Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MANAJEMEN BULANAN

PT PERTAMINA TRAINING & CONSULTING


STATUS PER 28 FEBRUARI 2017

A. LAPORAN OPERASIONAL
Realisasi pencapaian jumlah proyek untuk bisnis Training, Consulting, Event
Organizer, dan Jasa Lainnya pada bulan Februari 2017 dapat dilihat pada grafik
berikut:

Sedangkan pencapaian jumlah tenaga kerja yang dikelola oleh bisnis MPS dan Jasa
Pengamanan pada bulan Februari 2017 adalah sebagai berikut:
Jumlah tenaga kerja yang dikelola adalah rata-rata jumlah tenaga kerja dihitung dari 1
Januari 2017 sampai dengan bulan berjalan. Berikut ini realisasi operasional PTC sampai
dengan akhir bulan Februari 2017 dibandingkan dengan RKAP 2017 dan realisasi
operasional Februari 2016.

Tabel 1: Realisasi operasional sampai dengan Februari 2017


RKAP REALISASI PERBANDINGAN
Prop.
No URAIAN SATUAN RKAP Feb-
per Feb-17 %
2017 16
Feb-17
1 2 3 4 (4:1) (4:2) (4:3)
1 Operational
Training Proyek 58 9,67 10 14 24% 145% 140%
Konsultasi Proyek 58 9,67 19 13 22% 134% 68%
Event Organizer Proyek 156 26,00 36 65 42% 250% 181%
Rekruitmen/MPS Orang 4701 4701 5705 4569 97% 97% 80%
Jasa Pengamanan Orang 4607
Jasa Lainnya Proyek 10 1,67 3 7 70% 420% 233%
Assessment Center * Proyek 25 116,67 0 75 11% 64% -
*) Terjadi perubahan satuan sebagai indikator dalam mengukur pencapaian target divisi Assessment Center,
mulai bulan Februari 2017 satuan yang dipakai adalah jumlah proyek.

I. DIVISI TRAINING & CONSULTING

Pada bulan Februari 2017, kegiatan produksi dan pemasaran Divisi Training &
Consulting adalah sebagai berikut:

1. Produk Training

Sampai dengan akhir Februari 2017, bisnis Training telah memperoleh 14 proyek training.
Jumlah ini mencapai 24% dari target RKAP 2017 sebanyak 58 training dan lebih tinggi
dibandingkan jumlah proyek yang diperoleh pada periode yang sama tahun 2016 sebanyak
10 proyek. Pendapatan yang diperoleh oleh bisnis Training di bulan Februari mencapai Rp
4,02 miliar atau 16,57% dari target RKAP 2017 sebesar Rp 24.251.700.200,-

Proyek Training dengan nilai pendapatan tertinggi yang diperoleh pada bulan Februari 2017
dengan nilai Rp 9,28 miliar adalah proyek “1000 Salesman Speed Up Outlet Tim” dengan
user PT Pertamina Lubricants. Berdasarkan hasil realisasi, ada beberapa rencana produk
Training dalam RKAP 2017 yang tidak terlaksana, karena menyesuaikan dengan permintaan
dan kebutuhan pelanggan.

Dari 14 proyek tersebut, 2 proyek merupakan proyek training non-captive, yaitu:


1. In House Training Awareness Sistem Management Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (SM k3)” yang diselenggarakan pada tanggal 9 Januri 2017 di Karawang.
2. Training Prasertifikasi "Certified Fraud Detector – Procurement” yang diadakan pada
tanggal 8-9 Februari 2017 di gedung PTC dengan Kementrian Agama sebagai user.
2. Produk Consulting

Sampai dengan akhir Februari, bisnis Consulting telah mendapatkan 13 proyek. Jumlah ini
mencapai 22% target RKAP 2017 sebanyak 58 proyek, namun lebih rendah dibandingkan
yang diperoleh pada periode yang sama di tahun 2016 sebanyak 19 proyek. Pendapatan
yang diperoleh adalah sebesar Rp Rp 17,72 miliar atau 13,68% dari target RKAP 2017
sebesar Rp 129.600.500.600,-.

Dari 13 proyek tersebut, salah satunya merupakan sinergi dengan Anak Perusahaan dari
Pertamina Group, yaitu proyek “Jasa konsultan Perencanaan Desain & Pengembangan
Bandara PT PAS” dengan user PT Pelita Air Service.

