Anda di halaman 1dari 5

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

POLA BAKTERI AEROB YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN


INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG ICU BLU RSUP PROF. DR. R. D.
KANDOU MANADO

1
Prilly V. Londok
2
Heriyannis Homenta
3
Velma Buntuan

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: plondok@yahoo.com

Abstract: Infections that can be found during the treatment in the ICU are due to
contamination of pathogenic bacteria as the source of nosocomial infections. This nosocomial
infections appear and show symptoms in patients treated or after being treated in the hospital.
This study aimed to determine the sources and patterns of aerobic bacteria that could
potentially cause nosocomial infections: in the walls, floors, medical equipment, and in the
ambient air of ICU Room, Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado. This was a descriptive
study designed with a prospective approach. Samples were bacteria in the walls, floors,
medical equipment, and the ambient air of the ICU Room. The results showed that of the 27
samples taken, there were 24 bacteria found: Enterobacter agglomeranse (25%), Bacillus
subtilis (25%), Enterobacter cloacae (16.7%), Staphylococcus sp. (8.4%), Gram-negative
cocci (16.4%), Serratia rubidaea (4.1%), and Klebsiella pneumonia (4.1%).
Keywords: ICU, nosocomial infections, patterns of aerobic bacteria

Abstrak: Infeksi yang dapat ditemukan pada perawatan di ICU karena terkontaminasi dengan
sumber bakteri patogen yaitu infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang
muncul dan menunjukkan gejala selama pasien dirawat atau setelah dirawat di rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber dan pola bakteri aerob yang berpotensi
menyebabkan infeksi nosokomial di dinding, lantai, peralatan medis, dan udara di ruang ICU
BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan
pendekatan prospektif. Sampel penelitian ialah bakteri pada dinding, lantai, peralatan medis,
dan udara di ruang ICU BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil penelitian
memperlihatkan dari 27 sampel yang diambil, terdapat 24 bakteri yaitu Enterobacter
agglomerans (25%), Bacillus subtilis (25%), Enterobacter cloacae (16,7%), Staphylococcus
sp. (8,4%), Kokus Gram negatif (16,4%), Serratia rubidaea (4,1%), dan Klebsiella pneumonia
(4,1%).
Kata kunci: ICU, infeksi nosokomial, pola bakteri aerob

Rumah sakit merupakan bagian integral preventif maupun kuratif kepada


organisasi pelayanan medis yang bertugas masyarakat sekitar beserta lingkungannya.
memberikan layanan kesehatan baik Kegiatan tersebut menimbulkan dampak
448
Londok, Homenta, Buntuan: Pola bakteri aerob...

