Anda di halaman 1dari 17

NAMA : 1.

Rida Indriyani

2. Adya Puspita A

PSAK 25 (Penyesuaian 2014): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi


Akuntansi, dan Kesalahan

1. DEFINISI
a. Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik
tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan.
b. Kesalahan periode sebelumnya adalah kelalaian untuk mencantumkan, dan
kesalahan dalam mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih
periode sebelumnya yang timbul dari kegagalan untuk menggunakan, atau
kesalahan penggunaan, informasi andal yang:
 tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan
 secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan tersebut.

Kesalahan tersebut termasuk dampak kesalahan perhitungan matematis,


kesalahan penerapan kebijakan akuntansi, kekeliruan atau kesalahan interpretasi
fakta, dan kecurangan.

c. Material Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos


laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri atau bersama, dapat
mempengaruhi keputusan ekonomik pengguna laporan keuangan. Materialitas
bergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memperhatkan keadaan terkait.
Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan, atau gabungan dari keduanya, dapat
menjadi faktor penentu.
d. Penerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi baru untuk
transaksi, peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah
diterapkan.
e. Penerapan prospektif suatu perubahan kebijakan akuntansi dan pengakuan
dampak perubahan estimasi akuntansi, masing-masing adalah:
 penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa dan kondisi
lain yang terjadi setelah tanggal perubahan kebijakan tersebut; dan
 pengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi pada periode berjalan dan
periode mendatang yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut.
f. Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah kesalahan
periode sebelumnya tidak pernah terjadi.
g. Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau
laibilitas, atau jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status
kini dari, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan,
aset dan laibilitas. Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru
atau perkembangan baru dan, sejalan dengan hal tersebut, bukan dari koreksi
kesalahan.
2. PENJELASAN MATERI

A. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi,
peristiwa atau kondisi lain, kebijakan akuntansi yang diterapkan pos tersebut
menggunakan PSAK tersebut. Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik
berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen
menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu
kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang relevan dan andal. Entitas
memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi,
peristiwa dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu PSAK secara spesifik
mengatur atau mengizinkan pengelompokkan pos-pos dengan kebijakan
akuntansi yang berbeda adalah hal yang tepat. Jika suatu PSAK mengatur atau
mengizinkan pengelompokkan tersebut, maka kebijakan akuntansi yang tepat
dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok. Entitas mengubah
suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:

1. dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau


2. menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan
lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya
terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas entitas.

Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi:

1. entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu
PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK tersebut,
jika ada; dan
2. jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAK yang
tidak mengatur ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau perubahan
kebijakan akuntansi secara sukarela, maka entitas menerapkan perubahan tersebut
secara retrospektif.
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas
menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk
periode sajian paling awal dan jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk
setiap periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah
diterapkan sebelumnya.

1. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi


Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi, peristiwa atau
kondisi lain, kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut menggunakan
PSAK tersebut. SAK menentukan kebijakan akuntansi untuk menghasilkan laporan
keuangan yang berisi informasi relevan dan andal atas transaksi, peristiwa dan
kondisi lainnya. Kebijakan akuntansi tersebut tidak perlu diterapkan ketika dampak
penerapannya tidak material. Namun, hal yang tidak tepat untuk membuat, atau
membiarkan ketidaktepatan, penyimpangan dari SAK untuk mencapai suatu
penyajian tertentu atas posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas. SAk
dilengkapi dengan pedoman untuk membantu entitas dalam menerapkan
persyaratan dalam SAK. Pedoman yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
SAK bersifat wajib diterapkan. Sementara pedoman yang bukan bagian tidak
terpisahkan dari SAK tidak berisi pengaturan untuk laporan keuangan. Dalam hal
tidak ada SAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya, maka manajemen menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan
dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
 relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakai;
dan
 andal, dalam laporan keuangan yang: menyajikan secara jujur posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas mencerminkan substansi ekonomi
transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya, dan bukan hanya bentuk hukum,
netral yaitu bebas dari bias, pertimbangan sehat, dan lengkap dalam semua
hal yang material.
Dalam membuat pertimbangan, manajemen mengacu dan
mempertimbangkan keterterapan dari sumber-sumber berikut ini sesuai dengan
urutan menurun :

 persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan dengan


masalah serupa dan terkait; dan
 definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset,
laibilitas, penghasilan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan.

Dalam membuat pertimbangan, manajemen juga mempertimbangkan


standar akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar
akuntansi lainnya yang menggunakan kerangka dasar yang sama untuk
mengembangkan standar akuntansi, literatur akuntansi lainnya dan praktik
akuntansi industri yang berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan sumber
pada paragraf sebelumnya.

