Anda di halaman 1dari 22

PENANGANAN DAN PENYEMBUHAN LUKA

PERAWATAN DAN MANAJEMEN LUKA KRONIS

Jennifer G. Powers, MD,a Catherine Higham, MD,b Karen Broussard, MD,c and
Tania J. Phillips, MDd,e Durham, North Carolina; Nashville, Tennessee; and Boston
and Chestnut Hill, Massachusetts

Di Amerika Serikat, seluruh jenis ulkus kronis, termasuk didalamnya ulkus


dekubitus, ulkus vaskular, luka akibat proses inflamasi, ataupun luka akibat peradangan
sendi mengenai lebih dari 6 juta orang, dengan mayoritas ditemukan pada populasi
lansia dan penderita diabetes yang kian hari semakin bertambah. Luka ini
menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas yang signifikan serta
menghabiskan biaya kesehatan yang cukup besar. Langkah pencegahan dan
pengobatan dalam penanganan luka tersebut meliputi pengenalan dan identifikasi
penyakit, penggunaan penutup luka yang mempertahankan kondisi lembab serta
pemberian terapi topikal tambahan untuk memperbaiki penyembuhan luka. Dalam
artikel ini, kami membahas kemajuan terbaru dalam teknologi perawatan luka dan
pedoman manajemen saat ini terkait pengobatan luka dan ulkus. (J Am Acad Dermatol
2016; 74: 607-25.)

PENGANTAR

Di Amerika Serikat, luka kronis mengenai lebih dari 6 juta orang, dengan
peningkatan jumlah yang semakin bertambah diakibatkan adanya peningkatan populasi
lansia dan tingginya prevalensi pasien diabetes mellitus. Sebuah analisis yang
dilakukan pada tahun 2004 menemukan bahwa luka kronis adalah penyebab
pengeluaran biaya medis yang terbesar dibandingkan dari penyakit kulit yang lain,
dimana luka kronis menelan biaya hingga 9,7 miliar USD di Amerika Serikat dalam
rentang waktu 1 tahun saja. Luka kronis dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang
seperti halnya pada penyakit gagal ginjal ataupun penyakit jantung. Angka kematian
untuk pasien luka kronis pada saat ini bahkan nyaris bersanding dengan angka kematian
pasien kanker

Penanganan terhadap luka merupakan salah satu praktik medis yang telah
dilakukan sejak jaman dahulu dan termasuk tindakan kedokteran yang paling mendasar
dan penting. Sebagai contoh, dari kisah papyrus di Mesir hingga kisah medan perang
Krimea, selalu ditemukan laporan mengenai perawatan luka mulai dari pencegahan
infeksi hingga membalut perban dengan pembalut buatan sendiri yang ditambahkan
madu, minyak, dan serat tanaman. Saat ini, literatur mengenai permasalahan
manajemen luka seperti ini dan praktik medis yang ada telah jauh lebih maju.

Setelah penyakit yang mendasari luka kronis tersebut telah diatasi (lihat bagian
1 artikel pendidikan medis dan Tabel I), maka manajemen terhadap luka kronis adalah
bagian penting yang tidak boleh terlewat. Luka kronis cenderung selalu mengalami
fase inflamasi yang menghambat penyembuhan lukannya. Untuk mengoptimalkan
penyembuhan luka, maka luka harus bersih, dengan dasar granulasi yang sehat, dan
bebas dari infeksi. Penutupan luka pun harus dipilih untuk menjaga luka tetap lembab
tetapi tidak terlalu basah ataupun terlalu kering. Jika luka gagal sembuh setelah
melakukan hal hal tersebut, maka tindakan yang lebih kompleks mungkin dapat
dipertimbangkan. Kelompok konsensus perawatan luka Jaringan pada tahun 2002
mengemukakan bahwa hal hal penting yang menjadi penghambat penyembuhan luka
adalah jaringan (Tissue), infeksi (Infection), ketidakseimbangan kadar kelembaban
(Moisture Imbalance), dan pelebaran tepi luka (Edge advancement) atau disingkat
sebagai TIME. Kami menganjurkan pedoman TIME berikut ini untuk pengobatan luka
kronis.