II. DIVISI EO & JASA LAINNYA

Pada bulan Februari 2017, realisasi pendapatan Divisi EO & Jasa Lainnya adalah sebagai
berikut:

1. Produk Event Organizer

Sampai dengan akhir Februari, bisnis Event Organizer berhasil mendapatkan proyek
dengan pendapatan sebesar total Rp 46,95 miliar atau 34,72% dari target RKAP 2017
sebesar Rp 135.223.336.591,-. Pendapatan ini diperoleh dari 65 proyek yang
diselenggarakan dari awal bulan Januari hingga bulan Februari 2017. Dari 65 proyek
tersebut, 1 Proyek 2016 dialihkan anggarannya ke tahun 2017, 4 Proyek 2017 untuk jangka
panjang, 27 Proyek sudah dilakukan penagihan, 15 Proyek sudah dilaksanakan tetapi belum
ditagihkan karena masih ada revisi harga dan juga kelengkapan administrasi kontrak, dan
18 Proyek masih tahap negosiasi dengan user. Jumlah ini sudah melampaui target
proporsional RKAP 2017 sebesar 26 proyek (pencapaian 250%), dan lebih tinggi
dibandingkan jumlah proyek yang diperoleh pada periode yang sama di tahun 2016
sebanyak 36 proyek.

Proyek Event Organizer dengan nilai kontrak terbesar yang diperoleh pada bulan Februari
2017 adalah proyek “Jasa Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Proyek RDMP dan GRR
di Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia” dengan user PT Pertamina (Persero)
Megaproyek & Petrokimia senilai Rp 55.000.000.000,-.

Berdasarkan hasil realisasi, banyak rencana proyek Event Organizer dalam RKAP yang
belum terlaksana, karena menyesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan pelanggan.
Beberapa kendala yang dihadapi bisnis Event Organizer adalah sebagai berikut:

1. Sering terjadi penambahan biaya di lapangan di luar budgeting/negosiasi awal, pada


saat pelaksanaan maupun setelah pelaksanaan, sehingga hal ini menyebabkan nilai
revenue yang sudah dilaporkan sebelumnya bisa berubah pada bulan berikutnya,
tergantung hasil nego ulang dengan user

2. Pembatalan dan penundaan proyek atas permintaan user, seperti : Peresmian LGV
di SPBU COCO Solo Baru & Peresmian Kilang RFCC di RU IV Cilacap, Peresmian
SPBG di Balikpapan. Dampak dari pembatalan proyek, proses reimbursement at
cost ke user cukup memakan waktu lama.

3. Adanya kendala pada Prosedur Sharing cost project antara Pertamina dan AP

4. Beberapa project EO baru dilakukan negosiasi setelah event selesai, sehingga


administrasi berjalan belakangan dan hal ini berakibat dengan mundurnya
penyelesaian administrasi project yang berimbas pada tingginya angka Saldo
Piutang sehingga target Collection Periods ( sesuai rumus dari keuangan ) tidak
tercapai. Dimana semakin banyak proyek pada waktu yang bersamaan maka akan
membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga membuat Collection periods
semakin lama.

2. Produk Jasa Lainnya

Sampai dengan akhir Februari, bisnis Jasa Lainnya mengerjakan 7 proyek. Jumlah ini sudah
melampaui target proporsional RKAP 2017 sebanyak 1,67 proyek (pencapaian 420%), dan
lebih tinggi jika dibandingkan jumlah proyek yang dikerjakan dalam periode yang sama pada
tahun 2016 sebanyak 3 proyek. Total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 6,56 miliar
atau 53,23% dari target RKAP 2017 sebesar Rp 12.337.800.300,-. Dari 7 proyek tersebut 5
diantaranya bersifat multi-years. Dalam memperoleh Pendapatan, selain proyek yang
ditagihkan satu kali, bisnis Jasa Lainnya juga melakukan penagihan rutin untuk proyek
Implementasi System Contact Center Pertamina di Kantor Pusat Pertamina.

Proyek dengan nilai tertinggi yang diperoleh produk Jasa Lainnya pada bulan Februari 2017
adalah proyek “Jasa Support Program Promosi Pertamax Turbo Ultimate Experince di MOR
III” dengan user PT Pertamina (Persero) senilai Rp 1.920.000.000,-.

