Kasus Peny. Hati
Kasus Peny. Hati
Kasus 1
Seorang remaja putri kelas 1 SMP,umur 11 tahun, TB= 137 cm, BB= 29 kg. Masuk rumah
sakit dengan keadaan demam ( Suhu 39 oC), Sebelumnya mual –mual dan muntah, rasa nek
dan sakit pada perut kanan atas sejak 5 hari yang lalu, muka terlihat pucat. Hasil
pemeriksaan fisik dan klinis ditemukan ikterus/jaundice pada sklera mata dan kukunya.
Ibunya menyatakan tidak mengetahui anaknya bisa sakit seperti itu karena sebelumnya
tidak ada keluhan apapun.
Hasil pemeriksaan Tensi 100/70 mmHg, nadi 90 X/menit , respirasi 30 x/menit ,oedem (-) .
Seorang Bapak pekerjaan petani umur 48 tahun , TB= 166 cm, BB= 55 kg. Dirawat di
rumah sakit karena mengalami perdarahan saluran cerna ( hematemesis) . Perdarahan
dialami sejak tiga hari yang lalu dalam jumlah sedikit, tetapi bertambah parah menjelang
di bawa ke rumah sakit. Setelah dilakukan tindakan medis, hematemesis sudah bisa diatasi.
Saat ini kondisi pasien masih agak lemah, terasa mual dan hanya bisa bergerak disekitar
tempat tidur karena merasa cepat lelah.
Hasil pemeriksaan fisik dan klinis ditemukan pembesaran perut karena timbunan cairan /
asites (+) tingkat ringan, oedem pada kedua , tensi 1110/70 mmHg, Nadi 76 x/menit, suhu
tubuh, 36,5 oC. Penderita menyatakan sering diare yang berbusa walapun tidak setiap hari.
Ditemukan spider naevi disekitar dada dan punggung. Penderita juga menyatakan merasa
cepat capek sejak 6 bulan lalu walaupun masih bisa bekerja ke sawah. Tetapi sejak sebulan
lalu tidak bisa bekerja lagi .
Hasil pemeriksaan lab menunjukkan : Hb= 8,6 mg/dl, Albumin 2,9 mg/dl, Bil total = 5.1 mg/dl,
Bil direk = 3,3 mg. AST = 85 U/l, Alt = 94 U/l,
Catatan
Perhitungan kebutuhan ( energi gunakan Rumus Harris Benedict)
Pasien yang status Gizi Normal pakai BB Ideal /BB nyata
Pasien dengan keadaan gizi kurang gunakan BB nyata/ BB kering.
Setiap orang kelompok mengerjakan 1 kasus ( tugas dibuat kelompok), no ganjil
kasus 1 dan no genap kasus 2.
Tugas dikumpulkan pada kuliah berikutnya.
Hasil pemeriksaan laboratorium Bilirubin total 4,2 mg/dl ( o,3 – 1mg/dl) Biriubin direk 3,3
mg/dl (N= 0,4) , AST = 65 U/l ( N<37) ALT = 89 U/l ( N= <42 ) . Leukosit 12.000/ml ( N=
5-10 rb) , Hb = 12 mg/dl( N= 12-14) , kolesterol = 240 mg/dl( N=<200 ) , Hasil pemeriksaan
fisik dan klinis saat ini ditemukan suhu tubuh 37,5 oC, nadi 88 x/mnt, tensi 120/80 mmHg.
Nyeri tekan masih dirasakan, kuning sekitar sklera mata , kadang diare berbuih dengan warna
agak kehijauan Hasil pemeriksaan Radiopak dan USG ditemukan adanya batu pada saluran
empedu.
Kasus punya riwayat suka makanan jeroan ( gule dan soto), makanan yang digoreng, suka
mengemil terutama kripik, krupuk usus. Sudah diingatkan anaknya makanan tersebut kurang
baik , tapi dia tetap mengkonsumsinya. Frekuensi makan 3-4 x sehari. Kegiatan di rumah
tidak banyak karena ada pembantu, Nonton tv dan berkebun. Tidak suka berolah raga
Lakukan penalaksanaan diet yang tepat bagi penderita tersebut. Susun menu sehari. Penderita
dirawat di ruang di kelas I RS dengan biaya makan Rp,45.000/hari.
Kasus 2
Seorang wanita berumur 45 tahun, BB= 74 kg, TB= 152 cm, pekerjaan pedagang, masuk
rumah sakit dengan keadaan demam (38,5oC) merasakan nyeri hebat pada perut bagian atas
dan perut terasa kaku. Mual dan muntah sehari sebelum MRS disertai dengan diare berbusa
dan berwarna agak kehijauan. Sakit ini secara tiba-tiba dialami ketika makan setelah makanan
gorengan .
Penderita merasakan keluhan ini sejak 1 bulan yang lalu yang hilang muncul dan
sudah memeriksakan diri ke dokter. Diagnosa sementara Dokter adalah suspec batu
empedu.
Hasil pemeriksaan fisik dan klinis ditemukan, nadi 88 x/mnt, tensi 120/80 mmHg.
Nyeri tekan masih dirasakan, kuning sekitar sklera mata dan kuku jari , diare
berbuih dengan warna agak kehijauan
Hasil pemeriksaan laboratorium : Bilirubin total 5,2 mg/dl, AST = 71 U/l, ALT = 68
U/l. Leukosit 12.000/ml, LED 18 mm, Hb = 11,5 mg/dl.
Hasil pemeriksaan Radiopak dan USG ditemukan adanya batu pada kantung
empedunya
Dari hasil anamneses, kasus punya riwayat suka makanan berlemak seperti ,
makanan yang digoreng, krupuk, tidak suka makanan dalam jumlah banyak
kurang menyukai buah , Frekuensi makan 2-3 kali sehari.
Tidak suka dan tidak pernah berolah raga
Lakukan penalaksanaan diet yang tepat bagi penderita tersebut. Susun menu sehari.
Penderita dirawat di ruang VIP B RS sanglah Denpasar.