Anda di halaman 1dari 11

Adjeng Yalastri Atha Nafilah

03411640000038
Geofisika Pertambangan
Tugas-01
I. Tipe Endapan Mineral
II. Teknik Eksplorasi
III. Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral

I. Tipe Endapan Mineral


Endapan mineral (Ore Deposit) adalah batuan yang mengandung satu atau lebih mineral logam (metallic
mineral) yang akan memiliki nilai ekonomis jika ditambang dinamakan Ore Mineral atau mineral bijih.
Suatu endapan dikatakan bijih sebenarnya dilihat dari nilai ekonomisnya, bila harga pengolahan dan harga
pasaran berfluktuasi, suatu saat endapan mineral dikatakan sebagai bijih dan di saat lain bukan lagi. Suatu
endapan mineral akan terbentuk oleh serangkaian proses yang mengubah kondisi suatu batuan menjadi
suatu endapan dengan kandungan mineral bijih yang disebut proses ubahan (alteration). Secara Genetik,
endapan mineral dibagi menjadi endapan yang disebabkan oleh proses magmatik, proses hidrotermal,
proses metamorfisme, serta proses-proses dipermukaan. Proses pembentukan bijih logam secara umum
dapat di bagi menjadi empat kelompak, yaitu proses magmatik, proses hidrotermal, proses metamorfik dan
proses permukaasn (disarikan dari Hutchison, 1983, Evans 1993)
a. Proses Magmatik
Mineral-mineral bijih seperti magnetit, ilmenit, kromit terbentuk pada fase awal diferensiasi
magma, bersamaan dengan pembentukan mineral olivine, piroksen, Ca-Plagioklas. Semua mineral
bijih yang terbentuk pada fase ini disebut sebagai endapan magmatik. Beberapa proses pada fase
magmatisme diantaranya meliputi:
• Proses kristalisasi (diseminasi), intan (C ) pada kimberlit
• Proses segregasi (kumulat, gravity settling): kromit (Cr), magnetit (Fe), platinum (Pt)
• Liquid immiscibility : : Cu-Ni sulfide, Fe-Ti Oksida d. Pegmatik : Fe, Sn
Di Indonesia endapan-endapan bijih yang disebabkan oleh proses magmatik, sampai sekarang
belum menunjukksan nilai ekonomi yang signifikan. Konsentrasi bijih besi (Fe) atau nikel (Ni)
lebih disebabkasn oleh proses pelapukan, baik kimiawi maupun fisik, membentuk endapan
residusal atau placer.
b. Proses Hidrotermal
Sistem hidrotermal dapat didifinisikan sebagai sirkulasi fluida panas (50° sampai >500°C), secara
lateral dan vertikal pada temperatur dan tekanan yang bervarisasi, di bawah permukaan bumi
(Pirajno, 1992). Sistem ini mengandung dua komponen utama, yaitu sumber panas dan fase fluida.
Sirkulasi fluida hidrotermal menyebabkan himpunan mineral pada batuan dinding menjadi tidak
stabil, dan cenderung menyesuasikan kesetimbangan baru dengan membentuk himpunan mineral
yang sesuasi dengan kondisi yang baru, yang dikenal sebagai alterasi (ubahan) hidrotermal.
Endapan bijih hidrotermal terbentuk karena sirkulasi fluida hidrotermal yang melindi (leaching),
menstranport, dan mengendapkan mineral-mineral baru sebagai respon terhadap perubahan kondisi
fisik maupun kimiawi (Pirajno, 1992). Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan yang
dilewatinya (batuan dinding), akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral primer menjadi
mineral ubahan ( alteration minerals). Endapan hidrotermal dapat dibagai menjadi beberapa
kelompak, yaitu:
i. Berhubungan dengan batuan beku
• Porfiri : Cu, Au, Mo . Contoh di Grasberg, Batuhijau
Adjeng Yalastri Atha Nafilah
03411640000038
Geofisika Pertambangan
Tugas-01
• Skarn : Cu,Au,Fe. Contoh Ertzberg complex
• Greisen : Sn, W. Contoh di P.Bangka
• Epitermal (low and high sulphidation type, Carlyn type) : Au, Cu, Ag, Pb. (Contoh di
Pongkor, M.Muro)
• Massive Sulphide Volcanogenic : Au, Pb, Zn. Contoh Wetar

