Anda di halaman 1dari 27

Ejaan Bahasa Indonesia

Ejaan
Penulisan Unsur Serapan Pemakaian Huruf
04 01

05
Tanda Baca
Penulisan Kata Penulisan huruf
03 02

2
PEMAKAIAN HURUF KAPITAL
1. Pangkat, jabatan, gelar, bila diikuti nama, menjadi kata ganti atau sapaan

Contoh:
 Para jenderal berkumpul di Jakarta.
 Tugas itu diberikan kepada Kapten Dani.
 Siapa namamu, Letnan?
 Dia telah menjadi bupati.
 Surat itu untuk Bupati Lampung Selatan.
 Dia telah meraih gelar dokter.
 Operasi itu dilakukan oleh Dokter Fariz.
 Terima kasih, Dokter.
2. Kata ganti yang menyatakan arti hubungan kerabat
bila menjadi kata ganti atau sapaan. Bapak, ibu,
saudara, adik, kakak, dsb.
Contoh:

➢ Siapa nama Saudara?


➢ Di mana rumah Bapak?
➢ Mengapa bapak Saudara tidak hadir?
➢ Apakah dia saudara Bapak?
3. Kata Ganti Tuhan
Contoh:
 Kita menyembah hanya kepada Yang Maha Esa.
 Tuhan itu mahakuasa.
 Tuhan Yang Mahaagung menciptakan alam semesta.
 Janganlah mencuri karena ada Yang Maha Mengetahui.
 Bertobatlah kepada-Nya karena Ia maha pengampun.

4. Singkatan nama lembaga


Contoh:
MPR ITB ITS ISI IKJ BI

Hankam Depdiknas Kemendikbud Bekraf Kemenhan


ITERA UNILA UNPAD
5. Istilah geografi yang diikuti nama diri: gunung, sungai, danau, teluk, pulau, dsb.
Contoh:
a. Kita akan mendaki Gunung Semeru.
b. Di mana gunung itu?

Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:

jeruk bali (Citrus maxima)


kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain
dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.

Contoh berikut bukan nama jenis.


Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.
Pemakaian Huruf Miring
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan koran yang dicantumkan dalam kalimat.
Contoh:
➢ Belilah majalah Budaya Jaya dan koran Pikiran Rakyat.

2. Menegaskan/mengkhususkan huruf, kata, atau kelompok kata.


Contoh :
➢ Kata ngeri dimulai dengan gabungan huruf ng.
➢ Buatlah kalimat dengan kata lepas landas.

3. Menuliskan kata/istilah asing.


➢ Weltanschaung diterjemahkan menjadi 'pandangan dunia'.

Huruf miring di atas dapat diganti dengan garis bawah.


Penulisan Kata & Unsur Serapan
1. Kata ulang
 Kata ulang dalam bahasa Indonesia ditulis lengkap, tidak boleh ditulis dengan angka
dua (2) kecuali untuk tulisan pribadi.
Contohnya : anak-anak, berbincang-bincang, buah-buahan, berkejar-kejaran, bolak-balik

Anda diwajibkan belajar mati-matian bila ingin maju.


*Anda diwajibkan belajar mati2an bila ingin maju.

2. Kata majemuk/kompositum
 Unsur-unsur kata majemuk harus ditulis secara berdiri sendiri
Contoh : lalu lintas, duta besar, persegi panjang, daya guna,
bebas tugas, tanggung jawab;

mendayagunakan, dibebastugaskan,
pertanggungjawaban, mempertanggungjawabkan.
3. Gabungan kata yang salah satu unsurnya berupa unsur
terikat.

Contoh :
a amoral nara narasumber
adi adikuasa non nonetnis
anti antikarat nir nirlogis
pasca pascasarjana antar antardaerah
pramu pramusaji bi bikarbonat
pra prajabatan ekstra ekstrakurikuler
purna purnawaktu infra infrastruktur
sub subsistem ko kosponsor
swa swakelola lir lirkaca
supra supranatural maha mahabijaksana
tele telesinema makro makrokosmos
tuna tunasusila mono monolingual
multi multisistem ultra ultramodern
4. Bentuk di, dan ke
Dalam bahasa Indonesia bentuk di- dan ke- ada dua, sebagai
a. kata depan
b. awalan

Bagaimana cara membedakan dan menuliskannya?


imbuhan di dan ke
ditulis >< menulis dilakukan >< melakukan
Dipukul >< memukul diperas >< memeras
diindonesiakan>< mengindonesiakan
keinggris-inggrisan

Kata depan → menyatakan ‘tempat’, ‘benda’;


menjadi jawaban atas pertanyaan di mana atau ke mana
ke Inggris di kebun di kelas
ke dalam ke atas di kanan di kiri
ke samping ke kelas di samping di antara
ke luar Keluar?
keluar >< masuk ke luar >< ke dalam
Catatan
 Di & ke yang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya jika kata-
kata itu dapat dideretkan dengan kata yang didahului kata di & dari
ke luar di luar dari luar
ke dalam di dalam dari dalam

 ke pada kemari walaupun menunjukkan arah harus ditulis serangkai


karena tidak dapat dideretkan
ke mari di mari (?) dari mari (?)
5. per dan pun
 Per - ditulis serangkai, bila menyatakan bilangan pecahan/sebagai awalan/bagian dari
gabungan imbuhan
Contoh :
dua pertiga
pertama
Permukiman

 Per ditulis tidak serangkai, bila menyatakan makna ‘mulai’, ‘demi’, ‘tiap’
Contoh : satu per satu (mengandung arti demi)
per bulan (mengandung arti tiap)
per maret (mengandung arti mulai)
 Pun ditulis serangkai bila sudah merupakan satu kesatuan
walaupun maupun andaipun ataupun
bagaimanapun meskipun sungguhpun kendatipun
biarpun kalaupun sekalipun

 Pun ditulis terpisah, bila pun berpadanan dengan kata juga/saja


Contoh :
dia pun berdiri pun
itu pun sekali pun
6. Penulisan Angka/ Bilangan
 Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka
- angka Arab 1,2,3,4,5,6, . . . .
- angka Romawi I, II, III, IV, V, . . . .
 Angka arab dan romawi dapat digunakan secara berkombinasi/bergantian
dalam pernyataan bilangan tingkat
Contoh :
bentuk benar bentuk salah
abad XXI abad ke XXI
abad ke-21 abad ke-XXI
lantai II abad 21
lantai ke-2 abad ke 21
lantai kedua lantai ke II
Unsur Serapan dari Bahasa Arab
asas, tidak sah, syah = raja, saraf,
ahli, rahmat, akhlak, akhirat,
Izin azan lezat paham
Pikir pasal pihak fakir
makhluk, khidmat, khatulistiwa, fitrah,
faedah, fatwa, masyarakat syarat,
musyawarah, masyhur, doa,
Jumat, ijazah, jenazah, jadwal,
alhamdulillah, insyaallah,

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


 ass. wr. wb. bukan a.w.w.
 Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu
 Minggu ? dari Santo Domingo = Minggu yang suci
Dari Bahasa Barat
sistem, kualitas, kuantitas, akuarium,
kuintal, kuitansi, ekuivalen, konsekuen,
frekuensi, aktif, aktivitas, produktif,
produktivitas, standar, standardisasi, energi,
manajemen, manajer, pasien, toilet,
apotek, apoteker, praktik, praktikum,
protein, survei, survey surveyor
esai, persen, persentase, presentasi
provinsi, telepon, Februari, November,
hierarki, kuesioner, kromosom, metode
analisis, hipotesis, tradisional, struktural,
formal, moral, sanksi-sangsi,
bank-bang, desain, ekstrem
16
Pemakaian Tanda Baca
I. Koma
A. Kalimat Rincian

Contoh:
1. Alat-alat yang dipersiapkan adalah kertas, pensil, dan penggaris.
2. Kami memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Kami memerlukan kursi, meja, dan sebagainya.
---→ . . . , . . . , dan/serta . . . .
---→ . . . , . . . , ataupun . . . .

