Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ASUHAN KELUARGA BERENCANA

DAN KESEHATAN REPRODUKSI


( Status, Peran, dan Perubahan Sosial )
Dosen Pembimbing : Hj. Rahmawati Wahyuni, M.Keb

Disusun oleh :

Astri Nur Fildzah P07224318003


Putri Nurvadila P07224318013
Wahyu Eka Mulyandini P07224318028

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

1
TAHUN 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga penyusun

berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul ‘ Status, Peran, dan Perubahan

Sosial ‘ tepat pada waktunya.

Tak lupa pula penyusun ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang

telah membantu penyusun dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Asuhan Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi.

Penyusun sadar akan kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh

karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca semua. Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih.

Samarinda, 20 Januari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Status Sosial .............................................................................................. 2


B. Peran Sosial ............................................................................................... 4
C. Perubahan Sosial ....................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10

A. Kesimpulan ............................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai makhluk hidup yang bermasyarakat, dalam kehidupan sehari-hari ini
kita tidak terlepas dari kehidupan bermasyarakat, baik secara luas maupun
terbatas, kita harus selalu berhubungan dengan orang lain. Hubungan ini
merupakan tuntutan dasar untuk dapat memenuhi kebutuhan kita di masyarakat.
Setiap hari kita mengalami dan menyaksikan proses, gejala, dan masalah
kehidupan. Proses itu juga dapat kita ikuti melalui media massa dan media
elektronika. Sejauh mana kita mengerti dan menghayati proses kehidupan
tersebut, sepenuhnya bergantung pada ketajaman panca indera, pengalaman, dan
pengetahuan yang ada pada diri kita masing-masing.
Dalam rangka menyelamatkan kehidupan pribadi kita di tengah-tengah
masyarakat yang penuh tantangan dan permasalahan yang sangat kompleks
tersebut kita harus menaruh perhatian terhadap gejala, proses, dan masalah yang
kita hadapi sehari-hari. Kita harus menelaah dan mengkaji hal-hal yang berkenaan
dengan kehidupan bermasyarakat. Sebab terciptanya kehidupan yang tentram dan
sejahtera, sepenuhnya ada pada anggota masyarakat yang jadi pendukungnya.
Pada makalah ini akan diuraikan pengertian status, peran, dan perubahan
sosial yang terjadi di kehidupan kita sehari.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan status social ?
b. Apa yang dimaksud dengan peran social ?
c. Apa yang dimaksud dengan perubahan social ?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui apa itu status sosial
b. Untuk mengetahui apa itu peran sosial
c. Untuk mengetahui apa itu perubahan sosial

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Status Sosial
1. Pengertian Status Sosial
Secara sederhana, status berarti tempat seseorang dalam suatu pola
tertentu. Status sosial adalah suatu posisi seseorang secara umum dalam
masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya.
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, status adalah jenjang
atau posisi seseorang dalam suatu kelompok atau dari satu kelompok
dalam hubungannnya dengan kelompok lain. Sedangkan menurut Suryono
Sukanto status diartikan sebagai posisi seseorang dalam suatu sistem
social.
Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan
kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status social sering pula
disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam
kelompok masyarakatnya. Pada semua sistem sosial, tentu terdapat
berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua
RT, camat, lurah, guru, dan sebagainya. Menurut Ralph Linton, status
sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang
dalam masyarakatnya. Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan
ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan
orang yang status sosialnya rendah.
Menurut Pitirim Sorokin, mengukur status sosial seseorang dapat
dilihat dari :
• Jabatan
• Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan
• Kekayaan

5
• Politis
• Keturunan
• Agama
• Prestasi
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam system pelapisan
masyarakat adalah kedudukan (status) dan peran (role). Kedua unsur ini
merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peran
seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam sistem sosial. Sistem
sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dari
tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan individu
dan masyarakatnya.

2. Cara Memperoleh Status Sosial


a. Ascribed status adalah kedudukan yang diperoleh secara otomatis
tanpa usaha. Status ini sudah diperoleh sejak lahir. Contoh : jenis
kelamin, gelar bangsawan, keturunan, dan lain-lain.
b. Achieved status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan
sengaja. Contoh : kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru,
dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua osis, dan sebagainya.
c. Assigned status merupakan kombinasi dari perolehan status secara
otomatis dan status melalui usaha. Status ini diperoleh melalui
penghargaan atau pemberian dari pihak lain, atas jasa perjuangan
untuk kepentingan atau kebutuhan masyarakat. Contoh : gelar
kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru, dan
lain sebagainya.

3. Akibat yang Ditimbulkan Status Sosial


Kadangkala seseorang atau individu dalam masyarakat memiliki dua
atau lebih statusnya yang disandangnya secara bersamaan. Apabila status-
status yang dimilikinya tersebut berlawanan, akan terjadi benturan atau
pertentangan. Hal itulah yang menyebabkan timbulnya suatu yang disebut
dengan konflik status. Jadi akibat yang ditimbulkan dari status sosial

6
seseorang adalah timbulnya konflik status. Konflik status ada berbagai
macam, diantaranya :

1. Konflik status bersifat individual


Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri.
Contoh : seorang wanita yang harus memilih sebagai wanita karir atau
ibu rumah tangga, seorang anak yang harus memilih meneruskan
kuliah atau bekerja.