ii. Tidak berhubungan dengan batuan beku


• Lateral secretion (Missisippi valley type) : Au,Pb,Zn

Gambar 1. 1 Diagram proses magmatisme-hidrotermal-vulkanisme, kaitannya dengan mineralisasi bijih logam

c. Proses metamorfisme-hidrotermal
Suatu tubuh batuan yang diterobos magma (batuan beku) umumnya akan mengalami
rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, penggantian ( replacement ), pada bagian kontaknya.
Perubahan ini disebabkan oleh adanya panas dan fluida yang berasal dari aktifitas magma tersebut.
Istilah metamorfosa kontak dan metasomatosa kontak sangat terkait dengan proses-proses di atas.
Metamorfosa dan metasomatosa kontak yang melibatkan batuan samping terutama batuan
karbonat seringkali menghasilkan skarn dan endapan skarn. Dalam proses ini berbagai macam
fluida seperti magmatik, metamorfik, serta meteorik ikut terlibat. Fluida yang mengandung bijih
ini sering tercebak dan terakumulasi antara tubuh pluton dan sesar-sesar disekitar pluton dengan
batuan disekitarnya. Walaupun sebagian besar skarn ditemukan pada batuan karbonat, tetapi juga
dapat terbentuk pada jenis batuan lainnya, seperti serpih, batupasir maupun batuan beku.
Adjeng Yalastri Atha Nafilah
03411640000038
Geofisika Pertambangan
Tugas-01
• Kontak pirometasomatik (skarn): Cu, Au, Fe
• Metamorfosa menyebabkan bijih terkonsentrasi : Au
Kata "skarn" pertama kali digunakan di pertambangan Swedia untuk sebuah material
gangue kalk-silikat yang kaya akan bijih-Fe dan endapan-endapan sulfida terutama yang telah
mereplace kalsit dan dolomit pada batuan karbonat. Klasifikasi skarn pada umumnya banyak
mempertimbangkan tipe batuan dan asosiasi mineral dari batuan yang di-replace.. Pengertian endo-
skarn dan exoskarn mengacu pada skarnifikasi batuan beku dan batugamping yang terkait.
Endoskarn adalah proses skarnifikasi yang terjadi pada batuan beku, sedangkan exoskarn adalah
skarnifikasi pada batugampiong sekitar batuan beku. Pada kenyataannya sebagian besar bijih skarn
hadir sebagai exo-skarn.

d. Proses-proses di permukaan
Endapan permukaan merupakan endapan-endapan bijih yang terbentuk relatif di
permukaan, yang dipengaruhi oleh pelapukan dan pergerakan air tanah. Telah dikenal secara luas,
bahwa endapan (sedimen} permukaan dibagi menjadi endapan alohton (allochthonous) dan
endapan autohton (autochthonous). Endapan alohton merupakan endapan yang ditransport dari
tempat lain (dari luar lingkungan pengendapan), sedangkan endapan autohton adalah endapan yang
terbentuk secara insitu.
Endapan alohton yang terkait dengan bijih atau secara ekonomi sering disebut sebagai
endapan placer . Sedangkan endapan autohton yang terkait dengan bijih biasa dikenal sebagai
endapan residual dan endapan presipitasi kimia atau evaporasi . Sedangkan pengkayaan supergen
(supergen enrichment) walaupun tidak terbentuk di dekat permukaan, tetapi pembentukannnya
terkait dengan proses-proses di permukaan
Adjeng Yalastri Atha Nafilah
03411640000038
Geofisika Pertambangan
Tugas-01