2. Konsistensi Kebijakan Akuntansi


Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk
transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang serupa, kecuali PSAK secara spesifik
mengatur atau mengizinkan kelompok item-item dimana kebijakan akuntansi yang
berbeda adalah hal yang mungkin sesuai dengan keadaan. Jika suatu PSAK
mengatur atau mengizinkan pengelompokkan semacam itu, maka kebijakan
akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap
kelompok.
3. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:
dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau menghasilkan laporan keuangan yang
memberikan informasi yang andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi,
peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus
kas entitas. Pengguna laporan keuangan perlu untuk mampu membandingkan
laporan keuangan entitas sepanjang waktu untuk mengidentifikasi kecenderungan
dalam posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kasnya. Oleh karena itu,
kebijakan akuntansi yang sama diterapkan pada setiap periode dan dari suatu
periode dengan periode berikutnya, kecuali suatu perubahan kebijakan akuntansi
memenuhi kriteria pada paragraf sebelumnya. Berikut ini bukan merupakan
perubahan kebijakan akuntansi:
 penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya yang berbeda secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya; dan
 penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau
kondisi lainnya yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak material.
Penerapan awal suatu kebijakan untuk menilaikembali aset sesuai dengan PSAK 16:
Aset Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud adalah suatu perubahan dalam
kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK
16 atau PSAK 19, bukan sesuai dengan Pernyataan ini.
4. Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi
Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung kepada:
a. Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu
PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika
ada;
b. Jika tidak ada ketentuan transisi atau perubahan kebijakan dilakukan secara sukarela
maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif.
5. Penerapan Retrospektif
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas
menyesuaikan: Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode
sajian paling awal dan Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode
sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya
6. Keterbatasan Penerapan Retrospektif
Ketika penerapan retrospektif disyaratkan, maka perubahan kebijakan akuntansi
diterapkan secara retrospektif, kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan
dampak spesifik periode atau dampak kumulatif periode tersebut.

7. Pengungkapan Penerapan Awal


Ketika penerapan awal suatu PSAK memiliki dampak pada periode berjalan atau
periode lalu, akan memiliki dampak semacam itu kecuali tidak praktis untuk
menentukan jumlah penyesuaian, atau memiliki dampak pada periode mendatang,
entitas mengungkapkan:
a. judul PSAK;
b. ketika dapat diterapkan, bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai
dengan ketentuan transisinya;
c. sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
d. ketika dapat diterapkan, penjelasan ketentuan transisi;
e. ketika dapat diterapkan, ketentuan transisi yang memiliki dampak pada periode
mendatang;
f. untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis, jumlah
penyesuaian: untuk setiap item laporan keuangan yang terkena dampak; dan jika
PSAK 56: Laba per Saham diterapkan, laba per saham dasar dan dilusian;
g. jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum disajikan,
sepanjang praktis; dan
h. jika penerapan retrospektif disyaratkan tidak praktis untuk suatu periode lalu
tertentu, atau periode-periode sebelum disajikan, keadaan yang mendorong ke
keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan
kebijakan akuntansi diterapkan.
Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang pengungkapan di atas.
Ketika perubahan kebijakan akuntansi sukarela memiliki dampak pada periode berjalan
atau periode lalu, akan memiliki dampak pada periode itu kecuali tidak praktis untuk
menentukan jumlah penyesuaian, atau memiliki dampak pada periode mendatang,
entitas mengungkapkan:
a. sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
b. alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan informasi yang
andal dan lebih relevan;
c. untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis, jumlah
penyesuaian: untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; dan jika
PSAK 56: Laba Per Saham diterapkan untuk entitas, laba per saham dasar dan
dilusian;
d. jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode-periode sebelum periode-
periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan
e. jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode tertentu, atau
untuk periode-periode sebelum periode-periode tersebut disajikan, keadaan
yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak
kapan perubahan kebijakan akuntansi diterapkan.
Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang pengungkapan ini.

B. PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

Dampak perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif dalam laporan laba
rugi pada:

1. periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
2. periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.

Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan


laibilitas, atau terkait dengan suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi
tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat pos aset, liabilitas, atau
ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
C. KESALAHAN

Entitas mengoreksi kesalahan material periode sebelumnya secara retrospektif


pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya
kesalahan dengan:

1. menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode sebelumnya yang


disajikan dimana kesalahan terjadi; atau
2. jika kesalahan terjadi sebelum periode sajian paling awal, maka menyajikan
kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk periode sebelumnya sajian
paling awal.

D. PENDAPATAN (PSAK 23, IAS 18)

PSAK 23 (revisi 2009): Pendapatan menggantikan PSAK 23 (1994): Pendapatan.

1. Tujuan
Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi
dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.Penghasilan (income) meliputi:
 Pendapatan (revenue)
 Keuntungan (gain)
Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah menentukan saat
pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila kemungkinan besar manfaat
ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur dengan
andal.