JARINGAN

Poin-poin penting
 Pengangkatan jaringan yang telah rusak merupakan hal yang sangat
penting agar penyembuhan luka dapat terjadi.
 Debridemen, yaitu suatu tindakan untuk mengangkat jaringan yang
rusak, dapat dicapai dengan menggunakan teknik bedah, mekanis,
autolitik, enzimatis, dan biologis.

Debridemen

Debridemen atau pengangkatan jaringan luka yang telah mati dinilai sangat
penting untuk mempersiapkan dasar luka yang baik (Tabel II). Jaringan nekrotik yang
ditemukan pada luka kronis dapat mengganggu proses penyembuhan dan menghambat
migrasi keratinosit menuju kebagian atas luka. Debridemen dapat dilakukan dengan
menggunakan metode bedah, autolitik, enzimatis, biologis, hingga mekanis. Sebuah
penelitian pada tahun 2013 yang meninjau berbagai jenis luka kronis, menemukan
bahwa tindakan debridemen bedah dinilai mampu membantu proses penyembuhan
luka.

Sebelum dilakukan tindakan debridemen, maka sebelumnya harus dilakukan


penilaian terhadap fungsi vaskular, terutama untuk ulkus yang terletak pada tungkai
bawah ataupun kaki. Tindakan debridemen bedah harus dihindari pada daerah
ekstremitas yang mengalami iskemia serta pada ulkus di daerah tumit yang berdekatan
dengan tulang. Debridemen bedah dapat dilakukan dengan menggunakan gunting,
pisau bedah, ataupun kuret, dengan anestesi topikal, lokal, atau umum. Pasien dengan
neuropati perifer mungkin tidak memerlukan bantuan anestesi jenis apa pun karena
telah terjadi kehilangan fungsi sensorisnya. Tindakan debridemen bedah dinilai cepat
dan efektif, walaupun terkadang dapat berakibat dengan rusaknya jaringan yang masih
sehat.

Berbeda dengan debridemen bedah, debridemen autolitik terjadi ketika luka


dijaga untuk tetap lembab, sehingga memungkinkan enzim endogen (misalnya, matrix
metalloproteinases) untuk melakukan fungsi degradasi terhadap jaringan yang telah
mati. Tindakan debridemen jenis ini mungkin lebih lambat, akan tetapi tidak terlalu
menyakitkan dan lebih selektif dibandingkan debridemen dengan tindakan bedah.

Kolagenase adalah satu-satunya agen debridemen enzimatik yang tersedia


secara komersial di Amerika Serikat. Salep kolagenase (250 unit/g) berasal dari bakteri
Clostridium histolyticum, paling efektif digunakan untuk luka kering yang banyak
disertai dengan cairan luka dan serat fibrinosa serta sedikit jaringan granulasi baik,.
Metode dengan kolagenase ini baru dilakukan ketika metode bedah dinilai kurang
ideal. Pada penelitian in vivo, telah terbukti bahwa kolagenase mampu meningkatkan
migrasi sel endotel dan keratinosit. Agen debridasi enzimatik adalah alternatif yang
efektif untuk menghilangkan jaringan nekrotik dari ulkus dekubitus, ulkus tungkai, dan
luka sedang hingga tebal.

Modalitas debridemen berikutnya adalah debridemen biologis menggunakan


larva, yang merupakan teknik yang cepat dan efisien dan biasanya hanya dilakukan
untuk luka yang penuh jaringan fibrosa yang sulit untuk dihilangkan. Enzim yang kuat
dalam air liur larva mampu melarutkan jaringan nekrotik yang dicerna oleh larva ini.
Modalitas ini jarang digunakan di Amerika Serikat karena rasa sakit yang dirasakan
oleh pasien serta ketidakmauan untuk menggunakan teknik ini, baik dari pihak
penyedia layanan kesehatan ataupun dari pihak pasien. Sebuah uji coba terkontrol dan
terandomisasi baru-baru ini menemukan bahwa pasien yang diobati dengan
menggunakan larva mengalami lebih banyak mengalami rasa tidak nyaman daripada
pasien yang diobati dengan meggunakan pembalut hidrogel.

