Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Lokasi PKL
Pelaksanaan PKL kali ini yang diikuti oleh angkatan 2018 baik S1
maupun D3 jurusan Farmasi. Seluruh peserta menempati rumah warga yang
dibagi dalam 20 posko. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15-18 Agustus
2018 di desa Bonedaa dan Bondaraya kecamatan Suwawa Selatan, kabupaten
Bone Bolango, provinsi Gorontalo. Desa itu masih terlihat asri dan sejuk serta
dikelilingi oleh gunung. Karena disana dikelilingi oleh gunung-gunung, maka
tidak heran apabila di desa ini terdapat banyak tanaman obat, baik itu terdapat
di pekarangan rumah warga maupun yang terdapat di gunung. Beberapa jenis
tanaman yang terdapat di daerah ini memiliki fungsi dan khasiat yang sangat
baik untuk dijadikan bahan obat yang dibuat dalam bentuk simplisia. Suasana
di desa Bonedaa dan Bondaraya sangat nyaman, masyarakat di desa tersebut
sangat ramah dan mereka menerima kedatangan kami dengan baik.
2.2 Uraian Tentang Simplisia
2.2.1 Pengertian Simplisia
Simpisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa bahan
yang telah dikeringkan (Dirjen POM,1979).
2.2.2 Penggolongan Simplisia
Simplisia terbagi 3 golongan yaitu (Team teaching, 2014):
1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman dan eksudat tanaman. Eskudat tanaman ialah isi yang spontan
keluar dari tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya, dengan cara
tertentu atau zat yang dipisahkan dari tanamannya dengan cara tertentu
yang masih belum berupa zat kimia murni.
2. Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia
murni.
3. Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelican (mineral)
yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa zat kimia murni.
Selain ketiga jenis simplisia diatas juga terdapat hal lain, yaitu benda
organik asing yang disingkat benda asing, adalah satu atau keseluruhan dari
apa-apa yang disebut dibawah ini (Amin, 2010):
1. Fragmen, merupakan bagian tanaman asal simplisia selain bagian
tanaman yang disebut dalam paparan makroskopik, atau bagian
sedemikian nilai batasnya disebut monografi.
2. Hewan hewan asing, merupakan zat yang dikeluarkan oleh hewan,
kotoran hewan, batu tanah atau pengotor lainnya.
Kecuali yang dinyatakan lain, yang dimaksudkan dengan benda asing
pada simplisia nabati adalah benda asing yang berasal dari tanaman. Simplisia
nabati harus bebas serangga, fragme hewan, atau kotoran hewan tidak boleh
menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengandung lendir, atau
cendawan, atau menunjukkan adanya zat pengotor lainnya.Pada
perhitunganpenetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam, kadar abu yang
larut dalam air , sari yang larut dalam air, atau sari yang larut dalam etanol
didasarkan pada simplisia yang belum ditetapkan susut
pengeringannya.Sedangkan susut pengering sendiri adalah banyaknya bagian
zat yang mudah menguap termasuk air, tetapkan dengan cara pengeringan,
kecuali dinyatakan lain, dilakukan pada suhu 150 oC hingga bobot tetap.
2.2.3 Cara Pembuatan Simplisia
Pembuatan simplisia merupakan proses memperoleh simplisia dari alam
yang baik dan memenuhi syarat-syarat mutu yang dikehendaki, dengan
langkah langkah sebagi berikut (Team teaching, 2014):
1. Teknik pengumpulan
Pengumpulan atau panen dapat dilakukan dengan tangan atau
menggunakan alat (mesin).Apabila pengambilan dilakukan secara langsung
(pemetikan) maka harus memperhatikan keterampilan si pemetik, agar
diperoleh tanaman/bagian tanaman yang dikehendaki, misalnya dikehendaki
daun yang muda, maka daun yang tua jangan dipetik dan jangan merusak
bagian tanaman lainnya.misalnya jangan menggunakan alat yang terbuat dari
logam untuk simplisia yang mengandung senyawa fenol dan glikosa.
a. Waktu pengumpulan atau panen
Kadar kandungan zat aktif suatu simplisia ditentukan oleh waktu panen,
umur tanaman, bagian tanaman yang diambil dan lingkungan tempat
tumbuhnya, pada umumnya waktu pengumpulan sebagai berikut :
1). Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah
menjadi masak, contohnya, daun Athropa belladonna mencapai kadar
alkaloid tertinggi pada pucuk tanaman saat mulai berbunga. Tanaman
yang berfotosintesis diambil daunnya saat reaksi fotosintesis
sempurna yaitu pukul 09.0012.00.
2). Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
3). Buah dipetik dalam keadaan tua, kecuali buah mengkudu dipetik
sebelum buah masak.
4). Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.
5) Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber) dan umbi lapis (bulbus),
dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya berhenti.
b. Bagian Tanaman
1). Klika batang/klika/korteks Klika diambil dari batang utama dan
cabang, dikelupas dengan ukuran panjang dan lebar tertentu,
sebaliknya dengan
cara berselang-seling dan sebelum jaringan kambiumnya, untuk klika
yang mengandung minyak atsiri atau senyawa fenol gunakan alat
pengelupas yang bukan terbuat dari logam.
2) Batang (Caulis) Batang diambil dari cabang utama sampai leher akar,
dipotong-potong dengan panjang dan diameter tertentu.
3). Kayu (Lignum) Kayu diambil dari batang atau cabang, kelupas
kuliltnya dan potong-potong kecil.
4). Daun (Folium) Daun tua atau muda (daun kelima dari pucuk) dipetik
satu persatu secara manual.
5) Bunga (Flos) Tergantung yang dimaksud, dapat berupa kuncup atau
bunga mekar atau mahkota bunga atau daun bunga, dapat dipetik
langsung dengan tangan.
6). Akar (Radix) Bagian yang digunakan adalah bagian yang berada di
bawah permukaan tanah, dipotong-potong dengan ukuran tertentu.
7). Rimpang (Rhizoma) Tanaman dicabut, rimpang diambil dan
dibersihkan dari akar, dipotong melintang dengan ketebalan tertentu
8). Buah (Fructus) Dapat berupa buah yang masak, matang atau buah
muda, dipetik dengan tangan.
9). Biji (Semen) Buah yang dikupas kulit buahnya menggunakan tangan
atau alat, biji dikumpulkan dan dicuci.
10). Bulbus Tanaman dicabut, bulbus dipisahkan dari daun dan akar
dengan memotongnya.
2. Pencucian dan Sortasi Basah
Pencucian dan sortasi basah dimaksudkan untuk membersihkan simplisia
dari benda-benda asing dari luar (tanah, batu dan sebagainya), dan
memisahkan bagian tanaman yang tidak dikehendaki.Pencucian dilakukan
bagi simplisia utamanya bagian tanaman yang berada di bawah tanah (akar,
rimpang,), untuk membersihkan simplisia dari sisa-sisa tanah yang melekat.
3 Perajangan
Perajangan dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan dan
pewadahan setelah dicuci dan dibersihkan dari kotoran atau benda asing,
materi/sampel dijemur dulu ±1 hari kemudian dipotong-potong kecil dengan
ukuran antara 0,25-0,06 cm yang setara dengan ayakan 4/18 (tergantung jenis
simplisia). Pembuatan serbuk simplisia kecuali dinyatakan lain, seluruh
simplisia harus dihaluskan menjadi serbuk (4/18). Semakin tipis perajangan
maka semakin cepat proses pengeringan kecuali tanaman yang mengandung
minyak menguap perajangan tidak boleh terlalu tipis karena menyebabkan
berkurangnya atau hilangnya zat aktif. Sebaliknya bila perajangan terlalu
tebal pengeringannya lama dan mudah berjamur.
4. Pengeringan
Tujuan pengeringan pada tanaman atau bagian tanaman adalah :
1. Untuk mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat digunakan
dalam jangka relatif lama.
2. Mengurangi kadar air, sehingga mencegah terjadinya pembusukan oleh
jamur atau bakteri karena terhentinya proses enzimatik dalam jaringan
tumbuhan yang selnya telah mati. Agar reaksi enzimatik tidak dapat
berlangsung, kadar air yang dainjurkan adalah kurang dari 10 %.
3. Mudah dalam penyimpanan dan mudah dihaluskan bila ingin dibuat
serbuk.
a. Pengeringan alamiah
Tergantung dari kandungan zat aktif simplisia, pengeringan dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Sinar matahari langsung, terutama pada bagian tanaman yang
keras (kayu, kulit biji, biji dan sebagainya) dan mengandung zat
aktif yang relatif stabil oleh panas)
2. Diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara
langsung, umumnya untuk simplisia bertekstur lunak (bunga, daun
dan lain-lain) dan zat aktif yang dikandungnya tidak stabil oleh
panas (minyak atsiri).
b. Pengeringan buatan
Cara pengeringan dengan ,menggunakan alat yang dapat diatur suhu,
kelembaban, tekanan atau sirkulasi udaranya.