Di samping proyek-proyek yang sudah direncanakan dalam RKAP 2017, bisnis Jasa
Lainnya mengembangkan usahanya dengan melaksanakan proyek-proyek sebagai berikut:
 Implementasi System Contact Center Pertamina di Kantor Pusat Pertamina
 Penyempurnaan aplikasi PertaminaGo dan website Pertamina Fuel
 Pengembangan Website IFM
 Jasa Pengadaan My Pertamina Merchandise Store
 Jasa Pelaksanaan Mobile Advertisement - Truk Tangki Pertamina
 Jasa Support Program Promosi Pertamax Turbo Ultimate Experince di MOR III
 Pengadaan Diecast Pertamax Motorsport dan Maket Research Lamborghini
III. DIVISI MAN-POWER SUPPLY

Sampai dengan akhir Februari 2017, Divisi Man-Power Supply memperoleh nilai
pendapatan Rp 79,28 miliar atau 33,19% dari target RKAP 2017 sebesar Rp
431.999.527.743,-. Sebagian besar kontrak tenaga kerja alih daya yang dikelola Divisi Man-
Power Supply merupakan kontrak perpanjangan dan bersifat multiyear, sehingga total
pendapatan dari Divisi Man-Power Supply juga berasal dari proyek-proyek tahun
sebelumnya yang masih berjalan.

Per 28 Februari 2017, Divisi Man-Power Supply mengerjakan 45 proyek, denga tenaga kerja
yang dikelola Divisi Man-Power Supply sejumlah 4569 orang. Jumlah ini lebih rendah
dibandingkan jumlah tenaga kerja yang dikelola pada periode yang sama tahun 2016,
sebanyak 5705 orang.

Tenaga alih daya yang dikelola Divisi Man-Power Supply mencakup:


 Tenaga administrasi umum
 Tenaga evaluator keuangan
 Analis data
 Sekretaris
 Certified Refueller Operator
 Crew rig
 Salesman Lubricant
 Driver
 Konsultan/tenaga ahli

IV. DIVISI JASA PENGAMANAN

Sampai dengan akhir Februari 2017, total pendapatan yang diperoleh Divisi Jasa
Pengamanan adalah sebesar Rp 63,18 miliar atau 14,29% dari target RKAP 2017 sebesar
Rp 435.999.990.403,-. Dari 21 kontrak pekerjaan yang dikelola Divisi Jasa Pengamanan,
seluruhnya merupakan kontrak dengan PT Pertamina (Persero) dan perusahaan yang
tergabung dalam group Pertamina, yaitu PT Pertamina Geothermal Energy, PT Pertamina
EP Cepu, PT Pertamina Lubricant, PT Pertamina Gas, PT Patra Badak Arun Solusi, dan PT
Patra Jasa, PT Nusantara Regas, PT Patra Trading, dan PT Pertamina International EP.
Adapun jumlah tenaga kerja yang dikelola per 28 Februari 2017 adalah sebanyak 4760
personil. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan jumlah tenaga kerja yang dikelola pada
periode yang sama tahun 2016, sebanyak 4351 orang.

Beberapa kendala yang dihadapi unit bisnis Jasa Pengamanan adalah sebagai berikut:
1. Banyaknya permintaan user untuk “kontrak aman” sehingga perlu peningkatan
pengelolaan.
2. Adanya pengembalian pekerja sekuriti yang kinerjanya kurang baik secara sepihak
3. Pembinaan (Upskilling) secara terprogram, belum dapat berjalan secara maksimal

Rencana pengembangan ke depan:


1. Mengembangkan produk jasa Pelatihan Keamanan, Peralatan Keamanan, dan
Konsultan/Audit/Assessment Keamanan
2. Menggarap pelatihan untuk eksternal

V. DIVISI ASSESSMENT CENTER

Sesuai dengan keputusan dalam rapat manajemen yang diadakan pada bulan Februari
tahun 2017, satuan yang digunakan sebagai parameter tingkat pencapaian target divisi
Assessment Center dirubah menjadi Jumlah Proyek (sebelumnya Jumlah Orang yang di
Assess). Keputusan ini tidak tertulis di RKAP tahun 2017, namun akan ditetapkan dalam KPI
divisi terkait. PTC menetapkan target pendapatan bagi divisi Assessment Center sebesar Rp
3.500.000.000,-. Hingga akhir bulan Februari 2017, pendapatan divisi Assessment Center
adalah sejumlah Rp 22.125.636,- atau sebesar 0,63% dari target tahun 2017.

