Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu yang penting. Pendidikan adalah akar dari
peradaban bangsa yang harus kita kembangkan dan tingkatkan hingga nantinya
dapat tercapai cita-cita bangsa Indonesia. Pendidikan telah menjadi kebutuhan
pokok setiap manusia agar dapat menjawab tantangan hidup. Pendidikan tercipta
melalui berbagai hal. Salah satunya pendidikan yang di dapatkan seorang anak
melalui sekolah. Sekolah memberikan pendidikan kepada anak untuk berbuat dan
berperilaku yang baik dan benar. Dalam peningkatan kualitas pendidikan semua
unsur harus terlibat, mulai dari pemerintah dan masyarakat. Selain itu, unsur
penting yang ikut memengaruhi pendidikan adalah tenaga kependidikan dan
peserta didik itu sendiri.
Keberhasilan suatu proses pendidikan tidak akan tercapai bila tidak
didukung tenaga pengajar yang profesional. Oleh karena itu, sangatlah penting
melatih calon-calon tenaga pengajar dengan pengamatan awal mengenai proses
belajar mengajar serta kehidupan sekolah yang nanti akan dijalaninya.
Mahasiswa sebagai calon guru dituntut untuk mempersiapkan diri menjadi
guru yang profesional. Maka dari itu, pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa
harus dapat digunakan sebagai bekal awal dalam melatih para mahasiswa menjadi
calon guru. Pengetahuan dengan tidak diimbangi dengan pengamatan dan latihan
awal akan sia-sia. Untuk itu pengamatan dan latihan awal perlu dibarengi dengan
pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa selama masa satu tahun pemerolehan
informasi.
Universitas Pendidikan Ganesha sebagai Lembaga Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan berupaya untuk mendidik dan melatih tenaga didiknya agar
memilki bermacam kompetensi, baik itu kompetensi sosial, kompetensi personal,
kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional. Hal ini dimplementasikan
dengan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan lebih awal (PPL-Awal) di
sekolah-sekolah untuk mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan.
1
PPl-Awal merupakan bentuk pengalaman yang diberikan kepada mahasiswa
sebagai calon guru secara lebih awal. Dengan adanya program PPL-Awal ini,
diharapkan setelah terjun langsung sebagai guru, para mahasiswa tidak merasa
asing dengan tugas-tugasnya sebagai seorang guru dan bisa tampil sebagai guru
yang profesional dan berkualitas. Selain itu, melalui PPL-Awal ini mahasiswa
diharapkan mengenal dan mengetahui unsur-unsur fisik dan non fisik sekolah,
cara pengelolaan sekolah, cara pengelolaan kelas, pola tingkah laku siswa di
dalam maupun di luar kelas serta proses belajar mengajar yang memiliki makna
besar dalam menunjang mahasiswa sebagai calon guru. Kegiatan PPL-awal
dilaksanakan melaui kegiatan observasi, wawancara, dan diskusi-diskusi. Untuk
lebih memantapkan data-data yang diperoleh, mahasiswa harus berperan aktif
dalam kegiatan sekolah kecuali mengajar. Pada kesempatan ini penulis memilih
SMA Negeri 4 Singaraja sebagai sekolah untuk pelaksaan PPL-Awal, mengingat
sekolah tersebut adalah SMA yang berada di Singaraja sehingga penulis dapat
memperoleh pengalaman yang bermanfaat sebagai bekal dikemudian hari sebagai
tenaga pendidik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran umum dari SMA Negeri 4 Singaraja?
2. Bagaimana keadaan fisik dan non-fisik SMA Negeri 4 Singaraja sebagai
tempat berlangsungya proses belajar mengajar?
3. Bagaimana sikap dan pola tingkah laku siswa di kelas maupun di luar
kelas saat dalam proses belajar dan mengajar maupun tidak?

4. Bagaimana pengelolaan proses pembelajaran guru baik dalam segi


perencanaan dan pelaksanaannya?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran umum SMA Negeri 4 Singaraja


2. Untuk mengetahui keadaan fisik dan non-fisik SMA Negeri 4 Singaraja
sebagai tempat berlangsungya proses belajar mengajar
2
3. sikap dan pola tingkah laku siswa di kelas maupun di luar kelas saat dalam
proses belajar dan mengajar maupun tidak.
4. Untuk mengetahui pengelolaan proses pembelajaran guru baik dalam segi
perencanaan dan pelaksanaannya.

3
BAB II

KEGIATAN SELAMA ORIENTASI

2.1 Kegiatan yang dirancang

Pada kegiatan PPL-Awal ini, penulis melaksanakan kegiatan PPL-Awal di


sekolah SMA Negeri 4 Singaraja. Pelaksanaan kegiatan PPL-Awal dimulai dari
tanggal 29 Juni 2015 dilanjutkan pada tanggal 28 juli 2015 sampai 24 Agustus
2015. Adapun kegiatan yang dirancang selama orientasi dalam pelaksanaan PPL-
Awal ini terbagi dalam tiga tahapan kegiatan, diantaranya :

1) Persiapan Awal

Persiapan awal yang dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan PPL Awal


adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pendaftaran PPL-Awal di LPPL.

b. Mengikuti pembekalan PPL-Awal yang diselenggarakan oleh LPPL.

c. Melakukan penjajagan dan penetapan sekolah tempat latihan.

d. Melakukan pendaftaran PPL Awal di sekolah latihan dan meminta izin


kepada kepala sekolah yang bersangkutan.

e. Melaporkan dan memperkenalkan diri, menjelaskan maksud PPL-Awal,


menghubungi guru pembimbing serta mengkonsultasikan program kerja
PPL-Awal.

f. Melakukan observasi dan orientasi awal.

2) Tahap Pengumpulan data


Adapun kegiatan yang dilakukan selama orientasi adalah sebagai berikut:

a. Mengenal dan mengamati keadaan umum SMA Negeri 4 Singaraja.

b. Mencatat unsur fisik dan non fisik SMA N 4 Singaraja.

4
c. Mengamati sikap dan pola tingkah laku siswa SMA Negeri 4 Singaraja
di dalam kelas maupun di luar kelas.

d. Mengenal dan Proses Belajar Mengajar (PBM) di SMA Negeri 4


Singaraja.

e. Mengenal tata tertib sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler di SMA N 4


Singaraja.

f. Mengenal kehidupan latar belakang sosial, budaya dan ekonomi siswa.

3) Pembuatan laporan
a. Menyusun laporan secara bertahap
b. Mengadakan klarifikasi, diskusi, pendalaman, pemahaman, atas
temuan di lapangan
c. Meminta lembar evaluasi yang telah diisi oleh guru pembimbing
d. Menyerahkan piagam lembaga kepada kepala sekolah dan guru
pembimbing, sekaligus mohon diri pada akhir kegiatan

2.2 Cara Mengumpulkan Data

Dalam pengumpulan data selama observasi di sekolah latihan, penulis


menggunakan beberapa metode, yaitu:

1) Metode Observasi
Metode observasi adalah cara pengumpulan data atau informasi dengan cara
mencermati langsung keadaan di lapangan. Melalui metode pengumpulan data ini
dilakukan dalam mengamati sekaligus mencatat temuan unsur fisik dan non fisik
sekolah, pengamatan tingkah laku siswa, guru, pegawai dan hal-hal lain yang
terkait.

a. Unsur fisik dan non fisik sekolah.


b. Pola tingkah laku siswa di dalam/ di luar kelas
c. Aktifitas guru pamong saat akan memulai pelajaran sampai
mengakhiri pelajaran dikelas.

5
2) Metode Wawancara
Metode wawancara adalah cara mengumpulkan data atau informasi dengan
cara bertanya langsung kepada narasumber. Pada wawancara ini narasumber
adalah kepala sekolah, pegawai, guru, maupun siswa SMA Negeri 4 Singaraja.
Hasil wawancara merupakan data mengenai keadaan lingkungan non fisik sekolah,
seperti data mengenai keadaan kebersihan, keamanan, serta pengelolaan dan
fasilitas yang mendukung berbagai unsur di sekolah. Selain itu, wawancara juga
dilakukan pada lingkungan fisik sekolah, seperti personalia dalam ruangan
tersebut, fungsi maupun kaitannya pada peserta didik.

3) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencoba dan
berusaha memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama-sama atau proses
pertukaran informasi yang disertai dengan analisis dan argumentasi dalam
pembahasan suatu masalah. Metode diskusi ini dilakukan selama orientasi dalam
upaya untuk melengkapi data serta memastikan kebenaran data yang diperoleh.

4) Metode Pengumpulan Dokumen


Metode pengumpulan dokumen ini dilakukan dengan mengumpulkan
berbagai dokumen terkait dengan keberadaan sekolah, baik unsur fisik maupun
nonfisik sekolah. Metode ini dilakukan untuk mengetahui berbagai data
administrasi yang terkait dengan sekolah seperti data-data inventaris, tata tertib,
data mengenai keadaan siswa, keadaan guru, petugas administrasi sekolah
maupun data-data non fisik lainnya.

5) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dilakukan melalui


pencatatan langsung barang-barang atau hal-hal yang ada di sekolah, misalnya
mengenai jumlah siswa dan kelengkapan yang ada di setiap kelas ataupun di
laboratorium.

6
BAB III

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum SMA Negeri 4 Singaraja

SMA Negeri 4 Singaraja lahir pada tanggal 5 Juni 1989. SMA Negeri 4
Singaraja terletak di Kabupaten Buleleng dan tepatnya berada di Jalan Melati,
Singaraja. Sebelum bernama SMA Negeri 4 Singaraja lembaga ini bernama:

1. Pada tahun 1956 didirikan Sekolah Guru Pendidikan Jasmani (SGPD)


dengan lama pendidikan 4 tahun. SGPD berlangsung sampai tahun 1963.
2. Pada tahun 1963, SGPD berubah nama menjadi Sekolah Menengah
Olahraga Atas (SMOA) dengan lama pendidikan 3 tahun. SMOA cukup
lama jika dibandingkan dengan SGPD yaitu 15 tahun bersaing dengan
Sekolah Menengah Atas lainnya.
3. Pada tahun 1978, SMOA berganti nama lagi menjadi Sekolah Guru
Olahraga (SGO). Baik SMOA maupun SGO cukup mampu menyuarakan
nafas olahraga khususnya di Kabupaten Buleleng, sehingga pada setiap
kegiatan olahraga kehadiran SMOA ataupun SGO selalu diperhitungkan
oleh lawan -lawannya.
4. Kemudian pada tahun ajaran 1989/1990 SGO sudah tidak lagi menerima
siswa baru. Lembaga ini sudah mulai menerima siswa baru SMA di kelas
satu sesuai dengan Kep. Mendikbud RI. Nomor 0342/U/1989 tanggal 5
Juni 1989 tentang alih fungsi Sekolah Pendidikan Guru dan Sekolah Guru
Olahraga menjadi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sedangkan proses belajar
mengajar di kelas II dan III (SGO) tetap diselenggarakan sampai tahun
ajaran 1990/1991. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Kepala kantor
Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Bali Nomor 44
/ I / 19 / Kep / I.1991 tanggal 30 April 1991 Tentang pemberian nama dan
nomor sekolah bagi Sekolah Pendidikan Guru dan Sekolah Sekolah Guru
Olahraga Alih fungsi menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA), dimana
seperti yang tercantum dalam lampiran keputusan ini, bahwa SGO Negeri
7
Singaraja sebagai nama Sekolah asal, beralih fungsi dan bernomor menjadi
SMA Negeri 4 Singaraja. Pada tahun ajaran 1996/1997 terjadi perubahan
nama sekolah dari SMA (Sekolah Menengah Atas) berubah menjadi SMU
(Sekolah Menengah Umum).

5. Berdasarkan Kep. Mendikbud RI nomor 0342/U/1989, maka 5 Juni 1989


ditetapkan sebagai hari lahir SMA Negeri 4 Singaraja.

Demikian sejarah singkat lahirnya SMU Negeri 4 Singaraja


1. Kepala SGPD : Rd. O. Koerdi
(1957 – 1958)
Raden Ngabei Subali Ronggo Warsita
(1958 – 1964)
2. Kepala SMOA : Drs. Nengah Sutarjana
(1964 – 1967)
Ida Komang Widnyana , BA
(1967 – 1968)
Drs. Ketut Natera
(1968 – 1971)
Dra. Ni Ketut Ayu
(1971 – 1978)
3. Kepala SGON : Dra. Ni Ketut Ayu
(1978 – 1991)
4. Kepala SMA N 4 Singaraja: Dra. Ni Ketut Ayu
(1984 – 1994)
5. Kepala SMA N 4 Singaraja: Drs. I Gede Suranada
(1994 – 1998)
6. Kepala SMA N 4 Singaraja: Drs. I Gusti Bagus Bhaktiyasa
(1989 – 2009)
7. Kepala SMA N 4 Singaraja : Made Sumawijana, S.Pd., M.Si.
(2010-2012)
8. Kepala SMA N 4 Singaraja : Putu Gede Wartawan, S.Pd., M.P.d
(2012 - Sekarang)

8
Dari pemaparan di atas, dapat diketahui SMA Negeri 4 Singaraja telah
berkembang sekian tahun. Dari tahun ke tahun SMA Negeri 4 Singaraja juga telah
banyak menorehkan prestasi baik prestasi akademik, olahraga maupun seni
budaya, seperti pada semester 1 tahun ajaran 2014/2015, tercatat siswa yang telah
menyumbangkan prestasinya dalam bidang akademik sebanyak 31 orang, dalam
bidang olahraga sebanyak 22 orang dan dalam bidang seni budaya sebanyak 9
orang sedangkan pada semester 2 tahun ajaran 2014/2015, tercatat siswa yang
telah menyumbangkan prestasinya dalam bidang akademik sebanyak 12 orang,
dalam bidang olahraga sebanyak 11 orang dan dalam bidang seni buda sebanyak 1
orang. Maka tidak heran dari prestasi yang ada sekolah tersebut dikategorikan
sebagai salah satu sekolah yang patut diperhitungkan dan terakreditasi A.

3.2 Pengenalan Unsur Fisik Dan Non Fisik SMA Negeri 4 Singaraja

1. Nama sekolah : SMA Negeri 4 Singaraja


2. Alamat : Jalan Melati Singaraja
3. Status sekolah : Negeri
4. Luas tanah : 12.600 m2
5. Jumlah ruang kelas : 32 kelas
6. Ukuran rerata kelas : 292,1 m2
7. Bangunan lain yang ada :

Tabel 3.1 Luas Tanah dan Bangunan SMAN 4 Singaraja


No Nama Ruangan Luas (m2)

R. KEPALA, R.TAMU, 222 M2


1
R.TU

R. WAKASEK, R. GURU, 263,1 M2


2
R. PERTEMUAN

3 GEDUNG E (R. 1, R. 2, R. 144 M2

9
3 DAN R. 4)

GEDUNG F (R. 1 DAN R. 126,6 M2


4
4

GEDUNG F (R. 2, DAN 228 M2


5
R. 5)

GEDUNG F (R. 3 DAN R. 120,4 M2


6
6)

GEDUNG G (R. 1, R. 2, R. 144M2


7
3, R. 4, R. 5 DAN R. 6)

GEDUNG H (R. 1 DAN 232,5 M2


8
R. 2)

9 GEDUNG I (R. 1) 212,7 M2

10 GEDUNG I (R. 3) 241,9 M2

11 GEDUNG I (R. 4) 236,5 M2

GEDUNG J (R. 1, R. 2, R. 3 236 M2


12
DAN R. 5)

GEDUNG K (R. 1, R2, R. 3, 213, 5 M2


13
R. 5, R. 6, DAN R. 7)

GEDUNG K (R. 4 DAN R. 168,9 M2


14
8)

15 R. BK 230,5 M2

16 R.OSIS 167,9 M2

17 R.UKS 236 M2

18 R. LAB FISIKA 236 M2

10
19 R. LAB KIMIA 236 M2

20 R. LAB BIOLOGI 236 M2

21 R. LAB KOMPUTER 236 M2

22 R. LAB BAHASA 182 M2

23 R. PERPUSTAKAAN 693 M2

24 GEDUNG SERBA GUNA 651 M2

KAMAR MANDI, WC 12 M2
25
GURU

KAMAR MANDI, WC 51 M2
26
SISWA

27 GUDANG 11 M2

PARAHYANGAN / 104,5 M2
28
PADMASANA

29 KANTIN SEKOLAH 93,5 M2

30 KOPERASI 38,2 M2

31 TAMAN 33,8 M2

32 PARKIR 76,5 M2

33 POS SATPAM 5 M2

34 RUMAH JAGA 18 M2

11
8. Lapangan olah raga
Lapangan olahraga SMA Negeri 4 Singaraja berada di sebelah selatan
sekolah, tepatnya berada di depan laborotarium fisika. Lapangan olahraga yang
dimiliki oleh SMA Negeri 4 Singaraja berukuran panjang 31 m, lebar 21 m, dan
luas 651 m2. Lapangan ini memiliki banyak fungsi yang sering digunakan oleh
siswa maupun guru untuk berbagai jenis kegiatan olahraga seperti basket, tenis
lapangan, footsal, volley, dan senam, dan kegiatan olahraga yang berkaitan dengan
ekstrakurikuler. Selain itu, setiap hari senin, lapangan ini sering digunakan untuk
melaksanakan upacara bendera dan hari besar nasional lainnya. Tidak hanya itu,
lapangan olahraga ini juga digunakan sebagai tempat persembahyangan oleh umat
hindu pada hari-hari tertentu seperti saat purnama, tilem dan persembahyangan
bersama lainnya. Lapangan olahraga yang dimiliki oleh SMA Negeri 4 Singaraja
berupa lapangan berlantai semen halus yang disekitarnya dibatasi oleh jaring-
jaring dari kawat yang dilengkapi dengan lampu penerangan. Keberadaan fasilitas
yang ada di SMA Negeri 4 Singaraja sangat menunjang berlangsungnua kegiatan
yang dilaksanakan di lapangan itu sendiri, seperti jaring-jaring yang disediakan
akan sangat menunjang pada saat siswa melaksanakan olahraga basket, voli dan
lain sebagainya agar bola tidak mengenai kaca jendela pada ruangan yang ada di
sekitarnya. Begitu juga lampu penerangan diperlukan untuk menerangi kegiatan
yang masih berlangsung pada malam atau pada waktu subuh.