positif dan negatif. Dampak positif ialah penelitian tentang pola kuman yang
meningkatnya derajat kesehatan masya- berpotensi menyebabkan infeksi noso-
rakat, sedangkan dampak negatifnya ialah komial di ICU BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
agen penyakit yang dibawa oleh penderita Kandou Manado, maka penulis tertarik
dari luar ke rumah sakit atau pengunjung melakukan penelitian ini.
yang berstatus karier. Kuman penyakit ini
dapat hidup dan berkembang di lingkungan METODE PENELITIAN
rumah sakit, seperti udara, air, lantai, Penelitian ini dibuat dengan
makanan, dan peralatan medis.1 menggunakan metode deskriptif dengan
Rumah sakit juga sebagai institusi pendekatan studi prospektif. Penelitian ini
yang memberikan pelayanan medis untuk dilakukan pada bulan November 2014 -
semua jenis penyakit termasuk infeksi. Januari 2015. Terdapat 27 sampel dalam
Penyakit infeksi merupakan penyebab penelitian ini yang berasal dari dinding,
utama tingginya angka kesakitan dan lantai, peralatan medis, dan udara di ruang
kematian di dunia.1 Pasien-pasien yang ICU BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou
dirawat di Intensive Care Unit (ICU) Manado. Pengelolaan sampel dilakukan di
mempunyai pertahanan tubuh yang Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
menurun, monitoring keadaan secara Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
invasif, terpapar dengan berbagai jenis Manado dengan pewarnaan Gram dan
antibiotik dan terjadi kolonisasi oleh dilanjutkan dengan uji biokimia.
bakteri resisten mengakibatkan pasien yang
dirawat mempunyai potensi lebih besar HASIL PENELITIAN
mengalami infeksi.2 Berdasarkan penelitian yang
Infeksi yang dapat ditemukan pada dilakukan selama bulan November 2014 –
perawatan di ICU karena terkontaminasi Januari 2015 telah dilakukan pengambilan
dengan sumber bakteri patogen yaitu sampel di ruang ICU BLU RSUP Prof.
infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial Dr. R. D. Kandou Manado.
adalah infeksi yang muncul dan menunjuk- Pada Tabel 1 dapat dilihat sampel
kan gejala selama pasien dirawat atau berjumlah 27 yang diambil dari 5 usapan
setelah dirawat di rumah sakit.3 lantai, 4 usapan tempat tidur, 4 usapan
Infeksi nosokomial banyak terjadi di dinding, 2 usapan selang O2, 2 usapan
seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di tabung O2, 2 usapan selang suction, 2
negara yang sedang berkembang karena usapan tabung suction, dan 6 udara ruang.
penyakit infeksi masih menjadi penyebab Pada Tabel 2 dapat dilihat
utama kesakitan dan kematian.4 pertumbuhan bakteri pada media Nutrien
Penelitian yang dilakukan oleh WHO Agar sebanyak 24 sampel dan pertumbuhan
menunjukkan infeksi nosokomial sekitar bakteri pada media Mac Conkey Agar
8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara sebanyak 17 sampel, sedangkan yang tidak
yang berada di Eropa, Timur tengah, Asia ditemukan pertumbuhan bakteri pada
Tenggara dan Asia Pasifik, dengan jumlah Nutrient Agar sebanyak 3 sampel, dan pada
infeksi nosokomial di Asia Tenggara Mac Conkey Agar 10 sampel.
sebanyak l0%.5 Sementara di Amerika Pada Tabel 3 dapat dilihat bakteri Gram
Serikat ada sekitar 20.000 kematian setiap negatif merupakan bakteri yang terbanyak
tahun akibat infeksi nosokomial.2 (87,5%) pada pewarnaan Gram.
Di Indonesia tahun 2006 diperoleh Pada Tabel 4 dapat dilihat bakteri
angka kejadian infeksi nosokomial di Enterobacter agglomerans dan Bacillus
Provinsi Lampung 4,3%, Jambi 2,8%, Jawa subtilis yang terbanyak, di mana masing-
Barat 2,2%, DKI Jakarta 0,9%, Yogyakarta masing sebanyak 6 sampel (25%). Pada
0,8%, dan Jawa Tengah 0,5%.6 Tabel 5 dapat dilihat pertumbuhan bakteri
Berdasarkan hasil temuan diatas, dan di dinding yaitu Bacillus subtilis sebanyak
mengingat sampai saat ini belum ada 1 sampel (100%).
449
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

Tabel 1. Sumber Pengambilan Sampel Tabel 5. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di


Dinding
Sampel Jumlah
Dinding 4 Bakteri Jumlah %
Lantai 5 Bacillus Subtilis 1 100
Tempat Tidur 4 Total 1 100
Selang O2 2
Tabung O2 2
Selang Suction 2 Tabel 6. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di
Tabung Suction 2 Lantai
Udara 6
Total 27 Bakteri Jumlah %
Enterobacter 2 50
Tabel 2. Pertumbuhan Bakteri dari Sampel agglomerans
Staphylococcus sp. 1 25
Pertumbuhan Nutrient Mac Conkey Kokus Gram negatif 1 25
Agar Agar Total 4 100
Ada pertumbuhan 24 17
Tidak ada 3 10 Tabel 7. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di
pertumbuhan Tempat Tidur
Total 27 27
Bakteri Jumlah %
Tabel 3. Hasil Pewarnaan Gram Serratia rubidaea 1 20
Kokus Gram Negatif 3 60
Gram Jumlah % Staphylococcus sp. 1 20
Sampel Total 5 100
Bakteri Gram Positif 1 4,167
Bakteri Gram 21 87,5 Tabel 8. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di
Negatif Selang dan Tabung O2
Bakteri Gram Positif 2 8,333
dan Negatif Bakteri Jumlah %
Total 24 100 Enterobacter 1 25
agglomerans
Bacillus subtilis 3 75
Tabel 4. Identifikasi Bakteri Total 4 100

Bakteri Jumlah % Pada Tabel 8 dapat dilihat


Enterobacter 6 25 pertumbuhan bakteri terbanyak yang
agglomerans terdapat di selang dan tabung O2 yaitu
Enterobacter cloacae 4 16,7 Enterobacter agglomerans sebanyak 2
Serratia rubidaea 1 4,1 sampel (50%).
Klebsiella pneumonia 1 4,1 Pada Tabel 9 dapat dilihat
Kokus Gram negatif 4 16,7 pertumbuhan bakteri di selang dan tabung
Staphylococcus sp. 2 8,4 suction yaitu Enterobacter agglomerans
Bacillus subtilis 6 25 sebanyak 2 sampel (50%) dan Enterobacter
Total 24 100 cloacae sebanyak 2 sampel (50%).
Pada Tabel 10 dapat dilihat
Pada Tabel 6 dapat dilihat identifikasi pertumbuhan bakteri di udara terbanyak
bakteri di lantai terbanyak ialah kokus yaitu Enterobacter cloacae dan Bacillus
negatif sebanyak 3 sampel (60%). Pada subtilis masing-masing sebanyak 2 sampel
Tabel 7 dapat dilihat bakteri terbanyak (33,3%).
yang tumbuh di tempat tidur yaitu Bacillus
subtilis sebanyak 3 sampel (75%).
450
Londok, Homenta, Buntuan: Pola bakteri aerob...