Jumlah total proyek assessment center dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari
2017 berjumlah 7 (tujuh) proyek. Jumlah ini sudah mencapai target proporsional KPI
sejumlah 5 proyek (4,17 proyek) (168% terhadap target).Total jumlah peserta assessment
yang diselenggarakan oleh Assessment Center PTC dari bulan Januari hingga bulan
Februari 2017 adalah sebanyak 75 orang.

Nilai proyek tertinggi adalah Proyek Assessment Center bagi Manager, Supervisor, dan
Junior Supervisor Pertamina Lubricant senilai Rp 48.000.000,-. Jumlah proyek Non Captive
dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2017 berjumlah 1 (satu) proyek yaitu PT.
Kelly Services Indonesia untuk menangani assessment center bagi PT. Pfizer Indonesia
yang diadakan pada tanggal 27 Januari 2017.

Beberapa kendala yang dihadapi unit bisnis Assessment Center adalah sebagai berikut:
1. Sarana dan Prasarana yang seringkali dikomplain oleh peserta: toilet terbatas, tidak
memiliki ruang makan khusus, tidak ada ruang tunggu/istirahat untuk peserta, tidak
ada ruang khusus untuk asesor, classroom B tidak dapat digunakan untuk asesmen
jika di classroom A ada penyelenggaraan training.
2. Perubahan jadwal pelaksanaan yang mendadak oleh klien. Dikarenakan dalam
pelaksanaan assessment center melibatkan asesor dari luar (eksternal/tidak terikat
secara permanen dengan PTC), perubahan jadwal pelaksanaan yang mendadak
membuat kami sedikit mengalami kendala untuk mencari asesor pengganti, jika
asesor yang awalnya bersedia untuk bertugas pada proyek tersebut menjadi tidak
bisa bertugas dikarenakan jadwal pelaksanaan yang berubah secara tiba-tiba.
3. Sumber daya tenaga internal yang terbatas.

Rencana pengembangan ke depan:


1. Memasarkan produk Assessment kepada PT. PERTAMINA (Persero) tepatnya
kepada MOR III, IV dan V serta RU II, III IV, V, dan VI. Selain itu akan dilakukan
pemasaran kepada Anak Perusahaan yaitu PT. Pertamina Gas, PT. Pertamina Patra
Niaga, PT. Pertamina Retail, PT. Pertamina Hulu Energi, PT. Pertamina Geothermal,
PT. Pertamina Bina Medika, dan PT. Elnusa. Dalam bulan ini, divisi Assessment
Center juga akan memasarkan produknya ke BUMN seperti PT. Pelabuhan
Indonesia 1 (Persero) Medan, PT. Dahana (Persero), PT. Pelabuhan Indonesia II
(Persero), PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
2. Memasarkan penyusunan kompetensi teknis dan perilaku kepada Dana Pensiun
Pertamina, PT. Pertamina Lubricants, PT. Dahana (Persero), dan PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero)
B. PENGEMBANGAN USAHA

I. Pengembangan PTC sebagai LSP

Dengan berlakunya MEA pada akhir tahun 2015, Perusahaan melihat terbukanya peluang
dalam melaksanakan bisnis di bidang Sertifikasi Kompetensi. Setelah melakukan kajian
singkat mengenai pengembangan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), Perusahaan
menjajaki untuk mendirikan LSP Pengadaan Barang dan Jasa (Certified Procurement
Examiner - CPE), untuk mensertifikasi personil yang terlibat dalam pengelolaan proses
pengadaan barang dan jasa.
Terkait pengembangan usaha sebagai LSP, aktivitas yang sudah dilakukan adalah sebagai
berikut:
 Pada tanggal 19 September 2016 PTC sudah melaksanakan presentasi proposal
kerjasama pendirian LSP Certified Procurement Examiner kepada APEKSI
(Asosiasi Pemerintah Kota Indonesia)
 Pada tanggal 16 November 2016 dilakukan rapat bersama dengan tim konsultan
dengan topik rencana tindak lanjut pengembangan LSP. Dalam rapat tersebut
diusulkan bahwa LSP yang akan didirikan adalah LSP Certified Fraud Detector.
Selanjutnya tim PTC bersama tim konsultan akan menjajaki peluang pasar untuk
pendirian LSP tersebut, sebelum menindaklanjuti penyusunan standar kompetensi
untuk keperluan pendirian LSP
 Pada tanggal 4 Januari, diadakan penjajakan kerjasama dengan Perkumpulan
Putra-Putri Kementrian Agama Gandaria Selatan dengan tindak lanjut dilakukan
kegiatan promosi pelatihan pra-sertifikasi Certified Fraud Detector Procurement di
lingkungan Departemen Agama.
 Pada tanggal 8 Februari 2017, telah diadakan Training Prasertifikasi "Certified
Fraud Detector – Procurement” di gedung PTC dengan Kementrian Agama sebagai
user. Ini merupakan pilot project bagi PTC dalam pengadaan LSP CPE.