9. Lingkungan sekolah
a. Jenis bangunan di sekitar sekolah

SMA Negeri 4 Singaraja beralamat di Jalan Melati Singaraja, tepatnya di


sebelah barat lapangan Bhuana Patra. Lokasi SMA Negeri 4 Singaraja yang
berada di pusat kota Singaraja membuat sekolah tersebut mudah dijangkau dan
strategis. Bangunan-bangunan yang ada di sekitar lingkungan SMA Negeri 4
Singaraja adalah :

Sebelah Utara : Kolam Renang Mumbul dan Rumah Penduduk

Sebelah Selatan : Rumah Penduduk

Sebelah Timur : Rumah Penduduk

12
Sebelah Barat : Lapangan Bhuana Patra

b. Kondisi lingkungan sekolah

SMA Negeri 4 Singaraja yang berada di pusat kota dan terletak agak ke
dalam membuat kondisi lingkungan sekolah yang menjadi nyaman karena sedikit
ada kebisingan kendaraan bermotor. Selain nyaman, dampak dari letak sekolah
yang sedikit jauh dari jalan raya tetap membuat proses belajar menjadi tenang.
Pengelolaan lingkungan sekolah pun tertata dengan baik, seperi kerindangan dan
penambahan taman untuk memudahkan siswa beristirahat pada saat jam istirahat
maupun sebagai tempat berdiskusi di luar jam belajar. Selain itu, didukung pula
dengan kondisi bangunan-bangunan yang baik dan memadai sehingga membantu
kelancaran proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah tersebut. Kondisi
bangunan yang masih terjaga, seperti pengelolaan ruangan bangunan yang rusak
untuk cepat diperbaiki sehingga siswa merasa nyaman dalam proses
pembelajarannya di kelas. Lingkungan SMA Negeri 4 Singaraja tertata dengan
baik, rapi, asri, indah, dan nyaman. Kondisi ini sangat menunjang dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.

Dalam bidang keamanan, di SMA Negeri 4 Singaraja tergolong aman


karena terdapat satpam yang menjaga keamanan sekolah dalam pembagian waktu
yang berbeda secara bergantian. Secara umum kondisi lingkungan sekolah SMA
Negeri 4 Singaraja dapat dikatakan, rapi, asri, nyaman, dan aman.

10. Denah lingkungan fisik sekolah


Denah lingkungan fisik SMA Negeri 4 Singaraja terlampir.
11. Ruang kelas
Adanya 32 ruang kelas di SMA N 4 Singaraja yang digunakan untuk
tempat belajar antara pendidik dengan peserta didik dan segala aktifitasnya di
dalam ruang kelas tersebut. Fasilitas-fasilitas yang ada pada tiap-tiap ruang kelas
di SMA Negeri 4 Singaraja antara lain:

13
Tabel 3.2 Daftar inventaris barang di masing-masing ruang kelas
NO NAMA BARANG JUMLAH BAIK

1 Gambar Burung Garuda 1 

2 Gambar Presiden dan Wakil 2 


Presiden

3 Hiasan Dinding 3 

4 Jam Dinding 1 

5 White Board 1 

6 Penghapus 2 

7 Spidol 4 

8 Tempat spidol 1 

9 Meja dan kursi guru 1 set 

10 Meja dan kursi siswa Disesuaikan 

11 Taplak meja 1 

12 Vas bunga 1 

13 Papan absensi siswa 1 

14 Papan tata tertib siswa 1 

15 Daftar piket kelas 1 

16 Papan data administrasi kelas 1 

17 Struktur organisasi kelas 1 

18 Struktur 6K 1 

19 Kriteria pelanggaran dan skor 1 

14
hukuman tata tertib

20 Pelangkiran 1 

21 Speaker 1 

22 Lampu neon 6 

23 Visi, misi sekolah, janji siswa 1 

24 Lemari barang tempat 1 


peralatan kebersihan

25 Sapu ijuk 3 

26 Serok 1 

27 Ember 3 

28 Lap pel 2 

29 Sapu bulu 2 

30 Dulang kecil 1 

31 Kipas angin 2 

32 Buku absen 1 

33 Jurnal kelas 1 

34 Proyektor 1 

35 Papan Proyektor 1 

15
Adapun fungsi dari fasilitas-fasilitas yang ada di dalam kelas adalah
sebagai berikut:

1. Lambang burung garuda, gambar presiden beserta wakil presiden


berfungsi sebagai acuan warga Negara Indonesia untuk memahami
arti penempatan lambang burung garuda untuk persatuan dan
penempatan gambar presiden dan wakil presiden untuk mengetahui
pengabdian presiden dan wakil presiden yang menjabat.
2. Pelangkiran berfungsi sebagai tempat untuk menghaturkan banten
khususnya bagi umat Hindu yang meyakini dengan sembahyang
secara rutin sebelum pelajaran dimulai akan diberikan ketenangan
untuk menangkap materi yang akan diajarkan pada hari tersebut.
3. Lemari barang digunakan untuk menyimpan alat-alat pembersih
kelas, seperti sapu, alat pel, ember dan dapat juga digunakan untuk
meyimpan taplak meja guru dan vas bunga setelah usai pelajaran.
4. Papan tulis white board berfungsi sebagai media bagi guru untuk
menyampaikan materi pelajaran agar lebih mudah dimengerti.
5. Meja dan kursi (untuk guru dan siswa) sebagai tempat mencatat
atau menulis materi dan tempat duduk.
6. Speaker intercom sebagai alat untuk menyampaikan pengumuman
kepada siswa maupun guru dan menginformasikan hal-hal yang
penting yang berhubungan dengan kegiatan sekolah.
7. Papan struktur kelas
Setiap kelas terdapat satu buah papan yang di dalamnya sudah
berisi struktur organisasi kelas, denah kelas, nama siswa, daftar
pelajaran, nama piket dan absensi siswa.
8. Spidol digunakan sebagai alat menulis saat guru menyampaikan
materi belajar dan siswa yang menjawab pertanyaan guru dapat
menulis menggunakan spidol.
9. Penghapus papan digunakan sebagai alat pembersih papan.
10. Lampu neon sebagai penerangan dalam maupun luar kelas.
11. Tempat sampah dan alat-alat pembersih berfungsi sebagai alat
pembersih kelas maupun lingkungan luar kelas sehingga
16
kebersihan kelas pada khususnya dan sekolah pada umumnya dapat
terus dijaga.
12. Buku jurnal harian digunakan untuk absensi guru dan menulis
materi-materi yang telah diajarkan pada hari tersebut.
13. Kelengkapan lain kelas seperti gambar pahlawan, vas bunga,
tamplak meja, hiasan dinding, jam dinding, dan lain-lain digunakan
sebagai kelengkapan inventaris kelas dan menambah kenyamanan
belajar di kelas.
14. Kipas Angin sebagai penyejuk ruangan.
15. Tirai untuk mencegah sinar masuk.
16. Denah siswa untuk mengetahui posisi duduk siswa sehingga
memudahkan guru untuk melihat karakteristik siswa.
17. Visi, misi, dan tata tertib siswa SMA Negeri 4 Singaraja digunakan
agar siswa mampu memahami apa yang menjadi visi, misi, dan tata
tertib yang ada di SMA Negeri 4 Singaraja, tertempel dalam
sebuah papan dan digantung dinding ruang kelas.
18. Buku absen untuk mengetahui kehadiran siswa.
19. Proyektor sebagai alat pendukung dalam penyampaian materi oleh
guru kepada siswa-siswi SMA Negeri 4 Singaraja.
20. Papan proyektor yang digunakan untuk memproyeksikan gambar
dari proyektor tersebut.
Fasilitas yang tersedia di setiap ruang kelas dapat dikatakan lengkap dan
menunjang proses belajar mengajar peserta didik. Posisi tempat duduk baik meja
maupun kursi telah ditata dengan rapi sehingga tercipta suasana nyaman belajar,
begitu juga dengan jarak tempat duduk antar siswa disesuaikan dengan luas
ruangan dan jumlah siswa sehingga penyampaian materi antara peserta didik
dengan pendidik dapat berjalan dengan baik, penempatan papan white board yang
ditempatkan di depan dan tidak terlalu jauh dengan jarak siswa menjadikan proses
belajar berlangsung efektif sebagai salah satu penyalur informasi atau materi.
Tidak hanya itu, penambahan hiasan dinding, seperti lukisan ataupun
gambar pahlawan menambah kesan mendidik dalam ruangan. Penambahan alat-
alat pembersihan juga mendukung kesan kebersihan lingkungan terutama kelas

17
untuk masing-masing siswa karena kelas yang bersih akan tercipta suasana belajar
yang nyaman. Jam dinding yang disediakan pada setiap ruang kelas juga
mendukung proses pembelajaran dimana fungsi utama dari jam dinding ini adalah
menciptakan siswa yang disiplin, terutama disiplin waktu. Ini sangat mendukung
karakteristik peserta didik, disiplin waktu sejak bangku sekolah akan menjadi
kebiasaan yang akan diteruskan di jenjang sekolah selanjutnya. Perlengkapan
kelas lain seperti kipas angin dan tirai juga membantu siswa, kipas angin
dibutukan siswa terutama pada tengah hari yang biasanya cuaca panas, kipas
angin dibutuhkan untuk menyejukkan ruangan dan tercipta suasana belajar yang
nyaman, begitu juga tirai dibutuhkan untuk menghindari pancaran langsung sinar
matahari yang masuk ke ruangan, jika itu terjadi akan membuat suasana belajar
yang tidak nyaman dan membuat siswa tidak fokus menerima materi pelajaran
karena ruangan yang panas. Perlengkapan yang tidak kalah pentingnya untuk
membantu proses pembelajaran siswa adalah LCD dan papan proyektor. LCD dan
papan proyektor akan memudahkan siswa dan guru dalam penyampaian materi
yang berkaitan dengan presentasi. Di dalam kelas juga terdapat sebuah speaker
yang digunakan untuk memberikan pengumuman langsung kepada siswa ketika
siswa sedang belajar di dalam kelas. Speaker ini langsung terhubung ke ruang tata
usaha di mana guru memberikan pengumuman, sehingga dalam penyampaian
informasi menjadi lebih efisien tanpa harus mengumpulkan seluruh siswa.

Pelangkiran suci yang disediakan di setiap kelas disediakan sesuai dengan


keyakinan umat hindu, setiap pagi sebelum proses pembelajaran dimulai siswa
akan menghaturkan canang serta meminta kegiatan yang akan berlangsung pada
hari tersebut diberikan kelancaran dan selalu dalam lindungan-Nya. Data
administrasi kelas lainnya, seperti jurnal kelas yang wajib diisi oleh guru setelah
mengajar dan absensi untuk mencatat kehadiran siswa yang biasanya diisi oleh
sekretaris.

12. Perpustakaan Sekolah

Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan


adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam,
mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para
18
penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan. Perpustakaan
merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisir secara baik dan
sisitematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan
kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut
berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya
perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari
masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan. Perpustakaan SMA Negeri 4
Singaraja dikelola oleh petugas khusus yang betugas secara khusus menangani
masalah perpustakaan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengelolaan
perpustakaan (struktur organisasi dan pembagian tugas perpustakaan terlampir).

Daftar tabel 3.3 inventaris ruang perpustakaan


No Nama Barang Type Nomor Jumlah

1 Meja sirkulasi 1

2 Almari administrasi 1

3 Meja ketik 1

4 Almari Buku 2

5 Meja baca 12

6 Kursi Lipat Chitose 42

7 Filling cabinet 1

8 Rak buku 15

9 Rak surat kabar 1

10 Rak catalog 1

11 Mesin ketik kecil 800T 1


brother

19
12 Rak majalah 1

13 Televisi panasonik R213 3439537 1


DLX

14 VCD Aico A/VCD 25051 1


929

15 Komputer Primera 3

16 Printer HP HP 3920 1

17 Komputer P.IV Intel 1


Inside

18 Printer Epson LQ. 2180 1

19 Stavol Matsuviva SVC- 1


500N

20 Rak etalase 1

21 Papan pengumuman 1

22 Jam dinding 1

23 Globe 2

24 Papan statistic 1

Bahan pustaka yang ada di perpustakaan ini beraneka ragam dan selalu
berkembang setiap tahun. Penambahan bahan pustaka dirasa perlu karena setiap
tahun tentu mengalami perkembangan yang berbeda. Maka dari itu, penambahan
bahan pustaka diperlukan untuk menambah wawasan atau memberikan informasi
terbaru pada siswa. Begitu juga halnya dengan kehadiran pengunjung baik itu
siswa, guru atau pegawai maupun pengunjung umum akan memberikan dampak
pada perpustakaan itu sendiri untuk melihat berapa banyak buku yang terpinjam

20
serta memacu diri untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dalam halnya
dengan perpustakaan sebagai penyedia informasi.

Jenis-jenis bacaan yang terdapat di perpustakaan antara lain:


a. Jenis Majalah:
Trubus
Kharisma
Komputer aktif
Horison
Raditya
b. Jenis Koran:
Denpost
Nusa
Bali Aga
Kompas
Jawa Post
Bali Post
c. Jenis Tabloid:
Nyata
Wiyata Mandala
Bola
Ubaya
Pemanfaatan perpustakaan untuk tempat pembelajaran oleh guru dirasa
begitu penting dan efektif. Sarana ini merupakan sarana penting yang wajib
disediakan sekolah untuk memenuhi tuntutan informasi yang berkembang dan
atas pendalaman materi yang diberikan guru. Perpustakaan yang disediakan di
SMA Negeri 4 Singaraja sudah tepat guna dimana sudah ada kerja sama antara
guru dan perpustakaan itu sendiri sebagai penyedia informasi. Materi yang
berkaitan dengan pembelajaran di kelas disesuaikan dengan bahan pustaka yang
disediakan di perpustakaan, jadi guru merujuk pada buku-buku yang ada di
perpustakaan untuk menambah wawasan atau informasi yang akan didapatkan
oleh siswa. Tidak hanya itu, perpustakaan menjadi pusat sumber belajar yang
disediakan oleh pihak sekolah selain pendidik atau guru. Jika ada guru yang
21
berhalangan hadir maka dari pihak guru akan meminta siswanya untuk membaca
buku di perpustakaan sekaligus sebagai pekerjaan rumah yang sumber dari tugas
tersebut berasal dari bahan pustaka yang ada di perpustakaan tersebut, tentu saja
hal ini dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan pendidik pada siswanya.