Tabel 9. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di tanaman, tanah, dan air. Enterobacter


Selang dan Tabung Suction agglomerans ditemukan sebanyak 6 sampel
yang berasal dari tempat tidur sebanyak 1
Bakteri Jumlah % sampel (25%), selang dan tabung O2
Enterobacter 2 50 sebanyak 2 sampel (50%), selang dan
agglomerans
tabung suction sebanyak 2 sampel (50%),
Enterobacter cloacae 2 50
Total 4 100
dan udara sebanyak 1 sampel (16,7%).
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
yang dilakukan Liberto, dkk dengan judul
Tabel 10. Distribusi Pertumbuhan Bakteri di Six cases of sepsis caused by Pantoea
Udara agglomerans in a teaching hospital yang
menemukan Enterobacter agglomerans di
Bakteri Jumlah % ruang ICU.6
Enterobacter 2 33,3 Bacillus subtilis umumnya ditemukan
cloacae di udara, tanah, air, dan sayuran dan dapat
Enterobacter 1 16,7 menyebabkan meningitis, endokarditis,
agglomerans infeksi mata, dan lain-lain.7 Pada penelitian
Klebsiella 1 16,7 ini, Bacillus subtilis ditemukan sebanyak 6
pneumonia sampel yang berasal dari dinding sebanyak
Bacillus subtilis 2 33,3 1 sampel (100%), tempat tidur sebanyak 3
Total 6 100
sampel (75%), dan udara sebanyak 2
sampel (33,3%). Hasil penelitian ini sama
dengan yang didapatkan pada kultur bakteri
BAHASAN
udara ruang ICU RSUP dr. Wahidin
Hasil penelitian yang dilakukan di
Sudirohusodo Makassar tahun 2011 yang
ruang ICU BLU RSUP Prof. dr. R. D.
menemukan Bacillus subtilis sebanyak
Kandou Manado, selama bulan November
10%.2
2014 – Januari 2015 didapatkan 27 sampel
Enterobacter cloacae merupakan salah
dan terdapat beberapa jenis bakteri yang
satu bakteri penyebab infeksi nosokomial
berpotensi menyebabkan infeksi
seperti pneumonia, infeksi saluran kemih,
nosokomial.
infeksi luka, dan infeksi yang diperantarai
Pada penelitian ini, dari 27 sampel
alat.1 Enterobacter cloacae ditemukan
yang diperiksa, sebanyak 3 sampel tidak
sebanyak 4 sampel yang berasal dari selang
ada pertumbuhan dan 24 sampel terjadi
dan tabung suction sebanyak 2 sampel
pertumbuhan. Hasil koloni bakteri yang
(50%) dan udara sebanyak 2 sampel
tumbuh selanjutnya dilakukan pewarnaan
(33,3%). Hasil penelitian ini sama dengan
Gram dan kemudian dilakukan identifikasi
penelitian yang dilakukan oleh Bayani, dkk
dengan pemeriksaan secara mikroskopis
tahun 2013 dengan judul Drug resistance
dan dilanjutkan dengan uji biokimia. Pada
of Pseudomonas aeruginosa and
uji biokimia ditemukan bakteri yang dapat
Enterobacter cloacae isolated from ICU,
menyebabkan infeksi nosokomial yaitu
Babol, Northern Iran yang menemukan dan
Enterobacter agglomerans sebanyak 6
menyelidiki pola resisten Enterobacter
sampel (25%), Bacillus subtilis 5 sampel
cloacae pada pasien yang dirawat di ICU.8
(20,8%), Enterobacter cloacae 4 sampel
Kokus Gram negatif ditemukan
(16,8%), Kokus Gram negatif 4 sampel
sebanyak 4 sampel yang berasal dari lantai
(16,8%), Staphylococcus sp. 2 sampel
sebanyak 3 sampel (60%), dan selang dan
(8,3%), Serratia rubidaea 1 sampel (4,1%)
tabung O2 sebanyak 1 sampel (25%).
dan Klebsiella pneumonia 1 sampel (4,1%)
Berbeda dengan hasil penelitian yang
Enterobacter agglomerans atau sering
dilakukan Oktarin tentang pola kuman pada
disebut Pantoea agglomerans adalah
dinding, lantai, dan udara di ICU RSUD dr.
anggota Enterobacteriacaea yang hidup di
Moewardi Surakarta yang menemukan
451
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