II. Pengembangan Jobs Directory PTC

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik per Februari 2016, jumlah angkatan kerja di
Indonesia mencapai 127.671.969 orang. Sedangkan berdasarkan data Bank Indonesia per
kwartal III 2016, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02%, sehingga diharapkan
banyak perusahaan yang bertumbuh dan membutuhkan tenaga-tenaga kerja baru. Hal ini
merupakan peluang bagi PTC untuk memasuki bidang usaha Jobs Directory yang
mempertemukan antara tenaga kerja dengan pemberi kerja. Jobs Directory yang
dikembangkan akan berbentuk web-based Jobs Directory, dengan anggaran investasi
masuk dalam RKAP 2017.
Terkait pengembangan Jobs Directory PTC, aktivitas yang sudah dilakukan adalah sebagai
berikut:
 Tanggal 3 November 2016 dilaksanakan pertemuan membahas rancangan data
flow diagram (DFD) yang menggambarkan dan menjelaskan proses kerja dari Job
Directory PTC beserta membahas fitur-fitur yang berfungsi untuk menghasilkan
revenue.
 Tanggal 1 Desember 2016 dilaksanakan pertemuan membahas layout dan user
interface dari Job Directory PTC.

III. Proyek Pengelolaan Komunikasi dan Informasi di Direktorat Mega Proyek


Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero)

Pembangunan kilang minyak merupakan proyek yang bersifat strategis, namun saat ini
pemberitaan terkait kilang Pertamina dirasakan masih belum cukup luas, baik kepada calon
investor maupun stakeholder di sekitar lokasi kilang. Untuk itu dirasakan perlu adanya perlu
diadakan pengelolaan komunikasi dan informasi mengenai kilang Pertamina bagi para
stakeholder PT Pertamina (Persero) mulai dari masyarakat, pemerintahan, hingga TNI-
POLRI. Dalam proyek ini, Direktorat Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina
(Persero) menggandeng PTC sebagai Anak Perusahaan yang memiliki lini bisnis dan
pengalaman dalam aktivitas marketing communication, untuk berperan sebagai pengelola
Public Relation, Komunikasi dan Informasi di lingkungan Direktorat Mega Proyek
Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero).

Proyek ini direncanakan memiliki jangka waktu selama 36 (tiga puluh enam) bulan kalender
yang akan dibagi ke dalam 3 program tahunan, dengan lingkup pekerjaan sebagai berikut:
 Aktivitas Public Relation
 Pengembangan IT System
 Internal and Publicity Media
 Media Placement & Partnership
 TVC Production & Documentary

Aktivitas yang sudah dilakukan untuk mempersiapkan proyek ini adalah sebagai berikut:
 9 Januari 2017: Arahan dari Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia
kepada PTC
 10 Januari 2017: Koordinasi antara PTC dengan Tim Procurement Direktorat Mega
Proyek Pengolahan dan Petrokimia untuk membahas mengenai prosedur pengadaan
 30 Januari 2017: Pertemuan Manajemen Megaproyek dengan PTC untuk arahan
lebih detail, termasuk pemilihan media komunikasi yang akan digunakan
 6 Februari 2017: Kontrak sudah ditandatangani.
C. MANAJEMEN RISIKO

I. Risk Register PTC 2017

Sesuai Surat Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) No. R-082/H00000/2016-S0


perihal Acuan Risk Limit dan Expected Residual Risk dalam penyusunan Risk Register dan
Top Risk 2017 tanggal 23 Agustus 2016, maka PTC telah mengumpulkan dokumen tersebut
sesuai jadwal pada hari Senin 31 Oktober 2016.

