PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuannya adalah sebagai berikut:
3
BAB II
1) Persiapan Awal
4
c. Mengamati sikap dan pola tingkah laku siswa SMA Negeri 4 Singaraja
di dalam kelas maupun di luar kelas.
3) Pembuatan laporan
a. Menyusun laporan secara bertahap
b. Mengadakan klarifikasi, diskusi, pendalaman, pemahaman, atas
temuan di lapangan
c. Meminta lembar evaluasi yang telah diisi oleh guru pembimbing
d. Menyerahkan piagam lembaga kepada kepala sekolah dan guru
pembimbing, sekaligus mohon diri pada akhir kegiatan
1) Metode Observasi
Metode observasi adalah cara pengumpulan data atau informasi dengan cara
mencermati langsung keadaan di lapangan. Melalui metode pengumpulan data ini
dilakukan dalam mengamati sekaligus mencatat temuan unsur fisik dan non fisik
sekolah, pengamatan tingkah laku siswa, guru, pegawai dan hal-hal lain yang
terkait.
5
2) Metode Wawancara
Metode wawancara adalah cara mengumpulkan data atau informasi dengan
cara bertanya langsung kepada narasumber. Pada wawancara ini narasumber
adalah kepala sekolah, pegawai, guru, maupun siswa SMA Negeri 4 Singaraja.
Hasil wawancara merupakan data mengenai keadaan lingkungan non fisik sekolah,
seperti data mengenai keadaan kebersihan, keamanan, serta pengelolaan dan
fasilitas yang mendukung berbagai unsur di sekolah. Selain itu, wawancara juga
dilakukan pada lingkungan fisik sekolah, seperti personalia dalam ruangan
tersebut, fungsi maupun kaitannya pada peserta didik.
3) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencoba dan
berusaha memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama-sama atau proses
pertukaran informasi yang disertai dengan analisis dan argumentasi dalam
pembahasan suatu masalah. Metode diskusi ini dilakukan selama orientasi dalam
upaya untuk melengkapi data serta memastikan kebenaran data yang diperoleh.
5) Metode Dokumentasi
6
BAB III
SMA Negeri 4 Singaraja lahir pada tanggal 5 Juni 1989. SMA Negeri 4
Singaraja terletak di Kabupaten Buleleng dan tepatnya berada di Jalan Melati,
Singaraja. Sebelum bernama SMA Negeri 4 Singaraja lembaga ini bernama:
8
Dari pemaparan di atas, dapat diketahui SMA Negeri 4 Singaraja telah
berkembang sekian tahun. Dari tahun ke tahun SMA Negeri 4 Singaraja juga telah
banyak menorehkan prestasi baik prestasi akademik, olahraga maupun seni
budaya, seperti pada semester 1 tahun ajaran 2014/2015, tercatat siswa yang telah
menyumbangkan prestasinya dalam bidang akademik sebanyak 31 orang, dalam
bidang olahraga sebanyak 22 orang dan dalam bidang seni budaya sebanyak 9
orang sedangkan pada semester 2 tahun ajaran 2014/2015, tercatat siswa yang
telah menyumbangkan prestasinya dalam bidang akademik sebanyak 12 orang,
dalam bidang olahraga sebanyak 11 orang dan dalam bidang seni buda sebanyak 1
orang. Maka tidak heran dari prestasi yang ada sekolah tersebut dikategorikan
sebagai salah satu sekolah yang patut diperhitungkan dan terakreditasi A.
3.2 Pengenalan Unsur Fisik Dan Non Fisik SMA Negeri 4 Singaraja
9
3 DAN R. 4)
15 R. BK 230,5 M2
16 R.OSIS 167,9 M2
17 R.UKS 236 M2
10
19 R. LAB KIMIA 236 M2
23 R. PERPUSTAKAAN 693 M2
KAMAR MANDI, WC 12 M2
25
GURU
KAMAR MANDI, WC 51 M2
26
SISWA
27 GUDANG 11 M2
PARAHYANGAN / 104,5 M2
28
PADMASANA
30 KOPERASI 38,2 M2
31 TAMAN 33,8 M2
32 PARKIR 76,5 M2
33 POS SATPAM 5 M2
34 RUMAH JAGA 18 M2
11
8. Lapangan olah raga
Lapangan olahraga SMA Negeri 4 Singaraja berada di sebelah selatan
sekolah, tepatnya berada di depan laborotarium fisika. Lapangan olahraga yang
dimiliki oleh SMA Negeri 4 Singaraja berukuran panjang 31 m, lebar 21 m, dan
luas 651 m2. Lapangan ini memiliki banyak fungsi yang sering digunakan oleh
siswa maupun guru untuk berbagai jenis kegiatan olahraga seperti basket, tenis
lapangan, footsal, volley, dan senam, dan kegiatan olahraga yang berkaitan dengan
ekstrakurikuler. Selain itu, setiap hari senin, lapangan ini sering digunakan untuk
melaksanakan upacara bendera dan hari besar nasional lainnya. Tidak hanya itu,
lapangan olahraga ini juga digunakan sebagai tempat persembahyangan oleh umat
hindu pada hari-hari tertentu seperti saat purnama, tilem dan persembahyangan
bersama lainnya. Lapangan olahraga yang dimiliki oleh SMA Negeri 4 Singaraja
berupa lapangan berlantai semen halus yang disekitarnya dibatasi oleh jaring-
jaring dari kawat yang dilengkapi dengan lampu penerangan. Keberadaan fasilitas
yang ada di SMA Negeri 4 Singaraja sangat menunjang berlangsungnua kegiatan
yang dilaksanakan di lapangan itu sendiri, seperti jaring-jaring yang disediakan
akan sangat menunjang pada saat siswa melaksanakan olahraga basket, voli dan
lain sebagainya agar bola tidak mengenai kaca jendela pada ruangan yang ada di
sekitarnya. Begitu juga lampu penerangan diperlukan untuk menerangi kegiatan
yang masih berlangsung pada malam atau pada waktu subuh.
9. Lingkungan sekolah
a. Jenis bangunan di sekitar sekolah
12
Sebelah Barat : Lapangan Bhuana Patra
SMA Negeri 4 Singaraja yang berada di pusat kota dan terletak agak ke
dalam membuat kondisi lingkungan sekolah yang menjadi nyaman karena sedikit
ada kebisingan kendaraan bermotor. Selain nyaman, dampak dari letak sekolah
yang sedikit jauh dari jalan raya tetap membuat proses belajar menjadi tenang.
Pengelolaan lingkungan sekolah pun tertata dengan baik, seperi kerindangan dan
penambahan taman untuk memudahkan siswa beristirahat pada saat jam istirahat
maupun sebagai tempat berdiskusi di luar jam belajar. Selain itu, didukung pula
dengan kondisi bangunan-bangunan yang baik dan memadai sehingga membantu
kelancaran proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah tersebut. Kondisi
bangunan yang masih terjaga, seperti pengelolaan ruangan bangunan yang rusak
untuk cepat diperbaiki sehingga siswa merasa nyaman dalam proses
pembelajarannya di kelas. Lingkungan SMA Negeri 4 Singaraja tertata dengan
baik, rapi, asri, indah, dan nyaman. Kondisi ini sangat menunjang dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
13
Tabel 3.2 Daftar inventaris barang di masing-masing ruang kelas
NO NAMA BARANG JUMLAH BAIK
3 Hiasan Dinding 3
4 Jam Dinding 1
5 White Board 1
6 Penghapus 2
7 Spidol 4
8 Tempat spidol 1
11 Taplak meja 1
12 Vas bunga 1
18 Struktur 6K 1
14
hukuman tata tertib
20 Pelangkiran 1
21 Speaker 1
22 Lampu neon 6
25 Sapu ijuk 3
26 Serok 1
27 Ember 3
28 Lap pel 2
29 Sapu bulu 2
30 Dulang kecil 1
31 Kipas angin 2
32 Buku absen 1
33 Jurnal kelas 1
34 Proyektor 1
35 Papan Proyektor 1
15
Adapun fungsi dari fasilitas-fasilitas yang ada di dalam kelas adalah
sebagai berikut:
17
untuk masing-masing siswa karena kelas yang bersih akan tercipta suasana belajar
yang nyaman. Jam dinding yang disediakan pada setiap ruang kelas juga
mendukung proses pembelajaran dimana fungsi utama dari jam dinding ini adalah
menciptakan siswa yang disiplin, terutama disiplin waktu. Ini sangat mendukung
karakteristik peserta didik, disiplin waktu sejak bangku sekolah akan menjadi
kebiasaan yang akan diteruskan di jenjang sekolah selanjutnya. Perlengkapan
kelas lain seperti kipas angin dan tirai juga membantu siswa, kipas angin
dibutukan siswa terutama pada tengah hari yang biasanya cuaca panas, kipas
angin dibutuhkan untuk menyejukkan ruangan dan tercipta suasana belajar yang
nyaman, begitu juga tirai dibutuhkan untuk menghindari pancaran langsung sinar
matahari yang masuk ke ruangan, jika itu terjadi akan membuat suasana belajar
yang tidak nyaman dan membuat siswa tidak fokus menerima materi pelajaran
karena ruangan yang panas. Perlengkapan yang tidak kalah pentingnya untuk
membantu proses pembelajaran siswa adalah LCD dan papan proyektor. LCD dan
papan proyektor akan memudahkan siswa dan guru dalam penyampaian materi
yang berkaitan dengan presentasi. Di dalam kelas juga terdapat sebuah speaker
yang digunakan untuk memberikan pengumuman langsung kepada siswa ketika
siswa sedang belajar di dalam kelas. Speaker ini langsung terhubung ke ruang tata
usaha di mana guru memberikan pengumuman, sehingga dalam penyampaian
informasi menjadi lebih efisien tanpa harus mengumpulkan seluruh siswa.
