Anda di halaman 1dari 2

Sebuah Jalan Menuju Jati Diri yang Sebenarnya

Judul : Just Who Will You Be?


Pengarang : Maria Shriver
Penerjemah : Dedes Ekarini, SE., M. Hum.
Penerbit : Penerbit Erlangga
Tahun Terbit : 2008
Ketebalan : ix + 89 halaman

Sumber : dokumentasi pribadi

Maria Shriver adalah seorang jurnalis NBC News, merintis karirnya secara
bertahap; beranjak dari pembuat kopi menjadi produser berita, reporter, koresponden,
lalu pembaca berita.Maria menyukai pekerjaannya.Namun, setelah suaminya, Arnold
Schwarzenegger terpilih menjadi gubernur California, NBC News meminta Maria
untuk mengundurkan diri. Maria merasa dengan hilangnya karir sebagai seorang
jurnalis, pribadi yang ia miliki selama dua puluh lima tahun lenyap begitu saja. Dirinya
telah menjadi pribadi yang baru, dengan sebutan baru, “Ibu Negara Bagian California.”
Hal tersebut memunculkan pergolakan batin pada diri Maria.
Buku ini terdiri dari tiga bagian besar, yakni : Pendahuluan, Akan Jadi Siapa
Anda, dan Pelajaran yang Dipetik. Masing-masing bagian mengisahkan tentang
perjalanan Maria dalam menemukan siapa sesungguhnya dirinya. Pada bagian
pendahuluan, Maria menceritakan peristiwa kecil yang ia alami dengan anaknya,
bagaimana ia merasa rishi dikenal karena ketenaran dari suaminya, keluarganya,
maupun pekerjaannya. Ia menyatakan bahwa : “orang-orang hanya tahu saya sebagai
sosok yang tenar, tanpa tahu Maria yang sebenarnya”. Pada bagian Akan Jadi Siapa
Anda berisi tentang pidato Maria di wisuda SMA keponakan laki-lakinya. Di dalam
pidato tersebut, Maria menyisipkan puisi yang berjudul : “Akan Jadi Siapa Dirimu”.
Puisi yang mampu membuat kita mempertanyakan siapa diri kita yang sebenarnya.
Puisi yang ditulis Maria ini tidak hanya untuk kalangan remaja saja, tetapi hingga orang
tua pun masih layak membacanya. Karena pertanyaan yang Maria ajukan dalam pidato
juga puisi tersebut bukanlah, “Ingin menjadi apa anda saat dewasa?”, melainkan,
“Akan menjadi siapa anda? Siapa pribadi yang anda inginkan? Siapa orang tersebut
nantinya? Siapa Anda?”. Pada bagian Pelajaran yang Dipetik, Maria menuliskan
beberapa keraguannya tentang pribadinya, yang menuntunnya pada sebuah
kesimpulan, yakni : “ Yang paling penting bagi saya saat ini adalah apa yang saya
harapkan dari diri saya sendiri – apa yang hati saya rasakan, apa kata suara hati saya.”
Sebelum Maria mengakhiri bagian terakhir dalam bukunya ini, Maria mengatakan
bahwa dirinya belum matang, begitu pula dengan kita ; yang akan selalu
mempertanyakan jati diri. Namun, tidak perlu khawatir, karena nilai dalam diri kita
tidak tergantung pada pandangan dunia dan bagaimana orang lain memandang kita.
Nilai diri sesungguhnya adalah : “ Seberapa banyak kegembiraan yang kita beri?
Seberapa banyak cinta, juga tawa? Hingga semua orang yang kita bantu, merasa bajik
dan bahagia.”
Kelebihan dari buku ini adalah bagaimana Maria dapat membawa kita masuk
ke dalam pergolakan batin yang dirasakannya. Sebuah jalan yang akan membuat kita
mempertanyakan diri kita yang sebenarnya. Bisa dikatakan, buku ini memang
dirancang khusus untuk merenungi segala pencapaian dalam hidup. Apa yang kita cari
di dunia? Apa yang membuat kita bahagia? Sehingga, ketika selesai membaca buku
ini, pikiran positif dan sikap menghargai hidup akan datang dengan sendirinya.
Kekurangan dari buku ini adalah minimnya ilustrasi yang diberikan dan
penggunaan kata yang kurang efektif, karena sering diulang. Sehingga, dapat
menimbulkan kebingungan untuk kita yang membacanya.
Namun, terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, buku ini sangat cocok
dijadikan bahan refleksi dalam menjalani kehidupan. Terutama untuk remaja yang
sedang mencari jati dirinya.

Ulasan oleh Tifani Antonia Pradhea, berdasarkan sudut pandang pribadi dan tidak
bermaksud menyinggung pihak manapun.

Sekayam, 26 Februari 2020

Peresensi

Anda mungkin juga menyukai