Anda di halaman 1dari 4

Dasar hukum BPOM adalah badan pom RI No 4 Tahun 2018 tentang pengawasan,

pengelolaah obat, narkotika, psikotropika dan prekusor farmasi di fasilitas pelayanan


kefarmasian

Standar Pelayanan Kefarmasian dan PerBPOM 4/2018

1. Rumah Sakit (PMK 72/2016)

2. Apotek (PMK 73/2016)

3. Puskesmas (PMK 74/2016)

4. PerBPOM 4/2018

Ada 6 aspek dalam alur obat yaitu

a. Pengadaan

1. Berasal dari sumber resmi sesuai ketentuan peraturan perundangan

2. Terdokumentasi (dapat secara manual maupun elektronik)

3. Pengadaan harus dilakukan oleh Tenaga Kefarmasian Penanggung Jawab Fasilitas


Pelayanan

4. Dokumen pengadaan harus diarsipkan sekurang-kurangnya 5 tahun

b. Penyimpanan

1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan :

a) Obat & Bahan Obat

b) Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product)

c) Obat berupa elektrolit konsentrasi tinggi

d) Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi

2. Pencatatan mutasi obat (baik secara manual maupun secara elektronik)

3. Penyimpanan Obat/Bahan Obat , Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi yang


rusak dan/atau kedaluwarsa harus terpisah dari produk yang masih layak guna

4. Keharusan melakukan stok -opname


c. Pengembalian

1. Pengembalian harus kepada sumber pengadaan sesuai deengan dokumen pengadaan

2. Terdokumentasi

d. Penyerahan

1. Penyerahan Obat , Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dibawah tanggung


jawab Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian Penanggung Jawab

2. Dalam melayani resep harus melakukan sekrining resep

3. Ketentuan penyerahan obat oleh apotek ke fasilitas pelayanan kefarmasian lain,


dokter dan bidan praktik mandiri

4. Pelaksanaan penggunaan resep dalam bentuk elektronik di dalam penyerahan Obat di


Instalasi Farmasi Klinik, Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan Puskesmas

5. Ketentuan salinan resep

6. Ketentuan khusus dalam penyerahan produk rantai dingin (Cold Chain Product)

7. Ketentuan khusus dalam penyerahan Narkotika

8. Pengarsipan dan pemusnahan dokumen penyerahan

e. Pemusnahan

1. Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian Penanggung Jawab wajib memastikan kemasan


termasuk label obat yang akan dimusnahkan telah dirusak sebelum diproses untuk
dimusnahkan

2. Pemusnahan dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

f. Pelaporan

1. Keharusan untuk melakukan pelaporan Pemasukan dan Penyerahan/Penggunaan


Narkotika dan Psikotropika
Alur rantai rantai pengadaan obat dalam PP 51 tahun 2009

1. Indusdtri farmasi

2. Distribusi

3. Apotik/Klinik RS/Puskesmas

4. Masyarakat

Standar pelayanan kefarmasia ada 2 bagian yang terdiri atas

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi adalah Pelayanan multidisiplin, terkoordinir dan


menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya.

2. Pelayanan Farmasi Klinik adalah Pelayanan kepada pasien dalam rangka meningkatkan
outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping obat

4 Pengelolaan & Pemusnahan Obat Rusak terdiri atas

1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan

2. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau


psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

3. Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
kerja.

4. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai