Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs At-Taqwa Beru Maumere

yang berlokasi di Kecamatan Alok, kabupaten Sikka pada semester genap

tahun pelajaran 2019/2020 tepatnya bulan Januari sampai dengan Februari

2020.

B. Subjek Penelitian

Menurut Khairun Nisak (2016) subjek penelitian merupakan

kasus/orang yang diikut serta dalam penelitian tempat peneliti mengukur

variabel-variabel penelitiannya. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian

ini adalah Kelas VII di MTs At-Taqwa Beru Maumere.

C. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom

action research). PTK ditandai dengan adanya suatu tindakan dalam upaya

meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. PTK didefenisikan sebagai

suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-

tindakan tertentu, agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek

pembelajaran di kelas secara lebih professional (Pujihartini, 2013). Menurut

Padmono (2012), penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang

dilakukan pada interaksi belajar peserta didik, penggunaan metode mengajar,

29
penggunaan media pengajaran, dan sebagainya yang bersifat reflektif agar

dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara

professional. Penelitian ini tidak mengorbankan proses pembelajaran yang

sedang dilakukan guru. Justru dengan penelitian tindakan kelas guru dapat

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya.

Penelitian tindakan kelas ini pada tiap siklus meliputi empat tahap,

yaitu tahap pertama perencanaan (Planning), kemudian melaksanakan

tindakan (Acting), pengamatan (Observing) dan kegiatan refleksi (Reflecting).

1. Rancangan Penelitian Siklus Pertama

a. Perencanaan (Planning).

Kegiatan perencanaan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai

dengan model PBL. RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi

guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas.

2. Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi guru dalam

pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi aktivitas peserta

didik. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat hasil

pengamatan terhadap guru dalam pelaksanaan pembelajaran serta

digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas peserta

didik selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Menyusun dan menyiapkan soal tes akhir. Soal tes akhir ini

disusun untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

30
4. Menyusun dan mempersiapkan soal tes dan LKPD untuk setiap

siklus.

5. Menetapkan observer sebanyak 2 orang yang memahami tentang

lembar observasi, masing-masing observer mempunyai tugas

untuk mengamati aktivitas guru dan peserta didik.

b. Tindakan (Action)

Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya

dilaksanakan tindakan dengan penerapan model PBL. Pada tahap

tindakan ini guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah

disusun dan direncanakan oleh peneliti sebelumnya.

c. Observasi (Observation) atau pengamatan

Observasia atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama

proses pembelajaran dikelas berlangsung. Observasi dilaksanakan

untuk mengamatis etiap proses dan perkembangan yang terjadi pada

peserta didik. Observasi dilakukan oleh pengamat sesuai dengan

pedoman observasi yang telah dibuat.

d. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang

diperoleh selama observasi, data diperoleh dari lembar observasi.

Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan

yang dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian pembelajaran

dari siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran

pada siklus selanjutnya.

31
2. Rancangan Penelitian Siklus Kedua

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan

sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik

dengan siklus pertama yaitu diawali dengan perencanaan (planning),

dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan (action), observasi

(observation), dan refleksi (reflection). Jika evaluasi pada akhir siklus

kedua tidak terjadi peningkatan dilaksanakan siklus ketiga yang tahap-

tahapnya seperti pada tahap siklus pertama dan kedua. Siklus ketiga,

keempat, dan seterusnya dimungkinkan untuk dilaksanakan jika hasil

siklus I dan siklus II belum menunjukkan peningkatan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran matematika materi

perbandingan.

D. Instrumen Penelitian

1. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar yang

digunakan dalam proses mengajar belajar. Perangkat pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), LKPD, dan buku paket.

2. Instrumen Data

a. Lembar Observasi (pengamatan)

1. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Observasi yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati

langsung terhadap objek yang akan diteliti. Lembar observasi yang

32
digunakan adalah lembar obsevasi aktivitas guru dalam mengelola

pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) selama proses belajar mengajar.

2. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi

aktivitas peserta didiks elama proses pembelajaran dengan

penerapan model Problem Based Learning (PBL).

b. Soal Tes

Data hasil belajar digunakan untuk alat evaluasi ketuntasan

penguasaan peserta didik terhadap materi perbandingan dengan

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Tes

yang dibuat adalah sejumlah soal yang diberikan kepada peserta didik

yang dijadikan sebagai subjek. Instrument tes yang digunakan dalam

penelitian ini adalah berupa soal uraian kemampuan pemecahan

masalah yang disusun berdasarkan indikator-indikator dari

kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik. Soal tes

yang dibuat diambil dari soal-soal Ujian Nasional (UN) dan juga

memperhatikan aspek dari model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL).

Adapun indikator-indikator kemampuan pemecahan masalah

matematika peserta didik adalah sebagai berikut:

1. Memahami masalah

2. Merencanakan pemecahan masalah

33
3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah

4. Memeriksa kembali dan menarik kesimpulan

Soal tes awal terdiri dari 3 soal yang diberikan sebelum

pembelajaran, tes siklus diberikan setiap akhir siklus yang masing-

masing terdiri dari 2 soal, dan tes akhir terdiri dari 3 soal yang

diberikan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan dengan skor nilai

yang berbeda.

Untuk memberi skor terhadap kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa, peneliti menggunakan pedoman penskoran.

Berikut adalah tabel pedoman penskoran kemampuan pemecahan

masalah.

34
Tabel 3.1 Pendoman Penskoran Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah
Tahapan Indikator Pemecahan Masalah Skor Skor
Kemampuan Maksi
Pemecahan mal
Masalah
Memahami Tidak menuliskan diketahui dan ditanya 0
Masalah Hanya menuliskan diketahui saja atau ditanya saja 1 2
Memahami masalah soal selengkapnya 2
Membuat Tidak ada rencana, membuat rencana yang tidak 0
Rencana relavan
Pemecahan Membuat rencana pemecahan yang tidak dapat 1
Masalah dilaksanakan
Membuat rencana yang benar tetapi salah dalam 2 4
hasil/tidak ada hasil
Membuat rencana yang benar tetapi belum lengkap 3
Membuat rencana sesuai dengan prosedur dan 4
mengarahkan pada solusi yang benar
Melakukakan Tidak melakukan perhitungan 0
Rencana Melakukan prosedur yang salah dan menghasilkan 1
Permasalahan jawaban yang salah
Melakukan prosedur yang benar dan mungkin 2 3
menghasilkan jawaban benar tetapi salah perhitungan
Melakukan proses yang benar dan mendapatkan hasil 3
yang benar
Memeriksa Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada keterangan lain 0
Kembali dan
Menarik Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas 1 2
Kesimpulan Pemeriksaan dilaksanakan dan melihat kebenaran 2
soal
Sumber: Menurut Polya ( Khairun Nisak, 2016)

35
E. Prosedur Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini pada tiap siklus meliputi empat tahap,

yaitu tahap pertama perencanaan (Planning), kemudian melaksanakan

tindakan (Acting), pengamatan (Observing) dan kegiatan refleksi (Reflecting).

Berikut bentuk bagannya.

Perencanaan

SIKLUS 1 Pelaksanaan
Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS 2
Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1 : Bagan Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Arikunto

(2011).

36
Dalam setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan

Perencanaan tindakan dibuat agar pelaksanaan penelitian dapat

mencapai tujuan yang diharapkan. Sebelum dilaksanakan tindakan siklus I,

awal pelaksnaan peneliti melakukan beberapa hal yang dilakukan sebagai

prosedur awal penelitian. Hal-hal yang peneliti lakukan di antaranya

adalah membuat instrument berupa lembar observasi, rencana pelaksanaan

pembelajaran, LKPD dan lembar tes. Peneliti juga mengkomunikasikan

teman sejawat guna dimintai bantuannya untuk menjadi observer.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahapan ini guru melakukan tindakan sesuai dengan materi

yang akan diajarkan. Pelaksanaan tindakan dimulai pada bulan Januari

2020.

