersama memajukan pendidikan.

55
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformsi Pendidikan dam


Era Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Malang, 25-26 Juli 2001.

Arikunto,Suharsimi.2007.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT Bumi Aksara.

Bolla, J.l, 1980. Supervisi Klinis. Jakarta: P3TK Direktorat Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas RI,2007, Peraturan Menteri No 13 Tentang Kompetensi


Pengawas.Jakarta : Depdiknas.

____________2007, Peraturan Menteri No 19 Tentang Standar Pengelolaan


Sekolah/Madrasah.Jakarta : Depdiknas

56
Dirjen PMPTK.2009. Bahan Belajar Mandiri Musyawarah kerja Pengawas
Dimensi Supervisi.Jakarta : Dirjen PMPTK.

Hoy, W. K: Forsyth, P. B. (1986): Effective Supervision, Theory Into Practice,


New York, Random House, Inc.

La Sulo, S.L, Effendi, A.R, Godjali, D. 1994. Supervisi Klinis. Jakarta, Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan.

Sargiovani, T.J. 1982: Supervision of Teheaching. Yearbook Commitee, Copyright


by The Association for Supervision and Curriculum Development.

57
Lampiran 1

DAFTAR HADIR GURU PADA SAAT PEMBINAAN

KEHADIRAN
I II III IV V VI
Statu
No NAMA s Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl.
Guru 08- 15- 22- 30- 07- 14-
09 09 09 09 10 10
2015 2015 2015 2015 2015 2015
1 PNs
Su’Udi, S.Ag

58
2 PNs
Sudarisman, S.Pd

3 PNs
Diya Indiyati W, S.Pd.SD

4 PNs
Hariyatun, S.Pd

5 GTT
Achmad Djawari, S.Pd.I

6 PNs
Moh. Hidayat, S.Pd

7 GTT
Warseno, S.Pd

8 PNs
Ani Suprapti

9 PNs
Arumi, S.Pd

10 PNs
Halimatus Sa’Diyah, S.Pd

11 GTT
Anik Budiana, SE

12 PNs
Sugiyanto, S.Pd

13 GTT
Hadi Supriono, S.Pd

14 GTT
Luluk B R

Lamongan , 08 September 2015

Pengawas

Sukatmi, S.Pd. M.Pd


NIP.19620916 198303 2 015

59
Lampiran 2

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU


DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran (PP)


di SD Binaan Se Kec. Deket Kab. Lamongan Tahun Perlajaran 2015-2016

1. Nama Guru : …………………………………………………


2. NIP/NIK : …………………………………………………
3. Sekolah (tempat) : …………………………………………………
4. Waktu (penilaian) : …………………………………………………
5. Tanggal (penilaian) : ……………………………………………………………..

60
Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara
melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria
sebagai berikut.
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik

NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 45
2. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 45

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN


A. Penguasaan materi pelajaran
3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5
4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4 5
5. Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki
1 2 3 4 5
belajar
6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5

B. Pendekatan/strategi pembelajaran
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan)
1 2 3 4 5
yang akan dicapai
8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5
9. Menguasai kelas 1 2 3 4 5
10. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4 5
11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
1 2 3 4 5
kebiasaan positif
12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
1 2 3 4 5
direncanakan

C. Pemanfaatan sumber belajar /media pembelajaran


13. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3 4 5
14. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5
15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan


siswa
16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5
17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 3 4 5

61
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR
18. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar 1 2 3 4 5

E. Penilaian proses dan hasil belajar


19. Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 5
20. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5

F. Penggunaan bahasa
21. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 1 2 3 4 5
22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

III PENUTUP
23. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan
1 2 3 4 5
siswa
24. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau
1 2 3 4 5
kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
Total Skor

Lamongan, 2015
Penilai,Pengawas

Sukatmi, S.Pd. M.Pd


NIP.19620916 198303 2 015

Lampiran : 3

Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran (PP)


di SD Binaan Se Kec. Deket Kab. Lamongan Tahun Pelajaran 2015-2016

Nama Guru :___________________________


Nip :___________________________
Pangkat/Golonga n :___________________________
Bidang Studi yang diajarkan :___________________________

Petunjuk :
Berilah penilaian kompetensi kepribadian dan sosial guru, dengan cara melingkari
angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.
1 = sangat tidak baik/sangat rendah

62
2 = tidak baik/rendah
3 = kurang baik/kurang tinggi
4 = baik/tinggi
5 = sangat baik/sangat tingi

