OLEH
KELOMPOK 1
JURUSAN MATEMATIKA
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, adapun penulisan makalah
ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Kalkulus Multivariabel pada Program Studi
Pendidikan Matematika.
Kami selaku penulis sadar bahwa tersusunnya makalah ini tidak lepas dari adanya
petunjuk, arahan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan kami untuk
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ibu selaku dosen pengampuh mata
kuliah dan rekan-rekan mahasiswa yang selalu bersemangat membantu dan memberi
dukungan penuh pada pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Makalah ini kami susun dengan penuh kesungguhan, dengan mengerahkan segala
kemampuan yang kami miliki, namun penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak yang berkenan menyumbangkannya untuk kesempurnaan penulisan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis serta para pembaca pada
umumnya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang
pendidikan. Banyak siswa beraggapan bahwa pelajaran matematika membosankan dan
tidak menarik, hal ini disebabkan karena pelajaran matematika dirasakan sukar dan rumit.
Kenyataan ini adalah persepsi yang negatif terhadap matematika. Kesulitan-kesulitan yang
dialami siswa dapat terlihat dalam proses pemecahan masalah matematika. Berkaitan
dengan hal ini penelusuran kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal dapat dilakukan
untuk mendeteksi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika. Berdasarkan wawancara
dengan Guru Pengampu mata pelajaran matematika, hasil ulangan pada materi sistem
persamaan linear dua variabel menunjukan bahwa 55,9% siswa belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal < 70.
Dari uraian di atas di duga masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal cerita pada materi sistem persamaan linear dua variabel dan belum
dapat mencapai hasil yang diharapkan. Dengan memperhatikan fakta-fakta tersebut,
peneliti ingin melakukan penelitian agar dapat mengungkap lebih lanjut mengenai
kesulitankesulitan siswa dan faktor penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal
cerita pada materi sistem persamaan linear dua variabel
1.2.Rumusan Masalah
Apa saja kesalahan siswa dalam menyelesaikan Soal SPLDV ?
Bagaimana kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah SPLDV?
1.3.Tujuan
Dapat mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
SPLDV
Dapat mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
SPLDV
1.4.Batasan Masalah
Mengacu kepada identifikasi masalah di atas maka fokus penelitian dapat dibatasi pada:
Analisis Kesalahan Siswa SMA Negeri 1 Percut Sei tuan Menyelesaikan SPLDV
1.5.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
penelitian yang akan datang dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Sebagai tugas mini riset untuk materi kuliah Kalkulus Multivariabel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam hal ini dipandang bahwa siswa telah memperoleh pengajaran suatu konsep,
tetapi belum menguasainya mungkin karena lupa sebagaian atau seluruhnya. Mungkin pula
konsep yang dikuasainya kurang cermat.
Jika kesulitan siswa dalam menggugunakan prinsip kita analisisa, tampaklah bahwa
pada umumnya sebab kesulitan tersebut antara lain :
Soejono juga meyatakan bahwa kesulitan belajar dapat ditunjukkan dengan beberapa
gejala yaitu :
Secara umum,pengertian dari kata perbandingan yaitu selisih antara dua hal yang
memiliki pola yang sama. Perbandingan senilai adalah perbandingan dari dua atau lebih
besaran dimana suatu variabel bertambah , maka variabel yang lain bertambah pula atau
disebut juga dengan perbandingan yang memiliki nilai yang sama.
Cara lain :
jika a=x
maka b = b/a * x
Perbandingan berbalik nilai adalah perbandingan dari dua atau lebih besaran dimana
suatu variabel bertambah , maka variabel yang lain berkurang atau turun nilainya.
Cara lain :
METODE PENELITIAN
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan metode
kualitatif. Pengertiannya menurut Meleong (2005: 6) kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,dll. Metode ini yang dibuat dalam
pengumpulan data untuk penelitian pada siswa/i kelas X MIPA 6 di SMAN 1 Percut Sei
Tuan yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 02 November 2019.
Kami sebagai peneliti memberikan selebaran yang berisi 2 soal matematika mengenai
materi perbandingan senilai dan berbalik nilai dan juga memberikan angket/kuisioner yang
berisi 5 pernyataan setelah mereka menjawab soal yang telah kami berikan sebelumnya.
Setelah itu kami melakukan wawancara kepada guru bidang studi matematika. Hasil dari
penyelesaian soal dan angket tersebut akan di teliti apakah siswa/i tersebut telah
memahami betul tentang materi yang kami berikan.
Penelitian ini ditujukan pada siswa/i kelas X MIPA 6 di SMAN 1 Percut Sei Tuan.
Metode pengumpulan data yang kami lakukan yakni dengan metode kualitatif.
Teknik pengumpulan data ini adalah dengan memberikan selebaran yang berisi 2 soal
matematika. Setelah semua menjawab soal tersebut, maka dikumpulkan lalu kami
menyebarkan angket yang berisi 5 pernyataan mengenai tanggapan mereka dengan belajar
matematika. Selain itu kami juga mewawancarai guru bidang studi matematika untuk
mengetahui bagaimana sikap siswa/i dalam belajar matematika.
BAB IV
4.2.Pembahasan
Persamaan linear adalah sebuah persamaan aljabar, yang tiap sukunya mengandung
konstanta, atau perkalian konstanta dengan variabel tunggal. Persamaan ini dikatakan
linear sebab hubungan matematis ini dapat digambarkan sebagai garis lurus dalam Sistem
koordinat Kartesius. Sistem Persamaan Linier adalah suatu sistem yang terdiri atas dua
atau lebih persamaan linier. Sistem persamaan linier atau disebut juga sistem persamaan
garis adalah persamaan yang mengandung peubah dengan pangkat tertinggi satu.