Perpustakaan dimanfaatkan dalam menunjang Proses Belajar Mengajar


(PBM) yaitu dimanfaatkan oleh guru dan siswa terutama dalam mengisi waktu
luang, misalnya dalam satu kelas yang kebetulan memiliki jam pelajaran kosong
atau guru yang bersangkutan berhalangan hadir, maka agar tidak terjadi keributan
di dalam kelas diharapkan siswa-siswi mendatangi perpustakaan sehingga waktu
kosong dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menambah wawasan berpikir
dalam pelajaran maupun non pelajaran dengan membaca buku ataupun media
bacaan lainnya yang tersedia di ruang perpustakaan. Dengan teknis
peminjamannya yaitu dengan cara membuat atau membayar kartu anggota di
perpustakaan kemudian siswa atau peminjam yang ingin meminjam buku wajib
membawa kartu anggota perpustakaan. Buku dapat dipinjam selama 2 minggu dan
dapat diperpanjang. Apabila buku yang dipinjam belum juga dikembalikan pada
waktu yang seharusnya, maka peminjam akan dikenakan denda yang sewajarnya.
Kartu perpustakaan ini berlaku selama siswa tersebut masih menjadi siswa SMA
Negeri 4 Singaraja. Pengunjung yang datang ke perpustakaan wajib mematuhi tata
tertib perpustakaan. (Tata tertib perpustakaan terlampir)

Menurut Rencana Anggaran Pemasukan dan Pengeluaran tahun ajaran


2015/2016 bahwa upaya sekolah dalam menambah bahan bacaan atau buku-buku
perpustakaan yaitu dengan dana yang bersumber dari Dana Bantuan Keuangan
Khusus (BKK), dana komite sekolah, dan sumbangan siswa kelas XII Tahun
2011/2012. Selain itu, cara pegawai di bagian perpustakaan untuk menambah
bahan bacaan yaitu dengan berkonsultasi pada kepala sekolah untuk mendapat
persetujuan dalam pengadaan buku, dan juga komite telah menganggarkan setiap
tahunnya untuk membeli buku. Perpustakan SMA Negeri 4 Singaraja juga
mendapat sumbangan buku dari pemerintah, dan penerbit buku. Terkadang,
perpustakaan juga digunakan sebagai tempat pertemuan mahasiswa yang akan
melakukan aktifitas sementara di SMA N 4 Singaraja baik itu PPL-Awal atau

22
PPL-real baik itu untuk mendapatkan pengarahan dari pihak sekolah ataupun
hanya sekadar mencari data-data yang diperlukan. Perpustakaan juga
dimanfaatkan oleh pembina guru untuk mengadakan latihan-latihan bagi siswa
yang akan mengikuti lomba Akademi.

Pentingnya perpustakaan sekolah dalam menunjang kegiatan pembelajaran


karena perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang berpengaruh besar
dalam dunia pendidikan. Khususnya perpustakaan sekolah, yang mempunyai
peranan yang sangat dominan dalam pembangunan di bidang pendidikan.
Perpustakaan yang terdapat di SMA Negeri 4 Singaraja sudah tergolong baik,
pemanfaatan yang terkelola dengan rapi serta ditambah dengan beberapa fasilitas
penunjang lainnya seperti komputer dan Wifi tentu menghilangkan kesan “jenuh”
yang sering dielu-elukan oleh siswa. Tidak hanya itu, pengelolaan perpustakaan
ini juga dapat dilihat dari penambahan buku secara berkala. Namun, kekurangan
fasilitas yang terdapat di perpustakaan ini yaitu, terletak pada kurang banyaknya
terdapat komputer untuk para siswa. Akibatnya, siswa harus bergantian
menggunakan fasilitas tersebut. Komputer yang terdapat di perpustakaan ini juga
terdapat beberapa yang sudah rusak.

13. Laboratorium

Setiap laboratorium yang ada di SMA Negeri 4 Singaraja dikelola oleh


petugas khusus yaitu seorang laboran dimana kerja laboran berada di bawah
pengawasan koordinator laboratorium atau penanggung jawab laboratorium sesuai
dengan bidangnya. Antara penanggung jawab dan laboran memiliki tugas masing-
masing. Adapun tugas dari kepala laboratorium adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan dan pengadaan alat/bahan laboratorium

2. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium

3. Menyusun program tugas Laboran

4. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium

5. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium

23
6. Menginventarisasi dan mengadministrasikan alat-alat laboratorium

7. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium

Tugas laboran secara garis besar yaitu :

1. Merencanakan pengadaan alat-alat laboratorium

2. Membantu menyusun jadwal dan tata tertib pendayagunaan


laboratorium

3. Menyusun program kegiatan laboratorium

4. Mengatur pembersihan, pemeliharaan, perbaikan, dan penyimpanan


alat-alat laboratorium

5. Menginventaris dan mengadministrasikan alat-alat laboratorium

6. Menyusun laporan pendayagunaan laboratorium

Tata tertib laboratorium IPA SMA Negeri 4 Singaraja:

1. Siswa memasuki ruang Laboratorium dengan tertib

2. Siswa melaksanakan praktikum setelah mendapat penjelasan dari guru


terlebih dahulu

3. Siswa membawa bahan-bahan praktikum, jika mendapatkan penjelasan


dari guru

4. Siswa tidak dibenarkan membawa bahan/alat yang tidak ada hubungannya


dengan praktikum

5. Siswa tidak diperkenankan membawa tas ke dalam Laboratoium

6. Siswa menyelenggarakan praktikum dengan tertib

7. Siswa diperkenankan menggunakan bahan/alat yang berbahaya setelah


mendapat petunjuk dari guru terlebih dahulu

24
8. Siswa tidak diperkenankan membicarakan hal-hal yang tidak terkait
dengan praktikum

9. Siswa tidak diperkenankan makan/membawa makanan ke dalam


Laboratorium

10. Sesudah praktikum, siswa wajib membersihkan alat-alat

11. Siswa membuang sampah bekas praktikum pada tempat yang disediakan

12. Siswa melaporkan kembali alat-alat yang sudah selesai dipergunakan


dalam praktikum

13. Siswa melaporkan alat/bahan yang rusak kepada guru/penanggung jawab


praktikum

14. Siswa meninggalkan Laboratirum setelah mendapatkan izin dari guru

Berikut akan dirincikan kelima laboratorium yang ada di SMA N 4


Singaraja.

1. Laboratorium fisika
Laboratorium fisika biasaya digunakan pada siswa dan guru
yang belajar mengenai mata pelajaran fisika. Laboratorium fisika
terletak di selatan sekolah, bersebelahan dengan prahyangan sekolah.
Laborotarium fisika dikelola oleh petugas khusus yang disebut
laboran. Salah satu tugas laboran fisika adalah mengatur
pembersihan, pemeliharaan, perbaikan dan penyimpanan alat-alat
laboratorium fisika. Fasilitas yang terdapat dalam laboratorium fisika
disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan materi yang dijelaskan oleh
guru yang mengajar. Jika pada materi tersebut mengajarkan tentang
lensa cembung dan cekung maka hanya alat tersebut yang
dikeluarkan oleh petugas laboran laboratorium fisika. Cara
pengaturan dan pengelolaan alat-alat yang telah dipakai, yaitu
dengan mencuci alat setelah digunakan, memperbaiki alat setelah

25
penggunaannya, mengecek keutuhan dan kerusakan alat, dan
menempatkan alat sesuai dengan tempatnya.

Dalam pengelolaan laboratorium, jika ada siswa yang


merusak alat-alat praktikum, maka siswa akan disuruh untuk
mengganti alat yang rusak tersebut. Struktur organisasi laboratorium
fisika SMA Negeri 4 Singaraja, tugas pengelola laboratorium,
program kerja dan daftar alat laboratorium IPA (Fisika) yang terbaru
Tahun 2015 terlampir pada akhir laporan ini.

Tata tertib Laboratorium Fisika SMA Negeri 4 Singaraja, yaitu:

1. Siswa memasuki ruang Lab. Fisika dengan tertib.

2. Siswa melaksanakan praktikum setelah mendapatkan penjelasan dari guru


terlebih dahulu.

3. Siswa membawa alat-alat praktikum, jika mendapatkan penjelasan dari


guru.

4. Siswa tidak dibenarkan membawa bahan/alat yang tidak ada hubungannya


dengan praktikum.

5. Siswa tidak diperkenankan membawa tas ke dalam lab. Fisika.

6. Siswa dilarang membuang sampah ke dalam wastafel dan tempat lainnya


dalam ruangan lab, kecuali di bak sampah yang telah disediakan.

7. Siswa menyelenggarakan praktikum dengan tertib.

8. Siswa diperkenankan menggunakan alat/bahan yang berbahaya setelah


mendapat petunjuk dari guru terlebih dahulu.

9. Siswa tidak diperkenankan membicarakan hal-hal yang tidak terkait


dengan praktikum.

10. Siswa tidak diperkenankan makan/membawa makanan ke dalam lab. fisika.

11. Sesudah praktikum, siswa wajib membersihkan alat - alat.

26
12. Siswa membuang sampah bekas praktikum pada tempat yang di sediakan.

13. Siswa melaporkan kembali alat-alat yang sudah selesai dipergunakan


dalam praktikum.

14. Siswa melaporkan alat/bahan yang rusak kepada guru/penanggung jawab


praktikum.

15. Siswa meninggalkan lab fisika setelah mendapatkan ijin dari guru.

Fasilitas penunjang Laboratorium Fisika sebagai berikut.


Tabel 3.4 Daftar inventaris barang di laboratorium Fisika

No Nama Barang Jumlah Kondisi

1 Struktur organisasi pengelola 1 Baik


laboratorium

2 Jam dinding 1 Baik

3 Layar 1 Baik

4 TV 1 Baik

5 Kalender 1 Baik

6 Meja panjang 26 Baik

7 Kursi panjang 25 Baik

8 Kursi guru 6 Baik

9 Meja guru 2 Baik

10 Ruang persiapan 1 Baik

11 Almari alat Baik

12 Wastafel 6 Baik

13 Kipas angin 2 Baik

27
14 Lampu Baik

Selain itu, juga terdapat nama-nama alat yang terdapat di laboratorium fisika
(terlampir).
2. Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia terletak dilantai 2 dan berdampingan dengan
laboratorium biologi. Laboratorium ini dikelola oleh seorang
petugas khusus yang disebut laboran kimia. Biasanya siswa dan
guru yang datang ke laboratorium kimia digunakan untuk
melakukan eksperimen atau percobaan dengan menggunakan
bahan-bahan kimia. Fasilitas penunjang laboratorium yang ada di
SMA Negeri 4 Singaraja bila dilihat dari jenis dan jumlah alat dan
bahan yang ada sudah memadai dimana alat tersebut selama ini
mencukupi dalam menunjang kegiatan pratikum di laboratorium
(jenis dan jumlah alat/bahan terlampir) Adapun fasilitas
penunjang Laboratorium Kimia sebagai berikut.
Tabel 3.5 Daftar inventaris barang di laboratorium Kimia

No Nama barang Jumlah Kondisi

1 Pelangkiran 1 Baik

2 LCD 1 Baik

3 Layar 1 Baik

4 Kipas angin 1 Baik

5 Lampu 1 Baik

6 Jam dinding 1 Baik

7 Whiteboard 1 Baik

8 Gambar Garuda, Presiden, & 1 set Baik

28
Wapres

9 Alat dan bahan praktikum Baik

10 Wastafel 4 Baik

11 Meja 15 Baik

12 Kursi / bangku 22 Baik

13 Tempat sampah 1 Baik

14 Sapu ijuk 4 Baik

15 Sapu lidi 1 Baik

16 Ember 2 Baik

17 Spidol 1 Baik

18 Penghapus 1 Baik

19 Rak alat 7 Baik

20 Data tata tertib Lab. 1 Baik

21 Data struktur organisasi 1 Baik

22 Data program Kerja Lab. 1 Baik

3. Laboratorium Biologi
Laboratorium biologi yang terlatak bersebelahan dengan
laboratorium kimia ini dikelola oleh seorang laboran biologi.
Fasilitas penunjang laboratorium yang ada di SMA Negeri 4
Singaraja bila dilihat dari jenis dan jumlah alat dan bahan yang ada
sudah memadai dimana alat tersebut selama ini mencukupi dalam
pemenuhan atau keperluan yang akan digunakan utnuk
pendalaman pemahaman materi pelajaran biologi. Cara pengaturan

29
dan pengelolaannya dilakukan oleh seorang laboran biologi yang
bertugas serta dibantu oleh penanggung jawab laboratroium biologi
dan biasanya perawatan yang dilakukan disesuaikan dengan
progam kerja yang telah ditetapkan atau disahkan. Setelah usai
pelajaran biologi yang dilakukan di laboratorium biologi, siswa
kembali merapikan barang yang digunakan sebelumnya. Setelah
semua barang ditata rapi ke tempatnya, maka siswa diperkenankan
untuk meninggalkan ruangan. Laboran yang bertugas di
laboratorium tersebut kemudian kembali mengecek alat yang telah
digunakan sebelumnya agar alat-alat tersebut tetap terjaga dengan
baik. Program kerja, program perawatan, dan lain-lain terlampir
pada laporan ini. Adapun fasilitas penunjang Laboratorium Biologi
sebagai berikut;
Tabel 3.6 Daftar inventaris barang di laboratorium Biologi

No Nama barang Jumlah Kondisi

1 Pelangkiran 1 Baik

2 LCD 1 Baik

3 Layar 1 Baik

4 Kipas angin 1 Baik

5 Lampu 1 Baik

6 Jam dinding 1 Baik

7 Whiteboard 1 Baik

8 Gambar Garuda, Presiden, & 1 set Baik


Wapres

9 Alat dan bahan praktikum Baik

10 Wastafel 4 Baik

30
11 Meja 14 Baik

12 Kursi / bangku 23 Baik

13 Tempat sampah 1 Baik

14 Sapu ijuk 3 Baik

15 Serok 1 Baik

16 Ember 2 Baik

17 Spidol 1 Baik

18 Penghapus 1 Baik

19 Rak alat 7 Baik

20 Data tata tertib Lab. 1 Baik

21 Data struktur organisasi 1 Baik

22 Data program Kerja Lab. 1 Baik

4. Laboratorium Bahasa
Laboratorium bahasa terletak di lantai 1 berdampingan
dengan laboratorium komputer, tepatnya di lantai bawah
laboratorium kimia. Laboratorium ini digunakan oleh siswa yang
akan belajar mengenai mata pelajaran bahasa inggris, khususnya
pada pokok bahasan mendengarkan. Laboratorium bahasa dikelola
oleh seorang laboran bahasa. Jumlah alat/bahan yang ada di
laboratorium ini cukup memadai untuk kebutuhan siswa dimana
jumah alat yang ada sesuai dengan jumlah siswa. Cara pengaturan
dan pengelolan ruangan ini yaitu saat siswa sudah selesai
menggunakan ruangan ini, siswa diminta untuk meletakkan kembali
dengan rapi alat yang sudah dipakai sebelumnya kemudian
merapikan tempat duduk yang mereka gunakan. Salah satu tata tertib

31
yang ada di laboratorium ini yaitu siswa dilarang untuk membawa
makan dan minuman dalam bentu apapun agar kebersihan ruangan
ini tetap terjaga. Struktur organisasi, inventaris penunjang
pembelajaran, dan lain-lain terlampir pada laporan ini. Adapun
fasilitas penunjang dalam ruangan ini, yaitu;
Tabel 3.7 Daftar inventaris barang di laboratorium Bahasa

No Nama barang Jumlah Kondisi

1 Pelangkiran 1 Baik

2 LCD 1 Baik

3 Monitor 1 set Baik

4 Kipas angin 1 Baik

5 Lampu 3 Baik

6 Jam dinding 1 Baik

7 Whiteboard 1 Baik

8 Gambar Garuda, Presiden, & Wapres 1 set Baik

9 Student desk 32 set Baik

10 AC 2 Baik

11 Meja 5 Baik

12 Kursi / bangku 5 Baik

13 Tempat sampah 1 Baik

14 Sapu ijuk 3 Baik

15 Lap pel 1 Baik

16 Serok 1 Baik

32
17 Ember 1 Baik

5. Laboratorium Komputer
Laboratorium Komputer di sekolah ini terletak
berdampingan dengan laboratorium bahasa, tepatnya dilantai bawah
laboratorium biologi. Laboratorium ini dimanfaatkan oleh sekolah
sebagai media pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). Namun, untuk kurikulum saat ini yang digunakan oleh SMA
Negeri 4 Singaraja adalah kurikulum 2013 maka pelajaran TIK
dihapuskan. Fasilitas yang ada dalam laboratorium sudah memadai
dan dapat dikatakan baik, ini dapat dilihat dari siswa yang begitu
antusias saat memasuki ruangan ini. Fasilitas yang ada juga telah
sesuai atau sepadan dengan kebutuhan siswa dimana komputer yang
ada sesuai dengan jumlah siswa. Cara pengaturan dan pengelolaan
ruangan ini yang dilakukan oleh guru yaitu meminta siswa untuk
mematikan komputer yang sebelumnya digunakan dan pada setiap
sabtu selalu ada pembersihan pada ruangan ini untuk merawat
komputer atau fasilitas komputer lain. Setelah usai pelajaran guru
juga meminta siswa untuk merapikan tempat duduk yang digunakan.
Pengelolaan Komputer yang ada dalam ruangan ini langsung di
kelola oleh sekolah dan diserahkan kepada Guru mata pelajaran
terkait di sekolah. Di ruangan ini mempunyai tata tertib yaitu, jika
memasuki ruangan tidak boleh mengenakan alas kaki (sepatu dan
sandal) untuk menjaga kebersihan ruangan. Kemudian alas kaki
mereka akan diletakkan pada rak sepatu yang telah disediakan.
Adapun fasilitas penunjang Laboratorium Komputer ini, yaitu;
Tabel 3.8 Daftar inventaris barang di laboratorium Komputer.