No. Aspek yang dinilai Skor


1. Ketaatan dalam menjalankan ajaran agama (rajin menjalankan 1 2 3 4 5
ajaran agama yang dianut, misal: orang muslim rajin menjalankan
sholat, orang Kristiani rajin ke gereja, dll.)
2. Tanggung jawab (sanggup menyelesaikan tugas sesuai dengan 1 2 3 4 5
ketentuan, misal: melaksanakan pembelajaran dengan baik dan
sesuai jadwal)
3. Kejujuran (menyampaikan sesuatu apa adanya, misal: ijin tidak 1 2 3 4 5
masuk atau tidak mengajar dengan Se Kec. Deket Kab. Lamongan
an yang sebenarnya)
4. Kedisiplinan (kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, misal 1 2 3 4 5
mulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal)
5. Keteladanan (menjadi contoh atau rujukan dalam sikap dan 1 2 3 4 5
perilaku bagi orang lain, misal: menjadi teladan bagi sejewat dan
peserta didik dalam tutur kata, berpakaian, dll.)
6. Etos kerja (komitmen dan semangat dalam melaksanakan tugas, 1 2 3 4 5
misal yang memiliki etos kerja tinggi, bersemangat melaksanakan
dan mentaati kaidah-kaidah dalam tugas)
7. Inovasi dan Kreativitas (kemampuan dan kemauan untuk 1 2 3 4 5
mengadakan pembaharuan melalui olah pikirnya, misal selalu
berusaha menggunakan alam sekitar dan bahan-bahan yang ada di
sekitarnya dalam proses pembelajaran di kelas)
8. Kemampuan menerima kritik dan saran (perilaku dalam merespon 1 2 3 4 5
kritik dan saran dari orang lain, misal mendapat kritik tidak marah
dan akomodatif terhadap saran orang lain)
9. Kemampuan berkomunikasi (dapat menyampaikan ide-idenya 1 2 3 4 5
dengan bahasa yang baik dan dapat dipahami oleh sasaran, misal:
dalam keseharian dapat berkomunikasi secara baik dengan
sejawat)
10. Kemampuan bekerjasama 1 2 3 4 5
Skor Total ............

Lamongan , 2015
Penilai,Pengawas

63
Sukatmi, S.Pd. M.Pd
NIP.19620916 198303 2 015

Lampiran : 4

Instrumen Penilaian Kinerja Guru


Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
( Skala Nilai 1 – 4 )

Nama Guru : ..............................................................


Mata Pelajaran : ..............................................................
Pokok Materi : ..............................................................
Kelas/Semester : ..............................................................

No Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nilai *)


1 Tujuan Pembelajaran
a. Standar Kompetensi
b. Indikator
c. Ranah Tujuan (komprehenship)
d. Sesuai dengan Kurikulum

64
2 Bahan Belajar/Materi Pelajaran
a. Bahan belajar mengacu/sesuai dengan tujuan
b. Bahan belajar disusun secara sistematis
c. Menggunakan bahan belajar sesuai dengan kurikulum
d. Memberi Pengayaan

3 Strategi/Metode Pembelajaran
a. Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan
b. Pemilihan metode disesuaikan dengan materi
c. Penentuan langkah-langkah proses pembelajaran
berdasarkan metode yang digunakan
d. Penataan alokasi waktu proses pembelajaran sesuai
dengan pro-porsi.
e. Penetapan metode berdasarkan pertimbangan
kemampuan siswa.
f. Memberi pengayaan
4 Media Pembelajaran
a. Media disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
b. Media disesuaikan dengan materi pembelajaran
c. Media disesuaikan dengan kondisi kelas
d. Media disesuaikan dengan jenis evaluasi
e. Media disesuaikan dengan kemampuan guru
f. Media disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan siswa

5 Evaluasi
a. Evaluasi mengacu pada tujuan
b. Mencantumkan bentuk evaluasi
c. Mencantumkan jenis evaluasi
d. Disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia
e. Evaluasi disesuaikan dengan kaidah evaluasi
Total Nilai
Nilai RPP (R)

*) Skala Nilai 0 – 4
Lamongan , 2015

Penilai,Pengawas

Sukatmi, S.Pd. M.Pd


NIP.19620916 198303 2 015

65
Kriteria Penilaian:
Nilai 4 jika semua deskriptor tampak
Nilai 3 jika hanya 3 deskriptor yang tampak
Nilai 2 jika hanya 2 deskriptor yang tampak
Nilai 1 jika hanya 1 deskriptor yang tampak
Nilai 0 jika tidak ada deskriptor yang tampak

Lampiran : 5

Intrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

(Skala 0 – 4)

Nama Guru : .........................................................