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Persamaan linear yang rumit, seperti di sebut di atas, bisa ditulis dengan menggunakan
hukum aljabar agar menjadi bentuk yang lebih sederhana. Seperti contoh, huruf besar di
persamaan merupakan konstanta, dan x dan y adalah variabelnya.
Bentuk Umum
Dimana konstanta A dan B bila dijumlahkan, hasilnya bukan angka nol. Konstanta
dituliskan sebagai A ≥ 0, seperti yang telah disepakati ahli matematika bahwa konstanta
tidak boleh sama dengan nol. Grafik persamaan ini bila digambarkan, akan menghasilkan
sebuah garis lurus dan setiap garis dituliskan dalam sebuah persamaan seperti yang tertera
diatas. Bila A ≥ 0, dan x sebagai titik potong, maka titik koordinat-xadalah ketika garis
bersilangan dengan sumbu-x (y = 0) yang digambarkan dengan rumus -c/a. Bila B≥ 0, dan
y sebagai titik potong, maka titik koordinat- y adalah ketika garis bersilangan dengan
sumbu-y (x = 0), yang digambarkan dengan rumus -c/b.
Bentuk standar
Di mana, a dan b jika dijumlahkan, tidak menghasilkan angka nol dan a bukanlah
angka negatif. Bentuk standar ini dapat diubah ke bentuk umum, tapi tidak bisa diubah ke
semua bentuk, apabila a dan b adalah nol.
Bentuk titik potong gradient
Sumbu-y
Dimana m merupakan gradien dari garis persamaan, dan titik koordinat y adalah
persilangan dari sumbu-y. Ini dapat digambarkan dengan x = 0, yang memberikan nilai y =
b. Persamaan ini digunakan untuk mencari sumbu-y, dimana telah diketahui nilai dari x. Y
dalam rumus tersebut merupakan koordinat y yang anda taruh di grafik. Sedangkan X
merupakan koordinat x yang anda taruh di grafik.
Sumbu-x
Dimana m merupakan gradien dari garis persamaan, dan c adalah titik potong-x, dan
titik koordinat x adalah persilangan dari sumbu-x. Ini dapat digambarkan dengan y = 0,
yang memberikan nilai x = c. Bentuk y/m dalam persamaan sendiri berarti bahwa
membalikkan gradien dan mengalikannya dengan y. Persamaan ini tidak mencari titik
koordinat x, dimana nilai y sudah diberikan.
1. Jumlah dua bilangan adalah 48, selisih kedua bilangan tersebut adalah 14. Kedua
bilangan tersebut adalah ....
a. 13 dan 15
b. 24 dan 20
c. 17 dan 31
d. 18 dan 30
e. 13 dan 27
2. Harga 3 buah Tas dan 2 buah Dompet adalah Rp. 100.00, sedangkan harga 1 buah
Tas dan 3 buah Dompet yang sama adalah Rp. 62.500. Gladis membeli tas dan
dompet masing-masing 1 buah, untuk itu iya harus membayar sebesar...
a. Rp. 27.500
b. Rp. 32.500
c. Rp. 35.000
d. Rp. 37.500
e. Rp. 42.500
Dipilih 10 siswa sebagai subjek penelitian dalam mini riset ini. Berikut adalah
deskripsi jenis kesalahan dalam menyelesaikan soal Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel (SPLDV).
Berdasarkan hasil atau jawawban dari siswa di atas, nilai akhir yang diberikan
adalah benar. Namun terdapat kesalahan dalam proses pengerjaan atau penyelesaiannya.
Siswa tersebut melakukan kesalahan pada operasi hitung dimana seharusnya Rp. 62.500 x
3 = Rp. 187.500, bukan Rp. 187.000. Dan kesalahan penggunaan tanda negatif (-) pada
hasil y yang seharusnya y = - 12.500, bukan y = 12.500. jenis kesalahan siswa tersebut
tergolong kedalam kesalahan operasi hitung.
B. Hasil Angket
Hasil dari angket juga menyangkut tentang pemahaman mereka terhadap materi belajar
yang dilakukan oleh dewan guru di sekolah tersebut. Angket tersebut diisi oleh siswa/siswi
.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di atas, maka
dapat kita pahami bahwa beberapa siswa tidak menjawab soal sama sekali dikarenakan
ketidakpahaman akan konsep yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikan soal
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel yang telah diberikan. Namun terdapat juga
beberapa siswa yang mampu untuk mendapatkan hasil akhir yang benar tetapi ia terjadi
kesalahan dalam operasi perkalian pada proses pengerjaan soal, hal ini digolongkan pada
kesalahan operasi hitung dalam proses mengerjakan soal.
Sedangkan pada angket yang telah dibagikan kepada beberapa siswa/siswi SMA
Negeri 1 Percut Sei Tuan dapat kita pahami bahwa kesulitan siswa tidak disebabkan oleh
penyampaian materi yang tidak jelas dan mendetail dari guru mata pelajaran Matematika.
Bahkan guru juga sering membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran
Matematika. Jadi dapat kita pahami bahwa kesulitan yang dialami oleh beberapa siswa
disebabkan oleh kesalahan siswa yang tidak mengulang untuk memahami materi yang
telah dipaparkan oleh guru Matematika.
5.2.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan maka diharapkan seorang guru mampu
untuk menarik minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika agar siswa lebih tertarik
untuk mengulang dan mengulas kembali setiap materi yang telah guru paparkan pada
pembelajaran di kelas. Guru juga diharapkan mampu untuk mengetahui lebih dalam
tentang kemampuan siswa/siswinya, sehingga guru dapat memaksimalkan pembelajaran di
dalam kelas.
LAMPIRAN