Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENERAPAN ANALISIS RUANG ( PONT ,HOWES, KESLING)

Kelompok 5

1. FITRI J011171014
2. NURUL KHAERANI SAHAR J011171015
3. NURMILAH J011171016
4. ANGGRAENI INDANG J011171317
5. PUPUT NURUL FADILA J011171318
6. ANITA BIDA J011171319
7. ANDI NURAZIZAH ALMAIDAH AR J011171320
8. DIESYAHWATI MELANIA SUTARSA J011171517
9. AGIL MALINDA J011171518
10. NURFADHILLAH SALEH J011171519
11. ANDI MUHAMMAD DZAKY HANIFAN J011171520
12. IMBA MILKA J011171701

Dosen Pembimbing : drg. Zilal Islamy Paramma, Sp. Ort

BLOK STOMATOGNATI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penulis dapa menyelesaikan makalah ini.

Makalah yang berjudul “Penerapan analisis ruang (pont,howes,kesling) ” ini disusun dalam
rangka mengikuti Blok Stomatognatik . Disadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tim
penulis banyak menemukan kendala-kendala, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang membantu terciptanya makalah ini.

“Tak ada gading yang tak retak”, oleh karenanya kami mohon maaf apabila terdapat
kekeliruan dalam makalah ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi
penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Makassar, 14 Februari 2020

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

1
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 3

1.2 Tujuan .............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 6

3.1 Analisis Howes ................................................................................. 6

3.2 Analisis Pont ..................................................................................... 7

3.3 Analisis Kesling...................................................................................8

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 12

4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 12

4.2 Saran ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis model studi merupakan salah satu sumber informasi penting untuk menentukan
diagnosis ortodonti. Diagnosis yang menyeluruh akan menentukan kelengkapan rencana
perawatan. Rencana perawatan yang lengkap dan akurat akan menetukan keberhasilan
pereawatan. Selain menggunakan model studi, analisis juga menggunakan alat bantu
lain, seperti alat bantu ukur, gambaran radiografis dan tabel perkiraan. Analisis dapat
dilakukan secara manual maupun menggunakan sistem komputerisasi, dengan kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Ada berbagai analisis yang dapat digunakan, namun
analisis mana yang akan dipilih sangat bergantung pada kasus. Macam-macam analisis
pada geligi tetap antara lain untuk melihat hubungan geligi atas dan bawah, kesimetrisan
lengkung gigi dalam arah sagital dan transversal, dan analisis untuk melihat perbedaan
ukuran antara lengkung gigi dengan rahang antara lain Nance, Lundstrom, Bolton,
Howes, Pont, dan diagnostic setup. Analisis untuk geligi campuran antara lain analisis
gambaran radiografis, Moyers, dan Tanaka-Johnston. Keakuratan analisis bergantung
pada hasil cetakan model studi, alat-alat bantu yang digunakan saat pengukuran,
penguasaan teknik analisis, dan pemilihan teknik analisis yang tepat untuk setiap kasus.
Beberapa hasil analisis dapat dibuat dan digunakan secara bersamaan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun rencana perawatan.

Karena analisa indeks Howes, pont, kesling merupakan metode yang digunakan sebagai
metode amalisis untuk gigi permanen, maka dalam makalah ini saya akan membahas
mengenai analisis ruang howes, pont dan kesling dalam bidang orthodonti lebih
mendalam.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui hubungan antara analisis ruang dan maloklusi !

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi analisis ruang1

Analisis ruang adalah proses yang memungkinkan estimasi ruang diperlukan di setiap
lengkungan untuk memenuhi tujuan perawatan. Meski tidak tepat sains, itu memungkinkan
pendekatan disiplin untuk diagnosis dan perawatan perencanaan, terutama untuk dokter yang
lebih berpengalaman. Ini juga bias membantu menentukan apakah tujuan pengobatan layak,
juga membantu perencanaan mekanika perawatan dan penjangkaran kontrol.

Perencanaan ruang dilakukan dalam dua fase yaitu , fase pertama adalah menentukan
ruang yang dibutuhkan dan yang kedua menghitung jumlah ruang yang akan dibuat selama
perawatan. Ini termasuk menciptakan ruang untuk setiap prostesis yang direncanakan. Harus
ditekankan bahwa analisis ruang hanya dapat bertindak sebagai panduan, meskipun yang
bermanfaat, karena banyak aspek ortodontik tidak dapat secara akurat diprediksi, seperti
pertumbuhan, respons biologis individu pasien, dan kepatuhan pasien. Ini harus digunakan
bersama dengan yang lain informasi yang dikumpulkan dari sejarah, pemeriksaan, dan
catatan.