No Nama barang Jumlah Kondisi

1 Komputer 20 set Baik

2 AC 1 Baik

33
3 Layar 1 Baik

4 Proyektor 1 Baik

5 Whiteboard 1 Baik

6 Rak sepatu 1 Baik

7 Jam dinding 1 Baik

8 Lampu 2 Baik

9 Kalender 1 Baik

10 Spidol 2 Baik

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Laboratorim yang ada di SMA Negeri 4 Singaraja dikelola oleh


petugas khusus, yaitu seorang koordinator laboratorium yang
bekerjasama dengan para guru yang menggunakan laboratorium
tersebut. Tugas dari petugas laboratorium adalah menyusun jadwal
praktikum, menyusun jadwal kebersihan untuk siswa, mengelola
laboratorium, mengecek kelengkapan alat laboratorium, membersihkan,
mengatur dan menyiapkan alat-alat laboratorium pada saat
melaksanakan praktikum.

2. Fasilitas yang ada di Laboratorium dan kesepadanan alat-alat


praktikum sudah cukup memadai namun perlu dilakukan penambahan
fasilitas yang kurang atau rusak agar cepat untuk diselesaikan
mengingat siswa selalu membutuhkan contoh nyata berkaitan dengan
pelajaran IPA. Pengaturan dan pengelolaan laboratorium SMA N 4
Singaraja sudah dilakukan secara optimal.

34
3. Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat mengungkapkan bahwa
sarana dan prasarana yang ada di laboratorium sudah memadai dengan
pengelolaan dan pengaturan yang sudah baik pula, fasilitas
laboratorium yang telah digunakan ditata dengan rapi dengan
memerhatikan perawatannya.

4. Upaya sekolah atau guru dalam menambah dan menanggulangi


fasilitas yang kurang yaitu dengan selalu berkoordinasi dengan kepala
sekolah berkaitan dengan pengelolaan yang dilakukan dan biaya
bantuan Komite dengan data BOP.

14. Ruang BK (Bimbingan Konseling)


Bimbingan konseling merupakan salah satu hal penting yang ada di
sekolah. Bimbingan konseling ini memberikan pelayanan atas masalah yang
dihadapi siswa. Segala masalah internal mupun eksternal dapat dikonsultasikan
dalam ruangan bimbingan konseling ini, seperti masalah keluarga, masalah
dengan teman, masalah percintaan, ekonomi, maupun masalah yang berkaitan
dengan penentuan jurusan bagi siswa kelas XII yang akan melanjutkan ke
perguruan tinggi. Setelah menkonsultasikan masalah, siswa akan mendapatkan
penanganan baik itu nasehat, pengarahan atau bimbingan yang bersifat
memotivasi dan memecahkan masalah tersebut.

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pada ketua atau kordinator BK
(Bimbingan Konseling) didapatkan hasil bahwa jumlah tenaga BK di sekolah
tersebut sebanyak 6 tenaga kerja, dengan uraian 5 tenaga PNS dan 1 tenaga
honorer atau tenaga kontrak. Pemanfaatan ruang BK beserta fasilitas penunjang
untuk menangani anak bermasalah yaitu dapat berupa individu, maksudnya siswa
datang sendiri untuk menkonsultasikan masalahnya, kemudian dapat pula dikirim
oleh wali kelas, pembina OSIS, maupun guru MGMP. Latar belakang dikrimnya
siswa ke ruang BK ini didasari oleh masalah yang dilakukan di sekolah tersebut,
dari siswa yang bermasalah dan memiliki karakteristik pemalu maka dari staf BK
menyediakan kotak masalah yang berbentu kotak surat, jadi bagi siswa yang tidak
dapat mengutarakan masalahnya secara langsung dapat dilakukan secara tidak
langsung dengan menulis surat kemudian megirim atau meletakkannya pada kotak
35
masalah tersebut, setelah itu staf BK akan meminta anak tersebut datang ke ruang
BK serta memberikan bimbingan secara intensif, cara lain yang dilakukan
pegawai BK untuk memberikan pelayanannya yaitu, dari data anak itu sendiri,
seperti data yang didapatkan dari test psikologi, jika hasil dari test tersebut dapat
dikatakan “bermasalah” dalam artian mengganggu proses pembelajarannya di
kelas maka peran dari staf BK adalah memberikan bimbingan sehingga masalah
dalam belajar tersebut dapat diatasi. Pemanfaatan fasilitas ruang BK dalam
menangani anak bermasalah, seperti disediakannya ruang konseling bagi siswa
yang bermaalah dengan siswa yang mencoba menkonsultasikan masalah tersebut
dalam bentuk masalah yang bersifat rahasia. Ruang konseling tersebut berbentuk
segi empat dengan tanpa celah dan bersifat tertutup dapat dimanfaatkan siswa
untuk menceritakan masalah yang bersifat rahasia. Rak data siswa dimanfaatkan
untuk menyimpan data-data yang berkaitan dengan siswa, seperti hasil psikologi
test maupun data-data yang berhubungan dengan masalahnya. Ruang bimbingan
kelompok digunakan untuk memberikan bimbingan atau solusi dalam bentuk
kelompok, misalnya ada siswa kelas XII datang ke ruang BK dengan jumlah 2-3
orang (memiliki masalah yang sama) ingin melanjutkan ke perguruan tinggi tetapi
dia bingung ingin melanjutkan ke jurusan apa maka dia akan diberikan bimbingan
dalam ruang bimbingan kelompok ini. Fasilitas seperti lemari untuk masing-
masing guru pembimbing juga disediakan untuk menyimpan data-data siswa yang
pernah atau sedang bermasalah. Meja kursi setiap guru pembimbing juga
disediakan agar memudahkan siswa maupun guru pembimbing untuk melakukan
tugasnya memberikan pelayanan pada siswa.

Fasilitas yang tersedia tentu tidak lepas dari biaya yang mendasarinya,
maka upaya petugas BK dalam mengadakan atau mengatasi fasilitas yang kurang
dengan menkonsultasikan pada Kepala Sekolah, hal ini diperlukan karena dana
yang didapatkan bersumber dari komite sekolah. Maka dari itu, petugas BK akan
menyiapkan lebih awal RAB (Rencana Anggaran Belanja) yang nantinya akan
menjadi rujukan pada pihak sekolah utnuk mengetahui fasilitas-fasilitas apa saja
yang belum atau kurang memadai di ruang BK tersebut.

36
Tenaga BK memiliki tugas dan peranan sebagai berikut.

 Menangani anak yang bermasalah di dalam kelas dengan sebelumnya


ditangani terlebih dahulu oleh guru yang bersangkutan (pendekatan
dalam menangani siswa bermasalah dengan pendekatan disiplin dan
pendekatan bimbingan dan konseling, penanganan masalah siswa
melalui pendekatan bimbingan dan konseling terlampir).
 Usaha memotivasi anak dalam belajar dan mengembangkan karier
yaitu memberikan orientasi belajar dan mengikuti ekstra.
 Menjaga hubungan sekolah dan orang tua siswa, maka harus ada kerja
sama. Misalnya jika ada siswa yang bermasalah maka orang tuanya
akan diundang untuk datang dan jika orang tuanya berhalangan hadir
maka guru BK akan datang langsung ke rumah siswa yang bermasalah.
Dengan peran serta BK dalam proses belajar mengajar, maka dapat
disampaikan bahwa fungsi BK secara terinci seperti berikut ini :

1. Pemahaman

2. Pencegahan

3. Pengentasan

4. Pemeliharaan

Adapun asas-asas BK yaitu :

1. Kerahasiaan

2. Kesukarelaan

3. Keterbukaan

4. Kegiatan

5. Kemandirian

6. Keterpaduan

7. Kekinian

37
8. Kedinamisan

9. Kehormatan

10. Keahlian

11. Alih tangan

12. Tut Wuri Handayani

Adapun prinsip-prinsip BK :

1. Tugas guru pembimbing adalah melaksanakan bimbingan dan


konseling terhadap sejumlah siswa asuh.

2. Tujuh jenis layanan BK :

 Layanan orientasi

 Layanan informasi

 Layanan pembelajaran

 Layanan penempatan penyaluran

 Layanan konseling perorangan

 Layanan konseling kelompok

 Layanan bimbingan kelompok (organisasi pelayanan


BK terlampir).

3. Lima jenis kegiatan pendukung :

 Aplikasi instrument

 Himpunan data

 Konferensi kasus

 Kunjungan rumah

 Tindak lanjut
38
4. Empat bidang bimbingan dan konseling :

 Bimbingan pribadi

 Bimbingan sosial

 Bimbingan belajar

 Bimbingan karier

Guna menunjang ruangan ini agar dapat digunakan dengan baik, tentu saja
harus ada fasilitas yang mendukung demi kenyamanan petugas BK dan siswa.
Adapun fasilitas yang tersedia di ruang BK antara lain:

Tabel 3.9 Daftar inventaris barang di ruang BK

No Nama barang Jumlah Kondisi

1 Meja 7 Baik

2 Kursi Elephant 16 Baik

3 Komputer 3 set Baik

4 Almari 4 Baik

5 Loker 1 Baik

6 Kipas Angin 1 Baik

7 Papan Data 3 Baik

8 Papan Informasi 1 Baik

9 Papan Struktur Petugas 3 Baik


BK

10 Kotak Obat 1 Baik

11 Kursi Tamu 1 set Baik

39
12 Gambar Presiden & 1 set Baik
wakil Presiden

13 Sapu Ijuk 3 Baik

14 Sapu Bulu 1 Baik

15 Tempat sampah 1 Baik

Selain hanya sebagai tempat penanganan masalah siswa, tenaga BK juga


bertugas untuk menampung minat siswa-siswi SMA N 4 Singaraja saat memilih
jurusan yang diinginkan. Petugas BK akan memasukkan siswa-siswi ke jurusan
yang mereka minati sesuai dengan kemampuan masing-masing. Jika saat itu ada
yang ingin pindah jurusan, maka petugas BK memiliki peran untuk mengetahui
lebih dalam alasan mengapa siswa tersebut ingin pindah jurusan dan akan
dirundingkan kembali.

15. Bangunan atau Ruang Fasilitas Lain

a. Ruang Kepala Sekolah


Ruang Kepala Sekolah ini digunakan kepala sekolah untuk melakukan
fungsi dan tugasnya sebagai pemimpin sekolah. Letak ruangan ini
bersebelahan dengan ruang tata usaha, tepatnya di sebelah barat ruang
tata usaha. Ruang kepala sekolah ini dilengkapi dengan beberapa
fasilitas-fasilitas memadai antara lain: pelangkiran, telepon, sofa, meja,
kursi, loker, rak buku, jam dinding, AC, dan lemari piala-piala.

b. Ruang Wakil Kepala Sekolah


Ruang Wakil Kepala Sekolah ini digunakan kepala sekolah untuk
melakukan fungsi dan tugasnya sebagai wakil pemimpin sekolah. Letak
ruangan ini bersebelahan dengan ruang guru tepatnya di sebelah barat
ruang guru. Letak ruang wakil kepala sekolah ini cukup strategis dan
mudah dicari. Di ruangan ini juga dilengkapi fasilitas-fasilitas yang

40
sangat memadai untuk wakil kepala sekolah beraktivitas. Berikut daftar
inventaris barang di ruang wakil kepala sekolah.

Tabel 3.10 Daftar Inventaris Barang Di Ruang Wakasek

No Nama barang Jumlah Kondisi

1 Pelangkiran 1 Baik

2 Telepon 1 Baik

3 Sofa 1 set Baik

4 Meja 8 Baik

5 Kursi 11 Baik

6 Printer 3 Baik

7 Komputer 4 set Baik

8 Loker 7 Baik

9 Rak buku 3 Baik

10 Jam dinding 1 Baik

11 Kipas angin 2 Baik

12 Gambar Pancasila, 1 set Baik


Presiden, & Wapres

13 Kalender 1 Baik

14 Papan pengumuman 1 Baik

15 Tempat sampah 1 Baik

41
c. Ruang Tata Usaha
Ruang Tata Usaha ini digunakan oleh para pegawai tata usaha dan
berfungsi sebagai tempat untuk melakukan aktifitas yang berhubungan
dengan administrasi sekolah seperti tempat pembayaran iuran komite,
pembayaran administrasi pegawai dan guru, tempat pengesahan segala
sesuatu yang berkepentingan tentang sekolah, tempat pembuatan segala
tata tertib sekolah, dan tempat untuk melakukan kegiatan pengetikan
segala kepentingan sekolah. Adapun fasilitas-fasilitas yang lengkap
terjamin dan tersedia di ruang tata usaha ini yaitu televisi, telpon,
beberapa perangkat komputer, mesin ketik, almari, fotocopy meja
lengkap dengan kursinya, meja dan kursi tamu, OHP beserta layarnya,
LCD, Laptop, papan data, struktur kepegawaian, koleksi piala, kipas
angin, meja tamu, jam dinding, wastafel, lemari penyimpanan file
sekolah, alat kebersihan, dan perlengkapan lainnya yang dapat
menunjang kelancaran pelayanan administrasi di SMA Negeri 4
Singaraja. Ruang tata usaha juga digunakan untuk urusan penerimaan
dana beasiswa, tempat dan wesel atau Fax untuk semua yang
berkepentingan sekolah.

d. Ruang Guru
Ruang guru ini digunakan guru untuk melakukan aktivitas menyiapkan
pelajaran sebelum memulai mengajar siswa dikelas. Ruang ini terletak di
sebelah utara gedung serba guna, tepatnya di sebelah timur ruang Wakil
Kepala Sekolah. Segala hal yang berkepentingan kepada guru bisa dicari
di ruang guru. Beberapa fasilitas-fasilitas yang ada antara lain: papan
pengumuman, almari, televisi, meja untuk guru piket, denah staf pengajar,
meja guru, kursi, wastafel, WC, loker, kipas angin, gambar presiden dan
wakil presiden, gambar burung garuda, meja panjang, dan bangku.

e. Ruang Osis
Ruang OSIS SMA Negeri 4 Singaraja dikelola oleh pengurus OSIS di
bawah bimbingan pembina OSIS. Letak ruang OSIS ini berletak satu
ruangan dengan ruang UKS. Ruangan OSIS berfungsi untuk menjalankan

42
segala tugas-tugas dari anggota OSIS atau tempat untuk berkumpul dan
membahas segala kegiatan yang akan dilakukan baik kegiatan untuk
mengisi waktu luang setelah ulangan umum, jeda semester, kegiatan
ulang tahun sekolah, dan lain-lain. Ini berfungsi sebagai tempat rapat
bagi anggota OSIS. Keanggotaan dari OSIS ini berasal dari perwakilan
masing-masing kelas. Setiap pengurus memiliki tugas dan kewajiban
masing-masing sebagai perwakilan dari kelas mereka. Sebagai berikut
daftar inventaris barang di ruang OSIS.