Nilai Risk Limit (RL) dan Expected Residual Risk (ERR) yang digunakan dalam perhitungan
adalah Risk Limit dan Expected Residual Risk Tahun 2017 sesuai dengan surat No.
082/H00000/2016-S0 perihal Acuan Risk Limit dan Expected Residual Risk. Nilai Risk Limit
2017 untuk PTC sebesar 11.416 ribu USD dan Expected Residual Risk 2017 untuk PTC
sebesar 351 ribu USD.

Berikut ini All risk dan Top Risk PTC 2017 yang diajukan ke Fungsi ERM Pertamina
(Persero);

No. Risk Event Penyebab Resiko (Risk Agent) Dampak Kualitatif Rencana Mitigasi
1 Potensi Risiko Target revenue di masing-masing 1) Berkurangnya 1) Meningkatkan
Tidak Tercapainya profit center tidak tercapai revenue kegiatan marketing
Target Revenue 2) Tidak tersedianya produk
dana 2) Monitoring potensi
3) Perusahaan tidak pendapatan
bertumbuh 3) Diversifikasi bisnis

2 Potensi Risiko Pinjaman dana digunakan untuk Profit yang didapat 1) Tertib administrasi
Tingginya Biaya membayar gaji pekerja alih daya berkurang penagihan, kontrak,
Bunga Pinjaman atau vendor, sementara tagihan ke dan dokumen
Dana pemberi kerja belum cair pendukung
2) Penguatan sumber
daya di tim Billing
Collection (pembuatan
tim)
3) Menugaskan
Assisten Manajer
Administrasi di
masing-masing profit
center

3 Potensi Risiko 1) Belum selesainya kontrak 1) Terhambatnya 1) Pembuatan sistem


Piutang Tidak pekerjaan Cash Flow (Cash terpadu untuk
Tertagih 2) Dokumen pelengkap tagihan Value of Money) percepatan dalam
masih kurang (belum lengkap) 2) Meningkatnya pengumpulan
3) Tidak adanya anggaran di user biaya bunga pinjaman dokumen penagihan
4) Wilayah/lokasi user yang remote 2) Monitoring potensi
area (terpencar) pendapatan dan
tagihan
No. Risk Event Penyebab Resiko (Risk Agent) Dampak Kualitatif Rencana Mitigasi
4 Potensi Risiko PTC harus membayarkan biaya 1) Menurunnya 1) Membuat program
Tingginya Biaya ganti rugi pada korban kecelakaan kepercayaan induksi HSSE untuk
Akibat Kecelakaan apabila biaya yang timbul tidak customer pekerja alih daya
Kerja diatur dalam klausul kontrak antara 2) Reputasi PTC (included dalam materi
PTC dan Pelanggan, serta tidak menurun induksi kepada
dicover oleh polis asuransi 3) Dapat pekerja alih daya)
menyebabkan 2) Mencantumkan
peningkatan biaya klausul mengenai
pihak yang
bertanggung jawab
apabila terjadi insiden
3) Pembenahan
struktur organisasi
HSSE PTC

5 Potensi Risiko 1) Seluruh risiko di dalam klausul 1) Reputasi PTC 1) Melakukan legal
Posisi PTC Tidak kontrak dialihkan ke PTC menurun review untuk
Menguntungkan 2) Kontrak antara pekerja dengan 2) Dapat dikenakan memastikan bahwa
Jika Terjadi PTC merugikan pihak PTC, karena tuntutan berupa klausul kontrak antara
Perkara Hukum isinya tidak sinkron dengan kontrak denda PTC dengan
antara PTC dengan Pelanggan pelanggan dan antara
3) Kurangnya pemahaman staf PTC dengan pekerja
Legal PTC mengenai kontrak alih daya tidak
merugikan PTC
2) Mengadakan
upskilling staf Legal
terkait pemahaman
kontrak dan litigasi
3) Membuat checklist
klausul terkait aspek
legal dalam kontrak

6 Potensi Risiko 1) Terdapat kebijakan manajemen Menurunnya profit 1) Melakukan program


Terbentuknya terkait pemakaian anggaran yang yang diperoleh PTC efisiensi biaya
Overbudget Di lebih cepat dari yang diperkirakan 2) Membuat sistem
Biaya Overhead 2) Muncul biaya tidak terduga pada pengendalian
tahun berjalan anggaran overhead
3) Belum ada tools untuk control
anggaran overhead