1 Meja sirkulasi 1
2 Almari administrasi 1
3 Meja ketik 1
4 Almari Buku 2
5 Meja baca 12
7 Filling cabinet 1
8 Rak buku 15
10 Rak catalog 1
19
12 Rak majalah 1
15 Komputer Primera 3
16 Printer HP HP 3920 1
20 Rak etalase 1
21 Papan pengumuman 1
22 Jam dinding 1
23 Globe 2
24 Papan statistic 1
Bahan pustaka yang ada di perpustakaan ini beraneka ragam dan selalu
berkembang setiap tahun. Penambahan bahan pustaka dirasa perlu karena setiap
tahun tentu mengalami perkembangan yang berbeda. Maka dari itu, penambahan
bahan pustaka diperlukan untuk menambah wawasan atau memberikan informasi
terbaru pada siswa. Begitu juga halnya dengan kehadiran pengunjung baik itu
siswa, guru atau pegawai maupun pengunjung umum akan memberikan dampak
pada perpustakaan itu sendiri untuk melihat berapa banyak buku yang terpinjam
20
serta memacu diri untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dalam halnya
dengan perpustakaan sebagai penyedia informasi.
22
PPL-real baik itu untuk mendapatkan pengarahan dari pihak sekolah ataupun
hanya sekadar mencari data-data yang diperlukan. Perpustakaan juga
dimanfaatkan oleh pembina guru untuk mengadakan latihan-latihan bagi siswa
yang akan mengikuti lomba Akademi.
13. Laboratorium
23
6. Menginventarisasi dan mengadministrasikan alat-alat laboratorium
24
8. Siswa tidak diperkenankan membicarakan hal-hal yang tidak terkait
dengan praktikum
11. Siswa membuang sampah bekas praktikum pada tempat yang disediakan
1. Laboratorium fisika
Laboratorium fisika biasaya digunakan pada siswa dan guru
yang belajar mengenai mata pelajaran fisika. Laboratorium fisika
terletak di selatan sekolah, bersebelahan dengan prahyangan sekolah.
Laborotarium fisika dikelola oleh petugas khusus yang disebut
laboran. Salah satu tugas laboran fisika adalah mengatur
pembersihan, pemeliharaan, perbaikan dan penyimpanan alat-alat
laboratorium fisika. Fasilitas yang terdapat dalam laboratorium fisika
disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan materi yang dijelaskan oleh
guru yang mengajar. Jika pada materi tersebut mengajarkan tentang
lensa cembung dan cekung maka hanya alat tersebut yang
dikeluarkan oleh petugas laboran laboratorium fisika. Cara
pengaturan dan pengelolaan alat-alat yang telah dipakai, yaitu
dengan mencuci alat setelah digunakan, memperbaiki alat setelah
25
penggunaannya, mengecek keutuhan dan kerusakan alat, dan
menempatkan alat sesuai dengan tempatnya.
26
12. Siswa membuang sampah bekas praktikum pada tempat yang di sediakan.
15. Siswa meninggalkan lab fisika setelah mendapatkan ijin dari guru.
3 Layar 1 Baik
4 TV 1 Baik
5 Kalender 1 Baik
12 Wastafel 6 Baik
27
14 Lampu Baik
Selain itu, juga terdapat nama-nama alat yang terdapat di laboratorium fisika
(terlampir).
2. Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia terletak dilantai 2 dan berdampingan dengan
laboratorium biologi. Laboratorium ini dikelola oleh seorang
petugas khusus yang disebut laboran kimia. Biasanya siswa dan
guru yang datang ke laboratorium kimia digunakan untuk
melakukan eksperimen atau percobaan dengan menggunakan
bahan-bahan kimia. Fasilitas penunjang laboratorium yang ada di
SMA Negeri 4 Singaraja bila dilihat dari jenis dan jumlah alat dan
bahan yang ada sudah memadai dimana alat tersebut selama ini
mencukupi dalam menunjang kegiatan pratikum di laboratorium
(jenis dan jumlah alat/bahan terlampir) Adapun fasilitas
penunjang Laboratorium Kimia sebagai berikut.
Tabel 3.5 Daftar inventaris barang di laboratorium Kimia
1 Pelangkiran 1 Baik
2 LCD 1 Baik
3 Layar 1 Baik
5 Lampu 1 Baik
7 Whiteboard 1 Baik
28
Wapres
10 Wastafel 4 Baik
11 Meja 15 Baik
16 Ember 2 Baik
17 Spidol 1 Baik
18 Penghapus 1 Baik
3. Laboratorium Biologi
Laboratorium biologi yang terlatak bersebelahan dengan
laboratorium kimia ini dikelola oleh seorang laboran biologi.