3. Obsevasi

Tahap berikut adalah kegiatan observasi dilakukan pada saat

pelaksanaan tindakan, peneliti melibatkan guru sebagai observer.

Observasi dilakukan untuk mengamati dan mengumpulkan data pada saat

proses pembelajaran. Observasi dilakukan selama pembelajaran

berlangsung oleh teman sejawat dengan mengisi instrumen pengamatan

yang telah dibuat sebelumnya sehingga peneliti dapat mengamati ada

perubahan atau kemajuan yang terjadi.

37
4. Refleksi

Tahap terakhir yaitu kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti

berdasarkan pengamatan observer (guru) dan peneliti sendiri. Hasil

refleksi dari observer digunakan untuk mengetahui kekurangan yang

terjadi dalam pembelajaran (tindakan) yang telah dilakukan peneliti

sehingga dijadikan pedoman perbaikan untuk siklus berikutnya. Dengan

adanya refleksi peneliti dapat melihat kekurangan dan kelebihan dari

pelaksanaan tindakan/pembelajaran yang dilaksanakan sehingga pada

pelaksanaan tindakan berikutnya lebih baik.

F. Tindak Lanjut

Hasil analisis dan refleksi akan menentukakan apakah hasil yang

diharapkan dalam penelitian sesuai dengan target atau belum. Apabila

hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan, maka perlu

dilakukan tindakan lanjut untuk memperbaiki atau mengatasi masalah yang

ada. Dengan kata lain, jika masalah yang diteliti belum tuntas atau belum

memuaskan pada siklus 1 maka akan dilanjutkan siklus 2 dengan prosedur

yang sama seperti siklus 1 yaitu perumusan masalah, perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, dan analisis-refleksi. Jika

pada siklus 2 permasalahan sudah terselesaikan/hasil sudah memuaskan, maka

tidak perlu dilanjutkan siklus 3. Namun jika pada siklus 2 belum terselesaikan

maka perlu dilanjutkan dengan siklus 3, dan begitupun seterusnya sampai

hasil penelitian sesuai yang diharapkan peneliti.

38
G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

a. Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan penerapan model

Problem Based Learning (PBL) untuk mengamati aktivitas guru dalam

mengelola pembelajaran.

b. Observasi AktivitasPeserta Didik

Lembar observasi aktivitas peserta didik untuk mengamati aktivitas

peserta didik selama proses pembelajaran. Observasi difokuskan pada

aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.

2. Tes Hasil Belajar

Tes yang diberikan terbagi dua, yaitu tes awal dan tes akhir. Tes awal

adalah tes yang diberikan untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum

penerapan model Problem Based Learning (PBL). Sedangkan tes akhir

adalah tes yang diberikan untuk mengetahui ketuntasan belajar dalam

materi perbandingan dengan penerapan model Problem Based Learning

(PBL). Tes ini diberikan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang dimaksud disini merupakan uraian

tentang petunjuk-petunjuk atau tanda-tanda yang diharapkan muncul sebagai

wujud keberhasilan dalam melakukan tindakan. Adapun dengan penelitian

tindakan kelas ini, penulis berharap akan terjadi peningkatan proses

39
pembelajaran dan hasil belajar Matematika peserta didik khususnya

keterampilan pemecahan masalah soal-soal non rutin di kelas VII.

Dari penelitian di atas yang menjadi indikator ketercapaian kinerja

adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dikatakan baik jika skor

darisetiap aspek yang dinilai berada pada kategori baik atau sangat baik.

2. Aktivitas peserta didik dikatakan aktif jika keaktifan peserta didik

ditandai dengan keberanian bertanya dan berpartisipasi dalam proses

pembelajaran yang disesuaikan dengan alokasi waktu pada rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3. Kemampuan pemecahan masalah peserta didik dikatakan meningkat

apabila skor yang diperoleh peserta didik melalui tes kemampuan

pemecahan masalah berada pada tingkat kemampuan minimal sedang.