Namun, bantu pendekatan disiplin untuk perencanaan perawatan, khususnya untuk


dokter yang lebih tidak berpengalaman, atau dalam kasus yang kompleks. Sebelum
melakukan analisis ruang, tujuan perawatan harus ditentukan karena ini akan mempengaruhi
jumlah ruang yang dibutuhkan atau dibuat Contoh analisis ruang yang digunakan dalam
perencanaan perawatan .

Menghitung kebutuhan ruang Diperlukan ruang untuk memperbaiki hal-hal berikut:

 Berkerumun.
 Perubahan anteroposterior gigi seri(biasanya bertujuan untuk mencapai yang normal
overjet 2mm
 Leveling dari kurva oklusal (meratakan kurva Spee)
 Kontraksi lengkung (ekspansi akan menciptakan ruang)
 Koreksi angulasi gigi seri atas (ujung mesiodistal)
 Koreksi kecenderungan gigi seri atas (torsi)

4
Persyaratan ruang untuk memperbaiki angulasi dan kecenderungan gigi seri biasanya
minimal. Namun, aspek-aspek lain dibahas secara singkat di bawah ini.

Menciptakan ruang Jumlah ruang yang akan dibuat selama perawatan juga bias dinilai.
Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan ruang yang dibutuhkan dengan ruang yang dibuat.
Ruang dapat dibuat oleh satu atau lebih dari yang berikut:

a. Ekstraksi
b. Gerakan distal molar
c. Pengurangan interproksimal
d. Ekspansi
e. Proklinasi gigi seri
f. Kombinasi dari salah satu atau semua hal diatas

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Howes2


Perawatan dengan gigi tiruan lengkap jenis konvensional lepasan dari bahan
akrilik. Karena pertimbangan menggunakan implant pada penderita diabetes menjadi
kontraindikasi akibat proses penyembuhan pada pasien DM menghasilkan lebih sedikit
pembentukan tulang dan sedikit implan tulang kontak, dan bisa membuat implant
kurang tahan terhadap micromovement dan lebih rentan terhadap kegagalan.
Overdenture merupakan salah satu alternatif perawatan sederhana yang membantu
mengatasi beberapa masalah yang dihadapi pada penggunaan gigi tiruan lengkap dan
merupakan upaya paling akhir agar pasien tidak kehilangan gigi, dengan demikian
mempertahanlan fungsi kunyah dan mencegah resorpsi tulang alveolar.Overdenture
adalah gigi tiruan sebagia atau lengkap lepasan yang menutupi dan bersandar pada satu
atau lebih gigi natural, akar gigi, dan/atau dental implants.
Manifestasi oral dari penderita DM sangat mempengaruhi dalam menentukan
rencana perawatan.manifestasi DM seperti xerostomia, dimana saliva berkurang yang
juga ikut berperan dalam pelembab mukosa, menjaga resiliensi mukosa, dan
retensi gigi tiruan, makan dokter gigi dapat memberikan terapi simptomatik seperti
terapi cairan, oral tissue moisturizer (topical E vitamin, topical lanolin), gel
oral rinse, artificial saliva (mucin, cerboxy-methil-cellulosa).
TTM yang besar dapat mempengaruhi angka persentasi PMBAW yakni angka
persentasi PMBAW cenderung kecil. Angka TTM yang kecil dapat menimbulkan
angka PMBAW menjadi besar. Hal ini ditunjukkan dari perumusan
persentasi PMBAW bahwa TTM berfungsi sebagai penyebut atau pembagi, sehingga
jika TTM besar maka dapat memicu terjadinya distraksi dan jika TTM kecil maka dapat
memicu terjadinya kontraksi.
Menurut Howes, apabila persentasi PMBAW kurang dari 37% hal ini menunjukkan
distraksi sehingga pasien disarankan untuk diekstraksi. Jika persentasi PMBAW sekitar
37%-44% maka ini adalah kasus yang meragukan sehingga perlu ditinjau untuk
mempertimbangkan berbagai hal. Hal-hal yang menjadi pertimbangan yaitu
jika PMBAW> PMD maka ini menunjukkan bahwa pasien mengalami kontraksi
sehingga disarankan untuk melakukan ekspansi di regio premolar. Suatu
keadaan PMBAW< PMD maka ini menunjukkan bahwa pasien mengalami distraksi

6
sehingga disarankan untuk melakukan ekstraksi gigi. Pada persentasi PMBAW lebih
dari 44% ini menunjukkan kontraksi sehingga disarankan untuk melakukan ekspansi.

3.2 Analisis Pont 3,4,5

Pada tahun 1909 dirancang indeks pont yang merupakan metode penentuan lebar
lengkung ideal berdasarkan lebar mahkota mesiodistal gigi seri rahang atas. pont
menyarankan bahwa rasio lebar gabungan gigi seri, dengan lebar lengkung melintang, yang
diukur dari pusat permukaan oklusal gigi idealnya 0,8 di daerah premolar pertama dan 0,64 di
daerah molar pertama. pont's index adalah indeks ekspansi rahang atas. Indeks ekspansi
maksila membantu dokter dalam memperkirakan berapa banyak ekspansi maksila yang
dibutuhkan untuk menghilangkan crow.