Fasilitas penunjang laboratorium yang ada di SMA Negeri 4
Singaraja bila dilihat dari jenis dan jumlah alat dan bahan yang ada
sudah memadai dimana alat tersebut selama ini mencukupi dalam
pemenuhan atau keperluan yang akan digunakan utnuk
pendalaman pemahaman materi pelajaran biologi. Cara pengaturan
29
dan pengelolaannya dilakukan oleh seorang laboran biologi yang
bertugas serta dibantu oleh penanggung jawab laboratroium biologi
dan biasanya perawatan yang dilakukan disesuaikan dengan
progam kerja yang telah ditetapkan atau disahkan. Setelah usai
pelajaran biologi yang dilakukan di laboratorium biologi, siswa
kembali merapikan barang yang digunakan sebelumnya. Setelah
semua barang ditata rapi ke tempatnya, maka siswa diperkenankan
untuk meninggalkan ruangan. Laboran yang bertugas di
laboratorium tersebut kemudian kembali mengecek alat yang telah
digunakan sebelumnya agar alat-alat tersebut tetap terjaga dengan
baik. Program kerja, program perawatan, dan lain-lain terlampir
pada laporan ini. Adapun fasilitas penunjang Laboratorium Biologi
sebagai berikut;
Tabel 3.6 Daftar inventaris barang di laboratorium Biologi
1 Pelangkiran 1 Baik
2 LCD 1 Baik
3 Layar 1 Baik
5 Lampu 1 Baik
7 Whiteboard 1 Baik
10 Wastafel 4 Baik
30
11 Meja 14 Baik
15 Serok 1 Baik
16 Ember 2 Baik
17 Spidol 1 Baik
18 Penghapus 1 Baik
4. Laboratorium Bahasa
Laboratorium bahasa terletak di lantai 1 berdampingan
dengan laboratorium komputer, tepatnya di lantai bawah
laboratorium kimia. Laboratorium ini digunakan oleh siswa yang
akan belajar mengenai mata pelajaran bahasa inggris, khususnya
pada pokok bahasan mendengarkan. Laboratorium bahasa dikelola
oleh seorang laboran bahasa. Jumlah alat/bahan yang ada di
laboratorium ini cukup memadai untuk kebutuhan siswa dimana
jumah alat yang ada sesuai dengan jumlah siswa. Cara pengaturan
dan pengelolan ruangan ini yaitu saat siswa sudah selesai
menggunakan ruangan ini, siswa diminta untuk meletakkan kembali
dengan rapi alat yang sudah dipakai sebelumnya kemudian
merapikan tempat duduk yang mereka gunakan. Salah satu tata tertib
31
yang ada di laboratorium ini yaitu siswa dilarang untuk membawa
makan dan minuman dalam bentu apapun agar kebersihan ruangan
ini tetap terjaga. Struktur organisasi, inventaris penunjang
pembelajaran, dan lain-lain terlampir pada laporan ini. Adapun
fasilitas penunjang dalam ruangan ini, yaitu;
Tabel 3.7 Daftar inventaris barang di laboratorium Bahasa
1 Pelangkiran 1 Baik
2 LCD 1 Baik
5 Lampu 3 Baik
7 Whiteboard 1 Baik
10 AC 2 Baik
11 Meja 5 Baik
16 Serok 1 Baik
32
17 Ember 1 Baik
5. Laboratorium Komputer
Laboratorium Komputer di sekolah ini terletak
berdampingan dengan laboratorium bahasa, tepatnya dilantai bawah
laboratorium biologi. Laboratorium ini dimanfaatkan oleh sekolah
sebagai media pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). Namun, untuk kurikulum saat ini yang digunakan oleh SMA
Negeri 4 Singaraja adalah kurikulum 2013 maka pelajaran TIK
dihapuskan. Fasilitas yang ada dalam laboratorium sudah memadai
dan dapat dikatakan baik, ini dapat dilihat dari siswa yang begitu
antusias saat memasuki ruangan ini. Fasilitas yang ada juga telah
sesuai atau sepadan dengan kebutuhan siswa dimana komputer yang
ada sesuai dengan jumlah siswa. Cara pengaturan dan pengelolaan
ruangan ini yang dilakukan oleh guru yaitu meminta siswa untuk
mematikan komputer yang sebelumnya digunakan dan pada setiap
sabtu selalu ada pembersihan pada ruangan ini untuk merawat
komputer atau fasilitas komputer lain. Setelah usai pelajaran guru
juga meminta siswa untuk merapikan tempat duduk yang digunakan.
Pengelolaan Komputer yang ada dalam ruangan ini langsung di
kelola oleh sekolah dan diserahkan kepada Guru mata pelajaran
terkait di sekolah. Di ruangan ini mempunyai tata tertib yaitu, jika
memasuki ruangan tidak boleh mengenakan alas kaki (sepatu dan
sandal) untuk menjaga kebersihan ruangan. Kemudian alas kaki
mereka akan diletakkan pada rak sepatu yang telah disediakan.
Adapun fasilitas penunjang Laboratorium Komputer ini, yaitu;
Tabel 3.8 Daftar inventaris barang di laboratorium Komputer.
2 AC 1 Baik
33
3 Layar 1 Baik
4 Proyektor 1 Baik
5 Whiteboard 1 Baik
8 Lampu 2 Baik
9 Kalender 1 Baik
10 Spidol 2 Baik
34
3. Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat mengungkapkan bahwa
sarana dan prasarana yang ada di laboratorium sudah memadai dengan
pengelolaan dan pengaturan yang sudah baik pula, fasilitas
laboratorium yang telah digunakan ditata dengan rapi dengan
memerhatikan perawatannya.
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pada ketua atau kordinator BK
(Bimbingan Konseling) didapatkan hasil bahwa jumlah tenaga BK di sekolah
tersebut sebanyak 6 tenaga kerja, dengan uraian 5 tenaga PNS dan 1 tenaga
honorer atau tenaga kontrak. Pemanfaatan ruang BK beserta fasilitas penunjang
untuk menangani anak bermasalah yaitu dapat berupa individu, maksudnya siswa
datang sendiri untuk menkonsultasikan masalahnya, kemudian dapat pula dikirim
oleh wali kelas, pembina OSIS, maupun guru MGMP. Latar belakang dikrimnya
siswa ke ruang BK ini didasari oleh masalah yang dilakukan di sekolah tersebut,
dari siswa yang bermasalah dan memiliki karakteristik pemalu maka dari staf BK
menyediakan kotak masalah yang berbentu kotak surat, jadi bagi siswa yang tidak
dapat mengutarakan masalahnya secara langsung dapat dilakukan secara tidak
langsung dengan menulis surat kemudian megirim atau meletakkannya pada kotak
35
masalah tersebut, setelah itu staf BK akan meminta anak tersebut datang ke ruang
BK serta memberikan bimbingan secara intensif, cara lain yang dilakukan
pegawai BK untuk memberikan pelayanannya yaitu, dari data anak itu sendiri,
seperti data yang didapatkan dari test psikologi, jika hasil dari test tersebut dapat
dikatakan “bermasalah” dalam artian mengganggu proses pembelajarannya di
kelas maka peran dari staf BK adalah memberikan bimbingan sehingga masalah
dalam belajar tersebut dapat diatasi. Pemanfaatan fasilitas ruang BK dalam
menangani anak bermasalah, seperti disediakannya ruang konseling bagi siswa
yang bermaalah dengan siswa yang mencoba menkonsultasikan masalah tersebut
dalam bentuk masalah yang bersifat rahasia. Ruang konseling tersebut berbentuk
segi empat dengan tanpa celah dan bersifat tertutup dapat dimanfaatkan siswa
untuk menceritakan masalah yang bersifat rahasia. Rak data siswa dimanfaatkan
untuk menyimpan data-data yang berkaitan dengan siswa, seperti hasil psikologi
test maupun data-data yang berhubungan dengan masalahnya. Ruang bimbingan
kelompok digunakan untuk memberikan bimbingan atau solusi dalam bentuk
kelompok, misalnya ada siswa kelas XII datang ke ruang BK dengan jumlah 2-3
orang (memiliki masalah yang sama) ingin melanjutkan ke perguruan tinggi tetapi
dia bingung ingin melanjutkan ke jurusan apa maka dia akan diberikan bimbingan
dalam ruang bimbingan kelompok ini. Fasilitas seperti lemari untuk masing-
masing guru pembimbing juga disediakan untuk menyimpan data-data siswa yang
pernah atau sedang bermasalah. Meja kursi setiap guru pembimbing juga
disediakan agar memudahkan siswa maupun guru pembimbing untuk melakukan
tugasnya memberikan pelayanan pada siswa.
Fasilitas yang tersedia tentu tidak lepas dari biaya yang mendasarinya,
maka upaya petugas BK dalam mengadakan atau mengatasi fasilitas yang kurang
dengan menkonsultasikan pada Kepala Sekolah, hal ini diperlukan karena dana
yang didapatkan bersumber dari komite sekolah. Maka dari itu, petugas BK akan
menyiapkan lebih awal RAB (Rencana Anggaran Belanja) yang nantinya akan
menjadi rujukan pada pihak sekolah utnuk mengetahui fasilitas-fasilitas apa saja
yang belum atau kurang memadai di ruang BK tersebut.
36
Tenaga BK memiliki tugas dan peranan sebagai berikut.
1. Pemahaman
2. Pencegahan
3. Pengentasan
4. Pemeliharaan
1. Kerahasiaan
2. Kesukarelaan
3. Keterbukaan
4. Kegiatan
5. Kemandirian
6. Keterpaduan
7. Kekinian
37
8. Kedinamisan
9. Kehormatan
10. Keahlian
Adapun prinsip-prinsip BK :
Layanan orientasi
Layanan informasi
Layanan pembelajaran
Aplikasi instrument
Himpunan data
Konferensi kasus
Kunjungan rumah
Tindak lanjut
38
4. Empat bidang bimbingan dan konseling :
Bimbingan pribadi
Bimbingan sosial
Bimbingan belajar
Bimbingan karier
Guna menunjang ruangan ini agar dapat digunakan dengan baik, tentu saja
harus ada fasilitas yang mendukung demi kenyamanan petugas BK dan siswa.