5. Pewadahan dan penyimpanan simplisia
Sortasi kering dilakukan sebelum pewadahan simplisia bertujuan
memisahkan sisa-sisa benda asing atau bagian tanaman yang tidak
dikehendaki yang tidak tersortir pada saat sortasi basah.Simplisia yang
diperoleh diberi wadah yang baik dan disimpan pada tempat yang dapat
menjamin terpeliharanya mutu dari simplisia.Wadah terbuat dari plastik tebal
atau gelas yang berwarna gelap dan tertutup kedap memberikan suatu jaminan
yang memadai terhadap isinya, wadah dari logam tidak dianjurkan agar tidak
berpengaruh terhadap simplisia. Ruangan penyimpanan simplisia harus
diperhatikan suhu, kelembaban udara dan sirkulasi udara ruangannya.
2.3 Uraian Tanaman
2.3.1 Tembelekan (Van Steenis, 1997)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana camara
L.
b. Kandungan Kimia
Daun, batang dan akar tanaman tembelekan mempunyai kandungan
senyawa kimia diantaranya pati, fenol, alkaloid, steroid, flavonoid
saponin, tanin, catachin dan anthroquinone (Kensa, 2011).
c. Manfaat
Tembelekan merupakan gulma potensial pada budidaya tanaman,
namun ternyata tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan
pestisida nabati karena mengandung bahan-bahan aktif seperti senyawa
alkaloid (lantanine), flavonoid dan juga terpenoid. Bagian tanaman yang
bisa dipakai sebagai pestisida nabati adalah daun, batang, bunga, buah dan
biji (Astriani, 2010).
2.3.2 Tanaman Paku (Tjitrosoepomo, 2011)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Ordo : Leptosporangiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Davallia
Spesies : Davallia trichomanoides
b. Kandungan Kimia
Tanaman paku mempunyai kandungan senyawa kimia diantaranya
steroida/triterpenoida, alkaloid, glikosida, flavonoid dan tanin
c. Manfaat
Tanaman Paku bermanfaat sebagai suplemen penambah darah, obat
awet muda, penambah ASI pada ibu yang sedang menyusui, obat tekanan
darah tinggi, pereda demam dan mengobati sakit kulit (Maharani, dkk
2005).
2.3.3 Talas (Rukmana, 1997)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia esculenta L
Schoot
b. Kandungan Kimia
Tanaman talas menggandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak,
vitamin dan mineral. Selain itu pada sebagian talas mengandung kristal
kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal (Ekowati, dkk 2015).
Umbi talas memiliki kandungan flavonoid, terpenoid, tanin, saponin,
alkaloid dan tarin (lektin). Flavonoid yang terkandung dalam umbi talas
adalah orientin, isoorientin, vitexin, isovitexin, luteoin-7-O-glucoside dan
luteolin-7-O-rutinoside (Li et al, 2014)
c. Manfaat
Talas dikenal masyarakat sebagai bahan pangan. Dapat dikonsumsi
sebagai makanan pokok dan makanan tambahan. Talas dijadikan bahan
baku olahan untuk pembuatan keripik talas. Selain digunakan sebagai
bahan pangan, talas juga memiliki manfaat bagi kesehatan diantaranya
dapat menyehatkan jantung. Membantu menstabilkan dan menurunkan
tekanan darah, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi kelelahan dan
dapat berfungsi sebagai anti-aging. Selain itu talas juga dapat
menyeimbangkan pH di dalam tubuh (Annisa, 2015)
2.3.4 Jahe (Simpon 2006)
a. klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatphyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale Rosc.
b. Kandungan Kimia
Jahe banyak mengandung berbagai fitokimia dan fitonutrin. Beberapa zat
yang terkandung dalam jahe adalah minyak atsiri 2-3%, pati 20-60% olerosin,
damar, asam organic, asam malat, asam oksalat, gingering, gingeron, minyak
damar, flavonoid, polivenol, alkaloid, ndan musilago. Minyak atsiri jahe
mengandung zingiberol, linaloal, kavikol, dan geraniol. Rimpang jahe kering
per 100 mg lemak, 40-60 gram serat, dan 6 gram abu. Rimpang keringnya
mengandung 1-2% gingerol (Suranto,2004).
d. Manfaat
Berkaitan dengan unsur kimia yang dikandungya, jahe dapat dimanfaatkan
dalam berbagai macam industri minuman (sirup,jahe,instan jahe), industry
kosmetik (parfum), industry makanan (peremen,jahe,awetan jahe,enting-
enting jahe), industry obat tradisional atau jamu, industry bumbu dapur
(prasetyo, 2003).
2.3.5 Bombay (Simpon 2006)
a. Klasifikas

2.3 Uraian Bahan


2.3.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol
RM/BM : C2H6O / 46,07
Rumus strukur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna,mudah menguap, bau khas.


Kelarutan : Bercampur dengan air, praktis bercampur dengan
pelarut organik.
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
2.3.2 Aquadest (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILATA
Nama Lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau; tidak


mempunyai rasa.
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Anda mungkin juga menyukai