2. Konflik status antar individu


Konflik status yang terjadi antar individu yang satu dengan individu
yang lain, karena status yang dimilikinya. Contoh : perebutan warisan
antara dua anak dalam keluarga.

3. Konflik status antar kelompok


Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain. Contoh : peraturan yang dikeluarkan satu
departemen bertentangan dengan departemen yang lain. DPU (Dinas
Pekerjaan Umum) yang memiliki tanggung jawab terhadap jalan-jalan
raya, kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan Listrik Negara)
yang melubangi jalan ketika membuat jaringan listrik baru. Pada waktu
membuat jaringan baru tersebut, kadangkala pula berkonflik dengan
TELKOM karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum), karena membocorkan pipa air.
Keempat instasi tersebut saling berbenturam dalam melaksanakan
status masing-masing.

B. Peran Sosial
1. Pengertian Peran Sosial
Peran adalah suatu konsep fungsional yang menjelaskan fungsi
(tugas) seseorang dan dibuat atas dasar tugas-tugas yang nyata dilakukan

7
seseorang. Peran adalah tingkah laku yang diharapkan dari seseorang
yang memegang status tertentu.
Peran sosial adalah peran yang dimainkan seseorang dalam
lingkungan sosialnya. Peran ini adalah merupakan tuntutan dari
masyarakat terhadap individu untuk memberikan sumbangan sosial dari
anggotanya dalam rangka menjaga keutuhan sosial dan meningkatkan
kebaikan dalam masyarakat tersebut. Peran sosial bisa berupa aktivitas
individu dalam masyarakat dengan cara mengambil bagian dalam
kegiatan yang ada di masyarakat dalam berbagai sektor, baik social,
politik, ekonomi, keagamaan, dan lain-lain. Pengambilan peran ini
tergantung pada tuntutan masyarakat dan atau pada kemampuan individu
bersangkutan serta kepekaan dalam melihat keadaan masyarakat.
Kriteria yang menentukan suatu peran social, yaitu :
a. Nilai social budaya yang dianut masyarakat
b. Prestice, yang meliputi gengsi, kehormatan, dan pengaruh yang
menyertai status social.
c. Factor ekonomi ( penghasilan )
d. Prasarat pendidikan yang dituntut suatu peran social

2. Konflik Peranan
Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari
dua atau lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya, konflik peranan
timbul ketika seseorang dalam keadaan tertekan, karena merasa dirinya
tidak sesuai atau kurang mampu melaksanakan peranan yang diberikan
masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranan dengan
sempurna. Contoh, Ibu Tina sebagai seorang ibu dan guru di suatu
sekolah. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk mengajar
atau mengantarkan anaknya ke dokter. Dalam dirinya terjadi konflik
karena pada saat yang sama dia harus berperan sebagai guru mengajar di
kelas.

3. Tiga Cakupan Peranan Sosial

8
Peranan sosial mencakup tiga hal berikut :
a. Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Contoh : sebagai seorang
pemimpin harus dapat menjadi panutan dan suri teladan para
anggotanya, karena dalam diri pemimpin tersebut tersandang aturan
dan norma-norma yang sesuai dengan posisinya.
b. Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat. Contoh : seorang ulama, guru, dan
sebagainya harus bijaksana, baik hati, sabar, membimbing dan
menjadi panutan bagi muridnya.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang dapat
dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial
masyarakat. Contoh : suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, dan
sebagainya merupakan peran-peran dalam masyarakat yang
membentuk susunan masyarakat.

4. Jenis – Jenis Peran Sosial


Menurut S. Bellen dkk , ada beberapa jenis peran social dalam masyarakat,
yaitu :
a. Peran yang diharapkan (expected roles) dan peran yang terlaksana
dalam kenyataan (actual roles)
b. Peran yang terberi (peran yang terberi (ascribed roles ) dan peran yang
diperjuangkan ( achieved roles )
a. Peran kunci ( key roles ) dan peran tambahan ( Supplementary roles )
b. Peran tinggi, peran menengah , dan peran rendah.

5. Fungsi Peranan Sosial


Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang
lain. Fungsi tersebut antara lain :
a. Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan
kelangsungan struktur masyarakat seperti peran ayah atau ibu.

9
b. Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk
membantu mereka yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan
individu tersebut memerlukan pengorbanan seperti peran dokter,
perawat, pekerja sosial, dan lain sebagainya.
c. Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi
diri, seperti seorang lelaki sebagi suami atau ayah, seorang wanita
sebagai isteri atau ibu, seorang seniman dengan karyanya, dan lain-
lain.

6. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan)


Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Artinya,
status dan peran tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peran tanpa status dan
status tidak berfungsi tanpa peranan. Contoh : dalam rumah tangga, tidak
ada peranan ayah, jika seorang suami tidak mempunyai anak, atau
seseorang tidak bisa memberikan surat tilang kalau dia bukan polisi.
Peranan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang. Karena
dengan peran yang dimilikinya, ia akan dapat mengatur perilaku dirinya
dan orang lain. Seseorang dapat memainkan beberapa peran sekaligus
disaat yang sama seperti seorang wanita dapat mempunyai peranan sebagai
istri, ibu, dan pegawai kantor sekaligus.

C. Perubahan Sosial
1. Pengertian Perubahan Sosial
Masyarakat merupakan kelompok manusia yang menempati
wilayah tertentu yang terikat oleh nilai dan norma-norma sosial yang
selalu mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada setiap
masyarakat tidak selalu sama, perubahan itu bisa lambat (evolusi)
maupun perubahan cepat (revolusi).
Apabila di dalam suatu kelompok telah mengalami perubahan
yang meliputi berbagai aspek, misalanya organisasi, struktur, nilai dan
norma, kelembagaan, dan mendapat dukungan dan diakui oleh sebagian

10
anggota kelompok, berarti sudah terjadi perubahan sosial. Perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi di masyarakat, dan telah didukung
oleh sebagian besar anggota masyarakat, ini merupakan tuntutan
kehidupan dalam mencari kestabilan (Nursid Sumaatmadja, 1980:88).
2. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu
faktor dari dalam dan dari faktor luar. Faktor dari dalam terjadi apabila
dalam kelompok ditandai adanya penemuan-penemuan atau penciptaan-
penciptaan (inovasi). Inovasi akan terjadi apabila anggota-anggota
masyarakatnya memiliki :
a. Kesadaran akan perlunya meningkatkan kehidupan secara terus
menerus. Kesadaran tersebut akan timbul apabila ada rasa tidak puas
terhadap apa yang telah dicapainya, dengan kata lain, adanya
dorongan untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
b. Anggota masyarakat yang berkualitas, yaitu orang yang memiliki
akal dan daya kreatif tinggi. Orang-orang seperti inilah merupakan
innovator dan modernisator bagi perubahan sosial dalam kelompok
yang bersangkutan.
c. Suasana persaingan yang sehat diantara anggota-anggota masyarakat
untuk mencapai prestasi yang tinggi demi kemajuan kelompoknya.
d. Dorongan kepada anggota yang berprestasi. Baik berupa piagam
penghargaan, maupun insentif, agar mereka terus berprestasi dan
berkarya.

Pada umumnya terdapat beberapa factor yang mendasari terjadinya


perubahan sosial, yaitu faktor yang bersumber dari dalam masyarakat
dan faktor yang bersumber dari luar masyarakat.
Faktor-faktor yang bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri,
antara lain :
a. Perubahan jumlah penduduk.
b. Penemuan baru.
c. Pertentangan sosial.

11
d. Pemberontakan.
Sedangkan faktor dari luar dapat disebabkan oleh :
a. Lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia
b. Faktor pengaruh kebudayaan dari luar
c. Masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam masyarakat

3. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial


Berlangsungnya proses perubahan sosial karena adanya faktor-
faktor pendorong dan faktor-faktor penghambat. Faktor-faktor
pendorong jalannya proses perubahan antara lain :
a. Kontak dengan kebudayaan lain
b. Kemajuan pendidikan
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
d. Sistem terbuka lapisan masyarakat
e. Penduduk yang heterogin
f. Ketidakpuasan masyarakat terhadap aspek-aspek kehidupan
g. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki
hidupnya.

Sedangkan faktor-faktor yang menghambat jalannya proses perubahan


antara lain :
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
c. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat.
e. Rasa takut akan terjadinya perubahan integrasi kebudayaannya.
f. Prasangka terhadap hal-hal baru/asing atau sikap tertutup.
g. Adat atau kebiasaan.
h. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
i. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya tidak dapat diperbaiki.

12
13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki
seseorang dalam masyarakatnya.
Cara memperoleh status :
a. Achieved status
b. Ascribed status
Peran sosial adalah peran yang dimainkan seseorang dalam lingkungan
sosialnya. Status dan peran adalah dua hal yang saling berkaitan. Status
menunjuk pada siapa orangnya, sedangkan peran menunjukkan apa yang
dilakukan oleh orang itu.
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di masyarakat, dan
telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, ini merupakan
tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, dkk. 2009. Pengembangan Pendidikan IPS SD . Bahan Ajar Cetak :


Departemen Pendidikan Nasional
ipsn20.blogspot.com/2009/02/status-dan-peran-sosial.html?m=1
luluvikar.wordpress.com/2010/12/05/status-sosial-dan-peranan-sosial/
Sawiji, dkk. 2004. Pengetahuan Sosial Geografi. Klaten : Agung Klaten
Taneo, Silvester Petrus, dkk. 2009. Kajian IPS SD. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional.

15

Anda mungkin juga menyukai