Debridemen mekanis dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai


modalitas, termasuk perban basah atau kering, irigasi luka dengan bedah hidro,
ultrasonografi, atau irigasi luka tekanan tinggi. Metode-metode ini bersifat nonselektif
dan dapat menyakitkan pasien.
Tabel I. Persiapan manajemen luka sesuai dengan pedoman TIME

Jaringan Infeksi (Infection) Ketidakseimbang Pelebaran tepi


(Tissue) an kelembaban luka
(Moisture (Edge
Imbalance) advancement)
Tujuan Pengangkata Mengidentifikasi luka Memastikan Memastikan
utama n jaringan yang berisiko tinggi kelembapan luka manajemen luka
nekrotik terhadap infeksi, bau cukup dan yang mendukung
dan/atau busuk, proses menghilangkan kondisi
pengambilan penyembuhan luka yang eksudat berlebih penyembuhan
cairan pekat lambat, nyeri, eksudat luka hingga di
dan jaringan yang berlebihan, batas tingkat sel
fibrosa tepi luka yang rusak, dan
jaringan yang rapuh;
pencegahan dan
pengobatan terhadap luka
yang mengalami infeksi
Strateg Debridemen Pembersihan luka yang Perban yang tahan Dressing biologis
i utama (bedah, tepat; antibiotik sistemik lembab (film, busa, (epidermal-epicel;
mekanik, atau hanya digunakan untuk hidrokoloid, dermal-Biobrane,
autolitik); infeksi luka yang dalam; alginat, hidrogel, Integra, Oasis,
penutupan antibiotik topikal atau promogran); Dermagraft;
luka dengan digunakan untuk infeksi terapi tekanan kombinasi-
balutan yang yang superfisial; yodium negatif Apligraf);
mempertahan topikal dalam konsentrasi becaplermin
kan rendah; obat antimikroba topikal; ekstrak
kelembaban alternatif (perban yang biji pohon
(enzimatis dilapisi perak, madu berangan;
dan medis, ataupun sorbact); Vasculera; terapi
kolagenase); metronidazole gel untuk oksigen
biologis mengurangi bau busuk hiperbarik; dan
dari luka yang terinfeksi hidroterapi

Tabel II. Metode debridemen

Jenis debridemen Teknik Pendekatan Konteks Klinis


Bedah Pengangkatan jaringan Harus dilakukan oleh
dengan gunting dan pisau praktisi ahli saja, hasil lebih
bedah cepat, mungkin memerlukan
anestesi lokal, sering
diperlukan untuk ulkus
diabetikum, dan di kontra
indikasikan pada anggota
badan yang mengalami
iskemik dan ulkus di daerah
tumit
Mekanis Perban yang dibasahi Tidak terlalu menyakitkan
dengan cairan salin dibandingkan dengan
sehingga menjadi pembedahan tetapi dapat
lembab; membahayakan jaringan
Hidroterapi: dengan yang hidup
penyemprot yang
pulsatil, debridemen
pusaran air, debridemen
dengan monofilamen,
debridemen
ultrasonografi, dan saline
teratomisasi
Autolitik Enzim endogen Bebas rasa sakit, ‘‘selektif ’;
(misalnya, proteolitik, lebih lambat dari metode
fibrinolitik, dan lain (baru mulai bekerja
kolagenolitik) yang dalam 72 jam); di kontra
berinteraksi dengan indikasikan pada pasien
perban yang menahan septik atau immuno
kelembaban; madu compromised
manuka medis (melalui
proses osmosis)
Enzimatis Salep kolagenase; serta Salep kolagenase; serta
salep yang telah salep yang telah dihentikan
dihentikan dari peredaran dari peredaran (mis., papain,
(mis., papain, streptokinase, dan
streptokinase, dan fibrinolysin-desoxyribo)
fibrinolysin- lebih cepat daripada
desoxyribonuklease) debridemen autolitik;
selektif, mudah digunakan;
dapat saling berinteraksi di
atas jaringan yang mati
dengan debridemen bedah;
hindari perban dengan
lapisan perak; boleh
digunakan dengan luka yang
terinfeksi atau pada pasien
yang menggunakan
antikoagulan, dapat
menyebabkan reaksi
alergi/sengatan
Biologis Terapi larva: Lucilia Membutuhkan edukasi
sericata, Phaenicia kepada pasien agar tidak
sericata, dan Lucilia merasa jijik, teknik ini dapat
cuprina menimbulkan rasa sakit