II. Teknik Eksplorasi


Industri pertambangan menjadi hal yang sangat unik dan membutuhkan usaha yang lebih untuk
dapat menghasilkan sesuatu yang positif dan menguntungkan. Banyaknya disiplin ilmu dan
teknologi yang terlibat di dalam industri ini mulai dari geologi, eksplorasi, pertambangan,
metalurgi, mekanik dan elektrik, lingkungan, ekonomi, hukum, manajemen, keuangan, sosial
budaya, dan komunikasi, sehingga menjadikan industri ini cukup kompleks. Karena yang menjadi
dasar dalam perencanaan aktivitas pada industri pertambangan adalah tingkat kepastian dari
penyebaran endapan, geometri badan bijih (endapan), jumlah cadangan, serta kualitas, maka
peranan ilmu eksplorasi menjadi hal yang sangat penting sebagai awal dari seluruh rangkaian perke
jaan dalam industn pertam bangan. Agar kegiatan eksplorasi dapat terencana, terprogram, dan
efisien, maka dibutuhkan pengelolaan kegiatan eksplorasi yang baik dan terstruktur.

Secara umum, dalam industri pertambangan kegiatan eksplorasi ditujukan sebagai berikut :
• mencari dan menemukan cadangan bahan galian baru
• mengendalikan (menambah) pengembalian investasi yang ditanam, sehingga pada suatu
saat dapat memberikan keuntungan yang ekonomis (layak),
• mengendalikan (penambahanlpengurangan) jumlah cadangan, dimana cadangan
merupakan dasar dari aktivitas penambangan,
• mengendalikan atau memenuhi kebutuhan pasar atau industri,
• diversifikasi sumberdaya alam, mengontrol sumber-sumber bahan baku sehingga dapat
berkompetisi dalam persaingan pasar
Proses eksplorasi mempunyai hubungan yang erat dengan keadaan dan perilaku suatu endapan
bahan galian, yaitu proses un tuk mengetahui bagaimana suatu endapan terbentuk (terakumulasi),
bagaimana penyebaran dan bentuk (geometri) endapan tersebut di alam, berapa banyak endapan
tersebut yang dapat diambll, serta bagaimana tingkat (nilai) keekonomian endapan tersebut. Konsep
cebakan suatu endapan di kerak bumi dapat disederhanakan menjadi tiga faktor utama, yaitu:

• adanya sumber (source), merupakan asal dari unsur-unsur logam/bahan lainnya


• adanya proses perpindahan (migration/transportation), proses perpindahan
(transportasi) logam-logam bahan lainnya dari sumbemya (source)
• adanya tempat wadah perangkap dimana bahan berharga dapat terbentuk
terkumpul (place), tempat terkumpulnya endapanlcebakan mineral yang karena kondisi
kimia-fisika yang berubah menghasilkan presipitasi elemen-elemen atau senyawa dari
larutan, atau pengkayaan residual akibat perpindahan sebagian unsur-unsur, atau
peningkatan konsentrasi dari yang tidak ekonomis pada batuan menjadi ekonomis pada
endapan yang baru
Adjeng Yalastri Atha Nafilah
03411640000038
Geofisika Pertambangan
Tugas-01

Gambar 1. 2 (a) Proses utama dalam pembentukan endapan bahan galian, (b) Proses penemuan

Secara umum, dengan dasar filosofi pembentukan endapan, maka dapat dikembangkan suatu
filosofi kegiatan eksplorasi dengan pendekatan (proses) pada Gambar 1.3
Adjeng Yalastri Atha Nafilah
03411640000038
Geofisika Pertambangan
Tugas-01