17
koma
B. Kalimat majemuk

Kalimat majemuk setara


Contoh:
Komputer penting sekali, tetapi harganya mahal.
Konjungsi intrakalimat
melainkan sedangkan padahal seperti
kecuali misalnya antara lain

Kalimat majemuk bertingkat


1. Walaupun cuaca buruk, pesawat itu berangkat juga.
Pesawat itu berangkat juga walaupun cuaca buruk.

18
koma

Konjungsi intrakalimat penanda anak kalimat (anak kalimatnya di awal


kalimat)

meskipun jika
agar supaya
sebab sungguhpun
apabila kalau
biarpun karena
sebelum sesudah
ketika

19
Koma
konjungsi antarkalimat
Kerusuhan menjadi-jadi. Oleh sebab itu, ....
Dengan demikian, Namun,
Jadi, Pertama,
Selanjutnya, Kemudian,
Akan tetapi, Walaupun demikian
(bukan namun demikian),
Meskipun demikian, Sehubungan dengan itu,
Lagi pula, Meskipun begitu,
Selain itu, Sebaliknya,
Misalnya, Dalam pada itu,
Sebenarnya, Sebagai simpulan

*Sehingga . . . . (salah)
koma
Keterangan Tambahan
1. Megawati Soekarno Putri, presiden pertama wanita Indonesia, bekerja dengan sangat hati-
hati.
2. Dataran rendah, termasuk Jakarta, beriklim panas.
--→ . . . , aposisi , . . . .
. . . -- . . . -- . . . .
. . . (. . .) . . . .
Rangkaian temuan ini – evolusi teori kenisbian dan pembelahan atom – telah mengubah
konsepsi kita tentang alam semesta.
Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus perkembangan pasaran dalam negeri.

21
koma
Keterangan pada awal kalimat
1. Atas bantuan Bapak, saya ucapkan terima kasih.
2. Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, diperlukan sikap yang sungguh-
sungguh.
--→ keterangan, . . . .
Memisahkan nama dan gelar
Dr. Fariz Brioputra Ismail, M.Sc.

22
II. Titik Koma
1. Kami berdiskusi di ruang II; mereka kuliah di ruang I.
2. Malam makin larut; pekerjaan belum selesai.
---→ pengganti kata sambung (tetapi, melainkan, dan)

III. Titik Dua


1. Kami memerlukan perlengkapan kantor: kursi, meja,
dan lemari.
Kami memerlukan kursi, meja, dan lemari.
2. ".................." (Gunawan, 1989: 45)
3. ".................." (Al-Baqarah: 65)
4. Faktor-faktor itu sebagai berikut :
a. motivasi orang yang bersangkutan;
b. situasi lingkungan;
c. sarana yang tersedia.
23
IV. Tanda Petik Ganda

Contoh:
1. "Kami tidak setuju." kata mereka.
2. Bacalah sajak "Aku" karangan Chairil Anwar.
3. Mereka harus membaca artikel "Rumah Kaca".
4. Bacalah bab "Penentuan Sampel" dari buku
Statistik.
5. Penjahat itu telah "diabadikan".

24
V. Tanda Hubung

1. kata ulang → berbantah-bantahan


2. memperjelas istilah → ber-evolusi, be-revolusi
3. menghilangkan ambigu
tiga puluh empat-perlima, (30 4/5)
tiga-puluh-empat perlima (34/5)
dua puluh lima-ribuan (20 x 5000)
dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25.000)
Mesin potong-tangan/mesin-potong tangan (mesin untuk memotong tangan)

4. Kombinasi angka dan huruf → tahun 50-an, ke-50.


5. Unsur terikat dan kata yang diawali huruf kapital → se-Indonesia
6. Unsur Indonesia dan istilah asing → di-tackle
VI. Tanda Kurung

1. Bagian Perencanaan telah menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
2. Keterangan itu (lihat Tabel XII) menunjukkan
perkembangan arus lintas di kota Bandung.
3. Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam,
(b) tenaga kerja, dan (c) modal.

VII. Tanda Pisah


1. Bandung—Jakarta
2. Barang-barang itu—kursi, lemari, meja, dll. diangkut hari itu juga.
26
Contoh pemakaian tanda baca
1. Daftar pustaka
Contoh :
Effendi, S. (ed.). 1999. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: PT
Gramedia.
Hadiwidjojo, Purbo. M.M. Menyusun Laporan Teknik. Bandung: ITB. 1998.
2. Catatan Kaki
Contoh :
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang
(Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.

Anda mungkin juga menyukai