2. Ruang Lingkup
Pernyataan standar ini diterapkan untuk :
 Penjualan barang
 Barang meliputi barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual dan barang
yang dibeli untuk dijual kembali.
 Penjualan jasa : Penjualan jasa biasanya terkait dengan kinerja entitas atas
tugas yang telah disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama
suatu periode waktu
 Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan bunga,royalti dan
dividen
Pernyataan ini tidak mengatur pendapatan yang timbul dari:
PSAK PENJELASAN
PSAK 30 (revisi 2007): Sewa Perjanjian Sewa
PSAK 15 (revisi 2009): Investasi pada Dividen yang Ttimbul dari Investasi yang
Entitas Asosiasi) dicatat sesuai metode Ekuitas
PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian dan Kontrak Asuransi yang termasuk dalam ruang
lingkup
PSAK 36: Akuntansi Asuransi Jiwa Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Asuransi
Jiwa.

PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: perubahan nilai wajar dari aset dan liabilitas
Pengakuan dan Pengukuran) keuangan atau pelepasannya
PSAK 33: Akuntansi Pertambangan Umum PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran)

3. Definisi
Berikut merupakan definisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
a. Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu
liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction).
b. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.

4. Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima
dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh
entitas.Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah
pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat
diterima. Namun, jika arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai
wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang
diterima atau dapat diterima.

5. Pengidentifikasian Transaksi
Kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini diterapkan secara terpisah pada setiap
transaksi.Dalam kondisi tertentu kriteria diterapkan pada komponen-komponen
yang dapat di identifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal atau suatu
transaksi tidak dapat dilepaskan dari transaksi lainnya maka dianggap sebagai
transaksi tunggal.
6. Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
a. entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli;
b. entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual;
c. jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
d. kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut
akan mengalir kepada entitas tersebut; dan
e. biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut
dapat diukur dengan andal.

7. Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi dengan
andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan
pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil transaksi dapat
diestimasi dengan andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
a. jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
b. kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
dapat diperoleh entitas;
c. tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
dengan andal; dan
d. biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur dengan andal.

8. Bunga, Royalti, dan Dividen


Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui atas dasar yang dijelaskan dalam
paragraf 30, jika:
a. kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
akan diperoleh entitas; dan
b. jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:
a. bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif seperti yang
dijelaskan di PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran paragraf 8 dan PA 17-20;
b. royalti diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan; dan
c. dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
ditetapkan.

9. Pengungkapan
Entitas mengungkapkan:
a. kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk
metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi
yang melibatkan pemberian jasa;
b. jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode
tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalty, dividen
c. jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang
tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.

E. PAJAK PENGHASILAN

Badan diatur dalam PSAK 46 tentang Pajak atas Laba Perusahaan. Dalam hal ini
penghasilan dipotong pajak oleh pihak lain saat menerima penghasilan. PSAK 46
Pajak atas Laba Perusahaan mengatur tentang Badan memotong PPh 21 atas gaji
pegawai dan PPN atas penyerahan barang/ jasa. Dalam hal ini, beban yang terdiri dari
PBB, Materai BPHTB, dan Pajak Daerah disetorkan kepada kas Negara kemudian
dilaporkan kepada KPP. SPT Pajak terdiri dari:

1. Penghasilan
2. Beban yang dapat dikurangkan
3. Penghasilan kena pajak x tarif paja
4. Pajak terutang 1 tahun fiscal
5. Kredit pajak : Angsuran pajak (PPh 25), Dipotong pihak lain (22,23) dan Pajak
Luar Negeri (24)
6. Pajak kurang/ lebih bayar (29/28)
Berikut Ini Merupakan Perubahan PSAK 46 Tahun 2014:

1. Perbedaan Pajak dan Akuntansi


Terdapat perbedaan antara pajak dengan akuntansi. Hal tersebut
merupakanmasalah yang timbul dalam akuntansi untuk pajak penghasilan adalah
bhwa standard atau aturan yang digunakan dalam pelaporan akuntansi, dalam hal ini
adalah Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) seringkli tidak sama atau
bertentangan dengan peraturan perpajakan yang berlak di Indonesia dalam
menentukan Laba atau penghasilan kena pajak. Dalam hal perbedaan tersebut, ada
yang bersifat sementara (temporary different) dan ada yang bersifat tetap
(permanent different). Atas perbedaan tersebut harus dilakukan suatu tahapan yang
disebut rekonsiliasi fiskal, sehingga pada akhirnya dapat diketahui laba fiskal
perusahaan. Perbedaan tetap adalah merupakam suatu konsekuensi yang harus
diterima bahwa hal tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi karena secara
fiskal atau berdasar peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau bukan merupakan
penghasilan.
Berbeda dengan perbedaan tetap, perbedaan sementara baik secara standar
akuntansi maupun peraturan perpajakan boleh diakui, hanya saja waktu
pengakuannya yang berbeda, tetapi pada akhirnya mempunyai nilai yang sama.
Akun terkait dengan perbedaan sementara adalah Pajak Tangguhan: Aset/ Liabilitas
dan Beban/Pendapatan.
2. Tujuan PSAK 46
a. Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
b. Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak :
c. pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang
diakui pada laporan posisi keuangan entitas.
d. transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui
pada laporan keuangan entitas.
e. Mengatur pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal dari sisa rugi yang
dapat dikompensasi ke tahun berikut.
f. Perbedaan pengaturan dengan IAS 12 : SKP, penambahan kesesuaian dengan
peraturan perpajakan untuk definisi aset pajak tangguhan