Gambar 1. 3 Pendekatan (proses) kegiatan eksplorasi secara umum

Kegiatan eksplorasi dapat dimulai setelah target endapan yang akan dieksplorasi telah ditetapkan.
Prosedur berikut merupakan prosedur umum yang diterapkan dalam suatu program eksplorasi :
i. Melakukan pengumpulan data awal mineral dan informasi-informasi yang berhubungan
dengan mineral target, dan melakukan analisis terhadap informasi-inforrnasi tersebut untuk
mendapatkan hubungan antara ukuran (size), keterdapatan (sebaran), serta kadar endapan
tenebut dalam beberapa kondisi geologi yang berbeda
ii. Melakukan seleksi data serta membuat sintesis-sintesis untuk menyusun model yang
menggambarkan endapan pada beberapa kombinasi lingkungan geologi,
iii. Menyusun skala prioritas berdasarkan gambaran kondisi daerah target eksplorasi,
Adjeng Yalastri Atha Nafilah
03411640000038
Geofisika Pertambangan
Tugas-01
iv. Melakukan survei geologi pendahuluan dan pengambilan beberapa contoh untuk dapat
menghasilkan gambaran awal berdasarkan kriteria seleksi geologi yang telah ditetapkan
pada daerah terpilih
v. Mencari informasi pada tambang-tambang endapan sejenis yang telah ditutup maupun
sedang beroperasi, dan mencoba menerapkannya jika mempunyai kondisi geologi yang
mirip. Jika ternyata mempunyai kondisi yang tidak sesuai, maka perlu dilakukan
modifikasilpenyesuaian,
vi. Jika beberapa pendekatan memberikan hasil yang positif, maka perlu disiapkan suatu
program sosialisasi dengan komunitas lokal, berupa transfer inforrnasilgambaran
mengenai kegiatan yang akan dilakukan,
vii. Menyusun program dan budget eksplorasi untuk pekerjaan-pekerjaan lanjutan
Program dan budget eksplorasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa tahapan sebagai berikut :
Tahap I (Preliminary), yaitu program dengan budget rendah yang ditujukan untuk memperoleh
informasi umum. Tahap I ini pada umumnya dapat berupa kegiatan : w Survei geologi tinjau
(reconaissance), HI Pengecekan-pengecekan data yang sudah ada pada peta geologi regional (desk
study), HI Pengambilan beberapa sampel awal geokimia.
Tahap II (Prospecting], yaitu program yang disusun berdasarkan gambaran- gambaran yang telah
diperoleh pada tahap I. Tahap II ini pada umumnya berupa kegiatan : w Pemetaan geologi, w
Sampling dan survei geokimia sistematik, HI Beberapa pemboran dangkal (scout drilling). HI
Survei geofisika.
Tahap Ill (Finding & Calculation/Evaluation), yaitu program yang ditujukan untuk memastikan
kondisi endapan yang disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi hasil tahap II (model
genetik). Target awal dipersempit sesuai dengan anomali geokimia dan geofisika yang ditemukan.
Pada umumnya program yang direncanakan berupa pemboran dan sampling untuk pemastian
anomali-anomali yang ada.
Adjeng Yalastri Atha Nafilah
03411640000038
Geofisika Pertambangan
Tugas-01

Gambar 1. 4 Pentahapan kegiatan eksplorasi

Pengambllan Keputusan Pada Setiap Tahapan Eksplorasi


Secara prinsip, eksplorasi mengandung unsur desain, probabilitas, dan resiko. Adapun prinsip utama dalam
eksplorasi; semakin tinggi tingkat kepercayaan yang diinginkan (dalam pentahapan eksplorasi) semakin
rapat titik data (grid density) yang direncanakan, sehingga semakin besar biaya yang harus dikeluarkan
(lihat Gambar 1.5). Titik-titik pengambilan keputusan merupakan suatu saat dimana harus dipilih apakah
kegiatan yang dilakukan menghasilkan sesuatu yang prospek untuk diteruskan, atau dianggap sudah tidak
prospek lagi untuk dilanjutkan ke tahap lebih detil.
Adjeng Yalastri Atha Nafilah
03411640000038
Geofisika Pertambangan
Tugas-01

Gambar 1. 5 Diagram alir tahapan pengambilan keputusan, sesuai model, hasil interpretasi dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan
eksploras
Adjeng Yalastri Atha Nafilah
03411640000038
Geofisika Pertambangan
Tugas-01

III. Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral


Dalam Amandemen 1 SNI 13-4726-1998 dijelaskan bahwa klasifikasi sumberdaya mineral dan
cadangan didasarkan pada dua kriteria, yaitu tingkat keyakinan geologi dan pengkajian layak
tambang.