INFEKSI

Poin-poin penting

 Mengatasi infeksi lokal dengan menggunakan agen pembersih dan


antimikroba topikal dinilai dapat meningkatkan penyembuhan luka.
 Cadexomer iodine memiliki aktivitas antimikroba dan bermanfaat dalam
penyembuhan ulkus vena kronis dan ulkus dekubitus.
 Pemberian secara topikal dengan cuka yang telah di encerkan pada
daerah luka, dapat mengurangi kolonisasi bakteri berulang pada ulkus
kronis, terutama pada kasus kasus infeksi pseudomonas.
 Pada luka yang sering terinfeksi atau pasien pasien yang berisiko tinggi,
perban yang dilapisi perak dapat diberikan secara uji coba selama dua
minggu untuk dinilai efektifitasnya.
 Untuk infeksi yang dalam, diperlukan tatalaksana sistemik.

Pada luka kronis, bakteri dapat menginvasi luka dan membentuk kolonisasi tanpa
harus mengganggu proses penyembuhan. Ketika jumlah kolonisasi bakteri meningkat
drastis, maka proses penyembuhan luka dapat mengalami gangguan (infeksi luka
lokal). Infeksi dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya, dan mengakibatkan infeksi
yang lebih dalam, serta dapat berkembang menjadi infeksi sistemik (Gbr 1). Tanda
telah terjadi infeksi dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti gangguan
penyembuhan luka, peningkatan eksudat, keluarnya bau busuk, batas luka yang
semakin membesar, jaringan yang mudah hancur, peningkatan ukuran luka,
peningkatan rasa sakit, dan adanya daerah luka baru yang mudah mengelupas (Tabel
III). Untuk manajemen terhadap infeksi luka lokal dapat dengan agen pembersih dan
antimikroba topikal yang mampu meningkatkan penyembuhan luka. Untuk infeksi
yang dalam atau sistemik, maka diperlukan manajemen tatalaksana sistemik.

Pembersihan Luka

Luka dapat dibersihkan dengan larutan salin normal atau air mengalir. Deterjen,
hidrogen peroksida, dan larutan povidone-iodine pekat harus dihindari karena dapat
mengakibatkan timbulnya kerusakan jaringan serta keracunan. Membersihan luka
dengan menggunakan larutan cuka encer 0,5% asam asetat dapat memiliki efek
antimikroba yang signifikan, terutama pada luka kronis yang rentan terhadap infeksi
Pseudomonas aeruginosa (Gambar 2). Salah satu penelitian menemukan bahwa
merendam luka selama 10 menit dengan asam asetat 0,5% memiliki efek bakterisida
terhadap isolate bakteri Gram-positif dan negatif. Untuk melakukan teknik Ini harus
dikerjakan dalam waktu yang singkat sampai luka menjadi bersih.

Gambar 1. Alur perjalanan infeksi luka kronis


Tabel III. Infeksi pada luka kronis

Tanda-tanda infeksi sistemik Tanda-tanda infeksi local


Malaise, anoreksia, demam, dan Penyembuhan yang buruk, peningkatan
menggigil ukuran luka dengan cepat, penambahan
jaringan fibrosa, penambahan jaringan
granulasi yang rapuh, peningkatan
jumlah eksudat luka, bau busuk,
peningkatan nyeri atau nyeri pada saat
dilakukan palpasi, dan terbentuknya
nanah atau pembentukan abses yang jelas

Gambar 2. Persiapan pembuatan larutan cuka encer (larutan asam asetat 0,5%).