4. Hasil belajar peserta didik dikatakan tuntas jika hasil tes peserta didik

kelas VII MTs At-Taqwa Beru Maumere setiap akhir siklus mencapai

skor paling rendah 65 secara individual dan 85% secarak klasikal.

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah

Tingkat kemampuan pemecahan masalah peserta didik dapat dilihat

melalui skor yang diperoleh peserta didik dari tes kemampuan pemecahan

masalah yang diberikan. Adapun pedoman yang digunakan adalah sebagai

berikut:

40
Tabel.3.2 Pedoman Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Kriteria Tingkat Kemampuan
0 ≤ skor ≤ 54 Kemampuan pemecahan masalah sangat rendah
55 ≤ skor ≤ 64 Kemampuan pemecahan masalah rendah
65 ≤ skor ≤ 79 Kemampuan pemecahan masalah sedang
80 ≤ skor ≤ 89 Kemampuan pemecahan masalah tinggi
90 ≤ skor ≤ 100 Kemampuan pemecahan masalah sangat tinggi
Sumber : Khairun Nisak (2016)
Tingkat kemampuan pemecahan masalah peserta didik dikatakan

baik apabila skor yang diperoleh peserta didik melalui tes kemampuan

pemecahan masalah berada pada tingkat kemampuan minimal sedang.

a. Menghitung tingkat penguasaan peserta didik

Untuk mengetahui persentase tingkat kemampuan pemecahan

masalah peserta didik digunakan rumus :

𝑆𝑃 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘


𝑇𝐾𝑃𝑀 = = × 100%
𝑆𝑇 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

Keterangan:

TKPM = Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah peserta didik

SP = Skor yang diperoleh peserta didik

ST = Skor total

Untuk melihat adanya peningkatan kemampuan pemecahan

masalah peserta didik dalam memahami materi dengan baik jika telah

memenuhi:

a. Skor (nilai) secara perorangan:

1. Hasil tes awal < hasil tes kemampuan pemecahan masalah I

pada siklus I.

41
2. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah I > tes awal, maka

kemampuan pemecahan meningkat.

3. Jika tes kemampuan pemecahan masalah II > tes kemampuan

pemecahan masalah I, maka kemampuan pemecahan masalah

meningkat.

b. Rata-rata skor perkelas

1. Rata-rata skor perkelas pada tes awal < rata-rata skor perkelas

pada siklusI.

2. Rata-rata skor pada siklus I < rata skor pada siklus II Untuk

mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan pemecahan

masalah peserta didik setelah pembelajaran dengan

menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam

kelompok dilihat dari hasil deskriptif skor tes kemampuan

pemecahan masalah. Setiap skor tes kemampuan pemecahan

masalah tersebut akan dibandingkan. Jika terjadi peningkatan

nilai rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah I dan tes

kemampuan pemecahan masalah II serta 85% peserta didik

dalam kelas memperoleh skor tes kemampuan pemecahan

masalah ≥ 65. Maka tingkat kemampuan pemecahan masalah

matematika peserta didik sudah tercapai.

Peningkatan hasil belajar dari suatu model dan media

pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa

data. Pada penelitian ini analisis data menggunakan teknik analisis

42
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang

diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai

peserta didik, selain itu juga untuk memperoleh aktivitas peserta didik

selama proses pembelajaran.

2. Data Tingkat Aktivitas Guru Mengelola Pembelajaran dan Data

Aktivitas Peserta Didik

Hasil observasi kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dilihat dari jumlah skor hasil observasi seluruh aktivitas

guru dan aktivitas peserta didik saat berlangsungnya kegiatan

pembelajaran.

Untuk mengetahui persentase tingkat hasil observasi seluruh

aktivitas guru dan aktivitas peserta didik digunakan rumus :

𝑆𝐷 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑇𝐻𝑂 = = × 100%
𝑆𝑇 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

Keterangan:

THO = Tingkat hasil observasi

SD = Skor yang diperoleh

ST = Skor total

Untuk melihat adanya peningkatan hasil observasi aktivitas guru

dan peserta didik dalam proses pembelajaran dikatakan baik jika

presentase hasil observasi guru dan peserta didik > 65%.

