DI WISMA MELATI
KELOMPOK A
ANGGOTA :
1. ALFINA NORA
2. ANNISA ZAHRA
3. ANATASYA YOLANDA
4. DEWI WULANDARI
( ) ( )
PRODI S1 KEPERAWATAN
PROPOSAL TAK
Sesi ke : sesi 1b
Sasaran : Klien yang berada di Wisma Melati RSJ Prof. HB. Saanin Padang
A.TUJUAN
1. Umum :
Klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan perawatan diri yaitu dengan
keramas
2. Khusus :
Klien mampu melakkan aktivitas keramas
B. TINJAUAN TEORI
Secarakhususmanfaatnyaadalah :
6. Tahap-TahapDalamTerapiAktivitasKelompok
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart danSundeen, 1995, fase – fase dalam terapi
aktivitas kelompok adalah sebagaiberikut :
A. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota,
dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada
anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok
seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
B. Faseawal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik
atau kebersamaan.
a) Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai
menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
b) Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa
yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota,tugasnya dan saling
ketergantungan yang akan terjadi.
c) Kebersamaan
Anggota mulai bekerjasama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan
siapa dirinya.
C. Fasekerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim.Perasaan positif dan nengatif dikoreksi
dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic,
mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan
penyelesaian masalah yang kreatif.
D. Faseterminasi
Ada dua jenis terminas i(akhirdansementara).Anggota kelompok mungkin mengalami
terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
Klien yang sudahmengikuti TAK sesi 1a dengan diagnose defisit perawatan diri
Klien yang sudah kooperatif dan mampu berkomunikasi.
Klien yang mempunyai riwayat diagnosa defisit perawatan diri
Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok.
D. PROSES SELEKSI
Dengan mengamati serta melakukan pengkajian pada setiap klien, lalu dipilih klien dengan
defisit perawatan diri
2) Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat Mendengarkan dan
ini memperhatikan
3) Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan,
yaitu melakukan kebersihan dri
yaitu keramas
- Menjelaskan waktu aturan main
berikut :
Jika ada peserta yang aka
meninggalkan kelompok,
harus meminta izin kepada
terapis
Lama kegiatan 30 menit
Setiap klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai
akhir
2. 20 Menit b Kerja
a. Diskusikan masalah keramas pada Mengikuti kegiatan sesuai
klien.beri kesempatan klien untk dengan aturan main
menjawab
b. Buat rangkuman pendapat klien
tentang manfaat keramasyang
benar. Tambahkan informasi jika
ada yang kurang
c. Diskusikan alat-alat yang
digunakan untuk keramas
d. Rangkum jawaban klien bila ada
yang kurang ditambahkan
e. Diskusikan alat dan bahan untk
keramas
f. Diskusikan tahapan keramas yan
benar
g. Buat rangkuman cara keramas
yang benar
h. Ajar klien ke kamar mandi dan
peragakan cara keramas yang bena
i. Beri pujian pada klien
3. 5 Menit c Terminasi
1 Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien Menyetujui/member
setelah mengikuti TAK pendapat tentang rencana
- Memberi pujian atas selanjutnya
keberhasilan
2 Rencana tindakan lanjut
Menganjurkan klien mandi
dengan cara keramas sebanyak
2x perminggu
3 Kontrak yang akan datang (jika
TAK dilanjutkan)
G. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
: Co Leader
: Observer
: Fasilitator
: Klien
: Pembimbing Akademik
: Pembimbing Klinik
K. PENUTUP
Demikianlah proposal ini kami ajukan dalam rangka memenuhi tugas praktek S1
Keperawatan jiwa di RSJ Prof . HB. Saanin Padang. Atas perhatian dan kesempatan
yang diberikan kepada kami, kami ucapkan terima kasih
Ketua Kelompok
( Annisa Zahra )
Disetujui oleh
( ) ( )
LAMPIRAN
SESI 1B : TAK
KERAMAS
a. Kemampuanverbal
NamaKlien
No. Aspek yang Dinilai
Klien dikategorikan mampu jika kemampuan dapat dilakukan oleh klien. Jika salah satu
atau lebih kemampuan tidak bisa dicapai hars distimulasikan hingga mampu. Jika belm
mampu juga klien di rujuk ke perawat penanggung jawab untuk dilatih secara individual