Adapun fasilitas yang tersedia di ruang BK antara lain:
1 Meja 7 Baik
4 Almari 4 Baik
5 Loker 1 Baik
39
12 Gambar Presiden & 1 set Baik
wakil Presiden
40
sangat memadai untuk wakil kepala sekolah beraktivitas. Berikut daftar
inventaris barang di ruang wakil kepala sekolah.
1 Pelangkiran 1 Baik
2 Telepon 1 Baik
4 Meja 8 Baik
5 Kursi 11 Baik
6 Printer 3 Baik
8 Loker 7 Baik
13 Kalender 1 Baik
41
c. Ruang Tata Usaha
Ruang Tata Usaha ini digunakan oleh para pegawai tata usaha dan
berfungsi sebagai tempat untuk melakukan aktifitas yang berhubungan
dengan administrasi sekolah seperti tempat pembayaran iuran komite,
pembayaran administrasi pegawai dan guru, tempat pengesahan segala
sesuatu yang berkepentingan tentang sekolah, tempat pembuatan segala
tata tertib sekolah, dan tempat untuk melakukan kegiatan pengetikan
segala kepentingan sekolah. Adapun fasilitas-fasilitas yang lengkap
terjamin dan tersedia di ruang tata usaha ini yaitu televisi, telpon,
beberapa perangkat komputer, mesin ketik, almari, fotocopy meja
lengkap dengan kursinya, meja dan kursi tamu, OHP beserta layarnya,
LCD, Laptop, papan data, struktur kepegawaian, koleksi piala, kipas
angin, meja tamu, jam dinding, wastafel, lemari penyimpanan file
sekolah, alat kebersihan, dan perlengkapan lainnya yang dapat
menunjang kelancaran pelayanan administrasi di SMA Negeri 4
Singaraja. Ruang tata usaha juga digunakan untuk urusan penerimaan
dana beasiswa, tempat dan wesel atau Fax untuk semua yang
berkepentingan sekolah.
d. Ruang Guru
Ruang guru ini digunakan guru untuk melakukan aktivitas menyiapkan
pelajaran sebelum memulai mengajar siswa dikelas. Ruang ini terletak di
sebelah utara gedung serba guna, tepatnya di sebelah timur ruang Wakil
Kepala Sekolah. Segala hal yang berkepentingan kepada guru bisa dicari
di ruang guru. Beberapa fasilitas-fasilitas yang ada antara lain: papan
pengumuman, almari, televisi, meja untuk guru piket, denah staf pengajar,
meja guru, kursi, wastafel, WC, loker, kipas angin, gambar presiden dan
wakil presiden, gambar burung garuda, meja panjang, dan bangku.
e. Ruang Osis
Ruang OSIS SMA Negeri 4 Singaraja dikelola oleh pengurus OSIS di
bawah bimbingan pembina OSIS. Letak ruang OSIS ini berletak satu
ruangan dengan ruang UKS. Ruangan OSIS berfungsi untuk menjalankan
42
segala tugas-tugas dari anggota OSIS atau tempat untuk berkumpul dan
membahas segala kegiatan yang akan dilakukan baik kegiatan untuk
mengisi waktu luang setelah ulangan umum, jeda semester, kegiatan
ulang tahun sekolah, dan lain-lain. Ini berfungsi sebagai tempat rapat
bagi anggota OSIS. Keanggotaan dari OSIS ini berasal dari perwakilan
masing-masing kelas. Setiap pengurus memiliki tugas dan kewajiban
masing-masing sebagai perwakilan dari kelas mereka. Sebagai berikut
daftar inventaris barang di ruang OSIS.
7 Almari 6 Baik
9 Meja 8 Baik
11 Kursi 5 Baik
43
13 Lampu 2 Baik
14 Speaker 3 Baik
17 Pelangkiran 1 Baik
f. Ruang UKS
Ruang UKS ini digunakan untuk tempat mengobati para siswa dan
sebagai tempat beristirahat bagi siswa yang sakit. Ruang UKS juga
mempermudah bagi siswa sakit untuk mendapatkan obat yang diperlukan
untuk mencegah rasa sakit. Pengelolaan ruang UKS dikelola oleh
pengurus OSIS dan dibawah bimbingan guru pembina. Fasilitas yang ada
yaitu 1 buah tirai untuk pintu, 2 buah tirai untuk jendela, 1 buah tempat
tidur, 1 buah meja beserta kursinya dan 2 buah kotak obat lengkap.
44
h. Kantin Sekolah
SMA Negeri 4 Singaraja memiliki 5 kantin yang mampu memenuhi
kebutuhan siswa pada jam istirahat. Selain kantin terdapat juga koperasi
pegawai dan koperasi siswa. Hampir seluruh siswa memanfaatkan kantin
pada saat jam istirahat untuk membeli makanan dan minuman serta
kantin menjual alat-alat perlengkapan siswa belajar seperti buku tulis,
pulpen, pensil, penggaris, dan lain-lain.
i. WC
j. Parkir Sekolah
Tempat parkir SMA Negeri 4 Singaraja ada 2 yang pertama parkir
khusus untuk para guru dan tempat parkir untuk para siswa. Parkir siswa
sering ditempatkan pada luar halaman sekolah SMA Negeri 4 Singaraja,
apabila parkir di luar sekolah penuh maka parkir dialihkan ke lapangan
basket. Tempat parkir biasanya dikontrol beberapa kali oleh satpam
sekolah untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Sehingga
para siswa juga merasa keamanan kendaraannya terjamin.
k. Front office
Ruangan front office ini terletak di dekat ruang kepala sekolah. Ruangan
ini dimanfaatkan sebagai ruang penerima tamu yang ingin bertemu
dengan kepala sekolah. Disini juga digunakan sebagai tempat pajangan
45
piala hasil prestasi siswa-siswi SMA N 4 Singaraja. Ruangan ini
memiliki seorang petugas yang bertugas layaknya seorang yang bertugas
di front office pada umumnya.
l. Gudang Sekolah
m. Pos Satpam
Terdapat sebuah pos satpam yang secara langsung dikelola oleh dua
orang satpam sekolah. Bangunannya terletak di sebelah gerbang sekolah.
Satpam ini bertugas membuka dan menutup gerbang, menjaga keamanan
sekolah, serta menangkap siswa yang terlambat yang kemudian
dilaporkan ke petugas BK.
Pembagian tugas guru dan pegawai telah diatur oleh kepala sekolah.
Mengenai pembagian tugas dalam mengajar dibagi sesuai dengan bidangnya.
Pembagian tugas masing-masing guru dan pegawai diatur secara adil dengan
dibantu oleh pembina urusan kurikulum dan guru bersangkutan. Adapun beban
mengajar adalah rata-rata 18 jam setiap guru dalam satu minggu. Namun, ada pula
guru yang mengajar lebih dari itu, sekitar 24 jam per minggu. Selain sebagai guru
46
pengajar mereka juga ditunjuk untuk menjadi wali kelas dan mendapat tugas piket
setiap harinya dari hari senin sampai dengan sabtu. Selain itu, ada juga yang
ditugaskan menjadi pembina ekstrakurikuler dan pembina OSIS, serta koordinator
MGMP dan MGP.
Secara umum, wewenang atau tugas yang ditangani guru dan petugas
administrasi adalah sebagai berikut.
47
Tabel 3.12 Jumlah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja tahun 2015-2016
KELAS L P JUMLAH
X IBB 18 21 39
X IIS 1 27 10 37
X IIS 2 23 14 37
X MIA 1 16 20 36
X MIA 2 16 19 35
X MIA 3 16 18 34
X MIA 4 15 18 33
X MIA 5 16 18 34
X MIA 6 16 18 34
XI IBB 1 14 18 32
XI IBB 2 14 17 31
XI IIS 1 31 10 41
XI IIS 2 28 14 42
XI IIS 3 11 10 21
XI MIA 1 21 18 39
XI MIA 2 19 20 39
XI MIA 3 18 21 39
XI MIA 4 10 10 20
48
XI MIA 5 20 20 40
XI MIA 6 19 21 40
XI MIA 7 20 20 40
XI MIA 8 20 20 40
XII IBB 17 16 33
XII IIS 1 23 16 39
XII IIS 2 21 18 39
XII IIS 3 12 9 21
XII MIA 1 28 14 42
XII MIA 2 24 16 40
XII MIA 3 17 15 32
XII MIA 4 12 28 40
XII MIA 5 13 26 39
XII MIA 6 15 24 39
49
minimal memiliki piagam penghargaan dalam mengikuti perlombaan di tingkat
provinsi (juara 1, 2, 3). Sedangkan untuk jalur Nilai Ujian Nasional, siswa
diterima berdasarkan hasil Ujian Nasional dengan nilai terendah 31.50 dan nilai
tertinggi 36.00.