Bacillus sp, Staphylococcus, Morexella DAFTAR PUSTAKA


lacunata, Klebsiella pneumonia, E. coli dan 1. Oktarin M. Angka dan Pola Kuman pada
Pseudomonas aerogenes di lantai.1 Dinding, Lantai, dan Udara di Ruang
Staphylococcus sp. merupakan bakteri ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
penyebab infeksi nosokomial tersering.1 Fakultas Kedokteran Muhammadiyah
Pada penelitian ini, Staphylococcus sp. Surakarta. 2013.
ditemukan sebanyak 2 sampel yang berasal 2. Noer SF. Pola Bakteri dan Resistensinya
terhadap Antibiotik yang ditemukan
dari selang dan tabung O2 sebanyak 1
pada Air dan Udara Ruang Instalasi
sampel (25%) dan lantai sebanyak 1 sampel Rawat Khusus RSUP Dr. Wahidin
(25%). Hasil penelitian ini sama dengan Sudirohusodo Makassar. Universitas
penelitian yang dilakukan oleh Juarez, dkk Islam Makassar. 2011.
dengan judul The impact of hospital- 3. Nasution HL. Infeksi Nosokomial. Medan.
acquired infection with multidrug-resistant 2012.
bacteria in an oncology intensive care unit 4. Nugraheni R, Suhartono, Wiharni S.
yang menemukan Staphylococcus aureus di Infeksi Nosokomial di RSUD
ruang ICU.9 Setjonegoro Kabupaten Wonosobo.
Serratia rubidaea ditemukan sebanyak 2012.
1 sampel yang berasal dari lantai (25%). 5. Zuhriyah L. Gambaran Bakteriologis
Hasil yang ditemukan ini berbeda dengan Tangan Perawat. Malang. 2004.
penelitian yang dilakukan oleh Khanna, 6. Liberto M, Matera G, Puccio R, Russo T,
dkk dengan judul Serratia marcescens a Colosino E, Foca E. Six cases of sepsis
rare opportunistic nosocomial pathogen caused by Pantoea agglomerans in
and measures to limit its spread in teaching hospital. Italy. 2008.
hospitalized patient yang menemukan 7. Microbewiki. Bacillus subtilis. 2013 Maret.
Serratia marcescens di ICU.10 [cited at 2015 Jan 20]. Available from:
Klebsiella pneumonia merupakan salah http://microbewiki.kenyon.edu/index.ph
satu penyebab infeksi nosokomial. Infeksi p/Bacillus_subtilis
sering bersifat oportunis dan terjadi pada 8. Bayani M, Siadati S, Rajabnia R, Taher
pasien rawat inap terutama di ICU.11 Pada A. Drug resistance of Pseudomonas
aeruginosa and Enterobacter cloacae
penelitian ini, Klebsiella pneumonia hanya
isolated from ICU, Babol, North Iran.
ditemukan hanya sebanyak 1 sampel yang 2013
berasal dari udara (16,7%). Hasil penelitian 9. Juarez C, Compte D, Jimenez P, Silva N,
ini sama dengan penelitian yang dilakukan Hernandez S, Fernandez V. The
oleh Naldu, dkk dengan judul A descriptive impact of hospital-acquired infections
study of nosocomial infection in an adult with multidrud-resistant bacteria in an
intensive care unit in Fiji yang menemukan oncology intensive care unit. 2014.
Klebsiella pneumonia di ruang ICU.12 10. Khanna A, Khanna M, Aggararwal A.
Serratia marcescens- a rare
SIMPULAN opportunistic nosocomial pathogen and
1. Dari 27 sampel ditemukan 24 jenis measeres to limit its spread in
bakteri, yang terbanyak ialah hospitalized patients. 2012.
Enterobacter agglomerans dan Bacillus 11. Elliott T, Worthington T, Osman H, Gill
subtilis diikuti oleh Enterobacter M. Mikrobiologi Kedokteran dan
cloacae, Staphylococcus sp., kokus Infeksi Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku
Gram negative, Serratia rubidaea, dan Kedokteran EGC.
Klebsiella pneumonia. 12. Naidu K, Nabose I, Ram S, Viney K,
2. Dari 27 sampel ditemukan 6 spesies Graham S, Bisell K. A descriptive
study of nosocomial infections in an
bakteri Enterobacter agglomerans dan
adult intensive care unit in Fiji. 2011.
Bacillus subtilis yang merupakan
bakteri terbanyak.

452

Anda mungkin juga menyukai