Mata Pelajaran : .........................................................
Pokok Materi : .........................................................
Kelas/Semester : .........................................................
Waktu : .........................................................
No. Penampilan Guru Skors *)
1. Kemampuan Membuka Pelajaran
a. Menarik Perhatian siswa
b. Memberikan motivasi awal
c. Memberikan apersepsi (kaitan materi yang
sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)

66
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
diberikan
e. Memberikan acuan bahan belajar yang akan
diberikan
2. Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
a. Kejelasan artikulasi suara
b. Variasi Gerakan badan tidak mengganggu perhatian
siswa
c. Antusisme dalam penampilan
d. Mobilitas posisi mengajar
3. Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
a. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang direnca-nakan dalam RPP
b. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi)
c. Kejelasan dalam memberikan contoh
d. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan
bahan belajar
5. Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
a. Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang
disampaikan
b. Penyajian bahan belajaran sesuai dengan
tujuan/indikator yang telah ditetapkan
c. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan
merespon pertanyaan siswa.
d. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan

6. Kemampuan Menggunakan Media Pembelajaran:


a. Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media
b. Ketepatan/kesusian penggunaan media dengan materi
yang disampai-kan
c. Memiliki keterampilan dalam penggunaan media
pembelajaran
d. Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam
kegiatan pembelajaran
7. Evaluasi Pembelajaran
a. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
b. Menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian
c. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
8. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran:
a. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
b. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan.
c. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
9. Tindak Lanjut/Follow up

67
a. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu
maupun kelom-pok
b. Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan
dipelajari berikunya.
c. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar
Jumlah Skors Aspek
Nilai Penampilan (T)

Lamongan, ........,...................,2015
Nilai Akhir : å2R + 3T =
5
Penilai,

Sukatmi, S.Pd. M.Pd


NIP.19620916 198303 2 015

*) Skala nilai 0 – 4
Kriterai Penilaian:
Nilai 4 jika semua deskriptor tampak
Nilai 3 jika hanya 3 deskriptor yang tampak
Nilai 2 jika hanya 2 deskriptor yang tampak
Nilai 1 jika hanya 1 deskriptor yang tampak
Nilai 0 jika tidak ada deskriptor yang tampak
Lampiran : 6

Intrumen Penilaian Pelaksanaan Membuka dan Menutup Pembelajaran

Nama Guru :……………….. Pokok Materi : ……………............


Hari/Tanggal : …………….… Kelas/Smt : .................................

No Aktivitas Guru Skor


Kegiatan Membuka Pembelajaran
1. Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa 1 2 3 4
2. Memulai pembelajaran setelah siswa siap untuk belajar 1 2 3 4
3. Menjelaskan pentingnya materi pelajaran yang akan 1 2 3 4
dipelajari
4. Melakukan Appersepsi (mengkaitkan materi yang 1 2 3 4
disajikan dengan materi yang telah dipelajari sehingga
terjadi kesinambungan)

68
5. Kejelasan hubungan antara pendahuluan dengan inti 1 2 3 4
pelajaran dilakukan semenarik mungkin

Kegiatan Menutup Pembelajaran


1. Kemampuan menyimpulkan KBM dengan tepat 1 2 3 4
2. Kemampuan menggunakan kata-kata yang 1 2 3 4
memebesarkan hati siswa
3. Kemampuan memberikan evaluasi lisan maupun tulisan 1 2 3 4
4. Kemampuan memberikan tugas yang sifatnya 1 2 3 4
memberikan pengayaan, dan pendalaman
Komentar/Saran
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................

Total Skors
Penilai,

Sukatmi, S.Pd. M.Pd


NIP.19620916 198303 2 015
Lampiran : 7

FOTO – FOTO KEGIATAN SELAMA PEMBINAAN

Pengawas ( peneliti ) sedang memberikan pembinaan


Kepada guru melalui supervisi klinis

69
PENELITIAN TINDAKAN KEPENGAWASAN
( P T Kp )

PENERAPAN SUPERVISI KLINIS PENGAWAS MELALUI


LATIHAN TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENGAJAR GURU BAHASA INDONESIA
DI SD BINAAN SE KEC. DEKET KAB. LAMONGAN
TAHUN PELAJARAN 2015-2016

Oleh :