Dari sistem penerimaan siswa baru yang diterapkan oleh sekolah maka
tentu saja setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang baik dan berkualitas. Ini
terbukti dari banyaknya prestasi yang diraih oleh sekolah dari tingkat kabupaten
hingga bahkan ke tingkat nasional. Dengan demikian kualitas sekolah pun
menjadi meningkat. Latar belakang sosial ekonomi siswa di SMA Negeri 4
Singaraja cukup bervariasi, mulai dari anak seorang buruh, petani, wiraswasta,
pegawai negeri sampai anak pejabat. Secara umum bisa dikatakan bahwa latar
belakang ekonomi siswa SMA Negeri 4 Singaraja berasal dari golongan
menengah ke atas. Untuk siswa yang kurang mampu namun berprestasi akan
dibantu dengan beasiswa oleh sekolah.
X 19 5 4 285 6 319
XI 27 4 7 417 9 464
50
bakat siswa yang harus dikembangkan. Adapun kegiatan kegiatan ekstrakurikuler
yang nyata diprogramkan walaupun semuanya tidak dapat dilaksanakan secara
maksimal. Adapun pembina dari masing-masing ekstrakurikuler terlampir.
51
menginformasikan pada seluruh siswa menggunakan intercom speaker yang
dipasang di setiap ruang kelas. Namun tetap tidak mengganggu situasi belajar
siswa lain.
Prestasi yang pernah diraih oleh siswa dan guru dari sekolah ini baik di
tingkat lokal, nasional, maupun internasional yaitu sebanyak 62 prestasi pada
semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dan 24 prestasi pada semester genap tahun
ajaran 2014/2015.
52
simpen adalah tempat untuk menyimpan alat-alat upacara. Pengelolaan
persembahyangan yang dilaksanakan di padmasana ini dikoordinasikan oleh
pengurus umum dan pengurus khusus yang merupakan guru agama hindu di
sekolah. Pengurus umum mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan
persembahyangan bersama pada saat purnama, tilem, odalan, dan hari-hari besar
lainnya dibantu oleh pengurus khususnya. Sedangkan kegiatan persembahyangan
yang dilakukan rutin setiap hari dikoordinasikan oleh pengurus khusus padmasana
tersebut. Seluruh kegiatan persembahyangan itu dibantu oleh anggota OSIS yang
bertugas dalam seksi kerohanian, secara bergiliran mereka mendapatkan tugas
untuk bersembahyang dan mengurus tirta. Setiap harinya sebelum siswa
memasuki kelas biasanya mereka pergi ke parahyangan untuk berdoa terlebih
dahulu. Pemanfaatan parahyangan dalam proses pendidikan secara utuh adalah
jika ada siswa yang melanggar maka dikaitkan dengan parahyangan. Hal ini akan
membuat kesadaran diri siswa tersebut muncul dan malu untuk melanggar lagi
dan pemanfaatan parahyangan ini yang paling penting adalah sebagai tempat
sembahyang umat Hindu yang telah dijelaskan di atas.
a. Peran Parahyangan
Parahyangan Timur:
1) Padmasana
2) Piyasan
3) Taksu
4) Penunggun Karang
53
Parahyangan Depan
1) Pelinggih
2 Bantal 2 Baik
54
4 Termos 1 Baik
6 Tirai 1 Baik
7 Ventilasi 2 Baik
c. Koperasi Sekolah
SMA N 4 Singaraja memiliki satu koperasi. Koperasi guru/pegawai dan
siswa dikelola oleh dua orang pegawai yang dikoordinatori oleh salah
seorang pengurus koperasi yang merupakan guru mata pelajaran di
sekolah. Koperasi ini menyediakan makanan, minuman, dan berbagai
macam perlengkapan guru/pegawai dan juga menyediakan seragam
sekolah, atribut siswa, beserta keperluan siswa lainnya. Pengelolaan
kedua koperasi ini sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari pelayanan yang
diberikan dan pemanfaatan koperasi oleh siswa, guru, maupun pegawai
yang sudah maksimal.
21. Pertamanan, Kerindangan, dan Kebersihan Sekolah
Lingkungan SMA Negeri 4 Singaraja cukup asri. Terbukti dengan taman-
taman yang dibuat SMA Negeri 4 Singaraja memiliki taman yang cukup indah.
Tamannya tidak begitu luas, namun cara yang digunakan dalam menciptakan
keasrian dan kenyamanan lingkungan belajar sangatlah tepat. Tempat belajar yang
asri dengan kehijauan pohon dan taman yang tertata rapi disertai dengan
kebersihan yang terjaga membuat seluruh siswa, guru-guru, beserta semua
pegawai merasa nyaman. Kebersihan sekolah yang terjaga tidak lepas dari kerja
sama antara siswa, guru, dan petugas kebersihan sekolah. Penyediaan tempat
sampah yang disediakan pada setiap ruang kelas akan memudahkan siswa untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya.
55
setiap harinya. Pembersihan bersama dilaksanakan pada hari Sabtu jam pelajaran
terakhir.
22. Unsur fisik dan non fisik lainnya di SMA Negeri 4 Singaraja
Selain yang disebutkan di atas, masih terdapat unsur–unsur fisik dan non
fisik sekolah yang belum diungkap dalam instrumen ini. Namun mempunyai
makna yang cukup besar dalam menambah wawasan sebagai calon guru yang
profesional, yakni :
Dari hasil temuan data-data di SMA N 4 Singaraja ini, kesesuain data yang
diperoleh dengan tuntutan standar pelayanan sekolah ini sudah sangat baik.
Akreditasi yang diperoleh oleh sekolah ini adalah A (Sangat Baik)
56
3.3 Pengenalan Sikap dan Pola Tingkah Laku Siswa
3.3.1 Umum
Dilihat secara umum, seluruh warga SMA Negeri 4 Singaraja baik itu
siswa, pegawai, guru maupun kepala sekolah diatur oleh tata tertib yang berlaku
serta menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam mengikuti berbagai
aktivitas berkaitan dengan sekolah. Tata tertib yang diberlakukan tentu telah
sesuai dengan tuntutan bersikap yang baik dan benar. Tata tertib ini dibuat untuk
menjadikan warga sekolah yang disiplin, berperilaku sesuai dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat. Tata tertib yang diberlakukan dibuat secara logis
sehingga tidak ada tata tertib yang bersifat memihak. Lebih menkhusus tata tertib
ini diberlakukan untuk siswa SMA Negeri 4 Singaraja yang menjadi penerus
bangsa Indonesia. Jika tidak ada peraturan yang menjadi pedoman serta tuntutan
maka karakteristik siswa akan menjadi rusak tanpa ada dasar yang kuat untuk
membentuk karakter siswa yaitu dengan tata tertib yang bersifat mengikat dan
tegas. Tegas dalam artian pemberian sanksi yang diberlakukan sesuai dengan
kesalahan yang mereka buat. SMA Negeri 4 Singaraja memiliki seperangkat
peraturan yang harus ditaati serta dilaksanakan oleh siswa. Tata tertib ini
terangkum dalam buku, yang disebut dengan buku saku. Dalam buku saku ini
akan terlihat ketaatan dari peserta didik. Dalam buku saku tersebut juga akan
tercatat pelanggaran-pelanggaran apa saja yang pernah dibuat atau dilakukan oleh
peserta didik atau siswa (Tata tertib siswa, guru, pegawai terlampir).