Obat Antimikroba

Antimikroba topikal lebih dianjurkan dibandingkan dengan obat antimikroba


sistemik terhadap luka superfisial yang terinfeksi dikarenakan agar langsung mengenai
target bakteri disekitar luka serta adanya kekhawatiran terhadap timbulnya resistensi
obat apabila sering memberikan obat antimikroba secara sistemik. Namun, resistensi
bakteri terhadap obat topikalpun dapat terjadi, dan pemberian obat antimikroba secara
topikal harus dihentikan segera setelah luka menjadi bersih. Antibiotik topikal, seperti
gentamisin dan neomycin, sering menyebabkan dermatitis kontak alergi pada luka
kronis dan harus dihindari. Obat obatan tersebut tidak lebih unggul dibandingkan
dengan pemberian petroleum jelly dalam tingkat penanganan infeksi maupun waktu
penyembuhan luka. Sementara itu, pemberian povidone iodine konsentrasi pekat
memiliki efek sitotoksik, sedangkan pada konsentrasi rendah memiliki aktivitas
antimikroba spektrum luas tanpa menghambat pertumbuhan sel. Cadexomer iodine
yang dibentuk menjadi gel mampu melepaskan konsentrasi rendah yodium ke dalam
daerah luka secara perlahan lahan. Agen ini mampu memberikan efek bakterisidal
terhadap beberapa jenis bakteri yang telah mengalami resistensi, seperti methicillin-
resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan dapat meningkatkan penyembuhan ulkus
vena kronis di daerah kaki dan ulkus dekubitus.

Gel metronidazole topikal dinilai efektif mengurangi bau menyengat pada ulkus
yang telah mengalami infeksi parah maupun pada daerah luka yang rentan terhadap
pertumbuhan anaerob sebagaimana yang telah dilaporkan dalam 3 uji coba terkontrol
terandomisasi.

Perak dianggap mampu mengikat membran sel bakteri, mengganggu


transportasi elektron bakteri, mengikat DNA bakteri, dan menghentikan proses internal
dalam sel. Hal ini sangat efektif dalam menghancurkan bakteri, termasuk MRSA dan
infeksi jamur in vitro. Pedoman konsensus internasional pada tahun 2012 mengenai
penggunaan produk yang mengandung perak merekomendasikan penggunaan perban
dengan lapisan perak digunakan untuk luka yang terinfeksi atau berisiko tinggi
terinfeksi dengan uji coba pemberian selama 2 minggu untuk selanjutnya dilakukan
evaluasi. Jika perban perak terbukti kurang efektif setelah 2 minggu masa uji coba,
maka memerlukan terapi tambahan yang lebih agresif, seperti pemberian antibiotik
sistemik. Sebuah meta-analisis dari uji coba terkontrol dan terandomisasi yang
mengevaluasi ulkus kronis baik yang terinfeksi maupun yang bebas infeksi
menunjukkan bahwa penggunaan perban dengan lapisan perak lebih unggul daripada
penggunaan perban dari jenis non-perak dalam mengurangi ukuran luka, akan tetapi
data untuk tingkat penyembuhan luka masih samar-samar.

Madu manuka medis dari Selandia Baru dan Australia dinilai memiliki aktivitas
antibakteri peroksida dan nonperoksida yang dapat menghambat pertumbuhan lebih
dari 50 spesies bakteri. Madu manuka tersedia baik sebagai sediaan topikal ataupun
perban yang mengandung madu (MediHoney; Derma Sciences, Princeton, NJ).
Berdasarkan tinjauan dari Cochrane mengenai penggunaan perban lapis madu baru-
baru ini yang membahas penyembuhan luka bakar parsial yang mengalami infeksi yang
lebih cepat dibandingkan dengan perawatan luka bakar secara konvensional dan luka
pasca operasi, akan tetapi kualitas bukti dari data tersebut rendah.

Obat obatan antibiotik topikal dapat mengurangi infeksi luka superfisial, akan
tetapi antibiotik sistemik harus digunakan pada pasien yang telah mengalami infeksi
yang dalam maupun infeksi sistemik.

PENGATURAN KESEIMBANGAN KADAR KELEMBABAN

Poin-poin penting

 Keseimbangan kelembaban yang memadai mendorong migrasi keratinosit


dan membantu penyembuhan luka.
 Perban yang harus dipilih adalah perban yang mampu membuat luka
tetap lembab tetapi tidak terlalu basah ataupun terlalu kering.
 Meskipun ada beberapa jenis perban yang mempertahankan kelembaban,
5 jenis yang paling umum adalah film, busa, hidrokoloid, alginat, dan
hidrogel.
 Terapi tekanan negatif dinilai efektif pada penyembuhan luka paska
bedah.
Perban penahan kelembaban

Dalam pengaturan keseimbangan kelembapan luka mencakup pemilihan


perban yang sesuai sehingga mampu untuk menyerap eksudat serta menjaga luka agar
tetap lembab. Ada berbagai macam perban luka, mulai dari perban perekat yang dijual
bebas hingga perban biologis kompleks yang dimodifikasi dengan pemberian
keratinosit neonatal.