Analisis Pont merupakan sebuah metode untuk menentukan lebar lengkung ideal
berdasarkan lebar mesio distal keempat gigi insisif rahangatas.Berdasarkan analisis pont
jumlah diameter mesio-distal gigi insisif rahang atas mempunyai hubungan terhadap lebar
lengkung gigi. Ukuran gigi –gigi insisif sentral dan lateral yang lebar membutuhkan lengkung
yang besar pula untuk membentuk susunan gigi yang normal.4,6 Indeks Pont diperoleh
melalui cara: Indeks Premolar = jumlah mesio distal keempat insisivusmaksila x 100
Jarak interpremolar Indeks Molar = jumlah mesio distal keempat insisivusmaksila x 100
Jarak intermolar

Lebar mesiodistal gigi seri rahang atas diukur dan ditambahkan. ini dilambangkan
sebagai jumlah gigi seri (SI). Lebar lengkungan di daerah premolar diukur dari titik terdalam
pada fisura transversal dari premolar pertama kesisi lain. lebar lengkungan di daerah molar
diukur dari titik perpotongan celah transversal dengan celah bukal molar permanen pertama
kesisi lain. untuk mendapatkan lengkungan lebar di wilayah premolar adalah SI / 80 x 100.
Jika nilai yang diukur lebih kecil dari nilai yang dihitung, ini menunjukkan perlunya
ekspansi. untuk mendapatkan lebar lengkung yang diharapkan di wilayah molar adalah SI /
64 x100. jika nilai yang diukur lebih kecil dari nilai yang dihitung, ini menunjukkan perlunya
ekspansi.

7
Gambar : lebar lengkung rahang atas. A. ( interpremolar ) : titik terdalam dari pit
distal gigi P1 . B ( intermolar ) : titik terdalam pit mesial gigi M1 .

3.3 Analisis Kesling 3,4


Metode Kesling(diagnostic set-up model) adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengetahui ruang yang diperlukan dari sebuah lengkung rahang, dengan cara
memisahkan gigi-gigi tersebut kemudian disusun kembali pada lengkung asalnya, baik
rahang bawah maupun rahang atas dalam bentuk lengkung yang dikehendaki sesuai posisi
aksisnya.

8
Prosedur metode Kesling adalah sebagai berikut :

1. Siapkan model RA dan RB pasien. Model studi harus memperlihatkan jaringan


pendukung dan kedalaman sulkus (Gambar 1).
2. Pasang di okludator
3. Tandai masing-masing gigi menggunakan pensil (Gambar 2).
4. Gigi pada model dipotong secara horizontal hingga 3 mm dibawah gingiva margin
menggunakan Fretsaw blade / gergaji (Gambar 3)semuagigidipotongkecualigigi molar
dua dan molar tiga, lalu gigi disusun dengan menggunakan malam merah dimulai dari
I1 bawah (Gambar 4).
5. Perhatikan angulasi, overjet, dan overbite
6. Kekurangan ruang dihitung apabila kekurangannya lebih dari 1⁄2 lebar P1 maka
dilakukan pencabutan, namun apabila kekurangan ruang kurang dari 1⁄2 lebar P1
maka dilakukan ekspansi.

Gambar 1: Model studi awal

Gambar 2 : Gigi yang telah dipotong

9
diberi tanda dengan menggunakan pensil

Gambar 3: Masing-masing gigi dipotong

dengan menggunakan tang potong atau gergaji

Gambar 4: Gigi disusun dalam lengkung

ideal dengan menggunakan malam merah

10
Gambar 5: Diagnostic set-up model

Gambar 6 : perbandingan model diagnostic set-up

dengan model studi sebelum perawatan.

11
BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Little wood SJ. Mitchell L. An introduction to orthodontics 5th Ed . Oxford United


Kingdom : Oxford .2019.p.11-16,105 .
2. Chairunnisa, Wibowo D, Helmi Zairin N. Gambaran kontraksi distraksi pada lengkung
gigi dan lengkung basar secara metode howes. J Dent Ked GI. Maret 2016;1(1):60-61
3. Abraham B, Mhatre K, Patni V. Diagnostic set-up: simplyaccurate. The J
ofIndianOrthodSoc. 2010;44(4):138-41
4. Prekummar S. Textbook of orthodontics. New Delhi : Elsevier. 2015. Pp.249-50
5. Ellih, Latif DS . Analysis model for orthodontics treatment . Proceeding Bandung
Dentistry . 2016;1(1):330-8.

13

Anda mungkin juga menyukai