1. Tingkat Keyakinan Geologi


Tingkat keyakinan geologi ditentukan oleh empat tahap eksplorasi, yaitu:
a. Survei tinjau (reconnaissance) Survei tinjau adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi
daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional berdasarkan hasil
studi geologi regional, di antaranya pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan metoda tidak
langsung lainnya, dan inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulannya berdasarkan
ekstrapolasi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi
yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Perkiraan kuantitas hanya dilakukan apabila datanya
cukup tersedia atau ada kemiripan dengan endapan lain yang mempunyai kondisi geologi yang
sama.
b. Prospeksi (prospecting) Prospeksi adalah tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah
yang mengandung endapan mineral yang potensial. Metoda yang digunakan adalah pemetaan
geologi untuk mengidentifikasi singkapan, dan metoda yang tidak langsung seperti studi geokimia
dan geofisika. Paritan yang terbatas, pemboran dan pencontohan mungkin juga dilaksanakan.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi suatu endapan mineral yang akan menjadi target
eksplorasi selanjutnya. Estimasi kuantitas dihitung berdasarkan interpretasi data geologi, geokimia
dan geofisika.
c. Eksplorasi umum (general exploration) Eksplorasi umum adalah tahap eksplorasi yang
merupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda yang digunakan
termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar, membuat paritan dan pemboran
untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan
secara terbatas berdasarkan metoda penyeledikan tak langsung. Tujuannya adalah untuk
menentukan gambaran geologi suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan awal
mengenai ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya. Tingkat 12 ketelitian sebaiknya dapat
digunakan untuk menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi rinci diperlukan.
d. Eksplorasi rinci (detailed exploration) Eksplorasi rinci adalah tahap eksplorasi untuk
mendeliniasi secara rinci dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari
pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Jarak pencontohan sedemikian
rapat sehingga ukuran, bentuk, sebaran , kuantitas dan kualitas dan ciri-ciri yang lain dari endapan
mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Uji pengolahan dari
pencontohan ruah (bulk sampling) mungkin di perlukan. Kegiatan dari a ke d di atas menunjukkan
makin rincinya penyelidikan, sehingga tingkat keyakinan geologinya makin tinggi dan tingkat
kesalahannya makin rendah.

2. Pengkajian Layak Tambang


a. Pengkajian layak tambang meliputi faktor-faktor ekonomi, penambangan, pemasaran,
lingkungan, sosial, dan hukum/perundangundangan. Untuk endapan mineral bijih, metalurgi juga
merupakan faktor pengkajian layak tambang.
Adjeng Yalastri Atha Nafilah
03411640000038
Geofisika Pertambangan
Tugas-01
b. Pengkajian layak tambang akan menentukan apakah sumberdaya mineral akan berubah menjadi
cadangan atau tidak.
c. Berdasarkan pengkajian ini, bagian sumberdaya mineral yang layak tambang berubah statusnya
menjadi cadangan sedangkan yang belum layak tambang tetap menjadi sumberdaya mineral.
Berdasarkan kedua kriteria di atas, tingkat keyakinan geologi dan pengkajian layak tambang,
kemudian dikelompokkan tingkat kelas sumberdaya dan cadangan mineral.

Berikut ini adalah kriteria dan klasifikasi sumberdaya dan cadangan dalam Amandemen 1 SNI 13-
4726-1998:
1. Sumberdaya Mineral, terdiri dari:
a. Sumberdaya Mineral Hipotetik Sumberdaya mineral hipotetik (hypothetical mineral
resource) adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan
perkiraan pada tahap survai tinjau.
b. Sumberdaya Mineral Tereka Sumberdaya mineral tereka (inferred mineral resource)
adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap
prospeksi. c. Sumberdaya Mineral Terunjuk Sumber daya mineral terunjuk (indicated mineral
resource) adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil
tahap eksplorasi umum.
d. Sumberdaya Mineral Terukur Sumber daya mineral terukur (measured mineral resource)
adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap
eksplorasi rinci.

2. Cadangan, dibagi menjadi dua, yaitu:


a. Cadangan Terkira Cadangan terkira (probable reserve) adalah sumber daya mineral
terunjuk dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih
rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,
sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
b. Cadangan Terbukti Cadangan terbukti (proved recerve) adalah sumberdaya mineral terukur
yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga
penambangan dapat dilakukan secara ekonomik

Anda mungkin juga menyukai