Tabel 3.11 Daftar inventaris barang di Ruang Osis


No Nama barang Jumlah Kondisi

1 White board 1 Baik

2 Bendera (OSIS, Merah Putih, 3 Baik


bendera Sekolah)

3 Papan tugas dan kewajiban 1 Baik


pengurus osis

4 Struktur organisasi pengurus 1 Baik


osis

5 Bagan mekanisme kerja 1 Baik

6 Papan susunan pembina osis 1 Baik

7 Almari 6 Baik

8 Papan jadwal kegiatan osis 1 Baik

9 Meja 8 Baik

10 Komputer 1 set Baik

11 Kursi 5 Baik

12 Kipas angin 2 Baik

43
13 Lampu 2 Baik

14 Speaker 3 Baik

15 Papan pengumuman 1 Baik

16 Hiasan dinding 2 Baik

17 Pelangkiran 1 Baik

18 Tempat sampah 1 Baik

f. Ruang UKS
Ruang UKS ini digunakan untuk tempat mengobati para siswa dan
sebagai tempat beristirahat bagi siswa yang sakit. Ruang UKS juga
mempermudah bagi siswa sakit untuk mendapatkan obat yang diperlukan
untuk mencegah rasa sakit. Pengelolaan ruang UKS dikelola oleh
pengurus OSIS dan dibawah bimbingan guru pembina. Fasilitas yang ada
yaitu 1 buah tirai untuk pintu, 2 buah tirai untuk jendela, 1 buah tempat
tidur, 1 buah meja beserta kursinya dan 2 buah kotak obat lengkap.

g. Gedung Serba Guna


Ruang serba guna dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan siswa serta
para guru seperti tempat melakukan segala sosialisasi kepada siswa,
perpisahan siswa, perayaan ulang tahun sekolah, tempat melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler seperti bulu tangkis, teater, tari bali, tari kreasi,
tennis meja, dan tabuh. Ruang serba guna juga digunakan sebagai pusat
kegiatan dalam rangkaian ulang tahun sekolah seperti lomba busana bali,
lomba mebat, ataupun lomba-lomba lainnya. Selain itu ruang serba guna
difungsikan sebagai tempat pentas bagi para siswa maupun guru pada
puncak ulang tahun SMA Negeri 4 Singaraja, dan tempat pelaksanaan
MOS (Masa Orientasi Siswa) pada awal tahun ajaran. Gedung serba guna
dikelola oleh guru bidang studi kesenian dan olahraga, serta dikoordinasi
oleh Wakil kepala bidang Sarana dan Prasarana.

44
h. Kantin Sekolah
SMA Negeri 4 Singaraja memiliki 5 kantin yang mampu memenuhi
kebutuhan siswa pada jam istirahat. Selain kantin terdapat juga koperasi
pegawai dan koperasi siswa. Hampir seluruh siswa memanfaatkan kantin
pada saat jam istirahat untuk membeli makanan dan minuman serta
kantin menjual alat-alat perlengkapan siswa belajar seperti buku tulis,
pulpen, pensil, penggaris, dan lain-lain.

i. WC

WC yang ada di SMA Negeri 4 Singaraja terbagi atas sembilan WC. WC


yang digunkan oleh guru dan pegawai terdapat di sebelah barat
perpustakaan dan di ruang guru dan BK, satu WC di dekat Ruang Kepala
Sekolah sedangkan WC untuk siswa terdapat di sebelah selatan kelas
laboratorium kimia, dua WC didalam ruang serba guna. Satu WC
disebelah timur dekat kelas X MIA 4 dan sebelah utara kelas XI MIA 5
dan kelas XI IIS 3 (denah sekolah terlampir). Keadaan WC baik untuk
guru, pegawai maupun siswa selalu bersih. Kebersihan WC siswa
maupun guru adalah tanggung jawab sekolah beserta pegawai kebersihan
sekolah.

j. Parkir Sekolah
Tempat parkir SMA Negeri 4 Singaraja ada 2 yang pertama parkir
khusus untuk para guru dan tempat parkir untuk para siswa. Parkir siswa
sering ditempatkan pada luar halaman sekolah SMA Negeri 4 Singaraja,
apabila parkir di luar sekolah penuh maka parkir dialihkan ke lapangan
basket. Tempat parkir biasanya dikontrol beberapa kali oleh satpam
sekolah untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Sehingga
para siswa juga merasa keamanan kendaraannya terjamin.

k. Front office

Ruangan front office ini terletak di dekat ruang kepala sekolah. Ruangan
ini dimanfaatkan sebagai ruang penerima tamu yang ingin bertemu
dengan kepala sekolah. Disini juga digunakan sebagai tempat pajangan
45
piala hasil prestasi siswa-siswi SMA N 4 Singaraja. Ruangan ini
memiliki seorang petugas yang bertugas layaknya seorang yang bertugas
di front office pada umumnya.

l. Gudang Sekolah

SMA N 4 Singaraja memiliki sebuah gudang. Ruangannya tidak terlalu


besar. Digunakan sebagai tempat menyimpan cangkul, sekop dan alat-
alat pertamanan lain. Perawatan gudang dilakukan oleh petugas
pertamanan sekolah.

m. Pos Satpam

Terdapat sebuah pos satpam yang secara langsung dikelola oleh dua
orang satpam sekolah. Bangunannya terletak di sebelah gerbang sekolah.
Satpam ini bertugas membuka dan menutup gerbang, menjaga keamanan
sekolah, serta menangkap siswa yang terlambat yang kemudian
dilaporkan ke petugas BK.

16. Keadaan Guru dan Petugas Administrasi Sekolah

SMA Negeri 4 Singaraja memiliki jumlah tenaga PNS sebanyak 64 orang


dan CPNS sebanyak 6 orang sedangkan jumlah tenaga honor atau tenaga kontrak
sebanyak 32 orang. Pimpinan sekolah SMA Negeri 4 Singaraja yaitu seorang
kepala sekolah sebagai pimpinan, dengan 102 tenaga kerjanya tentu mempunyai
tugas masing-masing dan sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan tugas
tersebut sesuai dengan keputusan yang telah disahkan oleh kepala sekola (data
jumlah guru SMA Negeri 4 Singaraja serta pembagian tugas masing-masing guru
tahun ajaran 2015/2016 terlampir).

Pembagian tugas guru dan pegawai telah diatur oleh kepala sekolah.
Mengenai pembagian tugas dalam mengajar dibagi sesuai dengan bidangnya.
Pembagian tugas masing-masing guru dan pegawai diatur secara adil dengan
dibantu oleh pembina urusan kurikulum dan guru bersangkutan. Adapun beban
mengajar adalah rata-rata 18 jam setiap guru dalam satu minggu. Namun, ada pula
guru yang mengajar lebih dari itu, sekitar 24 jam per minggu. Selain sebagai guru

46
pengajar mereka juga ditunjuk untuk menjadi wali kelas dan mendapat tugas piket
setiap harinya dari hari senin sampai dengan sabtu. Selain itu, ada juga yang
ditugaskan menjadi pembina ekstrakurikuler dan pembina OSIS, serta koordinator
MGMP dan MGP.

Petugas administrasi SMA Negeri 4 Singaraja juga memiliki tugas dan


kewajibannya tersendiri. Petugas administrasi ini memiliki tugas mengurus data
administrasi sekolah serta melayani guru dan siswa terkait dengan urusan
administrasi sekolah. Pembagian tugas masing-masing petugas administrasi ini
disesuaikan dengan pengalaman kerja dan keahlian yang dimiliki masing–masing
pegawai tersebut.

Secara umum, wewenang atau tugas yang ditangani guru dan petugas
administrasi adalah sebagai berikut.

1. Kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah, penanggungjawab atas


segala kebijakan sekolah.

2. Wakasek Kurikulum bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam


urusan administrasi pendidikan seperti penentuan jadwal belajar,
penyusunan tugas guru dan administrasi sekolah lainnya.

3. Wakasek Sarana dan Prasarana bertugas dalam membantu kepala sekolah


menangani segala fasilitas yang ada dan diperlukan di sekolah dan
mengkoordinir segala penggunaan fasilitas sekolah.

4. Wakasek Humas bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam


menjalankan hubungan dengan masyarakat sekitar.

5. Wali kelas bertugas sebagai penanggung jawab kelas yang dipegang


termasuk membimbing semua siswa di kelas itu.

17. Keadaan Siswa

Seluruh siswa yang bersekolah di SMA Negeri 4 Singaraja pada tahun


ajaran 2015/2016 adalah seribu seratus empat puluh tujuh (1.147), dengan
perincian sebagai berikut.

47
Tabel 3.12 Jumlah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja tahun 2015-2016

KELAS L P JUMLAH

X IBB 18 21 39

X IIS 1 27 10 37

X IIS 2 23 14 37

X MIA 1 16 20 36

X MIA 2 16 19 35

X MIA 3 16 18 34

X MIA 4 15 18 33

X MIA 5 16 18 34

X MIA 6 16 18 34

JUMLAH 163 156 319

XI IBB 1 14 18 32

XI IBB 2 14 17 31

XI IIS 1 31 10 41

XI IIS 2 28 14 42

XI IIS 3 11 10 21

XI MIA 1 21 18 39

XI MIA 2 19 20 39

XI MIA 3 18 21 39

XI MIA 4 10 10 20

48
XI MIA 5 20 20 40

XI MIA 6 19 21 40

XI MIA 7 20 20 40

XI MIA 8 20 20 40

JUMLAH 245 219 464

XII IBB 17 16 33

XII IIS 1 23 16 39

XII IIS 2 21 18 39

XII IIS 3 12 9 21

XII MIA 1 28 14 42

XII MIA 2 24 16 40

XII MIA 3 17 15 32

XII MIA 4 12 28 40

XII MIA 5 13 26 39

XII MIA 6 15 24 39

JUMLAH 182 182 364

TOTAL 590 557 1.147

Dalam penerimaan siswa baru, sistem penerimaan yang dilakukan di SMA


Negeri 4 Singaraja dibagi menjadi tiga yaitu melalui Jalur Miskin, Jalur Prestasi
Akademik (JPA) dan Jalur Nilai UN. Untuk Jalur Miskin, siswa diwajibkan
melampirkan persyaratan keterangan tidak mampu dan dilakukan kunjungan oleh
pihak sekolah. Jalur JPA, siswa diterima berdasarkan prestasi yang dimiliki,

49
minimal memiliki piagam penghargaan dalam mengikuti perlombaan di tingkat
provinsi (juara 1, 2, 3). Sedangkan untuk jalur Nilai Ujian Nasional, siswa
diterima berdasarkan hasil Ujian Nasional dengan nilai terendah 31.50 dan nilai
tertinggi 36.00.

Dari sistem penerimaan siswa baru yang diterapkan oleh sekolah maka
tentu saja setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang baik dan berkualitas. Ini
terbukti dari banyaknya prestasi yang diraih oleh sekolah dari tingkat kabupaten
hingga bahkan ke tingkat nasional. Dengan demikian kualitas sekolah pun
menjadi meningkat. Latar belakang sosial ekonomi siswa di SMA Negeri 4
Singaraja cukup bervariasi, mulai dari anak seorang buruh, petani, wiraswasta,
pegawai negeri sampai anak pejabat. Secara umum bisa dikatakan bahwa latar
belakang ekonomi siswa SMA Negeri 4 Singaraja berasal dari golongan
menengah ke atas. Untuk siswa yang kurang mampu namun berprestasi akan
dibantu dengan beasiswa oleh sekolah.

Siswa SMA Negeri 4 Singaraja memiliki siswa yang berbeda keyakinan


atau agamanya. Namun, sebagian besar beragama hindu. Walupun mayoritas umat
hindu tetapi masih ada agama-agama lain yang ada di SMA Negeri 4 Singaraja.
Berikut data siswa SMA Negeri 4 Singaraja sesuai dengan agamanya.

Tabel 3.13 Data siswa berdasarkan agama

Kelas Islam Protestan Katolik Hindu Budha Jumlah

X 19 5 4 285 6 319

XI 27 4 7 417 9 464

XII 39 9 4 303 9 364

Jumlah 85 18 15 1.005 24 1.147

18. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah untuk menampung minat


bakat siswa. Dalam ekstrakurikuler ini juga menampung potensi atau benih-benih

50
bakat siswa yang harus dikembangkan. Adapun kegiatan kegiatan ekstrakurikuler
yang nyata diprogramkan walaupun semuanya tidak dapat dilaksanakan secara
maksimal. Adapun pembina dari masing-masing ekstrakurikuler terlampir.

Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini kebijakan sekolah mengelola kegiatan


tersebut dengan cara menunjuk para guru dan pegawai untuk mengkoordinir
ekstrakurikuler yang ada sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Dalam hal
penyaringan siswa, pihak sekolah memberikan kebebasan untuk memilih
ekstrakurikuler kepada siswa sesuai dengan minat tetapi tetap diperhatikan waktu
agar tidak menganggu pembelajaran di kelas atau kegiatan intrakurikulernya.

Adapun kendala yang dihadapi sekolah dalam menangani kegiatan ini,


antara lain: 1. Masalah sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan
ekstrakurikuler, sarana dan prasarana merupakan salah satu hal penting yang perlu
diperhatikan pihak sekolah untuk menunjang suatu kegiatan yang berhubungan
dengan sekolah. Maka dari itu, upaya penanggulangan pihak sekolah adalah
meminta para pembina untuk membuat proposal mengenai fasilitas sarana atau
prasarana apa saja yang dibutuhkan, laporan anggaran ini akan dikonsultasikan
oleh pembina pada kepala sekolah di setiap tahun ajaran baru. 2. Minimnya dana
yang dianggarkan untuk kegiatan ektrakurikuler tersebut, masalah yang tidak
kalah pentingnya adalah dana, suatu kegiatan tidak akan berjalan tanpa didukung
oleh dana sehingga cara sekolah untuk menanggulanginya adalah memberikan
setiap kegiatan ekstrakurikuler anggaran dana sesuai dengan kegiatan yang akan
diprogramkan atau dijalankannya. Dana yang digunakan bersumber dari komite
sekolah, dan 3. Masalah kehadiran siswa yang tidak rutin dan teratur sesuai jadwal
yang telah ditentukan, masalah kehadiran sering menjadi kendala dalam setiap
kegiatan ektrakurikuler, alasannya pun berankea ragam, mulai dari berbenturan
dengan kegiatan intrakurikuler mereka dan kurangnya informasi yang didapatkan
untuk waktu kegiatan ekstrakurikuler tersebut maka cara yang dapat dilakukan
adalah pembina bersama dengan siwa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuer
tersebut harus berdiskusi terlebih dahulu agar waktu yang ditentukan untuk
kegiatan tidak berbenturan dengan kegiatan intarakurikulerrnya dan cara yang
biasanya digunakan agar tidak terjadi kekeliuran dalam waktu kegiatan adalah

51
menginformasikan pada seluruh siswa menggunakan intercom speaker yang
dipasang di setiap ruang kelas. Namun tetap tidak mengganggu situasi belajar
siswa lain.

Kegiatan ekstrakurikuler secara nyata diprogramkan atau dilaksanakan di


SMA Negeri 4 Singaraja sebanyak 18 jenis.

a. Kebijakan sekolah dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler ini dapat


dilihat dari penyaringan siswa yang ikut dalam kegiatan tersebut adalah
sekolah mewajibkan kepada siswa kelas X dan XI untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, sedangkan untuk siswa kelas XII tidak diwajibkan ikut.
Namun jika mereka ingin ikut dalam kewajiban eksterakurikuler tersebut
mereka masih diberi kesempatan, untuk masing-masing Pembina kegiatan
eksterakurikuler diusahakan dari kalangan guru atau pegawai yang masih
ada di SMA Negeri 4 Singaraja.

b. Pembiayaan untuk pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dibiayai oleh


sekolah, yaitu dari komite.

c. Sebaran jumlah siswa pada masing-masing bidang kegiatan tersebut


bervariasi. Hal ini disebabkan oleh minat dan bakat dari masing-masing
siswa berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Prestasi yang pernah diraih oleh siswa dan guru dari sekolah ini baik di
tingkat lokal, nasional, maupun internasional yaitu sebanyak 62 prestasi pada
semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dan 24 prestasi pada semester genap tahun
ajaran 2014/2015.

