Disusun Oleh:
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufik
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Metode Non Farmakologi Mengurangi Nyeri Haid” ini. Penyusunan
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata KuliahMaternitas di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang. Selain itu tujuan penyusunan makalah
iniuntukmemberikan gambaran dan panduan kepada mahasiswa sehingga
mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengangangguan
nyeri haid yang terjadi pada remaja dengan menggunakan metode non
farmakologi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menstruasi merupakan satu bagian dari perjalanan hidup wanita yang dimulai
dari menarche sampai menopause. Siklus normal menstruasi lamanya bervariasi
antara 21- 45 hari dan periode keluarnya darah berkisar antara 3 sampai 7 hari.
Kebanyakan perempuan mengalami menstruasi sampai umur 40 atau 50
tahun(Ahimsa Yoga Anindita, 2010).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dismenorea?
2. Bagaimana dismenorea dapat terjadi?
3. Bagaimana metode non farmakologi yang dapat digunakan untuk
mengatasi nyeri?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini yaitu mengetehui metode non farmakologi
yang dapat di gunakan untuk mengatasi nyeri haid. Sehingga mahasiswa dapat
melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nyeri haid
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Disminorea
b. Dismenorea Kongestif
Dismenorea kongestif biasanya dapat diketahui beberapa hari sebelum masa
menstruasi. Dismenorea kongestif memiliki gejala yang ditimbulkan kurang lebih
berlangsung selama 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Gejala-gejala yang
ditimbulkan dismenorea kongestif, antara lain pegal, sakit pada payudara, lelah,
mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, ceroboh, gangguan tidur,dan
timbul memar di paha serta lengan atas. Pada saat menstruasi datang, dismenorea
kongestif tidak terlalu menimbulkan nyeri, bahkan setelah menstruasi hari
pertama, penderita dismenorea kongestif akan merasa lebih baik.
Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, antara lain:
a. Dismenorea Primer
Dismenorea primer atau yang dikenal sebagai dismenorea tiba-tiba, biasanya
terjadi sesudah menarche (sekitar 1 tahun atau lebih). Dismenorea primer
merupakan nyeri menstruasi yang terjadi tanpa adanya kelainan ginekologik yang
nyata.Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-sama menstruasi dan berlangsung
dalam beberapa jam. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik yang
sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala. Rasa nyeri itu
utamanya dapat dirasakan pada bagian bawah perut dan sering menjalar ke bagian
dalam paha. Ada juga kemungkinan rasa sakit pada punggung bagian bawah.
Dismenorea primer hampir selalu hilang dengan sendirinya setelah seorang wanita
berusia 25-30 tahun, dan biasanya berada pada puncaknya dalam usia 15-20
tahun. Perubahan-perubahan kegiatan fisik, pola hidup maupun kurangnya
bergerak dapat berpengaruh terhadap terjadinya dismenorea primer.
b. Dismenorea Sekunder
Dismenorea sekunder sering ditemukan pada wanita yang berusia dewasa
pertengahan sekitar lebih dari 35 tahun dan jarang terjadi sebelum usia 30 tahun.
Dismenorea sekunder merupakan nyeri menstruasi yang disebabkan oleh
penyakit, gangguan atau kelainan di dalam maupun di luar rahim. Nyeri dimulai
saat menstruasi dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah menstruasi.
Nyeri yang dirasakan saat dismenorea sekunder sering dikatakan sebagai indikator
adanya penyakit yang diderita yang menyangkut dengan penyakit reproduksi yang
ditemukan pada kelainan ginekologik atau organik seperti endometriosis dan
adenomiosis, uterus miomatosus, penyakit radang panggul, dan polip
endometrium.