Pemimpin sekolah tentu akan menjadi panutan oleh siapa pun yang
melihat. Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Singaraja memiliki siswa yang beraneka
ragam suku dan budayanya. Keanekaragaman tersebut tentu tidak menjadi
kendala oleh seorang pemimpin yang bersahaja ini. Beliau mampu menciptakan
kesan nyaman dari beranekaragamnya latar belakang budaya siswa, seperti ada
siswa pertukaran pelajar dari daerah papua. Dari perlakuan dan sikap beliau yang
menghormati latar belakang budayanya maka siswa SMA Negeri 4 Singaraja juga
memperlakukan atau menghormati siswa tersebut sesuai dengan tata cara sikap
yang dilakukan oleh beliau. Seperti yang telah dipaparkan di atas. Kepala sekolah
atau seorang pemimpin akan menjadi panutan oleh orang-orang yang ada di
sekitarnya. Maka tidak heran jika penulis menyebutkan bahwa Kepala Sekolah
SMA Negeri 4 Singaraja merupakan pemimpin yang mempunyai dedikasi tinggi
dalam dunia pendidikan dan atas sekolah yang beliau pimpin kini.
58
saat mereka berada di kantin, pada jam-am istirahat, maupun pada saat berada di
dalam kelas. Siswa berbaur satu sama lain tanpa merasa bahwa mereka itu
berbeda. Ini tentunya sangat mendukung dalam pembentukan situasi lingkungan
sekolah dan proses belajar mengajar yang kondusif. Kepala sekolah khususnya
sebagai orang yang bertanggung jawab penuh terhadap SMA Negeri 4 Singaraja
dalam hal ini membina dan memelihara kultur kehidupan sekolah yang kondusif,
selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan semua komponen sekolah.
Ketika guru memasuki ruang kelas, seluruh siswa telah berada di dalam
ruangan dan duduk dengan rapi di tempat duduk mereka masing-masing. Pada
saat itu, siswa terlihat tenang dan sebelum pelajaran dimulai, siswa mengucapkan
salam panganjali umat dengan dipimpin oleh ketua kelasnya. Hal itu terlihat
sebagai salah satu budaya yang ada di sekolah itu sendiri.
Pada saat guru akan memulai pelajaran, hal pertama yang dilakukan guru
adalah melakukan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Setelah itu, guru
memberikan rujukan mengenai pokok bahasan yang akan dibahas, siswa akan
menunjukkan keantusiasan mereka belajar dengan mempersiapkan buku sumber
dan alat-alat tulis, bahkan ada pula sebagian siswa yang telah membuka halaman
buku sesuai materi yang akan dibahas pada pertemuan kali itu. Sehingga pada saat
guru mulai pelajaran mereka sudah siap untuk menerima materi yang akan
diajarkan.
59
Guru memulai pelajaran dengan menyampaikan materi yang akan disajikan.
Saat guru mulai pelajaran, seluruh siswa mendengarkan penjelasan guru dengan
baik. Dalam hal ini siswa dilarang membuat kericuhan yang dapat mengganggu
proses belajar mengajar. Jika ada siswa yang ribut akan mendapatkan teguran
langsung. Setelah itu, siswa mencatat hal-hal yang penting mengenai pelajaran,
menanyakan permasalahan yang dialami, serta merespon pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
60
buku. Namun ketika soal yang diberikan semakin sulit, siswa mulai kebingungan
dan ribut mendiskusikan soal tersebut dengan teman-teman mereka. Selain
memberikan materi dan latihan-latihan pada siswanya, guru juga mengontrol
bagaimana siswa bekerja dan memberikan bimbingan di luar materi pelajaran. Hal
itu menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi di dalam kelas sudah bagus.
3. Pengelolaan kelas
Dalam hal pengaturan tempat duduk siswa, dapat penulis katakan sudah
cukup baik. Pengaturan posisi tempat duduk siswa ditata sedemikian rupa. Di
mana dua orang siswa duduk di satu bangku atau dua meja kecil yang
digabungkan dan ditambah dua buah kursi. Pengaturan posisi tempat duduk
biasanya terdiri dari empat baris dan setiap baris terdapat lima sampai enam deret
tempat duduk sesuai dengan jumlah siswa yang ada di dalamnya. Meja guru
terletak di depan pojok kiri tepat di sebelah white board (papan tulis) untuk
memudahkan pengawasan dan interaksi dengan para siswa. Namun, masih
terdapat beberapa kelemahan dalam pengelolaan kelas. Seperti dapat memberi
peluang kepada siswa untuk menyontek pada saat ulangan atau bercanda pada saat
guru menjelaskan khususnya siswa yang duduk pada deretan paling belakang. Hal
61
ini dapat diatasi dengan cara memberi perhatian yang tegas dari guru dan
pengaturan tempat duduk bagi siswa putra dan putri. Siswa putra dan putri tidak
lagi duduk mengelompok, tetapi tempat duduk mereka dibaurkan yaitu satu siswa
putra dan satu siswa putri. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa diatur
dan dibuatkan denah kelas agar nantinya tidak ada siswa yang berpindah-pindah
tempat duduk. Jika dikelola secara tepat dan tegas dari guru maka siswa akan
disiplin. Siswa sering tidak memperhatikan pelajaran karena berbagai sebab dan
tidak jarang siswa tersebut malah mengganggu teman-temannya yang sedang
serius belajar. Dengan melempar sesuatu ataupun dengan mengajak “ngobrol”.
Interaksi yang terjadi antara siswa adalah interaksi antara teman-teman yang
berdekatan tempat duduknya.
Pengelolaan siswa secara individual tentu juga memiliki sisi kelebihan dan
kekurangan. Jika prilaku siswa yang dikelola secara individual akan
mengakibatkan siswa cenderung kurang pergaulan dan menutup diri terhadap
lingkungannya. Di satu sisi memang siswa akan lebih dapat di kontrol dan dibina
secara intensif, dan setiap siswa akan memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya sendiri, begitu juga motivasi untuk mengerjakan tugas
sendiri lebih besar. Namun di sisi lain siswa akan cenderung kurang bergaul
dengan sesamanya. Pengelolaan secara individual ini secara umum kurang efektif
dilakukan mengingat jumlah siswa di sekolah banyak.
62
Apabila disaat guru terlambat, siswa melakukan aktivitas yang beragam.
Ada yang membaca buku, ada yang berbicara dengan temannya, ada pula yang
bermain dengan temannya sambil menunggu guru datang ataupun ribut di kelas.
Lebih dari 15 menit guru belum juga hadir, maka perwakilan kelas baik itu piket
atau ketua kelas akan mencari guru bersangkutan ke ruang guru. Dan bila ternyata
guru tersebut tidak sekolah dan menitipkan tugas, maka siswa mengerjakan tugas
tersebut selama jam pelajaran. Jika tidak ada tugas yang diberikan oleh guru
tersebut, ketua kelas atau perwakilan kelas lainnya menghubungi guru piket untuk
meminta ijin ke perpustakaan atau ke laboratorium komputer. Selain itu jam
pelajaran kosong merupakan kesempatan bagi guru BK untuk memberikan
arahan-arahan yang berkaitan dengan kedisiplinan, penjurusan ataupun
pembekalan menjelang pemilihan lembaga pendidikan di jenjang yang lebih
tinggi.
63
setiap warga sekolah lebih suka berbaur dengan yang lain daripada sendirian.
Pada jam istirahat pola kebiasan siswa ke kantin, ke perspustakaan, dan ada pula
ke ruang BK untuk berkonsultasi. Selain itu ada siswa yang mencari guru
mendiskusikan pelajaran atau kepentingan sekolah. Hal tersebut membuat
pemanfaatan waktu istirahat menjadi lebih efektif.
64
3.4 Pengenalan Kegiatan Pembelajaran
Pengenalan proses belajar mengajar sangat penting bagi calon guru, karena
melalui proses pengenalan inilah seorang calon guru akan mendapatkan tambahan
pengetahuan mengenai tata cara maupun metode yang digunakan dalam mengajar.