19. Padmasana / parahyangan


Setiap bangunan-bangunan yang ada di Bali pasti memiliki sebuah
padmasana/parahyangan. Begitu juga dengan SMA Negeri 4 Singaraja memiliki
parahyangan yang merupakan tempat persembahyangan bagi siswa, guru dan
pegawai yang beragama Hindu. Parahyangan SMA Negeri 4 Singaraja terletak di
ujung selatan wilayah sekolah ini, tepatnya di samping laboratorium fisika. Di
parahyangan ini terdapat empat pelinggih dan satu gedong simpen. Gedong

52
simpen adalah tempat untuk menyimpan alat-alat upacara. Pengelolaan
persembahyangan yang dilaksanakan di padmasana ini dikoordinasikan oleh
pengurus umum dan pengurus khusus yang merupakan guru agama hindu di
sekolah. Pengurus umum mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan
persembahyangan bersama pada saat purnama, tilem, odalan, dan hari-hari besar
lainnya dibantu oleh pengurus khususnya. Sedangkan kegiatan persembahyangan
yang dilakukan rutin setiap hari dikoordinasikan oleh pengurus khusus padmasana
tersebut. Seluruh kegiatan persembahyangan itu dibantu oleh anggota OSIS yang
bertugas dalam seksi kerohanian, secara bergiliran mereka mendapatkan tugas
untuk bersembahyang dan mengurus tirta. Setiap harinya sebelum siswa
memasuki kelas biasanya mereka pergi ke parahyangan untuk berdoa terlebih
dahulu. Pemanfaatan parahyangan dalam proses pendidikan secara utuh adalah
jika ada siswa yang melanggar maka dikaitkan dengan parahyangan. Hal ini akan
membuat kesadaran diri siswa tersebut muncul dan malu untuk melanggar lagi
dan pemanfaatan parahyangan ini yang paling penting adalah sebagai tempat
sembahyang umat Hindu yang telah dijelaskan di atas.

a. Peran Parahyangan

1) Sebagai tempat persembayangan

2) Tempat sosial keagamaan

b. Pelinggih yang ada

Parahyangan Timur:

1) Padmasana

2) Piyasan

3) Taksu

4) Penunggun Karang

53
Parahyangan Depan

1) Pelinggih

20. Kantin, Ruang UKS dan Koperasi Sekolah


a. Kantin
SMA N 4 Singaraja memiliki lima (5) buah kantin yang masing–masing
terletak di samping gedung serba guna, di belakang gedung serba guna,
dan di samping padmasana. Masing-masing kantin ini dikelola oleh
orang dari luar sekolah yang menjual berbagai makanan dan minuman.
Makanan dan minuman yang disediakan tetap menjadi perhatian oleh
guru, pegawai bersama dengan kepala sekolah. Pengelolaan tidak hanya
dilakukan oleh orang yang menjualnya tetapi juga tetap diawasi oleh
guru, pegawai bersama dengan kepala sekolah.
b. Ruang UKS
SMA Negeri 4 Singaraja memiliki ruang UKS yang cukup mendukung
dalam kelancaran kegiatan di sekolah. Ruang UKS ini berada di dalam
ruang OSIS. Ruang UKS ini dikelola oleh pengurus OSIS bersama
dengan pembina OSIS. Fasilitas yang tersedia terdapat pada tabel 3.12.
Fasilitas tersebut sering digunakan oleh pengurus OSIS dalam menangani
siswa yang sakit. Dalam penanganan ini, pemanfaatan fasilitas tersebut
sudah cukup bagus. Pengurus osis melakukan penanganan awal terhadap
siswa-siswa yang sakit. Penugasan untuk penjagaan ruang UKS ini telah
direncanakan dengan adanya pembagian piket dari hari Senin sampai
dengan hari Sabtu.
Tabel 3.14 Daftar inventaris barang di ruang UKS
No Nama barang Jumlah Kondisi

1 Tempat tidur 1 Baik

2 Bantal 2 Baik

3 Obat–obatan 1 set Baik

54
4 Termos 1 Baik

5 Kotak obat 3 Baik

6 Tirai 1 Baik

7 Ventilasi 2 Baik

c. Koperasi Sekolah
SMA N 4 Singaraja memiliki satu koperasi. Koperasi guru/pegawai dan
siswa dikelola oleh dua orang pegawai yang dikoordinatori oleh salah
seorang pengurus koperasi yang merupakan guru mata pelajaran di
sekolah. Koperasi ini menyediakan makanan, minuman, dan berbagai
macam perlengkapan guru/pegawai dan juga menyediakan seragam
sekolah, atribut siswa, beserta keperluan siswa lainnya. Pengelolaan
kedua koperasi ini sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari pelayanan yang
diberikan dan pemanfaatan koperasi oleh siswa, guru, maupun pegawai
yang sudah maksimal.
21. Pertamanan, Kerindangan, dan Kebersihan Sekolah
Lingkungan SMA Negeri 4 Singaraja cukup asri. Terbukti dengan taman-
taman yang dibuat SMA Negeri 4 Singaraja memiliki taman yang cukup indah.
Tamannya tidak begitu luas, namun cara yang digunakan dalam menciptakan
keasrian dan kenyamanan lingkungan belajar sangatlah tepat. Tempat belajar yang
asri dengan kehijauan pohon dan taman yang tertata rapi disertai dengan
kebersihan yang terjaga membuat seluruh siswa, guru-guru, beserta semua
pegawai merasa nyaman. Kebersihan sekolah yang terjaga tidak lepas dari kerja
sama antara siswa, guru, dan petugas kebersihan sekolah. Penyediaan tempat
sampah yang disediakan pada setiap ruang kelas akan memudahkan siswa untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya.

Masalah kebersihan kelas dan halaman disekitar kelas diserahkan kepada


siswa dimana setiap kelas telah mengatur jadwal dalam melakukan pembersihan

55
setiap harinya. Pembersihan bersama dilaksanakan pada hari Sabtu jam pelajaran
terakhir.

Terciptanya taman yang indah dengan kerindangan dan kebersihan tidak


terlepas dan kerja sama antara koordinator pertamanan, kerindangan, dan
kebersihan sekolah dengan petugas yang membantu. Kegiatan penataan dan
pemeliharaan taman biasanya dilakukan sebulan dua kali seperti pemotongan
rumput liar, pemangkasan batang, dan pemupukan, sedangkan untuk penyiraman
dilakukan setiap hari. Koordinator akan selalu memperhatikan kondisi tanaman
agar tetap segar dan tumbuh baik.

22. Unsur fisik dan non fisik lainnya di SMA Negeri 4 Singaraja

Selain yang disebutkan di atas, masih terdapat unsur–unsur fisik dan non
fisik sekolah yang belum diungkap dalam instrumen ini. Namun mempunyai
makna yang cukup besar dalam menambah wawasan sebagai calon guru yang
profesional, yakni :

1. Setiap hari pada pukul 06.50 wita, sebelum memulai kegiatan


pembelajaran dan pada akhir kegiatan pembelajaran seluruh siswa
melaksanakan persembahyangan bersama (Trisandya) yaitu pada pukul
01.30 wita. Selain itu setiap hari raya Purnama dan Tilem seluruh siswa
dan staf sekolah melakukan persembahyangan bersama dan seluruh
warga sekolah yang beragama Hindu menggunakan pakaian adat.
Sedangkan yang di luar agama Hindu mengenakan pakaian adat madya.
2. Setiap hari Sabtu pada minggu akhir bulan seluruh warga SMA Negeri 4
Singaraja melakukan kegiatan jalan santai, sedangkan pada hari sabtu
biasa diadakan senam bersama yang hanya dilakukan oleh para guru,
pegawai dan OSIS SMA Negeri 4 Singaraja.
23. Standar Pelayanan Minimal Sekolah

Dari hasil temuan data-data di SMA N 4 Singaraja ini, kesesuain data yang
diperoleh dengan tuntutan standar pelayanan sekolah ini sudah sangat baik.
Akreditasi yang diperoleh oleh sekolah ini adalah A (Sangat Baik)

56
3.3 Pengenalan Sikap dan Pola Tingkah Laku Siswa
3.3.1 Umum
Dilihat secara umum, seluruh warga SMA Negeri 4 Singaraja baik itu
siswa, pegawai, guru maupun kepala sekolah diatur oleh tata tertib yang berlaku
serta menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam mengikuti berbagai
aktivitas berkaitan dengan sekolah. Tata tertib yang diberlakukan tentu telah
sesuai dengan tuntutan bersikap yang baik dan benar. Tata tertib ini dibuat untuk
menjadikan warga sekolah yang disiplin, berperilaku sesuai dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat. Tata tertib yang diberlakukan dibuat secara logis
sehingga tidak ada tata tertib yang bersifat memihak. Lebih menkhusus tata tertib
ini diberlakukan untuk siswa SMA Negeri 4 Singaraja yang menjadi penerus
bangsa Indonesia. Jika tidak ada peraturan yang menjadi pedoman serta tuntutan
maka karakteristik siswa akan menjadi rusak tanpa ada dasar yang kuat untuk
membentuk karakter siswa yaitu dengan tata tertib yang bersifat mengikat dan
tegas. Tegas dalam artian pemberian sanksi yang diberlakukan sesuai dengan
kesalahan yang mereka buat. SMA Negeri 4 Singaraja memiliki seperangkat
peraturan yang harus ditaati serta dilaksanakan oleh siswa. Tata tertib ini
terangkum dalam buku, yang disebut dengan buku saku. Dalam buku saku ini
akan terlihat ketaatan dari peserta didik. Dalam buku saku tersebut juga akan
tercatat pelanggaran-pelanggaran apa saja yang pernah dibuat atau dilakukan oleh
peserta didik atau siswa (Tata tertib siswa, guru, pegawai terlampir).

Hubungan sosial antar komponen sekolah di SMA Negeri 4 Singaraja,


baik hubungan siswa-siswa, siswa-guru, siswa-guru-pegawai, guru-guru, maupun
kepala sekolah-bawahannya sudah berjalan dengan baik. Dari keseharian yang
diamati penulis, terlihat hubungan siswa dengan siswa berjalan dengan baik. Hal
ini dapat dilihat dari bagaimana mereka berinteraksi dan saling menyapa antar
teman. Begitu juga dengan hubungan antara siswa dengan guru, siswa tahu
mengenai tata cara menghormati guru. Setiap bertemu dengan guru mereka
memposisikan dirinya untuk sopan sembari menyapa dengan senyuman, salam
maupun dengan sapaan. Hubungan antar gurupun tidak luput dari perhatian
penulis. Sebagian besar guru yang telah usai mengajar memanfaatkan waktu luang
mereka untuk berbaur dengan guru lainya, baik itu untuk mendiskusikan
57
permasalahan dalam kelas ataupun untuk mendiskusikan materi pelajaran yang
perlu untuk didiskusikan dengan guru lain. Begitu juga sebaliknya, kepala sekolah,
guru, dan pegawai tidak pernah terlalu menjaga jarak dengan para siswa sejauh
menyangkut pendidikan. Kepala sekolah mampu memposisikan dirinya dengan
baik. Kepala sekolah mengetahui kapan saatnya bertindak sebagai atasan dan
kapan saatnya menjadi teman dari para guru, siswa dan pegawai lainnya. Dibalik
ketegasannya, Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Singaraja adalah sosok yang
penyayang dan ramah terhadap siapa saja termasuk terhadap siswa, guru, dan
pegawai sehingga kepala sekolah mampu menciptakan kultur kehidupan sekolah
yang kondusif. Tidak jarang kepala sekolah juga bersendau gurau dengan siswa
serta menanyakan tentang latar belakang siswa tersebut sehingga beliau tahu
permasalahan-permasalahan atau karakteristik peserta didik.

Pemimpin sekolah tentu akan menjadi panutan oleh siapa pun yang
melihat. Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Singaraja memiliki siswa yang beraneka
ragam suku dan budayanya. Keanekaragaman tersebut tentu tidak menjadi
kendala oleh seorang pemimpin yang bersahaja ini. Beliau mampu menciptakan
kesan nyaman dari beranekaragamnya latar belakang budaya siswa, seperti ada
siswa pertukaran pelajar dari daerah papua. Dari perlakuan dan sikap beliau yang
menghormati latar belakang budayanya maka siswa SMA Negeri 4 Singaraja juga
memperlakukan atau menghormati siswa tersebut sesuai dengan tata cara sikap
yang dilakukan oleh beliau. Seperti yang telah dipaparkan di atas. Kepala sekolah
atau seorang pemimpin akan menjadi panutan oleh orang-orang yang ada di
sekitarnya. Maka tidak heran jika penulis menyebutkan bahwa Kepala Sekolah
SMA Negeri 4 Singaraja merupakan pemimpin yang mempunyai dedikasi tinggi
dalam dunia pendidikan dan atas sekolah yang beliau pimpin kini.

Meskipun, kesan persaudaraan telah melekat dalam sekolah ini. Namun,


terkadang ada dimunculkan sifat individu. Kompetisi tentu diperlukan dalam
setiap diri individu untuk menjadikan dirinya lebih baik dibanding orang lain.
Kompetisi yang postif diterapkan oleh sekolah ini, seperti pada saat ulangan atau
test berlangsung. Hal ini merupakan perilaku yang wajar dalam berkompetisi.
Namun, dalam kehidupan sosial mereka tetap terlihat akrab, dapat diamati pada

58
saat mereka berada di kantin, pada jam-am istirahat, maupun pada saat berada di
dalam kelas. Siswa berbaur satu sama lain tanpa merasa bahwa mereka itu
berbeda. Ini tentunya sangat mendukung dalam pembentukan situasi lingkungan
sekolah dan proses belajar mengajar yang kondusif. Kepala sekolah khususnya
sebagai orang yang bertanggung jawab penuh terhadap SMA Negeri 4 Singaraja
dalam hal ini membina dan memelihara kultur kehidupan sekolah yang kondusif,
selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan semua komponen sekolah.

3.3.2 Kegiatan Di Dalam Kelas


1. Membuka dan Menutup Pelajaran
Ketika waktu menunjukkan pukul 06.45 WITA, itu akan menjadi peringatan
pada siswa bahwa bel tanda masuk akan berbunyi. Hal tersebut akan membuat
siswa untuk bergegas menunju kelas masing-masing. Mereka pun mengikuti Tri
Sandhya yang dilaksanakan pada pukul 06.50 selama kurang lebih lima menit,
bagi yang beragama Hindu, sedangkan bagi siswa yang non Hindu dipersilakan
beribadah sesuai keyakinan mereka masing-masing. Sebagian besar siswa
mengikuti persembahyangan dengan tenang dan tertib, walaupun ada beberapa
siswa yang tidak bersembahyang dengan sungguh-sungguh.

Ketika guru memasuki ruang kelas, seluruh siswa telah berada di dalam
ruangan dan duduk dengan rapi di tempat duduk mereka masing-masing. Pada
saat itu, siswa terlihat tenang dan sebelum pelajaran dimulai, siswa mengucapkan
salam panganjali umat dengan dipimpin oleh ketua kelasnya. Hal itu terlihat
sebagai salah satu budaya yang ada di sekolah itu sendiri.

Pada saat guru akan memulai pelajaran, hal pertama yang dilakukan guru
adalah melakukan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Setelah itu, guru
memberikan rujukan mengenai pokok bahasan yang akan dibahas, siswa akan
menunjukkan keantusiasan mereka belajar dengan mempersiapkan buku sumber
dan alat-alat tulis, bahkan ada pula sebagian siswa yang telah membuka halaman
buku sesuai materi yang akan dibahas pada pertemuan kali itu. Sehingga pada saat
guru mulai pelajaran mereka sudah siap untuk menerima materi yang akan
diajarkan.

59
Guru memulai pelajaran dengan menyampaikan materi yang akan disajikan.
Saat guru mulai pelajaran, seluruh siswa mendengarkan penjelasan guru dengan
baik. Dalam hal ini siswa dilarang membuat kericuhan yang dapat mengganggu
proses belajar mengajar. Jika ada siswa yang ribut akan mendapatkan teguran
langsung. Setelah itu, siswa mencatat hal-hal yang penting mengenai pelajaran,
menanyakan permasalahan yang dialami, serta merespon pertanyaan yang
diajukan oleh guru.