a. Wortel
Wortel dalam 100 gram mengandung Beta Karoten sebanyak 754 mcg. Beta-
karoten selain sebagai antioksidan, juga memiliki efek analgetik (anti nyeri) dan
anti-inflamasi (anti peradangan). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Jeane Esvandiary dkk dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta diketahui
bahwa konsumsi beta-karoten sebanyak 3.071,93 SI/kgBB dapat memberikan efek
analgetik dan anti-inflamasi terhadap tubuh (Astawan, 2008)
Dalam penelitian ini responden diberikan perasan wortel dengan bahan wortel
250 gr, air putih 100 cc dan gula pasir 2 sendok makan. Cara membuat dengan
membersihkan wortel kemudian cuci sampai bersih dan potong benjadi beberapa
bagian.Campurkan semua bahan dalam blender. Blender semua bahan sampai
tercampur rata. Tuangkan dalam gelas kemudian sajikan.
c. Jahe
Nyeri haid responden dengan intervensi dapat dinyatakan lebih rendah dari
pada nilai rata-rata tanpa intervensi sehingga dapat dinyatakan bahwa pemberian
ramuan jahe ini berpengaruh terhadap pengurangan nyeri haid pada mahasiswi
STIKes PMC.
d. Yoga
e. Streching Exercise
Penanganan dismenore dengan exercise aman digunakan tanpa adanya efek
yang ditumbulkan karena menggunakan proses fisiologis (Ningsih 2012). Adapun
salah satu caraexercise/ latihan untuk menurunkan intensitas dismenore adalah
dengan melakukan abdominal streaching exercise.
Menurut Thermacare (2010) abdominal streachingexercise, merupakan suatu
latihan peregangan otot terutama pada perut yang dilakukan selama 10 menit.
Latihan ini dirancang khusus untuk meningkatkan kekuatan otot, daya tahan,
fleksibilitas, sehingga diharapkan dapat mengurangi nyeri haid. Abdominal
streaching exercise merupakan gabungan dari enamgerakan cat stretch, lower
trunk rotation, buttock/hip stretch, abdominal strengthening (curl up), lower
abdominal strengthening, dan the bridge position (Thermacare, 2010).
Penanganan yangdapat dilakukan salah satunya yaitu dengan abdominal
streaching exercise yang mana latihan yang dilakukan saat dismenore dapat
menolong otot-otot yang mengalami ketegangan untuk menjadi relaks karena saat
melakukan abdominal streaching exercise tubuh menghasilkan hormon endorphin
yang kemudian dialirkan keseluruh tubuh. Adapun peran daripada hormon
endorphin ini adalah mengendalikan kondisi pembuluh darah menjadi normal
kembali dan menjaga aliran darah supaya dapat mengalir dengan mudah dan
tanpahambatan.
Selain itu, hormon endorphin juga dapat menjadi analgesik alami di dalam
tubuh. Olahraga dapat meningkatkan kadar β- endorphin empat sampai lima kali
di dalam darah. Semakin banyak melakukan olahraga atau exercise maka akan
semakin tinggi pula kadar β-endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di
dalam hipotalamus dan sistem limbic yang berfungsi untuk mengatur emosi.
f. Kompres Hangat
g. Endorphin Massage
Endorphin massage adalah suatu metode sentuhan ringan yang pertama kali
dikembangkan oleh Constance Palinsky dan digunakan untuk mengelola rasa
sakit. Teknik sentuhan ringan juga membantu menormalkan denyut jantung dan
tekanan darah. Teknik sentuhan ringan ini mencakup pemijatan ringan yang bisa
membuat bulu-bulu halus di permukaan kulit berdiri. Sejumlah penelitian
membuktikan bahwa teknik ini meningkatkan pelepasan hormon endorphin dan
oksitosin yang berfungsi untuk mengurangi rasa sakit (Aprillia, 2010).
Pada saat penelitian, peneliti memberikan kuesioner skala nyeri kepada
responden, kemudian melakukan endorphine massage kepada responden yang
mengalami dismenore pada hari ke 1 atau 2, yang diberikan selama 10 menit, dan
diberikan sebanyak 1 kali sehari baik pagi, siang maupun sore sesuai responden
yang mengalami dismenore. Setelah itu memberikan kembali kuesioner skala
nyeri kepada responden untuk mengetahui penurunan nyeri yang dirasakan.
BAB III
KESIMPULAN
Fibroid: tumor yang tidak bersifat kanker di dalam rahim dan dapat
membuat menstruasi Anda terasa menyakitkan.