Dengan pengenalan ini diharapkan seorang calon guru nantinya dapat menjadi
guru yang profesional. Untuk itu penulis melakukan observasi di beberapa kelas
dengan rincian sebagai berikut :
a. Guru Model 1
1. Informasi Umum
Indetitas guru pembimbing sebagai narasumber dalam kegiatan
orientasi :
Nama : I Putu Sadiastana, S.Pd
Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan
Materi yang Diajarkan : Alat Komunikasi Sederhana
Kelas : X MIA 1
Waktu : 2 x 45 menit
2. Perencanaan Pembelajaran
65
3. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Membuka Pelajaran
Pada saat guru memasuki kelas, siswa kemudian berdiri dan
mengucapkan salam kepada guru, para siswa berdiri dengan dipimpin oleh
ketua kelas kemudian menghaturkan panganjali umat. Selanjutnya, guru
membuka pelajaran dengan melakukan absensi terlebih dahulu. Guru
kemudian berdiskusi sedikit mengenai materi yang akan diajarkan pada
pertemuan tersebut. Guru menggunakan metode ceramah untuk
menjelaskan tujuan pembelajaran. Selama menjelaskan arah tujuan guru
belum menggunakan alat bantu mengajar. Waktu yang digunakan guru
dalam membuka pelajaran ini adalah 8 menit. Setelah dirasa siswa cukup
mengerti mengenai arah pada pelajaran tersebut kemudian guru langsung
memaparkan pokok-pokok materi pada pertemuan tersebut. Cara guru
mengalihkan dari pembukaan ke pelajaran inti sangat sederhana, yaitu
dengan menjelaskan tujuan dari materi pelajaran yang akan dilaksanakan
sehingga antara pembukaan dan pelajaran inti menjadi berhubungan dan
relevan dengan apa yang akan dibahas di pelajaran inti.
b. Kegiatan Inti
Berdasarkan pengamatan penulis, proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
Perencanaan pembelajaran tersebut telah sesuai dengan silabus. Materi
yang diberikan sudah sesuai dengan materi yang diprogramkan dan tujuan
yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut.
Strategi yang digunakan oleh guru adalah meminta siswa untuk
membentuk kelompok. Satu kelompok berisi 3 orang siswa. Kemudian
guru meminta siswa untuk mencotohkan bagaimana yang disebut dengan
komunikasi. Dalam strategi belajar ini tercipta keaktifan semua peserta
didik dan pembelajaran pun terkesan menyenangkan. Sebelumnya guru
memberi waktu kepada siswa untuk membentuk kelompok.
Untuk membuat suasana belajar yang kondusif, guru membuat
suasana belajar menyenangkan. Guru mengikutsertakan peserta didik
dalam praktik yang terarah pada permainan. Pemanfaatan waktu mengajar
66
yang dilakukan oleh guru juga sudah efektif dan efisien. Hal ini terlihat
dari ketepatan waktu yang digunakan dengan tuntutan materi yang harus
diajarkan. Guru juga menyediakan waktu bertanya untuk siswa, baik itu di
dalam kelas maupun di luar kelas. Jika ada siswa yang bertanya maka hal
pertama yang dilakukan guru adalah melempar pertanyaan tersebut pada
teman siswa yang lainnya, kemudian guru akan menengahi dari seluruh
jawaban yang ada. Pemanfaatan alat bantu mengajar juga dioptimalkan,
seperti penggunaan LCD dan Papan Proyektor untuk menampilkan slide
presentasi mengenai pokok bahasan yang disampaikan. Waktu yang
digunakan adalah 90 menit. Waktu terlah diorganisir secara baik sehingga
tidak menganggu pokok bahasan, dalam artian materi yang disampaikan
tepat dan tidak ada materi yang tertinggal diajarkan pada pertemuan
tersebut.
c. Menutup Pelajaran
Setelah menyampaikan pokok bahasan, guru kemudian
mempersilakan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum
dimengerti selama pelajaran. Dari pertanyaan yang dilontarkan siswa maka
guru akan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
yang telah diajarkan kepada siswa. Setelah itu guru memberikan tugas atau
PR yang akan dikumpulkan siswa pada pertemuan selanjutnya. Kemudian
barulah guru menyimpulkan inti dari materi yang telah diajarkan. Waktu
yang digunakan adalah 10 menit dan telah sesuai dengan jam mengajar
yang telah diberikan oleh seklolah. Tidak ada korupsi waktu sehingga
siswa dapat mengakhiri pelajaran setelah mendengarkan bel istirahat.
Kegiatan pembelajaran kemudian ditutup dengan salam parama santhi.
b. Guru Model II
1. Informasi Umum
Indetitas guru model II sebagai narasumber dalam kegiatan orientasi :
Nama : Dra. Kadek Widhiasih
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi yang Diajarkan : Unsur Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
Kelas : XII MIA 1
Waktu : 2 x 45 menit
2. Perencanaan Pembelajaran
Narasumber, yaitu Dra. Kadek Widhiasih melaksanakan
pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya.
Pedoman yang digunakan oleh narasumber bersumber pada RPP yang
dibuat. Hal ini juga dipersiapkan mulai dari bahan ajar, metode dan
strategi yang digunakan di dalam kelas. Dengan adanya perencanaan
pengajaran ini, proses belajar mengajar di kelas akan lebih terarah dan
penyampaiannya lebih sistematis dan dapat selesai tepat pada waktunya,
sehingga tujuan dapat tercapai. Cara yang dapat dilakukan dalam
menyusun RPP mulai dari menentukan tujuan, metode pendekatan, media
pembelajaran, serta memilih buku sumber yang akan digunakan.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Membuka Pelajaran
Guru memasuki kelas, kemudian serentak siswa berdiri dan
mengucapkan panganjali umat. Setelah itu guru melakukan absensi
terhadap siswa-siswanya. Pada saat guru membuka pelajaran, metode yang
digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab. Metode ini dilakukan
guru guna merefresh kembali materi yang dijelaskan pada pertemuan
68
sebelumnya. Pada pembuka awalan pembelajaran ini, guru menjelaskan
selama 10 menit. Selama menjelaskan guru tersebut memanfaatkan papan
tulis whiteboard dan spidol. Melalui pertanyaan itu guru akan mengetes
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi sebelumnya. Selanjutnya
guru mulai membawa siswa ke materi yang akan diajarkan pada pertemuan.
b. Kegiatan Inti
Keseuaian antara RPP yang disusun oleh narasumber dengan
pelaksanaan pembelajaran di kelas sudah sesuai. Dalam penyampaian
materi guru menggunakan metode penjelasan dan tanya jawab. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca materi yang akan
dibahas secara ringkas selama kurang lebih 15 menit. Guru menyampaikan
poin-poin penting pada setiap materi. Penjelasan dan pemaparan dari guru
tersebut dapat diamati bahwa siswa mudah memahami materi yang
diajarkan.
Pengelolaan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
narasumber, yaitu memberikan pertanyaan dan menunjuk salah seorang
siswa secara bergilir untuk menjawab pertanyan yang dilontarkan tersebut.
Siswa kemudian ditugaskan untuk mengerjakan soal latihan yang ada di
buku Paket dan soal yang diberikan sendiri oleh guru. Setelah selesai
mengerjakan soal, guru menunjuk siswa untuk mengerjakan soal latihan
tersebut di depan kelas. Hal ini membuat siswa aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran. Pengamatan penulis, keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan cukup besar terbukti dengan banyaknya siswa yang
mengacungkan tangan untuk dapat diberi kesempatan mengerjakan soal
latihan ke depan kelas. Salah satu yang menarik dari metode pengajaran
guru adalah guru tersebut mampu membangun keaktifan siswa melalui
humor. Cara guru yang dekat dengan kehidupan siswa dan menjadikan
kedekatan tersebut sebagai bagian dari pembelajaran.
Guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa yang masih
belum mengerti dengan materi yang dibahas untuk bertanya dan
mengarahkannya untuk menemukan penyelesaian dari permasalahan yang
69
dihadapi. Jika ada siswa yang ingin bertaya di luar kelas, guru tersebut
juga menyediakan waktu luang untuk bertanya di luar kelas.
Jika ada seorang siswa yang bertanya, guru tidak langsung
menjawab tetapi biasanya pertanyaan tersebut diajukan kembali kepada
siswa yang lain. Jawaban yang diberikan siswa, guru dapat menilai
seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas. Dan
dari jawaban itu pula guru mengoreksi dan menambahi jawaban yang
masih kurang kemudian menyimpulkan dari jawaban-jawaban tersebut.
Guru mengharapkan siswa untuk tidak mengganggu satu sama lain,
tetapi saling membantu apabila ada teman yang mengalami kesulitan.