3. Definisi
a. Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan
pada periode masa depan sebagai akibat adanya: perbedaan temporer yang
boleh dikurangkan, akumulasi rugi pajak belum dikompensasi dan akumulasi
kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan mengizinkan.
(Laba Pajak lebih besar dari Laba Akuntansi).
b. Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada
periode masa depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.
(Laba Akuntansi lebih besar dari Laba pajak)
c. Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak
tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi pada satu
periode dipadankan dengan dengan laba akuntansi
d. Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi
beban pajak.
e. Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba (rugi)
selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh
Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang (dilunasi).
f. Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan
dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.

4. Incomes Tax
Ikhtisar persyaratan saat ini yang efektif
a. pajak penghasilan adalah pajak berdasarkan penghasilan kena pajak dan pajak
yang dibayar oleh anak perusahaan , asosiasi atau bergabung dengan usaha
distribusi kepada investor
b. beban pajak inccome (pendapatan) yang diakui dalam suatu periode adalah
jumlah dari pajak saat ini ditambah perubahan aktiva dan kewajiban pajak
tangguhan selama periode tersebut , tidak termasuk pajak diakui di luar laba rugi
atau timbul dari combintion(pergabungan) bisnis .
c. pajak kini merupakan jumlah hutang (recoverable) pajak penghasilan
sehubungan dengan laba kena pajak (rugi) untuk periode
d. pajak tangguhan diakui untuk estimasi pengaruh pajak masa depan perbedaan
temporer , saldo rugi fiskal yang dilakukan ke depan dan kredit pajak yang tidak
terpakai dilakukan ke depan.
e. Perbedaan temporer adalah perbedaan antara bas pajak aset atau kewajiban dan
jumlahnya tercatat dalam laporan keuangan
f. kewajiban pajak tangguhan tidak diakui jika timbul dari pengakuan awal
goodwill
g. kewajiban pajak tangguhan (aset) tidak diakui jika timbul dari pengakuan awal
aset atau kewajiban dalam suatu transaksi yang bukan penggabungan usaha ,
dan pada saat transaksi mempengaruhi laba akuntansi tidak atau laba fiskal
h. pajak tangguhan tidak diakui dalam hal investasi di anak perusahaan, asosiasi
dan joint venture jika kondisi tertentu terpenuh
i. aktiva pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa hal itu akan
terwujud
j. pajak penghasilan diukur berdasarkan tarif yang berlaku pada tanggal pelaporan.
k. pajak tangguhan didasarkan pada cara yang diharapkan penyelesaian
(kewajiban) atau pemulihan (aset)
l. pajak tangguhan diukur secara didiskontokan.
m. pajak tangguhan diklasifikasikan sebagai om-saat dalam sebuah pernyataan
diklasifikasikanmenempatkan keuangan
n. pajak penghasilan yang terkait dengan item yang diakui di luar laba atau rugi
sendiri diakui di luar laba atau rugi
5. Revenue (Pendapatan)
Ikhtisar persyaratan saat ini yang efektif:
a. Pendapatan diakui hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan
akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur secara andal
b. pendapatan termasuk masuknya bruto manfaat ekonomi yang diterima oleh
entitas untuk kepentingan sendiri. dalam hubungan badan, jumlah yang
dikumpulkan atas nama kepala sekolah tidak diakui oleh agen .
c. ketika pengaturan mencakup lebih dari satu komponen, mungkin perlu untuk
memperhitungkan pendapatan disebabkan setiap komponen secara terpisah
d. Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat entitas telah mentransfer
risiko signifikan dan manfaat kepemilikan kepada pembeli dan tidak lagi
mempertahankan kontrol pr memiliki keterlibatan manajerial dalam barang
e. pendapatan kontrak layanan berupa diakui dalam periode di mana layanan ini
diberikan, umumnya menggunakan metode persentase penyelesaian
f. kontrak konstruksi dicatat dengan menggunakan metode persentase
penyelesaian. metode kontrak selesai tidak diizinkan
g. pengakuan pendapatan tidak memerlukan pertimbangan kas. Namun, ketika
barang atau jasa dipertukarkan serupa di alam dan nilai, transaksi tidak
menghasilkan pendapatan

Anda mungkin juga menyukai