70
Sukatmi, S.Pd. M.Pd
NIP. 19620916 198303 2 015

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BARAT


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
PENNGAWAS SEKOLAH
2016

PENGESAHAN

Penelitian Tindakan Kepnegawasan( PTKp ) dengan judul : “ Penerapan


supervisi klinis Pengawas melalui latihan terbimbing dalam meningkatkan
kemampuan mengajar guru Bahasa Indonesia di SD Binaan Se Kec. Deket
Kab. Lamongan tahun pelajaran 2015-2016 “ tidak dipublikasikan, tetapi
didokumentasikan pada Perpustakaan Dinas Dikpora Kabupaten Lamongan Barat
Propinsi Nusa Tenggara Barat. Pada :

Hari / Tanggal : Kamis, 10


Bulan : Oktober
Tahun : 2016

71
Kordinator Pengawas Penyusun
Dinas Dikpora Se Kec. Deket Kab.
Lamongan

Sukatmi, S.Pd. M.Pd


MUHAMMAD SADIK RAHMAN, NIP.19620916 198303 2 015
S.Pd
NIP.19550817 197601 1 001

Mengetahui

Kepala Dinas Dikpora Se Kec. Deket Kab. Lamongan

DRS. NURDIN
NIP.19611016 198010 2 002

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan serangkaian kegiatan penelitian Tindakan
kepengawasan dan menuliskan laporan hasil pelaksanaannya dengan judul: “
Penerapan supervisi klinis Pengawas melalui latihan terbimbing dalam

72
meningkatkan kemampuan mengajar guru Bahasa Indonesia di SD Binaan
Se Kec. Deket Kab. Lamongan tahun pelajaran 2015-2016 “
Adapun tujuan dilakukan penelitian tindakan kepengawasan ini adalah
untuk memenuhi salah satu syarat dalam penetapan angka kredit dalam jabatan
fungsional bagi guru.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan penelitian
tindakan kepengawasan ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai
pihak.Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
setulus tulusnya dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada :
1. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Lamongan Barat.
2. Bapak Koordinator Pengawas Sekolah Dinas Dikpora Kab. Lamongan
3. Bapak Kepala SD Binaan Kab. Lamongan
4. Rekan rekan Guru Bahasa Indonesia SD Binaan Kab. Lamongan
Penulis menyadari, apa yang disajikan dalam laporan PTKp ini
tentunya masih jauh dari sempurnah, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat konstruktif sangat dihargai. Demi perbaikan tugas tugas di
masa yang akan datang.
Demikian semoga penelitian tindakan kepengawasan ini bermanfaat
bagi pembaca. Amiin.

Lamongan, 20 Oktober 2015.


Peneliti

Sukatmi, S.Pd. M.Pd


NIP.19620916 198303 2 015

73
DAFTAR ISI

1. Halaman

Judul................................................................................................

................i

2. Halaman

Pengesahan......................................................................................

...............ii

3. Kata

Pengantar.........................................................................................

.....................iii

4. Daftar

Isi....................................................................................................

...................iv

5. Daftar

Tabel................................................................................................

..................vi

74
6. Daftar

Lampiran..........................................................................................

.................vii

7. Abstrak.............................................................................................

...........................viii

8. BAB I :

PENDAHULUAN.................................................................................

...1

A. Latar Belakang

Masalah.....................................................................

B. Identifikasi

Masalah......................................................................

.....4

C. Rumusan

Masalah......................................................................

.........5

D. Tujuan

Penelitian...................................................................

.............5

75
E. Manfaat

Penelitian...................................................................

...........5

9. BAB II : KAJIAN

TEORI.......................................................................................7

A. Tinjauan Tentang Pengertian

Supervisi..............................................7

B. Perlu Menerapkan Pendekatan Supervisi

Klinis...............................10

C. Prinsip-Prinsip Supervisi

Klinis .......................................................11

D. Kemampuan Guru Mengajar dan

Indikator......................................25

E. Hipotesis

Tindakan...........................................................................28

10. BAB III : METODE

PENELITIAN......................................................................29

A. Subyek

Penelitian...................................................................

..........29

B. Setting

Penelitian...................................................................

...........30

76
C. Rancangan

Penelitian...................................................................

.....30

D. Variabel

Penelitian...................................................................

.........33

E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan

Data...................................34

F. Indikator

Keberhasilan...............................................................

.......35

G. Teknik Analisis

Data.........................................................................3

H. Jadwal Pelaksanaan

Penelitian..........................................................36

11. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN.....................................37

A. Paparan Data dan Temuan

Penelitian...............................................37

77
B. Analisis Hasi

Kegiatan.....................................................................