Sehingga akan tercipta suasana belajar yang kondusif. Pengembangan
bahan ajar, dikembangkan dari buku Paket. Pemanfaatan alat bantu
mengajar yang digunakan guru adalah papan tulis whiteboard dan spidol.
Tidak jarang guru menggunakan LCD untuk menjelaskan materi yang
akan disampaikan. Waktu yang disediakan juga tepat sesuai dengan batas
waktu yang telah diberikan, saat bel istirahat berbunyi atau waktu
mengajar terlah habis maka guru tersebut menutup pelajaran tersebut.
c. Menutup Pelajaran
Sebelum pelajaran berakhir guru menyimpulkan atau memberikan
inti dari pelajaran yang telah diberikan pada saat itu. Sebelum mengakhiri
pelajaran guru melakukan tanya jawab dan memberikan tugas rumah
kepada siswa. Guru kemudian mendiskusikan kembali beberapa materi
yang belum dipahami siswa sembari mengefisiekan waktu yang masih
tersisa. Setelah itu, proses belajar mengajar diakhiri dengan mengucapkan
Parama Santhi.
Biasanya guru tidak melakukan revisi pada silabus yang telah
dibuat, apabila telah sesuai dengan proses pengajaran dan dapat diterapkan
dengan baik. Secara umum, kesan penulis terhadap proses belajar
mengajar di kelas tersebut adalah menyenangkan karena penulis bisa
mengamati cara guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa dengan
baik yang nantinya dapat digunakan pedoman dan panutan jika menjadi
seorang guru.
70
III. Masalah yang Perlu Diangkat Dalam Perkuliahan
Saat ini pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang cukup
menyulitkan jika dihadapkan pada UN (Ujian Nasional). Bagimanakah kiat-kiat
yang dapat dilakukan oleh guru untuk menanggulangi masalah ini? Apakah tidak
seharusnya pelajaran Bahasa Indonesia lebih diperhatikan pada praktek daripada
hanya sekadar teori?
c. Guru Model III
1. Informasi Umum
Indetitas guru model III sebagai narasumber dalam kegiatan orientasi :
Nama : Drs. Made Suweta Aryawan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi yang Diajarkan : Penggolongan Karya Sastra
Kelas : XI IIS 1
Waktu : 2 x 45 menit
2. Perencanaan Pembelajaran
Saat menyusun perencanaan pembelajaran, seorang guru terlebih
dahulu memperhatikan materi pelajaran yang akan disampaikan nantinya
di dalam kelas. Dari hasil wawancara pada narasumber, di dapatkan bahwa
persiapan materi yang nantinya akan disampaikan penting diperhatikan.
Tidak hanya itu, kalender pendidikan dan waktu efektif mengajar yang
tersedia juga menjadi salah satu acuan. Penyampaian materi pokok dan
kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum didistribusikan ke
jam efektif mengajar dalam proses belajar mengajar.
71
3. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Membuka Pelajaran
Guru memasuki kelas, kemudian siswa berdiri dengan menunggu
aba-aba dari ketua kelas dengan menghaturkan salam panganjali umat.
Selanjutnya guru mengajak siswa mengingat kembali materi yang telah
dijelaskan kepada siswa di pertemuan sebelumnya. Guru menunjuk
(bertanya) siswa secara acak untuk mengetes ingatan dan pemahaman
siswa tentang materi sebelumnya. Setelah dirasa siswa sudah mengerti
tentang materi yang telah diajarkan, guru kemudian mulai menjelaskan
materi yang akan diajarkan. Alat bantu yang digunakan pada pembuka
pelajaran ini tidak ada. Sebagian besar guru menjelaskannya dengan
ceramah tanpa menggunakan alat bantu mengajar.
b. Kegiatan Inti
Berdasarkan observasi, dalam penyampaian materi guru
berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Kesesuaian
materi dan waktu penyampaiannya antara perencanaan yang telah dibuat
dengan pelaksanaan di kelas sudah baik.
Penyampaian materi yang dilakukan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Guru terlebih dahulu memberikan penjelasan
tentang materi yang diajarkan dan berusaha membuat siswa mengerti dan
memahami materi tersebut. Setelah itu, guru memberikan pertanyaan pada
siswa mengenai materi yang telah disampaikan. Pertanyaan diberikan
secara bertahap, dari yang paling sederhana hingga soal yang paling rumit
menurut siswa.
72
Proses pembelajaran, guru selalu berusaha membuat siswa aktif
baik dalam hal bertanya maupun menjawab pertanyaan. Dalam hal ini
seorang guru selalu memberikan soal-soal latihan setelah menjelaskan
materi. Cara guru dalam membuat suasana belajar kondusif, dengan
menyuruh siswa agar tidak ribut dan memusatkan perhatian pada pelajaran.
Guru akan membuat materi yang dipelajari tersebut menjadi semenarik
mungkin, sehingga dengan sendirinya siswa akan memperhatikan
pelajaran dengan baik. Hal tersebut berkaitan dengan cara guru dalam
menyampaikan materi yang diajarkan. Jika ada yang tidak memperhatikan
pelajaran, guru akan menunjuk siswa dan memberikan pertanyaan
sehingga siswa kembali mengikuti pelajaran dengan baik.
Pada waktu mengadakan observasi ada beberapa hal yang menarik.
Guru tersebut menggunakan teknik meditasi untuk membuat siswa dapat
mengimajinasikan materi yang telah disampaikan. Dari cara yang unik
tersebut menyebabkan siswa semakin antusias terhadap pelajaran tersebut.
Sastra merupakan pelajaran yang mengandung nilai seni tinggi maka tak
heran jika guru tersebut di anggap sebagai guru yang memiliki jiwa seni
tinggi dengan teknik yang unik ini, begitu lah ungkapan siswa seusai
mengikuti pelajaran bahasa Indonesia tersebut. Setelah melaksanakan
teknik meditasi selanjutnya siswa diminta untuk menuliskan bayangan
imajinasinya dalam bentuk puisi, prosa, cerpen dan lain sebagainya.
c. Menutup Pelajaran
Strategi yang digunakan saat menutup pelajaran yaitu dengan
meminta siswa membacakan karya yang telah mereka buat, baik itu puisi,
cerpen, prosa dan lain-lain. Selanjutnya memberikan kesimpulan dari
materi yang diberikan. Pada kesempatan tersebut guru menanyakan sejauh
mana siswa mengerti terhadap materi yang dibahas sebelumnya. Guru
memberikan tugas terstruktur dan tugas mandiri tak terstruktur. Kemudian
guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Penyampaian penutupan pelajaran ini dilakukan secara singkat, sehingga
tidak mengganggu waktu istirahat siswa. Setelah seselai menyampaikan
hal-hal tersebut, guru mengucapkan salam untuk mengakhiri pelajaran.
73
Sesuai dengan observasi yang dilakukan, pemahaman siswa akan
materi yang diajarkan oleh guru sudah sangat baik dan guru sudah mampu
mengefisienkan waktu dengan tepat. Guru tidak melakukan revisi terhadap
silabusnya karena hal ini sudah sesuai dengan penyampaian materi dan
waktu yang telah terorganisir dengan baik.
74
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Keadaan fisik dan non fisik SMA Negeri 4 Singaraja sudah cukup baik dan
sarana prasarananya sudah lengkap dan memadai. Jumlah guru pembimbing telah
sesuai dengan kebutuhan sekolah. Keterampilan guru juga menjadi perhatian yang
menjadi dasar dalam tuntutan guru yang dicari di sekolah ini. Bibit-bibit yang
baik berasal dari induk yang baik.
Sikap dan pola tingkah laku siswa secara umum di SMA Negeri 4
Singaraja dapat dikatakan baik. Hal ini terlihat dari sikapnya di dalam maupun di
luar kelas. Sikap dan tingkah laku ini terbetuk dari peraturang atau tata tertib yang
mengikat dan membentuk karakter siswa SMA N 4 Singaraja. Selain itu, sikap
dan tingkah laku siswa juga diikuti dengan ketegasan sanksi serta pengawasan
guru pembimbing.
75
2. Kegiatan pengenalan lapangan lebih awal ini memberikan manfaat acuan
untuk materi diskusi mata kuliah kependidikan yang berhubungan dengan
sekolah.
76