43
3. Tes Hasil Belajar Peserta Didik

Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar peserta didik secara

klasikal melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL)

dianalisis dengan menggunakan persentase, yaitu:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

Adapun peningkatan hasil belajar dilihat dari persentase setiap

siklusnya. Jika persentase hasil belajar peserta didik setiap siklusnya

meningkat, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem

Based Learning (PBL) baik diterapkan untuk mata pelajaran matematika.

44
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah


Dasar.Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Arikunto, S. (2011). Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah &


Pengawas. Yogyakarta: Adtya Media

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung:


Rineka Cipta

Hamzah, B. Uno. (2014). Belajar dengan Pendekatan PEIKEM.Jakarta: Bumi


Aksara

Isjoni. (2010). Pemebelajaran Kooperatif.Meningkatkan Kecerdasan antar


Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Khairun, N. (2016). Penerapan model Problem-Based Learning untuk


meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di
SMPN 2 Indra Jaya Sigli. Skripsi pada Sarjana Ilmu Pendidikan Islam
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh: tidak
diterbitkan

Ngalimun. (2013). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja


Presindo

Padmono. (2012). Evaluasi Pengajaran. Surakarta: UNS

Panjaitan Marojahan dan Rajagukguk R Sri. (2017). Upaya Meningkatkan


Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan
Menggunakan Problem Based Learning di Kelas X SMA.Medan:
UNIMED

Puji, Hartini. (2013). Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran


Tematik Integratif SMP. Bandung: Wahana Iptek

45
Purwanto, N. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Jakarta: Remaja Rosdakarya

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan


Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Sumartini Sri Tina. (2016). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.Garut:
STKIP

46

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 11
    Bab 11
    Dokumen8 halaman
    Bab 11
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Agustina Luju
    Agustina Luju
    Dokumen6 halaman
    Agustina Luju
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Silabus
    Silabus
    Dokumen5 halaman
    Silabus
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Roster
    Roster
    Dokumen1 halaman
    Roster
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Laporan Magang 3 Ithaa-1
    Laporan Magang 3 Ithaa-1
    Dokumen19 halaman
    Laporan Magang 3 Ithaa-1
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • LKPD
    LKPD
    Dokumen9 halaman
    LKPD
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Servinus Triyadi, Kapita Selekta
    Servinus Triyadi, Kapita Selekta
    Dokumen10 halaman
    Servinus Triyadi, Kapita Selekta
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Presentase Daerah Integral Dan Field
    Presentase Daerah Integral Dan Field
    Dokumen8 halaman
    Presentase Daerah Integral Dan Field
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Makalah Flip Chart
    Makalah Flip Chart
    Dokumen11 halaman
    Makalah Flip Chart
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Presentase Daerah Integral Dan Field
    Presentase Daerah Integral Dan Field
    Dokumen8 halaman
    Presentase Daerah Integral Dan Field
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Bahan Ajar
    Bahan Ajar
    Dokumen3 halaman
    Bahan Ajar
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Roster
    Roster
    Dokumen1 halaman
    Roster
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Silabus
    Silabus
    Dokumen5 halaman
    Silabus
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Lks Smn2 Maumere
    Lks Smn2 Maumere
    Dokumen15 halaman
    Lks Smn2 Maumere
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Asam Basah
    Asam Basah
    Dokumen23 halaman
    Asam Basah
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Mamen Magang
    Mamen Magang
    Dokumen22 halaman
    Mamen Magang
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • New RPP Smndu
    New RPP Smndu
    Dokumen49 halaman
    New RPP Smndu
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Cover - Daftar Isi
    Cover - Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Cover - Daftar Isi
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Tugas Makalah Metode Diskrit
    Tugas Makalah Metode Diskrit
    Dokumen3 halaman
    Tugas Makalah Metode Diskrit
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Makala Pigionhole
    Makala Pigionhole
    Dokumen3 halaman
    Makala Pigionhole
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat
  • Cover - Daftar Isi
    Cover - Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Cover - Daftar Isi
    Connor McGregor
    Belum ada peringkat