49

C. Pembahasan Hasil

Penelitian............................................................53

12. BAB V :

PENUTUP..........................................................................................

.....55

A. Simpulan....................................................................

.......................55

B. Saran –

Saran.........................................................................

...........55

13. DAFTAR

PUSTAKA..........................................................................................

........57

14. LAMPIRAN .......................................................................................

........................58

78
DAFTAR TABEL

1 TABEL 2.1 Perbedaan Supervisi Klinis dengan Supervisi Non Klinis.... 8


1 TABEL 3.1 : Daftar Responden Penelitian................................................ 29
2 TABEL 3.2 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian............................................. 36
3 TABEL 4.1 : Tabel Distribusi Nilai Peningkatan Kinerja 39
Guru dalam mengajar Melalui Latihan
Terbimbing Pada Siklus I................
4 TABEL 4.2 : Tabel Distribusi Nilai Peningkatan Kinerja 43
Guru dalam mengajar Melalui Latihan
Terbimbing Pada Siklus II...............
5 TABEL 4.3 : Tabel Distribusi Nilai Peningkatan Kinerja 47

Guru dalam mengajar Melalui Latihan

Terbimbing Pada Siklus III.............


6 TABEL 4.4 : Analisis Hasil Tes Tentang Pembinaan Kepala Sekolah 50
melalui Supervisi Klinis Meningkatkan Kinerja Guru
dalam mengajar di kelas........................................................

79
DAFTAR LAMPIRAN

1 LAMPIRAN : 1 Daftar Hadir Guru Pada Saat Pembinaan....................... 59


2 LAMPIRAN : 2 Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan 61
Pembelajaran (PP) di SD Binaan Kab. Lamongan
Tahun Perlajaran 2015-2016..............................
3 LAMPIRAN : 3 Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan 63
Pembelajaran (PP) di SD Binaan Kab. Lamongan
Tahun Pelajaran 2015-2016................................
4 LAMPIRAN : 4 Instrumen Penilaian Kinerja GuruPenilaian 65
Kemampuan Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
( Skala Nilai 1 – 4 ).......................................................
5 LAMPIRAN : 5 Intrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan 67
Pembelajaran..................................................................
6 LAMPIRAN : 6 Intrumen Penilaian Pelaksanaan Membuka dan 69
Menutup Pembelajaran..................................................
7 LAMPIRAN : 7 Foto Foto Kegiatan Selama Pembinaan......................... 70

80
ABSTRAK

PENERAPAN SUPERVISI KLINIS PENGAWAS MELALUI LATIHAN


TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR
GURU BAHASA INDONESIA DI SD BINAAN SE KEC. DEKET KAB.
LAMONGAN
TAHUN PELAJARAN 2015-2016

Oleh :

Sukatmi, S.Pd. M.Pd

Mengajar merupakan suatu pekerjaan yang kompleks,


terutama bagi seseorang guru muda yang belum banyak
pengalaman. Pada saat guru sedang mengajar, pusat
perhatiannya harus tertuju pada dua hal, yakni: (1) siswa yang
harus aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar, dan
(2) guru itu sendiri yang sedang mengajar dengan menerapkan
strategi mengajar yang dipilihnya.

Namun masalah penting yang sering dihadapi guru dalam


kegiatan pembelajaran adalah masih rendahnya kemampuan
guru dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga perlu
dilakukan pembinaan melalui supervisi klinis dengan latihan
terbimbing.

Tujuan dari penelitian tindakan kepengawasan ( PTKp ) ini


adalah untuk mengetahui sejauh mana pembinaan pengawas
melalui supervisi klinis melalui latihan terbimbing dalam
meningkatkan kemampuan mengajar guru.

Dalam penelitian tindakan kepengawasan ( PTKp ) ini


dilakukan dalam 3 siklus, dari hasil tindakan yang dilakukan
terbukti dapat meningkatkan kemampuan guru dengan
mencapai standar ideal. Dari 59,64 % pada siklus I, dapat
meningkat menjadi 66,43 % pada siklus II, dan siklus ke III
81,43 %.

81
Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa pembinaan
melalui supervisi klinis melalui latihan terbimbing dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar dengan
ketuntasan mencapai 100 %

Kata Kunci :

Kemampuan Guru, Supervisi Klinis pengawas, Latihan


terbimbing.

82

Anda mungkin juga menyukai