7 Potensi Risiko 1) Dokumen legalitas perusahaan 1) Berdampak negatif 1) Membuat checklist


Gagal Dalam (SIUP, TDP, SKT, Ijin MPS, Ijin JP) pada citra PTC dokumen kebutuhan
Mengikuti Lelang sudah kadaluarsa 2) Mengurangi lelang
2) Dokumen sesuai persyaratan kepercayaan user 2) Membuat kebijakan
lelang tidak lengkap pooling email ke satu
3) Tidak update informasi tentang PIC (Sekper/PEPD)
lelang dan melakukan
sosialisasi ke
Pelanggan/panitia
lelang di Pelanggan

8 Potensi Risiko 1) Turnover tenaga kerja yang tinggi 1) Target 1) Membuat Workload
Kurangnya Jumlah 2) Struktur salary yang tidak penyelesaian Analysis
Pekerja menarik pekerjaan banyak 2) Rekrutmen tenaga
3) Sistem kerja belum terintegrasi yang tidak kerja baru
secara efektif terselesaikan
2) Penurunan kinerja
perusahaan
No. Risk Event Penyebab Resiko (Risk Agent) Dampak Kualitatif Rencana Mitigasi
9 Potensi Risiko 1) Kesiapan resource di CSS PT 1) Monitoring panjar 1) Analisa kebutuhan
Terlambatnya Pertamina (Persero) kerja dan tagihan klien perusahaan dengan
Implementasi ERP 2) Perubahan struktur organisasi di masih dilakukan ruang lingkup yang
PTC secara manual tercover oleh MySAP
3) Perubahan rencana implementasi sehingga memerlukan 2) Mengidentifikasi
modul (HR, MMNH dan SD) waktu dan sumber modul yang perlu
menjadi 1 modul saja (SD) daya manusia segera diterapkan
4) Modul SD tidak bisa berjalan tambahan 3) Dimintakan
tanpa ada modul MMNH 2) PTC belum penegasan dari CSS
5) Adanya issue biaya implementasi memiliki sistem yang PT Pertamina
terintegrasi (Persero) mengenai
jadwal implementasi

10 Potensi Risiko 1)Koordinasi/komunikasi antara 1) Reputasi PTC 1) Monitoring


Pembayaran divisi belum terjalin dengan baik kurang baik dalam pembayaran
Pesangon Pekerja 2) Wilayah/lokasi user yang remote pembayaran pesangon pekerja di
Alih Daya Tidak area (terpencar) pesangon ke pekerja tahun berjalan
Tepat Waktu 2) Terancam tuntutan 2) Mengevaluasi
hukum dari pekerja proses pembayaran
alih daya pesangon mengenai
ketepatan waktu dan
ketepatan sasaran,
dibandingkan dengan
kinerja tahun
sebelumnya.

11 Potensi Risiko 1) Lemahnya Project Management 1) PTC kehilangan 1) Membuat


Tidak Tercapainya 2) Lemahnya inisiatif/ide baru untuk peluang bisnis baru di perencanaan
Target mengembangkan bisnis pasar implementasi bisnis
Pengembangan 2) Mengancam dengan melakukan
Bisnis pertumbuhan revenue feasibility study
perusahaan 2) Melakukan
benchmark ke
perusahaan lain
D. SINERGI ANAK PERUSAHAAN DAN ANTARA ANAK PERUSAHAAN DENGAN
PERTAMINA

Sinergi antara PTC dengan PT Pertamina (Persero) serta PTC dengan Anak Perusahaan
Pertamina lainnya diwujudkan dalam bentuk penggunaan produk PTC oleh PT Pertamina
(Persero) dan Anak Perusahaan Pertamina. Nilai sinergi antara PTC dengan PT Pertamina
(Persero) dan Anak Perusahaaan Pertamina mengacu pada nilai tagihan yang dikirimkan.