Perban penahan kelembaban (Moisture-retentive dressings/MRDs) memiliki


tingkat transmisi uap kelembaban (moisture vapor transmission rates/MVTR) kurang
dari 35g/m2/jam untuk memungkinkan penyembuhan luka. Untuk luka akut, manfaat
MRD telah jelas terbukti dalam berbagai uji klinis. Tinjauan sistematis terhadap 99
studi MRD juga menunjukkan manfaat klinis pemberian perban penahan kelembaban
ini pada luka kronis. Proses penyembuhan awal ulkus vena dengan perban ini ditambah
dengan kompresi lebih cepat daripada kompresi sendirian. Perban jenis ini juga hemat
biaya dalam perawatan ulkus vena kronis dengan mempertimbangkan berbagai faktor
yang terlibat (misalnya, biaya bahan, perawatan, dan waktu penyembuhan luka).

5 tipe dasar MRD adalah film, busa, hidrokoloid, alginat, dan hidrogel (Tabel
IV). Film adalah lembaran tipis poliuretan transparan elastis yang melekat pada kulit
dengan lapisan akrilik dan bersifat permeable terhadap gas. Film adalah perban luka
pilihan untuk lokasi donor cangkok kulit sebagian (split-thickness skin grafts) dan juga
dapat digunakan untuk kondisi luka bedah akut. Busa adalah perban dua lapis yang
terdiri dari lembaran busa poliuretan hidrofobik dengan permukaan hidrofilik untuk
mencegah kebocoran dan kontaminasi bakteri. Hal Ini dapat memberikan lapisan
pelindung di atas tonjolan tulang dan cocok untuk luka ringan sampai sedang. Untuk
mengangkat perban jenis busa harus direndam dengan larutan saline jika luka tidak
terlalu eksudatif.

Hidrokoloid adalah perban lembut yang terdiri dari lapisan perekat yang
mengandung karboksimetilselulosa, pektin, dan gelatin yang melekat pada lapisan film
atau busa poliuretan. Eksudat luka yang berinteraksi dengan hidrokoloid kemudian
membentuk gel kuning, yang selanjutnya menimbulkan proses debridemen autolitik.
Perban jenis ini sangat mudah diterima oleh pasien dan cukup nyaman untuk digunakan
serta membantu penyembuhan luka dengan jumlah eksudat yang ringan. Karena perban
jenis ini tahan air, maka dapat digunakan pada saat mandi ataupun berenang tetapi
harus digunakan secara hati hati karena dapat menimbulkan maserasi disekitar tepi
perbannya. Dalam beberapa meta-analisis, luka yang diobati dengan pembalut
hidrokoloid menunjukkan peningkatan penyembuhan luka yang signifikan secara
statistik dibandingkan dengan penggunaan kasa steril. Perban hidrokoloid harus
diterapkan tepi yang lebar untuk menghindari bergeser dari posisinya, dan juga setelah
ditempatkan dengan aman, dapat dibiarkan selama 2 hingga 4 hari. Untuk menghindari
maserasi, dapat digunakan lapisan petroleum jelly atau pasta seng oksida di sekitar tepi
luka.

Alginat adalah pembalut dengan daya serap tinggi yang terdiri dari polisakarida
mirip selulosa yang berasal dari ganggang atau rumput laut. Mereka dapat mengganti
kalsium dengan natrium untuk menyerap cairan dan juga memiliki sifat hemostatik.
Alginat ini adalah lembaran berbulu yang kering dan mampu menjadi lembab karena
menyerap cairan di sekitar luka. Alginat sangat ideal untuk luka yang sangat eksudatif
dan tidak boleh digunakan untuk luka kering atau luka dengan cairan eksudat yang
minimal.

Hidrogel terdiri jaringan polimer hidrofilik yang mengandung 96% air. Mereka
tersedia dalam bentuk gel cair yang dapat disemprotkan ke luka, serta sebagai lembaran
yang dapat ditempelkan pada permukaan luka. Hidrogel paling cocok untuk luka kering
serta luka nekrotik. Mereka bisa menjadi dingin dan memberikan efek sejuk bagi
pasien, terutama pada luka luka yang menimbulkan rasa nyeri.