Ketika bel tanda pelajaran berakhir berbunyi, siswa pun mengakhiri


kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan Paramasanthi. Setelah pelajaran usai,
para siswa akan tidak sabar keluar dan keributan akan terjadi. Keributan disini
adalah ketidaksabaran siswa untuk keluar kelas, untuk makan, berkumpul atau
berdiskusi dengan teman atau melakukan kegiatan lain.

2. Interaksi Belajar Mengajar


Interaksi belajar mengajar adalah akktivitas yang terjadi antara pendidik
dengan peserta didik di dalam kelas. Dari pengamatan peneliti, interaksi belajar
mengajar di dalam kelas sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
bgaimana siswa merespons masalah yang dilontarkan guru secara timbal balik.
Guru melontarkan masalah sesuai dengan pokok bahasan kemudian siswa
merespon dengan berbagai cara seperti bertanya saat mereka tidak mengerti
tentang pokok bahasan yang dijelaskan, dapat juga dengan cara menjawab
pertanyaan guru mengenai pokok bahasan tersebut. Keberanian anak bertanya
atau mengeluarkan pendapat terlihat dari keaktifan siswa dalam merespon materi
yang diberikan oleh guru baik itu bertanya, maupun menjawab pertanyaan yang
dilontarkan oleh guru. Tidak semua siswa mempunyai keberanian untuk merespon
pertanyaan atau mengeluarkan pendapat. Ada juga beberapa siswa yang
cenderung pendiam. Mereka menjawab atau mengeluarkan pendapat bila ditunjuk
oleh guru. Secara keseluruhan interaksi anatar pendidik dan peserta didik di dalam
kelas atau pada saat pembelajaran berlangsung cukup terarah dan berjalan baik.
Cara guru untuk menarik perhatian siswa berkaitan dengan pembelajaran di kelas,
yaitu guru memberikan permasalahan atau soal, ketika guru memberikan soal
yang mudah, siswa mengerjakannya sendiri dan ada juga yang melihat contoh di

60
buku. Namun ketika soal yang diberikan semakin sulit, siswa mulai kebingungan
dan ribut mendiskusikan soal tersebut dengan teman-teman mereka. Selain
memberikan materi dan latihan-latihan pada siswanya, guru juga mengontrol
bagaimana siswa bekerja dan memberikan bimbingan di luar materi pelajaran. Hal
itu menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi di dalam kelas sudah bagus.

Kenyamanan pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas tentu


dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor guru pengajar, materi yang
diajarkan, serta waktu penyajian. Siswa akan berperilaku yang baik apabila terjadi
interaksi yang baik antara guru dengan siswa sendiri. terkadang siswa melakukan
hal-hal yang tidak sopan itu disebabkan karena kurangnya interaksi antara siswa
dengan guru pengajar. Mata pelajaran yang diajarkan serta waktu penyajian pun
sangat mempengaruhi kenyamanan siswa dan perilakunya di dalam mengikuti
pelajaran. Apabila materi yang diajarkan menarik dan waktu penyajiannya singkat,
maka siswa akan berperilaku yang wajar. Namun apabila sebaliknya, siswa akan
merasa bosan dan jenuh. Hal ini akan mengakibatkan munculnya perilaku aneh
dari siswa yang dapat mengganggu proses belajar. Dengan demikian interaksi
guru sangat penting dalam proses belajar mengajar dan juga memberikan
bimbingan setelah usai menyampaikan materi belajar berguna bagi siswa apalagi
diusia mereka yang belum bisa mngontrol diri mereka.

3. Pengelolaan kelas
Dalam hal pengaturan tempat duduk siswa, dapat penulis katakan sudah
cukup baik. Pengaturan posisi tempat duduk siswa ditata sedemikian rupa. Di
mana dua orang siswa duduk di satu bangku atau dua meja kecil yang
digabungkan dan ditambah dua buah kursi. Pengaturan posisi tempat duduk
biasanya terdiri dari empat baris dan setiap baris terdapat lima sampai enam deret
tempat duduk sesuai dengan jumlah siswa yang ada di dalamnya. Meja guru
terletak di depan pojok kiri tepat di sebelah white board (papan tulis) untuk
memudahkan pengawasan dan interaksi dengan para siswa. Namun, masih
terdapat beberapa kelemahan dalam pengelolaan kelas. Seperti dapat memberi
peluang kepada siswa untuk menyontek pada saat ulangan atau bercanda pada saat
guru menjelaskan khususnya siswa yang duduk pada deretan paling belakang. Hal

61
ini dapat diatasi dengan cara memberi perhatian yang tegas dari guru dan
pengaturan tempat duduk bagi siswa putra dan putri. Siswa putra dan putri tidak
lagi duduk mengelompok, tetapi tempat duduk mereka dibaurkan yaitu satu siswa
putra dan satu siswa putri. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa diatur
dan dibuatkan denah kelas agar nantinya tidak ada siswa yang berpindah-pindah
tempat duduk. Jika dikelola secara tepat dan tegas dari guru maka siswa akan
disiplin. Siswa sering tidak memperhatikan pelajaran karena berbagai sebab dan
tidak jarang siswa tersebut malah mengganggu teman-temannya yang sedang
serius belajar. Dengan melempar sesuatu ataupun dengan mengajak “ngobrol”.
Interaksi yang terjadi antara siswa adalah interaksi antara teman-teman yang
berdekatan tempat duduknya.

Pengelolaan kelas secara berkelompok akan lebih banyak menimbulkan


interaksi antar siswa sehingga siswa bisa mengeluarkan pendapat dan pikirannya
serta siswa yang merasa lebih mampu dapat mengajari yang kurang mampu dalam
menerima pelajaran. Interaksi yang terjadi adalah interaksi antara teman-teman
satu kelompoknya. Namun terkadang juga terjadi interaksi lain yang tidak ada
kaitannya dengan pelajaran, seperti siswa yang asyik mengobrol dengan temannya.
Hal ini menyebabkan penyerapan siswa dalam pelajaran menyebabkan kurang
efektif. Selain itu seringkali kelompok siswa yang belajar ataupun melakukan
percobaan (jika pengelompokan tersebut untuk melakukan praktikum) hanya
beberapa orang maka yang lainnya hanya diam dan menonton temannya.

Pengelolaan siswa secara individual tentu juga memiliki sisi kelebihan dan
kekurangan. Jika prilaku siswa yang dikelola secara individual akan
mengakibatkan siswa cenderung kurang pergaulan dan menutup diri terhadap
lingkungannya. Di satu sisi memang siswa akan lebih dapat di kontrol dan dibina
secara intensif, dan setiap siswa akan memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya sendiri, begitu juga motivasi untuk mengerjakan tugas
sendiri lebih besar. Namun di sisi lain siswa akan cenderung kurang bergaul
dengan sesamanya. Pengelolaan secara individual ini secara umum kurang efektif
dilakukan mengingat jumlah siswa di sekolah banyak.

62
Apabila disaat guru terlambat, siswa melakukan aktivitas yang beragam.
Ada yang membaca buku, ada yang berbicara dengan temannya, ada pula yang
bermain dengan temannya sambil menunggu guru datang ataupun ribut di kelas.
Lebih dari 15 menit guru belum juga hadir, maka perwakilan kelas baik itu piket
atau ketua kelas akan mencari guru bersangkutan ke ruang guru. Dan bila ternyata
guru tersebut tidak sekolah dan menitipkan tugas, maka siswa mengerjakan tugas
tersebut selama jam pelajaran. Jika tidak ada tugas yang diberikan oleh guru
tersebut, ketua kelas atau perwakilan kelas lainnya menghubungi guru piket untuk
meminta ijin ke perpustakaan atau ke laboratorium komputer. Selain itu jam
pelajaran kosong merupakan kesempatan bagi guru BK untuk memberikan
arahan-arahan yang berkaitan dengan kedisiplinan, penjurusan ataupun
pembekalan menjelang pemilihan lembaga pendidikan di jenjang yang lebih
tinggi.

Saat siswa mengerjakan tugas tanpa pengawasan guru bersangkutan, siswa


lebih cenderung gaduh dan ribut. Siswa mengerjakan tugas dengan kurang tertib,
berpindah-pindah tempat duduk, beberapa siswa menyontek pekerjaan teman, dan
beberapa siswa yang telah selesai mengerjakan tugas melakukan kegiatan lain.
Namun jika diawasi guru piket kelas menjadi tertib dan tidak ribut. Untuk
masalah siswa yang terlambat, telah ditangani terlebih dahulu oleh pembina Osis.
Ketika siswa yang terlambat memasuki kelas, maka guru akan memberikan
peringatan untuk siswa yang bersangkutan agar tidak mengulangi keterlambatanna
tersebut. Setelah itu guru mempersilakan siswa yang bersangkutan untuk duduk
dan mengikuti pelajaran seperti biasa.

3.3.3 Kegiatan Di Luar Kelas


Tingkah laku dan sikap siswa di luar kelas masih dalam batas kewajaran
usia siswa. Saat proses belajar mengajar selesai yaitu ketika jam istirahat dimulai,
kegiatan di luar kelas menunjukkan hubungan sosial antar warga sekolah yang
baik dan sesuai dengan tempatnya. Tidak ditemukan adanya pola perilaku
mengganggu yang berlebih oleh seorang atau sekelompok siswa tertentu. Hal ini
dikarenakan hampir semua siswa memposisikan dirinya sebagaimana seharusnya
dalam pergaulan di sekolah dan sesuai dengan tata tertib sekolah. Selain itu pula

63
setiap warga sekolah lebih suka berbaur dengan yang lain daripada sendirian.
Pada jam istirahat pola kebiasan siswa ke kantin, ke perspustakaan, dan ada pula
ke ruang BK untuk berkonsultasi. Selain itu ada siswa yang mencari guru
mendiskusikan pelajaran atau kepentingan sekolah. Hal tersebut membuat
pemanfaatan waktu istirahat menjadi lebih efektif.

Melalui bimbingan dari para petugas BK akan memotivasi siswa baik


dalam hal belajar maupun hal lain yang berhubungan dengan prestasinya di
sekolah. Petugas BK senantiasa memberikan informasi terkait dunia pendidikan
sehingga siswa lebih tahu, terdorong keinginannya belajar dan termotivasi untuk
mengikuti perkembangan informasi dunia pendidikan. Petugas BK sering
memberikan arahan yang tepat bagi siswa untuk selalu berbuat hal postif
dibandingkan hal negatif mampu merugikan diri sendiri Petugas BK juga
senantiasa memberikan informasi dan bimbingan terkait dengan pengembangan
karier kedepannya, khususnya bagi siswa kelas XII yang akan melanjutkan ke
perguruan tinggi atau yang akan langsung kerja.

Untuk menjaga hubungan sekolah dengan orang tua siswa, petugas BK


selalu melakukan upaya-upaya untuk menjaga hubungan yang baik tersebut.
Misalnya, dengan mengadakan pertemuan langsung pihak sekolah dan orang tua
siswa untuk membicarakan permasalahan yang dihadapi mengenai suatu masalah
siswa yang bersangkutan sehingga dapat dicari solusinya dengan cara
kekeluargaan. Orang tua siswa juga diundang dalam berbagai kegiatan sekolah
seperti rapat komite, pembagian rapor siswa, dan lain sebagainya. Orang tua
diharapkan dapat turut membantu sekolah dalam kelancaran proses belajar
mengajar. Langkah ini sangat baik dilakukan apabila memang ditemukan masalah
yang menimbulkan siswa tersebut cenderung bersikap tidak sesuai aturan sekolah
maka tindak lanjut antara orang tua siswa dan sekolah akan bersama-sama
membina siswa tersebut untuk menuju siswa yang berbudi luhur dan berprilaku
baik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian peran BK dalam
membimbing siswa dalam kegiatan di luar kelas cukup penting bila ini diterapkan
terus-menerus maka siswa akan tidak melakukan tindakan-tindakan yang
menyimpang.

64
3.4 Pengenalan Kegiatan Pembelajaran

Pengenalan proses belajar mengajar sangat penting bagi calon guru, karena
melalui proses pengenalan inilah seorang calon guru akan mendapatkan tambahan
pengetahuan mengenai tata cara maupun metode yang digunakan dalam mengajar.
Dengan pengenalan ini diharapkan seorang calon guru nantinya dapat menjadi
guru yang profesional. Untuk itu penulis melakukan observasi di beberapa kelas
dengan rincian sebagai berikut :

a. Guru Model 1
1. Informasi Umum
Indetitas guru pembimbing sebagai narasumber dalam kegiatan
orientasi :
 Nama : I Putu Sadiastana, S.Pd
 Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan
 Materi yang Diajarkan : Alat Komunikasi Sederhana
 Kelas : X MIA 1
 Waktu : 2 x 45 menit

2. Perencanaan Pembelajaran

Guru mempersiapkan kompetensi yang akan dilaksanakan pada mata


pelajaran dalam bentuk perencanaan yang disebut silabus. Penyusunan
silabus biasanya berdasarkan pedoman silabus yang diberikan oleh pusat
dan MGMP kabupaten Buleleng. Selanjutnya guru akan mengembangkan
materi yang ada pada silabus. Kemudian dalam penyusunan program
tahunan, semesteran, dan harian disesuaikan dengan kalender pendidikan.
Dalam penyusunan silabus ini juga diperhatikan, materi pelajaran,
media yang digunakan, dan alat evaluasi yang digunakan disesuaikan
dengan pokok bahasan serta tujuan yang ingin dicapai.

65
3. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Membuka Pelajaran
Pada saat guru memasuki kelas, siswa kemudian berdiri dan
mengucapkan salam kepada guru, para siswa berdiri dengan dipimpin oleh
ketua kelas kemudian menghaturkan panganjali umat. Selanjutnya, guru
membuka pelajaran dengan melakukan absensi terlebih dahulu. Guru
kemudian berdiskusi sedikit mengenai materi yang akan diajarkan pada
pertemuan tersebut. Guru menggunakan metode ceramah untuk
menjelaskan tujuan pembelajaran. Selama menjelaskan arah tujuan guru
belum menggunakan alat bantu mengajar. Waktu yang digunakan guru
dalam membuka pelajaran ini adalah 8 menit. Setelah dirasa siswa cukup
mengerti mengenai arah pada pelajaran tersebut kemudian guru langsung
memaparkan pokok-pokok materi pada pertemuan tersebut. Cara guru
mengalihkan dari pembukaan ke pelajaran inti sangat sederhana, yaitu
dengan menjelaskan tujuan dari materi pelajaran yang akan dilaksanakan
sehingga antara pembukaan dan pelajaran inti menjadi berhubungan dan
relevan dengan apa yang akan dibahas di pelajaran inti.
b. Kegiatan Inti
Berdasarkan pengamatan penulis, proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
Perencanaan pembelajaran tersebut telah sesuai dengan silabus. Materi
yang diberikan sudah sesuai dengan materi yang diprogramkan dan tujuan
yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut.
Strategi yang digunakan oleh guru adalah meminta siswa untuk
membentuk kelompok. Satu kelompok berisi 3 orang siswa. Kemudian
guru meminta siswa untuk mencotohkan bagaimana yang disebut dengan
komunikasi. Dalam strategi belajar ini tercipta keaktifan semua peserta
didik dan pembelajaran pun terkesan menyenangkan. Sebelumnya guru
memberi waktu kepada siswa untuk membentuk kelompok.
Untuk membuat suasana belajar yang kondusif, guru membuat
suasana belajar menyenangkan. Guru mengikutsertakan peserta didik
dalam praktik yang terarah pada permainan. Pemanfaatan waktu mengajar

66
yang dilakukan oleh guru juga sudah efektif dan efisien. Hal ini terlihat
dari ketepatan waktu yang digunakan dengan tuntutan materi yang harus
diajarkan. Guru juga menyediakan waktu bertanya untuk siswa, baik itu di
dalam kelas maupun di luar kelas. Jika ada siswa yang bertanya maka hal
pertama yang dilakukan guru adalah melempar pertanyaan tersebut pada
teman siswa yang lainnya, kemudian guru akan menengahi dari seluruh
jawaban yang ada. Pemanfaatan alat bantu mengajar juga dioptimalkan,
seperti penggunaan LCD dan Papan Proyektor untuk menampilkan slide
presentasi mengenai pokok bahasan yang disampaikan. Waktu yang
digunakan adalah 90 menit. Waktu terlah diorganisir secara baik sehingga
tidak menganggu pokok bahasan, dalam artian materi yang disampaikan
tepat dan tidak ada materi yang tertinggal diajarkan pada pertemuan
tersebut.
c. Menutup Pelajaran
Setelah menyampaikan pokok bahasan, guru kemudian
mempersilakan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum
dimengerti selama pelajaran. Dari pertanyaan yang dilontarkan siswa maka
guru akan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
yang telah diajarkan kepada siswa. Setelah itu guru memberikan tugas atau
PR yang akan dikumpulkan siswa pada pertemuan selanjutnya. Kemudian
barulah guru menyimpulkan inti dari materi yang telah diajarkan. Waktu
yang digunakan adalah 10 menit dan telah sesuai dengan jam mengajar
yang telah diberikan oleh seklolah. Tidak ada korupsi waktu sehingga
siswa dapat mengakhiri pelajaran setelah mendengarkan bel istirahat.
Kegiatan pembelajaran kemudian ditutup dengan salam parama santhi.