Sampai dengan 28 Februari 2017, nilai sinergi antara PTC dengan PT Pertamina (Persero)
dan Anak Perusahaan Pertamina, mencapai total tagihan Rp 201.352.728.902,- dengan Rp
139.604.546.836,- berasal dari PT Pertamina (Persero) dan Rp 61.748.182.065,- dari Anak
Perusahaan di Pertamina Group. Komposisi pendapatan yang diperoleh PTC dari PT
Pertamina (Persero) dan Anak Perusahaan Pertamina per 28 Februari 2017 dapat dilihat
pada grafik di bawah ini. Dari grafik tersebut, dapat terlihat pendapatan yang diperoleh PTC
dari Anak Perusahaan Pertamina hingga bulan Februari 2017 adalah sebesar 30% total
pendapatan dari Pertamina Group.
Rencana (sesuai RKAP Realisasi Februari
Realisasi 2016 YTD 2017
No Partner Sinergi 2017) 2017
Vol. IDR Vol IDR Vol IDR IDR
1 PT Pertamina (Persero) 621.894.497.453 837.402.517.082 71.869.391.316 139.604.546.836
2 ConocoPhillips Algeria LTD (Pertamina Algeria) 184.226.272 - - -
3 PT Indo Thai Trading - - - -
4 PT Patra Logistik 212.046.450 - - -
5 PT Pertamina Bina Medika - 2.767.806.090 - -
6 PT Pertamina Dana Ventura - - - -
7 PT Pertamina Drilling Service Indonesia 26.334.559.893 43.418.988.830 4.594.492.339 8.762.759.995
8 PT Pertamina EP 535.202.500 1.084.000.000 319.571.306 636.659.740
9 PT Pertamina EP Cepu 21.136.606.682 49.377.729.504 5.694.041.445 9.635.095.937
10 PT Pertamina Gas 130.205.992.282 75.357.391.531 - 14.978.931.484
11 PT Pertamina Geothermal Energy 17.618.765.653 14.045.047.990 811.142.021 2.220.343.022
12 PT Pertamina Hulu Energi 7.000.000 1.438.000.000 - -
13 PT Pertamina Lubricant 65.358.631.525 88.872.002.527 6.651.009.865 14.663.189.054
14 PT Pertamina Patra Niaga 1.658.239.324 2.000.000.000 291.800.000 3.222.120.000
15 PT Pertamina Retail 57.138.375.400 - - -
16 PT Perta Arun Gas 24.651.497.788 14.418.556.555 1.259.139.005 2.937.270.496
17 PT PHE Metan Tanjung - - - -
18 PT PHE Metana Suban I - - - -
19 PT PHE Metana Suban II - - - -
20 PT PHE Metana Sumatera 4 130.685.242 - - -
21 PT PHE MNK Sumatera Utara 215.541.122 - - -
22 PT Pratama Mitra Sejati 195.626.000 2.400.000.000 15.282.000 133.482.000
23 PT Patra Badak Arun Solusi 533.389.524 532.030.085 45.438.174 94.351.197
24 PT Pertagas Niaga 730.551.216 2.748.554.591 72.305.632 139.593.908
25 PT Pertamina Trans Kontinental 164.890.000 600.000.000 19.409.704 19.409.704
26 PT PHE Metan Tanjung II 40.890.302 - - -
27 PT Pertamina Algeria Eksplorasi & Produksi 828.275.183 - 68.358.519 68.358.519
Rencana (sesuai RKAP Realisasi Februari
Realisasi 2016 YTD 2017
No Partner Sinergi 2017) 2017
Vol. IDR Vol IDR Vol IDR IDR
28 PT. Pertamina International Eksplorasi Produksi 8.278.995.701 4.455.297.623 929.867.816 1.331.318.225
29 PT Pertamina EP Cepu ADK - - - -
30 PT Pelita Air Service 1.177.093.231 2.000.000.000 - 343.220.490
31 PT. Pertamina Foundation 809.070.506 3.638.788.770 - 977.618
32 Universitas Pertamina 592.305.426 - 331.495.526
33 PT Nusantara Regas 906.847.416 1.458.511.569 312.972.803 573.822.919
34 PT Patra Jasa 2.613.076.131 4.420.665.579 212.530.517 853.446.280
35 PT Patra Trading 4.249.825.832 4.699.966.413 322.488.815 641.192.888
36 Yayasan kesehatan pertamina - - 85.786.523 161.143.063
TOTAL 988.402.704.054 1.157.135.854.738 93.575.027.802 201.352.728.902

Anda mungkin juga menyukai