Penempatan perban.
Beberapa perban dapat langsung melekat ke area luka, seperti perban jenis
hidrokoloid dan film; sedangkan perban yang lain membutuhkan perban kedua untuk
mempertahankannya. Pada yang jenis kedua ini, untuk mempertahankannya dapat
dilakukan dengan cara membungkus kasa diikuti dengan bungkus kompresi elastis,
seperti perban ACE atau Coban (3M, Minneapolis, MN). Jika diinginkan lebih banyak
kompresi, dapat digunakan kompresi Unna boot ataupun kompresi berlapis (Gbr 3).
Kompresi Unna boot dilapisi dengan seng oksida sehingga menjadi kain kasa yang
dapat diposisikan dengan lutut dilipat dan dibungkus dengan erat, dengan tumpang
tindih setiap lapisan kurang lebih sebesar 50% dengan setiap belokan, untuk membuat
bungkus kompresi yang halus dan kencang yang berakhir tepat di bawah lutut.

Tabel IV. Jenis jenis perban penahan kelembaban

Jenis Deskripsi Keuntungan Kerugian Merek


Perban Dagang
Hidrokoloid Lembaran Merangsang Pembentukan Duoderm
lunak terdiri terbentuknya gel, drainase, (ConvaTec),
dari gel tahan jaringan dan sebagian NuDerm
air, film atau granulasi, mudah besar tidak (Johnson &
busa diaplikasikan, cocok untuk Johnson
poliuretan; dan tahan air luka yang Medical),
sangat baik berlubang Comfeel
untuk luka (Coloplast
yang sedikit Sween, Inc),
eksudatif Hydrocol
(Dow
Hickam),
Cutinova
(Smith &
Nephew),
Replicare
(Smith &
Nephew
United), dan
Tegasorb (3M)
Alginat Terdiri dari Penyerap cairan Tidak cocok Algiderm
polisakarida yang sangat baik, untuk luka (Bard),
yang berasal memberikan kering, dapat Algisite (Smith
dari rumput manfaat menyebabkan & Nephew),
laut dan hemostatik, dan rasa sakit pada Algisorb
ganggang; cocok untuk saat melepas (Calgon-
ideal untuk digunakan pada perban jika Vestal),
luka yang daerah sinus atau terlalu kering; Algosteril
sangat luka yang sangat dapat (Johnson &
eksudatif eksudatif membutuhkan Johnson
ganti yang Medical),
sering untuk Kaltostat
luka dengan (ConvaTec),
drainase yang Curasorb (The
cukup banyak Kendall Co),
Sorbsan (Dow
Hickam),
Melgisorb
(Molnlycke
Health Care),
SeaSorb €
(Coloplast),
dan Kalginate
(DeRoyal)
Hidrogel Perban Merangsang Dapat Vigilon (CR
polimer debridemen mengakibatkan Bard), Nu-gel
hidrofilik autolitik dan maserasi kulit (Johnson &
yang sangat nyaman jika luka sangat Johnson
mengandung bagi pasien eksudatif Medical),
air dalam Tegagel (3M),
jumlah FlexiGel
banyak; (Smith &
sangat baik Nephew),
untuk luka Curagel (The
kering, dan Kendall Co),
luka nekrotik Clearsite
(Conmed
Corp), Curafil
(The Kendall
Co), Curasol
(The Kendall
Co), Carrasyn
(Carrington
Laboratories),
ElastoGel (SW
Technologies),
Hypergel
(Scott Health
Care),
Normgel (SCA
Hygiene
Products), 2nd
Skin (Spenco
Medical, Ltd),
dan Transigel
(Smith &
Nephew)
Film Lapisan tipis Memberikan Drainase cairan Tegaderm (3M
poliuretan penghalang yang buruk, Healthcare),
elastis; terhadap bakteri, dan Polyskin II
digunakan permeabel pengangkatan (Kendall
untuk daerah terhadap gas, dan perban Healthcare),
donor kulit memungkinkan berpotensi Bioclusive
untuk visualisasi luka merusak epitel (Johnson &
cangkok yang baru Johnson
kulit terbentuk Medical),
sebagian Blisterfilm
(split- (The Kendall
thickness Co),
skin grafts) Omniderm
(Omikron
Scientific Ltd),
Proclude
(ConvaTec),
Mefilm
(Molnlycke
Health Care),
Carrafilm €
(Carrington
Lab), dan
Transeal
(DeRoyal)
Busa Perban 2 Menyerap dan Dapat menjadi Polymem
lapis dengan mempertahankan lengket jika (Ferris Corp),
lembaran kelembaban, drainase Allevyn (Smith
busa mencegah mengering & Nephew
poliuretan kebocoran United),
hidrofobik drainase dan Biopatch
disertai kontaminasi (Johnson &
dengan bakteri, serta Johnson
permukaan mudah Medical),
hidrofilik; digunakan dan Curafoam
ideal untuk disesuaikan (The Kendall
luka di untuk Co), Flexzan
daerah mengakomodasi (Dow
tonjolan lokasi luka Hickam),
tulang, di Hydrasorb
rongga (Tyco/ Kendall
tubuh, dan Co), Lyofoam
luka derajat (ConvaTec),
ringan dan Mepilex
sampai (M€olnlycke
sedang Health Care)
Gambar 3. Balutan kompresi berlapis yang mulai mengering