Guru tidak melakukan revisi pada silabus yang telah dibuat.


Silabus tersebut telah sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas dan
hasilnya dapat dikatakan baik.

III. Masalah yang Perlu Diangkat Dalam Perkuliahan

Dari hasil observasi atau pengamatan penulis, penulis ingin mengajukan


pertanyaan mengenai pelajaran prakarya dan kewirausahaan berhubungan dengan
67
penerapan kurikulum 2013 yang diterapkan oleh SMA Negeri 4 Singaraja dan
pada akhirnya ada pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Bagaimanakah peran
pelajaran ini untuk menunjang pengembangan siswa dan seberapa efektifkah
pelajaran ini untuk mendukung inti dari penerapan kurikulum 2013?

b. Guru Model II
1. Informasi Umum
Indetitas guru model II sebagai narasumber dalam kegiatan orientasi :
 Nama : Dra. Kadek Widhiasih
 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
 Materi yang Diajarkan : Unsur Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
 Kelas : XII MIA 1
 Waktu : 2 x 45 menit

2. Perencanaan Pembelajaran
Narasumber, yaitu Dra. Kadek Widhiasih melaksanakan
pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya.
Pedoman yang digunakan oleh narasumber bersumber pada RPP yang
dibuat. Hal ini juga dipersiapkan mulai dari bahan ajar, metode dan
strategi yang digunakan di dalam kelas. Dengan adanya perencanaan
pengajaran ini, proses belajar mengajar di kelas akan lebih terarah dan
penyampaiannya lebih sistematis dan dapat selesai tepat pada waktunya,
sehingga tujuan dapat tercapai. Cara yang dapat dilakukan dalam
menyusun RPP mulai dari menentukan tujuan, metode pendekatan, media
pembelajaran, serta memilih buku sumber yang akan digunakan.

3. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Membuka Pelajaran
Guru memasuki kelas, kemudian serentak siswa berdiri dan
mengucapkan panganjali umat. Setelah itu guru melakukan absensi
terhadap siswa-siswanya. Pada saat guru membuka pelajaran, metode yang
digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab. Metode ini dilakukan
guru guna merefresh kembali materi yang dijelaskan pada pertemuan

68
sebelumnya. Pada pembuka awalan pembelajaran ini, guru menjelaskan
selama 10 menit. Selama menjelaskan guru tersebut memanfaatkan papan
tulis whiteboard dan spidol. Melalui pertanyaan itu guru akan mengetes
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi sebelumnya. Selanjutnya
guru mulai membawa siswa ke materi yang akan diajarkan pada pertemuan.
b. Kegiatan Inti
Keseuaian antara RPP yang disusun oleh narasumber dengan
pelaksanaan pembelajaran di kelas sudah sesuai. Dalam penyampaian
materi guru menggunakan metode penjelasan dan tanya jawab. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca materi yang akan
dibahas secara ringkas selama kurang lebih 15 menit. Guru menyampaikan
poin-poin penting pada setiap materi. Penjelasan dan pemaparan dari guru
tersebut dapat diamati bahwa siswa mudah memahami materi yang
diajarkan.
Pengelolaan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
narasumber, yaitu memberikan pertanyaan dan menunjuk salah seorang
siswa secara bergilir untuk menjawab pertanyan yang dilontarkan tersebut.
Siswa kemudian ditugaskan untuk mengerjakan soal latihan yang ada di
buku Paket dan soal yang diberikan sendiri oleh guru. Setelah selesai
mengerjakan soal, guru menunjuk siswa untuk mengerjakan soal latihan
tersebut di depan kelas. Hal ini membuat siswa aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran. Pengamatan penulis, keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan cukup besar terbukti dengan banyaknya siswa yang
mengacungkan tangan untuk dapat diberi kesempatan mengerjakan soal
latihan ke depan kelas. Salah satu yang menarik dari metode pengajaran
guru adalah guru tersebut mampu membangun keaktifan siswa melalui
humor. Cara guru yang dekat dengan kehidupan siswa dan menjadikan
kedekatan tersebut sebagai bagian dari pembelajaran.
Guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa yang masih
belum mengerti dengan materi yang dibahas untuk bertanya dan
mengarahkannya untuk menemukan penyelesaian dari permasalahan yang

69
dihadapi. Jika ada siswa yang ingin bertaya di luar kelas, guru tersebut
juga menyediakan waktu luang untuk bertanya di luar kelas.
Jika ada seorang siswa yang bertanya, guru tidak langsung
menjawab tetapi biasanya pertanyaan tersebut diajukan kembali kepada
siswa yang lain. Jawaban yang diberikan siswa, guru dapat menilai
seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas. Dan
dari jawaban itu pula guru mengoreksi dan menambahi jawaban yang
masih kurang kemudian menyimpulkan dari jawaban-jawaban tersebut.
Guru mengharapkan siswa untuk tidak mengganggu satu sama lain,
tetapi saling membantu apabila ada teman yang mengalami kesulitan.
Sehingga akan tercipta suasana belajar yang kondusif. Pengembangan
bahan ajar, dikembangkan dari buku Paket. Pemanfaatan alat bantu
mengajar yang digunakan guru adalah papan tulis whiteboard dan spidol.
Tidak jarang guru menggunakan LCD untuk menjelaskan materi yang
akan disampaikan. Waktu yang disediakan juga tepat sesuai dengan batas
waktu yang telah diberikan, saat bel istirahat berbunyi atau waktu
mengajar terlah habis maka guru tersebut menutup pelajaran tersebut.
c. Menutup Pelajaran
Sebelum pelajaran berakhir guru menyimpulkan atau memberikan
inti dari pelajaran yang telah diberikan pada saat itu. Sebelum mengakhiri
pelajaran guru melakukan tanya jawab dan memberikan tugas rumah
kepada siswa. Guru kemudian mendiskusikan kembali beberapa materi
yang belum dipahami siswa sembari mengefisiekan waktu yang masih
tersisa. Setelah itu, proses belajar mengajar diakhiri dengan mengucapkan
Parama Santhi.
Biasanya guru tidak melakukan revisi pada silabus yang telah
dibuat, apabila telah sesuai dengan proses pengajaran dan dapat diterapkan
dengan baik. Secara umum, kesan penulis terhadap proses belajar
mengajar di kelas tersebut adalah menyenangkan karena penulis bisa
mengamati cara guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa dengan
baik yang nantinya dapat digunakan pedoman dan panutan jika menjadi
seorang guru.

70
III. Masalah yang Perlu Diangkat Dalam Perkuliahan
Saat ini pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang cukup
menyulitkan jika dihadapkan pada UN (Ujian Nasional). Bagimanakah kiat-kiat
yang dapat dilakukan oleh guru untuk menanggulangi masalah ini? Apakah tidak
seharusnya pelajaran Bahasa Indonesia lebih diperhatikan pada praktek daripada
hanya sekadar teori?
c. Guru Model III
1. Informasi Umum
Indetitas guru model III sebagai narasumber dalam kegiatan orientasi :
 Nama : Drs. Made Suweta Aryawan
 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
 Materi yang Diajarkan : Penggolongan Karya Sastra
 Kelas : XI IIS 1
 Waktu : 2 x 45 menit

2. Perencanaan Pembelajaran
Saat menyusun perencanaan pembelajaran, seorang guru terlebih
dahulu memperhatikan materi pelajaran yang akan disampaikan nantinya
di dalam kelas. Dari hasil wawancara pada narasumber, di dapatkan bahwa
persiapan materi yang nantinya akan disampaikan penting diperhatikan.
Tidak hanya itu, kalender pendidikan dan waktu efektif mengajar yang
tersedia juga menjadi salah satu acuan. Penyampaian materi pokok dan
kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum didistribusikan ke
jam efektif mengajar dalam proses belajar mengajar.

Program harian yang dibuat berupa rencana pembelajaran yang


dibuat setiap satu standar kompetensi sesuai dengan aturan yang ada.
Penyusunan rencana pembejaran adalah program harian yang mengacu
pada silabus dan rencana pembelajaran.

71
3. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Membuka Pelajaran
Guru memasuki kelas, kemudian siswa berdiri dengan menunggu
aba-aba dari ketua kelas dengan menghaturkan salam panganjali umat.
Selanjutnya guru mengajak siswa mengingat kembali materi yang telah
dijelaskan kepada siswa di pertemuan sebelumnya. Guru menunjuk
(bertanya) siswa secara acak untuk mengetes ingatan dan pemahaman
siswa tentang materi sebelumnya. Setelah dirasa siswa sudah mengerti
tentang materi yang telah diajarkan, guru kemudian mulai menjelaskan
materi yang akan diajarkan. Alat bantu yang digunakan pada pembuka
pelajaran ini tidak ada. Sebagian besar guru menjelaskannya dengan
ceramah tanpa menggunakan alat bantu mengajar.

Cara guru tersebut menyatakan peralihan dari pembuka ke


pelajaran inti dengan cara bertanya mengenai materi pelajaran yang telah
disampaikan sebelumnya cukup relevan atau sesuai. Cara bicara atau cara
bertaya tidak menyimpang dari pembahasan atau tujuan pertama yaitu
menguji pemahaman siswa atas pelajaran yang disampaikan di pertemuan
sebelumnya.

b. Kegiatan Inti
Berdasarkan observasi, dalam penyampaian materi guru
berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Kesesuaian
materi dan waktu penyampaiannya antara perencanaan yang telah dibuat
dengan pelaksanaan di kelas sudah baik.
Penyampaian materi yang dilakukan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Guru terlebih dahulu memberikan penjelasan
tentang materi yang diajarkan dan berusaha membuat siswa mengerti dan
memahami materi tersebut. Setelah itu, guru memberikan pertanyaan pada
siswa mengenai materi yang telah disampaikan. Pertanyaan diberikan
secara bertahap, dari yang paling sederhana hingga soal yang paling rumit
menurut siswa.

72
Proses pembelajaran, guru selalu berusaha membuat siswa aktif
baik dalam hal bertanya maupun menjawab pertanyaan. Dalam hal ini
seorang guru selalu memberikan soal-soal latihan setelah menjelaskan
materi. Cara guru dalam membuat suasana belajar kondusif, dengan
menyuruh siswa agar tidak ribut dan memusatkan perhatian pada pelajaran.
Guru akan membuat materi yang dipelajari tersebut menjadi semenarik
mungkin, sehingga dengan sendirinya siswa akan memperhatikan
pelajaran dengan baik. Hal tersebut berkaitan dengan cara guru dalam
menyampaikan materi yang diajarkan. Jika ada yang tidak memperhatikan
pelajaran, guru akan menunjuk siswa dan memberikan pertanyaan
sehingga siswa kembali mengikuti pelajaran dengan baik.
Pada waktu mengadakan observasi ada beberapa hal yang menarik.
Guru tersebut menggunakan teknik meditasi untuk membuat siswa dapat
mengimajinasikan materi yang telah disampaikan. Dari cara yang unik
tersebut menyebabkan siswa semakin antusias terhadap pelajaran tersebut.
Sastra merupakan pelajaran yang mengandung nilai seni tinggi maka tak
heran jika guru tersebut di anggap sebagai guru yang memiliki jiwa seni
tinggi dengan teknik yang unik ini, begitu lah ungkapan siswa seusai
mengikuti pelajaran bahasa Indonesia tersebut. Setelah melaksanakan
teknik meditasi selanjutnya siswa diminta untuk menuliskan bayangan
imajinasinya dalam bentuk puisi, prosa, cerpen dan lain sebagainya.
c. Menutup Pelajaran
Strategi yang digunakan saat menutup pelajaran yaitu dengan
meminta siswa membacakan karya yang telah mereka buat, baik itu puisi,
cerpen, prosa dan lain-lain. Selanjutnya memberikan kesimpulan dari
materi yang diberikan. Pada kesempatan tersebut guru menanyakan sejauh
mana siswa mengerti terhadap materi yang dibahas sebelumnya. Guru
memberikan tugas terstruktur dan tugas mandiri tak terstruktur. Kemudian
guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Penyampaian penutupan pelajaran ini dilakukan secara singkat, sehingga
tidak mengganggu waktu istirahat siswa. Setelah seselai menyampaikan
hal-hal tersebut, guru mengucapkan salam untuk mengakhiri pelajaran.

73
Sesuai dengan observasi yang dilakukan, pemahaman siswa akan
materi yang diajarkan oleh guru sudah sangat baik dan guru sudah mampu
mengefisienkan waktu dengan tepat. Guru tidak melakukan revisi terhadap
silabusnya karena hal ini sudah sesuai dengan penyampaian materi dan
waktu yang telah terorganisir dengan baik.

III. Masalah yang Perlu Diangkat dalam Perkuliahan


Berdasarkan hasil temuan di lapangan, ada hal menarik yang dilakukan
oleh salah seorang guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Singaraja, yaitu
penggunakan teknik meditasi untuk membangun imajinasi siswa. Bahasa
Indonesia adalah sastra dan sastra adalah bagian dari seni. Penggunaan teknik
meditasi perlu dipelajari lebih dalam lagi karena jika ini memiliki dampak positif
yang besar maka akan lebih baik jika hal ini diterapkan oleh guru bahasa
Indonesia yang lain.

74
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 4


Singaraja merupakan salah satu sekolah, khususnya SMA yang berada di
Kabupaten Buleleng, tepatnya berada di Jalan Melati Singaraja. Sekolah ini
merupakan salah satu sekolah unggulan di kabupaten Buleleng.

Keadaan fisik dan non fisik SMA Negeri 4 Singaraja sudah cukup baik dan
sarana prasarananya sudah lengkap dan memadai. Jumlah guru pembimbing telah
sesuai dengan kebutuhan sekolah. Keterampilan guru juga menjadi perhatian yang
menjadi dasar dalam tuntutan guru yang dicari di sekolah ini. Bibit-bibit yang
baik berasal dari induk yang baik.

Sikap dan pola tingkah laku siswa secara umum di SMA Negeri 4
Singaraja dapat dikatakan baik. Hal ini terlihat dari sikapnya di dalam maupun di
luar kelas. Sikap dan tingkah laku ini terbetuk dari peraturang atau tata tertib yang
mengikat dan membentuk karakter siswa SMA N 4 Singaraja. Selain itu, sikap
dan tingkah laku siswa juga diikuti dengan ketegasan sanksi serta pengawasan
guru pembimbing.

4.2 Tindak Lanjut

Hal-hal yang perlu ditindaklanjuti berkaitan dengan orientasi PPL-Awal ini


adalah :

1. Kegiatan pengenalan lapangan lebih awal ini dapat dimanfaatkan sebagai


pengalaman awal sehingga nantinya dalam mata kuliah Micro Teaching
dan PPL Real sudah mendapatkan gambaran mengenai lingkungan sekolah
dan peserta didik.

75
2. Kegiatan pengenalan lapangan lebih awal ini memberikan manfaat acuan
untuk materi diskusi mata kuliah kependidikan yang berhubungan dengan
sekolah.

3. Dalam proses pembelajaran Guru harus pandai mengaitkan materi yang


diajarkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa lebih mudah
memahami materi yang diajarkan.

4. Peran sekolah dalam menyediakan sarana perlu diperhatikan, sehingga


siswa menjadi lebih nyaman dengan pelayanan sarana yang menunjang.
Sarana yang menunjang juga dilihat dari seberapa efektifkah sarana
tersebut terhadap pelajaran yang menjadi bagian pengembangan peserta
didik.

76

Anda mungkin juga menyukai