Gambar 4. Terapi tekanan negatif pada luka akut. (Atas ijin Mary Gloeckner, RN.)

Penutupan luka dengan bantuan vakum

Penutupan luka dengan bantuan vakum, atau terapi tekanan negatif, telah
banyak digunakan dalam manajemen luka kronis, termasuk ulkus ulkus diabetikum,
ulkus dekubitus, dan pada luka akut, seperti luka trauma, luka bedah, flap serta cangkok
kulit (Gbr 4). Mekanisme kerja dari tindakan ini tidak diketahui secara pasti, akan tetapi
penciptaan lingkungan yang lembab, pengurangan edema, pengurangan ukuran luka,
stimulasi angiogenesis, dan pembentukan jaringan granulasi semuanya dikaitkan
dengan terapi tekanan negatif. Salah satu percobaan acak prospektif tidak menemukan
perbedaan dalam total jumlah bakteri pada luka yang diobati dan ditutup dengan
bantuan vakum tekanan negatif dibandingkan dengan perawatan dengan kain kasa
lembab secara konvensional; Akan tetapi, luka yang dirawat dengan vakum memiliki
pengurangan yang signifikan pada luas permukaan luka dan peningkatan laju
penyembuhan luka. Sebuah tinjauan dari Cochrane menunjukkan bahwa terapi tekanan
negatif dapat membantu penutupan luka pada pasien dengan ulkus diabetikum paska
operasi dibandingkan dengan perban lembab; luka paska bedah lainnya mungkin juga
mendapat manfaat dari terapi tekanan negatif, akan tetapi tidak ada data yang cukup
untuk mendukung mengenai hal tersebut.

TEPI LUKA

Poin-poin penting

 Pengganti kulit biologis meniru struktur kulit normal dan mengaktifkan


kaskade penyembuhan dalam pasien.
 3 kategori utama pengganti kulit secara biologis meliputi konstruksi
kombinasi dari epidermal, dermal, dan dermoepidermal.
 Oksigen hiperbarik sangat membantu pasien dengan ulkus kaki
diabetikum.
 Gel Becaplermin telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
AS (U.S FDA) untuk manajemen perawatan ulkus kaki diabetikum

Memperbaiki tepi luka jenis apa pun membutuhkan penanganan dari berbagai
faktor, tidak hanya lokal tetapi juga sistemik. Reepitalisasi memerlukan tempat luka
yang tervaskularisasi dengan baik, oksigen dan nutrisi yang cukup, kontrol penyakit
sistemik, seperti diabetes mellitus, dan pengobatan terhadap penyakit yang
mendasarinya, seperti insufisiensi vena kronis ataupun penyakit arteri. Berbagai alat
mulai dari perban biologis hingga ruang oksigen hiperbarik dan penatalaksanaan
penyakit kronis harus dipertimbangkan pada pasien ini.

Anda mungkin juga menyukai